Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ROFIKATUL AZIZAH

NIM : 1712011043

KELAS : 4A

1. RINGKASAN

 Pengertian Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inkuiri yang dapat diartikan sebagai proses bertanya
dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah
adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek
pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari
jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003).

Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan
mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-
sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview
apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan
alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi
dan mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC, 2000). Sebagai strategi
pembelajaran, inkuiri dapat diimplementasikan secara terpadu dengan strategi lain sehingga
dapat membantu pengembangan pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan melakukan
kegiatan inkuiri oleh siswa.

Ada tiga tingkatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya dan intensistas
keterlibatan siswa, yaitu:

a) Inkuiri tingkat pertama

Inkuiri tingkat pertama merupakan kegiatan inkuiri di mana masalah dikemukakan oleh
guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban
terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari guru. Inkuiri tipe ini,
tergolong kategori inkuiri terbimbing ( guided Inkuiri ) menurut kriteria Bonnstetter, (2000);
Marten-Hansen, (2002), dan Oliver-Hoyo, et al (2004). Sedangkan Orlich, et al (1998)
menyebutnya sebagai pembelajaran penemuan (discovery learning) karena siswa dibimbing
secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya.

b). Inkuiri Bebas

Inkuiri tingkat kedua dan ketiga menurut Callahan et al , (1992) dan Bonnstetter, (2000)
dapat dikategorikan sebagai inkuiri bebas (unguided Inkuiri) menurut definisi Orlich, et al
(1998). Dalam inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan
merancang proses penyelidikan.

Beberapa karakteristik yang menandai kegiatan inkuiri bebas ialah:

(1) siswa mengembangkan kemampuannya dalam melakukan observasi khusus untuk


membuat inferensi,

(2) sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, obyek dan data yang kemudian
mengarahkan pada perangkat generalisasi yang sesuai,

(3) guru hanya mengontrol ketersediaan materi dan menyarankan materi inisiasi,

(4) dari materi yang tersedia siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tanpa bimbingan guru,

(5) ketersediaan materi di dalam kelas menjadi penting agar kelas dapat berfungsi sebagai
laboratorium,

(6) kebermaknaan didapatkan oleh siswa melalui observasi dan inferensi serta melalui
interaksi dengan siswa lain,

(7) guru tidak membatasi generalisasi yang dibuat oleh siswa, dan

(8) guru mendorong siswa untuk mengkomunikasikan generalisasi yang dibuat sehingga
dapat bermanfaat bagi semua siswa dalam kelas.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah : (1) keterlibatan siswa secara
maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2) keterarahan kegiatan secara maksimal dalam
proses kegiatan belajar , (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang
ditemukan dalam proses inkuiri . Kondisi Umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan
inkuiri bagi siswa adalah :

1) Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi;

2) Inkuiri berfokus pada hipotesis

3) Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta ) Ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam penggunaan inkuiri menurut Sanjaya (2009).

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan inkuiri menurut
Sanjaya (2009).

a) Berorientasi pada pengembangan intelektual

b) Prinsip Interaksi

c) Prinsip Bertanya

d) Prinsip Belajar untuk Berfikir

e) Prinsip Keterbukaan

Pembelajaran dengan model inkuiri memiliki 5 komponen yang umum yaitu:


Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan
Variety of Resources (Garton, 2005)

Gulo dalam Trianto (2009) menyatakan, bahwa kemampuan yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut :

1) Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan

2) Merumuskan Hipotesis

3) Mengumpulkan Data

4) Analisis Data

5) Membuat Kesimpulan
Sudjana (1989) menyatakan, ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan
pembelajaran inkuiri, yaitu :

1) Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa;

2) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis;

3) Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau
permasalahan;

4) Manarik kesimpulan atau generalisasi; dan

5) Mengaplikasikan kesimpulan.

Langkah pembelajaran inkuri, merupakan suatu siklus yang dimulai dari:

1) Observasi atau pengamatan terhadap berbagai fenomena alam

2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi

3) Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban

4) Mengumpulkan data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan

5) Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data.

2. Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas, maka langkah-
langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan model
inkuiri adalah:

Tahap pertama

Sebelum guru mengemukakan masalah yang akan dikerjakan siswa, terlebih dahulu guru
menentukan tingkah laku atau tujuan yang ingin dicapai dengan model

inkuiri (tanpa memberi informasi tentang teori), orientasi model, dan apersepsi. Selanjutnya,
guru membagikan sebuah LKS yang di dalamnya terdapat bacaan kepada siswa dan mereka
diberikan waktu beberapa menit untuk memahami bacaan tersebut.
Tahap kedua

Pada tahap ini guru mengajukan permasalahan (teka-teki) yang dapat menumbuhkan motivasi
siswa untuk menemukan pendapatnya. Misalnya, permasalahan tersebut berupa tugas untuk
mengidentifikasi kalimat, unsur instrinsik cerpen, dan lain-lainnya.

Tahap ketiga

Pada tahap ini siswa menetapkan hipotesis/praduga jawaban untuk dikaji lebih lanjut.
Hipotesis yang ditetapkan ini berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang diajukan
oleh guru. Pada tahap ini terdapat dua kemungkinan yang muncul, yaitu: (1) siswa secara
spontan melakukan penyelidikan atau penjelajahan tentang informasi/data untuk menguji
hipotesis yang ditetapkan, baik secara individu maupun secara kelompok. Selanjutnya, siswa
menarik kesimpulan; dan (2) siswa tidak banyak berusaha mencari informasi untuk
membuktikan hipotesis. Di sinilah guru membantu siswa, mendorong melakukan kegiatan
belajar untuk mencari informasi berkaitan dengan permasalahan yang diajukan guru. Jawaban
guru atas pertanyaan siswa hanya berkisar ya atau tidak, karena dalam model inkuiri ini siswa
sendiri yang menemukan jawaban permasalahan yang diberikan oleh guru.

Tahap keempat

Pada tahap ini, siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban/menarik kesimpulan.


Selanjutnya, guru mengumpulkan hasil penyelidikan/eksperimen untuk menjawab teka-teki
atau permasalahan yang diajukan oleh guru. Caranya dengan menyuruh siswa untuk
menunjukkan hasil pekerjaan mereka. Agar seluruh siswa yang ada dalam kelas terlibat untuk

memecahkan permasalahan tersebut, maka setiap siswa mendapat giliran untuk memberikan
alasan atau hasil pekerjaannya. Dengan demikian, siswa diarahkan untuk menjawab
permasalahan tersebut.

Tahap kelima

Pada tahap ini guru mengajak dan membimbing siswa untuk merumuskan dan menemukan
sendiri teori materi yang dibahas, misalnya pengertian latar dalam cerpen, pengertian kalimat
majemuk bertingkat, dan lain-lainnya berdasarkan fakta-fakta yang mereka temukan dari
hasil tanya jawab di dalam kelas. Dari fakta-fakta dan jawaban tersebut, mereka dapat
merumuskan batasan dari definisi, konsep, dalil dan lain-lainnya. Selanjutnya, guru memberi
komentar dan penjelasan tentang hasil temuan mereka dan menjelaskan kembali prinsip-
prinsip atau konsep penting untuk memperdalam pemahaman siswa sehingga masalah
diajukan pada awal pelajaran dapat terjawab.

3. Menurut Sanjaya (2009) bahwa strategi pembelajaran inkuiri, memiliki


beberapa ciri utama, yaitu:

a) Strategi Inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam
proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui
penjelasan guru secara verbal,

akan tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

b) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sifat percaya diri. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, guru bukan
sebagai sumber belajar tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

c) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan


berpikir secara sistematis, logis dan kritis.

Anda mungkin juga menyukai