SKRIPSI Faizal Ardyanto PDF
SKRIPSI Faizal Ardyanto PDF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Disusun Oleh :
FAIZAL ARDYANTO
1113093000043
JAKARTA
2017
SKRIPSI
Disusun Oleh :
FAIZAL ARDYANTO
1113093000043
JAKARTA
2017
SKRIPSI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Oleh:
FAIZAL ARDYANTO
1113093000043
JAKARTA
2017
i
ii
iii
ABSTRAK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah satu perguruan tinggi Islam di
Indonesia yang memiliki visi menjadi universitas kelas dunia dengan keunggulan
integrasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan. Sistem yang terintegrasi seperti
sistem Single Sign On (SSO) dapat menunjang UIN dalam mewujudkan visi
tersebut. Faktanya adalah belum terintegrasinya seluruh sistem yang ada di UIN.
Sehingga menyebabkan kinerja dari setiap sistem dan seluruh stakeholder yang
ada pada kampus ini kurang maksimal, efektif, efisien dan aman. Penelitian ini
bertujuan untuk menggali hubungan pengaruh antar faktor tingkat kesiapan
penerapan sistem SSO di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan memahami tingkat
kesiapan penerapan sistem SSO di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan
sudut pandang narasumber dan Penelitian ini menggunakan metode pendekatan
kualitatif dengan teknik analisis data menggunakan jawaban narasumber yang
berasal dari pegawai Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
(PUSTIPANDA) UIN Jakarta, pegawai Pusat Perpustakaan, pegawai Network
Operations Center (NOC) UIN Jakarta, pegawai Pusat Laboratorium Terpadu
(PLT) UIN Jakarta melalui wawancara dan Focus Group Discussio (FGD).
Hasilnya adalah dipaparkannya hubungan pengaruh antar faktor kesiapan
penerapan sistem SSO di UIN Jakarta dan tingkat kesiapan penerapan sistem SSO
pada UIN Jakarta. Penelitian ini memberikan hasil kepada PUSTIPANDA UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dalam pengembangan sistem SSO untuk diterapkan di
UIN Jakarta berdasarkan pengaruh antar faktor.
Kata kunci : Single Sign On (SSO), Evaluasi Kesiapan, Technology Readiness
Index (TRI), Kualitatif Deskriptif
Bab I-V + 137 Halaman + xxii Halaman + 12 Gambar + 8 Tabel + Daftar Pustaka
+ Lampiran
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan nikmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Evaluasi
tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
1) Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
2) Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
5) Seluruh dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu
v
6) Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah banyak
7) Bapak Nashrul Hakiem M.T, Ph.D, bapak Achmad Nur Sholeh, M.Kom,
ini.
8) Ibu dan Bapak yang selalu berjuang sekuat tenaga agar penulis dapat
menjadi orang yang sukses dan berpendidikan tinggi. Terima kasih atas
segala doa, nasihat, motivasi, dan waktumu yang sangat berarti, berharap
agar penulis dapat menjadi seseorang yang lebih baik lagi, dan kuat dalam
Serta adik yang selalu memberikan doa dan dukungan bagi penulis. Terima
10) Gregoryo Gusti, Tris Renanda, Fauzan Arifin dan M. Ariful Hikami yang
SI 2013.
vi
Penulis memohon kepada Allah SWT agar seluruh dukungan, bantuan, dan
bimbingan dari semua pihak dibalas pahala yang berlipat-lipat. Selain itu, penulis
menyadari penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna sehingga saran dan kritik dapat disampaikan melalui kepada penulis.
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sekaligus
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................... 1
viii
2.1.1 Pengertian Sistem ..................................................................................... 13
ix
2.11 Metode Analisis Data ................................................................................... 43
BAB IV ................................................................................................................. 90
x
4.1 Profil Narasumber ........................................................................................ 90
4.2.1 Tema 1: Hubungan Person and Action (P&A) terhadap Discomvort (DS)
........................................................................................................................... 92
4.2.2 Tema 2: Hubungan Person and Action (P&A) terhadap Insecurity (IS) .. 94
4.2.3 Tema 3: Hubungan Person and Action (P&A) terhadap Inovativeness (IV)
........................................................................................................................... 95
4.2.4 Tema 4: Hubungan Person and Action (P&A) terhadap Optimisme (OP)
........................................................................................................................... 96
4.2.5 Tema 5: Hubungan System Context (SC) terhadap Discomfort (DS) ..... 98
4.2.6 Tema 6: Hubungan System Context (SC) terhadap Insecurity (IS) ......... 99
4.2.7 Tema 7: Hubungan System Context (SC) terhadap Inovativeness (IV) 101
4.2.8 Tema 8: Hubungan System Context (SC) terhadap Optimisme (OP) .... 102
xi
4.2.14 Tema 14: Hubungan Organizational Context (OC) terhadap Person and
4.2.15 Tema 15: Hubungan Discomfort (DS) terhadap TRI ........................... 115
4.2.16 Tema 16: Hubungan Insecurity (IS) terhadap TRI ............................... 116
4.2.17 Tema 17: Hubungan Inovativeness (IV) terhadap TRI ........................ 117
4.2.18 Tema 18: Hubungan Optimisme (OP) terhadap TRI ........................... 118
4.2.19 Tema 19: Hubungan Organizational Context (OC) terhadap TRI ....... 119
5.1 Limitasi.......................................................................................................122
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................127
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 CV Narasumber...............................................................................xix
xv
BAB I
PENDAHULUAN
mudah, efektif dan efisien. Penerapan teknologi di berbagai bidang yang ada di
tersedia secara luas, cepat dan tepat. Hal ini pun dimanfaatkan dalam bidang
teknologi dan hasilnya akan menjadi efektif dan efisien. Menurut Hong & Songan
(dikutip dalam Subiyakto et al., 2015) menyatakan bahawa peran TIK pada
kualitas dari pendidikan itu sendiri, terutama peran TIK dapat menjamin kinerja
1
dunia akademik baik berupa sistem-sistem baru ataupun sejenisnya sehingga
menyebabkan adanya proses tranformasi dan reformasi pendidikan tinggi. Hal ini
sejumlah kecenderungan dan isu-isu global yang menjadi bahan diskusi pada
beberapa dekade terakir yang telah memberikan dampak yang cukup besar bagi
Huda dan Hussin (2013), agar efektif kegiatan yang berhubungan dengan TI perlu
salah satu perguruan tinggi Islam di Indonesia yang memiliki visi menjadi
persaingan global (2) menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara dan
vokasi yang kompetitif serta dapat mengembangkan ilmu agama Islam, sains dan
teknologi, serta seni (3) menyebarluaskan ilmu agama Islam, sains dan teknologi,
2
serta seni yang dijiwai oleh nilai keislaman, dan meningkatkan taraf hidup
memiliki berbagai inovasi sistem yang dapat menunjang visi misi dan tujuan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta itu sendiri. Menurut Baig dan Gururajan (dikutip
dalam Alanita dan Suaryana, 2014) mengatakan bahwa teknologi informasi (TI)
merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan bisnis.
Dalam hal ini, universitas ini sudah memiliki beberapa sistem informasi
perpustakaan yang berdiri sendiri. Pada sistem dalam bidang akademik yang ada,
penggunaan nama dan nim mahasiswa dijadikan sebagai kunci utama untuk dapat
mengakses sistem yang terkait. Hal ini dirasa masih kurang efisien, karena
diharuskannya mengakses satu per satu sistem dan memasukkan login secara satu
persatu pula.
Selain sistem AIS juga terdapat sistem LKP, sistem repository, sistem
perparkiran dan sebagainya yang masih saling berdiri sendiri. Untuk itu perlu
diterapkan suatu sistem yang dapat membuat sistem akademik menjadi lebih
efektif, efisien dan lebih aman. Dampak yang terjadi juga akan membuat sistem
dapat menjadi satu tempat. Sistem yang dimaksud penulis adalah Sistem Single
Sign On (SSO) karena sistem SSO memberikan efisiensi dan keamanan bagi
3
pengguna dalam mengelola serta mengakses berbagai layanan aplikasi
(Ramadhan, 2012).
Pada penelitian tentang analisis teknologi SSO yang dilakukan oleh Gilang
dan menggunakan layanan pada semua aplikasi yang ada. SSO hadir untuk dapat
kali pada sistem yang masih di dalam satu ruang lingkup. SSO sendiri merupakan
salah satu pilihan yang dapat diterapkan karena menjadi salah satu cara dalam
Sistem SSO ini juga sudah banyak di implementasikan di berbagai sektor bidang
sangat dibutuhkan terutama bagi para mahasiswa dan para akademisi hanya perlu
suatu teknologi maka akan meminimalisir tingkat kesalahan, kesulitan dan resiko
4
yang ada. Karena jika tidak di ketahui terlebih dahulu tingkat kesiapannya akan
Readiness adalah bagaimana seorang individu atau organisasi dapat dengan siap
ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif, Menurut Bogdan & Tylor (dikutip
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
kualitatif karena peneliti ingin menggali lebih dalam tentang faktor apa saja yang
kuantitatif.
sistem yang berjalan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu, masih belum
membuat tidak efektifnya sistem yang ada saat ini serta diharapkan penelitian ini
dapat menghasilkan suatu output yang berguna bagi perkembangan UIN Syarif
5
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat dilihat bahwa permasalahan yang ada
sistem yang ada sehingga menyebabkan kinerja dari setiap sistem dan seluruh
stakeholder yang ada pada kampus ini kurang maksimal, efisien dan aman. Oleh
karena itu, sekiranya perlu di terapkan sebuah sistem SSO agar dapat
6
2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggali pengaruh
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
oleh peneliti.
1) Bagi Penulis
Hidayatullah Jakarta.
7
c. Belajar untuk menganalisis dan mengidentifikasi masalah pada
pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan & Tylor (dikutip dalam Moleong, 2011)
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
Menurut Sarwono (2006) studi literatur yaitu mempelajari berbagai buku referensi
serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan
landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Tujuan studi literatur adalah
8
Ada beberapa cara dalam melakukan studi literatur, antara lain:
bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Yang terakhir adalah Focus Group Discussion (FGD), menurut Irwanto
tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Dalam penelitian kali ini,
9
7. Hubungan antara faktor system context dengan innovativenes.
action.
Di bawah ini merupakan tabel daftar singkatan yang digunakan dalam penelitian
kali ini
10
PLT Pusat Laboratorium Terpadu
PU Perpustakaan Utama
FGD Focus Group Discussion
Dalam penyusunan laporan, penulisan laporan penelitian ini terbagi dalam lima
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan secara singkat mengenai latar belakang masalah,
pertanyaan penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, tujuan dan sasaran
bab ini bertujuan untuk menjelaskan seluruh ruang lingkup dari penelitian ini.
Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang mendukung analisis dan
evaluasi kesiapan penerapan sistem SSO di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada
bab ini bertujuan untuk menjabarkan seluruh teori pendukung yang digunakan
Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan. Pada bab ini
bertujuan untuk menjelaskan seluruh proses yang dilakukan dalam penelitian ini.
11
BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI
Bab ini menguraikan profil dari setiap narasumber dan membahas hasil-hasil yang
diperoleh serta interpretasinya dari hasil pengumpulan data dalam penelitian ini
baik dari hasil observasi, wawancara maupun FGD. Pada bab ini bertujuan untuk
memaparkan hasil dan interpretasi dari hasil yang di peroleh dalan penelitian ini.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi limitasi yang berisi keterbatasan penelitian, kesimpulan yang
pengembangan penelitian lebih lanjut. Pada bab ini bertujuan untuk memaparkan
kesimpulan dari penelitian ini dan beberapa saran untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
Hutahaean (2015) dalam bukunya yang berjudul Konsep Sistem Informasi, sistem
sasaran yang tertentu. Mulyanto (2009) menyatakan bahwa sistem dapat diartikan
tujuan tertentu sebagai satu kesatuan. Menurut Hall (2009), sistem adalah
sekelompok dari dua atau lebih subsistem yang mempunyaii hubungan dan
tidak memberikan kontribusi terhadap sistem untuk mencapai tujuan, tentu saja
13
Karakteristik dari sebuah sistem dapat terlihat dari gambar 2.1 di bawah ini.
(2015). Dapat dilihat dari gambar di atas pula bahwa sebuah sistem memiliki
input, memprosesnya dan menghasilkan sebuah output. Selain itu sebuah sistem
juga memiliki batasan dan lingkungan luar yang mempengaruhi sistem tersebut.
Untuk lebih jelas tentang karakteristik sistem, dapat dilihat dari penjelasan di
bawah ini.
14
1) Komponen sistem (Components)
sendiri.
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari
sistem tersebut.
15
5) Masukan sistem (Input)
mendapatkan keluaran.
Hutahaean (2015) dalam bukunya yang berjudul Konsep Sistem Informasi, sistem
16
tidak dibuat oleh manusia.
4. Sistem buatan manusia, yaitu sistem yang dibuat oleh manusia yang
ramalkan
6. Sisten tak tentu, yaitu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari
informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
diartikan sebagai data yang diolah dimana informasi tersebut ditentukan oleh
17
pengolahan data yang diorganisasikan dan berguna kepada orang yang
menerimanya. Serta menurut Jogiyanto (2005), informasi adalah data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Sedangkan Menurut Gordon (2004) informasi adalah data yang telah diolah
menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang
Dari empat definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang telah menempuh proses pengolahan untuk penambahan nilai yang berguna
bagi penggunanya dan dapat digunakan untuk hal–hal yang penting. Karakteristik
(state) belum mengetahui. Informasi yang benar dan baru dapat mengoreksi dan
data yang telah diproses, yang mempunyai nilai yang berguna untuk mengambil
1) Relevance (Relevan)
diperlukan. Oleh karena itu, isi dari sebuah laporan atau dokumen
18
2) Timeliness (Tepat Waktu)
3) Accuracy (Akurat)
dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat penting
4) Completeness (Kelengkapan)
dalam arti tidak ada informasi penting yang terlewatkan atau hilang.
yang diperlukan dan menyajikan pesan yang jelas dan tegas (tidak
ambigu).
5) Summarization (Keringkasan)
19
2.2.1 Siklus Informasi
Hutahaean (2015) dalam bukunya yang berjudul Konsep Sistem Informasi, siklus
informasi adalah data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi
keputusan dan melakukan tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data
kembali. Data tersebut ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu
model dan seterusnya. Siklus ini juga disebut dengan siklus pengolahan data.
Untuk lebih jelas tentang siklus informasi dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah
ini.
20
2.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Hall (dikutip dalam Kadir, 2014) menyatakan bahwa sistem informasi
Dull (2012) sistem informasi adalah sebuah sistem buatan manusia yang secara
umum terdiri dari sekumpulan yang terintegrasi dari komponen berbasis komputer
mengelola data dan untuk menyediakan hasil informasi kepada pengguna. Whitten
et al. (2004) mengemukakan bahwa sistem informasi ialah pengaturan orang, data,
adalah kombinasi teratur dari sumber daya yang ada yaitu manusia, hardware,
21
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Menurut Kadir (2003) dalam suatu sistem informasi terdapat beberapa komponen
komunikasi data.
3) Prosedur
4) Manusia
5) Data
22
2.4 Konsep Dasar Keamanan
teknologi informasi. Ketika berpikir bahwa data yang dimiliki merupakan data
yang sangat penting, semua berusaha untuk melindunginya agar jangan sampai
jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Data disini bisa bersifat
umum tidak terbatas pada data digital saja, tetapi juga seperti data diri (ktp,
ijasah, sertifikat, dan lain-lain). Menurut Susilo (dikutip dalam Putra, 2016)
seperti pada situs blog yang tersedia, situs jejaring pertemanan, email, selebaran,
motivasi yang menjadi bentuk konfirmasi yang pasti berdasarkan kinerja yang
adalah bagaimana kita dapat mencegah penipuan (cheating) atau, paling tidak,
informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik. Menurut Howard (dikutip dalam
pencegahan dari serangan pengguna komputer atau pengakses jaringan yang tidak
informasi yakni: Right Information (Informasi yang benar), Right People (Orang
yang tepat), Right Time (Waktu yang tepat) dan Right Form (Bentuk yang tepat).
23
adalah cara paling efisien untuk memelihara dan mengontrol nilai informasi.
bahwa ada beberapa konsep keamanan informasi yang dipaparkan oleh antara
lain:
website palsu yang meniru alamat situs atau alamat e-mail yang
2. Spam. Spam adalah surat atau pesan elektronik komersial yang tidak
24
organisassi mungkin tidak dapat mengatasi 100%. Oleh karena itu,
penting baki karyawan atau individu untuk menyadari konsep Spam dan
privasi.
25
serangan password dilakukan oleh penyerang. Kontrol teknis yang ada
semua sistem informasi memiliki kontrol tersebut, oleh karena itu perlu
penting. Password yang kuat harus terdiri dari kombinasi yang cukup
berikut:
a. Akurasi dan kebenaran, yaitu informasi harus kuat dan benar dalam
artian data harus tepat dan sesuai dengan kenyataan, misalnya data
tersebut.
26
6. Social Networking. Pendapat bahwa media sosial atau situs jejaring
rahasia sudah semakin relevan beberapa tahun terakhir ini. Media sosial
situs media sosial. Oleh karena itu, media sosial merupakan bagian
sangatlah penting.
(dikutip dalam Gede, 2015) menjelaskan bahwa evaluasi dapat diartikan sebagai
penentuan kesesuaian antara hasil yang dicapai dan tujuan yang ingin dicapai.
kegiatan atau proses untuk memberikan atau menentukan nilai di atas suatu objek
dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah
27
menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah
dilakukan.
adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif ataupun negatif
atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang
Menurut Tessmer (dikutip dalam Kuo et al., 2012) mencatat bahwa semua
1. Rencanakan evaluasi
3. Lakukan evaluasi
sesuatu”. Menurut Holt (dikutip dalam Rafferty, 2013), kesiapan akan perubahan
adalah jangkauan dimana secara kognitif dan secara emosional cenderung untuk
28
mengubah keadaan yang tetap. Menurut Eby (dikutip dalam Rafferty, 2013)
membuatnya siap untuk dapat memberikan respon atau jawaban dalam suatu cara
maka seseorang akan menyesuaikan kondisi tersebut dan akan berpengaruh atau
(2008), kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses
emosional.
teknologi yang mana antara satu tingkat dengan tingkat yang lain saling terkait
dan menjadi landasan bagi tingkatan berikutnya. Berikut ini adalah peringkat
29
Tabel 2.1 Tingkat Kesiapan Teknologi (Mankins, 1995)
setiap aplikasi. SSO hadir untuk dapat memudahkan para penggunanya sehingga
tidak perlu melakukan login berkali-kali pada sistem yang masih didalam satu
ruang lingkup.
30
Menurut Fauziah (2014), penerapan SSO memberikan kemudahan kepada
mendapatkan izin akses terhadap semua layanan yang terdapat di dalam suatu
jaringan. SSO sendiri dapat dibuat dalam bentuk web-based maupun non web-
telah ada disuatu organisasi. Menurut Sari et al. (2015) mengatakan salah satu
produk SSO ini adalah Security Assertion Markup Language (SAML) yang
Menurut Ragouzi et al. (dikutip dalam Sari et al., 2015) SAML merupakan
dan bertukar informasi keamanan antar mitra bisnis online. Pada penelitian
yang telah dilakukan oleh Lewis menyebutkan bahwa otentifikasi SSO dengan
tersebut.
31
Gambar 2.3 Sistem Non Single Sign on (Abu Bakar, 2013)
biasa, user harus memasukan username dan password setipa kali hendak
sign on, user hanya perlu memasukan username dan password satu kali untuk
mengakses service.
32
2.7.2 Keuntungan Single Sign On (SSO)
antara lain :
langsung dengan server database back end ini, maka hanya dengan
33
2.7.3 Kerugian Single Sign On (SSO)
dan menjaga keadaan tetap dalam kondis login. Bila masih dalam
keadaan login, pengguna yang tidak sah dapat memakai mesin yang
mengimplementasikannya.
layanan jaringan diketahui oleh orang yang tidak berhak, maka orang
didalam sistem.
34
2.7.4 Syarat Implementasi Sistem SSO
SSO diantaranya:
1) Authentication
2) Strong Authentication
3) Authorization
4) Provisioning
keputusan. Oleh sebab itu maka menjadi tanggung jawab user untuk
5) Federation
35
6) CIM (Centralized Identity Management)
9) Standard Compliance
SOAP.
36
2.8 Konsep Dasar OAuth
Menurut Pai et al. (2011) OAuth adalah suatu standar otorisasi yang
protokol secara keseluruhan, kami perlu memahami berbagai peran dalam single
lain untuk mengakses sumber daya yang dimilikinya. Dengan kata lain,
itu adalah pengguna akhir dari aplikasi, atau lebih khususnya lagi,
ke server sumber daya atas nama pemilik sumber daya setelah mendapat
otoritas.
37
Seperti yang disoroti oleh Paul (2010), ada celah keamanan di OAuth
Dalam kasus dimana klien adalah aplikasi web, kredensial disimpan di sisi server
pada web server aman yang bisa dijaga melawan serangan dengan menggunakan
desktop, maka kredensial disimpan dalam perangkat lunak desktop. Hacker yang
pekerjaan. Menurut Chen (2014), setiap individu percaya bahwa kegiatan sehari-
hari mereka akan lebih efisien, dapat diatur pengaturan serta fleksibel dengan
mengadopsi teknologi.
“People propensity to embrace and use new tecnologies for accomplishing goals
38
Pandangan seseorang terhadap teknologi dapat bersifat positif, yaitu optimisme
tidak nyaman dan skeptis terhadap teknologi. Hal ini menyebabkan munculnya
dengan teknologi dan menjadi yang terdepan dalam usaha mencoba produk atau
kurangnya penguasaan teknologi dan rasa tidak percaya diri dalam menggunakan
Parasuraman dan Colby (2015) dua dimensi pertama dari technology readiness
39
2.10 Metode Pengumpulan Data
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.
40
b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung,
41
biografi, peraturan, kebijakan. Sedangkan menurut Sarwono (2006),
penelitian kualitatif.
kelompok.
42
Artinya, walaupun hakikatnya adalah sebuah diskusi, FGD tidak sama
dengan wawancara, rapat, atau obrolan beberapa orang di kafe-kafe. FGD bukan
Banyak orang berpendapat bahwa FGD dilakukan untuk mencari solusi atau
para peserta, padahal aktivitas tersebut bukanlah FGD, melainkan rapat biasa.
FGD berbeda dengan arena yang semata-mata digelar untuk mencari konsensus.
maupun sekunder. FGD berfungsi sebagai metode primer jika digunakan sebagai
dan atau sebagai salah satu teknik triangulasi. Dalam kaitan ini, baik
berkedudukan sebagai metode primer atau sekunder, data yang diperoleh dari
Analisis Data Kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dikutip dalam Moleong,
2011) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja data, mengorganisasikan
mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
43
Menurut Strauss dan Corbin (2008), pemrosesan data menggunakan
pendekatan kualitatif dengan proses coding. Terdapat tiga teknik coding antara
Open coding.
situasi, atau berbagai material. Menurut Wahab (2014) penelitian kualitatif lebih
44
efek perlakuan tertentu, atau menjelaskan tentang sikap atau perilaku seseorang.
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Selain itu, metode penelitian kualitatif menurut Nana (2007)
maupun kelompok.
digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti
berperan sebagai instrumen kunci. Selain itu, studi deskriptif analitis menurut
Winarno (dikutip dalam Supardan, 2000) adalah suatu penelitian yang tertuju
pada penelaah masalah yang ada pada masa sekarang. Menurut Eisenhardt
menjadi pedoman oleh peneliti, sebagaimana yang dikatakanan oleh Bogdan dan
diantaranya:
45
lebih cenderung kata-kata dari pada angka
kualitatif.
46
Sedangkan menurut Sugiyono (2008) dalam bukunya menyatakan ada
diantaranya.
Menurut Priscillia (2013) Pada 1 Juni 2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
merayakan ulang tahun. Selama setengah abad, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
47
sebagai institusi pengabdian masyarakat yang menyumbangkan program-
sekarang ini telah menjadi salah satu universitas Islam terkemuka di Indonesia.
Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi ke dalam
periode IAIN Syarif Hidayatullah, dan periode UIN Syarif Hidayatullah. IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN tertua di Indonesia yang
bertempat di Ibukota Jakarta, dan menempati posisi yang unik dan strategis.
UIN tidak hanya menjadi Jendela Islam di Indonesia, tetapi juga sebaga
ilmu agama, lembaga ini mulai mengembangkan diri dengan konsep IAIN
dengan mandat yang lebih luas (IAIN with Wider Mandate) menuju terbentuknya
keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN
Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB).
Satu langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah fakultas yaitu
48
sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004
Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin Penyelenggaraan Program Studi
19 Mei 2004. Sebagai bentuk reintegrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berikut:
3. Fakultas Ushuluddin
7. Fakultas Psikologi
Hingga tahun 2008 wisuda ke-85 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah
menghasilkan alumni lebih dari 50.000 orang, baik lulusan Sarjana Strata Satu
49
(S1), Sarjana Magister (S2) serta Sarjana Doktor (S3). UIN Syarif Hidayatullah
keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-luasnya.
Jakarta dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 031 Tanggal 20 Mei 2002.
Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada saat itu terdiri
dari 9 fakultas yaitu: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan
Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Sains dan Teknologi,
iman, ilmu dan amal yang menjadi dasar pijakan dalam pengembangan ilmu-ilmu
50
Kerangka itu pula yang mendasari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
berhak mendapat gelar sesuai dengan program studinya. Dengan demikian lulusan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berada pada posisi yang sama dengan lulusan
Negeri yang sejajar dengan Universitas Negeri lainnya di Indonesia, mulai Tahun
secara lokal, UIN Syarif Hidayatullah juga masuk dalam SPMB (Seleksi
51
Dirjen Dikti No. 1338/D/P/2004 tanggal 12 April 2004 dan Program Studi
2004. Sedangkan untuk program studi Pendididkan Dokter dan Program Studi
dengan sejumlah rumah sakit di wilayah Jakarta dan Tangerang sebagai tempat
bidang ilmu pengetahuan, baik dalam ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum,
memiliki daya tarik bagi mahasiswa terutama bagi mahasiswa tingkat magister
dan doktor dari berbagai penjuru dunia sehingga tercipta academic,social cultural
society dengan berkemampuan riset dan analisis yang dapat diterapkan dalam
berbagai bidang profesional dalam spectrum yang lebih luas dan UIN Syarif
52
Hidayatullah Jakarta siap go internasional dan menjadi Universitas International.
suatu keharusan, terlebih di era teknologi informasi dan informasi sekarang ini.
Tahun 2006, UIN Jakarta secara efektif telah memiliki dan mengaplikasikan
teknologi tersebut melalui sebuah sistem jaringan yang disebut Sistem Informasi
belum berjalan optimal. Tahun 2009, Simperti diubah menjadi Sistem Informasi
pada AIS semata, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Huda, Hidayah
dan Putra (2016) menyatakan bahwa social technology saat ini untuk mendukung
propensity to embrace and use new technologies for accomplishing goals in home
53
life and at work”, maksudnya adalah mengenai kecenderungan masyarakat untuk
dan dalam pekerjaan. Dan sejak itu TRI telah menjadi sebuah metrik yang
diterima secara luas untuk mempelajari proses adopsi teknologi produk dan
layanan.
untuk mengukur tingkat kesiapan. Skala 36-item terdiri dari empat dimensi
berinteraksi dengan teknologi baru. Dari empat dimensi, dua adalah kontributor
teknologi.
transactions).
54
Sebagai kontributor, optimisme dan inovasi sebagai penggerak dari
menggunakan teknologi baru. Dengan demikian, skor tinggi yang diukur pada
peneliti yang tertarik pada media sosial, akses mobile dan layanan teknologi
55
Mengingat faktor TRI sebagai karakteristik tertentu antara technology
motivated dan non-motivated, dengan melihat pada gambar di atas, kita dapat
Selain mempelajari tentang TRI itu sendiri, studi literatur dalam penelitian
kali ini, peneliti juga membaca dan menganalisa sepuluh penelitian sejenis yang
menggunakan TRI. Hasil dari studi literatur terhadap sepuluh penelitian sejenis
56
2.14.2 Penelitian Tentang SSO
Jakarta sudah pernah dilakukan. Penelitian ini di lakukan oleh Hersy Ayu (2017)
Ayu menggunakan menggunakan tujuh variabel yang diambil dari Subiyakto et al.
Colby (2014). Model penelitin ini terdiri dari 7 variabel yaitu Person and Action
diketahui bahwa 250 responden yang terdiri dari dosen, pegawai, dan
dominan para calon pengguna sistem yang ada di UIN, 45% diantaranya
akademik. 33% merasa kurang siap, 15% merasa siap, 3% merasa tidak
siap dan 1% lainnya merasa sangat siap untuk dapat menggunakan SSO.
PA3, PA6 CO5, CO6, IV2, dan IV3. Peneliti beranggapan hal ini terjadi
dilakukan secara tidak langsung (online). Hal ini dapat saja menjadi faktor
57
bahwa penafsiran yang bias bagi responden sebab tidak adanya
adanya perbedaan pada hasil penelitian dalam model ini dapat diwajarkan
kesiapan pengguna.
58
d. CO (context organizational) berpengaruh terhadap PA (persons
& actions).
system).
59
Tabel 2.4 Studi Literatur TRI
60
Tabel 2.4 Studi Literatur TRI (lanjutan)
4 Pengukuran Tingkat Kesiapan 2012 1. Menentukan model E- Model E-Learning Perguruan tinggi ABC
E-Learning (E-Learning Learning Readiness untuk Readiness mendapat indeks E-
Readiness) organisasi khususnya - Human Resources Learning Readiness
pendidikan - Kultur Organisasi sebesar 3.07 (Not Ready)
2. Melakukan pengukuran - Teknologi
E-Learning Readiness - Kebijakan
berdasarkan model yang - Keadaan
didapat sebagai studi Keuangan
kasus Organisasi
3. Menentukan strategi - Infrastruktur
peningkatan kesiapan
perguruan tinggi ABC
untuk 5implementasi E-
Learning berdasarkan
pengukuran
5 Technology Readiness dan 2015 Tujuan dari penelitian ini adalah TAM Hasil penelitian
Model Penerimaan Teknologi untuk menyelidiki pengaruh - perceived menunjukkan TR
Informasi Mahasiswa kesiapan teknologi pada model usefulness berpengaruh positif dan
penerimaan teknologi informasi - perceived ease of signifikan terhadap
mahasiswa berdasarkan TAM dan use kemudahaan yang
menganalisis pengaruh - attitude dirasakan pengguna
Technology Readiness terhadap - behavioralintenti untuk menggunakan
model penerimaan teknologi ons suatu teknologi
informasi (internet) mahasiswa. informasi.
6 Analisa Perilaku pengguna 2014 Penelitian yang akan dilakukan ini TRAM Seluruh variabel terkait
Android di Magelang dengan adalah untuk mengetahui tingkat -Optimism saling memiliki nilai
Technology Readiness and penerimaan mobile phone - Innovativeness kepengaruhan satu sama
Acceptance Model (TRAM) berbasis android ini juga faktor- - Discomfort lain
faktor apa saja yang -Insecurity
mempengaruhi pengguna dengan -Perceived Usefull
menggunakan Technology -Perceived Easy of Use
61
Tabel 2.4 Studi Literatur TRI (lanjutan)
62
Tabel 2.4 Studi Literatur TRI (lanjutan)
10 Pengukuran Tingkat Kesiapan 2015 Penelitian ini dilakukan untuk TRI Tingkat kesiapan
Penerapan E-Learning mengukur kesiapan penerapan E- - Optimism penerapan E-Learning
Menggunakan TRI (Technology Learning yang ada di UIN - Innovativeness pada fakultas sains dan
Readiness Index), Studi Kasus: SUSKA (Pusat Komputer) - Insecurity teknologi secara
UIN Suska Riau - Discomfort keseluruhan dapat
disimpulkan berada pada
tingkatan not ready
63
Tabel 2.5 Studi Literatur Kualitatif
64
Tabel 2.5 Studi Literatur Kualitatif (lanjutan)
65
Tabel 2.5 Studi Literatur Kualitatif (lanjutan)
66
Tabel 2.5 Studi Literatur Kualitatif (lanjutan)
67
Tabel 2.5 Studi Literatur Kualitatif (lanjutan)
merenungkan perbedaan
antara analitik dan
penyelidikan analitik
kolaboratif. peneliti
menyimpulkan bahwa perlu
dukung penelitian ini melalui
gagasan yang ada dalam
penyelidikan kolaboratif
Tahap 3: peneliti melakukan
penelitian ini dengan
mendiskusikan gagasan
masing-masing tentang
peristiwa penting di dalam
kelas. Kemudian peneliti
menulis satu sama lain,
terlibat dalam dialog timbal
balik. Peneliti juga
memeriksa dan merangkum
analisis proses kolaboratif
ini. Peneliti menyadari
bahwa mereka dapat menolak
gagasan positivis tentang
generalisasi penemuannya
sebagai sebuah kebenaran
akhir. Namun pada saat yang
sama, peneliti dapat
mengenali perilaku dan
emosi manusia yang
universal dan dipengaruhi
oleh konteks sosial
.
68
Tabel 2.5 Studi Literatur Kualitatif (lanjutan)
8 In the Light of Shared Teresa Susinos Rada, Untuk menjelaskan proses Kualitatif Menekankan peran penulisan
Words: Collaborative Ceballos López, N ., & penulisan kolaboratif antara kolaboratif sebagai suatu model
Writing in a Research Saiz Linares, Á. (2017) pengajar dengan penelitin bernilai untuk produksi dan
Study on Student Voice yang merupakan tahap akhir diseminasi ilmiah yang
in Spanish Schools (hasil diseminasi) dari proyek menantang metode penelitian
penelitian kualitatif- tranditional dan mengenali
kolaboratif heterogenitas perspektif yang
Untuk mempromosikan dan dipegang oleh para participant
menganalisis pengalaman yang berbeda-beda.
pelajar-pelajar dari berbagai
sekolah Spanyol
Untuk memperluas
kesempatan bagi pelajar untuk
berpartisipasi dan mengambil
keputusan mengenai desain,
manajemen dan evaluasi
segala aspek kehidupan
sekolah (kurikulum,
organisasi, iklim sekolah,
koeksistensi dan sebagainya)
9 Teaching Students How E. James Baesler (2017) Untuk menjelaskan bagaimana Kualitatif Dalam penelitian purple cow (ide
to Make Their Dreams cara mewujudkan impian kreatif luar biasa), siswa mencoba
Come True: An siswa menjadi kenyataan mewujudkan impian mereka
Autoethnography of melalui auto ethnography melalui cerita pribadi, perspektif
Developing and yang mengisahkan kisah siswa, saran untuk guru, dan
Teaching the Dream transformasi metode teknik pertanyaan refleksi. Penelitian
Reseach Methods penelitian komunikasi menjadi dilakukan selama empat minggu
Course baru dan metode penelitian menggunakan media serbet
creative dream membuat gambar beberapa bagian
pai dimana tiap potongan terdapat
impian mereka untuk
69
Tabel 2.5 Studi Literatur Kualitatif (lanjutan)
70
Dari tabel 2.4 di atas, dapat dilihat dari sepuluh paper yang peneliti baca
tersebut terlihat perbedaan dari sepuluh penelitian di atas dengan penelitian ini
adalah di objek, metode dan model yang di gunakan. Jika dari sepuluh penelitian
delapan diantaranya menggunakan satu model pengukuran yaitu TRI dan dua
yang lainnya menggunakan penggabungan dua model yaitu TAM dengan TRI
yang biasa disingkat TRAM sedangkan penelitian ini menggunakan Tema yang di
adopsi dari model TRI yang dikembangkan oleh Parasuraman dan Colby (2015)
dengan tiga variabel dari penelitian keberhasilan proyek sistem informasi milik
Subiyakto et.al (2015). Sedangkan dari tabel 2.5 dapat dilihat referensi literatur
menjelaskan bahwa model logika sistematis ini dapat dipahami dengan mudah
dalam pekerjaan teknis. Davis (1998) mengatakan bahwa logika IPO ini
digunakan pada penelitian yang bertujuan dalam hal pengukuran kualitas suatu
sistem. Subiyakto et al (2014) mengatakan teori dasar sistem ini digunakan untuk
dapat memberi gambaran akan konsep sistematis dari suatu sistem. Berikut adalah
71
Gambar 2.6 IPO LOGIC (Davis, 1998)
72
Dilihat dari gambar 2.7 di atas dan seperti penjelasan sebelumnya, peneliti
menggunakan tujuh variabel yang diambil dari Subiyakto et al. (2015) serta model
penelitin ini terdiri dari 7 variabel yaitu Person and Action (P&A), Context System
Menurut Julita & Rafaei (dalam Bianda, 2012) mengatakan bahwa focus of
untuk berubah. Selanjutnya menurut Visagle & Steyn (dalam Bianda, 2012) juga
organisasi (personal benefit). Dari penjelasan Holt (2007) seorang karyawan yang
Dari penjelasan di atas dan merujuk pada penelitian Subiyakto and Ahlan
mengadopsi IPO model seperti yang di tuangkan Davis WS (1998) pada bukunya
peneliti menggunakan tiga variabel dari penelitian Subiyakto et al. (2015) tentang
73
keberhasilan proyek sistem informasi yaitu Person and Action (P&A), Context
System (CS) dan Context Organization (CO). Sedangkan pada dimensi proses dan
Innovativeness (IV), Optimism (OP) untuk dijadikan model penelitian kali ini.
action.
74
16. Hubungan antara faktor insecurity dengan TRI.
75
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bogdan dan Tylor (dikutip dalam Moleong, 2011) sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu
tahapan penelitian juga menerapkan metode, teknik dan alat secara kualitatif,
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
76
3.2 Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Objek yang
dijadikan dalam penelitian kali ini adalah sistem SSO. Narasumber dalam
purposive sampling karena sesuai yang dikatakanan Corbin dan Strauss (2008)
bahwa purposive sampling, yang sering dianggap lebih tepat digunakan dalam
(2006) purposive sampling merujuk pada seleksi acak unit sampel dalam
jumlah narasumber pada penelitian kualitatif yang dianggap cukup adalah 4-8
orang, dan penelitian ini melibatkan total delapan narasumber yang terdiri dari
sebagai berikut:
Hidayatullah Jakarta
77
3.3 Prosedur Penelitian
Secara prosedural, penelitian ini dilakukan dalam tujuh tahap. Prosedur penelitian
yang peneliti lakukan selama kurang lebih enam bulan dalam melakukan
interpretasi data dan yang terakhir pembuatan laporan. Untuk lebih jelas mengenai
78
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian kali ini berupa observasi, wawancara,
focus group discussion (FGD) dan studi literatur. Untuk lebih jelas mengenai
metode pengumpulan data dari penelitian kali ini akan di jelaskan sebagai berikut:
3.4.1 Observasi
Syarif Hidayatullah Jakarta juga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana sistem
yang ada di UIN Jakarta telah terintegrasi serta sarana dan prasarana yang
digunakan untuk mendukung proses integrasi tersebut. Dari hasil observasi ini,
peneliti memperoleh data sistem apa saja yang sudah terintegrasi di lingkungan
kampus UIN Jakarta dan siapa-siapa saja tokoh yang nantinya akan dijadikan
79
sebagai narasumber dalam penelitian kali ini yaitu mereka-mereka yang
berkompeten dalam persoalan yang terkait dengan masalah yang sedang di teliti.
Observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi non sistematis yaitu
spontan dengan cara mengamati apa adanya dan bagaimana proses kegiatan dan
sistem apa saja yang sudah terintegrasi serta orang-orang yang kompeten untuk
Jakarta. Tahapan observasi yang peneliti lakukan pada penelitian ini, dapat dilihat
hal yang perlu dan menjadi keharusan bagi berkembangnya ilmu pengetahuan.
80
3.4.2 Wawancara
2013) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
Wawancara dalam penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data yang valid
penerapan SSO di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sejauh mana tingkat
kesiapan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menerapkan sistem SSO. Peneliti
terdiri dari dua orang pegawai Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif
Jakarta, satu orang pegawai NOC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Seluruh
digunakan dalam penelitian kali ini sebagaimana telah dijelaskan pada bab
bentuk foto dan juga rekaman suara. Tahapan wawancara yang peneliti lakukan
pada penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 3.3 di bawah ini.
81
Gambar 3.3 Tahapan Wawancara (Faizal, 2017)
FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis
kelompok.
Terkait penelitian kali ini, peneliti melakukan FGD guna memperoleh data-
data terkait dengan tingkat kesiapan penerapan sistem SSO di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesiapan
tersebut. Proses FGD yang dilakukan, dalam rangka lebih memperkuat data-data
yang diperoleh saat observasi dan wawancara yang telah dilakukan sebelumnya
oleh peneliti. Peneliti melakukan FGD dengan empat orang narasumber yang
terdiri dari seorang pimpinan PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
82
tiga orang pegawai PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan di
Jakarta. Seluruh proses FGD dilakukan peneliti dengan panduan tema penelitian
yang digunakan dalam penelitian kali ini sebagaimana telah dijelaskan pada bab
sebelumnya. Dalam proses FGD ini juga peneliti mengabadikannya dalam bentuk
foto dan juga rekaman suara. Tahapan dari FGD yang peneliti lakukan pada
yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah
yang akan diteliti. Terkait penelitian kali ini, peneliti melakukan studi literatur
83
berupa mebandingkan 20 (dua puluh) penelitian sejenis yang berkaitan dengan
penelitian kali ini. Dari sepuluh paper penelitian sejenis yang peneliti bandingkan,
dengan penelitian yang peneliti lakukan. Data lengkap dari hasil studi literatur
Analisis data penelitian dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan
pemrosesan data kualitatif melalui pengkodean, ada tiga tahap pengkodean yaitu
open coding, axial coding dan selective coding. Tiga tahap pengkodean ini
dilakukan menggunakan perangkat lunak MS. Excel 2010. Dari hasil pengkodean
hubungan yang tercipta dari setiap tema dalam penelitian kali ini. Untuk lebih
jelas dengan proses analisis data yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.5 di
bawah ini.
84
Gambar 3.5 di atas menggambarkan proses analisis dan pengkodean dari data
mentah yang di dapat saat pengumpulan data hingga menghasilkan data valid
untuk penelitian kali ini. Pada proses open coding, peneliti mengumpulkan data-
data yang diperoleh pada saat FGD maupun wawancara. Setelah di kumpulkan,
peneliti melakukan proses axial coding. Pada proses ini, peneliti memilah-milah
memberikan kode sesuai interval yang telah di tentukan. Proses terakhir yang
dilakukan adalah selective coding, pada proses ini peneliti menganalisis pola
kecenderungan jawaban dari setiap narasumber dan menjadikannya pola data baru
yang dijadikan sebagai data valid dalam penelitian kali ini. Dalam proses
pengkodean seluruhnya peneliti menggunakan intuisi dari dirinya. Hal ini sesuai
menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah seni dan menekankan pada
intuisi peneliti. Data-data valid yang telah di analisis dan diolah selengkapnya
85
Tabel 3.1 Tabel Analisis
Analisis
P1 1 2 3 4 5 6 P2 1 2 3 4 5 6 P3 1 2 3 4 5 6 P4 1 2 3 4 5 6 P5 1 2 3 4 5 6 P6 1 2 3 4 5 6 P7 1 2 3 4 5 6 P8 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
T1 T1.1.1 1 T1.2.1 1 T1.3.1 1 T1.4.1 1 T1.5.4 1 T1.6.4 1 T1.7.4 1 T1.8.4 1 4 0 0 4 0 0
T2 T2.1.4 1 T2.2.4 1 T2.3.4 1 T2.4.4 1 T2.5.4 1 T2.6.4 1 T2.7.4 1 T2.8.4 1 0 0 0 8 0 0
T3 T3.1.4 1 T3.2.4 1 T3.3.4 1 T3.4.4 1 T3.5.4 1 T3.6.4 1 T3.7.4 1 T3.8.4 1 0 0 0 8 0 0
T4 T4.1.4 1 T4.2.4 1 T4.3.4 1 T4.4.4 1 T4.5.4 1 T4.6.4 1 T4.7.4 1 T4.8.4 1 0 0 0 8 0 0
T5 T5.1.4 1 T5.2.3 1 T5.3.4 1 T5.4.3 1 T5.5.4 1 T5.6.3 1 T5.7.3 1 T5.8.3 1 0 0 5 3 0 0
T6 T6.1.4 1 T6.2.4 1 T6.3.4 1 T6.4.4 1 T6.5.4 1 T6.6.4 1 T6.7.4 1 T6.8.4 1 0 0 0 8 0 0
T7 T7.1.5 1 T7.2.4 1 T7.3.4 1 T7.4.4 1 T7.5.4 1 T7.6.4 1 T7.7.4 1 T7.8.5 1 0 0 0 6 2 0
T8.5.5 /
T8 T8.1.5 1 T8.2.5 1 T8.3.5 1 T8.4.5 1 1 1 T8.6.5 1 T8.7.5 1 T8.8.5 1 0 0 0 0 8 1
T8.5.6
T9 T9.1.5 1 T9.2.5 1 T9.3.5 1 T9.4.4 1 T9.5.5 1 T9.6.5 1 T9.7.5 1 T9.8.5 1 0 0 0 1 7 0
T10 T10.1.2 1 T10.2.2 1 T10.3.2 1 T10.4.2 1 T10.5.4 1 T10.6.3 1 T10.7.3 1 T10.8.4 1 0 0 6 2 0 0
T11 T11.1.5 1 T11.2.4 1 T11.3.4 1 T11.4.4 1 T11.5.5 1 T11.6.4 1 T11.7.4 1 T11.8.4 1 0 0 0 6 2 0
T12 T12.1.5 1 T12.2.4 1 T12.3.4 1 T12.4.4 1 T12.5.4 1 T12.6.4 1 T12.7.4 1 T12.8.4 1 0 0 0 8 0 0
T13 T13.1.4 1 T13.2.4 1 T13.3.4 1 T13.4.4 1 T13.5.4 1 T13.6.4 1 T13.7.5 1 T13.8.4 1 0 0 0 7 1 0
T14 T14.1.5 1 T14.2.5 1 T14.3.5 1 T14.4.5 1 T14.5.5 1 T14.6.4 1 T14.7.5 1 T14.8.4 1 0 0 0 1 7 1
T15 T15.1.5 1 T15.2.4 1 T15.3.4 1 T15.4.4 1 T15.5.4 1 T15.6.4 1 T15.7.4 1 T15.8.4 1 0 0 0 8 0 0
T16.1.3 /
1 T16.2.4 1 T16.3.4 1 T16.4.3 1 T16.5.4 1 T16.6.4 1 T16.7.4 1 T16.8.4 1 0 0 1 7 0 0
T16 T16.1.6
T17 T17.1.5 1 T17.2.5 1 T17.3.5 1 T17.4.5 1 T17.5.5 1 T17.6.5 1 T17.7.5 1 T17.8.5 1 0 0 0 0 8 0
T18 T18.1.5 1 T18.2.4 1 T18.3.4 1 T18.4.4 1 T18.5.5 1 T18.6.5 1 T18.7.4 1 T18.8.5 1 0 0 0 3 5 0
T19 T19.1.4 1 T19.2.4 1 T19.3.5 1 T19.4.4 1 T19.5.4 1 T19.6.5 1 T19.7.5 1 T19.8.4 1 0 0 0 6 2 0
86
Tabel 3.1 di atas merupakan tabel analisis dari seluruh data yang di peroleh pada
penelitian kali ini baik dari hasil wawancara maupun FGD. Tabel ini dibuat
menggunakan Ms. Excel 2010, karena menurut Mayer dan Avery (2009)
mengatakan Excel biasanya digunakan untuk analisis kuantitatif tetapi Excel juga
data, memberikan berbagai atribut dan juga menyediakan berbagai macam teknik.
Menurut Amozurrutia et al. (dikutip dalam Ose, 2016) mengatakan bahwa Excel
(word dan Excel) merupakan metode yang mudah untuk pengkodingan yang
sistematis dan penataan data wawancara berdasarkan pada fungsi dasar word dan
Excel itu sendiri. Menurut Powell dan Renner (2003) mengatakan kamu lebih baik
menggunakan Excel, jika data berada dalam Ms Word kamu dengan mudah
mengirimnya ke Excel. Siapkan file Excel yang telah diatur yang berisikan kolom
unuk ID, identitas, katagori (tema), kode dan text. Menurut Hyde dan Maier
bahwa matriks coding boleh dibuat dengan menggunakan spreadsheet Word atau
Excel tetapi prosesnya boleh menjadi sukar dan bermasalah apabila banyak data
memaparkan dan mengurus data yang diekstrak dari transkrip. Ada tiga alasan
87
mengapa mereka menggunakan Micrsoft Excel yaitu (1) Sebagai salah satu
komponen dari MS Office, excel sudah tersedia dan tidak perlu membeli atau
mengunduhnya lagi, (2) Kerana ia diwujudkan dalam paket yang biasa, file
antara peneliti, (3) Mudah digunakan. Tabel ini berisikan kode-kode dari seluruh
data dari 19 tema penelitian kali ini baik dari jawaban narasumber satu sampai
dengan narasumber delapan. Dapat dilihat dari tabel 3.1 di atas, bahwa ada kode
T1 sampai dengan T19 yang berwarna hijau itu menandakan kode dari tema satu
hingga tema sembilan belas. Sedangkan T20 yang berwarna kuning merupakan
Masih dilihat dari tabel 3.1 di atas, ada kode P1 hingga P8 yang
samping dari kode narasumber, terdapat angka 1-6 yang menandakan interval
yang dibuat oleh peneliti dari setiap jawaban narasumber berkaitan dengan 19
tema penelitian. Hal ini sesuai dengan yang dikatakanan oleh Kuswandi (2012)
yaitu bila dari data penelitian diperoleh data yang memberikan skala pengukuran
Ordinal, maka agar analisis dapat dilanjutkan skala pengukuran Ordinal harus
dari tabel 3.1 adalah kolom analisis di bagian ujung dari tabel yang menandakan
kecenderungan jawaban dari setiap narasumber. Tabel 3.1 ini digunakan peneliti
88
sebagai rujukan dalam menyajikan data hasil wawancara dan FGD, untuk lebih
jelas tentang penggunaan tabel 3.1 dapat dilihat pada bab IV.
Instrumen penelitian ini terdiri dari dua lembar surat yaitu satu lembar surat
pengantar dari peneliti sebagai permohonan untuk pengisiannya dan satu lembar
berdasarkan tema yang telah ditentukan. Untuk pertanyaan pengujian dari setiap
tema secara lengkap dapat dilihat pada lampiran no. 1. Selain dua lembar surat,
terdapat juga satu lembar surat hasil observasi yang secara lengkap dapat dilihat di
lampiran, satu buah handphone sebagai alat dokumentasi saat wawancara dan
FGD, satu buah software Ms. Visio 2007, satu buah software Ms. Word 2010,
satu buah software Ms. Excel 2010 untuk mengolah data kualitatif dan satu buah
laptop.
89
BAB IV
Pada bagian profil narasumber ini akan di jelaskan secara rinci latar belakang dari
setiap narasumber dari penelitian ini, meliputi pengalaman kerja, status pekerjaan
riwayat pendidikan, jenis kelamin dan unit kerja dari setiap narasumber. Profil
dari setiap narasumber secara ringkas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PNS
Narasumber-1 Pria S3 12 tahun
Dosen
Non-
Narasumber-2 Pria S1 6 tahun PUSTIPANDA
PNS
UIN Jakarta
Non-
Narasumber-3 Pria S1 5 tahun
PNS
Non-
Narasumber-8 Pria S1 6 tahun NOC UIN Jakarta
PNS
90
Tabel 4.1 di atas merupakan tabel yang berisikan profil dari seluruh
narasumber dalam penelitian kali ini. Dapat dilihat dari tabel di atas, narasumber
dalam penelitian kali ini tersebar dalam empat unit kerja yaitu empat narasumber
berasal dari PUSTIPANDA UIN Jakarta, satu orang berasal dari perpustakaan
utama UIN Jakarta, dua orang narasumber berasal dari pusat laboratorium UIN
Jakarta dan satu orang narasumber berasal dari NOC UIN Jakarta. Masih dilihat
dari tabel tersebut di atas, bahwa narasumber dalam penelitian kali ini rata-rata
memiliki pengalaman kerja di atas lima tahun dan satu narasumber sudah
narasumber yang sudah memiliki pengalaman kerja di atas lima tahun karena,
semakin lama pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang auditor akan
menghasilkan kualitas audit lebih baik (Rahmatika dalam Putu Septiani, 2014).
Dua dari delapan narasumber dalam penelitian kali ini merupakan PNS, dimana
satu narasumber merupakan PNS dosen dan satu yang lain merupakan PNS
PNS. Latar belakang pendidikan para narasumber bervariasi yaitu S1, S2 dan
yang tertinggi S3. Latar belakang pendidikan juga menjadi faktor yang menjadi
91
umum dan pengetahuan ekonomi termasuk didalamnya peningkatan pengetahuan
perusahaan. Hal itu yang membuat peneliti berasumsi bahwa narasumber yang
memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan sesuai dengan topik yang di teliti
tepat dijadikan narasumber dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, dari
delapan narasumber yang terlibat hanya satu narasumber yang berjenis kelamin
wanita dan sisanya sebanyak tujuh orang narasumber berjenis kelamin pria.
(DS)
Hasil temuan untuk tema pertama adalah dari delapan narasumber yang terlibat,
empat diantaranya menyatakan tidak berpengaruh. Hal ini ditemukan dari petikan
Ada beberapa alasan ya, sekarang kamu bayangkan ya ketika kamu login
di AIS dan wifi @uinjkt sama atau beda? Beda kan, ketika kamu
92
Namun, sebagian narasumber yang lain menganggap bahwa hubungan antara
variabel P&A terhadap variabel DS adalah berpengaruh. Hal itu terlihat dari
“Kalo menurut saya pribadi itu saya rasa berpengaruh, karena kalo kita
pengguna akan sedikit tidak nyaman karena adanya hal baru namun pada
akhirnya jika ssudah SSO itu pasti akan nyaman. Ya bisa dibilang 70% lah
pengaruhnya” (T1.5.4)
Jawaban tersebut juga diperkuat oleh jawaban dari narasumber lain yaitu.
“Berpengaruh ya, ini kalo ssudah SSO pasti akan jadi nyaman. Ya 80% lah”
(T1.6.4)
variabel P&A memiliki pengaruh terhadap variabel DS. Hal ini sesuai dengan
(Davis WS, 1998) dimana variabel P&A berada dalam dimensi input. Hal ini pun
sesuai bahwa faktor sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kesiapan penerapan sistem (Putra & Ariyanto, 2015; Nasution, 2016)
Temuan ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel P&A yang berada
93
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel DS yang berada dalam dimensi proses.
4.2.2 Tema 2: Hubungan Person and Action (P&A) terhadap Insecurity (IS)
Hasil temuan untuk tema kedua adalah variabel person and action (P&A)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel insecurity (IS). Hal ini terlihat
Kalo nyaman pasti nyaman, karena kita kalo ssudah SSO kita sekali masuk
kita ni pada saat log in, contoh di perpus ada fasilitas umum yang itu bisa
digunakan untuk SSO namun karena beberapa faktor mungkin kita lupa
sign out itu jadi akhirnya tidak aman tu karena kan kalo sudah log in bisa
mengatakan bahwa.
variabel P&A memiliki pengaruh terhadap IS. Hal ini sesuai dengan asumsi awal
94
yang peneliti ajukan berdasarkan model logika input-process-output (Davis WS,
1998) dimana variabel P&A berada dalam dimensi input. Hal ini pun sesuai
bahwa faktor sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kesiapan penerapan sistem (Putra & Ariyanto, 2015; Nasution et al., 2016)
Temuan ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel P&A yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel IS yang berada dalam dimensi proses.
(IV)
Hasil temuan untuk tema ketiga adalah variabel person and action (P&A)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel inovativeness (IV). Hal ini terlihat
nah nanti kalo kita ssudah SSO kan kita tinggal daftar melalui akun AIS,
mengatakan bahwa.
95
“Ya berpengaruh 70%. Secara umum dalam kondisi seperti sekarang yang
serba teknologi kita sebagai pengguna teknologi harus siap dalam segala
macam inovasi baru terkait teknologi ya salah satunya SSO itu sendiri.”
(T3.5.4)
variabel P&A memiliki pengaruh terhadap IV. Hal ini sesuai dengan asumsi awal
1998) dimana variabel P&A berada dalam dimensi input. Hal ini pun sesuai
bahwa faktor sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kesiapan penerapan sistem (Putra & Ariyanto, 2015; Nasution et al., 2016)
Temuan ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel P&A yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel IV yang berada dalam dimensi proses.
(OP)
Hasil temuan untuk tema keempat adalah variabel person and action (P&A)
96
Hal ini terlihat dari seluruh narasumber yang sepakat menjawab bahwa variabel
P&A mempengaruhi variabel OP. Hal itu bisa di lihat dari petikan jawaban
narasumber yaitu.
“Ya berpengaruh 70%. Karena gini ya, di UIN itu tidak semua orang tau ya
Kita ambil contoh untuk lingkup mahasiswa, kalo bicara tentang SSO
mereka tau apa itu SSO, dosen berbicara tentang SSO tau ya walaupun itu
tidak semua dosen tau, tapi kalo kita bicara staf dan karyawan apakah kita
tau seluruh staf dan karyawan mengetahui seluruhnya tentang hal ini. Tapi
balik lagi kalo dari saya sendiri optimis kita siap untuk menerapkan SSO.”
(T4.5.4)
mengatakan bahwa.
bertentangan ya tapi harus kita tabrak agar kita bisa maju dan gak
“Ya, berpengaruh. 75% juga ini. Orang-orang di UIN harus optimis dalam
97
Dari hasil wawancara dengan narasumber, dapat dikatakanan bahwa
variabel P&A memiliki pengaruh terhadap OP. Hal ini sesuai dengan asumsi awal
1998) dimana variabel P&A berada dalam dimensi input. Hal ini pun sesuai
bahwa faktor sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kesiapan penerapan sistem (Putra & Ariyanto, 2015; Nasution et al., 2016)
Temuan ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel P&A yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel OP yang berada dalam dimensi proses.
Hasil temuan untuk tema kelima adalah 5 dari 8 narasumber menjawab bahwa
karena pasti akan berubah sistemnya yang awal seperti apa nah yang baru
“Cukup berpengaruh ya, (sekitar) 60%. Proses adaptasi di awal saja saya
rasa.” (T5.8.3)
98
Jawaban di atas di perkuat oleh jawaban dari narasumber lainnya yang
mengatakan bahwa.
akan berubah sistemnya yang awal seperti apa nah yang baru seperti apa.”(
T5.5.4)
variabel SC memiliki pengaruh terhadap variabel DS. Hal ini sesuai dengan
(Davis WS, 1998) dimana variabel SC berada dalam dimensi input. Hal ini pun
Temuan ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel SC yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel DS yang berada dalam dimensi proses.
Hasil temuan untuk tema keenam adalah variabel system context (SC)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel insecurity (IS). Hal ini terlihat
99
mempengaruhi variabel IS. Hal itu bisa di lihat dari petikan jawaban narasumber
yaitu.
mengatakan bahwa.
“Berpengaruh, kalo tadi saya katakan tidak aman itu mungkin dari sisi
human eror ya. Kalo dari sisi sistem saya rasa aman karena kalo ssudah
SSO kita kan konsepnya banyak aplikasi bermuara pada satu database, jadi
“Ya berpengaruh, seperti yang saya bilang faktor keamanan penting untuk
variabel SC memiliki pengaruh terhadap variabel IS. Hal ini sesuai dengan asumsi
WS, 1998) dimana variabel SC berada dalam dimensi input. Hal ini pun sesuai
(Napitupulu, 2016).
100
Temuan ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel SC yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel IS yang berada dalam dimensi proses.
Hasil temuan untuk tema ketujuh adalah variabel system context (SC) berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel inovativeness (IV). Hal ini terlihat dari seluruh
IV. Hal itu bisa di lihat dari petikan jawaban narasumber yaitu.
“Ya pengaruh 85%. Misal kita ada mau bikin seminar atau apa yang biasa
daftar menggunakan facebook atau g+ nah kalo ssudah SSO nanti bisa
“Ya pengaruh, ya 80%. Kalo kita ssudah SSO kan kita harus tau konsepnya
kaya apa, sinkronisasi setiap aplikasi kaya apa, cara kerjanya kaya apa
Dua jawaban di atas di perkuat oleh jawaban dari narasumber lainnya yang
mengatakan bahwa.
“Ya pengaruh, ya 80% lah. Kalo kita ssudah SSO kan kita harus tau inovasi
101
Dari hasil wawancara dengan narasumber, dapat dikatakanan bahwa
variabel SC memiliki pengaruh terhadap variabel IV. Hal ini sesuai dengan
(Davis WS, 1998) dimana variabel SC berada dalam dimensi input. Hal ini pun
Temuan ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel SC yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel IV yang berada dalam dimensi proses.
Hasil temuan untuk tema kedelapan adalah variabel system context (SC)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel optimisme (OP). Hal ini terlihat
mempengaruhi variabel OP. Hal itu bisa di lihat dari petikan jawaban narasumber
yaitu.
pada user agar user dapat bekerja dengan baik cepat dan efektif.” (T8.4.5)
102
“Ya jelas ini berpengaruh 90%. Kenapa? Ini akan membuat kinerja dari
sistem itu lebih cepat dan efisien dalam pengembangan sistem baru.”
(T8.1.5)
mengatakan bahwa.
“Ya jelas ini berpengaruh 90%. Kenapa? Di kita sekarang ini wifi mau
masuk pake NIM, perpustakaan masuk pake NIM, AIS pake NIM untuk
mahasiswa ya, jadi kalo saya bilang si prosesnya sudah jalan tinggal
sistemnya aja yang disiapin jadi jelas pengaruh konteks sistem terhadap
Namun daripada itu, untuk poin ini salah satu narasumber memberikan masukan
opensource nanti, contoh kalo dari perpus repository dari d space bukan
variabel SC memiliki pengaruh terhadap variabel OP. Hal ini sesuai dengan
(Davis WS, 1998) dimana variabel SC berada dalam dimensi input. Hal ini pun
103
sesuai bahwa konten pada sistem mempengaruhi tingkat kesiapan penerapan
Temuan ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel SC yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel OP yang berada dalam dimensi proses.
(DS)
Hasil temuan untuk poin ini adalah variabel organizational context (OC)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel discomfort (DS). Hal ini terlihat
mempengaruhi variabel DS. Hal itu bisa di lihat dari petikan jawaban narasumber
yaitu.
sekarang ini untuk masalah single sign on itu banyak aplikasi yang harus
organisasi di UIN ini sendiri budaya organisasi menjadi faktor yang sangat
penting.” (T9.5.5)
104
Jawaban di atas di perkuat oleh jawaban dari narasumber lainnya yang
mengatakan bahwa.
end user itu cukup sekali langsung connect jadi setiap besoknya dia kesana
gak perlu log in lagi, nah itu yang akan berubah karena setiap besoknya dia
kesana tidak langsung connect harus log in lagi, harus ada refresh lagi.
variabel OC memiliki pengaruh terhadap variabel DS. Hal ini sesuai dengan
(Davis WS, 1998) dimana variabel OC berada dalam dimensi input. Hal ini pun
tingkat kesiapan penerapan sistem (Atrinawati & Surendro, 2009; Widiastuti dan
Budi, 2016). Hal ini juga sejalan dengan yang dikatakan Qomarul Huda dan
Hussin (2015) bahwa salah satu faktor kunci yang mempengaruhi implementasi
inovasi TI adalah dukungan manajemen puncak dari inovasi. Dengan tidak adanya
HEI, dukungan manajemen puncak dapat berupa pembuatan struktur tata kelola
105
TI yang baik dan menekankan pentingnya penggunaan TI dalam mendukung
Hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel OC yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel DS yang berada dalam dimensi proses.
(IS)
Hasil temuan untuk tema kesepuluh adalah 4 dari 8 orang narasumber menyatakan
bahwa variabel OC kurang berpengaruh terhadap variabel IS. Hal itu sesuai
“Kalo menurut saya si kurang berpengaruh ya. Ya 30% lah untuk dari
kontek organisasi karena kita ssudah ada firewall, server sendiri yg kita
bisa maintenance sendiri nah tapi kalo itu kan masuknya ke konteks sistem
organisasi karena yang paling pengaruh kalo untuk security ya dari sistem
106
Dan sisa narasumber yang lain menjawab bahwa variabel OC berpengaruh
terhadap variabel IS. Hal ini sesuai pula dengan jawaban narasumber yaitu.
dilihat dari budaya kerjanya itu ya apa ya, password itu belum menjadi
peminjaman, login pake akun petugas sirkulasi terus kemudian ada jam
piket ganti tugas tapi akun itu kan gak di close, itu baru perpustakaan ya
variabel OC memiliki pengaruh terhadap variabel IS. Hal ini sesuai dengan
(Davis WS, 1998) dimana variabel OC berada dalam dimensi input. Hal ini pun
tingkat kesiapan penerapan sistem (Atrinawati & Surendro, 2009; Widiastuti dan
Budi, 2016). Hal ini juga sejalan dengan yang dikatakan Qomarul Huda dan
Hussin (2015) bahwa salah satu faktor kunci yang mempengaruhi implementasi
inovasi TI adalah dukungan manajemen puncak dari inovasi. Dengan tidak adanya
HEI, dukungan manajemen puncak dapat berupa pembuatan struktur tata kelola
107
TI yang baik dan menekankan pentingnya penggunaan TI dalam mendukung
Hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel OC yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel IS yang berada dalam dimensi proses.
Inovativeness (IV)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel inovativeness (IV). Hal ini terlihat
mempengaruhi variabel IV. Hal itu bisa di lihat dari petikan jawaban narasumber
yaitu.
pegawai yang tergabung dalam institusi UIN dalam proses transaksi data.”
(T11.1.5)
mengatakan bahwa.
pegawai yang tergabung dalam institusi UIN dalam proses transaksi data.
108
Jadi lebih cepat semua kerjanya, itu inovasi baru yang bakal bikin UIN
lebih maju kedepannya kalo apa2 sudah dikerjain secara cepat efektif dan
efisien.” (T11.5.5)
variabel OC memiliki pengaruh terhadap variabel IV. Hal ini sesuai dengan
(Davis WS, 1998) dimana variabel OC berada dalam dimensi input. Hal ini pun
tingkat kesiapan penerapan sistem (Atrinawati & Surendro, 2009; Widiastuti dan
Budi, 2016). Hal ini juga sejalan dengan yang dikatakan Qomarul Huda dan
Hussin (2015) bahwa salah satu faktor kunci yang mempengaruhi implementasi
inovasi TI adalah dukungan manajemen puncak dari inovasi. Dengan tidak adanya
HEI, dukungan manajemen puncak dapat berupa pembuatan struktur tata kelola
Hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel OC yang berada
109
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel IV yang berada dalam dimensi proses.
Optimisme (OP)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel optimisme (OP). Hal itu bisa di
mengatakan bahwa.
“Ya berpengaruh, 80% karena pimpinan lah yang ngambil keputusan pada
akhirnya” (T12.6.4)
variabel OC memiliki pengaruh terhadap variabel OP. Hal ini sesuai dengan
(Davis WS, 1998) dimana variabel OC berada dalam dimensi input. Hal ini pun
tingkat kesiapan penerapan sistem (Atrinawati & Surendro, 2009; Widiastuti dan
Budi, 2016). Hal ini juga sejalan dengan yang dikatakan Qomarul Huda dan
110
Hussin (2015) bahwa salah satu faktor kunci yang mempengaruhi implementasi
inovasi TI adalah dukungan manajemen puncak dari inovasi. Dengan tidak adanya
HEI, dukungan manajemen puncak dapat berupa pembuatan struktur tata kelola
Hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel OC yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel OP yang berada dalam dimensi proses.
Context (SC)
Hasil temuan untuk tema 13 ini adalah variabel organizational context (OC)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel system context (SC). Hal itu bisa
“Ya berpengaruh, karena banyak yang harus kita ubah. Misal satu aplikasi
ini primery keynya NIP nah aplikasi yang lain primery keynya NIDN
111
“Ya berpengaruh ini, pengambil kebijakan di organisasi memiliki
mengatakan bahwa.
“Ya berpengaruh, karena untuk merubah seluruh sistem yang ada untuk
keseluruhan.” (T13.2.4)
variabel OC memiliki pengaruh terhadap variabel SC. Hal ini sesuai dengan
(Davis WS, 1998) dimana variabel OC berada dalam dimensi input. Hal ini pun
juga sejalan dengan yang dikatakan Qomarul Huda dan Hussin (2015) bahwa
manajemen puncak dapat berupa pembuatan struktur tata kelola TI yang baik dan
112
menekankan pentingnya penggunaan TI dalam mendukung kegiatan belajar
Hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel OC yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel SC yang berada dalam dimensi proses.
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel person and action (P&A). Hal itu
pemangku kebijakan ssudah setuju SSO kan satu password untuk semua.
mengatakan bahwa.
“Ya berpengaruh 85%, ini akan menjadi memsudahkan semua. Ya kami dari
pihak pustipanda tidak akan ada lagi yang “pak mau reset password”.
113
Meminimalisir itu, jadi kalo sudah SSO kan satu password untuk semua.”
(T14.2.5)
variabel OC memiliki pengaruh terhadap variabel P&A. Hal ini sesuai dengan
(Davis WS, 1998) dimana variabel OC berada dalam dimensi input. Hal ini pun
sehingga memiliki nilai yang tinggi dan bermakna dapat dipahami sebagai
Yunita, 2017). Hal ini juga sejalan dengan yang dikatakan Qomarul Huda dan
Hussin (2015) bahwa salah satu faktor kunci yang mempengaruhi implementasi
inovasi TI adalah dukungan manajemen puncak dari inovasi. Dengan tidak adanya
HEI, dukungan manajemen puncak dapat berupa pembuatan struktur tata kelola
Temuan ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel OC yang berada
114
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel P&A yang berada dalam dimensi proses.
Hasil temuan untuk tema 15 ini adalah variabel discomfort (DS) berpengaruh
secara signifikan terhadap TRI. Hal itu bisa di lihat dari petikan jawaban
narasumber yaitu.
“Ya berpengaruh 75%, yang pertama kan kita harus ada pelatihan
pengenalan sistem baru, kalo tidak kan mereka tidak siap. Karena sistem
mengatakan bahwa.
(T15.8.4)
variabel DS memiliki pengaruh terhadap variabel TRI. Hal ini sesuai dengan
asumsi awal yang peneliti ajukan berdasarkan model pengukuran tingkat kesiapan
penerapan index (TRI) 2.0 (Parasuraman, 2000; Lin et al., 2005; Parasuraman dan
115
4.2.16 Tema 16: Hubungan Insecurity (IS) terhadap TRI
Hasil temuan untuk tema 16 ini adalah, satu dari delapan narasumber menyatakan
“Cukup berpengaruh ya 60%, karena apa? gini lo kalo kita pake SSO itu
hanya satu server yang kita jaga dibandingkan kalo kita gak SSO yang
Selain itu, peneliti juga menemukan temuan baru dalam tema ini yaitu
PUSTIPANDA UIN Jakarta ternyata telah menguji coba penerapan sistem SSO
dalam dua divisi yang dimiliki. Hal ini terlihat dari petikan wawancara dengan
narasumber yaitu.
“Sudah, uji coba dilakukan oleh dua divisi yaitu divisi operation dan
development ada aplikasi-aplikasi. Tapi balik lagi baru uji coba belum di
116
terapkan secara keseluruhan dan dari hasil uji coba itu insyaAllah faktor
variabel IS memiliki pengaruh terhadap variabel TRI. Hal ini sesuai dengan
asumsi awal yang peneliti ajukan berdasarkan model pengukuran tingkat kesiapan
penerapan index (TRI) 2.0 (Parasuraman, 2000; Lin et al., 2005; Parasuraman dan
Hasil temuan untuk tema 17 ini adalah variabel inovativeness (IV) berpengaruh
secara signifikan terhadap TRI. Hal ini terlihat dari seluruh narasumber yang
sepakat menjawab bahwa variabel IV sangat mempengaruhi TRI. Hal itu bisa di
“Ya tentu sangat berpengaruh, 85%. ketika ssudah SSO inovasi inovasi baru
ssudah tentu harus dilakukan. Misal kita akan membuat dan bisa membuat
jika ada device-device aneh atau misal login pada jam luar kantor akan
mengatakan bahwa.
117
“Ya tentu sangat berpengaruh 85%, ketika ssudah SSO inovasi inovasi baru
variabel IV memiliki pengaruh terhadap variabel TRI. Hal ini sesuai dengan
asumsi awal yang peneliti ajukan berdasarkan model pengukuran tingkat kesiapan
penerapan index (TRI) 2.0 (Parasuraman, 2000; Lin et al., 2005; Parasuraman dan
Hasil temuan untuk tema 18 ini adalah variabel optimisme (OP) berpengaruh
secara signifikan terhadap TRI. Hal ini terlihat dari seluruh narasumber yang
sepakat menjawab bahwa variabel OP sangat mempengaruhi TRI. Hal itu bisa di
“Sangat berpengaruh ini 85%, kita harus optimis dalam penerapan SSO ini.
mengatakan bahwa.
“Sangat berpengaruh ini 85%, kita harus optimis dalam penerapan SSO ini.
118
“Berpengaruh ini 80%, kita harus optimis dalam penerapan SSO ini.optimis
variabel OP memiliki pengaruh terhadap variabel TRI. Hal ini sesuai dengan
asumsi awal yang peneliti ajukan berdasarkan model pengukuran tingkat kesiapan
penerapan index (TRI) 2.0 (Parasuraman, 2000; Lin et al., 2005; Parasuraman dan
Hasil temuan untuk tema 19 ini adalah variabel Organizational Context (OC)
berpengaruh secara signifikan terhadap TRI. Hal ini terlihat dari seluruh
TRI. Hal itu bisa di lihat dari petikan jawaban narasumber yaitu.
dengan pihak pemangku kebijakan. Jadi untuk saya untuk hal ini
mengatakan bahwa.
119
“Konteks organisasi di UIN ini sekarang masih terkendala SDM disini itu
masih susah untuk mendukung tim untuk mengatasi hal yang berkaitan
(T19.5.4)
variabel OC memiliki pengaruh terhadap TRI. Hal ini sesuai dengan asumsi awal
1998) dan dengan asumsi awal bahwa faktor konteks organisasi mempengaruhi
(Muhartawaty, 2013) serta menurut Widiastuti & Budi (2016) organisasi termasuk
Hal ini juga sejalan dengan yang dikatakan Qomarul Huda dan Hussin (2015)
adalah dukungan manajemen puncak dari inovasi. Dengan tidak adanya dukungan
manajemen puncak dapat berupa pembuatan struktur tata kelola TI yang baik dan
120
Hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel OC yang berada
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel TRI yang berada dalam dimensi output.
Hasil temuan untuk poin ini adalah secara umum UIN ssudah memiliki kesiapan
dalam rangka mengimplementasikan SSO itu sendiri. Hal itu bisa di lihat dari
“Secara umum kesiapan sudah 75% karena kita bertabrakan dengan konteks
“menurut saya pribadi, secara umum UIN 80% siap untuk hal ini” (T20.6)
kesiapan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam penerapan SSO itu berkisar
121
BAB V
PENUTUP
5.1 Limitasi
Penelitian ini memiliki keterbatasan dari diri peneliti sendiri karena keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki peneliti dan juga peneliti yang hanya mampu
menggunakan delapan narasumber kunci dalam penelitian kali ini. Dimana dari
delapan narasumber tersebut tidak ada satu perwakilan pun dari pihak top
Juan et al. (2013) yaitu sebuah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
tidak mudah ditemui dan marah, maka interview dapat dibatalkan atau ditunda.
untuk dapat melakukan wawancara terhadap salah satu orang dari jajaran top level
management UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan hal tersebut yang menjadi
5.2 Kesimpulan
122
1) Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dari jawaban setiap
mempengaruhi TRI
Jakarta adalah:
a. Faktor person and action (P&A), yaitu faktor dari orang sebagai
b. Faktor system context (SC) yaitu faktor dari sistem SSO itu
123
c. Faktor organizational context (OC) yaitu faktor dari organisasi
UIN Jakarta.
124
Berdasarkan hasil temuan itu juga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah
adopsi dari 2 model yaitu TRI 2.0 milik Parasuraman & Colby (2015)
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai
berikut:
1) Bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik dan metode
125
a. Untuk penentuan narasumber sebaiknya dilakukan dengan
126
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi, 33-45.
Ardagna, C. A., Frati, F., & Gianini, G. (2009). Open source in Web-based
135-154.
Baesler, E. J. (2017). Teaching Students How to Make Their Dreams Come True:
127
Behar, L. S., Potter, J. E., Prikhidko, A., Swords, S., Sonstein, S., & Kolb, H. R.
Chen, S. C., Jong, D., & Lai, M. T. (2014). Assessing the relationship between
38(9), 76.
Davis, W. S., & Yen, D. C. (Eds.). (1998). The information system consultant's
128
Dwiyanto, D., & Mada, F. I. B. U. G. (2002). Metode Kualitatif: Penerapannya
dalam Penelitian.
Echols, M. (2005). John dan Shadily. Hassan, Kamus Inggris Indonesia “An
Holt, D., Armenakis, F. S., & Harris, G. (2007). Readiness for organizational
Hong, K. S., & Songan, P. (2011). ICT in the changing landscape of higher
Technology, 27(8).
129
Huberman, M., & Miles, M. B. (2002). The qualitative researcher's companion.
Sage.
Huda, M. Q., Hidayah, N. A., & Putra, S. J. (2016). A study of social technology
6). IEEE.
1710.
Joseph, D., & Southcott, J. (2017). Older People in a Community Gospel Choir:
22(12), 3209-3223.
Yogyakarta: Andi.
130
Kajornboon, A. B. (2005). Using interviews as research instruments. E-journal for
Kuo, L. H., Wei, H. M., Chen, L. M., Wang, M. C., Ho, M. K., & Yang, H. J.
preprint arXiv:0909.2368.
522-526.
131
McLeod, L., & MacDonell, S. G. (2011). Factors that affect software systems
Mcmillan, J.H, & Schumacher. (2003). Research in Education (fifth edition). New
York: Longman.
Pelajar.
Inovasi LIPI.
8(5), 375-387.
Ose, S. O. (2016). Using Excel and Word to structure qualitative data. Journal of
132
Parasuraman, A. (2000). Technology Readiness Index (TRI) a multiple-item scale
Parasuraman, A., & Grewal, D. (2000). The impact of technology on the quality-
1(03).
Priscillia, H., Syuhendra, A., Sastriadi, N., & Robiantoro, R. (2013). Analisis
MAHASISWA TI S1.
133
Putra, A. T. (2016). Perancangan Aplikasi Single Sign On Untuk
Utama.
Putra, S. J., Subiyakto, A., Ahlan, A. R., & Kartiwi, M. (2016). A Coherent
Informatika.
Cooperative Extension.
134
Richards, J. C., & Haberlin, S. (2017). Exploring Perceptions of Key Events in a
Sari, D. R., Kunang, Y. N., & Muzakir, A. (2015, August). Sistem Keamanan
Bina Darma.
Smith, J., & Firth, J. (2011). Qualitative data analysis: the framework approach.
Subiyakto, A., & Ahlan, A. R. (2013, 27-28 Nov. 2013). A coherent framework
135
TELKOMNIKA Indonesian Journal of Electrical Engineering, 12(7),
5603-5612. doi:10.11591/telkomnika.v12i7.5699
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Putra, S. J. (2016). Measurement of
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., Putra, S. J., & Durachman, Y. (2016).
4(1).
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Sukmana, H. T. (2015a). Influences
Control),13(2),686693.doi:http://dx.doi.org/10.12928/telkomnika.v13i2.1
323
from http://iaesjournal.com/online/index.php/IJECE/article/view/7009
136
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Putra, S. J., & Kartiwi, M. (2015). Validation of
doi:10.1177/2158244015581650
Control,12(3),665674.doi:http://dx.doi.org/10.12928/telkomnika.v12i3.1
05
Subiyakto, A., Rosalina, R., Utami, M. C., Kumaladewi, N., & Putra, S. J. (2017).
Subiyakto, A., Septiandani, D., Nurmiati, E., Durachman, Y., Kartiwi, M., &
doi:10.12928/TELKOMNIKA.v15i3.5133Sugiyono, P. D. (2013).
INERSIA, 6(1).
137
Susanto, A., Chang, Y., Zo, H., & Park, M. C. (2012, October). The role of trust
2138). IEEE.
Susinos, T., Ceballos L. N., & Saiz L. A. (2017). In the Light of Shared Words:
Swallow, V., Newton, J., & Van L. C. (2003). How to manage and display
138
Yunita, I. (2017). Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology
139
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara
Tujuan :
Petunjuk :
dilakukan.
Aspek Yang
No Tanggal Catatan
Diamati
Sistem Yang
10 Juli Temuan awal sistem yang sudah SSO di UIN
1. Sudah SSO di
2017 wifi mahasiswa.
UIN
Narasumber Temuan awal dan dibantu oleh dosen
11 Juli
2. Yang pembimbing deangan arahannya, di temukan
2017
Kompeten calon-calon responden yang tepat.
Temuan awal saat pengamat melihat perilaku
user saat menggunakan sistem AIS di FST
12 Juli
3. Perilaku User khususnya, mereka telah aware terhadap
2017
keamanan terhadap akun mereka dan mereka
juga sangat familiar dengan aplikasi tersebut.