Anda di halaman 1dari 19

PAPER RISET OPERASIONAL

PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK DALAM MENINGKATKAN


EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS SUMBERDAYA PERUSAHAAN

OLEH :

MARULI TUA VALENTINO TAMBA


05021381722095

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
KATA PENGENTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esaatas berkatnya yang
telah dilimpahkan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah Riset
Operasional “Perencanaan Manajemen Proyek Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan
Efektifitas Sumberdaya Perusahaan” yang merupakan tugas pengganti UAS Riset
Operasional.

Dalam makalah ini saya membahas pengertian dan fungsi serta perhiungan
manajemen proyek. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak
sedikit masalah yang dihadapi, namun berkat kerja keras serta bantuan dari berbagai
pihak, semua masalah tadi bisa diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu saya
banyak mengucapkan trimakasih kepada semua pihak yang telah mensupport dalam
menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan yang luas bagi pembaca.

Segala hormat saya sampaikan,

Terimakasih.

Palembang, 08 JUNI 2018

Penyususn,

Maruli Tua Valentino Tamba


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen proyek itu suatu disiplin ilmu pada era tahun 1950-an, Amerika
bangsa yang pertama kali menggunakan ilmu manajemen proyek. Henry Gantt dapat
dikatakan bapak dari ilmu manajemen proyek, dan namanya pun menjadi metode
yang digunakan, bernama Gantt Chart. Perlu diingat bahwa mempelajari Manajemen
Proyek itu tidak terlalu sulit, karena didalamnya terdapat hal-hal yang terbiasa
dilakukan oleh manusia, hanya ditambahkan sedikit logika dan aturan yang khusus.
Sedangkan Proyek itu usaha yang harus dilakukan dari awal hingga akhir pada suatu
kejadian, yang mempunyai batasan waktu – anggaran – sumber daya yang dibutuhi
oleh pelanggan (Ardian Riftha Dhula, 2017).

Meski pada akhir tujuan dari adanya proyek adalah untuk memuaskan
pelanggan. Maksudnya begini ketika ada suatu perusahaan besar maupun kecil me
manajemen proyek, yang terpenting adalah waktu yang tepat dalam membuat dan
memustuskan prediksi, serta penggunaan sumber daya dan laporan dalam
penyampaian produk atas hasil dari proyek yang dijalankan (Ganesstri Padma
Arianie, 2017).

Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa itu adalah proyek. Diperlukan


beberapa ciri-ciri atau karakteristik dari proyek, yaitu ada sasaran atau tujuan,
memiliki rentang waktu atau deadline, waktu biaya dan syarat kerja yang lengkap,
berurutan dari a hingga z, terkadang merupakan sesuatu event atau kejadian yang
sebelumnya belum pernah dilakukan (David M. Walean, 2012).

Manajemen adalah aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya
yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proyek
merupakan Suatu kegiatan sementara yang dilakukan atau yang berlangsung dalam
waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
menghasilkan produk (deliverable) yang kriterianya telah digariskan dengan jelas
(Liliana, 2014).

Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek


yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga
manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan
semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik yang paling
baik sehingga pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien sehingga
dibutuhkan manajemen proyek. Dengan kata lain manajemen proyek tumbuh karena
dorongan mencari pendekatan penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat
kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan
operasional rutin. Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang
berhasil menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek
yang penuh dinamika dan adanya perubahan cepat (Dewi Paramita, 2015).

Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat


kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada
akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan proyek harus
diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik,
sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan
komponen pendukung. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang
peranan cukup penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di
dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik (Dimyati, D. H, 2014).

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini ialah untuk memaparkan manfaat dan
penggunaan fungsi manajemen proyek yang digunakan dalam perusahaan guna
meningkatkan efisiensi dan efektifitas sumber daya perusahaan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen

Manajemen merupakan suatu seni dalam ilmu dan pengorganisasian


seperti menyusun perencanaan, membangun organisasi dan pengorganisasiannya,
pergerakan, serta pengendalian atau pengawasan. Bisa juga diartikan bahwa
manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sistematis agar dapat
memahami mengapa dan bagaimana manusia saling bekerja sama agar dapat
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain maupun golongan tertentu dan
masyarakat luas (Wahyuni, 2013).

Secara etimologis, pengertian manajemen merupakan seni untuk


melaksanakan dan mengatur. Manajemen ini juga dilihat sebagai ilmu yang
mengajarkan proses mendapatkan tujuan dalam organisasi, sebagai usaha bersama
dengan beberapa orang dalam organisasi tersebut. Sehingga, ada orang yang
merumuskan dan melaksanakan tindakan manajemen yang disebut dengan manajer
(Jefri Herdiyansah, 2012).
2.2. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Perencanaan (planning)

Pernecanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber


yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan (Ardian Riftha
Dhula, 2017).

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar


menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat
dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus
diambil (Ardian Riftha Dhula, 2017).

3. Pengarahan (directing)

Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota


kelompok berusaha agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha (Ardian Riftha Dhula, 2017)

Gambar 1. gambaran bentuk manajemen (perencanaan/planning)

2.3. Proyek

Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya


tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta
memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya
keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi
proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat
melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai.
Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang
diharapkan. Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan
dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat
lintas fungsi organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari
berbagai profesi dan organisasi. Setiap proyek adalah unik, bahkan tidak ada dua
proyek yang persis sama (Liliana, 2014).
Gambar 2. Sebuah Perencanaan Proyek Suatu Perusahaan

2.4. Manajemen Proyek

Jadi manajemen proyek adalah gabungan dari kata manajemen dan


proyek yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan
intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang
berbentuk proyek. Hal ini merupakan usaha agar tujuan kegiatan dapat tercapai secara
efisien dan efektif. Manajemen Proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan,
keahlian dan juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber data
yang terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan
kerja. Pengertian manajemen secara umum adalah suatu proses yang terdiri dari
rangkaian kegiatan seperti: perencanaan (planning), pengorganisasian, penggerakan
dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya melalui pemanfaatan berbagai macam sumberdaya (Neorlina, 2018).

Manajemen Proyek merupakan tata cara mengorganisasikan dan mengelola


sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai
akhir. Manajemen proyek dapat diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai
secara luas untuk menyelesaikan proyek besar dan kompleks. Fokus utama
manajemen proyek adalah pencapaian tujuan akhir proyek dengan segala batasan
yang ada, waktu, dan dana yang tersedia. Mengelola sebuah proyek bukan hanya
berbicara teknis dan organisatoris. Manajemen proyek merupakan pengelolaan
sumber daya manusia. Tuntutan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan
manajemen proyek bagi para manajer akan meningkat pada masa mendatang. Untuk
itu, para manajer perlu memahami dan mengantisipasi peran yang akan dilakukan
pada masa mendatang. Peran tersebut sangat bergantung pada level manajemen
proyek yang akan dijalaninya, yang pada gilirannya menuntut tingkat kompetensi
yang berbeda. Kemampuan yang dapat menentukan kesuksesan dari sebuah proyek
bergantung pada kemampuan untuk mengelola intangible skills yang lebih.
Kesuksesan sebuah proyek bergantung pada yang mengelolanya. Dengan demikian,
diperlukan seorang manajer yang dapat bekerja aktif, dinamis, dan efektif (Ganesstri
Padma Arianie, 2017).

Efektif dalam hal ini adalah di mana hasil penggunaan sumber daya dan
kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu, dan lain-
lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub-
kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan
lain-lain. Oleh sebab itu, manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan
suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena tanpa hal ini, konstruksi
akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas
(Rifki Faisal Miftaahul Zanah, 2016).

2.5. Perilaku Proyek dan Pengelolaan

A. Jenis dan Intensitas Kegiatan Cepat Berubah dalam Kurun Waktu yang Relatif
Pendek.
B. Sifat Kegiatan yang Nonrutin dengan Sasaran Jelas dan Waktu Terbatas,
(Crash Program).
C. Sifat Kegiatan yang bermacam-macam serta Meliputi Berbagai Keahlian.
D. Bersifat Multikompleks.
E. Kegiatan Berlangsung Sekali Lewat dengan kadar Resiko Tinggi.
F. Peserta Mempunyai Multi sasaran yang Sering kali Berbeda.
Tabel 1.1 Ringkasan Perilaku Proyek
Perilaku dan Fenomena Kegiatan Tuntutan Pengelolaan dan Tanggapan
Proyek untuk Mengatasinya

Bersifat dinamis intensitas dan jenis Cepat tanggap atas adanya perubahan.

kegiatan berubah dalam waktu relatif Metode pemantauan dan pengendalian

pendek. harus sensitif.

Perencanaan dan pengendalian terpadu.


Nonrutin, belum dikenal, tetapi sasaran Perhatian khusus oleh tim yang
berdedikasi, dibawah pimpro.
telah digariskan dengan jelas dalam
waktu

terbatas.

Kegiatan bermacam ragam meliputi Agar pemakaian sumber daya efisien


bermacam keahlian dan ketrampilan. dari segi perusahaan, perlu pemakaian
bersama (share), digunakan matriks.

Perilaku dan Fenomena Kegiatan Tuntutan Pengelolaan dan Tanggapan


Proyek untuk Mengatasinya

Bersifat multikopleks, Melibatkan Penanggungjawab tunggal, penekanan


banyak peserta dari luar maupun dari pada koordinasi dan integrasi,
dalam organisasi. pendekatan sistem dalam implementasi.

Kegiatan berlangsung sekali lewat, Pendekatan pragmatis, setapak demi


dengan resiko relatif tinggi. setapak, digunakan analisa sistem dalam
perencanaan.

Pelaksanaan kegiatan oleh banyak Untuk memperkecil hambatan birokrasi


pihak bidang atau organisasi. diciptakan arus kegiatan dan
komunikasi horisontal.

Organisasi peserta proyek sering Bersifat joint venture.


mempunyai sasaran yang sama dan
berbeda pada waktu yang bersamaan. Pendekatan manajemen sistem.

(Sumber : Iyan Andriana S.T, M.T.)


2.6. Membuat Daftar Kegiatan Proyek atau Proses

Analisis activity network diagram dimulai dengan menyiapkan dan menyusun


daftar kegiatan atau pekerjaan yang diperlukan dalam rencana proyek atau proses.
Untuk setiap kegiatan, kita perlu tahu apakah ada kegiatan lain yang harus dilakukan
sebelum memulai kegiatan tersebut (predecessor) , dan berapa lama kegiatan tersebut
harus dilakukan (durasi). Jangan lupa memberikan kode untuk setiap jenis kegiatan
(misalnya dengan huruf: A, B, C, D, dan seterusnya) agar memudahkan saat
menggambar dan menganalisis diagram. Tabel 1 berikut adalah contoh daftar
kegiatan yang diperlukan dalam rencana suatu proyek (Eris Kusnadi, 2012).

Tabel 1.2 Daftar Kegiatan Proyek

KEGIATAN DESKRIPSI PREDECESSOR DURASI


A Perancangan - 5
produk
B Penelitian pasar - 1
C Analisis produksi A 2
D Model produk A 3
E Brosur penjualan A 2
F Analisis biaya C 3
G Pengujian produk D 4
H Pelatihan penjualan B,E 2
I Penetapan harga H 1
J Pelaporan proyek F,G,I 1
(Sumber : Eris kusnadi,2012)
2.7. Menggambar Diagram

Agar dapat menyajikan informasi yang diperlukan simbol node berbentuk


lingkaran dibagi tiga ruang, ruang pertama sebelah kiri digunakan untuk memberi
identitas peristiwa yang berupa nomor node. Ruang kedua dan ketiga sebelah kanan
digunakan untuk memperlihatkan kapan terjadinya kejadian (peristiwa), yang mana
bagian kanan atas menunjukkan waktu peristiwa paling awal atau earliest event
time (EET) dan bagian kanan bawah menunjukkan waktu peristiwa paling akhir
atau latest event time(LET) (Eris Kusnadi, 2012).

Gambar 3. Konstruksi Activity Network Diagram


2.8. Menghitung dan Menganalisis Earliest Event Time (EET)

Cara menentukan earliest event time (EET) pada setiap node adalah dengan
menggunakan perhitungan ke muka (forward), yaitu: kita mengawali perhitungan
dari node nomor 1 dengan anggapan waktu mulai sama dengan nol, selanjutnya
bergerak dalam jaringan untuk menghitung:

● EET yang terjadi, Ei,

● waktu mulai tercepat atau earliest start (ES), dan

● waktu selesai tercepat atau earliest finish (EF)

untuk setiap kegiatan dalam jaringan sampai perhitungan berakhir di nodeterakhir.


Berikut metode perhitungannya:

Tabel 1.3

(i) Jadikan EET yang terjadi pada permulaan proyek sama dengan nol,
artinya,

E1 = 0.

(ii) ES untuk setiap kegiatan (i,j) adalah sama dengan Ei untuk peristiwa
sebelumnya, artinya,

ESij = Ei.

(iii) EF untuk setiap kegiatan (i,j) adalah sama dengan ES ditambah durasi
kegiatan. Artinya,

EFij = ESij + Dij,

Atau EFij = Ei + Dij.

(iv) EET untuk peristiwa j adalah maksimum EF dari semua kegiatan yang
berakhir ke dalam peristiwa tersebut. Artinya,

Ej = maxi {EFij untuk semua predecessor (i,j)}


Ej = maxi {Ei + Dij}

yang mana D adalah durasi kegiatan. Dalam perhitungan ini, kegiatan


diidentifikasi oleh predecessor node (atau peristiwa) i dan successor
node j.

Untuk activity network diagram Gambar 3, perhitungan EET adalah sebagai berikut:

Langkah 1 → E1 = 0

Langkah 2

j=2 → E2 = max{E1 + D12} = max{0 + 5} = 5

j=3 → E3 = max{E1 + D13; + E2 + D23}

= max{0 + 1; 5 + 2} = 7

j=4 → E4 = max{E2 + D24} = max{5 + 2} = 7

j=5 → E5 = max{E2 + D25} = max{5 + 3} = 8

j=6 → E6 = max{E3 + D36} = max{7 + 2} = 9

j=7 → E7 = max{E4 + D47; E5 + D57; E6 + D67}

= max{7 + 3; 8 + 4; 9 + 1} = 12

j=8 → E8 = max{E7 + D78} = max{12 + 1} = 13

Tabel 1.4

Hasilnya akan terlihat seperti Gambar 4 di bawah ini.


Gambar 4. Perhitungan ke Muka untuk Menghitung dan Menganalisis Earliest Event
Time (EET)

Dengan demikian, waktu minimum yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini
adalah 13 bulan, E(8) = 13.

2.9. Menghitung dan Menganalisis Latest Event Time (LET)

Untuk menentukan latest event time (LET) pada setiap node adalah dengan
menggunakan perhitungan ke belakang (backward), yaitu: perhitungan waktu mulai
terlama atau latest start (LS) dan waktu selesai terlama atau latest finish (LF) untuk
setiap kegiatan dalam jaringan yang dimulai dari nodeterakhir dengan Ln sama
dengan En pada node terakhir (yang kita ketahui dari perhitungan ke muka) sampai
perhitungan berakhir di node nomor 1. Berikut metode perhitungannya:

Tabel 1.5

(i) Untuk peristiwa terakhir anggap

En = Ln.

Ingat bahwa semua ES telah dihitung pada tahap perhitungan ke muka.


(ii) LF untuk setiap kegiatan (i,j) adalah sama dengan LET dari peristiwa j,

LFij = Lj.

(iii) LS untuk setiap kegiatan (i,j) adalah sama dengan LF dikurangi durasi
kegiatan. Artinya,

atau, LSij = LFij – Dij,

atau LSij = Lj – Dij.

(iv) LET untuk peristiwa i adalah minimum LS dari semua kegiatan yang
berasal dari peristiwa tersebut. Artinya,

Li = minj {LSij untuk semua successor (i,j)}

Li = minj {LFij – Dij}

Li = minj {Lj – Dij}

Perhitungan LET untuk proyek dalam Tabel 1.6 adalah sebagai berikut:

Langkah → L8 = E8 = 13
1

Langkah
2

i=7 → L7 = min{L8 – D78} = min{13 – 1} = 12

i=6 → L6 = min{L7 – D67} = min{12 – 1} = 11

i=5 → L5 = min{L7 – D57} = min{12 – 4} = 8

i=4 → L4 = min{L7 – D47} = min{12 – 3} = 9


i=3 → L3 = min{L6 – D36} = min{11 – 2} = 9

i=2 → L2 = min{L3 – D23; L4 – D24; L5 – D25}

= min{9 – 2; 9 – 2; 8 – 3} = 5

i=1 → L1 = min{L2 – D12; L3 – D13}

= min{5 – 5; 5 – 1} = 0

Hasilnya akan terlihat seperti Gambar 5 di bawah ini.

Gambar 5. Perhitungan ke Belakang untuk Menghitung dan Menganalisis Latest


Event Time (LET)

Bila kita perhatikan Gambar 5 di atas terdapat beberapa node dengan EET =
LET. Inilah node yang akan berada pada jalur kritis (critical path).
BAB 3
PEMBAHASAN

Manajemen proyek adalah gabungan dari arti kata manajemen dan proyek
yaitu adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan juga ketrampilan, cara
teknis yang terbaik serta dengan sumber data yang terbatas untuk mencapai sasaran
atau tujuan yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal
kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja. Proyek merupakan suatu kegiatan usaha
yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran
dan sumber daya.

Dalam manajemen terdapat sebuah fungsi utama yaitu perencanaan


(planning), perorganisasian (organizing), dan serta pengarahan. Dalam hal ini
manajemen akan berjalan secara terkoordinir jika kita menerapkan tiga fungsi itu
sebgaimana mestinya. Jika sebuah proyek menggunakan aturan-aturan yang terdapat
pada manajemen akan mendapatkan fungsi yg baik dari manajemen tersebut dan
dalam pendataan perencanaan proyek akan dapat dengan mudah dikelola datanya
tersebut.

Adapun metode-metode manajemen proyek yang digunakan dalam sebuah


proyek perusahaan, usaha-usaha, dan lain sebagainya yaitu metode atau cara sebagai
berikut, pert charts (penjadwalan), analogi diagram pert, definisi gantt charts, event
chain diagram, dan run charts. tetapi yang digunakan dalam proyek ini adalah pert
charts dan analogi diagram pert, karena dalam proyek perusahaan ini hanya
melakukan penyusunan jadwal-jadwal yang akan dilakukan oleh perusahaan ini.

Manajemen proyek mempunyai beberapa manfaat yaitu sebagai berikut,


Mengidentifikasi fungsi tanggung jawab, mengidentifikasi batas waktu untuk
penjadwalan, meminimalkan tuntutan pelaporan rutin, mengidentifikasi metode
analisa peramalan, mengukur prestasi terhadap rencana, mengidentifikasi masalah
dini dan tindakan perbaikan, meningkatan kemampuan estimasi untuk rencana,
mengetahui jika sasaran tidak dapat dicapai atau terlampau.
BAB 4
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:

1. Manajemen adalah aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan
sumber daya yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Manajemen mempunyai fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, dan
pengarahan.
3. Metode yang digunakan adalah pert charts (penjadwalan), analogi diagram
pert, definisi gantt charts, event chain diagram, dan run charts.
4. Merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,
memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta
memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan.
5. Manajemen proyek mempunyai beberapa manfaat yaitu sebagai berikut,
mengidentifikasi fungsi tanggung jawab, mengidentifikasi batas waktu untuk
penjadwalan, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Ardian Riftha Dhuha, Fajar Pradana, Bayu Priyambadha, 2017. Pengembangan


Sistem Aplikasi Manajemen Proyek Berbasis Web (Studi Kasus: Pt.
Swadaya Graha), Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu
Komputer, Vol. 1, No. 11, November 2017, Hlm. 1367-1375.

David M. Walean, 2012. Perencanaan Dan Pengendalian Jadwal Dengan


Menggunakan Program Microsoft Project 2010 (Studi Kasus: Proyek Pt.
Trakindo Utama) Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (22-26) 22.

Dewi Paramita, 2015, Rancang Bangun Sistem Informasi Kolaboratif Berbasis Web
Untuk Manajemen Proyek Teknologi Informasi, Jurnal Buana Informatika,
Volume 6, Nomor 3, Juli 2015: 195-202.

Dimyati, D. H., & Nurjaman, K. (2014). Manajemen Proyek. Yogyakarta: Pustaka


Setia.

Eris Kusnadi, 2012. Activity Network Diagram (Bagian Kedua) — Prosedur


Penjadwalan Proyek.(Online)Https://Eriskunadi.Wopres.Com/2012/03/18/Ac
tivity-Network-Diagram-Part-2/( Diakses Tanggal 05-Juni-2018).

Ganesstri Padma Arianie, Nia Budi Puspitasari, 2017. Perencanaan Manajemen


Proyek Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan Efektifitas Sumber Daya
Perusahaan (Studi Kasus : Qiscus Pte Ltd), Jurnal Teknik Industri, Vol. 12,
No. 3, September 2017.

Jefri Heridiansyah Dan Dwi Prawani Sri Redjeki, 2012. Manajemen Kinerja Sebagai
Media Perubahan Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No 3, Edisi Oktober 2012
(Issn : 2252-7826) 29

Liliana, 2014, Sistem Informasi Manajemen Proyek Instalasi Air, Jurusan Teknik
Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya, Issn 1979-3960

Noerlina, 2018. Perencanaan Manajemen Proyek Sistem Informasi Dan Teknologi


Informasi Online Bisnis, Jurnal Piranti Warta Vol.11 No.3 Agustus 2008:
440-450.

Rifki Faisal Miftaahul Zanah Dan Jaka Sulaksana, 2016. Pengaruh Fungsi
Manajemen Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Suatu Kasus Di Home
Industri Asri Rahayu Di Wilayah Majalengka) Jurnal Ilmu Pertanian Dan
Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016 157

Wahyuni, 2013. Membangunsistem Informasi Manajemen Proyek Di Pt. Konindo


Cipta Sejahtera, Universitas Komputer Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai