Anda di halaman 1dari 4

Dampak Pariwisata Desa Wisata Adat Using Kemiren, Kabupaten Banyuwangi terhadap

Perekonomian

Dampak Positif Pariwisata terhadap Perekonomian :


1. Peningkatan Pendapatan
Keuntungan utama yang diperoleh dengan adanya desa Wisata Adat Using
Kemiren melalui sektor pariwisata berasal dari peningkatan pendapatan atas inisiatif
didirikannya hotel-hotel atau penyewaan homestay karena bangunannya yang masih
mempergunakan bangunan adat Desa Adat Using Kemiren sendiri yang menjadi kekuatan
sekaligus menjaga tradisi dan budaya untuk berinteraksi langsung dan mengenal budaya
suku Using.

Selain itu dengan menggunakan Teknologi Informasi seperti Instagram dalam


strategi pemasaran dalam promosi yang dijual secara online nasional bahkan
internasional, jadi tidak hanya untuk warga negara lokal, tetapi juga bisa menarik
wisatawan asing untuk menginap di homestay.Untuk pendapatan dari penyewaan
Homestay dengan biaya sewa Rp.135.000,00 di mana terdapat pembagian antara pemilik
rumah Rp.120.000,00 dan Rp.15.000,00 digunakan untuk POKDARWIS (Kelompok
Sadar Wisata). Sektor-sektor yang berkaitan dengan pariwisata di Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) juga tumbuh pesat. Berdasarkan data BPS, nilai akomodasi dan
makan-minum yang berkaitan dengan hotel dan bisnis kuliner meningkat sekitar 80
persen dari Rp 666 miliar (2010) menjadi Rp 1,19 triliun (2014). Total PDRB melonjak
dari Rp 32,46 triliun (2010) menjadi Rp 60,05 triliun (2015) atau naik hingga 85 persen.

Dampak peningkatan pendapatan yang lain dari desa Wisata Adat Using Kemiren
dengan menjual kopi secara online hingga keluar Jawa. Dampak ekonomi tidak langsung
dapat dirasakan oleh pedagang-pedagang di pasar karena permintaan terhadap
barang/bahan makanan akan bertambah.

2. Kontribusi Pemerintah dalam Pariwisata

Sebagai bentuk aspirasi dari pemerintah dalam pariwisata di Desa Wisata Adat
Using Kemiren dengan memberikan dana yang dikelola oleh POKDARWIS untuk
membangun unit usaha warung kemiren dan warung kemangi. Kedua warung ini
dijalankan oleh BUMDes Jolosutro. Kemudian pendapatan dari BUMDes Jolosutro yang
diserahkan kepada desa dalam bentuk Pendapatan Asli Desa (PAD) disalurkan kembali
kepada masyarakat sehingga juga dapat dikatakan bahwa hasil dari pendapatan tersebut
digunakan untuk kepentingan bersama seperti merenovasi rumah penduduk. Sementara
pendapatan dari BUMDES didapatkan dari Sisa Hasil Usaha masing-masing unit usaha
yang nantinya diprosentasikan untuk pengurus BUMDES, 10% dana sosial, 15%
Pendapatan Asli Desa, serta dana kas. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam perekonomian
di desa Using terdapat pembagian-pembagian pendapatan dari usaha yang dijalankan

3. Lapangan Pekerjaan

Dengan dukungan pariwisata dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan


mengurangi pengangguran di desa Wisata Adat Using Kemiren dengan membuka
lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti; tour guide, waiter, bell
boy, dan lain-lain. Partisipasi lain masyarakat yang tinggal di desa adat tersebut adalah
saling bekerja sama membentuk BUMDes yang diberi nama BUMDes Jolosutro.
Dampak pembentukan BUMDes Jolosutro bagi masyarakat adalah membuat program
untuk mengajak masyarakat bergerak membangun kemajuan perekonomian desa salah
satunya mendirikan warung kopi dan warung kemangi.

4. Pembangunan Infrastruktur

Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur di desa Wisata Adat Using Kemiren yang lebih
baik demi kenyamanan para wisatawan dengan terus memperbaiki fasilitas desa sebagai
fasilitas pendukung wisata, peningkatan promosi desa, dan menyediakan paket wisata
dengan rincian kegiatannya yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa
dipergunakan oleh penduduk lokal maupun asing untuk menambah daya tarik.
5. Pengembangan Ekonomi Lokal

Dalam pengembangan ekonomi lokal sangat berpengaruh terhadap keuntungan


masyarakat karena sebagian besar masyarakat desa Wisata Adat Using Kemiren
merupakan penduduk asli dan memiliki hubungan kekerabatan menjadikan motivasi
ekonomi untuk pengembangan wisata berbasis partisipasi masyarakat seperti ketrampilan
masyarakat dalam pembuatan produk kerajinan berbahan lokal.

Dampak Negatif Pariwisata terhadap Perekonomian :


1. Tidak tersedianya art shop/souvenir shop sebagai tempat memasarkan produk-produk
kerajinan dan souvenir secara kontinyu yang terbukti dengan lemahnya daya saing dan
manajemen usaha dalam produk-produk kerajinan/souvenir sebagai penunjang industri
pariwisata desa

2. Sumber daya manusia yang rendah dalam bidang pariwisata tentang pentingnya
konservasi alam dan nilai-nilai budaya Using sebagai aset penting dalam pengembangan
pariwisata.
3. Kenaikan harga. Tingginya pembiayaan dalam penyelenggaraan kegiatan wisata yang
dirasakan memberatkan oleh masyarakat. Kecenderungan masyarakat di Desa Wisata
Adat Using Kemiren untuk selalu memberikan pelayanan berupa fasilitas yang terbaik
agar para wisatawan nyaman dan mengikuti trend dalam berpariwisata membuat harga
kegiatan wisata naik yang dapat menyebabkan daya beli masyarakat lokal menjadi
rendah.
4. Branding image yang lemah sebagai desa wisata berbasis adat dan budaya. Dikatakan
lemah karena desa Wisata Adat Using Kemiren hanya menjual kopi dan memberikan
brand tetapi tidak mempunyai perkebunan kopi sendiri, jika desa tersebut memiliki
perkebunan sendiri hal itu akan menambah nilai plus wisatawan untuk selalu membeli
produknya karena konsumen secara tidak sadar akan merekomendasikan produk kepada
orang lain/
5. Sarana transportasi (menuju) desa yang tidak memadai. Kenyataan dilapangan untuk ke
Desa Wisata Adat Using Kemiren dan menuju ke BUMDesnya sendiri harus jalan kaki
menempuh perjalanan yang cukup jauh, pengadaan akses transportasi serta sarana dan
prasarana lain sangat penting untuk pengembangan desa wisata

Anda mungkin juga menyukai