Anda di halaman 1dari 18

TEKNOLOGI BAHAN BUATAN

(BETON, BAJA, DAN KACA)

Disusun :

Fuad Ega Dwi Syah Putra

I0218036

Dosen Pembimbing :

Ir. Rachmadi Nugroho, MT.


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019

BETON

A. Pengertian

Beton merupakan suatu elemen struktur yang terdiri dari partikel-partikel agregat
yang dilekatkan oleh pasta yang terbuat dari semen portland dan air. Pasta itu mengisi
ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel agregat dan setelah beton segar
dicorkan, ia akan mengeras sebagai akibat dari reaksi-reaksi kimia eksotermis antara
semen dan air sehingga membentuk suatu bahan struktur yang padat dan dapat tahan
lama, (Ferguson, 1991, dalam Muhammad Ikhsan Saifuddin, 2012).

Mulyono (2004), mengungkapkan bahwa beton merupakan fungsi dari bahan


penyusunannya yang terdiri dari bahan semen hidrolik, agregat kasar, agregat halus, air
dan bahan tambah. Sedangkan Sagel, dkk, (1994), menguraikan bahwa beton adalah
suatu komposit dari bahan batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Mutu beton
dipengaruhi oleh bahan pembentukannya serta cara pengerjaannya. Semen
mempengaruhi kecepatan pengerasan beton. Selanjutnya kadar lumpur, atas pengerjaan
yang mencakup cara penuangan, pemadatan, dan perawatan, yang pada akhirnya
mempengaruhi kekuatan beton.

B. Pengelompokan

Menurut Mulyono (2004) secara umum beton dibedakan kedalam 2 kelompok,


yaitu :
1. Beton berdasarkan kelas dan mutu beton. Kelas dan mutu beton ini, di bedakan
menjadi 3 kelas, yaitu :

a. Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan non struktutral. Untuk


pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya
dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan- bahan, sedangkan
terhadap kekuatan tekan tidak disyaratka pemeriksaan. Mutu kelas I
dinyatakan dengan B0.

Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural secara


umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus
dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam

mutu-mutu standar B1, K 125, K 175, dan K 225. Pada mutu B1, pengawasan

mutu hanya dibatasi pada pengawasan terhadap mutu bahan-bahan sedangkan


terhadap kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K
125 dan K 175 dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton
secara kontinu dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji.

c. Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural yang lebih
tinggi dari K 225. Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus
dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya
laboratorium beton dengan peralatan yang lengkap serta dilayani oleh
tenaga-tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara
kontinu.

Adapun pembagian kelas dan mutu beton ini, dapat dilihat dalam tabel di bawah
berikut ini :

Pengawasan
terhadap mutu
σ’bk σ’bm
Kelas Mutu Tujuan
2 2 kekuatan agregat
(kg/cm ) (kg/cm )
tekan
Non
Tanpa
I B0 - - Ringan
Struktural

Tanpa
B1 - - Struktural Sedang

Kontinu
K 125 125 200 Struktural Ketat

II
Kontinu
K 175 175 250 Struktural Ketat

Kontinu
K 225 225 200 Struktural Ketat

K > 225 > 225 Kontinu


III > 300 Struktural Ketat

(Sumber: Mulyono. T, 2004 dalam Anwar, 2011.)

2. Berdasarkan jenisnya, beton dibagi menjadi 6 jenis, yaitu :

a. Beton ringan

Beton ringan merupakan beton yang dibuat dengn bobot yang lebih ringan
dibandingkan dengan bobot beton normal. Agregat yang digunakan untuk
memproduksi beton ringan pun merupakan agregat ringan juga. Agregat yang
digunakan umumnya merupakan hasil dari pembakaran shale, lempung,
slates, residu slag, residu batu bara dan banyak lagi hasil pembakaran
vulkanik. Berat jenis agregat ringan sekitar
800-1800 kg/m3 atau berdasarkan kepentingan penggunaan strukturnya
berkisar 1400 kg/m3, dengan kekuatan tekan umur 28 hari antara 6,89 Mpa
sampai 17,24 Mpa menurut SNI 08-1991-03.

b. Beton normal

Beton normal adalah beton yang menggunakan agregat pasir sebagai agregat
halus dan split sebagai agregat kasar sehingga mempunyai berat

jenis beton antara 2200 kg/m3 – 2400 kg/m3 dengan kuat tekan sekitar 15

– 40 Mpa.

c. Beton berat

Beton berat adalah beton yang dihasilkan dari agregat yang memiliki berat isi
lebih besar dari beton normal atau lebih dari 2400 kg/m3. Untuk menghasilkan
beton berat digunakan agregat yang mempunyai berat jenis yang besar.

d. Beton massa (mass concrete)

Dinamakan beton massa karena digunakan untuk pekerjaan beton yang besar
dan masif, misalnya untuk bendungan, kanal, pondasi, dan jembatan

e. Ferro-Cement

Ferro-Cement adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara


memberikan suatu tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi
kekuatan tarik dan daktil pada mortar semen.

f. Beton serat (fibre concrete)

Beton serat (fibre concrete) adalah bahan komposit yang terdiri dari beton dan
bahan lain berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak-retak
sehingga menjadikan beton lebih daktil daripada beton normal.

C. Faktor yang mempengaruhi kekuatan beton

1. Kualitas semen (PC)

2. Proporsi semen dalam campuran beton


3. Kekuatan dan kebersihan agregat

4. Ikatan/adesi antar pasta, semen dan agregat

5. Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton

6. Pemadatan beton dan perawatan

D. Keuntungan

1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.b.

2. Mampu memikul beban yang beratc.

3. Tahan terhadap temperatur yang tinggid.

4. Biaya pemeliharaan yang kecil

E. Kerugian

1. Bentuk yang telah dibuat sulit diubahb.

2. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggic.

3. Berat

4. Daya pantul suara yang besar

E. Curing Beton (Perawatan Beton)

Curing Beton (perawatan Beton) bertujuan untuk memaksimalkan hasil setelah


pengecorandi lakukan dengan mempertahankan kadar air yang tepat. hal ini
di lakukan denganmenjaga kelembaban dan suhu yang sesuai agar beton terhidrasi
dengan tepat sesuai mutuyang di inginkan.proses curing beton merupakan hal penting
yang harus di lakukan karena mempengaruhikualitas dan kekuatan beton secara
keseluruhan.

Ada berbagai cara metode untuk curing beton. Hal yang harus di perhatikan
adalah kondisi yang terjadi saat pengecoran agar metode yang di lakukan tepat sesuai
dengan kebutuhan. Metedo tersebut adalah sebagai berikut :
1. Water curing (Perawatan dengan pembasahan)

2. Membran curing (Perawatan dengan membran)

3. Application of heat (Perawatan dengan pemanasan)

4. Pelapisan dengan kalsium klorida

F. Pengaplikasian Beton

Blok beton Struktur bangunan


beton

Perkerasan jalan beton Pondasi beton


BAJA

A. Pengertian

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa
elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar
antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada
dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian
kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang
ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja
diantaranya :mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan
niobium. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,
berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah
sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal
(crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena
berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan
cangkul.

B. Jenis baja

Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :

1) Baja karbon (Carbon steel)

Baja karbon dapat terdiri atas :

a. Baja karbon rendah (low carbon steel)

Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C ) Sifatnya mudah


ditempa dan mudah di mesin.

Penggunaannya:

- 0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains,


rivets, screws, nails.

- 0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings

b. Baja karbon menengah (medium carbon steel)


Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah. Sifatnya sulit untuk
dibengkokkan, dilas, dipotong.

Penggunaan:

- 0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.

- 0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,


screwdrivers.

- 0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges

c. Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel

Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % –


1,50 % C

Penggunaan:

screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers,


vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools
for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine
cutters

2) Baja paduan (Alloy steel)

Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:

 Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik


dan sebagainya)

 Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah

 Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan


reduksi)

 Untuk membuat sifat-sifat spesial

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:

a. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %

b. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %


c. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %

Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus
yaitu:

a. Baja Paduan Khusus (special alloy steel)

Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel,
chromium, manganese, molybdenum tungsten dan vanadium. Dengan
menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut
akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih
keras, kuat dan ulet bila

b. High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel

Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat


alat-alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan
milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat
dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat
dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua
sampai empat kali daripada carbon steel

Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan


komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:

a. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)

b. Baja karbon perkakas (carbon tool steel)

c. Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)

d. Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)

e. Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)

C. Keuntungan & Kerugian


Keuntungan dari penggunaan baja, yaitu sebagai berikut :

1. Kekuatan tinggi

2. Keseragaman

3. Elastisitas

4. Permanen

5. Daktilitas

6. Liat(Toughness)

Sedangkan untuk kerugian penggunaan baja, yaitu sebagai berikut :

1. Biaya perawatan mahal

2. Tidak tahan api

3. Rentan terhadap buckling

4. Fatik

5. Keruntuhan getas

D. Perawatan

Pemeliharaan yang dilakukan terhadap struktur baja antara lain:

1) Usahakan permukaan bahan struktur baja tidak terkena bahan yang


mengandung garam, atau bahan lain yang bersifat korosif.

2) Bagian konstruksi yang terkena langsung air dan panas secara bergantiganti
dalam waktu lama harus diberi lapisan cat atau meni besi yang berkualitas
baik.
3) Usahakan pada sudut pertemuan konstruksi tidak ada air yang menggenang
atau tertampung oleh sambungan komponen.
4) Bersihkan kotoran pada lubang pembuangan air pada konstruksi agar tidak
terjadi karat atau oksidasi.
E. Pengaplikasian baja

Tipe Rangka atau frame


structure

Tipe suspensi atau


suspension-type structure
KACA

A. Pengertian

Kaca adalah material padat yang merupakan zat cair yang sangat dingin
karena molekul-molekulnya tersusun seperti air, namun kohesinya membuat
bentuknya menjadi stabil. Hal ini terjadi karena proses pendinginan yang sangat
cepat. Ini juga yang membuat kaca menjadi transparan atau tembus pandang.
Kaca adalah amorf (non kristalin) material padat yang bening dan transparan
(tembus pandang), biasanya juga rapuh atau mudah pecah.

Kaca yang digunakan dalam bangunan bersifat tembus pandang sehingga


dapat meneruskan cahaya dan panas matahari. Namun, dalam aplikasinya, kaca
tidak selalu dibuat tembus padang. Kaca dapat juga dibuat menjadi semi tembus
pandang atau sama sekali tidak tembus pandang.

Kaca biasanya dipasang pada pintu, jendela, dinding, atau bagian bangunan
lainnya. Hal ini bertujuan untuk meneruskan cahaya matahari ke dalam bangunan
sehingga walaupun tanpa lampu, ruangan bisa terang saat siang hari. Masuknya
cahaya matahari ke dalam ruangan dapat menghilangkan kelembaban.

B. Jenis-jenis

Jenis kaca yang dapat digunakan untuk bangunan dan rumah tinggal
sebenarnya cukup beragam. Berikut adalah jenis-jenis kaca yang dikaitkan
dengan penggunaanya:

1. Kaca bening
Kaca ini sering juga disebut sebagai float glass. Kaca ini tidak
berwarna serta memiliki permukaan yang sangat bersih dan rata. Kaca ini
banyak digunakan pada eksterior maupun interior bangunan, baik rumah
tinggal atau gedung bertingkat. Kaca ini juga dapat digunakan untuk perabot
rumah tangga.

2. Kaca warna

Kaca ini biasa disebut dengan kaca riben atau tinted glass. Kaca ini
merupakan kaca float yang diberi warna dengan sedikit menambahkan logam
pewarna. Dengan warna pada kaca, maka sifat tembus pandang kaca menjadi
lebih rendah sehingga dapat memberikan privasi kepada penghuninya. Kaca
ini lebih banyak dipakai pada eksterior bangunan, baik untuk pintu, jendela,
atau curtain wall.

3. Kaca es

Kaca es merupakan kaca dengan tekstur pola tertentu pada salah satu
sisinya. Karakter dari kaca ini memberikan efek dekoratif, efek pencahayaan,
dan efek pembayangan yang menarik, serta mampu mereduksi silau secara
maksimum.
4. Kaca reflektif

Kaca ini merupakan jenis kaca yang mampu memantulkan cahaya dan
mereduksi sifat tembus pandang dari sisi luar sehingga sering juga disebut
dengan kaca one way. Lapisan kaca ini bersifat memantulkan cahaya dan
panas, serta mampu memberikan penampilan yang mewah.

5. Kaca tempered

Secara singkat, kaca tempered merupakan jenis kaca yang memiliki


kekuatan yang sangat tinggi, dibandingkan dengan kaca biasa. Dengan
ketebalan yang sama, kekuatan kaca ini mampu mencapai 3-5 kali lipat dari
kekuatan kaca biasa. Kaca ini tahan terhadap beban angin, tekanan air,
benturan, dan perubahan temperatur yang tinggi (thermal shock). Kaca
tempered juga lebih aman karena akan menjadi butiran halus bila pecah.

6. Kaca laminated
Kaca ini merupakan jenis kaca dengan tingkat keamanan dan
perlindungan yang tinggi terhadap penghuni. Jika terjadi sesuatu yang
menyebabkan pecahnya kaca, kaca laminated tidak akan berhamburan, tetapi
hanya retak dan sangat sulit untuk ditembus. Karakteristik kaca ini adalah
pecahan kaca tidak akan jatuh atau berhamburan, tetapi tetap melekat pada
filmnya, dan kaca akan tetap terpasang pada rangkanya.

C. Keunggulan

1. Sifatnya yang mampu meneruskan cahaya membuat rumah dengan dinding


kaca lebih hemat energi karena pencahayaan pada siang hari cukup dengan
sinar matahari.
2. Mampu memaksimalkan pemandangan di luar ruangan.
3. Walaupun mudah kotor, tetapi mudah juga untuk dibersihkan.
4. Memberikan kesan luas pada ruangan sempit.
5. Memberikan kesan tidak ada sekat antara ruangan satu dengan yang lainnya.
6. Kedap suara
7. Kedap air
8. Memberikan kesan modern pada hunian

D. Kekurangan

1. Harganya cukup mahal, baik dari segi harga material maupun biaya
pemasangan
2. Pemasangannya rumit dan butuh tenaga profesional dengan keahlian dan
teknik tinggi.
3. Tidak tahan terhadap getaran.
4. Beberapa jenis kaca cenderung mudah pecah
5. Dinding kaca tidak termasuk dinding struktural sehingga tidak mampu
menahan beban berlebih.
6. Mudah kotor, dibutuhkan perawatan yang rutin.
7. Jika tergores, sulit untuk memperbaikinya.
8. Jenis kaca bening tidak cocok untuk ruangan privasi.
9. Perlu aksesoris tambahan seperti tirai walaupun hal ini opsional.
10. Jika retak atau pecah tidak bisa diperbaiki, tetapi harus diganti.

E. Perawatan

Kaca merupakan salah satu bahan bangunan yang dalam perawatannya


dikatakan mudah. Perawatan kaca hanya sebatas pengelapan pada permukaannya
dikala kotor hanya dengan air dan tambahan sabun pewangi.

F. Pengaplikasian

Dinding Lantai

Pintu
Jendela
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.polsri.ac.id/1311/3/BAB%20II.pdf

https://www.mixreadymix.com/2018/01/18/4-metode-curing-beton/

https://dokumen.tips/documents/penerapan-beton-pada-bangunan.html

https://ilmusipildanarsitektur.blogspot.com/2016/04/penerapan-beton-pada-struktur-b
angunan.html

http://civilization14.blogspot.com/2017/01/definisi-jenis-dan-sifat-baja.html

https://www.situstekniksipil.com/2018/11/pemeliharaan-struktur-bangunan-baja.html

https://palugadamakassar.blogspot.com/2013/05/aplikasi-konstruksi-baja-pada-bangu
nan.html

https://www.arsitag.com/article/kaca-sebagai-bahan-bangunan

Anda mungkin juga menyukai