A. Tinjauan Teori
1. Pengertian
Nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau
perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan
Jadi, nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh yang timbul ketika
jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri.
2. Etiologi Nyeri
a. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakan jaringan akibat bedah atau cidera
b. Iskemia jaringan, merupakan ketidakcukupan suplai darah ke jaringan atau organ
tubuh
c. Spasmus otot merupakan suatu konstraksi yang tak disadari atau tak terkendali, dan
sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan
dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam
menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama
d. Inflamasi pembengkakan jaringan, mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan
juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya
e. Post operasi setelah dilakukan pembedahan
4. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia
seperti bradikinin, serotonin, dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut
merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan
dihantarkan ke hipotalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan
dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke hipotalamus
nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitive pada
termodensitif sehingga dapat menyebabkan atau mengalami nyeri.
5. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri berdasarkan tempatnya
- Pheripenal pain, nyeri pada permukaan tubuh
- Deep pain, nyeri pada permukaan tubuh yang lebih dalam atau pada organ tubuh
visceral
- Refered pain,nyeri dalam yang disebabkan penyakit organ/struktur daltcvam
tubuh yang ditransmisikan bagian tubuh
- Central pain, nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat,
spinal cord, batang otak, talamus, dan lain-lain.
b. Nyeri berdasarkan sifatnya
- Incidental pain, nyeri yang timbul sewaktu waktu lalu menghilang
- Steady pain, nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan waktu yang lama
- Paroxymal pain, nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi
c. Nyeri berdasarkan berat ringannya
- Nyeri ringan, merupakan nyeri dengan intensitas rendah
- Nyeri sedang, merupakan nyeri dengan menimbulkan reaksi
- Nyeri berat, merupakan nyeri dengan menimbulkan intensitas tinggi
d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan
Nyeri akut Nyeri Kronis
1. Waktu kurang dari 6 bulan 1. Waktu lebig dari 6 bulan
2. Daerah nyeri terlokalisasi 2. Daerah nyeri menyebar
3. Nyeri terasa tajam seperti 3. Nyeri terasa tumpul seperti
ditusuk-tusuk, disayat, ngilu, linu dan lain-lain
dicubit 4. Respon sistem saraf
4. Respon sistem saraf parasimpatis: penurunan
simpatis: peningkatan tekanan darah, bradikasi,
tekanan darah pusat, kulit kering, panas, pupil
lembap, berkeringat dan kontraksi
dilatasi pupil 5. Penampilan klien tampak
5. Penampilan klien tempak menarik diri dan depresi
cemas, gelisah dan terjadi
ketegangan otot
6. Pathway
Kerusakan jaringan integumen, spasme otot, iskemik jaringan, adanya tumor
7. Skala nyeri
Skala Skala nyeri
0 Tidak nyeri
1 Seperti gatal, nyut nyutan
2 Seperti melulut atau terpukul
3 Seperti perih
4 Seperti keram
5 Seperti tertekan atau tergesek
6 Seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
7-9 Sangat nyeri tetapi dapat dikontrol oleh klien dengan aktivitas
yang biasa dilakukan dengan aktivitas yang bias dilakukan
10 Sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol oleh klien
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
d. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah
diotak
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
- Monitor tanda-tanda vital
- Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
- Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri
ringan sampai sedang)
- Kompres hangat
- Mengajarkan teknik relaksasi
b. Penatalaksanaan medis
- Analgetic
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri
yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
- Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat
analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini
dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi
kepercayaan pasien.
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Identitas :
a) Identitas pasien berupa nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, status, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor RM, diagnosa medis.
b) Identitas penanggung jawab berupa nama, tanggal lahir, jenis kelamin, status, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien.
c) Catatan medis.
Riwayat Kesehatan :
a) Keluhan utama
b) Riwayat kesehatan sekarang
c) Riwayat kesehatan dahulu
d) Riwayat kesehatan keluarga
Pengkajian Fungsional Gordon :
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b) Pola nutrisi
c) Pola eliminasi
d) Pola istirahat dan tidur
e) Pola personal hygiene
f) Pola aktivitas dan latihan
g) Pola manajemen kesehatan
h) Pola konsep diri
i) Pola hubungan dan peran
j) Pola seksual dan reproduksi
Pemeriksaan Fisik :
a) Keadaan umum dan kesadaran umum
b) Tanda-tanda vital berupa tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu
c) Pemeriksaan fisik
d) Data penunjang
e) Program terapi
f) Data fokus
Pengkajian status nyeri dilakukan dengan pendekatan:
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyakit terkait
2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan metabolik
NANDA,2015. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
C. Perencanaan
Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasional
D. Implementasi
Beberapa prosedur tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat
sebelumnya.
E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan cara menilai kemampuan dalam merespon tindakan yang
telah diberikan oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Klien. Jakarta:SalembaMedika
Disusun oleh:
JURUSAN KEPERAWATAN
D-IV KEPERAWATAN