Anda di halaman 1dari 8

Nerspedia, April 2018; (1): 20-27

BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN WAKTU TANGGAP PELAYANAN


KEPERAWATAN BERDASARKAN KATEGORI TRIAGE

Purwanti Ningsih, Abdurrahman Wahid, Herry Setiawan

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung


Mangkurat, Jl. A. Yani KM. 36 Banjarbaru, 70714

Email korespondensi: purwantiningsih552@gmail.com

ABSTRAK
Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan pertolongan segera untuk
mencegah kematian dan kecacatan, salah satu indikator mutu pelayanan adalah respon time.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan waktu tanggap
pelayanan keperawatan berdasarkan kategori triage di IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Penelitian ini dilaksanakan di IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura, menggunakan pendekatan
cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 23 responden yang diambil secara total
sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner beban kerja perawat
dan lembar observasi menggunakan stopwatch. Analisa data menggunakan uji fisher’s exact test
didapatkan (p=0,046), berarti ada hubungan beban kerja perawat dengan waktu tanggap
pelayanan keperawatan berdasarkan kategori triage prioritas 1dan (p=1,000), berarti tidak ada
hubungan beban kerja perawat dengan waktu tanggap pelayanan keperawatan berdasarkan
kategori triage prioritas 2 dan 3 di IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura.Waktu tanggap perawat
dalam memberikan pertolongan segera kepada pasien yang mengalami kegawatdaruratan, sangat
ditentukan oleh beban kerja perawat dan pelatihan yang dimiliki oleh perawat sendiri.

Kata-kata kunci: Beban Kerja, Triage, Waktu Tanggap.

ABSTRACT
Emergency patient services were services that require immediate relief to prevent death and
disability, one indicator of service quality was response time. The purpose of this study to
determine the relationship of nurse workload with the nursing service response time based on the
triage category in IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura. This research was conducted at IGD
RSUD Ratu Zalecha Martapura, used cross sectional approach. The sample in this study
amounted to 23 respondents taken in total sampling. The instrument used in this research is nurse
workload questionnaire and observation sheet used stopwatch. The data analysis used fisher's
exact test test was obtained (p = 0,046), it means there was relation of nurse work load with
nursing service response time based on priority triage category 1 and (p = 1,000), it means there
was no relation of nurse workload with nursing service response time by priority triage category
2 and 3 in ER Guci RSUD Ratu Zalecha Martapura. The nurse's response time in providing
immediate relief to emergency patients was largely determined by the nurse's workload and the
training possessed by nurses themselves.

Keywords: Respons Time, Triage, Workload.

20
Nerspedia, April 2018; (1): 20-27

PENDAHULUAN tanggapi perawat dalam menangani


pasien kondisi darurat masih kurang
Unit dalam RS melayani 24 jam tanggap yaitu (>5 menit) (6).
setiap harinya adalah IGD. IGD adalah Berdasarkan data kunjungan pasien
pintu awal dalam penanganan pasien ke IGD tahun 2016 mencapai 18.195
yang mengalami kegawatan dalam pasien. Jumlah kunjungan pasien tiga
berbagai kasus penyakit yang di alami bulan terakhir (Februari-April) mencapai
(1). 4.949 pasien. Jumlah perawat di IGD 24
Dalam WHO menunjukkan semakin orang yang terbagi adalah 5 shift.
berat beban kerja sebagai perawat akan Berdasarkan studi pendahuluan peneliti
sangat memengaruhi motivasi kerja dari pada tanggal 27 April 2017 terhadap 5
perawat tersebut dan memengaruhi pasien dengan kategori P1 waktu
tingkat penanganan terhadap pasien yang tanggap pelayanannya lebih 5 menit,
sakit. penempatan alat yang berubah-ubah,
Penelitian Madjid, Yusuf dan belum jelasnya penempatan staf perawat
Dulahu (2014) dampak beban kerja berat di dalam IGD bedah dan non-bedah dan
berdampak bagi pelayanan di IGD ketersediaan alat yang kurang maksimal
apabila jumlah pasien meningkat dan serta kurangnya pelatihan BTCLS yang
dengan kondisi yang berubah-ubah dapat terbaru yang belum diikuti oleh perawat
mengakibatkan pasien harus menunggu dan tidak adanya fasilitas laboratorium
antrian terlalu lama (2). khusus di IGD serta banyaknya jumlah
Penyebab keterlambatan waktu kunjungan pasien di IGD dibandingkan
tanggap pada penanganan pasien di IGD jumlah perawat yang bertugas. Penelitian
dapat dicegah dengan memprioritaskan ini bertujuan untuk untuk mengetahui
kegawatdaruratan pasien secara cepat hubungan beban kerja perawat dengan
dan tepat (3). Triage di’Indonesia waktu tanggap pelayanan keperawatan
sampai saat ini masih belum terlaksana berdasarkan kategori triage di IGD
dengan baik oleh tenaga kesehatan RSUD Ratu Zalecha Martapura.
khususnya perawat.Menurut Kepmenkes
Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 standar METODE PENELITIAN
waktu tanggap pelayanan di IGD
berdasarkan adalah ≤5 menit terlayani, Penelitian menggunakan desain
setelah pasien dating (4). Haedar (2015) observasional analitik dengan
waktu tanggap dikategorikan dengan pendekatan cross sectional. Populasi
prioritas P1 penanganan 0 menit, P2 yang digunakan adalah seluruh perawat
penanganan <30 menit, P3 penanganan yang menangani pasien berdasarkan
<60 menit. kategori triage di IGD RSUD Ratu
Faktor yang memengaruhi perawat Zalecha Martapura. Teknik sampling
dalam bekerja khususnya melaksanakan yang digunakan total sampling
triage di IGD diantaranya adalah usia, berjumlah 23 responden.
gender, seringnya perawat ikut dalam
pelatihan kegawatan dan lamanya tenaga HASIL DAN PEMBAHASAN
kesehatan dalam bekerja. Haryanti,
Faridah Aini dan Puji Purwaningsih Pengumpulan data dilaksanakan
(2013) keadaan stres dan emosional pada tanggal 19 Agustus-31 Oktober
tenaga kesehatan khususnya perawat 2017. Subyek pada penelitian ini
akan bedanpak negatif dalam kinerjanya sebanyak 23 orang di IGD RSUD Ratu
(5). Zalecha Martapura. Hasil dari pengisian
Menurut Maatilu (2014) di Manado kuesioner, kemudian dilakukan analisis
bahwa hasil penelitian didapatkan waktu data univariat dan bivariat.

21
Nerspedia, April 2018; (1): 20-27

Tabel 1. Frekuensi karakteristik responden pernah diikuti perawat di IGD RSUD


di IGD. Ratu Zalecha Martapura 16 orang
No Karakteristik (69,6%) masih berlaku pelatihan yang
f (%)
Responden pernah diikutinya.
1 Usia
18-40 Tahun 18 78,3 Tabel 2. Frekuensi beban kerja perawat di
41-60 Tahun 5 21,7 IGD.
>60 Tahun 0 0 Total Responden
Beban Kerja Perawat
2. Jenis kelamin n %
Perempuan 5 21,7 Tidak berat 10 43,5
Laki-laki 18 78,3s Berat 13 56,5
3. Pendidikan Total 23 100
Diploma III
19 82,6
Keperawatan Tabel 2, beban kerja perawat di IGD
S1 Keperawatan 1 4,3 RSUD Ratu Zalecha Martapura yang
Profesi Ners 3 21,7 terbanyak mengatakan berat sebanyak 13
S2 Keperawatan 0 0 orang (56,5%). Hasil penelitian
4. Masa kerja disimpulkan dari 5 data skor tertinggi
≤ 5 tahun 10 43,5 kuesioner menyatakan bahwa beban
> 5 tahun 13 56,5 kerja yang berat dikarenakan banyaknya
5. Pelatihan yang pernah diikuti pekerjaan yang harus dilakukan demi
Tidak pernah 4 17,4 menyelamatkan pasien, ketersediaan alat
Pernah (BTCLS) 19 82,6 dan sarana kerja di IGD yang kurang
6. Masa belaku pelatihan yang pernah lengkap, keinginan pimpinan rumah
diikuti sakit terhadap pelayanan yang bermutu,
Tidak berlaku 3 13 tuntutan keluarga untuk keselamatan
Berlaku 16 69,6 pasien dan setiap saat menghadapi
Tidak pernah pasien dengan keadaan yang tidak
4 17,4
mengikuti pelatihan berdaya, koma dan terminal.
Total 23 100 Penelitian ini sejalan dengan
Madjid, et al (2014) hasil observasi
Tabel 1, menunjukkan bahwa usia menunjukkan persentase perawat dengan
perawat yang terbanyak pada usia 18-40 beban kerja berat lebih besar dari pada
tahun sebanyak 18 orang (78,3%), persentase perawat dengan beban kerja
karakteristik responden berdasarkan ringan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
jenis kelamin perawat yang terbanyak eksternal yaitu organisasi dan
pada laki-laki sebanyak 18 orang lingkungan kerja, penempatan staf belum
(78,3%), karakteristik responden diatur dan belum dibagi perawat untuk
berdasarkan pendidikan perawat yang pasien yang masuk dalam IGD bedah
terbanyak pada Diploma III dan non-bedah dan 1 perawat memegang
Keperawatan sebanyak 19 orang 4 orang pasien pada saat full bed.
(82,6%), karakteristik responden Dengan demikian beban kerja perawat di
berdasarkan masa kerja perawat IGD termasuk beban kerja berat (2).
terbanyak pada masa kerja lebih 5 tahun Kusmiati (2003), beban kerja dapat
sebanyak 13 orang (56,5%), karakteristik dipengaruhi dengan kondisi pasien yang
responden berdasarkan pelatihan yang berubah-ubah, rata-rata perawatan pasien
pernah diikuti perawat terbanyak pernah yang dibutuhkan untuk memberikan
mengikuti pelatihan sebanyak 19 orang pelayanan langsung dan banyaknya
(82,6%) dan karakteristik responden tugas tambahan yang dikerjakan perawat
berdasarkan masa berlaku pelatihan yang (7).

22
Nerspedia, April 2018; (1): 20-27

Tabel 3. Distribusi frekuensi waktu tanggap mengidentifikasi cedera/kelainan


pelayanan keperawatan pengancam jiwa didapatkan waktu
berdasarkan kategori triage di tanggap ≤5 menit serta responden sudah
IGD. terlatih dalam mengatasi pasien gawat
Waktu tanggap pelayanan Total darurat dan telah mendapatkan pelatihan
keperawatan berdasarkan Responden
BTCLS (8).
kategori triage n %
Penelitian Maatilu et al (2014)
Kategori P1
menunjukkan perawat di IGD memiliki
Baik 18 78,3
waktu tanggap lebih dari 5 menit
Buruk 5 21,7
sebanyak 17 orang (56.7%) dan waktu
Kategori 2
tanggap kurang dari 5 menit sebanyak 13
Baik 22 95,7
orang (43,3 %). Hal ini menunjukkan
Buruk 1 4,3
bahwa waktu tanggap perawat di IGD
Kategori P3
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Baik 22 95,7
masih lambat (6)
Buruk 1 4,3
Kemenkes (2009) bahwa indikator
Total 23 100
waktu tanggap di IGD adalah harus ≤5
menit. Waktu tanggap dari perawat pada
Tabel 3, menunjukkan waktu
penanganan pasien gawat darurat yang
tanggap pelayanan keperawatan
memanjang dapat menurunkan usaha
berdasarkan kategori triage prioritas 1 di
penyelamatan pasien (9).
IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura
Wilde (2009) membuktikan bahwa
yaitu baik sebanyak 18 orang (78,3%)
pentingnya waktu tanggap pada pasien.
dan buruk seabnyak 5 orang (21,7%).
Mekanisme waktu tanggap menentukan
Hal ini dikarenakan responden sudah
keluasan rusaknya organ-organ dalam
terlatih dalam mengatasi pasien gawat
dan dapat mengurangi pembiayaan (10).
darurat dan telah mendapatkan pelatihan
Green, et al (2006) mengemukakan
BTCLS serta pelatihan BTCLS yang
bahwa perubahan yang sangat kecil
didapatkan masih berlaku, sehingga
seperti penempatan staf, sangat
dalam penanganan prioritas 1 waktu
berdampak pada keterlambatan
tanggap keperawatan ≤5 menit.
penanganan di IGD (11).
Penelitian ini sejalan dengan
Yoon et al (2003) mengemukakan
Suratmi (2016) menunjukkan bahwa
faktor yang memengaruhi keterlambatan
perawat di UGD UPTD Puskesmas
penanganan pasien gawat darurat yaitu
Ampah, menunjukkan bahwa sebanyak
karakter pasien, waktu kedatangan
15 responden (88,2%) melakukan respon
pasien, penempatan staf, ketersediaan
time sesuai standar yang ada, dan
stretcher, petugas kesehatan,
sebanyak 2 responden (11,8%) belum
pelaksanaan manajemen dan strategi
melakukan respon time sesuai standar
pemeriksaan (12).
yang ada (8).
Tabel 3 menunjukkan bahwa waktu
Hasil penelitian didapatkan 15
tanggap pelayanan keperawatan
responden (88,2%) melakukan respon
berdasarkan kategori triage kategori
time sesuai standar, hal ini dikarenakan
triage prioritas 2 waktu tanggap baik
pada saat peneliti menghitung respon
sebanyak 22 (95,7%) dan buruk
time perawat pada waktu penanganan
sebanyak 1 orang (4,3%). Hal ini
awal pada pasien trauma kecelakaan lalu
dikarenakan responden telah terlatih
lintas dengan menggunakan stopwatch
dalam melakukan waktu tanggap
ketika pasien tiba di depan pintu UGD
pelayanan pasien dengan kategori triage
sampai melakukan tindakan keperawatan
prioritas 2, banyaknya responden yang
dalam menstabilkan pasien,
telah mengikuti pelatihan BTCLS

23
Nerspedia, April 2018; (1): 20-27

sehingga tanggap dalam menagani Tabel 4. Hasil analisis beban kerja perawat
pasien, adanya pengalaman kerja selama dengan waktu tanggap pelayanan
di IGD serta masa kerja yang lebih dari 5 keperawatan berdasarkan kategori
tahun. triage di IGD.
Kategori triage prioritas 2 termasuk Beban kerja
perawat
tindakan gawat tetapi tidak darurat.
Waktu Tidak Berat
Pasien memerlukan perawatan, tetapi p value
tanggap Berat
dengan tingkat cedera yang kurang berat n n
dan dipastikan tidak mengalami (%) (%)
ancaman jiwa dalam waktu Kategori P1
dekat. Kategori triage prioritas 2 10 8
berlabel kuning (13). Baik
(43,5) (34,8)
Tabel 3 menunjukkan waktu 0,046
0 5
Buruk
tanggap pelayanan keperawatan (0) (21,7)
berdasarkan kategori triage prioritas 3 Kategori P2
waktu tanggap baik sebanyak 22 Baik 10 12
(95,7%) dan buruk sebanyak 1 orang (43,5) (52,2)
1,000
(4,3%). Hal ini dikarenakan responden Buruk 0 1
telah terlatih dalam melakukan waktu (0) (4,3)
tanggap pelayanan pasien dengan Kategori P3
kategori triage prioritas 2, adanya Baik 10 12
(43,5) (52,2)
pengalaman kerja selama di IGD dan 1,000
Buruk 0 1
masa kerja yang lebih dari 5 tahun. (0) (4,3)
Kategori triage prioritas 3
termasuk tindakan darurat tetapi tidak yang harus dilakukan demi keselamatan
gawat seperti penanganan pada pasien pasien, ketersediaan alat dan sarana kerja
laserasi, fraktur tertutup, otitis media, yang kurang memadai, harapan
luka superficial dan luka-luka ringan. pimpinan terhadap pelayanan yang
Prioritas 3 dalam triage, pasien yang berkualitas dan setiap saat menghadapi
tidak membutuhkan pertolongan segera karakteristik pasien yang tidak berdaya
serta tidak mengancam nyawa dan tidak koma serta kondisi terminal.
menimbulkan kecacatan. Kategori Hasil penelitian ini menunjukkan
triage prioritas 3 diberikan label beban kerja berat tetapi waktu tanggap
berwarna hijau (13).
pelayanan keperawatan berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian kategori triage prioritas 1 baik sebanyak
menunjukkan bahwa setelah dilakukan 8 orang (34,8%). Hasil penelitian
tabulasi silang dan analisis data disimpulkan dari rekapitulasi data
menggunakan uji statistik uji fisher’s karakteristik responden dimana
exact test didapatkan p=0,046 maka H0 responden telah terlatih dalam
ditolak artinya ada hubungan beban kerja
melakukan waktu tanggap pelayanan
perawat dengan waktu tanggap pasien dengan kategori triage prioritas 1,
pelayanan keperawatan berdasarkan banyaknya responden yang telah
kategori triage prioritas 1 di IGD RSUD mengikuti pelatihan BTCLS dan masih
Ratu Zalecha Martapura. Hasil analisis berlaku sehingga tanggap dalam
didapatkan bahwa beban kerja berat menagani pasien, adanya pengalaman
maka waktu tanggap buruk sebaliknya
kerja selama di ruang instalasi gawat
beban kerja perawat ringan maka waktu darurat serta masa kerja yang lebih dari 5
tanggap baik. Hal ini dikarenakan tahun.
observasi pasien yang secara ketat
selama jam kerja, banyaknya pekerjaan

24
Nerspedia, April 2018; (1): 20-27

Penelitian ini sejalan dengan Penelitian ini sejalan dengan teori


Kambuaya, et al (2016) menunjukkan Wijaya (2010) menyatakan bahwa
ada hubungan antara beban kerja penanganan prioritas 3 tidak perlu
perawat dengan waktu tanggap menurut segera dan pemindahan bersifat
persepsi pasien di IGD Rumah Sakit terakhir serta jangan terlambat.
Umum Daerah Kabupaten Sorong (14). Penerapan triage antara lain upaya
Penelitian Panggah (2008) memilah kasus cedera secara cepat
menyatakan jumlah pasien yang berdasarkan keparahan cedera dan
dimasukkan ke unit tiap peluang kelangsungan hidup melalui
hari/bulan/tahun, rata-rata lama pasien intervensi medis yang segera. Sistem
tinggal di IGD, tindakan keperawatan triage tersebut harus disesuaikan dengan
langsung dan tidak langsung, frekuensi keahlian perawat (13).
tindakan dan rata-rata waktu yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan PENUTUP
merupakan faktor yang memengaruhi
beban kerja (15). Kesimpulan penelitian ini adalah
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil kepuasan pasien di rawat jalan RSUD dr.
analisis statistik uji fisher’s exact test Doris Sylvanus Palangkaraya yang
didapatkan p=1,000 maka H0 diterima terbanyak yaitu puas sebanyak 183 orang
artinya tidak ada hubungan beban kerja (92%). Waktu tanggap pelayanan
dengan waktu tanggap berdasarkan keperawatan berdasarkan kategori triage
kategori triage prioritas 2 di IGD RSUD prioritas 1 di IGD RSUD Ratu Zalecha
Ratu Zalecha Martapura. Hal ini Martapura yang terbanyak yaitu baik
dikarenakan waktu tanggap pelayanan sebanyak 18 orang (78,3%), kategori
keperawatan pada triage prioritas 2 triage prioritas 2 dan 3 yang terbanyak
cukup panjang dengan klasifikasi yang waktu tanggap baik sebanyak 22
tidak memerlukan tindakan darurat. (95,7%). Ada hubungan beban kerja
Penelitian ini sejalan dengan teori perawat dengan waktu tanggap
Wijaya (2010) menyatakan bahwa pelayanan keperawatan berdasarkan
prioritas 2 merupakan keadaan yang kategori triage prioritas 1 dan tidak ada
mengancam nyawa bila tidak segera hubungan beban kerja perawat dengan
ditangani dalam jangka waktu singkat. waktu tanggap pelayanan keperawatan
Pasien berlabel kuning adalah pasien berdasarkan kategori triage prioritas 2
dengan infeksi luka ringan, usus buntu, dan 3 di IGD RSUD Ratu Zalecha
patah tulang, luka bakar ringan. cedera Martapura.
abdomen tanpa shok dan lain-lain (13). Saran bagi RSUD Ratu Zalecha
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil Martapura memperbaiki keterlambatan
analisis statistik uji fisher’s exact test waktu tanggap pelayanan keperawatan
didapatkan p=1,000 maka H0 diterima dalam kategori triage prioritas 1 dengan
artinya tidak ada hubungan beban kerja ketersediaan alat dan sarana di IGD yang
perawat dengan waktu tanggap lengkap sehingga dapat menyelamatkan
pelayanan keperawatan berdasarkan pasien sesegera mungkin.
kategori triage prioritas 3 di IGD RSUD
Ratu Zalecha Martapura. Hal ini KEPUSTAKAAN
dikarenakan waktu tanggap pelayanan
keperawatan pada triage prioritas 3 1. Paula, K. Asuhan Keperawatan
cukup lama dengan keadaan pasien Gawat Darurat, Jakarta: Trans Info
sadar, tidak ada gangguan ABC dan Media; 2009.
dapat diberikan tindakan lebih lanjut
ke poliklinik.

25
Nerspedia, April 2018; (1): 20-27

2. Madjid, SM, Yusuf, ZK & Dulahu, https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph


WY. Gambaran beban kerja perawat p/jkp/article/view/5229/4743.
dan waktu tanggap pelayanan
keperawatan gawat darurat menurut 7. Hendianti, GN. Gambaran Beban
persepsi pasien di Ruang Instalasi Kerja Perawat Pelaksana Unit
Gawat Darurat RSUD Toto Kabila Instalasi Gawat Darurat Rumah
Kabupaten Bone Bolango. Sakit Muhammadiyah Bandung.
Gorontolo: Fakultas Ilmu-Ilmu Student e-journal 2012; 1 (1).
Kesehatan Dan Keolahragaan, Available from: URL:
Skripsi, Program Studi Ilmu http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/arti
Keperawatan, Universitas Negeri cle/view/717.
Gorontalo; 2014.
8. Suratmi, D. Hubungan pengetahuan
3. Musliha. Keperawatan Gawat perawat tentang respon time dengan
Darurat Yogyakarta: Nuha Medika; waktu penanganan awal (door to
2010. treatment time) pada kasus trauma
kecelakaan lalu lintas di UGD
4. Kepmenkes RI. No. 129 tentang UPTD Puskesmas Ampah.
standar pelayanan minimal rumah Banjarbaru: Fakultas Kedokteran,
sakit, Jakarta: Menteri Kesehatan Skripsi, Program Studi Ilmu
Republik Indonesia. 2008. available Keperawatan Universitas Lambung
from: URL: Mangkurat; 2017.
http://www.pelkesi.or.id/index.php?
option=com_jotloader&section=file 9. Kepmenkes RI. No. 856 tentang
s&task=download&cid=16_7c615c6 standar penanganan pasien gawat
4254e8d50eb26646be44271fa&Item darurat, Jakarta: Menteri Kesehatan
id=123. Republik Indonesia. 2009. Available
from: URL:
5. Haryanti, Faridah, A & Puji, P. http://sardjito.co.id/sardjitowp/wp-
Hubungan antara beban kerja content/uploads/2015/12/kepmenkes
dengan stress kerja perawat di -856-thn-2009-standar-IGD.pdf.
instalasi gawat darurat RSUD
Kabupaten Semarang. Jurnal 10. Wilde. Do emergency medikal
Managemen Keperawatan 2013; 1 system response times matter for
(1): 48-56. Available from: URL: health outcomes?. New York:
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ Colombia University; 2009.
JMK/article/view/949.
11. Green, et al. Using queuering theory
6. Maatilu, et al. Faktor-faktor yang to increase the effectiveness of
berhubungan dengan respon time emergency deprtment provider
perawat pada penanganan pasien staffing. Available from: URL:
gawat darurat di ruang IGD, RSUP http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/
Prof. Dr. R. D Kandou Manado. download?doi=10.1.1.524.1416&re
Jurnal Keperawatan 2014; 2 (2). p=rep1&type=pdf.
Available from: URL:

26
Nerspedia, April 2018; (1): 20-27

12. Yoon, P, Steiner, I, Reinhardt, G.


Analysis of factos influencing
length of stay in the emergency
departments, University of Alberta,
Chicago, CJEM. 2003 5 (3): 155-
161. Available from: URL:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm
ed/17472779.

13. Wijaya, S. Konsep dasar


keperawatan gawat darurat.
Denpasar: PSIK FK UNUD;
2010.

14. Kambuaya, Paulus R, Kumaat,


Lucky T & Onibala F. Hubungan
Beban Kerja Perawat Dengan
waktu tanggap pelayanan
keperawatan gawat darurat
menurut pesepsi pasien di IGD
RSUD Kabupaten Sorong. e-
journal Keperawatan (e-Kp) 2016;
4 (1). Available from: URL:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
p/jkp/article/view/11908

15. Panggah, W. Hubungan beban kerja


dengan waktu tanggap perawat
gawat darurat menurut persepsi
pasien di instalasi gawat darurat
RSU Pandan Arang Boyolali. Berita
Ilmu Keperawatan 2008; 1 (3): 125-
130. Available from: URL:
http://journals.ums.ac.id/index.php/
BIK/article/download/3748/2417.

27

Anda mungkin juga menyukai