Anda di halaman 1dari 3

Setelah bangsa Indonesia berhasil merebut kedaulatan dan berhasil mendirikann Negara merdeka,

perjuangan belum selesai. Perjuangan malah baru bisa dikatakan bahwa perjuangan baru mulai, yaitu upaya
menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir bathin, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-
Undang Dasar 1945. Para pendiri Negara (the founding father) telah sepakat bahwa kemerdekaan bangsa
Indonesia akan diisi nilai-nilai yang telah ada dalam budaya bangsa, kemudian yang disebut dengan nilai-nilai
pancasila.
Pancasila mulai dibicarakan sebagai dasar Negara mulai tanggal 1 juni 1945 dalam siding BPPK oleh Ir.
Soekarno dan pada tanggal 18 agustus 1945 pancasila resmi dan sah menurut hukum menjadi dasar Negara
Republik Indonesia. Kemudian mulai dekrit presiden 5 juni 1959 dan ketetapan MPRS No XX /MPRS/1996
berhubungan dengan ketetapan No I /MPR/1988 No I/MPR/1993, pancasila tetap menjadi dasar falsafah
Negara Indonesia hingga sekarang.
Akibat hukum dari disahkannya pancasila sebagai dasar Negara, maka seluruh kehidupan bernegara dan
bermasyarakat haruslah didasari oleh pancasila. Landasan hukum pancasila sebagai dasar Negara memberi
akibat hukum dan filosofis, yaitu kehidupan Negara dari bangsa ini haruslah berpedoman pada kepada
pancasila. Bagaimana sebetulnya implementasi pancasila dalam sejarah Indonesia selama ini dan pentingnya
upaya untuk mengimplementasikan nilai-nilai pancasila yang setelah reformasi mulai ditinggalkan demi
tegaknya persatuan dan kesatuan NKRI.
Penetapan pancasila sebagai dasar Negara dapat dikatakan mulai pada masa prde lama, tanggal 18 Agustus
1945 sehari setelah Indonesia memproklamirkan diri kemerdekaannya. Apalagi Soekarno akhirnya menjadi
presiden yang pertama Republik Indonesia.
Walaupun baru ditetapkan pada tahun 1945, sesungguhnya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
disarikan dan digali dari nilai-nilai budaya yang telah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pencetus dan
penggali pancasila yang pertama ialah Soekarno sendiri. Sebagai tokoh nasional yang paling berpengaruh pada
saat itu, memilih sila-sila berjumlah 5 yang kemudian yang dinamakan pancasila dengan pertimbangan utama
demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari sabang sampai merauke.
Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi Negara dan bangsa, wajib di implementasikan dalam seluruh
aspek kehidupan bernegara. Dalam mewujudkan pancasila melalui kebijakan, ternyata tidaklah mulus, karena
sangat dipengaruhi oleh pimpinanyang menguasai Negara, sehingga pengisian nilai-nilai pancasila
menampilkan bentuk dan diri tertentu.

Teori nilai budaya


Bangsa Indonesia mengakui bahwa Pancasila telah ada dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari
sejak bangsa Indonesia itu ada. Keberadaan Pancasila masih belum terumuskan secara sistematis seperti
sekarang yang dapat kita lihat. Pancasila pada masa tersebut identik dengan nilai-nilai luhur yang dianut bangsa
Indonesia sebagai nilai budaya. Nilai budaya merupakan pedoman hidup bersama yang tidak tertulis dan
merupakan kesepakatan bersama yang diikuti secara suka rela.

1
Nilai budaya merupakan cara manusia menjawab baik secara pribadi atau masyarakat terhadap masalah-
masalah yang mendasar di dalam hidupnya. Nilai tersebut merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari
konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang
harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. (Koentjaraningrat, 1974: 32).
Nilai budaya akan mempengaruhi pandangan hidup, sistem normatif moral dan seterusnya hingga
akhirnya pengaruh itu sampai pada hasil tindakan manusia.Nilai budaya dengan masing-masing orientasinya
akan mempengaruhi pandangan hidup. Pandangan hidup adalah sesuatu yang dipakai oleh masyarakat dalam
menentukan nilai kehidupan. Dalam bahasa Notonagoro dikenal istilah-istilah kedudukan kodrat, susunan
kodrat, sifat kodrat manusia. Dari sini dapat disimpulkan bahwa manusia mempunyai tiga kecenderungan
mendasar yaitu theo-genetis, bio-genetis, dan sosio-genetis.
Asal mula pancasila secara formal
A.T. Soegito (1999: 32) dengan mengutip beberapa sumber bacaan menjelaskan bahwa mengenal diri
sendiri berarti mengetahui apa yang dapat dilakukannya, dan tak seorang pun akan tahu apa yang dapat
dilakukannya sebelum dia mencoba, satu-satunya petunjuk yang dapat ditemukan untuk mengetahui sesuatu
yang dapat dilakukan manusia adalah dengan mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh manusia
yang terdahulu. Oleh karena itu, nilai sejarah terletak pada kenyataan bahwa ia mengajarkan apa yang telah
dilakukan oleh manusia dan dengan demikian apa sesungguhnya manusia. Tanpa mengetahui sejarah, seseorang
tidak dapat memperoleh pengertian kualitatif dari gejala-gejala sosial yang ada. Secara rinci Sartono
Kartodirdjo menjelaskan bahwa fungsi pengajaran sejarah nasional Indonesia meliputi : 1. Membangkitkan
perhatian serta minat kepada sejarah tanah airnya; 2. Mendapatkan inspirasi dari cerita sejarah; 3. Memupuk
alam pikiran ke arah kesadaran sejarah; 4. Memberi pola pikiran ke arah kesadaran sejarah; 5. Mengembangkan
pikiran penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam memahami sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang terkait dengan Pancasila, Dardji
Darmodihardjo mengajukan kesimpulan bahwa nilai-nilai Pancasila telah menjiwai tonggak-tonggak sejarah
nasional Indonesia yaitu :

1. Cita- cita luhur bangsa Indonesia yang diperjuangkan untuk menjadi kenyataan
2. Perjuangan bangsa Indonesia tersebut berlangsung berabad-abad, bertahap dan menggunakan cara yang
bermacam-macam
3. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia
yang dijiwai oleh pancasila
4. Pembukaan UUD 1945 merupakan uraian terperinci dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
5. Empat pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945; paham negara persatuan, negara bertujuan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, negara berdasarkan kedaulatan rakyat, negara
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
6. Pasal-pasal UUD 1945 merupakan uraian terperinci dari pokok-pokok yang terkandung di dalam
Pembukaan UUD 1945 yang berjiwakan Pancasila
2
7. Maka penafsiran sila-sila pancasila harus bersumber, berpedoman dan berdasar kepada Pembukaan dan
Batang Tubuh UUD 1945. (Dardji Darmodihardjo, 1978: 40).
Secara historis rumusan- rumusan Pancasila dapat dibedakan dalam tiga kelompok (Bakry, 1998: 20) :

1. Rumusan Pancasila yang terdapat dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yang merupakan tahap pengusulan sebagai dasar negara Republik Indonesia,
termasuk Piagam Djakarta.
2. Rumusan Pancasila yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia sebagai dasar
filsafat Negara Indonesia yang sangat erat hubungannya dengan Proklamasi Kemerdekaan.
3. Beberapa rumusan dalam perubahan ketatanegaraan Indonesia selama belum berlaku kembali rumusan
Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

Pancasila Era Kemerdekaan


Dalam perjalanan kehidupan bangsa Indonesia pasca kemerdekaan, Pancasila mengalami banyak
perkembangan. Sesaat setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Pancasila banyak melewati masa-masa
percobaan dan demokrasi. Pada waktu itu, Indonesia masuk ke dalam era percobaan demokrasi multi-partai
dengan sistem kabinet parlementer. Partai-partai politik pada masa itu tumbuh sangat subur, dan proses politik
yang ada cenderung selalu berhasil dalam mengusung kelima sila sebagai dasar negara (Somantri, 2006).
Pancasila pada masa ini mengalami masa kejayaannya. Selanjutnya, pada akhir tahun 1959, Pancasila
melewati masa kelamnya dimana Presiden Soekarno menerapkan sistem demokrasi terpimpin. Pada masa itu,
presiden dalam rangka tetap memegang kendali politik terhadap berbagai kekuatan mencoba untuk
memerankan politik integrasi paternalistik (Somantri, 2006).
Pada akhirnya, sistem ini seakan mengkhianati nilai-nilai yang ada dalam Pancasila itu sendiri, salah
satunya adalah sila permusyawaratan. Kemudian, pada 1965 terjadi sebuah peristiwa bersejarah di Indonesia
dimana partai komunis berusaha melakukan pemberontakan. Pada 11 Maret 1965, Presiden Soekarno
memberikan wewenang kepada Jenderal Suharto atas nama Indonesia. Ini merupakan era awal orde baru
dimana kemudian Pancasila mengalami mistifikasi yang membuat pancasila menjadi kaku atau mutlak.
Pancasila pada masa pemerintahan presiden Soeharto kemudia menjadi core-values (Somantri, 2006), yang
pada akhirnya kembali menodai nilai-nilai dasar yang sesungguhnya terkandung dalam Pancasila itu sendiri.
Pada 1998, pemerintahan presiden Suharto berakhir dan Pancasila kemudian masuk ke dalam era baru yaitu era
demokrasi, hingga hari ini.

Anda mungkin juga menyukai