Anda di halaman 1dari 2

Berbeda dengan Thahir Abdul Muhsin Sulaiman yang menjadikan surah Al-Kahfi

ayat 92-97 sebagai ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang produksi. Menurutnya ayat ini
adalah contoh yang lengkap dari sebuah usaha produksi di mana Al-Qur’an menceritakan
bagaimana Zulkarnain menjadi seorang manajer dan perencana dalam membuat dinding. Ada
baiknya memperhatikan ayat berikut.

َ‫سدَّيْنَ َو َجدَ ِم ْن د ُْونِ ِه َماقَ ْو ًم َّاَّليَ َكادُون‬ َّ ‫} َحتَّى ِإذَابَلَ َغ بَيْنَ اْل‬٩٢{‫سبَبًا‬ َ ‫ش َّم أَتْبَ َع‬
ُ
ِ ‫االقَ ْرنَي ِْن إِ َّن يَأ ْ ُج ْو َج َو َمأ ْ ُج ْو َج ُم ْف ِسد ُْونَ فِى ْاْل َ ْر‬
‫ض فَ َه ْل‬ ْ َ‫} قَالُواْيَذ‬٩۳{ً‫يَ ْفقَ ُه ْونَ قَ ْوَّل‬
‫} َقا َل َما َم َّكنِى ِف ْي ِه َر ِبى َخي ٌْر‬٩٤{‫سدًّا‬ َ ‫ن َْج َع ُل َل َك خ َْر ًجا َع َلى أ َ ْن ت َ ْج َع َل َب ْينَن ََاو َب ْينَ ُه ْم‬
َ ‫} َءاتُو نِى ُز َب َر ْال َح ِد ْي ِد َحتَّى ِإذَا‬٩٥{‫فَأ َ ِع ْينُ ْونِى ِبقُ َّوةٍأ َ ْج َع ْل بَ ْينَ ُك ْم َو َب ْينَ ُه ْم َر ْد ًما‬
‫س َاوى‬
}٩٦{ ‫ط ًرا‬ ْ ِ‫غ َعلَ ْي ِه ق‬ ْ ‫ارا قَا َل َءات ُ ْونِى أ ُ ْف ِر‬
ً ‫ ْن‬,ُ‫صدَفَي ِْن قَا َل ا ْنفُ ُخ ْوا َحتَّى ِإذَا َج َعلَه‬
َّ ‫بَيْنَ ال‬
}٩٧{ ‫طعُواْلَهُ نَ ْقبًا‬ ْ َ‫طعُواْأ َ ْن ي‬
َ َ ‫ظ َه ُروهُ َو َماا ْست‬ َ ‫فَ َما ا ْس‬

92. Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).

93. Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di
hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.

94. Mereka berkata : “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya ya’juj dan ma’juj itu orang-
orang yang membuat kerusakan di muka bumi maka dapatkah kami memberikan
sesuatu pembayaran kepadamu supaya kamu membuat dinding antara kami dan
mereka?”

95. Dzulkarnain berkata : “apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku
terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia
dan alat-alat) agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,

96. Berilah aku potongan-potongan besi”. Hingga apabila besi itu telah sama rata
dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: “tiuplah (api itu)”.
Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata:
“berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas
itu.”

97. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.

Anda mungkin juga menyukai