Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


PADA PETANI

Oleh :

Kelompok C3 dan C4

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penggunaan Alat Pelindung Diri


Sub Pokok Bahasan : Pentingnya penggunaan APD yang baik dan benar
Sasaran :Keluarga Binaan di Karanglo, Kunir Lor
Hari / Tanggal : kamis, 31 oktober 2019
Waktu : Jam 10.00
Tempat : Rumah pasien
Penyaji : kelompok c3 dan c4

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah di lakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
keluarga pasien mengerti tentang pentingnya penggunaan Alat Pelindung
Diri saat bertani
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit,
diharapkan:
a. Kelurga mampu menjelaskan pengertian Alat Pelindung Diri
b. keluarga mampu menyebutkan macam-macam Alat Pelindung Diri
c. kelurga mampu menyebutkan pentingnya menggunakan Alat
Pelindung Diri saat bertani
d. kelurga mampu menjelaskan cara memakai Alat Pelindung Diri yang
baik dan benar
e. Kelurga mampu menyebutkan pertolongan pertama pada dampak
penggunaan pestisida
B. MATERI
Tentang pentingnya penggunaan APD saat bertani, terdiri dari :
a. Pengertian Alat Pelindung Diri
b. Macam-macam Alat Pelindung Diri
c. Pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri saat bertani
d. Cara memakai Alat Pelindung Diri yang baik dan benar
e. Pertolongan pertama pada dampak penggunaan pestisida

C. METODE
Ceramah dan tanya jawab
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada kelurga . Kelurga dapat mengajukan
pertanyaan setelah penyampain materi selesai.

D. MATERI
Terlampir

E. Media
Leaflet

F. KEGIATANPENYULUHAN

No Kegiatan Respon peserta Waktu


1. PENDAHULUAN 5 menit
a. Penyuluh memberikan salam a. Menjawab salam dan
dan memperhatikan kesiapan memperhatikan
para petani terhadap materi penyuluh
yang akan disampaikan.
b. Apersepsi dilakukan
penyuluh dengan para petani b. Para petani menyimak
tentang pentingnya
penggunaan APD saat bertani
c. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
c. Menyimak
dicapai baik TIU ataupun
TIK
2. KEGIATAN INTI
a. Menjelaskan pengertian Alat Mendengarkan dan 20 menit
Pelindung Diri memperhatikan
b. Menyebutkan macam-
macam Alat Pelindung Diri
c. Menyebutkan pentingnya
menggunakan Alat
Pelindung Diri saat bertani
d. Menjelaskan cara memakai
Alat Pelindung Diri yang
baik dan benar
e. Menjelaskan pertolongan
pertama pada dampak
penggunaan pestisida
3. PENUTUP
a. Menyimpulkan semua materi Mendengarkan dan 5 menit
yang dibahas menjawab salam
b. Memberikan evaluasi secara
lisan
c. Meminta petani untuk
menjelaskan kembali tentang
pentingnya penggunaan APD
saat bertani
d. Memberikan salam

G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi hasil
a. Keluarga mampu menjelaskan pengertian Alat Pelindung Diri
b. Keluarga mampu menyebutkan macam-macam Alat Pelindung Diri
c. Keluarga mampu menyebutkan pentingnya menggunakan Alat
Pelindung Diri saat bertani
d. Keluarga mampu menjelaskan cara memakai Alat Pelindung Diri
yang baik dan benar
e. Keluarga mampu menyebutkan pertolongan pertama pada dampak
penggunaan pestisida
MATERI

A. Pengertian
Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja
untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya
atau kecelakaan kerja (A. M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:332).

B. Macam-macam APD
1. Pakaian Kerja
Berguna untuk menutupi seluruh atau sebagian dari percikan bahan
beracun. Bahan dapat terbuat dari kain dril, kulit, plastik, asbes atau kain
yang ilapisi aluminium. Bentuknya dapat berupa apron (menutupi
sebagian tubuh yaitu mulai dada sampai lutut), celemek atau pakaian
terusan dengan celana panjang, dan lengan panjang (overalls).
2. Penutup Kepala
Untuk melindungi kepala dari percikan bahan beracun sebaiknya
digunakan alat pelindung kepala. Penutup kepala yang digunakan petani
dapat berupa topi atau tudung untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia
dan kondisi iklim yang buruk. Harus terbuat dari bahan yang mempunyai
celah atau lobang, biasanya terbuat dari asbes, kulit, wol, katun yang di
campur aluminium.
3. Alat Pelindung Hidung dan Mulut
Untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu atau udara yang
terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi atau
rangsangan. Penggunaan masker untuk melindungi debu atau partikel-
partikel masuk ke dalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan
ukuran pori-pori tertentu.
4. Sarung Tangan
Untuk melindungi tangan dan bagian-bagian dari bahan-bahan kimia
(padat atau larutan). Sarung tangan dapat terbuat dari karet (melindungi
diri dari paparan bahan kimia), sehingga larutan pestisida tidak dapat
masuk ke kulit.
5. Sepatu Kerja
Untuk melindungi kaki dari larutan kimia. Sepatu kerja atau sepatu boot
sangat diperlukan pada penyemprotan pestisida. Dapat terbuat dari kulit,
karet sintetik atau plastik. Ketika menggunakan sepatu boot ujung celana
tidak boleh dimasukkan ke dalam sepatu, karena cairan pestisida dapat
masuk ke dalam sepatu (A. M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:332).

C. Dampak Tidak Menggunakan APD


Apabila tidak menggunakan alat pelindung diri pada saat menyemprot
dengan pestisida, maka akan menimbulkan keracunan. Hal ini dapat terjadi
melalui beberapa cara diantaranya adalah:
1. Melalui kulit
Hal ini terjadi apabila pestisida terkena pada pakaian atau langsung pada
kulit. Ketika petani memegang tanaman yang baru saja di semprot
petisida terkena pada kulit atau pakaian, ketika petani mencampur
pestisida tanpa sarung tangan, atau anggota keluarga mencuci pakaian
yang terkena pestisida. Keracunan yang sering terjadi adalah melalui
kulit.
2. Melalui pernafasan
Hal ini paling sering terjadi pada petani yang menyemprot pestisida atau
pada orang-orang yang dekat dengan tempat penyemprotan.
3. Melalui mulut
Hal ini bisa terjadi bila seseorang meminum pestisida secara sengaja
atupun tidak, ketika seseorang makan atau minum air yang telah
tercemar, atau ketika makan dengan tangan tanpa mencuci tangan
terlebih dahulu setelah berurusan dengan pestisida

D. Pertolongan Pertama pada Dampak Penggunaan Pestisida


1. Pestisida Mengenai Kulit
a. Lepas pakaiannya
b. Cuci kulit dan rambut yang terkena racun dengan air mengalir
c. Basuh kulit yang terkena pestisida dengan air bersih dan sabun
d. Keringkan kulit dengan handuk, dan kenakan pakaian yang bersih
e. Jangan oleskan bahan lain apapun ke kulit terpapar, terutama yang
mengandung minyak.
f. Bawa/konsultasikan ke petugas kesehatan terdekat dan jangan lupa
bawa label pestisida
2. Paparan Melalui Mata
a. Cuci mata yang terkena pestisida dengan air bersih (sedapatnya air
mengalir) selama sedikitnya 15 menit (tahan lipatan mata supaya
tetap terbuka)
b. Jangan menggosok mata
c. Tutup mata dengan kain kassa bersih
d. Jangan gunakan obat tetes mata atau boorwater
e. Bawa si penderita ke petugas kesehatan terdekat, jangan lupa bawa
label pestisida nya.
3. Paparan Melalui Pernafasan
a. Jika pasien berada di ruang sempit/ tertutup, jangan masuk tanpa alat
pernafasan bantuan
b. Bawa pasien keluar segera untuk mendapatkan udara segar. Buka
semua pintu dan jendela.
c. Apabila pasien menggunakan pakaian ketat, segera kendurkan.
d. Jika pasien mengalami kejang, monitor pernafasan dan jaga posisi
dagu tetap ke atas sehingga tetap dapat bernafas.
e. Jaga kondisi badan tetap normal dan tetap tenang.
f. Segera cari bantuan medis.
4. Paparan Melalui Mulut
a. Secara umum pasien tidak direkomendasi untuk muntah.
b. Pada kemasan pestisida, biasanya terdapat petunjuk cara pertolongan
jika pestisida tertelan dengan dimuntahkan.
c. Jika pasien muntah terus menerus, posisikan wajah pasien lebih
rendah daripada badan dalam masa pemulihan. Hal ini mencegah
muntah masuk ke dalam paru-paru. Jangan biarkan pasien berbaring
terlentang. Bersihkan muntahan dari tubuh pasien.
d. Cari bantuan medis! Karbon aktif direkomendasikan oleh dokter
untuk menyerap pestisida yang tersisa di dalam tubuh.
e. Segera cari bantuan medis.
DAFTAR PUSTAKA

A. M. Sugeng Budiono, dkk., 2003, Hiperkes dan KK, Semarang: Penerbit


Universitas Diponegoro.
Anies, 2005, Penyakit Akibat Kerja, Jakarta: PT Elex Komputindo Kelompok
Gramedia.
Kusdwiratri Setiono, dkk., 1998, Manusia, Kesehatan dan Lingkungan, Bandung:
Alumni.

Anda mungkin juga menyukai