Oleh
Sarniati (A021191033)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti halnya manusia yang membutuhkan manusia lainnya untuk dapat
memenuhi kebutuhannya, sebuah negara juga membutuhkan negara lain untuk dapat
memenuhi segala keperluan dan kebutuhan masyarakatnya. Sekuat atau seadidaya
apapun sebuah negara, negara tersebut tidak akan mampu menghasilkan semua
komoditi yang diinginkan oleh warga negaranya, oleh karena itu untuk dapat
memenuhi ketidakmampuan itu sebuah negara melakukan kerja sama dengan negara
lainnya. Untuk dapat menjalankan kerjasama tersebut sebuah negara harus dapat
melakukan sistem perekonomian terbuka. Bentuk kerjasama ini dapat berupa kegiatan
ekspor atau penjualan komoditi ke luar negeri maupun kegiatan impor atau pembelian
komoditi dari luar negeri. Kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh suatu
negara dengan negara lain memiliki hambatan, salah satunya yaitu perbedaan mata
uang. Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukam satu sistem yang dapat
menyamakan perbedaan nilai mata uang negara-negara tersebut salah satunya adalah
dengan penentuan kurs pertukaran. Dengan menjalankan sistem ekonomi terbuka
melalui kegiatan ekspor-impor sebuah negara dapat memperluas pasar
perekonomiannya ke negara lain, hal ini akan dapat meningkatkan pendapatan
nasional suatu negara melalui kegiatan impor, dan meningkatkaan kepuasaan warga
negaranya melalui kegiatan ekspor. Kegiatan ekspor-impor yang dilakukan oleh suatu
negara akan dicatat dalam neraca pembayaaran. Melalui neraca pembayaran ini suatu
negara dapat diketahui pertumbuhan ekonominya.
Walaupun memberikan banyak keuntungan bagi suatu negara yang
menjalankan sistem ekonomi terbuka, namun pada kenyataannya sistem ekonomi
terbuka juga menimbulkan masalah-masalah baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Oleh karena itu perlu adanya intervensi pemerintah yang dapat dijalankan
apabila perdagangan luar negeri dan lalu lintas dana menimbulkan efek buruk atas
kegiatan ekonomi negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalahnya sebagai
berikut
1. Apa yang dimaksud dengan neraca pembayaran, dan bagaimana aliran ke luar dan
aliran masuk dana modal ke suatu negara?
2. Apa itu kurs valuta asing dan bagaimana penentuan kurs pertukaran?
3. Apakah yang dimaksud dengan sistem ekonomi terbukan, dan apa saja yang
menjadi masalah-masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka?
4. Bagaimana kegiatan ekspor-impor suatu negara dengan negara lain dapat
berjalan?
5. Bagaiman intervensi pemerintah yang dapat mempengaruhi neraca pembayaran
internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Neraca Berjalan
Neraca berjalan mencatat dua jenis transaksi yaitu transaksi barang dan jasa.
Umumnya neraca berjalan mencatat dua kelompok transaksi yaitu baik
transaksi jual beli barang dan transaksi jual beli seperti untuk kegiatan
pariwisata, angkutan, dan jasa-jasa bank, asuransi, serta pembayaran bunga,
dividen, maupun transfer bantuan antar negara. Pada umumnya neraca
berjalan mencatat transaksi-transaksi berikut:
a. Ekspor dan impor barang tampak
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang produksi
industri, dan barang-barang yang diproduksi oleh sektor pertambangan dan
berbagai jenis ekspor dan impor barang tampak lainnya. Apabila nilai
neraca perdagangan positif itu berarti bahwa ekspor barang-barang tampak
adalah melebihi impornya, sebaliknya jika negatif berarti impor melebihi
ekspor.
b. Ekspor dan impor jasa (barang tak tampak)
Transaksi meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari
barang-barang tampak yang diekspor dan diimpor, perbelanjaan para
pelancong, dan pendapatan investasi (yang meliputi keuntungan, bungan
ke atas modal yang diinvestasikan, dan dividen). Neraca perdagangan tak
tampak- yaitu nilai bersih impor dan ekspor jasa-jasa, dinamakan neraca
jasa. Jika nilai neracanya positif berarti negara tersebut lebih banyak
menjual jasa-jasanya ke luar negeri daripada membelinya dari negra-
negara lain. Apabila nilainya negatif berarti bahwa negara itu lebih banyak
membeli jasa pihak-pihak luar dari menjual jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran pindahan neto ke luar negeri
Meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah
maupun pihak swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran di mana
penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk uang atau jasa. Contoh-
contoh dari pembayaran pindahan adalah bantuan uang satuan negara Arab
ke Afghanista, atau bantuaan bahan makanan AS ke penderita kelaparan di
Afrika.
2. Neraca Modal
Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu aliran modal jangka
panjang dan aliran modal keuangan swasta.
a. Aliran modal jangka panjang
Meliputi dua jenis aliran modal yaitu aliran modal resmi dan investasi
langsung oleh pihak swasta ke negara-negaara lain. Aliran modal resmi
adalah pinjaman dan pembayaran di antara adan-badan pemerintah di
suatu negara dengan negara-negara lain sedangkan investasi langsung
swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu investasi berupa
mendirikan perusahaan-peruhasaan-terutama perindustrian. Modal yang
dibelanjakan diperoleh dari negara asal perusahaan tersebut. Perbedaan di
antara modal jangka panjang yang diterima dari luar negeri dengan yang
dibayarkan ke luar negeri disebut neraca modal jangkaa panjang.
Apabila nilainya positif, berarti ada lebih banyak modal jangka panjang
yang diterima dari luaar negeri dari yang dibayrkan ke luar negeri. Aliran
seperti ni dapat memperkukuh neraca pembayaran dan meningkatkan
perbelanjaan pembangunan pemerintah dan investasi sektor swasta.
b. Modal swasta dan kesilapan-ketinggalan
Dua akun penting dalam neraca pembayaran meliputi akun “modal
swasta” dan kesilapan-ketinggalan” modal swasta adalah aliran-aliran
modal dalam bentuk tabungan atau investasi keuangan yang dapat dengan
cepat ditukarkan kembali kepada valuta yang asal atau valuta lainnya.
Aliran keuangan ini dinamakan juga “hot money” karena dana tersebut
dapat mengakir dari satu negara ke negaraa lain dengan mudah dan dalam
waktu yang cepat. Uang tersebut meliputi uang yang diinvestasikan di
pasaran uang dan pasaran modal untuk memperoleh keuntungan dari
investasi tersebut.
Akun kesilapan dan ketinggalan merupakan akun yang menaksir besarnya
aliran uang yang tidak dapat dicatat. Dalam setiap neraca pembayaran
perlu ada akun kesilapan dan ketinggalan untuk memastikan agar
perhitungan aliran keluar masuk adalah seimbang.
Neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2014 sampai awal tahun 2016 selalu
defisit artinya penerimaan ekspor lebih kecil bila dibandingkan dengan pembayaran
impornya. Nilai ekspor pada triwulan I 2016 mencapai US$ 33,189 juta, sedangkan
nilai impor barang pada tahun yang sama mencapai US$-30,410 juta, sehingga
didapatkan nilai surplus neraca perdagangan barang sebesar US$ 2,779 juta.
Adapun ekspor-impor barang dibedakan menjadi ekspor-impor minyak dan gas
bumi (migas) serta ekspor-impor non-migas. Pada Tri wulan I, tahun 2016 ekspor
non-migas lebih besar daripada impor non-migas, sehingga menghasilkan nilai
surplus dalam neraca perdagangan barang non-migas sebesar US$ 3,287. Sementara
itu ekspor-impor migas menghasilkan nilai defisit US$ 807 juta pada periode yang
sama, karena nilai ekspor migas senilai US$ 2,948 juta, dan nilai impor mencapai
US$ 3,755 juta.
Neraca perdagangan jasa juga menunjukan angka defisit sebesar US$ 1,133 juta,
yang berarti ekspor jasa dari Indonesia lebih kecil dibanding dengan impor jasa dari
luar negeri ke Indonesia.
Neraca pendapatan primer juga merupakan bagian dari neraca perdagangan di
samping neraca barang dan jasa. Neraca pendapatan primer mencangkup aliran laba
atau pendapatan investasi atau pendapatan investasi langsung ke luar negeri dan
pembayaran bunga utang. Defisit pendapatan investasi langsung menyumbang hampir
64% dari defisit secara remitansi tenaga kerja, sedangkan pembayaran remitansi
tenaga kerja asing di Indonesia relatif stabil dalam periode triwulan 1 tahun 2016.
Pada neraca modal mencangkup transaksi modal dan transaksi finansial, tampak
semuanya bernilai positif. Ini berarti aliran modal/kapital di Indonesia (FDI) lebih
besar dibandingkan dengan aliran modal keluar dari Indonesia. Secara keseluruhan
pda awal tahun 2014 Neraca Pembayaran Internasional Indonesia mengalami surplus
sebesar US$ 15,249 juta, tahun 2015 mengalami defisit sebesar US$ 1,029 juta, awal
tahun 2016 defisit US$ 287 juta.
Prospke NPI Indonesia tahun 2016 diprakirakan oleh Bank Indonesia akan
membaik. Permintaan dalam negeri akan meningkat seiring dengan membaiknya
pertumuhan ekonomi dan percepatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh
pemerintah. Dengan demikian akan terjadi peningkatan impor barang dan jasa dari
luar negeri. Di pihak lain ekspor non-migas dari Indonesia akan meningkat pula
seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi negara-negara mitra dagang Indonesia.
Namun, diperkirakan masih terdapat defisit neraca perdagangan yang sedikit
meningkat tetapi masih di bawah batas aman (3% dari PDB) dibanding dari triwulan
sebelumnya. Walaupun demikian Bank Indonesia menyakini bahwa kondisi neraca
perdagangan internasional Indonesia akan terus membaik sejalan dengan percepatan
reformasi struktural termasuk implementasi, berbagai paket kebijakan pemerintah
dala memperbaiki iklim investasi dan daya saing ekonomi Indonesia.
Pada transaksi modal dan finansial, diprakirakan modal asing akan masuk ke
Indonesia dalam jumlah yang lebih besar akibat membaiknya fundamental ekonomi
Indonesia. Perbaikan pada transaksi modal dan finansial diprakirakan akan melebihi
defisit neraca perdagangan, sehingga secara keseluruhan neraca pembayaran
internasional Indonesia sedikit membaik. Bertambahnya devisa atau atau valuta asing
kerap kali terjadi akibat dari dari adanya aliran devisa lewat penanaman modal
langsung (Foreign Direct Investment/FDI) oleh para investor luar negeri.
INVESTASI ASING DAN DOMESTIK DI INDONESIA
2011-2012 (Rp Triliyun)
No 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-
1 Domestic 24,00 27,5 34,1 41,7 47,8 rata
Direct tumbuh
Investment (%)
2 Laju 14,58 24,00 22,29 14,63 18,87
Pertumbuhan
DDI (%)
3 Foreign Direct 46,2 65,5 71,2 78,7 92,5 -
Investment
4 Laju 41,77 8,70 0,11 0,18 12,69
Pertumbuhan
FDI (%)
5 Total 70,2 83,3 105,3 120,4 140,3 -
investment
6,00 Laju 18,66 0,26 0,14 0,17 4,81
Pertumbuhan
TI (%)
B. Ekspor Impor
1. Pengertian Ekspor Impor
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara
ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor
pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari
dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar
umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim
maupun penerima. Kegiatan ekspor dilakukan oleh eksportir, yaitu perusahaan-
perusahaan perdagangan baik yang berbadan hukum, termasuk BUMN, maupun
perusahaan yang tidak berbadan hukum, seperti usaha perseorangan atau koperasi
yang memiliki SIUP atau izin instansi/departemen/teknis terkait untuk
melaksanakan kegiatan perdagangan ekspor komoditi.
Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara
ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor
umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke
dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan
dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting
dari perdagangan internasional.
Kegiatan demikian itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa
merupakan masuknya uang asing kenegara kita dapat digunakan untuk membayar
pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri.
Adapun manfaat dari adanya kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan
oleh negara antara lain:
1. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Pendapatan negara akan bertambah karena adanya devisa.
3. Meningkatkan perekonomian rakyat.
4. Mendorong berkembangnya kegiatan industri
Sedangkan produk yang sering diimpor oleh Indonesia antara lain barang-
barang konsumsi, bahan baku, bahan penolong, dan bahan modal. Barang-barang
konsumsi merupakan barang-barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, seperti makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan daging.
Bahan baku dan bahan penolong merupakan barang- barang yang
diperlukan untuk kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun bahan
pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia, obat-obatan dan kendaraan
bermotor.
Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti
mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat. Produk impor
Indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain, beras, terigu, kacang kedelai
dan buah-buahan. Produk impor Indonesia yang berupa hasil peternakan antara
lain daging dan susu.
Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lain
adalah minyak bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa barng industri
antara lain adalah barang-barang elektronik, bahan kimia, kendaraan. Dalam
bidang jasa, Indonesia mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri.
C. Kurs
1. Pengertian Kurs
Kurs merupakan harga mata uang dari suatu negara yang diukur dengan mata
uang negara lain. Nilai kurs sendiri sangatlah penting disaat mengambil keputusan
untuk berbelanja ataupun membeli barang dari luar negeri.Karena dengan kurs
kita bisa menerjemahkan harga dari barang di berbagai macam negara kedalam
mata uang dari negara kita. Kurs juga sering disebut sebagai perbandingan nilai
didalam pertukaran mata uang yang berbeda.Sehingga mempunyai perbandingan
nilai diantara kedua mata uang tersebut dan kemudian perbandingan ini yang
disebut juga dengan kurs.
Di suatu negera yang menetapkan sistem kurs tetap maka perubahan kurs
ditetapkan oleh pemerintah. Kebijakan negara secara resmi menaikkan kurs mata
uangnya terhadap mata uang asing disebut revaluasi. Namun jika sebaliknya
kebijakan pemerintah menurunkan kurs mata uang terhadap mata uang asing
disebut devaluasi.
3. Sistem Kurs
a) Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Sistem Kurs Tetap adalah suatu situasi bahwa nilai kurs mata uang dalam
negeri di tetapkan berapa besar nilainya oleh pemerintah negara tersebut.
Dalam sistem ini, pemerintah dalam mengatur nilai mata uangnya dalam
harga tertentu telah melakukan berbagai langkah dan kebijakan yang ia
tetapkan.
b) Sistem Kurs Bebas/Mengambang (Floating Exchange Rate)
Dalam sistem ini, besarnya suatu nilai pertukaran kurs diserahkan kepada
mekanisme pasar dengan syarat yaitu tanpa adanya campur tangan
pemerintah. Besarnya tingkat permintaan dan penawaran terhadap mata
uang menentukan tinggi rendahnya kurs mata uang tersebut.
c) Sistem Kurs mengambang Terkendali (Managed Floating Rate)
Sistem ini merupakan gabungan dari dua sistem yaitu sistem kurs tetap dan
kurs bebas. Nilai kurs dapat bergerak secara bebas naik atau turun, namun
dala menghindari gejolak yang akan terjadi dalam nilai kurs ini pemerintah
akan melakukan intervensi. Pemerintah ikut andil dalam melakukan
intervensi saat harga kurs mencapai batas-batas tertentu.Campur tangan
atau intervensi yang dilakukan oleh pemerintah berupa:
Dirty floating (mengambang kotor)
Yaitu suatu kondisi jika pemerintah secara langung melakukan
intervensi dengan menjual atau membeli suatu valuta asing.
Clean floating (mengambang bersih)
Yaitu suatu kondisi apabila intervensi yang dilakukan secara tidak
langsung oleh pemerintah, contohnya yaitu dengan mengatur tingkat
suku bunga.
b) Tingkat Inflasi
Di sisi lainnya, kenaikan nominal suku bunga pada suatu negara akan
menurunkan permintaan terhadap mata uang domestik sebagai tanda terima
kredit yang mahal untuk berbisnis. Biasanya dalam mengambil pinjaman
pengusaha akan menaikkan biaya produksi yang ada, maka menyebabkan
tingginya harga barang yang ada di dalam negri. Hal seperti ini relatif dapat
mengurangi nilai mata uang nasional terhadap suatu negara.
e) Ekspektasi.
6. Perhitungan Kurs
a) Perhitungan Kurs Jual
Cermat Indra Kusuma berencana akan berlibur ke Austria. Karena Austria
merupakan negara yang tergabung dalam Uni Eropa maka mata uang yang
berlaku adalah euro. Jadi, Cermat Indra Kusuma harus menggunakan mata
uang euro selama di sana. Pergilah Cermat Indra Kusuma ke bank untuk
menukarkan sejumlah rupiah yang dimilikinya dengan euro.
Pada saat menukarkan uangnya, kurs jual euro saat itu: 1 EUR = 14.500
IDR (misalnya). Sementara kurs beli euro: 1 EUR = 14.000 IDR (misalnya).
Karena Cermat Indra Kusuma ingin menukarkan rupiahnya dengan euro, kurs
juallah yang menjadi acuan perhitungannya. Jadi, euro yang akan diperoleh
Cermat Indra Kusuma apabila ingin menukarkan Rp60 juta adalah sekitar
€4.137,9 (60.000.000 IDR/14.500 IDR).
Daftar Pustaka
Suklino,S.2011.Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Suparmoko, M dan Eleonora Sofilda.2014.Pengantar Ekonomi Makro.Tanggerang:
CV WACANA MULIA