Anda di halaman 1dari 3

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Media Sosial


Media sosial (Social Networking) adalah sebuah media online dimana
para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, sosial network atas jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai
"sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar
ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content".
Sementara jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa
membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk
berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain
Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media
cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media
sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi secara terbuka,
memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak
terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial
pun ikut tumbuh dengan pesat. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media
sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak
hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Pesatnya perkembangan
media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri.
Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran
dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya
dengan media sosial. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses
menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat
sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa
karyawan. Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah
mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide,
bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat,

3
menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan
membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan
kita sebagai diri sendiri.

Jika dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa menyampaikan pendapat


secara terbuka karena satu dan lain hal, maka tidak jika kita menggunakan media
sosial. Kita bisa menulis apa saja yang kita mau atau kita bebas mengomentari
apapun yang ditulis atau disajikan orang lain. Ini berarti komunikasi terjalin dua
arah. Komunikasi ini kemudian menciptakan komunitas dengan cepat karena ada
ketertarikan yang sama akan suatu hal.

B. Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup (Bahasa Inggris: lifestyle) adalah bagian dari


kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman atau keinginan
seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya
dibuat oleh psikolog Austria, Alfred Adler, pada tahun 1929. Pengertiannya yang
lebih luas, sebagaimana dipahami pada hari ini, mulai digunakan sejak 1961.

Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian, kebiasaan, dan lain-lain.
Gaya hidup bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain lain-lain.
Pengertian "gaya hidup" menurut KBBI adalah: pola tingkah laku sehari-hari
segolongan manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana
orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan
umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-
lambang sosial. Gaya hidup atau life style dapat diartikan juga sebagai segala
sesuatu yang memiliki karakteristik, kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan
suatu masyarakat tertentu.

Gaya hidup dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara


kasatmata, yang menandai sistem nilai, serta sekap terhadap diri sendiri dan
lingkungannya. Menurut Piliang (1998: 208), Gaya hidup merupakan kombinasi
dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya,
dalam pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan

4
tertentu. Kita bisa menilai seseorang dengan cara melihat gaya hidup orang
tersebut. Itulah mengapa bagian departemen marketing sebuah produk selalu
melakukan pengamatan terhadap gaya hidup seseorang yang menjadi target
pasarnya untuk bisa mendapatkan hasil penjualan yang maksimal. Karena
memang melalui gaya hidup lah seseorang bisa dengan tanpa sadar
memperlihatkan kepada khalayak siapa diri mereka sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai