Perekonomian
Dampak peningkatan pendapatan yang lain dari desa Wisata Adat Using Kemiren
dengan menjual kopi secara online hingga keluar Jawa. Dampak ekonomi tidak langsung
dapat dirasakan oleh pedagang-pedagang di pasar karena permintaan terhadap
barang/bahan makanan akan bertambah.
Sebagai bentuk aspirasi dari pemerintah dalam pariwisata di Desa Wisata Adat
Using Kemiren dengan memberikan dana yang dikelola oleh POKDARWIS untuk
membangun unit usaha warung kemiren dan warung kemangi. Kedua warung ini
dijalankan oleh BUMDes Jolosutro. Kemudian pendapatan dari BUMDes Jolosutro yang
diserahkan kepada desa dalam bentuk Pendapatan Asli Desa (PAD) disalurkan kembali
kepada masyarakat sehingga juga dapat dikatakan bahwa hasil dari pendapatan tersebut
digunakan untuk kepentingan bersama seperti merenovasi rumah penduduk. Sementara
pendapatan dari BUMDES didapatkan dari Sisa Hasil Usaha masing-masing unit usaha
yang nantinya diprosentasikan untuk pengurus BUMDES, 10% dana sosial, 15%
Pendapatan Asli Desa, serta dana kas. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam perekonomian
di desa Using terdapat pembagian-pembagian pendapatan dari usaha yang dijalankan
3. Lapangan Pekerjaan
4. Pembangunan Infrastruktur
Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur di desa Wisata Adat Using Kemiren yang lebih
baik demi kenyamanan para wisatawan dengan terus memperbaiki fasilitas desa sebagai
fasilitas pendukung wisata, peningkatan promosi desa, dan menyediakan paket wisata
dengan rincian kegiatannya yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa
dipergunakan oleh penduduk lokal maupun asing untuk menambah daya tarik.
5. Pengembangan Ekonomi Lokal
2. Sumber daya manusia yang rendah dalam bidang pariwisata tentang pentingnya
konservasi alam dan nilai-nilai budaya Using sebagai aset penting dalam pengembangan
pariwisata.
3. Kenaikan harga. Tingginya pembiayaan dalam penyelenggaraan kegiatan wisata yang
dirasakan memberatkan oleh masyarakat. Kecenderungan masyarakat di Desa Wisata
Adat Using Kemiren untuk selalu memberikan pelayanan berupa fasilitas yang terbaik
agar para wisatawan nyaman dan mengikuti trend dalam berpariwisata membuat harga
kegiatan wisata naik yang dapat menyebabkan daya beli masyarakat lokal menjadi
rendah.
4. Branding image yang lemah sebagai desa wisata berbasis adat dan budaya. Dikatakan
lemah karena desa Wisata Adat Using Kemiren hanya menjual kopi dan memberikan
brand tetapi tidak mempunyai perkebunan kopi sendiri, jika desa tersebut memiliki
perkebunan sendiri hal itu akan menambah nilai plus wisatawan untuk selalu membeli
produknya karena konsumen secara tidak sadar akan merekomendasikan produk kepada
orang lain/
5. Sarana transportasi (menuju) desa yang tidak memadai. Kenyataan dilapangan untuk ke
Desa Wisata Adat Using Kemiren dan menuju ke BUMDesnya sendiri harus jalan kaki
menempuh perjalanan yang cukup jauh, pengadaan akses transportasi serta sarana dan
prasarana lain sangat penting untuk pengembangan desa wisata