Anda di halaman 1dari 41

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT


JANTUNG BAWAAN (PJB)

Dosen Pembimbing :

Dr. Siti Nur Kholifah, M.Kep.Sp.Kep.Kom

Disusun oleh: Kelompok 5

Kelas 3D Semester VI

1. Widiyawati Nengse (201601124)


2. Eka Ruzdatul Ummah (201601126)
3. Iga Imania (201601131)
4. Galuh Novia Putri (201601135)
5. Miftakhul Maghfiroh (201601146)

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Tahun Ajaran 2019

STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas selesainya Makalah

yang berjudul Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Penyakit Jantung atas

dukungan moral dan materi yang diberikan dalam menyusun makalah ini. Maka

kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. M. Sajidin S.Kep, M.Kes. selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI
Mojokerto
2. Ibu Ana Zakiyah M.Kep. selaku ketua program studi S1 ilmu keperawatan
3. Ibu Dr. Siti Nur Kholifah, M.Kep,Sp. Kep.Kom selaku dosen pembimbing
mata kuliah Keperawatan Keluarga
4. Teman-teman kelompok 1 kelas D Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
yang telah membantu untuk menyelesaikan Tugas Makalah ini.
Terima kasih atas dukungannya, dalam penulisan ini sangat disadari bahwa

Tugas Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan sangat

terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat

diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan Tugas Makalah ini

Mojokerto, 29 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3Tujuan2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3

2.1Pengertian ........................................................................................... 3

2.2Etiologi ............................................................................................... 4

2.3Patofisiologi ....................................................................................... 5

2.4 Manifestasi Klinis ............................................................................. 6

2.5PemeriksaanPenunjang ...................................................................... 9

2.6Komplikasi ....................................................................................... 10

Bab 3 Asuhan Keperawatan Keluarga Bp.S Dengan Salah Satu

Anggota Keluarga An.M Dengan Penyakit Jantung Bawaan............. 11

3.1Trigger Case ..................................................................................... 11

3.2Pengkajian ........................................................................................ 11

3.3Analisa Data ..................................................................................... 22

iii
3.4Rumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga ..................................... 24

3.5Skoring Prioritas Masalah ................................................................ 24

3.6Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga ......................................... 28

3.7Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga........................................... 34

BAB 4 PENUTUP.................................................................................... 36

4.1Simpulan .......................................................................................... 36

4.2Saran ................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................38

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan penyakit yang cukup sering

ditemukan, dengan angka kejadian sekitar 30% dari seluruh kelainan

bawaan.Sedangkan insiden PJB adalah 6-8/1000 kelahiran hidup pada seluruh

populasi dan jumlah kematian bayi karena penyakit ini adalah sekitar 3%.

Berdasarkan profil Kesehatan Indonesia 2008, angka kejadian Penyakit Jantung

dan Pembuluh Darah di Indonesia cenderung meningkat dan dapat menyebabkan

kecacatan dan kematian. Salah satu penyakit Jantung yang cukup banyak adalah

Penyakit Jantung Bawaan.

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada

struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi

akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase

awal perkembangan janin.

Penyakit jantung bawaan diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu

penyakit jantung bawaan non-sianotik dan sianotik. Jumlah pasien PJBnon-

sianotik lebih besar daripada yang sianotik, yakni sekitar 3 sampai 4 kali. Anak

yang mengidap PJB biasanya mengalami sesak napas saat pemberian ASI dan

selalu berkeringat pada dahi terutama dalam keadaan setelah melakukan aktifitas

fisik. Selain itu, anak-anak dengan PJB seringkali terganggu asupan makanannya

sehingga berdampak pula pada tumbuh-kembang anak. Dalam hal ini terdapat

1
kasus dalam suatu keluarga dimana salah satu anggota keluarga tersebut

menderita penyakit jantung bawaan, karena itu penulis dapat menyusun dan

membuat Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Penyakit Jantung Bawaan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian Penyakit Jantung Bawaan?

2. Apa etiologi dari Penyakit Jantung Bawaan?

3. Bagaimana patofisiologi dari Penyakit Jantung Bawaan?

4. Bagaimana manifestasi klinis dari Penyakit Jantung Bawaan?

5. Apa saja pemeriksaan penunjang Penyakit Jantung Bawaan?

6. Apa saja komplikasi dari Penyakit Jantung Bawaan?

7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga pada Penyakit Jantung


Bawaan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian tentang Penyakit Jantung Bawaan

2. Untuk mengetahui etiologi dari Penyakit Jantung Bawaan

3. Untuk mengetahui patofisiologi dari Penyakit Jantung Bawaan

4. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis pada Pnyakit Jantung


Bawaan

5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada Penyakit Jantung


Bawaan

6. Untuk mengetahui komplikasi dari Penyakit Jantung Bawaan

7. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga pada Penyakit


Jantung Bawaan

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit jantung


yang dibawa sejak lahir, dan terjadi ketika bayi masih berada
dalam kandungan. Kelainan pembentukan jantung terjadi pada
awal kehamilan karena saat usia kandungan 7 minggu,
pembentukan jantung sudah lengkap.
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan
adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh
darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan
yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila
tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila
penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini
menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam,
atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.
Penyakit Jantung Bawaan di bagi menjadi 2, yaitu :
a. Penyakit Jantung Bawaan Non Sianotik
Penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik adalah
kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak
ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat jantung
sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah satu katup
jantung dan penyempitan alur keluar ventrikel atau pembuluh
darah besar tanpa adanya lubang di sekat jantung. Masing-masing
mempunyai spektrum presentasi klinis yang bervariasi dari ringan
sampai berat tergantung pada jenis dan beratnya kelainan serta
tahanan vaskuler paru. Yang akan dibicarakan disini hanya 2
kelompok besar PJB non sianotik; yaitu (1) PJB non sianotik
dengar, lesi atau lubang di jantung sehingga terdapat aliran pirau

3
dari kiri ke kanan,misalnya ventricular septal defect (VSD), atrial
septal defect (ASD) dan patent ductus arteriosus (PDA), dan (2)
PJB non sianotik dengan lesi obstruktif di jantung bagian kiri atau
kanan tanpa aliran pirau melalui sekat di jantung, misalnya,
aorticstenosis (AS), coarctatio aorta (CoA) dan pulmonary
stenosis (PS).
b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik
Pada PJB sianotikdidapatkan kelainan struktur danfungsi
jantung sedemikian rupasehingga sebagian atau seluruhdarah balik
vena sistemik yangmengandung darah rendah oksigenkembali
beredar ke sirkulasisistemik. Terdapat aliran pirau darikanan ke
kiri atau terdapatpercampuran darah balik venasistemik dan vena
pulmonalis.Sianosis pada mukosa bibir danmulut serta kuku jari
tangan dan kakidalah penampilan utama padagolongan PJB ini dan
akan terlihatbila reduce haemoglobin yangberedar dalam darah
lebih dari 5gram %. Bila dilihat dari penampilanklinisnya, secara
garis besarterdapat 2 golongan PJB sianotik,yaitu (1) dengan gejala
aliran darahke paru yang berkurang, misalnyaTetralogi of Fallot
(TF) dan PulmonalAtresia (PA) dengan VSD, dan (2)dengan gejala
aliran darah ke paruyang bertambah. MisalnyaTransposition of the
Great Arteries(TGA) dan Common Mixing.

2.2 Etiologi

Penyebab PJB belum pasti, meskipun beberapa faktor


dianggap berpotensi sebagai penyebab. Faktor-faktor yang
berpotensi antara lain infeksi virus pada ibu hamil (misalnya
campak Jerman atau rubella), obat-obatan atau jamu-jamuan,
alkohol. Faktor keturunan atau kelainan genetik dapat juga menjadi
penyebab meskipun jarang, dan belum banyak diketahui. Misalnya
SindromaDown (Mongolism) yang sering disertai dengan berbagai
macam kelainan, dimana salah satunya PJB.

4
Menurut (Rilantono, 2013). Etiologi penyakit jantung
bawaan bisa ditimbulkan oleh beberapa faktor. Salah satunya
disebabkan oleh faktor genetik dan maternal dimana saat ini
sebagai faktor-faktor yang paling berperan. Selain itu infeksi virus,
paparan radisasi, alkohol dan obat-obatan yang diminum pada ibu
hamil juga di duga sebagai penyebab penyakit jantung bawaan.

2.3 Patofisiologi

5
2.4 Manifestasi Klinis

a. Penyakit Jantung Bawaan non Sianotik dengan vaskularisasi paru

- Ventricular Septal Defect (VSD)

VSD terjadi bila sekat ventrikel tidak terbentuk dengan sempurna.


Akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada
systole.Manifestasi klinis: pertumbuhan terhambat, anak terlihat pucat,
banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik, diameter dada
bertambah, sering terlihat pembenjolan dada kiri. Tanda yang
menonjol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela
intrakostal dan region epigastrium.Pada anak yang kurus terlihat
implus jantung yang hiperdinamik.
- Atrial Septal Defect (ASD)

Kelainan septum atrium disebabkan dari suatu lubang pada


foramen ovale atau pada septum atrium.Tekanan pada foramen oval
atau septum atrium, tekanan pada sisi kanan jantung
meningkat.Manifestasi klinis: Anak mungkin sering mengalami
kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas. Mungkin ditemukan
adanya murmur jantung. Pada foto rontgen ditemukan adanya
pembesaran jantung dan diagnosa dipastikan dengan katerisasi jantung.
- Patent Ductus Arteriosus (PDA)

DAP terjadi bila duktus tidak menutup bila bayi lahir. Penyebab
DAP bermacam-macam, bisa karena infeksi rubela pada ibu dan
prematuritasManifestasi klinis :Neonatus menunjukkan tanda-tanda
respiratori distres seperti mendengkur tacipnea dan retraksi. Sejalan
dengan pertumbuhan anak maka anak akan mengalami dyspnea, kardio
megali, hipertrofi ventrikuler kiri akibat penyesuaian jantung terhadap
peningkatan volume darah, adanya tanda ‘machinery type’. Murmur
jantung akibat aliran darah turbulen dari aorta melewati duktus
menetap. Tekanan darah sistolik mungkin tinggikarena pembesaran
ventrikel kiri.

6
b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru normal

- Stenosis Aorta (SA)

Pada kelainan ini striktura terjadi diatas atau dibawah katup aorta.
Katupnya sendiri mungkin terkena atau retriksi atau tersumbat secara
total aliran darah.Manifestasi Klinis : Anak menjadi kelelahan dan
pusing sewaktu cardiac output menurun, tanda-tanda ini lebih nampak
apabila pemenuhan kebutuhan terhadap O2 tidak terpenuhi, hal ini
menjadi serius dapat rnenyebabkan kematian, ini juga ditandai dengan
adanya murmur sistolik yang terdengar pada batas kiri sternum,
diagnosa ditegakan berdasarkan gambaran ECG yang menunjukan
adanya hipertropi ventrikel kiri, dan dari kateterisasi jantung yang
menunjukan striktura.
- Stenosis Pulmonal (SP)

Kelainan pada stenosis pulmonik, dijumpai adanya striktura pada


katup, normal tetapi puncaknya menyatu.Manifestasi klinis
:Tergantung pada kondisis stenosis. Anak dapat mengalami dyspne
dan kelelahan, karena aliran darah ke paru-paru tidak adekuat untuk
mencukupi kebutuhan O2 dari cardiac output yang meingkat.Dalam
keadaan stenosis yang berat, darah kembali ke atrium kanan yang
dapat rnenyebabkan kegagalan jantung kongesti. Stenosis ini
didiagnosis berdasarkan murmur jantung sistolik, ECG dan kateterisai
jantung.
- Koarktasio Aorta

Kelaianan pada koartasi aorta, aorta berkontriksi dengan beberapa


cara. Kontriksi mungkin proksimal atau distal terhadap duktus
arteiosus.Kelaianan ini biasanya tidak segera diketahui, kecuali pada
kontriksi berat.Untuk itu penting melakukan skrening anak saat

7
memeriksa kesehatannya, khususnya bila anak mengikuti kegiatan-
kegiatan olah raga.Manifestasi klinis :Ditandai dengan adanya
kenaikan tekanan darah, searah proksimal pada kelainan dan
penurunan secara distal. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan
daripada kaki.Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada
popliteal dan femoral. Kadang-kadang dijumpai adanya murmur
jantung lemah dengan frekuensi tinggi. Diagnosa ditegakkan dengan
cartography.

c. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang

- Tetralogi Of Fallot (TOF)

Tetralogi of fallot merupakan penyakit jantung yang umum,


dan terdiri dari 4 kelainan yaitu:
1. Stenosis pulmonal,

2. Hipertropi ventrikel kanan,

3. Kelainan septum ventrikuler, dan

4. Kelainan aorta yang menerima darajh dari ventrikel dan aliran


darah kanan ke kiri melalui kelainan septum ventrikel.

Manifestasi klinis :Bayi baru lahir dengan TF menampakan


gejala yang nayata yaitu adanya cianosis, letargi dan lemah. Setain itu
juga tampak tanda-tanda dyspnea yang kemudian disertai jari-jari
clubbing, bayi berukuran kecil dan berat badan kurang. Bersamaan
dengan pertambahan usia, bayi diobservasi secara teratur, serta
diusahakan untuk mencegah terjadinya dyspne. Bayi mudah
mengalami infeksi saluran pernafasan atas.Diagnosa berdasarkan pada
gejala-gejala klinis, mur-murjaniung, EKG foto rongent dan kateterisai
jantung.

d. PJB sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah

- Transposisi arteri besar (TAB)/ Transpotition Great artery (TGA)

8
Apabila pembuluh pembuluh darah besar mengalami transposisi
aorta, arteri aorta dan pulmonal secara anatomis akan terpengaruh.
Anak tidak akan hidup kecuali ada suatu duktus ariosus menetap atau
kelainan septum ventrikuler atau atrium, yang menyebabkan
bercampurnya darah arteri-vena. Pada TGA terjadi perubahan tempat
kelurnya posisi aorta dan a.pulmonalis yakni aorta keluar dari ventrikel
kanan dan terletak di sebelah anterior a.pulmonalis, sedangkan
a.pulmonalis keluar dari ventrikel kiri terletak posterior terhadap
aorta.Akibatnya aorta menerima darah v. Sistemik dari vena kava,
atriumkanan, ventrikel kanan dan darah diteruskan ke sirkulasi
sistemik.Sedang darah dari vena pulmonalis dialirkan ke atrium kiri,
ventrikel kiri dan diteruskan ke a. Pulmonalis dan seterusnya ke
paru.Dengan demikian maka kedua sirkulasi sistemik dan paru tersebut
terpisah dan kehidupan hanya dapat berlangsung apabila ada
komunikasi antara 2 sirkulasi ini.Pada neonatus percampuran darah
terjadi melalui duktus arteriosus dan foramen ovale keatrium
kanan.Pada umumnya percampuran melalui duktus dan foramen ovale
ini tidak adekuat, dan bila duktus arteriosus menutup maka tidak
terdapat percampuran lagi di tempat tersebut, keadaan ini sangat
mengancam jiwa penderita.Manifesfasi klinis :Transposisi pembuluh-
pembuluh darah ini tergantung pada adanya kelainan atau stenosis.
Stenosis kurang tampak apabila kelainan merupakan PDA atau ASD
atau VSD, tetapi kegagalan jantung akan terjadi.

2.5 Pemeriksaan Penunjang

1. Foto thoraks : Melihat atau evaluasi adanya atrium dan ventrikel kiri
membesar secara signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler paru
meningkat.

2. Echokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1
pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan
oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke
kanan).

9
3. Pemeriksaan laboratorium : Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin
dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya
hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %.
Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida
(PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.

4. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi


aliran darah dan arahnya.

5. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan, adanya


hipertropi ventrikel kiri, kateterisasi jantung yang menunjukan striktura.

6. Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil


ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek
tambahan lainnya.

7. Diagnosa ditegakkan dengan cartography & Cardiac iso enzim


(CK,CKMB) meningkat.

2.6 Komplikasi

Pasien dengan penyakit jantung congenital teramcam mengalami berbagai


komplikasi antara lain:

1. Gagal jantung kongestif

2. Renjatan kardiogenik, Henti Jantung

3. Aritmia

4. Endokarditis bakterialistis

5. Hipertensi

6. Hipertensi pulmonal

7. Tromboemboli dan abses otak

10
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

BP.S DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA AN.M DENGAN

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

3.1 Trigger Case

Pada tanggal 30 Maret 2019, perawat Z mendatangi salah satu


rumah warga yang bertepatan di dusun Gayaman, desa Gayaman,
Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto untuk mencari data dari
keluarga Bp. S. Dalam keluarga Bp. S selaku istri ibu D mengatakan
bahwa ibu dari Ny.D terkena penyakit jantung. Ibu D mengatakan bahwa
An. M menderita sakit PJB sejak lahir. Kelahiran An. M dan kakaknya
terlahir secara prematur. Penyakit itu diketahui keluarga saat An.M baru
lahir dan sejak itu An. M sering opname. Dan sekarang An. M harus
minum obat dan kontrol saat obat habis. Dan sampai sekarang keluarga
selalu mengontrolkan An. M sesudah obat habis.

3.2 Pengkajian

A. Data Identitas

1. Nama kepala keluarga : Bp. S

2. Alamat : Dsn. Gayaman, Ds gayaman, kec

Mojoanyar kab mojokerto

3. Komposisi keluarga :

No. Nama JK Hub Umur Pendidikan Ket.

1. Bp. S L KK 34 th SLTA Sehat

2. Ny. D P Istri 30 th SLTA Sehat

3. An. S P Anak 6 th TK Sehat

11
4. An.M L Anak 2,5 th - Sakit

Genogram:

Keterangan :

: perempuan : tinggalserumah

: laki-laki : hubungan pernikahan

: perempuan meninggal : klien

12
4. Tipe keluarga : keluarga Bp. S merupakan tipe keluarga (Nuclear
family) yang terdiri Ayah, ibu, dan anak. Dimana ayah sebagai pencari
nafkah dan ibu sebagai ibu rumah tangga

5. Latar belakang budaya


Latar belakang budaya keluarga adalah suku Jawa, bahasa yang
dipakai adalah bahasa jawa. Bp. S masih menjalankan kebiasaan
merokok.
6. Identifikasi agama
Seluruh anggota keluarga beragama Islam.

7. Status sosial ekonomi keluarga :


KeluargaBp. S berpendapatan cukup.Bp. S bekerja sebagai buruh

setiap bulannya pendapatannya <2.000.000 Pendapatan

keluarganya kurang cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari

seperti makan, bayar listrik, biaya sekolah An.S dan kontrol untuk

pengobatan An.M.

8. Aktivitas rekreasi keluarga :

Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah nonton

TV bersama di rumah. Keluarga ini jarang berekreasi ke tempat

hiburan di luar rumah karena keterbatasan ekonomi.

B. Riwayat Perkembangan Keluarga

9. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah Tahap


perkembangan keluarga dengan anak usia pra sekolah dengan tugas
perkembangan sebagai berikut :
1. memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : rumah,
ruang bermain, privasi dan keamanan.
2. Mensosialisasikan anak dengan lingkungannya.
3. Mengintregasikan anak baru, sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain.

13
4. Coba yakinkan anak yang pertama atau tua, bahwa
mereka masih disayang dan dicintai setelah kehadiran
anak kedua.
5. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
10. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga, karena anggota
keluarga seperti An. M mempunyai penyakit jantung bawaan.
11. Riwayat keluarga inti :
Ibu D mengatakan belakangan ini An M jarang kambuh, Ibu D
mengatakan selalu memantau anaknya agar selalu minum obat
tepat waktu. Anak pertama tidak ada keluhan sakit.

12. Riwayat keluarga sebelumnya


Ibu. D mengatakan bahwa ibunya mempunyai riwayat penyakit
jantung. Ibu dari ibu D sudah meninggal beberapa tahun lalu
karena penyakit jantung.

C. Data Lingkungan
13. Karakteristik Rumah
Rumah Bp. S merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang
16 meter dan lebar 8 meter. Rumah tersebut memiliki 2 kamar
tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu, dapur, serta 1 kamar mandi
dan 1 WC.Lantai rumah terbuat dari semen, berdinding tembok,
dan beratap genting. Rumah ini memiliki 7 buah jendela dan 5
buah pintu, serta belum terdapat genting kaca sehingga
pencahayaan dan sirkulasi udara dalam rumah ini kurang baik.
Kebersihan rumah dan lingkungan sekitar baik. Keluarga
mengatakan pengelolaan sampah dengan cara di ambil tukang
sampah. Sumber air yang digunakan keluarga berasal dari air
PDAM, kualitas air yang digunakan keluarga Bp. S bersih, tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Jenis jamban yang

14
digunakan adalah leher angsa, jarak septic tank dengan sumber air
> 2 meter. Untuk sarana penerangan dalam rumah sehari-hari
keluarga Bp. S menggunakan listrik.
Denah rumah :

A U

B C B T

D S

F G

Keterangan :

A :ruang tamu E : dapur

B : ruang keluarga F : kamar mandi

C : kamar tidur 1 G : wc

D : kamar tidur 2 H : teras

14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Rumah di sekitar rumah Bp. S berdekatan, halaman tidak ada. Antar
anggota saling toleransi dan mengenal satu sama lain. Kebanyakan di sekitar
Bp. S bekerja sebagai petani dan pegawai swasta.

15. Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga Bp. S jarang berpergian jauh. Kegiatan rutin sehari hari
adalah Bp. S bekerja sebagai buruh, istri Bp. S tidak bekerja, anak Bp. S

15
yang pertama sekolah TK, anak yang ke 2 hanya bermain di rumah.
Keluarga Bp. S tinggal didaerah tersebut sejak 10 tahun yag lalu, rumah
milik sendiri.

16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Bp. S jarang ikut kegiatan masyarakat, karena apabila tidak ada
panggilan buat buruh, beliau bekerja serabutan.

17. Sistem pendukung keluarga


Bp. S dan istri beserta anak-anak nya selalu mensuport An. M agar
tetap kuat menghadapi penyakitnya. Apabila salah satu ada anggota keluarga
yang sakit keluarga membawa ke puskemas , yang berjarak ± 5 km dari
rumah Bp. S . Kelurga Bp. S menggunakan kartu jamkesmas untuk berobat.

D. Struktur Keluarga

18. Pola dan proses komunikasi keluarga


Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan dengan anggota keluarga yang
ada di rumah setiap hari. Bp. S dan keluarganya menggunakan bahasa jawa
dan secara verbal, komunikasi berlangsung setiap hari karena mereka selalu
ada di rumah.
19. Struktur Kekuatan Keluarga:
Bp. S mengatakan dalam memecahkan masalah yang dihadapi pengambilan
keputusan dilakukan oleh Bp. S sebagai kepala keluarga, setelah
didiskusikan bersama.
20. Struktur Peran Keluarga
Keluarga tidak mempunyai peran formal dalam masyarakat, hanya sebagai
masyarakat biasa. Bp. S bekerja sebagai buruh. Sedangkan istrinya Ibu. D
sekarang tidak bekerja sehingga berperan sebagai ibu rumah tangga, dan
mengurus Anak yang selalu bergantung padanya.
21. Nilai-nilai dan norma keluarga
Bp. S mengatakan bahwa dalam keluarganya terbiasa menanamkan sikap
saling menghormati, saling menghargai, dan saling menyayangi antar

16
anggota keluarga maupun dengan orang lain. Bp.S juga menerapkan sikap
sopan terhadap setiap tamu yang datang berkunjung ke rumah. Keluarga Bp.
S juga menerapkan norma atau adat yang ada di lingkungan sekitar misalnya
takziah, menjenguk tetangga yang sakit, kerja bakti dan membantu
tentangga yang memiliki hajat.

E. Fungsi Keluarga

22. Fungsi Afektif

Keluarga mengatakan berusaha memelihara hubungan baik antar


anggota keluarga, saling menyayangi, menghormati dan bila ada anggota
keluarga yang membutuhkan maka anggota keluarga yang lain akan
berusaha membantunya.

23. Fungsi Sosial

Bp. S mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan


dengan baik. Hal ini disebabkan karena setiap anggota keluarga berusaha
untuk memenuhi aturan yang ada misalnya, saling menghormati dan
menghargai. Keluarga berusaha untuk mengikuti aturan atau norma yang
ada di masyarakat sehingga dapat menyesuaikan dengan masyarakat di
sekitarnya
24. Fungsi Perawatan Kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas perawatan
kesehatan, meliputi:
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga yang diwakili oleh Ibu. D mengatakan penyebab An. M
terkena masalah nutrisi dengan PJB adalah dari faktor internal karena ibu
dari Ibu .D juga terkena penyakit jantung, ibu juga mengatakan anaknya
susah untuk makan, apabila sakit jantungnya kumat berat badan An. M
pasti turun.

17
Keluarga tahu banyak tentang PJB keluarga hanya tahu bahwa
jantung An. M bocor. Ibu juga mengerti apa yang tidak boleh dikonsumsi
maupun dilakukan oleh An.M dengan keadaan yang dialami.
b. Kemampuan keluarga mengambil tindakan yang tepat
Keluarga mengatakan penyakit yang dialami An. M adalah suatu hal
yang harus diobati karena bila berlanjut bisa mengganggu aktivitas
keseharian, dan keluarga memutuskan untuk membawa An. A ke rumah
sakit dokter menyarankan membawa An. M ke surabaya untuk melakukan
Kontrol rutin dan keluarga menuruti saran dokter karena untuk ke RSU
Dr. Soetomo Surabaya 3 bln sekali untuk kontrol.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
(1) Pola pemberian nutrisi
Kebiasaan makan keluarga Bp.s tiga kali sehari, dengan menu
nasi, sayur, lauk (tahu, tempe).

(2) Pola aktivitas/ latihan

An. M jarang melakukan aktivitas, karena jika digunakan untuk


aktivitas yang berlebih terasa sesak dan nyeri dada, untuk beermain pun
An. M harus diawasioleh ibunya.
(3) Pola tidur dan istirahat
An. M Sering tidur, pagi pkl 09.00 – 10.30, siang 13.00 -13.30,
sedangkan malam hari tidur mulai jam 20.00 – 05.00. Namun apabila
cuaca dingin sering trbangun karena mengalami sesak dan nyeri dada.
(4) Pola penggunaan obat
Ibu. D mengatakan bahwa An. M rutin minum obat dari rumh sakit.
(5) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan bahwa An. M akan kambuh jika Bermain
terlalu berlebihan dan saat udara dingin, dan An. Mjarang jajan diluar
karena keluarga mengetahui kalau An . M tidak bolek makan jajanan yang
mengandung micin, dan juga dari aktivitas An. M harus dipantau karena
kelelahan sedikit saja penyakitnya kambuh terkadang kemana-mana

18
digendong. Untuk minum obat An. M tidak pernah lupa, karena orang tua
selalu memberi obat secara teratur, yaitu 1X sehari.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang menunjang kesehatan
dan mencegah terjadinya sakit
Dalam keluarga Bp. S adalah seorang perokok. Pencahayaan dan
ventilasi dalam rumah Bp. S tidak cukup baik. Keluarga Bp. S mengetahui
betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Untuk pencegahan
penyakit, rumah rutin disapu dua kali dalam sehari pagi dan sore. Selalu
membuka pintu dan jendela agar udara dalam rumah tetap masuk.
Menguras bak kamar mandi dua kali dalam seminggu.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik. Bila
ada anggota keluarga yang sakit biasanya datang ke puskesmas guna
periksa ataupun minta surat rujukan untuk ke rumah sakit.

F. Stress dan Koping Keluarga


1. Stress jangka panjang (> 6 bulan) dan jangka pendek (< 6 bulan) yang
terjadi pada keluarga
a. Stress jangka pendek
Bp. S mengatakan saat ini memikirkan masalah kesehatan yang dialami oleh
An. M karena dokter sudah menyarankan untuk Rutin kontrol ke SBY dan
rutin untuk minum obat. Bp. S mau dan dia harus bekerja lebih keras untuk
mendapat uang untuk kontrol ke SBY.
b. Stress jangka panjang
Keluarga Bp. S tidak pernah mengalami stress jangka panjang.
2. Strategi koping yang digunakan baik fungsional maupun disfungsional
Keluarga memberikan dorongan dan semangat pada anggota keluarga yang
memiliki masalah kesehatan. Keluarga juga ikut membantu memecahkan
masalah yang ada di keluarga dengan cara bermusyawarah. Selain itu,
keluarga berusaha untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan

19
kesehatan guna mendapatkan penanganan yang tepat, serta diiringi dengan
do’a memohon kesembuhan bagi anggota keluarga yang sakit.

G. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga
terutama yang diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan
asuhan keperawatan keluarga

No. Pemfis Bp.S Ny.D An.S An.M


1. Tekanan 140/80 mmhg 120/70 mmhg BB:25kg BB:8 kg
Darah BB:70kg BB: 55kg TB :120 cm TB:87
TB: 170cm TB:150cm cm
Nadi
:88x/mnt Nadi:80x/mnt
2. Nadi Respirasi RR: 16x/mnt RR:16x/mnt Nadi:85x/mnt
RR: 18x/mnt Nadi:80x/
Kepala dan mnt
leher: RR:18x/
Rambut dan mnt
3. kulit kepala Bersih, hitam, Bersih, hitam. Bersih, hitam
tidak ada lesi tidak ada lesi
Mata
Konjungtiva Konjungtiva
tidak tidak Konjungtiva Bersih
anemis,tidak anemis,tidak tidak hitam
ikterus, ikterus, anemis,tidak
ikterus,
Hidungg
Simetris, Simetris, Simetris,t
dapat dapat Simetris, idak
membedakan membedakan dapat ikhterus,
Telinga bau bau membedakan konjungti
bau va tidak
Mulut dan gigi Simetris, Simetris, anemis

20
bersih bersih Simetris, Simetris
bersih
Bersih, tidak Bersih, tidak
ada karang ada karang Bersih, tidak
Leher gigi gigi ada karang
gigi
Tidak ada Simetris,
pemb. bersih
Tidak ada kelenjar tiroid Tidak ada
pemb. pemb. Bersih.
kelenjar tiroid kelenjar tiroid mukosa
lembab,
gigi atas
belum
tumb
sempurna

Tidak ada
pemb.
kelenjar
Vesikuler,per tiroid
Vesikuler,per gerakan dada Vesikuler,per
Thorak gerakan dada simetris gerakan dada tidak ada
simetris simetris retraksi
4. intercosta
e, tidak
ada
keluhan
Distensi BU saat
Distensi BU (-) Distensi BU bernafas
(-) 16x/mnt (-)
Abdomen 16x/mnt 18x/mnt Distensi
Bebas BU (-)
5. Bebas Bebas 10x/mnt
BAB:1x/hr

21
Bone BAB:1x/hr BAK:lancar BAB:1x/hari Bebas
BAK:lancar BAK:lancar
6. Genetalia BAB:1x/
hr
7. BAK:lan
car

H. Harapan Keluarga
Keluarga Bp S berharap agar An M dapat segera disembuhkan dan

petugas kesehatan dapat membantu masalah kesehatan yang

sedang dihadapi serta menjelaskan perawatan yang benar untuk

keluarganya.

3.3 Analisa Data

No. Data Kemungkinan Dx.Keperawatan

Penyebab Keluarga

1. Data Subyektif: Ketidakmampuan Gangguan Nutrisi

- Keluarga keluarga dalam kurang dari kebutuhan

mengatakan merawat anggota tubuh pada An.M

bahwa An.M keluarga dengan PJB keluarga Bp.S

sampai saat ini

masih sangat

bergantung

terhadap orang tua

terutama ibunya

- keluarga

mengatakan jika

kambuh An.M

22
mengalami

penurunan BB

Data Obyektif:

- An.M tidak kuat


beraktivitas berat
seperti jalan yang
lama dan
menguras tenaga.
- BB : 8Kg, TB :87
cm
- Extremitas dapat
bergerak bebas,
tidak ada
deformitas.

2. Data Subyektif: Ketidakmampuan Kurangnya

- Keluarga keluarga dalam pengetahuan keluarga

mengatakan jika mengenal masalah tentang PJB pada An.M

An.M sakitnya kesehatan anggota keluarga Bp.S

kambuh langsung keluarga dengan PJB

di bawa ke pkm

terdekat

- Keluarga

mengatakan tidak

tahu banyak

tentang penyakit

An.M, keluarga

hanya tahu bahwa

23
jantung An. M

bocor

Data Obyektif:

- Keluarga mau dan


rutin untuk mengantar An. M
berangkat kontrol faskes
- An.M rutin kontrol
ke faskes dan selalu rutin
minum obat.
- keluarga hanya
mampu menyebutkan sakit
An.A karena faktor keturunan.

3.4 Rumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga

1. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An.M

keluarga Bp.S b/d ketidakmampuan keluarga merawat An.M

dengan masalah PJB (Penyakit Jantung Bawaan)

2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang PJB pada An.M keluarga

Bp.S b/d ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan

An.M yang menderita PJB (Penyakit Jantung Bawaan)

3.5 Skoring Prioritas Masalah

1. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An.M

keluarga Bp.S b/d ketidakmampuan keluarga merawat An.M

dengan masalah PJB

24
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

a.Sifat Masalah: 3 1 3/3x1 = 1 Sifat masalah aktual,

Aktual dengan masalah

perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

yang sudah terjadi

ditandai dengan

penurunan berat badan

pada An.M, bila tidak

segera ditangani dapat

menyebabkan komplikasi

dan beresiko kurang gizi.

Kemungkinan 2 2 2/2x2 = 2 Kemungkinan masalah

masalah dapat diubah dengan

diubah:Mudah tindakan keperawatan,

dan mengubah perilaku

keluarga tentang cara

pemberian makanan,

penyuluhan tentang cara

menyediakan menu

seimbang

Potensi masalah 3 1 3/3x1 = 1 Masalah

untuk ketidakseimbangan

dicegah:Tinggi nutrisi sudah terjadi dan

membutuhkan banyak

25
waktu untuk

menyeimbangkannya

Menonjolnya 2 1 2/2x1 = 1 Keluarga mengatakan

masalah:segera sudah berusaha ke pkm

diatasi untuk mengobati An.M

untuk masalah PJBnya

bukan masalah

nutrisinya.

Jumlah 5

2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang PJB pada An.M keluarga

Bp.S b/d ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan An.M

yang menderita PJB

Kriteria Skala Bobot Skor Pembenaran

Sifat 1 1 1/3x1 = 1/3 Sifat masalah potensial,

Masalah:Potensial karena keluarga bisa

mendapatkan penjelasan

lebih banyak tentang PJB

dengan diberikan penkes,

apa saja penyebab dari

terjadinya PJB itu sendiri,

sampai cara penangan

supaya tidak terjadi

komplikasi

Kemungkinan 1 2 1/2x2 = 1 Kemungkinan masalah

masalah dapat dapat diubah dengan

26
diubah: Sebagian memberikan infromasi

yang lebi lengkap tentang

PJB yang di derita oleh An.

M kepada orang tua,

supaya mampu mengenali

lebih banyak tentang PJB.

Potensi masalah 3 1 3/3x1 = 1 Kurangnya pengetahuan

untuk dicegah: tentang penyakait jantung

Tinggi yang di alami oleh An.M

membutuhkan perhatian

karena menentukan

tindakan yang tepat untuk

penanganan dalam

memperbaiki kondisi

malah yang ada

Menonjolnya 2 1 2/2x1 = 1 Segera diatas karena

masalah: Segera keluarga harus mampu

diatasi bertanggunjawab dalam

memecahkan masalah dan

untuk mmebantu mencapai

tujuan untuk kesembuhan

An.M

Jumlah 3 1/3

27
3.6 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

D Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi

X Umum Khusus Kriteria Standar

1 Setelah Tujuan Khusus :

dilakukan tindakan
Setelah melakukan
keluarga mampu
kunjungan 5 x 60 menit
merawat anggota
keluarga dapat mencapai:
keluarga yang

mengalami Tuk 1 :

penyakit jantung Keluarga Diskusikan dengan keluarga :


Keluarga mampu
bawaan dapat menyebutkan
mengenal masalah tentang
 Pengertian Nutrisi dan masala tentang
pengertian nutrisi dan gangguan nutrisi
nutrisi:
 Penyebab terjadinya gangguan nutrisi
masalah apa saja yang  Berikan kesempatan keluarga untuk
a. Menyebutkan menjelaskan kembali tentang pengertian
pengertian tentang akan muncul jika nutrisi
nutrisi, masalah apa  Berikan penguatan pada keluarga apabila

28
saja yang terjadi jika Verbal terjadi gangguan pada dapat menjelaskan kembali hasil diskusi
ada gangguan pada
nutrisi nutrisi
b. Menjelaskan penyebab
terjadinya gangguan
nutrisi pada penyakit Penyebab
jantung bawaan Verbal
gangguan tumbuh

kembang dikarenakan

Tuk 2

Keluarga mampu  Jelaan pada keluarga akibat terjadinya


masalah gangguan nutrisi pada penderita
mengambil keputusan jantung bawaan
untuk mengatasi perubahan

gangguan nutrisi Keluarga  Motivasi keluarga agar dapat mengambil


keputusan untuk mengatasi gangguan
dapat menjelaskan nutrisi.Berikan penguatan apabila
a. Menjelaskan akibat Verbal
bila terjadi masalah keputusan keluarga sudah tepat
akibat dari terjadinya
gangguan nutrisi

29
masalah gangguan
b. Mengambil keputusan
untuk mengatasi nutrisiyaitu :
dengan masalah Verbal
gangguan tumbuh
kembang 1.Terjadinya

penurunan berat badan

seperti: lemas, tidak

nafsu makan, mual,

muntah

2. Gangguan

saluran pencernaan

seperti : Stunting,

cacingan.

3. Keluarga

dapat mengambil

keputusan untuk

30
melakukan perawatan

pada An M dan

berupaya untuk

menghindari akibat

dari masalah gangguan

nutrisidengan

melakukan tindakan

sesuai dengan anjuran

perawat

Tuk 3 Keluarga

dapat menjelaskan
Keluarga mampu  Jelaskan tentang manfaat pemberian
manfaat dari makanan 4 sehat 5 sempurna
melakukan tindakan untuk

pemberian  manan 4 Jelaskan tentang apa saja yang termasuk
mengatasi dan mencegah
makanan 4 sehat 5 sempurna
sehat 5 sempurna
masalah Gangguan

31
Nutrisidengan: Seperti:

Melakukan Verbal Pemenuhan

pemberian makanan 4 sehat karbohidrat, protein,

5 sempurna, tujuannya : vitamin, mineral,

lemak yang cukup


a. Keluarga mengerti
tentang cara dan manfaat
pemberian makanan 4 Keluarga
sehat 5 sempurna
dapat menjelaskan
b Keluarga dapat Verbal
manfaat dari
melakukan cara-cara
pemberian makanan 4
untuk menghindari
sehat 5 sempurnadan
gangguan nutrisi akibat
dapat mempraktekkan
PJB
cara tersebut

32
33
3.7 CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa
Implementasi Hari/tgl
Keperawatan
Asuhan Keperawatan Keluarga

Gangguan Implementasi Kamis,

Nutrisi kurang dari 1-2-2007


Tuk 1
kebutuhan tubuh
 Mendiskusikan pengertian nutrisi dang masalah
pada An.M keluarga yang disebabkan oleh gangguan nutrisi dengan
keluarga
Bp.S b/d  Mendiskusikan dengan keluarga penyebab
terjadinyamasalah nutrisi pada PJB
ketidakmampuan  Memberikan kesempatan untuk bertanya pada
keluarga,
keluarga merawat  Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
menjelaskan kembali tentang pengertian nutrisi
An.M dengan dan masalah yang disebabkan oleh gangguan
nutrisi dan penyebabnya
masalah PJB  Memberikan penguatan pada keluarga apabila
dapat menjelaskan kembali hasil diskusi

Tuk 2

 Menjelaskan pada keluarga akibat terjadinya


masalah nutrisi pada PJB
 Memotivasi keluarga agar dapat mengambil
keputusan untuk mengatasi perubahan nutrisi
pada PJB
 Memberikan penguatan apabila keputusan
keluarga sudah tepat

34
Tuk 3

 Menjelaskan tentang manfaat makanan 4 sehat 5


sempurna
 Menjelaskan tentang apa saja makanan 4 S 5 S
 Mendiskusikan tentang manfaat dari 4 S 5 S
 Menganjurkan pada keluarga untuk
mempraktikkan makanan 4 S 5 S
 Menganjurkan keluarga untuk membantu
memenuhi kebutuhan

35
BAB 4

PENUTUP

4.1 Simpulan

Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah


sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang
telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama
ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan
meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada
orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui
seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia
muda.Dengan ini penulis membuat asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah penyakit jantung bawaan sesuai konsep teori.

4.2 Saran

Untuk menjadikan makalah ini menjadi makalah yang sempurna


maka harus disertai saran-saran yang bersifat mendorong dan
membangun, saran - saran itu antara lain :Kita hendaknya lebih
memahami tentang congenital heart diseases atau penyakit jantung
bawaan (CHD) dalam meningkatkan pelayanan pada penderita/ anak
khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan.Demikian saran dari
kami semoga apa yang kami suguhkan dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

36
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nur Arif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis dan Nanda NIC NOC. Jogjakarta: MediaAction.

Judith M.Wilkinson, N. R. (2011). Buku saku Daignosis Keperawatan. jakarta:

EGC.

37

Anda mungkin juga menyukai