Anda di halaman 1dari 5

Bahaya Pestisida Golongan Organoklorin

1. Golongan

Unsur halogen unsur nonlogam paling reaktif sehingga halogen tidak


ditemukan dalam keadaan bebas di alam.

Unsur halogen memiliki elektron valensi yang terdiri dari fluorin, klorin, bromin, iodin, dan
astatin. Halogen ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya.

Beberapa senyawa atau produk yang mengandung unsur halogen adalah sebagai berikut:

 Flourin
 Klorin
 Bromin
 Iodin

Berikut adalah beberapa struktur dari Organoklorin :


2.KLASIFIKASI KIMIAWI PESTISIDA ORGANOKLORIN

Insektisida organoklorin dikelompokkan menjadi tiga golongan berikut:

 1. DDT (Dikloro Difenil Tri Kloroetana) dan analognya, misalnya BHC, dicofol,
Klorobenzilat, TDE dan metoxychlor.

 2. Senyawa siklodien, misalnya aldrin, dieldrin, endrin, endusulfan dan


heptaklor

 3. Terpena berklor, misalnya toksafen.

Defenisi Pestisida organoklorin suatu bahan kimia yang digunakan petani


membasmi hama, namun disamping manfaatnya yang dapat meningkat hasil pertanian
pestisida dapat membahayakan kesehatan dan dapat mencemari lingkungan.

Pestisida organoklorin seperti DDT yang sudah dilarang penggunaannya di Indonesia tetapi
dari beberapa hasil penelitian masih ditemukan. Contoh insektisida ini pada tahun 1874
ditemukan DDT (Dikloro Difenil Tri Kloroetana) oleh Zeidler seorang sarjana kimia
dari Jerman. Pada tahun 1973 diketahui bahwa DDT ini ternyata sangat
membahayakan bagi kehidupan maupun lingkungan, karena meninggalkan residu
yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan.
DDT sangat stabil baik di air, di tanah, dalam jaringan tanaman dan hewan. DDT
merupakan racun non sistemik, racun kontak dan racun perut serta sangat persisten di
lingkungan.

3. Dampak ORGANOKLORIN (OC)

1.Manusia

2. Lingkungan

1.Pada Manusia

Cara kerja OC secara umum dapat dikatakan bahwa keracunan serangga oleh
insektisida tersebut ditandai dengan terjadinya gangguan pada sistem syaraf
pusat yang mengakibatkan terjadinya hiperaktivitas, gemetaran, kejang-kejang
dan akhirnya terjadi kerusakan syaraf dan otot serta kematian. Tanda-tanda
keracunan organoklorin: keracunan pada dosis rendah, si penderita merasa pusing-pusing, mual,
sakit kepala, tidak dapat berkonsentrasi secara sempurna. Pada keracunan dosis yang tinggi
dapat kejang-kejang, muntah dan dapat terjadi hambatan pernafasan.

.
Disamping itu organoklorin juga sebagai racun kontak, insektisida yang masuk ke dalam tubuh
serangga lewat kulit dan ditranformasikan ke bagian tubuh serangga tempat insektisida aktif
bekerja (susunan saraf). Racun lambung atau racun perut adalah insektisida yang membunuh
serangga sasaran jika termakan serta masuk kedalam organ pencernaannya. Racun inhalasi
merupakan insektisida yang bekerja lewat sistem pernapasan.Racun pernapasan adalah
insektisida yang mematikan serangga karena mengganggu kerja organ pernapasan (misalnya
menghentikan kerja otot yang mengatur pernapasan)sehingga serangga mati akibat tidak bisa
bernapas.(Panut 2008). serta dapat juga mengganggu sistem endokrin yang menyebabkan
kerusakan pada sistem reproduksi dan sistem kekebalan yang terjadi pada mahluk hidup,
termasuk janin.
2. Pada Lingkungan

Masalah yang paling merugikan bagi lingkungan dan


kesehatan masyarakat adalah sifat persistensinya yang
sangat lama di lingkungan baik di tanah maupun di
dalam jaringan tanaman dan dalam tubuh hewan..
Persistensi OC di lingkungan menimbulkan dampak
negatif seperti perbesaran hayati. Masalah lain yang
timbul adalah berkembangnya sifat resistensi serangga
hama sasaran seperti nyamuk dan lalat terhadap DDT.

Misalnya DDT di daerah Subtropis dalam kurun waktu 17


tahun residunya masih 39% di dalam tanah, sedangkan
residu Endrin
Oleh karena bahayanya setelahgolongan
Insektisida 14 tahun masih dijumpai 40%.
Organoklorin penggunaanya dilarang
untuk hama pertanian di Indonesia kecuali Endosulfan dan Dieldrin yang diijinkan secara
terbatas untuk pengendalian rayap, namun sayangnya hingga saat ini masih ada saja oknum
yang menggunakan DDT sebagai pestisida.

Karakteristik Persisten Organic Pollutants ( POPs) yang dapat memberikan efek


negatif menurut Gorman & Tynan (Dalam Warlina, 2009),adalah:

a. Terurai sangat lambat dalam tanah, udara, air dan mahluk hidup serta
menetap dalam lingkungan untuk waktu yang lama
b. Masuk dalam rantai makanan dan dapat terakumulasi pada jaringan lemak,
sehingga sukar larut dalam air
C. Dapat terbawa jauh melalui udara dan air.

TOKSIKOLOGI PESTISIDA ORGANOKLORIN

Toksisitas/daya racun adalah sifat bawaan pestisida yang menggambarkan potensi pestisida
untuk menimbulkan kematian langsung pada hewan dan manusia. Berdasarkan Toksisitasnya
dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Sangat toksik ,aldrin, endosulfan, dieldrin.

2. Toksik sederhana,Clordane, DDT,lindane, heptaklor.

3. Kurang toksik Benzane hexacloride (BHC).

KESIMPULAN

1. Penggunaan pestisida organoklorin yang sudah dilarang penggunaannya


ternyata masih banyak digunakan baik di luar negeri maupun di Indonesia.

2. Pestisida organoklorin yang dipergunakan mempunyai berbagai dampak


baik pada kesehatan manusia yang dapat menyebabkan kanker, hipertensi
dan juga keracunan. Penggunaan pestisida juga berdampak pada
pencemaran lingkungan baik di air, udara dan tanah sehingga
menyebabkan bioakumulasi dan biomagnifikasi.

3. Pengelolaan pestisida secara benar dan bijak serta peningkatan


pengetahuan dan praktik dalam penggunaan pestisida merupakan upaya
untuk menghindari dampak negatif dari bahaya penggunaan pestisida.

Sumber:

1. Jurnal Staff Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro


Semarang.

Anda mungkin juga menyukai