Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN

A. ARTI PEMBENTUKAN AKHLAK


Berbicara tentang pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan
pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan
bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak. Muhammad Athiyah al-
Abrasyi mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan
tujuan pendidikan islam. Demikian pula Ahmad D.Marimba berpendapat bahwa
tujuan utama pendidikan islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim,
yaitu untuk menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang percaya dan menyerahkan diri
kepada-Nya dengan memeluk agama islam.
Menurut sebagaian ahli bahwa akhlak tidak perlu di bentuk,karena akhlak
adalah insting yang dibawa manusia sejak lahir.1 Bagi golongan ini bahwa masalah
akhlak adalah pembawaan dari manusia sendiri, yaitu kecendrungan kepada kebaikan
atau fitrah yang ada dalam diri manusia, dan dapat juga berupa kata hati yang selalu
cendrung kepada kebenaran. Dengan pandangan seperti ini, maka akhlak akan tumbuh
dengan sendirinya, walaupun tanpa dibentuk.
Selanjutnya ada pula pendapat yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari
pendidikan, latihan,pembinaan,dan perjuaan keras yang sungguh-sungguh. Kelompok
yang mendukung pendapat yang kedua ini umumnya datang dari ulama-ulama islam
yang cendrung kepada akhlak. Ibnu miswakaih, ibnu sina, al-ghazali dan lain-lain.
yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil usaha, seperti yang dikatakan Al-ghazali
yang artinya ; “ Seandainya akhlak itu tidak dapat menerima perubahan, maka
batalah fungsi wasiat, nasihat, dan pendidikan tidak ada pula funsinya hadis nabi yang
mengatakan ;”pebaikilah akhlak kamu sekalian”.
Pada kenyataan di lapangan, usaha-usaha pembinaan akhlak melalui
bergabagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus di
kembangkan. Ini menunjukkan bahwa akhlak perlu di bina, dan pembiaan ini ternyata
membuat hasil berupa terbentuknya pribadi muslim yng berakhlak mulia, taat kepada
Allah dan Rasulnya, hormat kepada ibu bapak, dan lain-lain.2 Keadaan pembinaan ini
semakin rasa diperlukan terutama pada saat dimana semakin banyak tantangan dan
godaan sebagai dampak dari kemajuan di bidang IPTEK, contoh nya orang akan dapat

1
Abuddin Nata,akhlak thasauf,(Jakarta:raja gravindo persada,2014)hal 133.
2
Ibid.,hal.134.

1
mudah berkomunikasi dengan apapun yang ada di dunia ini, yang baik atua yang
buruk karena ada alat telekomunikasi.
Dengan uraian tersebut kita dapaat mengatakan bahwa akhlak merupakan hasil usaha
dalam menididik dan melatih dengan sungguh-sungguh terhadiap berbagai potensi
rohaniah yang terdapat dalam diri manusia. Dengan demikian pembentukan akhlak
dapat di artikan sebaga usaha sugguh-sungguh dalam rangka membentuk anak,
dengan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram degan baik dan
dilangkasaan dengan konsisten.3
B. METODE PEMBINAAN AKHLAK
Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam islam. Hal ini dapta
dilihat dari satu misi kerasulan nabi Muhammad SAW. Yang utama adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadisnya beliau menegaskan”
innama buitstu liutammima makarim al aqlak”.( HR.Ahmad) “ hanya saja aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.4
Perhatiaan islam dalam pembinaan akhlak selanjutnya dapat dianalisis pada
muatan akhlak yag terdapat pada seluruh aspek ajaran islam. Ajaran islam tentang
keimanan misalnya sangat berkaitan erat dengan mengerjakan amal shaleh dan
perbuatan terpuji. Iman yang tidak disertai dengan amal shaleh dinilai sebagai iman
yang palsu, bahkan dianggap sebagai kemunafikan sebagaimana dalam surat(al-
baqarah,2:8-9) yang berbunyi :

‫اس َم آن ي َ ق ُ و ُل آ َم ن َّ ا ب ِ اَّللَّ ِ َو ب ِ ال آ ي َ آو ِم آ‬
‫اْل ِخ ِر َو َم ا ه ُ آم ب ِ ُم آؤ ِم ن ِ ي َن‬ ِ َّ ‫َو ِم َن ال ن‬
Artinya: “Dan diantara manusia (orang munafik)itu ada orang yang
mengatakan:”kami berima kepada Allah dan hari akhir, sedang yang sebenarnya
mereka bukan orang yang beriman.”
Ayat di atas menunjukkan dengan jelas bahw iman yang di kehendaki islam
bukan iman yang hanya sampai pada ucapan dan keyakinan, tetapi iman yan disertai
dengan perbuatan dabn akhlak yang mulia. Pembinaan akhlak juga terintekrasi
dengan pelaksanaan rukun iman. Hasil analisis Muhammad al-Ghazali terhadap rukun
islam yang lima telah menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam rukun islam

3
Ibid.,hal.135.
4
Abudidin Natta,akhlak tasauf,(jakarta:raja grafindo persada,2011)hal.158.

2
terkandung konsep- konsep pembinaan akhlak.5 Contohnya dalam rukun islam yang
pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Kalimat ini
mengandung pernyataan bahwa selama hidupnya manusia hanya tunduk kepada
aturan dari Allah.
Selanjutnya rukun islam yang kedua adalah mengerjakan shalat lima waktu.
Shalat yang dikerjakan akan membawa pelakunya terhindar dari perbuatan yang
kejidan munkar.(QS al-anqabut, 29:45).

‫ك ِم َن ال آ ِك ت َا بِ َو أ َق ِ ِم ال صَّ ََل ة َ ۖ إ ِ َّن ال صَّ ََل ة َ ت َن آ هَ ٰى عَ ِن‬ َ ‫ي إ ِ ل َ يآ‬ ِ ُ ‫ا ت آ ُل َم ا أ‬


َ ‫وح‬
‫الآ ف َ آح شَا ِء َو ال آ ُم ن آ ك َ ِر ۗ َو ل َ ِذ كآ ُر َّللاَّ ِ أ َكآ ب َ ُر ۗ َو َّللاَّ ُ ي َ عآ ل َ مُ َم ا ت َ آ‬
‫ص ن َ ع ُ و َن‬
Artinya: “Bacalah kitab yang telah diwhyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan yang keji dan
munkar.“
Selanjutnya dalam rukun islam yang ketiga yaitu zakat, juga mengandung
didikan akhlak, yaitu orang yang melaksanakannya dapat membersihkan hartanya dari
hak orang lain contohnya hak fakir miskin.
Muhammad al-Ghazali mengatakan bahwa hakikat zakat adalah untuk membersihkan
jiwa dan mengangkat derajat manusia ke jenjang yang lebih mulia.
Pelaksanaan zakat yang berdimensi akhlak yang bersifat sosial ekonomis ini di
persubur lagi dengan pelaksanaan sadaqah yang betuk nya tidak juga berbentuk
materi, tetapi juga non materi. Sebagaimana hadis Nabi yang menggambarkan tentang
sadaqah yang hubungannya dengan akhlak mulia sebagai berikut :

‫شا د َُك‬ َ ‫ف َو َن آهي َُك َع آن آال ُم آن َك ِر‬


ّ ‫صدَ قَةٌ َوا آِر‬ ِ ‫صدَ قَةٌ َواآ ُم آربِا آ ل َم آع ُر آو‬
َ ‫س ُم َك فِى َو آج ِه ا َ ِخي َآك‬
ُّ َ‫تَب‬
‫ق لَ َك‬ َّ ‫ع ِن‬
ِ ‫الط ِر آي‬ َ ‫طت ُ َك اآْلذَى َوالث َ آو َك َواآل ِع‬
َ ‫ط َم‬ َ ‫صدَ قَةٌ َواِ َما‬ َ ‫ضَلَ ِل‬ َّ ‫ض ال‬ ِ ‫الر ُج َل فِى ا َ آر‬
َّ
)‫صدَ قَةٌ (رواه البغا ري‬
َ

5
Ibid hal.159.

3
Artinya : “senyumanmu (bermuka manis) untuk saudaramu adalah sadaqah, dan
amal makruf serta nahi mungkarmu juga sedekah, dan memberikan petunjuk kepada
laki-laki (atau kepada siapa saja) yang ada di bumi yang sedang sesat, bagimu
sadaqah. Dan (apabila engkau suka) menyingkirkan batu, duru atau tulang-tulang
yang mengganggu jalan bagimu juga berupa sedeqah.”(HR Bukhari).
Selanjutnya pada rukun islam yang keempat tentang puasa, puasa bukan saja
menahan diri dari makan dan minum dalam waktu yang terbatas, tetapi lebih dari itu
merupakan latihan menahan diri dari keinginan melakukan perbuatan keji yang
dilarang. Dalam hadist Nabi mengatakan ;

ُ‫طعَا َمهُ َوش ََرا بَه‬ َ َ‫آس ِ ََّّللِ َحا َجةٌ فِى ا َ آن يَد‬
َ ‫ع‬ َ ‫الز آو ِر َواآل َع َم َل بِ ِه فَلَي‬ ‫َم آن لَ آم يَدَ آ‬
ُّ ‫ع َق آو َل‬
)‫(رواه البخا رى‬
Artinya:”siapa yang tidak suka meninggalkan kata- kata dusta, dan perbuatan yang
palsu maka Allah tidak membutuhkan daripadaya puasa meniggalkan makan dan
minumnya.”(HR. Bukhari).
Selanjutnya pada rukun islam yang kelima adalah ibadah haji,dalam ibadah
haji ini nilai pembinaan akhlaknya lebih besar lagi dibandingkan dengan nilai
pembinaan akhlak yang ada pada ibadah dalam rukun islam lainnya. Hal ini
dikarenakan ibadah haji di dalam islam bersifat komperensif yang menuntut
persyaratan yang banyak, yaitu disamping harus menguasai ilmunya, juga harus sehat
fisiknya, ada kemauan keras, bersabar dalam menjalankannya dan harus mengelurkan
biaya yang tidak sedikit, serta rela meninggalkan tanah air, harta kekayaan dan lain-
nya.

4
Hubugan ibadah haji dengan pembinaan akhlak ini dapat dipahami dari surat ( Al
Baqarah ayat 197), yang berbunyi :

‫ق َو ََل‬ َ ‫ث َو ََل ف ُ س ُ و‬ َ َ ‫ض ف ِ ي ِه َّن الآ َح َّج ف َ ََل َر ف‬ َ ‫ت ۚ ف َ َم آن ف َ َر‬ ٌ ‫الآ َح ُّج أ َشآ هُ ٌر َم عآ ل ُ و َم ا‬
‫ِج د َ ا َل ف ِ ي ال آ َح ّج ِ ۗ َو َم ا ت َفآ ع َ ل ُوا ِم آن َخ ي ٍآر ي َ عآ ل َ آم ه ُ َّللاَّ ُ ۗ َو ت َ َز َّو د ُوا ف َ إ ِ َّن َخ ي آ َر ال َّز ا ِد‬
‫ال ت َّق آ َو ٰى ۚ َو ا ت َّق ُو ِن ي َ ا أ ُو لِ ي آ‬
ِ ‫اْل َلآ ب َ ا ب‬
Artinya :“(Muslim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh
berkata kotor, berbuat fasik dan berbantah-bantah dalam mengerjakan haji. Dan apa
yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah SWT mengetahuinya.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah
kepada-Ku hai orang-orang berakal.” ( QS al-Baqarah,197).
Berdasarkan analisis dari ayat al-Quran kita dapat mengatakan bahwa islam
sangat memberi perhatian yang besar terhadap pembinaan akhlak. Hubungan antara
rukun iman dan rukun islam terhadap pembinaan akhlak sebagaimana yang
digambarkan di atas, meunjukkan bahwa pembinaan akhlak yang di temph islam
adalah mengunakan cara atau sistem yang integrated, yaitu sistem yang menggunakan
berbagai sarana peribadatan dan lainya secara simultan untuk di arahkan untuk
pembinaan akhlak.6
Cara lain yang dapat ditempuh untuk peminaan akhlak ini adalah pembiasaan
yag dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Iman al-Ghazali
mengatakan bahwa kepribadiaan manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala
usaha pembentukan melalui kebiasaan. Jika manusia melakukan kebiasaan berbuat
baik, maka dia akan menjadi orang baik begitu juga sebaliknya.
Cara lain adalah melalui keteladanan. Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk
hanya dengan pelajaran, sebab jiwa untuk menerima keutamaan itu tidak cukup
dengan hanya seseorang guru mengatakan kerjakan ini jangan kerjakan itu.
Menanamakan sopan santun memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada
pendekatan.
Selain itu pembinaan akhlak juga dapat dilakuakan dengan cara senantiasa
menganggap diri ini yang banyak kekurangannya daripada kelebihannya. Ibn sina

6
Ibid hal.140.

5
mengatakan jika seseorsng menghendaki dirinya berakhlak utama hendaklah ia lebih
dahulu mengetahui kekurangannya yang ada dalam dirinya, dan membatsi sejauh
mungkin unuk tidak berbay kesalahan, sehingga kecacatan itu tidak terwujud.
Pembinaan akhlak secra efektif dapat pula dilakukan dengan memperhatikan
faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina. Karena kejiwaan manusia berbeda-beda
menurut tingkat usia.7
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN AKHLAK
Untuk menjelaskan faktor-faktor pembentukan akhlak ada 3 aliran yang sudah
populer, yaitu:
1. Aliran natifesme, faktor yang paling berpengaruh terhadap penbentukan diri
seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa
kecendrungan, bakat, akal, dan lain-lain. Jika sesorang sudah memiliki
pembawaan atau kecendrungan kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang
tersebut menjadi baik.
2. Aliran empirisme, faktor yang paling mempengaruhi terhadap pembentukan diri
seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan
dan pedidikan yang diberikan jika pembinaan itu baik maka orang yang
menerimanya akan baik.
3. Aliran konvergensi, berpendapat bahwa pembentukan akhlak dipegaruhi oleh
faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan
daan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam
Sebagaiman hadis nabi yang berbunyi;

َ ‫ص َرا نِ ِه اَ آويُ َم ِ ِّّج‬


‫سا نِ ِه‬ ‫علَى آال ِغ آ‬
ّ ِ َ‫ط َرةِ نَا َ بَ َواهُ يُ َه ّ ِودَا نِ ِه اَ آو َين‬ َ ُ ‫َك ُّل َم آو لُ آو ٍد ي آُو لَد‬
)‫(رواه البخا رى‬
Artinya; “ setiap anak yang dilahirkandalam keadaan membawa fitrah ( rasa
ketuhanan dan kecendrungan akan kebenaran), maka kedua orang tua nya lah yang
membentuk anak itu menjadi yahudi, nasrani,dan majussi. ( HR.Bukhari )
Hadis di atas menggambarkan dengan jelas pelaksanana utama dalam
pendidikan adalah kedua orang tua. Itulah sebabnya orang tua, khususnya ibu
mendapat gelar sebagai madrasah, yaitu tempat berlangsungnya tempat pendidikan.
Selain itu ajaran islam juga telah memberikan petunjuk yang lengakap kepada kedua

7
Muhammad Fauqi,Tasauf Islam dan Akhlak,(Jakarta:Amzah,2013),hal.224.

6
orang tua dalam pembiaan anak, misalnya dengan cara mencari calon atau pasangan
hidup yang beragama, banyak beribadah pada saat ibu mengandung seorang anak nya,
mengazani pada kuping kanan, dan menqomati pada kuping kiri ada saat anak itu
lahir.
Dengan demikian faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak anak ada 2,
yang pertama faktor dari dalam yaitu potensi fisik, intelektual, dan hati yang dibawa
oleh si anak sejak lahir dan faktor dari luar yang dalam hal ini adalah kedua orang tua
di rumah, guru di sekolah serta pemimpin di masyarakat. Melalui kerjsama yang baik
antara 3 lembaga pendidikan tersebut, maka aspek koknitif, efektif,dan psikomotorik
ajaran yang diajarkan akan tebentuk pada diri anak.8
D. MANFAAT AKHLAK YANG MULIA
Islam telah menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia, akhlak
yang mulia ditekankan disamping akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga
sekaligus membawa kebahgiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain
bahwa akhlak utama yang ditampilkan oleh seseorang, manfaatnya adalah untuk
orang yang bersangkutan al-quran memberi informasi tentang manfaat akhlak yang
mulia, Allah berfirman dalam surat (al khafi,18:88;).

ُ ‫ص ا ل ِ ًح ا ف َ ل َ ه ُ َج زَ ا ًء ال آ‬
‫ح سآ ن َٰى ۖ َو س َ ن َ ق ُو ُل ل َ ه ُ ِم آن‬ َ ‫َو أ َ َّم ا َم آن آ َم َن َو ع َ ِم َل‬
‫أ َ آم ِر ن َا ي ُ سآ ًر ا‬
Artinya :” adapun orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, maka
baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepada nya (
perintah),yang mudah dari perintah-perintah kami.9
Ayat di atas telah menjelaskan keuntungan atau manfaat dari akhlak yang
mulia, yang dalam hal ini beriman dan beramal shaleh. Mereka itu akan memperoleh
kehidupan yang baik, mendapatkan reski yang melimpah ruah,dan mendapatkan
pahala di akhirat dengan masuknya ke dalam surga. Hal ini menggambakan bahwa
manfaat dari akhlak mulia itu adalah keberuntungan kehidupan hidup di dunia dan di
akhirat. Menurut M.Khuraish Shihab, janji-janji Allah yang demikian itu pasti akan
terjadi karana iya merupakan sunnatullah sama kedudukan nya dengan sunnatullah

8
Abuddin Nata,akhlak thasauf,(Jakarta:raja gravindo persada,2014)hal.146.
9
Ibid hal.147.

7
yang bersifat alamiah, asalkan hal tersebut ditempuh dengan cara-cara yang tepat dan
benar.10
Selanjutnya di dalam hadis banyak di jumpai keterangan tentang datang nya
keberuntungan dari akhlak diantaranya adalah:
1. Memperkuat dan mnyempurnakan agama
Nabi bersabda :

‫َاء‬
ِ ‫سخ‬ ِ ُ‫َوا َِّن ََّّللَ ت َ َعا لَى ِا آختَا َر لَ ُك آم ا َِل آسَلَ َم ِد آينًا فَا َ آح ِر ُم آوهُ ِب ُح آس ِد آال ُخل‬
َّ ‫ق َوال‬
‫فَ ِانَّهُ َلَ يَ آك ِم ُل اَِلَّ ِب ِه َما‬
Artinya : “Allah telah memilihkan agama islam untuk kamu, hormatilah agama
dengan akhlak dan sikap demawan, karena islam itu tidak akakn sempurna kecuali
dengan akhlak dan sifat dermawan itu”.
Berkenaan dengan hadis tersebut Al-Mawardi mengatakkan bahwa akhlak
yang mulia dan bertetangga yang baik itu akan mendatangkan kemakmuran. Apa yang
telah dijelaskan oleh hadis di atas secara logika dapat diterima, karena dengan akhlak
yang baik akan menimbulkan kawan yang banyak dan di sukai orang, sehingga segala
kesulitan dapat dipecahkan dan peluang untuk mendapatkan rezeki dan
keberuntungan akan terbuka, mengingat rezeki itu datang melalui interaksi yang baik
dengan orang lain.
2. Mempermudah perhitungan amal di akhirat.
Nabi bersabda :

‫سا بًا يَ ِسي ًآرا َوا َ آد َخلَهُ ال َِّجنَّةَ ت ُ آع ِطى َم آن َح َر‬ َّ ُ‫س َبه‬
َ ‫َّللاُ ِح‬ َ ‫ث َم آن ُك َّن فِ آي ِه َحا‬ ُ َ‫ثََل‬
)‫ط َع َك (رواه الحا كم‬ َ َ‫ص ُل َم آن ق‬ِ َ ‫ط َل َم َك َو ت‬
َ ‫ع َّم آن‬
َ ‫َم َك َوتَ آعفُ آو‬

Artinya : “ ada tiga perkara yang membawa kemudahan hisab ( perhitungan amal
di akhirat) dan akan dimasukkan ke surga, yaitu engkau memberi sesuatu kepada
rang yang tak pernah memberi apapun kepadamu, kikir, engkau memaafkan oranng
yang penah menganiaya mu, dan engkau menyam ung tali silaturahmi kepada orang
yang tak pernah kenal kepadamu.( HR. Al- Hakim).

10
Ibid hal.148.

8
3. Menghilangkan kesulitan
Nabi bersabda :

ِ ‫ع آنهُ ُك آر َبةً ِم آن ُك َر‬


‫ب‬ َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫ع آن ُمؤآ ِم ٍن ُك آر َبةً ِم آن ُك َر‬
َّ ‫ب الدَّ آن َيا َنفَّس‬ َ َّ‫َم آن نَف‬
َ ‫س‬
)‫َي آو َم آال ِع َيا َم ِة (رواه مسلع‬
Artinya : “ barang siapa yang melepaskan kesulitan orang mukmin dari
kehidupannya didunia ini maka Allah akan melepaskan kesulitan orang
tesebut pada hari kiamat.( HR.Muslim)
4. Selama hidup di dunia dan akhirat
Nabi bersabda ;

‫ض َاو‬ ّ ِ ‫س ِ ِّر َو آال َعَلَ نِيَ ِة َو آال َع آد ُل فِى‬


َ ‫الر‬ َّ ُ‫ خَثآ َية‬: ٌ‫ث ُم آن ِِّجيَا ت‬
ّ ‫َّللاِ تَ َعا لَى فِى ال‬ ٌ َ‫ثََل‬
)‫ص ُر فِى آال َف آق ِر َو آال ِغ ِنى ( رواه ا بو الشيغ‬ ‫ب َو آالقَ آ‬
ِ ‫ض‬ َ َ‫الغ‬
Artinya : ”Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan manusia, yaitu
takut kepada Allah di tempat yang tersembunyi maupun di tempat yang
terang, berlaku adil pada waktu rela maupun pada waktu marah, dan
hidup sederhana pada waktu miskin, maupun waktu kaya.”( HR. Abu
Syaikh).

Uraian di atas menjelaskan sebagian kecil dari manfaat atau keberuntungan


yang di hasilkan sebagai akibat dari akhlak mulia yang dikerjakan. Tentunnya masih
banyak lagi keberuntungan dari akhlak mulia itu tidak banyak kami sebutkan disini.
Namun, dengan menyebutkan itu saya, rasanya sudah cukup untuk mendukung
pertanyaan di atas, bahwa akhlak yang mulia itu akan membawa keberuntugan. Ini
hukum Tuhan yang pasti terjadi dan sangat efektif dengan hukum Tuhan lainnya.
Banyak bukti yang dapat di kemukakan yang dijumpai dalam kenyataan sosial bahwa
orang yang berakhlak mulia itu semakin beruntung. Orang yang baik akhlak nya pasti
di sukai oleh masyarakat, kesulitan dan penderitaannya akan di bantu dipecahkan,
walaupun dia tidak mengharapkannya. Peluang, kepercayaan dan kesempatan datang
silih berganti kepadanya. Kenyataan juga menunjukkan bahwa orang yang banyak
bersedeqah tidak menjadi miskin atau sengsara tetapi malah akan berlimpah ruah
hartanya.11

11
Ibid hal.151.

Anda mungkin juga menyukai