Anda di halaman 1dari 8

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium

Ruang lingkup materi ini meliputi : pengenalan prinsip dan prosedur peralatan
laboratorium, untuk menunjang keterampilan siswa dalam praktikum di
laboratorium Kultur jaringan maupun lab benih

B. Kegiatan Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu melakukan


identifikasi prinsip dan prosedur kerja peralatan laboratorium (kultur
jaringan dan pengujian benih).

2. Uraian materi

1. Oven Listrik

Penggunaan oven tersebut relatif mudah. Namun sebelumnya


perlu diketahui fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada
oven tersebut. Tombol POWER adalah tombol yang digunakan
untuk menghidupkan ataupun mematikan oven. Selain itu
terdapat tombol untuk menyalakan atau mematiakn kipas. Knop
berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan
putaran kipas. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang
menunjukkan suhu. Layar PV menunjukkan suhu alat sedangkan
layar SV menunjukkan suhu yang diinginkan.

Prosedur Kerja
• Steker ditancapkan pada sumber listrik.
• Dinyalakan oven dengan cara menekan knob PUSH/TURN
yang merupakan tombol ON/OFF yang ada pada bagian ujung
kiri atas oven hingga muncul display pada oven.

• Setingtemperatur dengan cara menekan tombol SET secara


berbarengan dengan memutar knob PUSH/TURN kekanan
untukmenaikkantemperatur, dan kekiri untuk menurunkan
temperature.

• Seting pertukaran udara dalam oven dengan cara menggeser


tombol air valveke arah maksimum untuk membuka lubang
udara, dan ke arah minimum untuk menutup lubang udara.

• Apabila display temperatur sudah menunjukkan temperatur


yang diinginkan, masukkan peralatan yang akan dikeringkan
dan disterilisasi ke dalam oven.

• Untuk seting waktu(timer)lama penggunaan ovendengan cara


menekantombol SET selama tiga detik, kemudian lepaskan dan
putar knob PUSH/TURN ke kanan atau ke kiri, pilih modus
TIME OPERATION.

• Tekan knob PUSH/TURN untuk mematikan oven, cabut steker


dari sumber listrik

2. Neraca Analitik

Langkah kerja penimbangan dengan neraca analitik meliputi:

a. Persiapanalatbantupenimbangan.
Untukmenimbangzatpadatdiperlukan :
• Kaca arloji yang kering dan bersih, digunakan untuk menampung
kelebihan zat yang ditimbang, karena kelebihan zat tidak boleh
dikembalikan ke botol zat.
• Sendok (biasanya sendok plastik)
• Kertas isap untuk memegang tempat menimbang pada saat
memasukan/mengeluarkan alat timbang (dan zat) ke atau dari dalam
neraca

• Botol timbang sebagai tempat penimbangan.


• Zat yang akan ditimbang dan setelah penimbangan selesai, botol zat
harus dikembalikan ke tempatnya

b. Pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca adalah :


• Pemeriksaan kebersihan neraca terutama piring-piring neraca dapat
dibersihkan menggunakan sapu-sapu yang tersedia dalam neraca

• Pemeriksaan kedataran neraca dilakukan dengan cara melihat water


pass, dengan mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung
air di water pas stepat berada di tengah

• Pemeriksaan kesetimbangan neraca yang dilakukan dengan


membiarkan dahulu pointer bergoyang ke kiri dan ke kanan beberapa
kali. Jika goyangan maksimum ke kiri dan ke kanan kira-kira sama jauh
maka neraca dalam keadaan setimbang

Cara menggunakan neraca analitis :

• Nolkan terlebih dulu neraca tersebut


• Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
• Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
• Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
3. Mikroskop

Cara Menggunakan Mikroskop :

Sebelum menggunakan mikroskop, perhatikan langkah-langkah


berikut:
a. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang
lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada
persis di hadapan pemakai !

b. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran


lemah berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang
ditandai bunyi klik pada revolver

c. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan


cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang
berbentuk bulat (lapang pandang).

d. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang


preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda!

e. Aturlah fokus untuk memperjelas gambarobyek dengan cara


memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk
mempertajam putarlah pemutar halus !

f. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk


memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10
X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi
klik.

g. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan


simpan pada tempat yang tidak lembab.

4. Inkubator
Cara Penggunaan
Siapkan sampel yang akan diinkubasi kemudian letakkan pada rak
dalam ruang inkubator kemudian tutup pintu inkubator

1) Set TIMER dengan memutar tombol TIMER sesuai waktu yang


diinginkan, di set awal per 10 jam , jadi jika ingin
menginkubasi selama 24 jam putar tombol pada posisi 2 lebih
4 strip.

2) Untuk set suhu, tekan tanda < kemudian digit hijau akan
berkedip. Naikkan atau turunkan dengan menekan ^/v
kemudian tekan MD (enter). Catatan: SV : digit hijau suhu yang
diinginkan PV: digit merah, suhu yang ada sekarang

Cara Mematikan
1) Bila inkubasi telah selesai, matikan alat dengan menekan kembali
tombol POWER pada posisi OFF

2) Lepaskan sambungan kabel dari sumber daya listrik

Cara Perawatan
1) Untuk perawatan bersihkan alat hanya dengan lap bersih atau
lap yang dibasahi air kemudian lap dengan kain kering setiap
selesai digunakan

2) Rak dapat dilepas untuk memudahkan membersihkan dengan


cara ditarik

5. Autoklaf

Cara kerja
1) Periksa banyaknya air (aqua destilata) dalam autoclave. Air harus berada
pada batas yang ditentukan.
2) Apabila jumlah air kurang dari batas, tambahkan air (aqua destilata)
sampai batas.

3) Masukkan peralatan dan bahan yang akan disterilisasi.


4) Untuk botol bertutup ulir, tutup harus dikendorkan.
5) Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoclave.

6) Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.


7) Posisikan tombol power ke posisi ‘ON’.
8) Tunggu sampai air mendidih dan uapnya terdesak keluar dari klep
pengaman. Tutup klep pengaman.

9) Amati penanda tekanan, hitung waktu sterilisasi sejak tekanan mencapai


15 Psi (2 atm).
10) Tunggu proses sterilisasi selama 15 menit.
11) Tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan
udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol).

12) Buka klep pengaman dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.
13) Posisikan tombol power ke ‘OFF’.
14) Lepas stop kontak dari sumber tenaga.

6. Laminar Air Flow

Laminar Air Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan


kegiatan inokulasi/ penanaman. Laminar Air Flow merupakan
suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan persiapan bahan
tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol
ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama
Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara
kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari,
debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu
pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan
yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang
kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang
disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan
menggunakan blower.

Prosedur kerja alat:


1) Nyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit, sebelum laminar
air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari mata.

2) Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat


yang dimasukkan ke dlam laminar air flow cabinet, disemprot
terlebih dahulu dengan alcohol 70% atau spiritus.

3) Meja dan dinding dalam LAF disemprot dengan alkohol 70% atau
dengan spiritus untuk mensterilkan LAF.
4) Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow.
5) Nyalakan lampu dalam LAF.
6) LAF sudah siap untuk digunakan.

7. Shaker penggojok

Shakeradalah alat yang digunakan untuk mengaduk atau


mencampur suatu larutan dengan larutan yang lain sehingga
bersifat homogen dengan gerakan satu arah. Alat ini biasanya
digunakan di laboratorium. Alat ini sangat penting mengingat
didalam laboratorium sering kali di gunakan untuk praktikum
yang banyak melakukan kegiatan pencampuran larutan.
Pencampuran larutan jika dilakukan secara manual akan kurang
efisien dalam waktu maupun tenaga. Disamping itu ada beberapa
larutan yang berbahaya untuk disentuh. Maka dari itu alat ini
menambah safety dari pengguna di laboratorium. Disamping itu
terdapat alat yang hampir sama penggunaannya yaitu stirrer. Jika
shaker mencampur larutan dengan gerakan naik turun sedangkan
stirrer mencampur larutan dengan gerakan memutar.

Prinsip kerja shaker adalah motor berputar untuk menggerakkan


tuas, dan tuas tersebut dihubungkan dengan poros yang
terhubung dengan sebuah plat. Ketika motor berputar, secara
otomatis mekanik shaker bisa langsung menggerakkan plat
tersebut dengan gerakan jungkatjungkit.

Anda mungkin juga menyukai