Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pendahuluan

A. Tinjauan Teori
1. Pengertian

Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhnya


kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi) dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).

Nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau
perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan

Nyeri merupakan sensasi rumit, unik, universal, dan bersifat individual.


Disebut individual karena respons individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak
bisa disamakan satu dengan lainnya (Asmadi,2013)

Jadi, nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh yang timbul ketika
jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri.

2. Etiologi Nyeri
a. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakan jaringan akibat bedah atau cidera
b. Iskemia jaringan, merupakan ketidakcukupan suplai darah ke jaringan atau organ
tubuh
c. Spasmus otot merupakan suatu konstraksi yang tak disadari atau tak terkendali, dan
sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan
dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam
menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama
d. Inflamasi pembengkakan jaringan, mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan
juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya
e. Post operasi setelah dilakukan pembedahan

3. Faktor yang mempengaruhi nyeri


a. Pengalaman masa lalu dengan nyeri
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan
menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang
b. Usia
Merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri khususnya pada anak anak
dan lansia
c. Jenis kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon
terhadap nyeri
d. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi
persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang
meningkat
e. Keletihan
Rasa lelah menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan
kemampuan koping

4. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia
seperti bradikinin, serotonin, dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut
merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan
dihantarkan ke hipotalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan
dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke hipotalamus
nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitive pada
termodensitif sehingga dapat menyebabkan atau mengalami nyeri.

5. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri berdasarkan tempatnya
- Pheripenal pain, nyeri pada permukaan tubuh
- Deep pain, nyeri pada permukaan tubuh yang lebih dalam atau pada organ tubuh
visceral
- Refered pain,nyeri dalam yang disebabkan penyakit organ/struktur daltcvam
tubuh yang ditransmisikan bagian tubuh
- Central pain, nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat,
spinal cord, batang otak, talamus, dan lain-lain.
b. Nyeri berdasarkan sifatnya
- Incidental pain, nyeri yang timbul sewaktu waktu lalu menghilang
- Steady pain, nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan waktu yang lama
- Paroxymal pain, nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi
c. Nyeri berdasarkan berat ringannya
- Nyeri ringan, merupakan nyeri dengan intensitas rendah
- Nyeri sedang, merupakan nyeri dengan menimbulkan reaksi
- Nyeri berat, merupakan nyeri dengan menimbulkan intensitas tinggi
d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan
Nyeri akut Nyeri Kronis
1. Waktu kurang dari 6 bulan 1. Waktu lebig dari 6 bulan
2. Daerah nyeri terlokalisasi 2. Daerah nyeri menyebar
3. Nyeri terasa tajam seperti 3. Nyeri terasa tumpul seperti
ditusuk-tusuk, disayat, ngilu, linu dan lain-lain
dicubit 4. Respon sistem saraf
4. Respon sistem saraf parasimpatis: penurunan
simpatis: peningkatan tekanan darah, bradikasi,
tekanan darah pusat, kulit kering, panas, pupil
lembap, berkeringat dan kontraksi
dilatasi pupil 5. Penampilan klien tampak
5. Penampilan klien tempak menarik diri dan depresi
cemas, gelisah dan terjadi
ketegangan otot

6. Pathway
Kerusakan jaringan integumen, spasme otot, iskemik jaringan, adanya tumor

Sel saraf rusak

Bradikinin, Serotonin, enzim proteotik


Merusak ujung saraf reseptor nyeri

Sel saraf asenden

Stimulasi reseptor mekanin menurun hipotalamus

Termosensitif menurun korteks nyeri

Nyeri Akut Nyeri kronis

7. Skala nyeri
Skala Skala nyeri
0 Tidak nyeri
1 Seperti gatal, nyut nyutan
2 Seperti melulut atau terpukul
3 Seperti perih
4 Seperti keram
5 Seperti tertekan atau tergesek
6 Seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
7-9 Sangat nyeri tetapi dapat dikontrol oleh klien dengan aktivitas
yang biasa dilakukan dengan aktivitas yang bias dilakukan
10 Sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol oleh klien

Keterangan: 1-3 : Nyeri ringan


4-6 : Nyeri sedang
7-9 : Nyeri berat
10 : Sangat nyeri
8. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
d. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah
diotak

9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
- Monitor tanda-tanda vital
- Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
- Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri
ringan sampai sedang)
- Kompres hangat
- Mengajarkan teknik relaksasi

b. Penatalaksanaan medis
- Analgetic
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri
yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
- Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat
analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini
dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi
kepercayaan pasien.
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Identitas :
a) Identitas pasien berupa nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, status, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor RM, diagnosa medis.
b) Identitas penanggung jawab berupa nama, tanggal lahir, jenis kelamin, status, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien.
c) Catatan medis.
Riwayat Kesehatan :
a) Keluhan utama
b) Riwayat kesehatan sekarang
c) Riwayat kesehatan dahulu
d) Riwayat kesehatan keluarga
Pengkajian Fungsional Gordon :
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b) Pola nutrisi
c) Pola eliminasi
d) Pola istirahat dan tidur
e) Pola personal hygiene
f) Pola aktivitas dan latihan
g) Pola manajemen kesehatan
h) Pola konsep diri
i) Pola hubungan dan peran
j) Pola seksual dan reproduksi

Pemeriksaan Fisik :
a) Keadaan umum dan kesadaran umum
b) Tanda-tanda vital berupa tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu
c) Pemeriksaan fisik
d) Data penunjang
e) Program terapi
f) Data fokus
Pengkajian status nyeri dilakukan dengan pendekatan:

a. P (Provocate) : Respon paliatif meliputi factor pencetus nyeri


b. Q (Quality) : Kualitas nyeri meliputi nyeri uka post operasil
c. R (Region) : Lokasi nyeri, meliputi nyeri luka post operasi
d. S (Skala) : Skala nyeri ringan, sedang, berat atau sangat nyeri
e. T (Time) : Waktu meliputi kapan, berapa lama dan terakhir dirasakan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyakit terkait
2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan metabolik
NANDA,2015. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis

C. Perencanaan
Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasional

1. Setelah dilakukan tindakan 1. Memonitor TTV dan 1. Mengetahui KU


keperawatan 3x24 jam mengkaji KU pasien dan perkembangan
diharapkan nyeri dapat 2. Mengkaji skala nyeri pasien
teratasi dengan KH: pasien 2. Mengetahui skala
1.Skala nyeri dalam 3. Ajarkan teknik relaksasi nyeri pasien
rentang 1-3 nafas dalam 3. Membantu pasien
2. TTV dalam rentang 4. Memberi posisi nyaman dalam mengontrol
normal 5. Kolaborasi dengan nyeri dan membantu
3. Mengatakan rasa dokter dalam pemberian mengurangi nyeri
nyaman telah berkurang obat 4. Agar pasien rileks
4. Melaporkan bahwa 5. Memberikan
nyeri berkurang kenyamanan pada
pasien
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Memonitor TTV dan 1. Mengetahui KU
selama 3x24jam KU pasien pasien
diharapkan pemenuhan 2. Mengkaji adanya alergi 2. Sebagai informasi
nutrisi pasien terpenuhi makanan dasar dalam
dengan KH: 3. Tingkatkan intake pencernaan
1. Adanya peningkatan makanan 3. Untuk
berat badan 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
2. TTV dalam rentan meningkatkan intake intake makanan
normal makanan yang bergizi 4. Agar nutrisi
3. Mampu 5. kolaborasi dengan ahli pasien terpenuhi
mempertahankan BB ideal gizi 5. Untuk
4. Mampu memberikan asupan
mengidentifikasi gizi dan diet yang
kebutuhan nutrisi tepat

NANDA,2016. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis

D. Implementasi

Beberapa prosedur tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat
sebelumnya.

E. EVALUASI

Evaluasi dilakukan dengan cara menilai kemampuan dalam merespon tindakan yang
telah diberikan oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi,2013. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar

Klien. Jakarta:SalembaMedika

Nanda Internationa.2015.Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-


2017.Jakarta:EGC

NANDA,2016. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis

NANDA NIC NOC Jilid 2. Yogyakarta: Mediction Production

Wilkinson, Judith.2007.Diagnosa Keperawatan.Jakarta:EGC


LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI)

DI BANGSAL BROTOWALI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Disusun oleh:

Fabella Finandatyan Nugrahenny (P27220017 139)

Resti Utami. S (P27220017035)

Titania Damayanti (P27220017040)

Zuliya Cahya Prastika (P27220017043)

JURUSAN KEPERAWATAN

D-IV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN SURAKARTA


2017 / 2018

Anda mungkin juga menyukai