Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER


PADA TN. I DIRUANG BURANGRANG KELAS III C
RSUD CIKALONGWETAN

Disusun oleh

Nama : VINA FITRIANI

NIS : 17.18.11.K.036

Keahlian : KEPERAWATAN

YAYASAN ADIDAYA NUSANTARA

SMK KESEHATAN ADIDAYA NUSANTARA

Jl.Cikalong – Cipeundeuy Ds. Rende Kec Cikalongwetan Kab. Bandung Barat


40556

2018 -2019
LEMBAR PENGESAHAN
SMK ADIDAYA NUSANTARA

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Telah diketahui dan disahkan pada :

Tanggal,…………………2019

Menyetujui,

Ketua Program Keahlian Pembimbing

ASEP JAYANUDIN,SKM,MM,Kes A.YOGASWARA.Amd.Kep

Mengesahkan,

Kepala Sekolah

IDEN SUPARMAN,S.Pd
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI DUNIA KERJA

Laporan Praktek kerja lapangan (PKL)

Telah diketahui dan disahkan pada :

Tanggal,……………..2019

Menyetujui,

Kepala Direktur Pembimbing RSUD

Dr.H.RIDWAN ABDULAH PUTRA,SpOG(KFM) MIRA


TRISETIATY,S.KepS
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT,
atas rahmat dan kehadiratnya penulis dapat menyelesaikan laporan ujian kompetensi
yang telah dilaksanakan di RSUD Cikalongwetan. Laporan ini disusun guna untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Akhir sekolah atau Ujian
Nasional tahun ajaran 2019-2020.

Laporan ini saya buat dan susun dengan usaha maksimal juga atas bantuan dari
berbagai pihak yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
menyelesaikan laporan ini. Tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Susilawati selaku Ketua Yayasan SMK Adidaya Nusantara Bandung Barat.


2. dr.Ridwan,SpOG(KFM) selaku kepala RSUD Cikalongwetan yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan ujian
kompetensi di RSUD Cikalongwetan.
3. Iden suparman S.pd selaku Kepala Sekolah SMK Adidaya Nusantara yang
telah menempatkan saya di RSUD Cikalongwetan.
4. Mira Trisetiaty S.Kep selaku kepala keperawatan di RSUD Cikalongwetan
yang telah membantu dan membimbing untuk melaksanakan Ujian
Kompetensi di RSUD Cikalongwetan.
5. Asep Jayanudin,SKM,MM,Kes selaku ketua program keperawatan di SMK
Adidaya Nusantara yang senantiasa memberikan saran dan kritik serta
menempatkan saya sehingga dapat menyelesaikan laporan prakerin ini.
6. A. Yogaswara.Amd.Kep selaku pembimbing dari sekolah yang senantiasa
membimbing saya dengan memberikan kritik dan saran kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.

i
7. Ibu dan ayah yang senantiasa memberikan dukungan secara moral maupun
material sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
8. Sahabat – sahabat saya yang telah memberikan dukungan dan bantuan
kepada saya selama proses penyusunan laporan ini.

Terlepas dari itu semua saya menyadari masih banyak kekurangan dalam
laporan asuhan keperawatan dengan DHF yang saya buat. Mungkin dari segi bahasa,
susunan kalimat atau hal lain yang tidak saya sadari. Oleh karenanya saya sangat
mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana perbaikan laporan asuhan keperawatan
dengan DHF yang lebih baik.

Dan semoga laporan asuhan keperawatan dengan DHF ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan masyarakat luas. Akhir kata saya ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya atas perhatiannya.

Cikalongwetan, Februari 2019

Penulis

VINA FITRIANI

ii
BIODATA SISWA

Nama : Vina Fitriani

Nomor Induk Siwa : 17.18.11.K.036

Kompetensi Keahlian : Keperawatan

Kelas/ Semester : XI Keperawatan

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 07 Desember 2001

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kp. Rende 04/ 02

Nomor kontak/ Telpon : 083100850941

Alamat Email : VinaFitriani1234@gmail.com

iii
IDENTITAS INSTANSI

Nama Instansi : RSUD CIKALONGWETAN

Nama Pimpinan : dr.H.Ridwan Abdulah Putra, SpOG(KFM).

Status Kepemilikan : Pemerintah.

Alamat : Jl.Cikalong No.290,Ds.Ciptagumati,

Kec.Cikalongwetan,Kab.Bandung Barat.

Nomor Telepon : (022) 868 66243

Cikalongwetan, Februari 2019

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

BIODATA SISWA ...................................................................................................... iii

IDENTITAS INSTANSI.............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................. v

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2

A. Latar Belakang ............................................................................................... 2

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….3

D. Manfaat penulisan……………………………………………………………4

BAB II URAIAN UMUM ............................................................................................ 5

A. Pengertian PKL ........................................................................................................ 5

B. Tujuan dan manfaat PKL…………………………………………………………..5

C. Waktu dan tempat………………………………………………..………………...6

D.Sejarah RSUD Cikalongwetan………………………………………….………….6

E. Tujuan……..………………………………………………………….……………7

F. Fasilitas…………………………………………………………………………….7

G. Visi, misi, dan motto RSUD Cikalongwetan…………………..………………….9

v
H. Struktur organisasi RSUD Cikalonngwetan……...……………….….…………10

I Alur pendaftran. ………………….………………………..………………………10

J. Metode pelaksanaan……………………………………………………………….10

K. Strategi pelaksanaan…………………………………...…………………………11

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 12

A. KONSEP DASAR............................................................................................ 12

a. Pengertian ................................................................................................................ 12

b. Etiologi……………………………………………………………………………12

c. Patofisiologi……………………………………………………………...…….….12

d. Pathway……………………………………………………………………...……14

e. Tanda dan gejala…………………………………………………….……..….….15

f. Klasifikasi DHF………………………………………………………….……..…16

g. Pemeriksaan penunjang/ laboratorium……………………..…………………….17

h. Penatalaksanaan pasien DHF….……………………………………….……...….17

i. Komplikasi……………………..……………………………………….……...….17

j. Diagnosa keperawatan…………….……………………………………...…….….18

k. Perencanaan NOC dan NIC ………………...……………………………….….18

BAB IV TINJAUAN KASUS .................................................................................... 20

A. Pengkajian……...…………………………………………………………………20

B. Riwayat Kesehatan …….…………………………………………………………21

vi
C. Pola Fungsi Kesehatan …………..……………………………………………….22

D. Pemeriksaan Fisik………….…………………………………………………..…25

E. Pemeriksaan Head To Toe ……….………………………………………………25

F. Data Penunjang...…………………………………………………………………28

G. Analisa Data………………………………………………………………………29

H. Diagnosa Data……………………………………………………………………31

I. Rencana Keprawatan………………………………………………………………32

BAB V Penutup……………………………………………………………………...36

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 38

LAMPIRAN ................................................................................................................ 39

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular
yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa/ wabah. Nyamuk penularnya ( Aedes
Aegypti ) yang tersebar luas sehingga penularannya dapat terjadi di semua tempat.
Karena banyaknya kasus demam berdarah yang terjadi negara Indonesia, maka
Indonesia berencana meluncurkan hari demam berdarah se-ASEAN (ASEAN Dengue
Day) yang disepakati setiap tanggal 15 Juni. Tujuan dari peluncuran ASEAN Dengue
Day ini adalah meningkatkan komitmen nasional dan antarnegara anggota ASEAN
pada upaya pengendalian demam berdarah, baik pencegahan, penanggulangan, hingga
tata laksana sehingga angka kejadian dan kematian akibat DBD bisa ditekan.
Sedangkan di Indonesia, Dengan jumlah penderita DHF sekitar 13.683 orang tahun
2019, dari jumlah tersebut, angka kematian akibat DHF mencapai 133 orang. Di jawa
barat dari awal januari hingga februari 2019, sebanyak 2.477 kasus DHF tersebar
merata di seluruh kabupaten / kota, sedangkan jumlah pasien DHF di RSUD
Cikalongwetan, Kabupaten Bandung barat (KBB), Jawa Barat adalah 112 orang,
dengan 61 orang anak dan 51 dewasa. Untuk itu, Indonesia bekerja sama dengan
negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD. Potensi penyebaran
DBD di antara negara-negara anggota ASEAN cukup tinggi mengingat banyak
wisatawan keluar masuk dari satu negara ke negara lain.

Bila pada kasus dengan DHF ini lambat penanganannya, maka akan dapat
terjadi komplikasi seperti efusi pleura karena adanya kebocoran lambung akibat
meningkatnya permeabilitas membrane, perdarahan pada lambung karena anak
mengalami mual dan muntah serta kurangnya nafsu makan, terjadi pembesaran pada

1
hati, limpa dan kelenjar getah bening karena bocornya plasma yang mengandung
cairan, dan dapat terjadi syok hipovolemik karena adanya peningkatan nilai hematokrit.

Berdasarkan angka kejadian diatas dan masalah-masalah yang terjadi akibat


lambatnya penanganan, maka kelompok akan memberikan asuhan keperawatan pada
klien Tn. I dengan diagnosa medis DHF sehingga penulisan dalam laporan ini
mengambil judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. I dengan Dengue Hemorahagic
Fever ( DHF )”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data latar belakang diatas dapat dirumuskan apabila lambatnya
penanganan pada kasus dengan DHF maka akan menimbulkan kematian, maka dari itu
saya memberikan asuhan keperawatan pada klien Tn. I dengan DHF.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penyakit DHF serta agar


dapat diaplikasikan asuhan keperawatan pada orang yang terinfeksi DHF.

2. Tujuan Khusus

Diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan diagnosa DHF, saya


akan dapat :

a. Memberikan gambaran tentang pengkajian asuhan keperawatan tentang


penyakit DHF.
b. Memberikan gambaran tentang diagnosa keperawatan yang akan muncul
jika seorang terinveksi virus dengue.

2
c. Memberikan gambaran tentang intervensi keperawatan dengan DHF
d. Memberikan gambaran tentang implementasi keperawatan dengan DHF.
e. Memberikan gambaran tentang evaluasi keperawatan dengan DHF.
f. Memberikan gambaran tentang dokumentasi keperawatan dengan DHF
setelah melakukan pengevaluasian dari semua tindakan.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi penulis

Meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam melakukan


asuhan keperawatan pada keluarga secara langsung.

2. Manfaat bagi Rumah Sakit

Laporan makalah ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur sejauh mana upaya
meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga.

3. Manfaat bagi teman sejawat

Untuk menambah pengetahuan, pemahaman, dan pendalaman tentang


perawatan pada seseorang dengan dengue hemorrhagic fever.

3
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Pengertian praktik kerja lapangan

Praktek kerja lapangan adalah proses penyelenggaraan pendidikan yang


membandingkan atau memadukan antara materi pendidikan teori yang diperoleh
disekolah dengn kegiatan nyata yang dilakukan dalam pekerjaan sehari hari pada
lingkungan instansi bidang kesehatan tertentu sebagai media atau lokasi praktiknya.

B. Tujuan dan Manfaat PKL

1. Bagi peserta PKL

a. Peserta didik menjadi terlatih, sehingga pendewasaan mentalnya dalam


memahami bakat dan minat sasaran kejuruan yag dipilihnya makin terpupuk.
b. Peserta didik mampu mengaplikasikan pengetahuan teori dengan praktek nyata
yang dilaksanakannya.
c. Peserta didik mengetahui dan memahami jenis jenis dan uraian pokok dan
fungsi, persyaratan kerja, kondisi lingkungan kerja, prospek jabatan yang ada
diperusahaan/ instansi, serta mengenal informasi pasal kerja.
d. Peserta didik menjadi lulusan yang dapat diakui sebagai angkatan kerja dengan
kemampuan profesional yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
sesuai dengan tuntunan lapangan kerja terkini.

2. Bagi instansi/ Perusahaan/ Industri tempat PKL

a. Instansi/ perusahaan turut berperan serta dalam keberlangsungan proses


pendidikan nasional melalui penyediaan lahan praktek bagi peserta didik.

4
b. Instansi/ Perusahaan memiliki pengakuan/ nilai positif dari dunia
pendidikan dan masyarakat atas kerjasamanya dalam menyokong
tersedianya media praktk nyata/ pelatihan langsung kepada peserta didik.
c. Instansi/ Perusahaan memiliki gambaran dari pesertsa didik tentang
kesiapan dan kemapanan angtkatan kerja yang dibutuhkannya.
d. Instansi/ Perusahaan pembanding bagi standar pelayanan minimal melalui
peserta didik.

C. Waktu dan tempat

Praktik kerja lapangan SMK Adidaya Nusantara Cikalong Bandung Barat


dilaksanakan pada tanggal 02 Januari 2019 – 02 April 2019, bertempat di RSUD
Cikalongwetan Bandung Barat Jl.Padalarang-Purwakarta KM 11 Cikalongwetan Kode
pos 40556.

D. Sejarah RSUD Cikalongwetan

( Gambar 1.1 )

5
Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan adalah rumah sakit milik Pemda
Kabupaten Bandung Barat yang didirikan pada tahun 2015. RSUD Cikalongwetan,
Kabupaten Bandung Barat, mulai dioperasikan pada tanggal 5 Agustus 2017. Rumah
sakit milik pemerintah daerah itu melengkapi kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat setelah RSUD Cililin dan RSUD Lembang.

Rumah sakit ini dibangun dua lantai, ruang rawat inap, labolatorium, apotek
dan ruang pemeriksaan di lantai dasar,gedung dua lantai ini bisa menampung sekitar
130 pasien. Kapasitas beberapa ruang perawatan, yaitu VVIP 2 pasien, VIP 6 pasien,
kelas I sebanyak 9 pasien, dan sisanya kelas II dan III. ” peletakan batu pertama,

pembangunan RSUD Cikalongwetan pada Selasa 29 DEsember 2015. pembangunan


RSUD Cikalongwetan telah dimulai sejak 2008 lalu dengan uji kelayakan. Pada 2011,
dibuat masterplan dan pada 2012 dibuat detail engineering design (DED). Akhir 2015,
pembangunan fisik dimulai, ditandai peletakan batu pertama oleh Bupati Bandung
Barat Abubakar.

Pembangunan rumah sakit tersebut menelan anggaran sekitar Rp 130 miliar


dari APBD kabupaten, provinsi, dan pusat. Sementara proyek pelaksana pembangunan
tersebut diserahkan kepada PT Nindya Karya.

E. TUJUAN

RSUD Cikalongwetan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Kabupaten


Bandung Barat, terutama di wilayah Cikalongwetan, Cipeundeuy, dan sekitarnya.

F. FASILITAS

6
a. CT Scan
b. ICU
c. UGD
d. Ruang operasi
e. Rontgen

G. VISI, MISI DAN MOTTO RSUD CIKALONGWETAN

Visi :

Dalam upaya menjadi salah satu rumah sakit kebanggaan masyarakat


kabupaten Bandung Barat Jawa Barat, kami inngin tumbuh menjadi rumah sakit yag
“Unggul, Berkualitas, dan Mandiri” sehingga kami bisa menjadi dan memberikan
pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat.

Misi :

Dengan semangat pengabdian dan kepedulian terhadap sesama kami akan


selalu berupaya meyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, paripurna, dan
mandiri.

Motto :

“FRIENDLY AND HOMY HOSPITAL”

Merupakan komitmen mewujudkan rumah sakit yang penuh keramahan dan


pelayanan dan menghadirkan susana yang menunjang kesembuhan pasien.

“SOMEAH HADEKASEMAH, GENAH, MERENAH TUR TUMANINAH”

H. Struktur Organisasi RSUD Cikalongwetan


Kepala UPT RSUD
7

Kasubag Umum & Keuangan SPI


( Gambar 1.2 )

8
i. Alur pendaftaran

LOKET
PASIEN 1
PENDAFTARAN
DATANG

Y
A 2
POLI PERLU
RAWAT INAP
MEN
SPESIALI DI RS
GINA
S P DI
RS ?
y
3
PERLU TIDAK
A LOKET
PERIKSA LAB PEMBAYARAN
/ RADIOLOGI LAB /
RADIOLOGI
Y

A
FARMASI 4

PASIEN
PULANG /
DI RUJUK
( Gambar 1.3 )

Poli di RSUD Cikalongwetan melayani :

9
a. poli spesialis penyakit dalam
b. poli spesialis anak
c. poli spesialis kandungan
d. poli spesialis bedah
e. poli spesialis THT
f. poli spesialis psikiatri
g. poli spesialis saraf
h. poli spesialis gigi
i. poli spesialis kulit dan kelamin
j. poli fisiotrapi

J. Metode pelaksanaan
Adapun teknik pengumpulan data dalam kegiatan PKL ini adalah :

a. Praktek
Data ini diperoleh dari praktek kerja langsung sesuai dengan aktivitas
yang ada ditempat PKL. Praktek ini dilakukan dengan cara ikut
mempraktekan langsung membuat asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evealuasi
keperawatan.
b. Bimbingan
Asuhan keperawatan ini dapat dibuat karena adanya bimbingan setiap
minggu, sehingga asuhan keperawatan inidapat disususn sesuai teori
yang di pelajari di sekolah.
c. Interview
Interview ini dilakukan melalui percakapan dengan maksud
mendapatkan data sekunder seperti sejarah instansi, struktur organisasi,

10
visi dan misi, serta kegiatan yang tidak dapat di ikuti secara langsung di
RSUD Cikalongwetan.

k. Strategi pelaksanaan
a. Orientasi meliputi:
 Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Membuka pembicaraan dengan topik umum
 Menawarkan tindakan keperawatan
 Menanyakan persetujuan klien
 Mengevaluasi tindakan keperawatan
 Fase kerja

b. Fase kerja

c. Terminasi

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

11
A. KONSEP DASAR
a. PENGERTIAN

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegyph. ( sri rezeki H.
Hadinegoro, Soegeng, ddk, 2004).

Demam berdarah (DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa
dengan gejala utama, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari
pertama. (Arif Mansjoer, dkk, 2000).

b. ETIOLOGI
Penyebab Virus Dengue berdasarkan usia :

Demam berdarah dengue (DBD) / DHF adalah penyakit demam yang berlangsung
akut menyerang baik dewasa maupun anak-anak tetapi lebih banyak menimbulkan
korban pada anak-anak berusia > 15 tahun (Thomas Surusa, Ali Imran Umar, 2004).
Nyamuk aedes aegyph maupun aedes aibopictus merupakan vektor penular virus
dengue dari penelitian kepada orang lain dengan melalui gigitannya. Nyamuk betina
lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi
hari dan senja hari. (Alan R. Tumbelaka, 2004)

c. PATOFISIOLOGI
Fenomena patofisiologi yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya
permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma
keruang ekstra seluler. Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh
penderita adalah viremia, yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik – bintik merah
pada kulit ( petekie ), hyperemi tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening,
pembesaran hati (hepatomegli) dan pembesaran limpa.

12
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya
volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoprotenia serta efusi pleum
dan renjatan (syok).

Gangguan hemostatis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan


vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi.Hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit > 20%) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran
(perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan
pemberian cairan intravena.

d. PATHWAY

13
e. TANDA DAN GEJALA

14
Kriteria klinis DBD / DHF menurut WHO (1997)

1. Demam mendadak tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis demam
disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung,
tulang, persendian dan kepala.

2. Perdarahan (termasuk uji bendung positif) seperti petekie, epistaksis,


hematemosis, melene.

3. Hepatomegali.

4. Syok : nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi < 20 x/ menit hipotensi disertai
gelisah dan akral dingin.

5. Konsentrasi (kadar Ht > 20% dan normal)

( Alan R. Tumbelaka, 2004).

Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF, gambaran lain
yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF adalah :

a. Keluhan pada saluran pernapasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan.

b. Keluhan pada saluran pernapasan : mual, muntah, tidak nafsu makan


(anoreksia), diare, konslipasi.

c. Keluhan sistem yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan
sendi, (break bone fever), nyeri otot abdomen, nyeri uluhati, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan (flushing) pada muka,
pembengkakan sekitar mata, lakrinasi dan fotopobia, otot-otot sekitar mata
sakit bila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal.

f. KLASIFIKASI DHF

15
DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis
dibagi menjadi : (WHO, 1997).

1. Derajat I Demam dengan uji bendung positif.


2. Derajat II Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.
3. Derajat III Nadi cepat dan lemah, tekanan nadi < 20 x/menit, hipotensi, akarl
dingin.
4. Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tak beraturan.
( Alan R. Tumbelaka, 2004).

g. PEMERIKSAAN PENUNJANG / LABORATORIUM

Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :

1. HB dan PCV meningkat (> 20%)


2. Trombositopenia (< 100.000 /ml)
3. Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)
4. 19 D. Dengue positif
5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia,
dan hiponatremia.
6. Urium dan PH darah mungkin meningkat
7. Asidosis metabolic P CO2< 35 - 40 mmHg dan HCO2 rendah.8.SGot /SGPT
mungkin meningkat.
(Nursalam, 2005).

h. PENATALAKSANAAN PASIEN DHF

16
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
1. Tirah baring atau istirahat baring.
2. Diet, makan lunak.
3. Minum banyak (2 - 2,5 liter / 24 jam) dapat berupa jus, susu, sirup, teh manis
dan beri penderita oralit.
4. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam dan jika kondisi pasien memburuk
observasi ketat tiap jam.
5. Periksa Hb, Ht dan trombosit tiap hari.
6. Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan untuk
menurunkan suhu menjadi < 39⁰C, dianjurkan pemberian parasetamol, asetosial
/ salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) karena dapat menyebabkan gastritis,
perdarahan atau asidosis.
7. Pada pasien dewasa, analgetik atau sedative ringan kadang-kadang diperlukan
untuk mengurangi sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi.
8. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).

i. KOMPLIKASI
1. Ensefalopatif
2. Perdarahan intraktrania
3. Hernia batang otak
4. Sepsis
5. Pneumonia
6. Hidrasi berlebihan
7. Syok
8. Perdarahan otak
( Monica Ester, 1999).
j. DIAGNOSA KEPERAWATAN

17
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien dengan DHF antara
lain sebagai berikut:
1. Hipertermi hubungan dengan proses penyakit.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, anoreksia dan sakit menelan.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler.
( Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2009-2011).

k. PERENCANAAN NOC DAN NIC


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, pasien dengan
hipertermi diharapkan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
NO NOC NIC
1. Setelah dilakukan tindakan NIC – Thermoregulation 0800
keperawatan selama 3 x 24 jam, *Monitor suhu maksimal 4 jam sekali.
pasien dengan hipertermi *Monitor TTV ( TD,N,S,RR ).
,diharapkan dapat teratasi dengan *Monitor intake dan output cairan.
kriteria hasil : *Selimuti pasiien.
NOC - Temperature Regulation *Tingkatkan sirkulasi udara.
3900 *Catat adanya fluktasi tekanan darah.
*suhu dalam rentang normal (36 -37)
*Nadi dan RR dalam rentang normal
( nadi 60 – 100 x/ menit ,RR :16 – 24
x/ menit )
*Tidak ada perubahan warna kulit,
da tidak pusing tidak merasa mual.

18
2. Setelah dilakukan tindakan NIC- Nutrition Management
keperawatan selama 3x 24 jam, *catat status nutrisi pasien pada
pasien degan ketidakseimbangan penerimaan,catat turgor kulit
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ,BB,kemampuan menelan , integritas
diharapkan dapat teratasi dengan mukosa oral ,riwayat mual
kriteria hasil : /muntah/diare.
NOC – Nutritional status (status *Pastikan pola diet biasa pasien.
nutrisi) *Awasi masukan dan pengeluaran
*lntake nutrisi meningkat sesuai nutrisi dan BAB secara periodic.
dengan diit. *Selidiki adanya anoreksia.
*Intake makanan dan cairan
menigkat sesuai dengan diet.
*Menunjukan perubahan prilaku
/pola hidup untuk meningkatkan /
mempertahankan BB.
3. Setelah dilakukan tindakan tindakan Fluid Management
keperawatan selama 3x 24 *Monitor BB setiap hari.
jam,pasien dengan resiko *Set tetesan infus permenit.
kekurangan volume cairan *Tingkatkan oral intake.
diharapkan dapat teratasi dengan *Monitor status hemodinamik.
kriteria hasil: *MOnitior TTV.
Balance fluid : *Monitor tanda dan gejala tetensi
*Tekanan darah dalam batas normal. cairan.
*intake output 24 jam seimbang. *berikan diet.
*Tidak ada suara apas tambahan.
*Tidak ada asites.
*Tidak ada edema.
*Tidak gelisah atau cemas.

19
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DHF
PADA PASIEN TN.I

A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 03 Februari 2019

Tanggal pengkajian : 04 Februari 2019

Diagnosa medis : DHF

1. Data umum
Nama : Tn.I
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki- laki
Suku / Bangsa : sunda / Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan
Status Material : Belum menikah
Alamat : Kp. Salaawi RT07 / RW03

2. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. R

20
Umur : 21 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki- laki

Suku / Bangsa : Sunda/ Indonesia

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Karyawan

Alamat : Kp. Warungjati RT10/RW10

Hubungan dengan klien : Saudara

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama :
- Klien mengeluh demam.
2. Riwayat Sekarang :
- Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 04 Februari,waktu 12.00 wib.
Klien mengatakan demam, demam dirasakan sangat panas dengan suhu
38,3⁰C, demam dirasakan sudah 4 hari yang lalu, demam bertambah
pada saat malam hari dan berkurang pada siang hari.
3. Riwayat kesehatan dahulu
- Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama dan
tidak mempunyai penyakit keturunan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
- Klien mengatakan bahwa tidak ada penyakit yang sama pada
keluarganya.

21
C. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola manajemen kesehatan / persepsi kesehatan
- Klien mengatakan bahwa tidak terlalu tahu dengan kondisi yang dialami
sebelumnya.
2. Pola aktivitas dan pola prilaku
a. Sebelum sakit

AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Makanan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilitas ditempat tidur 
Ambulasi 
Naik tangga 

b. Saat sakit

AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Makanan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilitas ditempat tidur 
Ambulasi 
Naik tangga 

22
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Dibantu orang
3 : Dibantu orang dan alat
4 : Ketergantungan, tidak mampu

3. Pola istirahat tidur


a. Sebelum sakit
Tidur malam : 8 jam
Tidur siang : 1 jam
b. Saat sakit
Tidur malam : 8 jam
Tidur siang : 2 jam

4. Pola nutrisi metabolik


a. Sebelum sakit
Makan : 2 x sehari
Minum : 6 x sehari/gelas
b. Saat sakit
Makan : 3 x sehari
Minum : 9 x sehari/gelas
5. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
BAB : 1 x sehari
BAK : 3 x sehari
b. Saat sakit
BAB : 1 x sehari
BAK : 4 x sehari

23
6. Pola toleransi stress
a. Sebelum sakit
Klien terlihat khawatir dengan penyakit yang dideritanya.
b. Saat sakit
Klien sangat cemas dan khawatir dengan penyakit yang saat ini sedang
dideritanya.

7. Hubungan peran
a. Sebelum sakit
Klien merupakan seorang karyawan.
b. Saat sakit.
Klien merasa terganggu sebagai seorang karyawan .

8. Pola nilai dan keyakinan


a. Sebelum sakit
Klien mengatakan selalu melakukan ibadah sholat 5 waktu.
b. Saat sakit
Klien terlihat masih selalu melaksanakan ibadah sholat 5 waktu.

D. PEMERIKSAAN FISIK
 Kesadaran umum : Composmetis / Sadar penuh
 Penampilan umum : Bersih
 Nilai GCS : 15 ( E : 4 V:5 M:6)
 BB dan TB : BB : 55 kg TB : 180 cm
 TD : 100/60 mmHg
 R : 22 x/ menit
 N : 86 x/menit
 S : 38,3⁰ C

24
E. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
 Kepala
Insfeksi : Rambut berwarna hitam , bentuk kepala simetris, kepala terlihat kotor
.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri saat ditekan, rambut tidak
rontok.
 Wajah
Insfeksi : Bentuk simetris, tampak pucat, warna kulit sawo matang, tidak ada
lesi.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri saat di palpasi.
 Telinga
Insfeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, sejajar dengan ujung mata.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan lesi.
Indra pendengaran : Pada saat dilakukan pemeriksan pendengaran klien masih
normal.
 Mata
Insfeksi : Mata simetris, bulu mata normal, replek pupil normal, pergerakan
mata normal, lensa mata normal, konjungtiva merah, skelera putih bersih.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri saat ditekan.
 Hidung
Insfeksi : Bentuk simetris, lubang hidung normal, tidak ada lesi, cuping hidung
bersih.
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri saat ditekan.
Indra penciuman : normal, dapat membedakan bau – bauan.
 Mulut
Insfeksi : Bentuk simetris,lidah bersih,fungsi pengecapan baik, gigi terlihat baik
dan bersih dan lengkap,tidak ada stomatitis, bibir kemerahan, bibir kering.
Palpasi : Tidak ada benjolan.

25
 Leher
Insfeksi : Bentuk simetris, terlihat kotor.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan ketika di palpasi, tidak terdapat
pembengkakan kelenjar tiroid.
 Punggung
Insfeksi :Bentuk simetris, warna kulit normal, tidak ada luka.
Palpasi : Tidak ada benjolan.
Perkusi : Tidak ada nyeri.
 Dada
Insfeksi : Bentuk simetris, warna kulit normal, tidak ada lesi.
Palpasi : Tidak ada benjoloan, tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Suara napas normal, pergerakan dada simetris.
 Abdomen
Insfeksi : Warna kulit sawo matang,bentuknya simetris, terlihat cembung, tidak
terdapat pembesaran organ hati,tidak ada lecet.
Palpasi : Tidak ada pembesaran hati.
Auskultasi : Bising usus normal 10 x/menit.
Perkusi : Tidak ada kembung.
 Genetalia
Klien mengatakan keadaan genetalianya bersih, tidak terdapat lesi, tidak ada
nyeri dan juga klien tidak terpasang alat bantu kateter.
 Anus
Klien mengatakan bahwa keadaan anusnya bersih ,tidak terdapat lecet / luka.

 Ektermitas atas

26
Insfeksi : Bentuknya simetris antara lengan kanan dan lengan kiri, terpasang
infus pada lengan kanan, jari tangan lengkap, kuku panjang kotor.
Palpasi : Turgor kulit baik ketika ditekan.

4 5

 Ekstermitas bawah
Infeksi : Bentuknya simetris pada kaki kiri dan kaki kanan, dapat bergerak
dengan bebas, dapat merasakan halus dan tajam.

5 5

F. DATA PENUNJANG
1. Hasil pemeriksaan laboratorium

03 Februari 2019

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode


Hematologi rutin
Hemoglobin 15,2 14,0 – 17,5 g/dL Photometer
Hematokrit 45 40 – 52 % Pulse detection
Leukosit 2.700 4.400 – 11.300 /uL Laser floweytometry
Trombosit 12.000 140.000 – /uL Impedance HDFC
392.000

27
2. Hasil pengobatan
 RL 1500 cc/ jam
 Esomeprazole : IV 1 x 40 mg
 PCT : PO 3 x 500

G. ANALISA DATA
Sign and symptom Etiologi Dx
DS : Pasien mengeluh Virus dengue Demam tinggi
demam sejak 4 hari
yang lalu.
Masuk kedalam darah
DO : Klien terlihat
kepanasan dengan suhu
38,3⁰C. Trombosit

leukosit

Suhu
(Hipertermi)

28
DS : Klien mengatakan Virus dengue Mual mengganggu
sering mual bila sedang pola makannya.
makan dan pola
mengganggu pola Masuk kedalam darah
makannya.

DO : Klien terlihat Trombosit


pucat, lemas dan lesu.

Leukosit

Suhu

Muntah dan mual

Anoreksia

Nutrisi kurang dari


kebutuhan

29
H. DIAGNOSA DATA

1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.


2. Gangguan pemenuhan nutrisi.

30
I. RENCANA KEPERAWATAN

No Dx Tujuan Intervens Rasional Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan i dan
waktu
1 Hipertermi Setelah -Atur -Untuk 04/02/19 -Mengatur posisi pasien 05/02/2019
berhubungan dilakuka posisi memberika 07.00 senyaman mungkin. 21.00 wib
dengan proses n pasien n rasa Respons : Klien merasa
penyakit . tindakan senyama nyaman. nyaman dengan posisi tidur S : Klien mengatakan
DS : Klien keperaw n -untuk semi fowler. demam agak
mengeluh atan mungkin. menurunka 07.30 -memberikan pasien kompes berkurang.
demam. selama - n suhu hangat dibagian axila dan
DO : Pasien 1x 8 jam Menberik pasien. lipatan paha.
terlihat diharapk an - Respons : Klien merasa O : Klien sudah
kepanasan, an kompres Membantu nyaman setelah dikompres tampak tidak
lemah dan lesu. demam hangat mempermu hangat. kepanasan dan demam
teratasi, pasien. dah 08.00

31
dengan suhu dengan - penguapan -Menganjurkan pasien berkurang,mukosa
38,3⁰C. kriteria Anjurkan panas. memakai pakaian yang bibir lembab.
hasil : pasien - menyerap keringat. TTV :
◦Klien memakai Mengetahu Respons : TD : 110/70 mmHg
tidak pakaian i TTV Klien merasa panasnya N : 76 x/menit
mengelu yang pasien. 09.00 sedikit berkurang. R : 20 x/menit
h menyerap -Mncegah -Mengobservasi TTV. S : 37,1⁰C
demam. keringat. terjadinya TD : 100/60 mmHg.
- dehidrasi R : 22 x/menit.
Observas sewaktu N : 86 x/menit.
i TTV. panas. 10.00 S ; 38,3⁰C. A : Demam sudah
- -Untuk -Memberikan pasien minum teratasi.
Memberi mengalihka 12.00 air putih.
kan n rasa -Menganjurkan pasien
pasien panas istirahat yang cukup. P : Intervensi
minum. dengan Memberi obat Esomeprazole dihentikan.
- istirahat. dan PCT.
Anjurkan
pasien

32
istirahat -untuk
yang pemberian
cukup. obat.
-
Kolabora
si dengan
dokter
dan
perawat.
2 Gangguan Setelah - -Agar pola 14.00 -Memberikan klien makan S : Klien mengatakan
pemenuhan dilakuka Memberi makan sedikit - sedikittapi sering. mual sudah tidak ada.
nutrisi. n kan klien teratur . 14.30 -Menganjurkan klien untuk
DS : Klien tindakan makan -Agar makan teratur. O : klien tampak
mengatakan keperaw sedikit - pasien 16.00 -Memberikan klien minum membaik.
sering mual bila atan sedikit tidak air hangat.
sedang makan selama namun terlalu 19.00 -Menganjurkan klien makan A : Gangguan
dan 1x8 jam sering. lemah. buah dan sayur. pemenuhan nutrisi
mengganggu ganggua - terpenuhi / teratasi.
pola makannya. n Anjurkan

33
pemenu klien -Untuk P : Intervensi
han makan mengurang dihentikan.
nutrisi teratur. i rasa mual.
dan - -Untuk
kebutuh Memberi menambah
an kan klien energi dan
pasien minum nutrisi.
terpenuh air
i, hangat.
dengan -
kriteria Anjurkan
hasil : klien
◦Klien makan
tidak buah dan
mengelu sayur.
h mual.
◦Klien
mampu
mengah

34
abiskan
makana
nnya.
-

35
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Di Indonesia, demam berdarah bukanlah penyakit yang asing, dari tahun ke


tahun penyakit ini selalu menghantui bangsa Indonesia, dengan bertambahnya
informasi yang diberikan pada masyarakat lewat berbagai media dan
bertambahnya kegiatan pemberantasan yang semakin banyak dan dengan cara
yang bervariasi, akan menurunkan jumlah korban demam berdarah di waktu
yang akan datang.
2. Demam berdarah atau demam berdarah dengue adalah penyakit febril akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan
malaria. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes
aegypti. Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba,
disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan ruam. Karena seringnya terjadi
perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi,
oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita penyakit demam berdarah
dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit,
mengingat sewaktu waktu dapat mengalami syok / kematian.
3. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau
mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Dengan mengubur barang bekas
yang dapat menampung air, menguras tempat penampungan air dan menimbun
barang-barang bekas atau sampah. Atau kita bisa juga berburu jentik.

36
B. SARAN

Saya berharap semoga penyusunan laporan tentang Asuhan keperawatan pada Tn.I
dengan DHF ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan
dan praktik keperawatan. Dan juga dengan laporan ini dapat menjadi acuan untuk
tindakan proses keperawatan.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.scribd.com/doc/124823789/LAPORAN-PENDAHULUAN-
DENGUE-HEMORAGIC-FEVER-DHF-RUANG-MELATI-RSPAU-Dr-
S-HARDJOLUKITO-LANUD-ADISUTJIPTO-YOGYAKARTA

2. https://repository.maranatha.edu/998/6/0664224_Conclusion.pdf

38
LAMPIRAN

39

Anda mungkin juga menyukai