Disusun oleh
NIS : 17.18.11.K.036
Keahlian : KEPERAWATAN
2018 -2019
LEMBAR PENGESAHAN
SMK ADIDAYA NUSANTARA
Tanggal,…………………2019
Menyetujui,
Mengesahkan,
Kepala Sekolah
IDEN SUPARMAN,S.Pd
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI DUNIA KERJA
Tanggal,……………..2019
Menyetujui,
Dengan mengucapkan puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT,
atas rahmat dan kehadiratnya penulis dapat menyelesaikan laporan ujian kompetensi
yang telah dilaksanakan di RSUD Cikalongwetan. Laporan ini disusun guna untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Akhir sekolah atau Ujian
Nasional tahun ajaran 2019-2020.
Laporan ini saya buat dan susun dengan usaha maksimal juga atas bantuan dari
berbagai pihak yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
menyelesaikan laporan ini. Tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada :
i
7. Ibu dan ayah yang senantiasa memberikan dukungan secara moral maupun
material sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
8. Sahabat – sahabat saya yang telah memberikan dukungan dan bantuan
kepada saya selama proses penyusunan laporan ini.
Terlepas dari itu semua saya menyadari masih banyak kekurangan dalam
laporan asuhan keperawatan dengan DHF yang saya buat. Mungkin dari segi bahasa,
susunan kalimat atau hal lain yang tidak saya sadari. Oleh karenanya saya sangat
mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana perbaikan laporan asuhan keperawatan
dengan DHF yang lebih baik.
Dan semoga laporan asuhan keperawatan dengan DHF ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan masyarakat luas. Akhir kata saya ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya atas perhatiannya.
Penulis
VINA FITRIANI
ii
BIODATA SISWA
Agama : Islam
iii
IDENTITAS INSTANSI
Kec.Cikalongwetan,Kab.Bandung Barat.
iv
DAFTAR ISI
IDENTITAS INSTANSI.............................................................................................. iv
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….3
D. Manfaat penulisan……………………………………………………………4
E. Tujuan……..………………………………………………………….……………7
F. Fasilitas…………………………………………………………………………….7
v
H. Struktur organisasi RSUD Cikalonngwetan……...……………….….…………10
J. Metode pelaksanaan……………………………………………………………….10
K. Strategi pelaksanaan…………………………………...…………………………11
A. KONSEP DASAR............................................................................................ 12
a. Pengertian ................................................................................................................ 12
b. Etiologi……………………………………………………………………………12
c. Patofisiologi……………………………………………………………...…….….12
d. Pathway……………………………………………………………………...……14
f. Klasifikasi DHF………………………………………………………….……..…16
i. Komplikasi……………………..……………………………………….……...….17
j. Diagnosa keperawatan…………….……………………………………...…….….18
A. Pengkajian……...…………………………………………………………………20
vi
C. Pola Fungsi Kesehatan …………..……………………………………………….22
D. Pemeriksaan Fisik………….…………………………………………………..…25
F. Data Penunjang...…………………………………………………………………28
G. Analisa Data………………………………………………………………………29
H. Diagnosa Data……………………………………………………………………31
I. Rencana Keprawatan………………………………………………………………32
BAB V Penutup……………………………………………………………………...36
LAMPIRAN ................................................................................................................ 39
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular
yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa/ wabah. Nyamuk penularnya ( Aedes
Aegypti ) yang tersebar luas sehingga penularannya dapat terjadi di semua tempat.
Karena banyaknya kasus demam berdarah yang terjadi negara Indonesia, maka
Indonesia berencana meluncurkan hari demam berdarah se-ASEAN (ASEAN Dengue
Day) yang disepakati setiap tanggal 15 Juni. Tujuan dari peluncuran ASEAN Dengue
Day ini adalah meningkatkan komitmen nasional dan antarnegara anggota ASEAN
pada upaya pengendalian demam berdarah, baik pencegahan, penanggulangan, hingga
tata laksana sehingga angka kejadian dan kematian akibat DBD bisa ditekan.
Sedangkan di Indonesia, Dengan jumlah penderita DHF sekitar 13.683 orang tahun
2019, dari jumlah tersebut, angka kematian akibat DHF mencapai 133 orang. Di jawa
barat dari awal januari hingga februari 2019, sebanyak 2.477 kasus DHF tersebar
merata di seluruh kabupaten / kota, sedangkan jumlah pasien DHF di RSUD
Cikalongwetan, Kabupaten Bandung barat (KBB), Jawa Barat adalah 112 orang,
dengan 61 orang anak dan 51 dewasa. Untuk itu, Indonesia bekerja sama dengan
negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD. Potensi penyebaran
DBD di antara negara-negara anggota ASEAN cukup tinggi mengingat banyak
wisatawan keluar masuk dari satu negara ke negara lain.
Bila pada kasus dengan DHF ini lambat penanganannya, maka akan dapat
terjadi komplikasi seperti efusi pleura karena adanya kebocoran lambung akibat
meningkatnya permeabilitas membrane, perdarahan pada lambung karena anak
mengalami mual dan muntah serta kurangnya nafsu makan, terjadi pembesaran pada
1
hati, limpa dan kelenjar getah bening karena bocornya plasma yang mengandung
cairan, dan dapat terjadi syok hipovolemik karena adanya peningkatan nilai hematokrit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data latar belakang diatas dapat dirumuskan apabila lambatnya
penanganan pada kasus dengan DHF maka akan menimbulkan kematian, maka dari itu
saya memberikan asuhan keperawatan pada klien Tn. I dengan DHF.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
2
c. Memberikan gambaran tentang intervensi keperawatan dengan DHF
d. Memberikan gambaran tentang implementasi keperawatan dengan DHF.
e. Memberikan gambaran tentang evaluasi keperawatan dengan DHF.
f. Memberikan gambaran tentang dokumentasi keperawatan dengan DHF
setelah melakukan pengevaluasian dari semua tindakan.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi penulis
Laporan makalah ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur sejauh mana upaya
meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga.
3
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
4
b. Instansi/ Perusahaan memiliki pengakuan/ nilai positif dari dunia
pendidikan dan masyarakat atas kerjasamanya dalam menyokong
tersedianya media praktk nyata/ pelatihan langsung kepada peserta didik.
c. Instansi/ Perusahaan memiliki gambaran dari pesertsa didik tentang
kesiapan dan kemapanan angtkatan kerja yang dibutuhkannya.
d. Instansi/ Perusahaan pembanding bagi standar pelayanan minimal melalui
peserta didik.
( Gambar 1.1 )
5
Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan adalah rumah sakit milik Pemda
Kabupaten Bandung Barat yang didirikan pada tahun 2015. RSUD Cikalongwetan,
Kabupaten Bandung Barat, mulai dioperasikan pada tanggal 5 Agustus 2017. Rumah
sakit milik pemerintah daerah itu melengkapi kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat setelah RSUD Cililin dan RSUD Lembang.
Rumah sakit ini dibangun dua lantai, ruang rawat inap, labolatorium, apotek
dan ruang pemeriksaan di lantai dasar,gedung dua lantai ini bisa menampung sekitar
130 pasien. Kapasitas beberapa ruang perawatan, yaitu VVIP 2 pasien, VIP 6 pasien,
kelas I sebanyak 9 pasien, dan sisanya kelas II dan III. ” peletakan batu pertama,
E. TUJUAN
F. FASILITAS
6
a. CT Scan
b. ICU
c. UGD
d. Ruang operasi
e. Rontgen
Visi :
Misi :
Motto :
8
i. Alur pendaftaran
LOKET
PASIEN 1
PENDAFTARAN
DATANG
Y
A 2
POLI PERLU
RAWAT INAP
MEN
SPESIALI DI RS
GINA
S P DI
RS ?
y
3
PERLU TIDAK
A LOKET
PERIKSA LAB PEMBAYARAN
/ RADIOLOGI LAB /
RADIOLOGI
Y
A
FARMASI 4
PASIEN
PULANG /
DI RUJUK
( Gambar 1.3 )
9
a. poli spesialis penyakit dalam
b. poli spesialis anak
c. poli spesialis kandungan
d. poli spesialis bedah
e. poli spesialis THT
f. poli spesialis psikiatri
g. poli spesialis saraf
h. poli spesialis gigi
i. poli spesialis kulit dan kelamin
j. poli fisiotrapi
J. Metode pelaksanaan
Adapun teknik pengumpulan data dalam kegiatan PKL ini adalah :
a. Praktek
Data ini diperoleh dari praktek kerja langsung sesuai dengan aktivitas
yang ada ditempat PKL. Praktek ini dilakukan dengan cara ikut
mempraktekan langsung membuat asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evealuasi
keperawatan.
b. Bimbingan
Asuhan keperawatan ini dapat dibuat karena adanya bimbingan setiap
minggu, sehingga asuhan keperawatan inidapat disususn sesuai teori
yang di pelajari di sekolah.
c. Interview
Interview ini dilakukan melalui percakapan dengan maksud
mendapatkan data sekunder seperti sejarah instansi, struktur organisasi,
10
visi dan misi, serta kegiatan yang tidak dapat di ikuti secara langsung di
RSUD Cikalongwetan.
k. Strategi pelaksanaan
a. Orientasi meliputi:
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Membuka pembicaraan dengan topik umum
Menawarkan tindakan keperawatan
Menanyakan persetujuan klien
Mengevaluasi tindakan keperawatan
Fase kerja
b. Fase kerja
c. Terminasi
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
11
A. KONSEP DASAR
a. PENGERTIAN
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegyph. ( sri rezeki H.
Hadinegoro, Soegeng, ddk, 2004).
Demam berdarah (DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa
dengan gejala utama, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari
pertama. (Arif Mansjoer, dkk, 2000).
b. ETIOLOGI
Penyebab Virus Dengue berdasarkan usia :
Demam berdarah dengue (DBD) / DHF adalah penyakit demam yang berlangsung
akut menyerang baik dewasa maupun anak-anak tetapi lebih banyak menimbulkan
korban pada anak-anak berusia > 15 tahun (Thomas Surusa, Ali Imran Umar, 2004).
Nyamuk aedes aegyph maupun aedes aibopictus merupakan vektor penular virus
dengue dari penelitian kepada orang lain dengan melalui gigitannya. Nyamuk betina
lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi
hari dan senja hari. (Alan R. Tumbelaka, 2004)
c. PATOFISIOLOGI
Fenomena patofisiologi yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya
permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma
keruang ekstra seluler. Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh
penderita adalah viremia, yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik – bintik merah
pada kulit ( petekie ), hyperemi tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening,
pembesaran hati (hepatomegli) dan pembesaran limpa.
12
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya
volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoprotenia serta efusi pleum
dan renjatan (syok).
d. PATHWAY
13
e. TANDA DAN GEJALA
14
Kriteria klinis DBD / DHF menurut WHO (1997)
1. Demam mendadak tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis demam
disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung,
tulang, persendian dan kepala.
3. Hepatomegali.
4. Syok : nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi < 20 x/ menit hipotensi disertai
gelisah dan akral dingin.
Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF, gambaran lain
yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF adalah :
a. Keluhan pada saluran pernapasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan.
c. Keluhan sistem yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan
sendi, (break bone fever), nyeri otot abdomen, nyeri uluhati, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan (flushing) pada muka,
pembengkakan sekitar mata, lakrinasi dan fotopobia, otot-otot sekitar mata
sakit bila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal.
f. KLASIFIKASI DHF
15
DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis
dibagi menjadi : (WHO, 1997).
16
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
1. Tirah baring atau istirahat baring.
2. Diet, makan lunak.
3. Minum banyak (2 - 2,5 liter / 24 jam) dapat berupa jus, susu, sirup, teh manis
dan beri penderita oralit.
4. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam dan jika kondisi pasien memburuk
observasi ketat tiap jam.
5. Periksa Hb, Ht dan trombosit tiap hari.
6. Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan untuk
menurunkan suhu menjadi < 39⁰C, dianjurkan pemberian parasetamol, asetosial
/ salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) karena dapat menyebabkan gastritis,
perdarahan atau asidosis.
7. Pada pasien dewasa, analgetik atau sedative ringan kadang-kadang diperlukan
untuk mengurangi sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi.
8. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).
i. KOMPLIKASI
1. Ensefalopatif
2. Perdarahan intraktrania
3. Hernia batang otak
4. Sepsis
5. Pneumonia
6. Hidrasi berlebihan
7. Syok
8. Perdarahan otak
( Monica Ester, 1999).
j. DIAGNOSA KEPERAWATAN
17
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien dengan DHF antara
lain sebagai berikut:
1. Hipertermi hubungan dengan proses penyakit.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, anoreksia dan sakit menelan.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler.
( Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2009-2011).
18
2. Setelah dilakukan tindakan NIC- Nutrition Management
keperawatan selama 3x 24 jam, *catat status nutrisi pasien pada
pasien degan ketidakseimbangan penerimaan,catat turgor kulit
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ,BB,kemampuan menelan , integritas
diharapkan dapat teratasi dengan mukosa oral ,riwayat mual
kriteria hasil : /muntah/diare.
NOC – Nutritional status (status *Pastikan pola diet biasa pasien.
nutrisi) *Awasi masukan dan pengeluaran
*lntake nutrisi meningkat sesuai nutrisi dan BAB secara periodic.
dengan diit. *Selidiki adanya anoreksia.
*Intake makanan dan cairan
menigkat sesuai dengan diet.
*Menunjukan perubahan prilaku
/pola hidup untuk meningkatkan /
mempertahankan BB.
3. Setelah dilakukan tindakan tindakan Fluid Management
keperawatan selama 3x 24 *Monitor BB setiap hari.
jam,pasien dengan resiko *Set tetesan infus permenit.
kekurangan volume cairan *Tingkatkan oral intake.
diharapkan dapat teratasi dengan *Monitor status hemodinamik.
kriteria hasil: *MOnitior TTV.
Balance fluid : *Monitor tanda dan gejala tetensi
*Tekanan darah dalam batas normal. cairan.
*intake output 24 jam seimbang. *berikan diet.
*Tidak ada suara apas tambahan.
*Tidak ada asites.
*Tidak ada edema.
*Tidak gelisah atau cemas.
19
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DHF
PADA PASIEN TN.I
A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 03 Februari 2019
1. Data umum
Nama : Tn.I
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki- laki
Suku / Bangsa : sunda / Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan
Status Material : Belum menikah
Alamat : Kp. Salaawi RT07 / RW03
Nama : Tn. R
20
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Karyawan
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama :
- Klien mengeluh demam.
2. Riwayat Sekarang :
- Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 04 Februari,waktu 12.00 wib.
Klien mengatakan demam, demam dirasakan sangat panas dengan suhu
38,3⁰C, demam dirasakan sudah 4 hari yang lalu, demam bertambah
pada saat malam hari dan berkurang pada siang hari.
3. Riwayat kesehatan dahulu
- Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama dan
tidak mempunyai penyakit keturunan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
- Klien mengatakan bahwa tidak ada penyakit yang sama pada
keluarganya.
21
C. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola manajemen kesehatan / persepsi kesehatan
- Klien mengatakan bahwa tidak terlalu tahu dengan kondisi yang dialami
sebelumnya.
2. Pola aktivitas dan pola prilaku
a. Sebelum sakit
AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Makanan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilitas ditempat tidur
Ambulasi
Naik tangga
b. Saat sakit
AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Makanan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilitas ditempat tidur
Ambulasi
Naik tangga
22
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Dibantu orang
3 : Dibantu orang dan alat
4 : Ketergantungan, tidak mampu
23
6. Pola toleransi stress
a. Sebelum sakit
Klien terlihat khawatir dengan penyakit yang dideritanya.
b. Saat sakit
Klien sangat cemas dan khawatir dengan penyakit yang saat ini sedang
dideritanya.
7. Hubungan peran
a. Sebelum sakit
Klien merupakan seorang karyawan.
b. Saat sakit.
Klien merasa terganggu sebagai seorang karyawan .
D. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran umum : Composmetis / Sadar penuh
Penampilan umum : Bersih
Nilai GCS : 15 ( E : 4 V:5 M:6)
BB dan TB : BB : 55 kg TB : 180 cm
TD : 100/60 mmHg
R : 22 x/ menit
N : 86 x/menit
S : 38,3⁰ C
24
E. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
Kepala
Insfeksi : Rambut berwarna hitam , bentuk kepala simetris, kepala terlihat kotor
.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri saat ditekan, rambut tidak
rontok.
Wajah
Insfeksi : Bentuk simetris, tampak pucat, warna kulit sawo matang, tidak ada
lesi.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri saat di palpasi.
Telinga
Insfeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, sejajar dengan ujung mata.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan lesi.
Indra pendengaran : Pada saat dilakukan pemeriksan pendengaran klien masih
normal.
Mata
Insfeksi : Mata simetris, bulu mata normal, replek pupil normal, pergerakan
mata normal, lensa mata normal, konjungtiva merah, skelera putih bersih.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri saat ditekan.
Hidung
Insfeksi : Bentuk simetris, lubang hidung normal, tidak ada lesi, cuping hidung
bersih.
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri saat ditekan.
Indra penciuman : normal, dapat membedakan bau – bauan.
Mulut
Insfeksi : Bentuk simetris,lidah bersih,fungsi pengecapan baik, gigi terlihat baik
dan bersih dan lengkap,tidak ada stomatitis, bibir kemerahan, bibir kering.
Palpasi : Tidak ada benjolan.
25
Leher
Insfeksi : Bentuk simetris, terlihat kotor.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan ketika di palpasi, tidak terdapat
pembengkakan kelenjar tiroid.
Punggung
Insfeksi :Bentuk simetris, warna kulit normal, tidak ada luka.
Palpasi : Tidak ada benjolan.
Perkusi : Tidak ada nyeri.
Dada
Insfeksi : Bentuk simetris, warna kulit normal, tidak ada lesi.
Palpasi : Tidak ada benjoloan, tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Suara napas normal, pergerakan dada simetris.
Abdomen
Insfeksi : Warna kulit sawo matang,bentuknya simetris, terlihat cembung, tidak
terdapat pembesaran organ hati,tidak ada lecet.
Palpasi : Tidak ada pembesaran hati.
Auskultasi : Bising usus normal 10 x/menit.
Perkusi : Tidak ada kembung.
Genetalia
Klien mengatakan keadaan genetalianya bersih, tidak terdapat lesi, tidak ada
nyeri dan juga klien tidak terpasang alat bantu kateter.
Anus
Klien mengatakan bahwa keadaan anusnya bersih ,tidak terdapat lecet / luka.
Ektermitas atas
26
Insfeksi : Bentuknya simetris antara lengan kanan dan lengan kiri, terpasang
infus pada lengan kanan, jari tangan lengkap, kuku panjang kotor.
Palpasi : Turgor kulit baik ketika ditekan.
4 5
Ekstermitas bawah
Infeksi : Bentuknya simetris pada kaki kiri dan kaki kanan, dapat bergerak
dengan bebas, dapat merasakan halus dan tajam.
5 5
F. DATA PENUNJANG
1. Hasil pemeriksaan laboratorium
03 Februari 2019
27
2. Hasil pengobatan
RL 1500 cc/ jam
Esomeprazole : IV 1 x 40 mg
PCT : PO 3 x 500
G. ANALISA DATA
Sign and symptom Etiologi Dx
DS : Pasien mengeluh Virus dengue Demam tinggi
demam sejak 4 hari
yang lalu.
Masuk kedalam darah
DO : Klien terlihat
kepanasan dengan suhu
38,3⁰C. Trombosit
leukosit
Suhu
(Hipertermi)
28
DS : Klien mengatakan Virus dengue Mual mengganggu
sering mual bila sedang pola makannya.
makan dan pola
mengganggu pola Masuk kedalam darah
makannya.
Leukosit
Suhu
Anoreksia
29
H. DIAGNOSA DATA
30
I. RENCANA KEPERAWATAN
31
dengan suhu dengan - penguapan -Menganjurkan pasien berkurang,mukosa
38,3⁰C. kriteria Anjurkan panas. memakai pakaian yang bibir lembab.
hasil : pasien - menyerap keringat. TTV :
◦Klien memakai Mengetahu Respons : TD : 110/70 mmHg
tidak pakaian i TTV Klien merasa panasnya N : 76 x/menit
mengelu yang pasien. 09.00 sedikit berkurang. R : 20 x/menit
h menyerap -Mncegah -Mengobservasi TTV. S : 37,1⁰C
demam. keringat. terjadinya TD : 100/60 mmHg.
- dehidrasi R : 22 x/menit.
Observas sewaktu N : 86 x/menit.
i TTV. panas. 10.00 S ; 38,3⁰C. A : Demam sudah
- -Untuk -Memberikan pasien minum teratasi.
Memberi mengalihka 12.00 air putih.
kan n rasa -Menganjurkan pasien
pasien panas istirahat yang cukup. P : Intervensi
minum. dengan Memberi obat Esomeprazole dihentikan.
- istirahat. dan PCT.
Anjurkan
pasien
32
istirahat -untuk
yang pemberian
cukup. obat.
-
Kolabora
si dengan
dokter
dan
perawat.
2 Gangguan Setelah - -Agar pola 14.00 -Memberikan klien makan S : Klien mengatakan
pemenuhan dilakuka Memberi makan sedikit - sedikittapi sering. mual sudah tidak ada.
nutrisi. n kan klien teratur . 14.30 -Menganjurkan klien untuk
DS : Klien tindakan makan -Agar makan teratur. O : klien tampak
mengatakan keperaw sedikit - pasien 16.00 -Memberikan klien minum membaik.
sering mual bila atan sedikit tidak air hangat.
sedang makan selama namun terlalu 19.00 -Menganjurkan klien makan A : Gangguan
dan 1x8 jam sering. lemah. buah dan sayur. pemenuhan nutrisi
mengganggu ganggua - terpenuhi / teratasi.
pola makannya. n Anjurkan
33
pemenu klien -Untuk P : Intervensi
han makan mengurang dihentikan.
nutrisi teratur. i rasa mual.
dan - -Untuk
kebutuh Memberi menambah
an kan klien energi dan
pasien minum nutrisi.
terpenuh air
i, hangat.
dengan -
kriteria Anjurkan
hasil : klien
◦Klien makan
tidak buah dan
mengelu sayur.
h mual.
◦Klien
mampu
mengah
34
abiskan
makana
nnya.
-
35
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
36
B. SARAN
Saya berharap semoga penyusunan laporan tentang Asuhan keperawatan pada Tn.I
dengan DHF ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan
dan praktik keperawatan. Dan juga dengan laporan ini dapat menjadi acuan untuk
tindakan proses keperawatan.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.scribd.com/doc/124823789/LAPORAN-PENDAHULUAN-
DENGUE-HEMORAGIC-FEVER-DHF-RUANG-MELATI-RSPAU-Dr-
S-HARDJOLUKITO-LANUD-ADISUTJIPTO-YOGYAKARTA
2. https://repository.maranatha.edu/998/6/0664224_Conclusion.pdf
38
LAMPIRAN
39