Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL

DOSEN PENGAMPU : Dr
OLEH KELOMPOK VI
MELDAWATI ( 413418018 )
MOH. ILAM LAHAY ( 4134180 )
WINDI ( )

FIZAL MONOARFA

PROGRAM STUDI STATISTIKA


JURUSAN MATEMATIKA
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ia senantiasa memberikan
nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “KEPEMIMIPINAN
TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL“ dapat diselesaikan dengan baik.
Walaupun mungkin dalam penulisan masih ada kesalahan dan kekeliruan namun penulis
yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, mudah-mudahan melalui kelemahan
itulah yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran tuhan yang maha esa. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan usaha yang telah
membantu saya dalam membuat makalah ini niscaya tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak penyusunan makalah ini tidak akan terwujud.
Penyelesaian makalah ini hanya dapat terlaksana karena bantuan pikiran, tenaga dan
moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya menyampaikan terima kasih. Akhir kata,
penulis menyadari bahwa karya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga
segala kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan demi penyempurnaan
makalah ini.

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................................. II
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................. III
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................................................... 1
C.TUJUAN ............................................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................................. 2
A. Kepemimpinan Transformasional .................................................................................................................. 2
B. Kepemimpinan Transaksional ......................................................................................................................... 3
C. Perbedaan Esensial Kepemimpinan Transaksional Dengan Kepemimpinan Transformasional ..................... 4
D. Implementasi Kepemimpinan Transfomasional dan Transaksional di Sekolah ............................................. 5
BAB III PENUTU ....................................................................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN .................................................................................................................................................. 9
B. SARAN ............................................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................. 10

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seorang pemimpin merupakan orang yang mutlak, selalu dan harus ada
dalam sebuah organisasi maupun suatu lembaga. Di dalam kepemimpinannya,
seorang pemimpin tentu memiliki karakter tersendiri untuk menggerakkan
personil atau anggotanya. Dalam makalah ini akan dibahas materi mengenai
pengertian kepemimpinan transformational dan transaksional, perbedaan
kepemimpinan transformasional dan transaksional, serta implementasi
kepemimpinan transformasional dan transaksional di sekolah. Dengan adanya
sajian materi ini diharapkan agar seorang pemimpin lebih mengenal tentang
tipe kepemimpinan yang selama ini diterapkan dan dapat mengenali gaya
kepemimpinan diri, selain itu dapat menentukan atau memilah gaya
kepemimpinan yang baik dan buruk serta menerapkannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud kepemimpinan transformational?


2. Apa yang dimaksud kepemimpinan transaksional?
3. Apa perbedaan esensial kepemimpinan transaksional dengan kepemimpinan
transformasional?
4. Bagaimana implementasi kepemimpinan transfomasional dan
transaksional di sekolah?

C.TUJUAN
1. Mengetahui pengertian kepemimpinan transformational.
2. Mengetahui pengertian kepemimpinan transaksional.
3. Mengetahui perbedaan esensial kepemimpinan transaksional
dengan kepemimpinan transformasional.
4. Mengetahui implementasi kepemimpinan transfomasional dan
transaksional di sekolah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Transformasional
Menurut Widdah (2012) transformasi adalah proses dimana segala
sesuatu yang berkaitan dengan substansi dan proses dapat dipindahkan
kepada orang atau pihak lain secara keseluruhan dan bermakna.
Kepemimpinan transformatif adalah kepemimpinan yang mampu
mentransformasi organisasi kearah yang lebih baik. Pemimpin tersebut
mentransformasi dan memotivasi para pengikutnya dengan: (a)membuat
mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil–hasil suatu pekerjaan,
(b)mendorong mereka untuk lebih mementingkan organisasi atau tim
daripada kepentingan diri sendiri dan (c)mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan
mereka pada yang lebih tinggi.
Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia
(2011) kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata, yaitu
kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformational).
Kepemimpinan sebagaimana telah dijelaskan diawal merupakan setiap
tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengkoordinasikan,
mengarahkan dan mempengaruhi orang lain dalam memilih dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Istilah transformasi berasal dari kata to
transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu
menjadi bentuk lain yang berbeda, misalnya mentransformasikan visi
menjadi realita, atau mengubah sesuatu yang potensial menjadi aktual.
Tiga komponen kepemimpinan transformasional yaitu: (1)karisma,
(2)stimulasi intelektual, (3)perhatian yang diindividualisasi. Karisma telah
didefinisikan sebagai sebuah proses yang padanya seorang pemimpin
mempengaruhi para pengikutnya dengan menimbulkan emosi-emosi yang
kuat dan diidentifikasi dengan pemimpin tersebut. Stimulasi intelektual
adalah sebuah proses yang padanya para pemimpin meningkatkan kesadaran
para pengikutnya terhadap masalah–masalah dan mempengaruh
pengikutnya untuk memandang masalah-masalah tersebut dari prespektif
yang baru. Perhatian yang diindividualisasi termasuk memberi dukungan,
membesarkan hati, dan memberi pengalaman-pengalaman tentang
pengembangan kepada para pengikut. Sebuah revisi baru dari teori tersebut
menambahkan perilaku transformasional yang lain yang disebut inspirasi
2
atau motivasi inspirasional. Motivasi inspirasional didefinisikan sebagai
sejauh mana seorang pemimpin mengkomunikasikan sebuah visi yang
menarik, memggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha-usaha
bawahan dan memodelkan perilaku-perilaku yang sesuai menurut Bass dan
Avollo (dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia,
2011)
Kepemimpinan transformasional tidak hanya mengandalkan
kharisma personal, melainkan mencoba untuk memberdayagunakan stafnya
serta melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinannya.
Pemimpin transformasional sesungguhnya merupakan agen
perubahan, Karena memang erat kaitannya dengan transformasi yang terjadi
dalam suatu organisasi. Fungsi utamanya adalah berperan sebagai katalis
perubahan, bukannya sebagai pengontrol perubahan. Seorang pemimpin
transformasional memiliki visi yang jelas, memiliki gambaran holistik
tentang bagaimana organisasi dimasa depan ketika semua tujuan dan asaran
telah tercapai menurut Covey 1989; Peters 1992 (dalam Tim Dosen
Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2011)
Sergiovanni 1990 (dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia, 2011) berargumentasi bahwa makna
simbiolis dari tindakan seorang pemimpin transformasional adalah lebih
penting dari tindakan aktual. Nilai-nilai yang dijunjung oleh pemimpin yang
terpenting adalah segalanya. Artinya ia menjadi model dari nilai-nilai
tersebut, mentransformasikan nilai organisasi jika perlu untuk membantu
mewujudkan visi organisasi. Elemen yang paling utama dari karakteristik
seorang pemimpin transformasional adalah dia harus memiliki hasrat yang
kuat untuk mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin transformasional
adalah seorang pemimpin yang memiliki keahlian diagnosis, dan selalu
meluangkan waktu dan mencurahkan perhatian dalam upaya untuk
memecahkan masalah dari berbagai aspek.

B. Kepemimpinan Transaksional

Menurut Leithwood 1992 (dalam Bush dan Marianne Coleman,


2012) teori kepemimpinan transaksional adalah teori yang didasarkan pada
pertukaran pelayanan (dari seorang guru, misalnya) dengan berbagai macam
bentuk upah (penghargaan gaji dan upah intrinsik) yang dikontrol oleh
pemimpin, setidak-tidaknya pada bagian-bagian tertentu.

3
Kepemimpinan transaksional adalah perilaku pemimpin yang
memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin
dengan anggota yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut
didasarkan pada kesepakatan mengenai klarifikasi sasaran, standar kerja,
penugasan kerja, dan penghargaan. Pemimpin transaksional harus mampu
mengenali apa yang diinginkan anggota dari pekerjaannya dan memastikan
apakah telah mendapatkan apa yang diinginkannya. Sebaliknya, apa yang
diinginkan pemimpin adalah kinerja sesuai standar yang telah ditentukan
(Kesimpulan.com).
Berdasarkan pengertian mengenai kepemimpinan transaksional yang
telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan
transaksional merupakan persepsi para anggota terhadap perilaku pemimpin
dalam mengarahkan anggotanya untuk bekerja sesuai standar yang telah
ditetapkan.
Penelitian mengenai kepemimpinan transaksional mengemukakan ada
dua karakteristik utama tipe kepemimpinan transaksional, yaitu:
a. pemimpin menggunakan serangkaian imbalan untuk memotivasi
para anggota,
b. b.pemimpin hanya melakukan tindakan koreksi apabila anggota
gagal mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan. Kepemimpinan
transaksional dengan demikian mengarah pada upaya
mempertahankan keadaan yang telah dicapai.

C. Perbedaan Esensial Kepemimpinan Transaksional Dengan Kepemimpinan


Transformasional

Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan Transformasional


Pemimpin menyadari hubungan Pemimpin membangkitkan emosi
antara usaha dan imbalan. pengikut dan memotivasi mereka
bertindak diluar kerangka dari apa
yang digambarkan sebagai
hubungan pertukaran.
Kepemimpinan adalah responsif Kepemimpinan adalah bentuk
dan orientasi dasarnya adalah proaktif dan harapan–harapan baru
berurusan dengan masalah pengikut.
sekarang.
Pemimpin mengandalkan bentuk- Pemimpin dapat dibedakan oleh
4
bentuk standar bujukan, hadiah, kapasitas mereka mengilhami dan
hukuman, dan sanksi untuk memberikan pertimbangan
mengontrol pengikut. individual, stimulasi intelektual dan
pengaruh ideal untuk pengikut
Pemimpin memotivasi pengikutnya Pemimpin menciptakan kesempatan
dengan menetapkan tujuan dan belajar bagi pengikut mereka
menjanjikan imbalan bagi kinerja merangsang pengikutnya untuk
yang dikehendaki memecahkan masalah
Kepemimpinan bergantung pada Pemimpin memiliki visi yang baik,
kekuatan pemimpin memperkuat retoris dan keterampilan manajemen
bawahan untuk berhasil untuk mengembangkan ikatan
menyelesaikan tawar - menawar emotional yang kuat dengan
pengikutnya
Pemimpin memotivasi pengikutnya
bekerja untuk tujuan yang
melampaui kepentingan peribadi
Tabel 2.1 Perbedaan Kepemimpinan Transaksional dan
Transformasiona

D. Implementasi Kepemimpinan Transfomasional dan Transaksional di Sekolah

Menurut tim dosen administrasi pendidikan Universitas Pendidikan


Indonesia (2011) implementasi model kepemimpinan transformasional
dalam bidang pendidikan memang perlu diterapkan seperti kepala sekolah,
kepala dinas, dirjen, kepala departemen dan lain-lain. Model kepemimpinan
ini memang perlu diterapkan sebagai salah satu solusi krisis kepemimpinan
terutama dalam bidang pendidikan. Adapun alasan–alasan mengapa perlu
diterapkan model kepemimpinan transformasional didasarkan pada
pendapat Olga Epitropika 2001 mengemukakan enam hal mengapa
kepemimpinan transformasional penting bagi suatu organisasi, yaitu:
Secara signifikan meningkatkan kinerja organisasi
Secara positif dihubungkan dengan orientasi pemasaran jangka panjang
dan kepuasan pelanggan
Membangkitkan komitmen yang lebih tinggi para anggotanya terhadap
organisasi

5
Meningkatkan kepercayaan pekerja dalam manajemen dan perilaku
keseharian organisasi
Meningkatkan kepuasan pekerja melalui pekerjaan dan pemimpin
Mengurangi stress para pekerja dan meningkatkan kesejahteraan
Menurut tim dosen administrasi pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia (2011) Implementasi model kepemimpinan transformasional
dalam organisasi atau instansi pendidikan perlu memperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:
a. Mengacu pada nilai – nilai agama yang ada dalam organisasi atau
instansi atau bahkan suatu negara
b. Disesuaikan dengan nilai – nilai yang terkandung dalam system
organisasi atau instansi tersebut
c. Menggalai budaya yang ada dalam organisasi tersebut
d. Karena system pendidikan merupakan suatu sub system maka harus
memperhatikan system yang lebih besar yang ada diatasnya seperti
system negara.

Kepala sekolah yang menggunakan model transformasional harus


melibatkan usaha mengangkat pandangan orang melampaui kepentingan
diri menuju usaha bersama demi tujuan bersama. Kepala sekolah
transformasional membuat orang bertindak atas nama kepentingan kolektif
dari kelompok atau komunitas sekolah mereka. Kepemimpinan ini
memiliki alasan dasar bahwa meski individu-individu barangkali memiliki
berbagai kepentingan dan tujuan yang terpisah-pisah, mereka semua
disatuka oleh kepala sekolah dalam meraih tujuan-tujuan yang lebih tinggi,
misal mencapai hasil belajar siswa yang terbaik diwilayahnya.
Deskripsi diatas mengandung makna mendalam bahwa
kepemimpinan transformasional memperhatikan nilai-nilai kolektif umum
seperti kebebasan, kesamaan, komunitas, keadilan, dan persaudaraan.
Kepemimpinan semacam ini mengundang perhatian guru dan staf pada
maksud dasar organisasi sekolah dan para relasi antara organisasisekolah
dan masyarakat. Kepemimpinan ini menjunjung matis dan rutin mereka
menuju komitmen pada tujuan-tujuan pencapaian pendidikan yang lebih
tinggi. Tindakan-tindakannya menyatukan guru dan staf, para pendukung
tujuan kolektif, yang memungkinkan mereka menggabungkan energy,
yang mudah bubar untuk mengejar tujuan- tujuan individu atau kelompok
6
kecil. Kepemimpinan sekolah transformasi mengubah sikap, nilai, dan
keyakinan-keyakinan operatif yang berpusat pada kita menuju keyakinan,
sikap, dan nilai yang lebih tinggi dan altruistik.
Menurut Jim Collins dan Bass (dalam Denim, 2012)
menggambarkan sosok perilaku kepemimpinan kepala sekolah
transaksional, seperti berikut ini:
a. Kepala sekolah transaksional memotivasi guru dan staf dalam arah dan
tujuan yang ditetapkan. Kepala sekolah gaya ini juga menjelaskan
persyaratan peran dan tugas.
b. Kepemimpinan transaksional didasarkan pada transaksi atau pertukaran
sesuatu yang bernilai. Kepala sekolah transaksional ingin memiliki atau
mengendalikan pengikut agar berada pada koridor tugas, bukan
sekedarsebagai imbalan atas pekerjaan selayaknya mengapresiasi juru
kampaye untuk meraih suara.
c. Gaya kepemimpinan kepala sekolah transaksional menggunakan logika
kerja kontraktor. Kontraktor memberikan layanan sesuai dengan nilai
yang mereka beli atau terima.
d. Kepala sekolah transaksional hanya bekerja dengan baik ketik dia dan
guru atau stafnya memahami dan sepakat mengenai tugas – tugas penting
yang harus dilakukan dan diprioritaskan.
e. Kepala sekolah transaksional mendorong guru dan staf melakukan tugas
– tugas apapun dari organisasi sekolahnya. Dia sering sekali menjanjikan
imbalan bagi guru dan staf yang mampu mencapai keluaran diluar
dugaan bersama.
f. Kepala sekolah transaksional digunakan untuk tujuan mencapai tingkat
lebih tinggi, antara lain dengan membujuk guru dan staf walaupun
keyakinan dan tujuan mereka biasanya tidak berubah.
g. Kepala sekolah transaksional aktif dalam gaya manajemen untuk
memastikan bahwa guru dan staf yang dipimpinnya tidak menyimpang
dari aturan dan standar, jika sebaliknya dia akan mengambil tindakan.
h. Kepala sekolah transaksional menjalankan manajemen dengan
pengecualian (manajement by exception), bahkan adakalanya melakukan
guru dan stafnya seperti tampak tidak peduli sampai ketika standar benar-
benar tidak terpenuhi atau berperilaku pasif.

7
i. Kepala sekolah transaksional menghindari tindakan pembuatan
keputusan yang bersifat laissez-faire dan tidak mencerminkan tanggung
jawab dirinya bersama guru dan staf

8
BAB III PENUTU
A. KESIMPULAN

Kepemimpinan transformasional tidak hanya mengandalkan kharisma


personal, melainkan mencoba untuk memberdayagunakan stafnya serta
melaksanakan fungsi–fungsi kepemimpinannya. Sedangkan teori
kepemimpinan transaksional adalah teori yang didasarkan pada pertukaran
pelayanan dengan berbagai macam bentuk upah.
Berdasarkan wawancara yang telah dilaksanakan, Ibu Desi memiliki
tipe kepemimpinan perpaduan antara transformasional dan transaksional
berdasarkan sikap yang diambil dalam kepemimpinannya sebagai Ketua
Laboratorium Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UMl.

B. SARAN

Dalam melaksanakan kepemimpinan perlu memperhatikan hal-hal yang


menunjang, atau faktor-faktor yang mempengaruhi baik atau buruknya dalam
menghadapi sebuah masalah. Untuk itu dalam kepemimpinan perlu
menerapkan tidak hanya satu tipe kepemimpinan, melainkan dari berbagai tipe
dengan syarat hanya mengimplementasikan sikap-sikap yang baik dari masing-
masing tipe kepemimpinan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bush, T dan Marianne Coleman. 2012. Manajemen Mutu Kepemimpinan


Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.
Denim, S. 2012. Kepemimpinan Pendidikan: Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ),
Etika, Perilaku, Motivasional, dan Mitos. Bandung: Alfabeta.

Kesimpulan.com. Kepemimpinan Transaksional (Online),


(http://www.kesimpulan.com/2009/05/kepemimpinan-
transaksional.html), diakses 12 September 2015.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2011.
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Widdah, M. E., dkk. 2012. Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan


Mutu Madrasah. Bandung: Alfabeta

10

Anda mungkin juga menyukai