PENDAHULUAN
Penelitian Terdahulu
2.5.2 Image
Citra dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif terhadap suatu
organisasi/lembaga. Citra itu sendiri merupakan aset terpenting dari suatu
organisasi. Rosady Ruslan (2004: 80) “secara garis besar citra adalah seperangkat
keyakinan, ide, dan kesan seseorang terhadap suatu obyek tertentu.”
Sedangkan citra menurut Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto (2008: 113)
“citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang,
suatu komite, atau suatu aktivitas.” Berdasarkan dua pendapat di atas pada dasarnya
citra mempunyai pengertian yang sama yaitu suatu pandangan seseorang terhadap
sebuah obyek misalnya suatu organisasi atau lembaga.
Dalam penelitian ini penulis memilih teori peran humas tersebut sebagai dasar
untuk bahan penelitian karena :
1. Teori ini mencangkup teori-teori yang ada
2. Sebagai patokan dalam konteks penelitian
3. Teori ini tepat dalam menjelaskan permasalahan yang diangkat dalam
penelitian
2.6 Kerangka Teori
Mengacu pada fungsi humas berdasarkan pendapat Rosady Ruslan (2005 : 10)
bahwa akan dikatakan efektif apabila menjalankan empat peran. Empat peranan
tersebut adalah sebagai komunikator, membina hubungan, pendukung fungsi
manajemen, dan menciptakan corporate image.
Sebagai komunikator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang
diwakili dengan publiknya. Peran ini merupakan upaya organisasi atau lembaga
melalui bagian public relation dengan berbagai cara. Humas menyampaikan
informasi, kebijakan, ataupun ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga tersebut.
Humas juga menjadi wadah masyarakat yang diwakili oleh publiknya dalam
menyampaikan atau memberikan feedback kepada suatu lembaga.
Membina relationship yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan
saling menguntungkan dengan pihak publiknya. Agar citra suatu lembaga tetap
baik di mata masyarakat sehingga masyarakat tetap berada di pihak lembaga
tersebut, humas harus menjaga hubungan yang telah terjalin ataupun membentuk
citra bagi perusahaan atau lembaga yang baru.
Peranan back up management yakni sebagai pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau perusahaan. Melaksanakan dukungan manajemen atau
menunjang kegiatanlain, seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional,
personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka
tujuan pokok perusahaan/organisasi.
Membentuk corporate image, artinya peranan humas berupaya menciptakan
citra bagi organisasi atau lembaganya. Humas dapat menetapkan cara strategis
dalam berkomunikasi baik dengan masyarakat ataupun lembaga lain. Melalui
komunikasi yang strategis, lembaga mendapaktan respon yang juga baik dari
masyarakat. Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi,
reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas humas.
Berdasarkan Teori Citra menurut Frank Jefkins, terdapat empat komponen yang
mendorong pembentukan citra yakni persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap.
Persepsi merupakan hasil pengamatan unsur lingkungan. Setiap individu akan
memberikan makna sesuai persepsi terhadap rangsangan yang ada berdasarkan dari
pengalaman yang dihadapi. Kemudian, proses mempresepsikan ini yang dapat
lanjut ke proses pembentukan citra. Oleh karena itu, persepsi atau pandangan
individu akan positif apabila informasi yang diberikan menghasilkan kognisi
individu.
Kognisi suatu keyakinan diri yang datang dari individu. Stimulus ini akan timbul
apabila individu diharuskan menerima informasi yang mampu mempengaruhi
perkembangan kognisinya.
Motivasi terjadi karena adanya penggerakan respon. Motifnya adalah keadaan
pribadi individu yang didorong dari hasrat dan keinginan yang timbul dari dalam
diri. Dorongan tersebut menimbulkan reaksi berupa tindakan untuk melakukan
beberapa kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.
Sikap sebuah aksi untuk melakukan sesuatu, berfikir, menafsirkan, atau
mempresepsikan. Sikap tersebut timbul saat harus menghadapi obyek, ide, atau
situasi dan juga nilai.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi yaitu bagian Public
Relation Executive Hotel The Zuri Palembang.
3.4.2 Unit Observasi
Unit observasi dalam penelitian ini berjumlah dua orang yaitu Public
Relation Executive dan Sales Executive Hotel The Zuri Palembang.
3.5 Informants
3.5.1 Kriteria Informants
Dalam pengambilan data penelitian membutuhkan informants, untuk itu
criteria informants penelitian manajemen humas sebagai berikut:
1. Bekerja di Hotel The Zuri Palembang sebagai bagian kehumasan
2. Mengerti di bidang kehumasan
3.5.2 Informants
Dalam upaya mendapatkan data dan informasi yang jelas dan rinci dalam
penelitian ini, peneliti membutuhkan key informants yang memahami dan
mengetahui secara jelas mengenai peran humas dalam meningkatkan brand image
Hotel The Zuri Palembang, dan key informants tersebut ialah Public Relation
Executive Hotel The Zuri Palembang yang secara langsung menjalankan fungsi
humas dalam perusahaan tersebut.
3.6.1 Data
Berdasarkan jenisnya, data dibagi menjadi data kualitatif dan data
kuantitatif, berdasarkan sumber perolehannya dibagi menjadi data primer dan data
sekunder.
Data Primer merupakan sumber data utama yang digunakan sebagai acuan
dalam sebuah penelitian. Teknik primer yaitu data yang diperoleh dari hasil
merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan infromasi yang dibutuhkan dengan
relevan pada penelitian ini adalah Public Relation Executive Hotel dan Sales
Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah dan disajikan baik oleh
pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lainnya. Data sekunder yang
teknik yang cocok digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode:
Pihak yang relevan pada penelitian ini adalah Public Relation Executive
Hotel dan Sales Executive Hotel The Zuri Palembang dengan mengunakan panduan
wawancara dan direkam menggunakan perekam suara. Peneliti mengambil data
melalui wawancara kepada Key Infromants yaitu Public Relation Executive Hotel
The Zuri Palembang.
informasi. Jenis informasi yang berasal dari dokumentasi ini dapat diperoleh dalam
berbagai bentuk dan harus merupakan objek dari pengumpulan data eksplisit. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi yang berhubungan dengan peran
3.7.3 Observasi
yaitu mengunjungi langsung kantor Hotel The Zuri Palembang serta menganalisis
media sosial dan pemberiitaan tentang perusahaan ini, namun peneliti tidak
temuan dan penafsiran yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan
disetujui oleh subjek penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan cara
triangulasi sebagai teknik keabsahan data yaitu menggunakan sumber lebih dari
satu/ganda, yaitu Public Relation Executive dan Sales Executive Hotel The Zuri
Palembang.
Data yang telah memenuhi kriteria adalah data jenuh yang berarti kapan dan
di mana pun dinyatakan pada informan (triangulasi data), dan pada siapa pun
pertanyaan sama diajukan (triangulasi subjek), hasil jawaban tetap konsisten sama.
dari hasil wawancara dan studi dokumentasi untuk mendeskripsikan kejadian atau
peristiwa yang bersifat faktual. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara
kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Analisis data dalam penelitian
kualitatif ini meliputi reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan :
b. Penyajian data, setelah data dirangkum data dapat disajikan dalam berbagai
uraian data sehingga memudahkan untuk menganalisis data secara lebih baik.
c. Penarikan kesimpulan, kesimpulan awal bisa saja berubah jika tidak ditemukan
kesimpulan.
maupun studi pustaka. Setelah data-data diperoleh dari lapangan maupun studi
dengan topik penelitian dan dijadikan sebagai acuan penelitian untuk dievaluasi.
dilakukan.
Data yang sudah dianalisis dengan menggunakan kata-kata dan kalimat untuk
memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui bagaimana peran humas dalam meningkatkan brand image Hotel The
Zuri Palembang.