Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISASI RESERVOIR MENGGUNAKAN ANALISIS

PETROFISIKA PADA LAPANGAN Y FORMASI TALANG AKAR


CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Ardika Giri Gahana1*, Ildrem Sjafri1, Reza Moh Ganjar Gani1, Yusi
Firmansyah1
1
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, Bandung

*Korespondensi: ardikagiri,gahana@gmail.com

ABSTRAK
Daerah penelitian berada di Pulau Sumatera bagian Selatan. Lapangan “Y” termasuk dalam Formasi
Talang Akar, cekungan Sumatera Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik
reservoir berdasarkan pendekatan dan perhitungan analisis petrofisika. Metode yang dilakukan
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisa kualitatif dan kuantitatif menggunakan data-data
berupa; sepuluh (10) data log sumur, dua (2) data mudlog dan dua (2) data core. Data log sumur
digunakan sebagai dasar pembuatan kerangka stratigrafi beserta data core dan data mudlog.
Berdasarkan hasil analisis kualitatif didapatkan 4 zona batupasir yang diinterpretasikan sebagai zona
reservoir lapangan Y. Masing-masing zona memiliki ciri dan karakteristik yang khas. Hal ini
ditunjukkan oleh perolehan nilai hasil perhitungan parameter petrofisika pada dari setiap zona. Pada
zona A memiliki nilai vshale sebesar 0.144, porositas sebesar 17%, saturasi air sebesar 77%,
permeabilitas 16.3 mD. Zona B memiliki nilai vshale sebesar 0.091, porositas sebesar 23%, saturasi
air sebesar 67%, permeabilitas 78.6 mD. Zona C memiliki nilai vshale sebesar 0.349, porositas
sebesar 15%, saturasi air sebesar 71%, permeabilitas 22.5 mD. Zona D memiliki nilai vshale sebesar
0.26, porositas sebesar 15%, saturasi air sebesar 74% dan permeabilitas sebesar 9.8 mD. Lalu
dilanjutkan penentuan nilai cutoff pada vshale sebesar 50%, cut off porositas sebesar 15% dan cutoff
saturasi air sebesar 70%. Setelah melakukan analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa zona B
merupakan reservoir dengan karakteristik paling baik dibanding zona lainnya. Ketebalan pada
reservoir zona B memiliki nilai NTG sebesar 94% serta perangkap yang baik di sekitarnya.
Kata kunci: Lapangan Y, formasi Talang Akar, petrofisika, cutoff, vshale, porositas, permeabilitas,
saturasi air.

ABSTRACT
The research area is located in South Sumatera island. Bernard Field is a part of Takang Akar
Formation and South Sumatera Basin. The purpose of the research is to determine the
characteristics of reservoir based petrophysical analysis. Methods undertaken in this study done by
qualitative and quantitative analysis using several data consist of ten (10) well log data, two (2)
mudlog data and two (2) core data. Based on qualitative analysis , there are four (4) sandstones
zones which are interpreted as reservoir zones Y field. it shows by the calculation of petrophysical
parameter from each zona. in zona A there are Vshale value of 0.1444, porosity value of 17%, water
saturation value of 77%, and permeability value of 16.3 mD. B zone there are Vshale value of 0.091,
porosity value of 23%, water saturation value of 67%, and permeability value of 78.6 mD. C zone
there are Vshale value of 0.349, porosity value of 15%, water saturation value of 71%, and
permeability value of 22.5 mD. D zone there are Vshale value of 0.26, porosity value of 15%, water
saturation value of 71%, and permeability value of 9.8 mD. The, cutoff determination value of vshale
50%, porosity cutoff 15% and water saturation cut off 70%. After did data analysis there are
conclusion that B zone are the best quality of reservoir than other zone. The thickness in reservoir
B zone value 94% and have a good seal in other side.

Keywords: Y field, Talang Akar Formation, Petrophysisc, cutoff, vshale, porosity, permeability,
water saturarion.

29
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.3, No.1, Februari 2019: 563-571

1. PENDAHULUAN tersebut turut bergerak dan menghasilkan


zona konvergensi dalam berbagai bentuk
Minyak dan gas bumi masih
dan arah. Penunjaman lempeng Indo-
menjadi sumber energi yang paling
Australia tersebut dapat mempengaruhi
dibutuhkan di dunia dikarenakan nilai
keadaan batuan, morfologi, tektonik dan
kalornya yang tinggi, sifat fluidanya
struktur di Sumatera Selatan. Tumbukan
yang mudah disimpan dan
tektonik lempeng di Pulau Sumatera
didistribusikan, serta dapat menjadi
menghasilkan jalur busur depan,
bahan baku pembuatan keperluan lain.
magmatik, dan busur belakang (Bishop,
Peningkatan akan kebutuhan energi ini
2000).
harus diimbangi oleh produksi yang terus
meningkat padahal minyak dan gas bumi Cekungan Sumatera Selatan
ini termasuk ke dalam kategori termasuk ke dalam cekungan busur
sumberdaya energi fosil yang tidak belakang (Back Arc Basin) yang
terbarukan. Sehingga diperlukan terbentuk akibat interaksi antara lempeng
beberapa solusi dalam usaha peningkatan Indo-Australia dengan lempeng mikro-
produksi minyak dan gas bumi yang sunda.
diantaranya adalah perluasan dan atau
penambahan lapangan produksi,
penambahan sumur baru dan upaya
mempertahankan angka produksi minyak
dan gas bumi pada suatu lapangan agar
tidak menurun.
Karakterisasi reservoir
merupakan upaya penentuan kualitas
reservoir dari sistem batuan, fluida,
geometri dan penyebarannya, sifat fisika
dan kimia, interaksi dan interelasinya
dalam model geologi reservoir setempat
yang mencakup perkiraan kualitas
reservoir yang berada di zona tersebut,
sehingga dapat memberikan panduan
bagi tahappengembangan lapangan
selanjutnya. Dengan dilakukannya
karakterisasi reservoir ini diharapkan Gambar 2.1 Peta Fisiografi Cekungan
dapat memberikan hasil dan gambaran Sunda (Wight, 1986)
untuk membantu melihat potensi Stratigrafi daerah cekungan
pengembangan lapangan ini lebih lanjut Sumatra Selatan secara umum dapat
sehingga dapat mempertahankan atau dikenal satu megacycle (daur besar) yang
bahkan meningkatkan angka produksi terdiri dari suatu transgresi dan diikuti
setiap tahunnya. regresi. Formasi yang terbentuk selama
2. TINJAUAN PUSTAKA fase transgresi dikelompokkan menjadi
Geologi Cekungan Sumatera Kelompok Telisa (Formasi Talang Akar,
Selatan adalah suatu hasil kegiatan Formasi Baturaja, dan Formasi Gumai).
tektonik yang berkaitan erat dengan Kelompok Palembang diendapkan
penunjaman Lempeng Indo-Australia, selama fase regresi (Formasi Air
yang bergerak ke arah utara hingga Benakat, Formasi Muara Enim, dan
timurlaut terhadap Lempeng Eurasia Formasi Kasai), sedangkan Formasi
yang relatif diam. Zona penunjaman Lemat dan older Lemat diendapkan
lempeng meliputi daerah sebelah barat sebelum fase transgresi utama.
Pulau Sumatera dan selatan Pulau Jawa.
Beberapa lempeng kecil (micro-plate)
yang berada di antara zona interaksi

30
Karakterisasi Reservoir Menggunakan Analisis Petrofisika Pada Lapangan Y Formasi Talang Akar Cekungan
Sumatera Selatan
(Ardika Giri Gahana)

Migrasi Hidrokarbon di Lapangan X


diperkirakan terjadi secara insitu
migration. Kematangan batuan induk
Formasi Talang akar tercapai di dalaman
(Half-Graben). Hidrokarbon umumnya
terperangkap secara stratigrafi di Lapisan
lapisan riftclimax. Kemudian pada
PlioPlestosen, terjadi lagi migrasi
(secondary migration) melalui pola
patahan yang terbentuk pada saat itu.

3. METODE
Peneliti menggunakan data
wireline log sumur X lapangan Y yang
Gambar 2.2 Stratigrafi Regional terdiri dari log GR(Gamma Ray), log SP
Cekungan Sunda (Wight, 1986) (Spontaneous Potential), log Caliper, log
densitas, log neutron, log resistivitas,
Petroleum system di cekungan Sumatra beserda header log dan mudlog yang
Selatan adalah sebagai berikut: berisi data akuisisi log. Header log berisi
 Batuan Induk informasi top depth, bottom depth,
informasi pengukuran lumpur yang
Batuan yang dianggap sebagai sumber digunakan, BHT (Bore Hole
utama penghasil hidrokarbon di lapangan Temperature) atau suhu maksimal yang
minyak Prabumulih Barat adalah terukur, dan lain-lain. Sedangkan mudlog
shale/serpih pada Formasi Talang Akar berisi informasi litologi yang berguna
dan Lahat. Batuserpih tersebut dinilai untuk membantu interpretasi kualitatif.
berpotensi karena telah dalam kondisi 1. Input Data Las
matang (mature), dan telah Pada tahap ini dilakukan proses loading
menggenerasikan hidrokarbon. data berupa data Las dari well log.
 Batuan Reservoar Dimana sebelumnya sudah dibuat
database untuk lembar kerjanya. Proses
Reservoar utama di lapangan X adalah yang dilakukan pada tahap ini dengan
batupasir formasi Talang Akar yang telah klik input/output pada software
terbukti berproduksi di sumur-sumur Interactive Petrophysics 3.5, lalu load
existing. Batupasir ini umumnya dari data dan pilih dengan format LAS data.
kelompok arenit yang didominasi oleh 2. Input Temperature Gradient
butiran ketimbang matrik. Penyusun Pada tahapan ini dilakukan input data
utamanya adalah Kuarsa, sebagian temperature dari setiap kedalaman.
feldspar dan fragmen batuan, sortasi Namun dikarenakan data suhu pada tiap
sedang. kedalaman tidak ada, jadi dilakukan input
 Batuan Penyekat (Seal) data pada kedalama KB dan bottom
depth. Fungsi dari input temperature
Batuan penyekat adalah batuserpih dari gradient ini adalah digunakan untuk
formasi Talang akar yang berselang koreasi lingkungan nantinya. Proses yang
seling dengan reservoir batupasir. dilakukan dengan klik calculation – pilih
 Perangkap (Trap) pada kolom temperature gradient.
3. Interpretasi Kualitatif
Perangkap yang berkembang di Struktur Pada tahap ini dilakukan pembuatan
X merupakan kombinasi antara zonasi reservoir dan penentuan litologi
perangkap struktur dan stratigrafi pintas. Zonasi reservoir dilakukan
 Migrasi dengan melihat kurva log gamma ray,
resistivitas dan separasi dari RHOB dan

31
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.3, No.1, Februari 2019: 563-571

NPHI, sedangkan Penentuan lithologi sumur, dan kebergunaan data . Hal ini
diinterpretasikan berdasarkan harus dilakukan untuk meyakinkan
pembacaan kurva log dari setiap sumur. bahwa data yang digunakan semuanya
Kurva log yang digunakan sebagai valid dan benar harganya sehingga hasil
parameter adalah kurva log gamma ray, akhir kalkulasi masuk akal dan dapat
namun bisa juga ditambah dengan log dipertanggung jawabkan. Data-data yang
yang lain biasanya dengan log resistivitas diperoleh melalui log cetakan adalah
untuk melihat fluidanya dan log Rhob data-data seperti yang tertulis pada
serta Nphi untuk melihat zona kepala log (log header). Bagian dari log
hidrokarbonnya. ini menyediakan berbagai informasi
6. Interpretasi Kuantitatif mengenai kondisi pada saat aktifitas
Pada tahap ini dilakukan perhitungan logging dilakukan seperti nama dari
parameter petrofisika terhadap perusahaan pengelola, waktu dan tanggal
kandungan lempung (Vshale), porositas, logging, alat yang digunakan, referensi
permeabilitas dan saturasi air (Sw). elevasi, harga elevasi, kedalaman
Perhitungan terhadap keempat parameter pengeboran, mineral-mineralpemberat,
tersebut dilakukan menggunakan temperature fluida pemboran, densitas
software Interactive Petrophysics 3.5 keasaman fluida pemboran, nama-nama
dengan penggunaan log yang berbeda. geologi di lapangan, dan lainnya.
Pada perhitungan Vshale dilakukan Prekalkulasi merupakan
perhitungan terhadap log gamma ray, kegiatan perhitungan awal untuk
spontaneous potential serta indikator mempersiapkan data-data formasi yang
ganda log neutron densitas. Pada akan digunakan selanjutnya dari masing-
penentuan Sw dan porositas dilakukan masing sumur di tiap kedalaman. Pada
dalam satu proses menggunakan model software IP dilakukan prekalkulasi pada
porositas log densitas-neutron. Lalu pada gradien temperature.
perhitungan permeabilitas dilakukan
menggunakan K-regresi. Volume Shale (Vsh)
7. Cut off
Penentuan volume shale pada
Dalam penelitian ini parameter cut off
sumur X menggunakan log gamma ray
yang dilakukan adalah dengan
yang telah dikoreksi sebelumnya,
melakukan cut off porositas , cut off
kemudian ditentukan indeks gamma ray
saturasi dan cut off Vshale, sedangkan
untuk menentukan baseline atau batas
pada permeabilitas nilai cut off yang
antara GR batugamping dan batuserpih,
diambil adalah 1 mD yang diasumsikan
dengan mencari nilai gamma ray
sebagai batas nilai terendah untuk fluida
maksimal dan minimal dari sumur X
dapat mengalir. Pada cut off porositas
lapangan Y. Dalam penentuan volume
ditentukan berdasarkan hasil dari
shale, metode yang ideal digunakan
crossplot antara permeabilitas dan nilai
adalah metode linear (straight line)
porositas. Untuk cut off saturasi
karena dalam perhitungan volume shale
ditentukan dari hasil crossplot antara
sama dengan indeks gamma ray.
porositas dan nilai saturasi dan untuk cut
Perhitungan Volume of Shale pada
off Vshale atau kandungan lempung
sumur X akan dijelaskan pada Gambar
ditentukan dari hasil crossplot antara
4.2 dan Gambar 4.3
nilai porositas dengan nilai Vshale.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Prekalkulasi
Quality control merupakan
kegiatan untuk memeriksa dan
mengontrol kualitas data yang dimiliki.
Kualitas data yang dimaksud meliputi
inventaris data, memeriksa kedalaman

32
Karakterisasi Reservoir Menggunakan Analisis Petrofisika Pada Lapangan Y Formasi Talang Akar Cekungan
Sumatera Selatan
(Ardika Giri Gahana)

merupakan kandidat yang baik sebagai


reservoir daerah penelitian dengan nilai
Vsh kurang dari 20%.
Hal ini terjadi dikarenakan pada
saat fase pengendapan zona tersebut
diendapkan pada lingkungan berenergi
relative tinggi sehingga pengendapan
material halus seperti lempung sedikit.
Berbeda dengan fasies zona C dan D
yang cenderung diendapkan pada
lingkungan berenergi rendah sehingga
Gambar 4.2 Histogram Nilai Vshale material halus banyak terendapkan pada
pada Sumur X. fase ini.

Porositas dan Saturasi Air


Sehingga dihasilkan log volume
Perhitungan porositas dalam
shale (Tabel 4.1) dengan nilai rata-rata
penelitian ini menggunakan metode yaitu
tiap zona masing-masing: Zona A
metode density-neutron. Untuk
memiliki nilai volume shale rata-rata
mengetahui besar porositas dari suatu
0,144, Zona B memiliki nilai volume
batuan dengan menggunakan metode ini,
shale rata-rata 0,091, Zona C memiliki
dibutuhkan besaran nilai porositas untuk
nilai volume shale rata-rata 0,349 dan
shale, dry shale, matriks dan fluida
Zona D memiliki nilai volume shale rata-
sehingga nilai tersebut dicari terlebih
rata 0,26.
dahulu dengan menggunakan picking
parameter RHO NPHI dan GR yang
Tabel 4.1 Nilai Volume Shale pada
ditampilkan dalam gambar 4.4.
Lapangan Y.

Gambar 4.4 Crossplot Density-Neutron


pada Sumur X.

Berdasarkan perhitungan
Berdasarkan nilai rata-rata dari
porositas menggunakan log density-
volume shale, disimpulkan bahwa pada
neutron pada sumur X lapangan Y,
sumur X lapangan Y memiliki jumlah
didapatkan hasil perhitungan berupa nilai
volume shale yang bervariasi diakibatkan
masing-masing zona: Zona A memiliki
dalam proses pengendapan sedimen
nilai porositas rata-rata 17%, Zona B
dipengaruhi oleh fluktuasi air laut yang
memiliki nilai porositas rata-rata 23%,
mengendapkan jumlah shale yang
Zona C memiliki nilai porositas rata-rata
berbeda-eda pada masing-masing fasies
15%, Zona D memiliki nilai porositas
pengendapan. Jika dikaji dalam rata-rata
rata-rata 17%. Berdasarkan klasifikasi
nilai kandungan lempung terhadap tiap
Koesoemadinata (1980), porositas yang
zona didapatkan bahwa zona A dan B

33
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.3, No.1, Februari 2019: 563-571

memiliki karakter yang paling baik volume shale dan porositas yang sudah
berada di Zona B. dihitung sebelumnya, serta nilai
resistivitas shale (Rsh) didapat dari
Tabel 4.3 Nilai Akumulasi Rata-Rata pembacaan pada log. Pada perhitungan
Porositas Efektif pada Lapangan Y. saturasi air sumur X kali ini, penulis
menggunakan persamaan Indonesia
dalam pengerjaan dan didapatkan hasil
berupa tabel berikut:

Tabel 4.4 Nilai Rata-Rata Saturasi Air


pada Lapangan Y.
Permeabilitas

Pori pada reservoar terisi penuh


dengan fluida. Fluida tersebut dapat
berupa air, minyak bumi ataupun gas.
Untuk mengetahui kejenuhan
hidrokarbon (1-Sw) perlu dihitung
saturasi air (Sw). Tingkat kejenuhan air
dapat dihitung melalui

Dalam hal ini, Pada tabel diatas dilakukan


Sw = Saturasi air (v/v) perhitungan saturasi air didapatkan nilai
Ø = Porositas (v/v) rata-rata dari tiap zona di Lapangan Y,
n = eksponen kejenuhan m = yaitu: Zona A memiliki nilai saturasi air
Faktor sementasi rata-rata 77%, Zona B memiliki nilai
a = Tortuositas Rt= saturasi air rata-rata 67%, Zona C
Resistivitas sebenarnya (ohmm) memiliki nilai saturasi air rata-rata 71%
Rw = Resistivitas air (ohmm) Vsh = dan Zona D memiliki nilai saturasi air
Volume Shale rata-rata 74%.
Litologi pada formasi Talang Dari analisis peneliti, hasil
Akar didominasi oleh clean sand. Dalam saturasi air yang tinggi ini diakibatkan
menghitung saturasi air, terlebih dahulu oleh rendahnya nilai resistivitas dari
adalah penentuan koefisien a, m dan n. reservoar yang berisi minyak bumi, yakni
Nilai a merupakan turtosity, nilai m sekitar 2-12 ohm. Hal ini merupakan
merupakan eksponen sementasi dan n suatu ketidakwajaran, sebab berdasarkan
merupakan eksponen saturasi. Koefisien teori yang ada, seharusnya suatu batuan
a dan m didapat dari hasil crossplot reservoar yang berisi hidrokarbon
antara porositas core dengan faktor resistivitasnya adalah tinggi sebab
formasi. Sementara koefisien n didapat hidrokarbon memiliki resistivitas yang
dari crossplot antara brine saturation tinggi. Dari pembahasan sebelumnya
dengan resistivitas formasi. telah dianalisis bahwa rendahnya
Perhitungan nilai saturasi air resistivitas batuan reservoir diakibatkan
konventional adalah metode oleh karakteristik batuan reservoar yang
penghitungan saturasi air dengan metode shaly sand, dimana banyaknya
Simandoux, Dual Water, dan Indonesia. kandungan mineral lempung yang
Dalam perhitungan nilai saturasi dengan terdapat pada batupasir yang bertindak
metode ini, nilai resistivitas air yang sebagai reservoar. Mineral lempung ini
digunakan yakni 0.36 ohm, dengan nilai

34
Karakterisasi Reservoir Menggunakan Analisis Petrofisika Pada Lapangan Y Formasi Talang Akar Cekungan
Sumatera Selatan
(Ardika Giri Gahana)

akan mengakibatkan penurunan selaras diperoleh sebesar 50% (0,5), lalu pada
terhadap resistivitas batuan. cut off porositas sebesar 15% (0.15) dan
Permeabilitas cut off saturasi air sebesar 70% (0.7).
Permeabilitas adalah
kemampuan batuan untuk meloloskan Nilai dari masing-masing cut-off
fluida melalui pori pada batuan. digunakan untuk penentuan net sand, net
Parameter yang mempengaruhi reservoir, net pay pada lapangan Bernard.
permabilitas seperti ukuran pori,bentuk Net sand adalah tebal lapisan dalam hal
butir dan kontinuitas. Dalam penelitian ini adalah batupasir yang cut off volume
ini perhitungan permeabilitas dilakukan shale. Net reservoir adalah tebal lapisan
dengan menggunakan persamaan Regresi dalam hal ini batupasir yang dibawah
Linear: nilai cut off volume shale dan cut off
porositas. Net pay adalah tebal lapisan
net reservoir yang dibawah nilai dari cut
Dengan : off saturasi air (Bob Cluff, 2015).
Y_i : nilai peubah terikat dari percobaan Penentuan zona net sand pada
ke- i β_(1 ,….,) lapangan Y berada pada nilai volume
β_k : koefisien regresi/slop shale dibawah 0.5, sehingga nilai volume
x_i : nilai peubah bebas dari percobaan shale yang berada diatas nilai 0.5 tidak
ke- i termasuk net sand. Penentuan zona
ε_i : error merupakan tebal lapisan net sand yang
memiliki nilai porositas efektif (PHIE) di
Perhitungan permeabilitas atas 0.15, sehingga nilai porositas efektif
dilakukan pada setiap interval fasies (PHIE) yang berada dibawah 0.15
pengendapan di masing-masing sumur. dinyatakan non reservoir. Penentuan
Sehingga dihasilkan nilai permeabilitas zona net pay merupakan tebal lapisan
rata-rata dari Lapangan Y sebagai reservoir yang berisi hidrokarbon
berikut: Zona A memiliki nilai memiliki nilai saturasi air dibawah 0.7
permeabilitas rata-rata 16.3 mD, Zona B sehingga nilai Saturasi air (Sw) yang
memiliki nilai permeabilitas 78.6 mD, berada di atas 0.7 dinyatakan sebagai
Zona C memiliki permeabilitas rata-rata reservoir yang diisi fluida air.
22.5 mD dan Zona D memiliki nilai Cut Off
permeabilitas rata-rata 9.8 mD. Nilai Pengklasifikasian kualitas
hasil perhitungan permeabilitas pada reservoir didasarkan pada nilai porositas
Lapangan Y akan dijelaskan pada Tabel dan permeabilitas reservoir batupasir,
4.5. geometri reservoir yang mencakup
ketebalan, potensi batuan penyekat yang
Cut Off dapat menciptakan suatu perangkap
Pada lapangan Y, cut off volume hidrokarbon. Geometri reservoir berupa
shale ditentukan dengan lateral dan kontinuitas lapiasan serta
membandingkan data volume shale dari bukti keterdapatan hidrokarbon pada
semua sumur dan kemudian dilihat reservoir tersebut perlu dilakukan studi
polanya dan ditentukan batas nilainya. lebih lanjut.
Tetapi dicari juga dengan menggunakan
crossplot volume shale dan porositas. Tabel 4.6 Karakteristik Reservoir
Untuk cut off porositas ditentukan Lapangan Y.
dengan melakukan crossplot antara
porositas dengan saturasi air diperoleh
juga dari crossplot volume shale dan
porositas. Dan untuk cut off saturasi air
ditentukan dengan melakukan crossplot
Reservoir zona B memiliki nilai
antara saturasi air dengan porositas. Pada
rata-rata porositas 23% dan permeabilitas
lapangan Y, nilai cut off pada Vshale

35
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.3, No.1, Februari 2019: 563-571

289.13 mD yang tergolong sangat baik diperoleh sebesar 50% (0,5), lalu
(Kusumadinata, 1979). Ketebalan rata- pada cut off porositas sebesar 15%
rata batupasir 15 meter, sementara pada (0.15) dan cut off saturasi air sebesar
bagian atas reservoir terdapat batuan 70% (0.7).
penyekat periode transgresif berupa 6. Berdasarkan hasil analisis, zona
batulempung dan cukup berpotensi produktif pada semua sumur
sebagai seal. Berdasarkan uraian lapangan Y terdapat pada zona B,
parameter-paremeter pengontrol kualitas hal ini terlihat oleh hasil dari 4
reservoir tiap fasies dapat disimpulkan parameter petrofisika yang telah di
bahwa reservoir zona B memiliki potensi analisis secara kuantitatif.
yang paling baik sebagai reservoir 7. Reservoir zona B memiliki nilai
rata-rata porositas 23% dan
5. KESIMPULAN permeabilitas 289.13 mD yang
tergolong sangat baik
1. Perhitungan vshale pada lapangan Y
(Kusumadinata, 1979). Ketebalan
didapatkan nilai rata-rata masing-
rata-rata batupasir 15 meter,
masing zona: Zona A memiliki nilai
sementara pada bagian atas reservoir
volume shale rata-rata 0,144, Zona
terdapat batuan penyekat periode
B memiliki nilai volume shale rata-
transgresif berupa batulempung dan
rata 0,091, Zona C memiliki nilai
cukup berpotensi sebagai seal.
volume shale rata-rata 0,349 dan
Zona D memiliki nilai volume shale
UCAPAN TERIMAKASIH
rata-rata 0,26.
2. Hasil perhitungan porositas Dengan terselesaikannya artikel
didapatkan nilai masing-masing ilmiah ini, penulis ingin mengucapkan
zona: Zona A memiliki nilai terima kasih kepada Pertamina EP atas
porositas rata-rata 17%, Zona B izinnya untuk mempublikasikan data –
memiliki nilai porositas rata-rata data di atas ke dalam sebuah artikel
23%, Zona C memiliki nilai ilmiah.
porositas rata-rata 15%, Zona D
memiliki nilai porositas rata-rata DAFTAR PUSTAKA
17%. Berdasarkan klasifikasi Archie, G. E. 1950. Introduction to
Koesoemadinata (1980), porositas Petrophisics. AAPG Bulletin.
yang memiliki karakter yang paling Asquith, 1979. Subsurface Carbonate
baik berada di Zona B. Depositional Model. Tulsa:
3. Nilai saturasi air rata-rata dari setiap Pennwell Publishing.
zona di Lapangan Y yaitu: Zona A Bateman, R.M. dan Hepp, V.R. 1981.
memiliki nilai saturasi air rata-rata Aplication of True Vertical
77%, Zona B memiliki nilai saturasi Depth, True
air rata-rata 67%, Zona C memiliki Harsono, A. 1997. Evaluasi Formasi dan
nilai saturasi air rata-rata 71% dan Aplikasi Log, Edisi Revisi-8 Mei
Zona D memiliki nilai saturasi air 1997. Jakarta: Schlumberger
rata-rata 74%. Oilfield Service.
4. Nilai permeabilitas rata-rata dari Koesoemadinata, R. P. 1980.Geologi
Lapangan Y sebagai berikut: Zona Minyak dan Gas Bumi. Bandung
A memiliki nilai permeabilitas rata- : ITB
rata 16.3 mD, Zona B memiliki nilai Rider, Malcolm. 2000. The Geological
permeabilitas 78.6 mD, Zona C Intepretation of Well Logs.
memiliki permeabilitas rata-rata Whittless Publishing, Scotland
22.5 mD dan Zona D memiliki nilai Schlumberger Well Services, inc. 1972.
permeabilitas rata-rata 9.8 mD. Log Interpretation
5. Nilai penggal (cut off) didapat Manual/Principles, vol I:
dengan crossplot yaitu untuk Vshale

36
Karakterisasi Reservoir Menggunakan Analisis Petrofisika Pada Lapangan Y Formasi Talang Akar Cekungan
Sumatera Selatan
(Ardika Giri Gahana)

Houston, Schlumberger Well Manual/Applications, vol II:


Service, Inca. Houston, Schlumberger Well
Schlumberger Well Services, inc. 1972. Service, Inca.
Log Interpretation

37

Anda mungkin juga menyukai