Mini Riset Kepemimpinan 46
Mini Riset Kepemimpinan 46
OLEH :
2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
11.LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya sehingga
LAPORAN ini dapat saya selesaikan sehingga dapat tersusun dengan baik.Tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikiran.
Dan harapan saya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca dan saya juga mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan laporan ini
karna saya tahu makalah ini jauh dari sempurna.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Adanya miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam materi fluida statis dan dinamis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Konsepsi siswa atau mahasisiwa selalu berbeda dengan konsepsi fisikawan .Konsepsi
fisikawan pada umumnya akan lebih canggih,lebih komplek,lebih rumit ,melibatkan lebih
banyak hubungannya antara konsep daripada konsepsi.Kalau konsepsi siswa atau
mahasiswa adalah sama dengan konsepsi fisikawan yang disederhanakan ,konsepsi siswa
itu tidak dapat disebut salah.Tetap kalau konsepsi siswa bertentangan dengan konsepsi
dengan konsepsi para fisikawan ,itu kita menggunakan istilah miskonsepsi
(misconseption) .Biasanya miskonsepsi menyangkut kesalahan dalam pemahaman
hubungan antara konsep.Misalnya kesalahan dalam,hubungan fluida statis dan dinamis .
Dalam bahasa inggris para peneliti menggunakan istilah-istilah yang berbeda.Di
samping istilah misconception juga ada peneliti yang menggunakan alternative
frameworks,alternative conceptions atau children theories.Ketiga istilah ini digunakan
untuk menghindari label salah dan untuk menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa
seringkalai merupakan bagian suatu teori siswa dengan sendirinya cukup logis dan
lumayan konsisten,walaupun tidak cocok dengan pendapat ilmuwan dan peristiwa-
peristiwa fisika.
Istilah-istilah tersebut juga digunakan untuk menunjukkan bahwa kebenaran dalam
ilmu tidak mutlak menurut filsafat ilmu sekarang.Maka para peneliti tidak mau
menggunakan label benar atau salah.Saya memilih istilah miskonsepsi karena a)istilah itu
komunikatif (orang awam pun dapat merasa apa yang dimaksudkan )dan b) dalam konteks
IPA di sekolah,miskonsepsinya jelas salah.
2.2 PENYEBAB MISKONSEPSI
3. Pemikiran Humanistik
Siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan
manusiawi(Gilbert,Watss,Osborne,1982).Benda-benda dan situasi dipikirkan
dalam term pengalaman orang secara manusiawi.Tingkah laku benda dipahami
seperti tingkah laku manusia yang hidup,sehingga tidak cocok.
8. Minat Belajar
Berbagai studi menunjukkan bahwa minat siswa terhadap fisika juga
berpengaruh pada miskonsepsi.
B. Guru/pengajar
Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang dibawa oleh guru
fisika.Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti fisika secara tidak benar akan
menyebabkan siswa mendapat miskonsepsi
C. Buku Teks
1. Buku Teks
Buku teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi,entah karena bahasanya
sulit atau karena penjelasannya tidak benar,miskonsepsi tetap
diteruskan.Para peneliti menemukan bahwa beberapa miskonsepsi datang
dari buku teks(lona,1987;Renner,1990)
2. Buku Fiksi Sains (Science Fiction)
Banyak negera menerbitkan buku fiski sains untuk menarik anak-anak
menyukai bidang sains,termasuk fisika,karena tujuannya untuk menarik
anak maka seringkali pengarang membuat gagasan fisika secara sederhana
dan bahkan agak ekstrem yang kurang berdasarkan kaidah ilmu yang
sesungguhnya.
3. Kartun (cartoon)
Gambar-gambar kartun dala majalah sains sering kali dapat memunculkan
dan menyebabkan miskonsepsi pada siswa bila tidak mengindahkan hukum
dan teori fisika yang berlaku namun bila konsep fisikanya keliru atau tidak
tepat dapat membuat siswa miskonsepsi.
D. Konteks
1. Pengalaman
Pengalaman siswa dapat menyebabkan miskonsepsi ,seringkali siswa
mengagnggap bahwa pengalamannya benar dan akhirnya menimbulkan
miskonsepsi.
2. Bahasa sehari-hari
Beberapa miskonsepsi datang dari bahasa sehari-hari yang mempunyai arti
lain dengan bahasa fisika(Gilbert,Osborne,1982)
3. Teman Lain
Orang muda sangat senang belajar kelompok bersama teman kelompoknya
Sehingga saat teman nya mengungkapkan pendapatnya siswa lain nya
mudah saja menyetujuinya sehingga mempengaruhi dalam hal miskonsepsi
4. Keyakinan dan Ajaran agama
Commins(1993),dalam meneliti misknsepsi tentang astronmi,keyakinan
atau ajaran agama yang diyakini secara kurang tepat sering membuat siswa
tidak dapat menerima penjelasan ilmu pengetahuan.
E. Metode Mengajar
Beberapa metode mengajar yang digunkan guru terlebih yang menekan kan satuu segi
saja dari konsep bahan yang digeluti ,meskipun membantu siswa menangkap
bahan,tetapi sering mempunyai dampak jelek,yaitu memunculkan miskonsepsi siswa
.
2.3 CARA MENGATASI MISKONSEPSI
Guru perlu mengetahui kerangka berpikir siswa,dengan mengetahui cara berpikir ,cara
mengungkapkan dan bagaimana gagasan siswa,kita dapat mengetahui dengan tepat dimana
letak miskonsepsi siswa dan kita dapat membantunya
Diawal telah kita lihat bahwa penyebab miskonsepsi dari siswa dapat berupa
prakonsepsi,gagasan asosiatif,gagasan humanistic,reasoning yang tidak lengkap,intuisi yang
salah,tahap perkembangan kognitif siswa dan ketidakmampuan atau minat belajar siswa.Untuk
mengetahui penyebabnya kita perlu membangun konflik atau pengalaman anomaly yang
berarti pengalaman nyata yang dihadapkan pada siswa yang berbeda dengan konsep yang
mereka yakini benar.Agar data anomaly itu dapat diterima siswa dan dapat pelan-pelan
menyebabkan perubahan konsep siswa,data yang disajikan harus memenuhi beberapa criteria
(Chin,1993);
a. Data itu harus kredibel atau dapat dipercaya,untuk dapat dipercaya perlu
dibuktikan bahwa data itu memang terjadi berulang-ulang dan bukan
hanya sekali saja
b. Data-data itu juga mempunyai bermacam-macam bukti dan bukan hanya
satu macam saja.
C. Penyebab Kesalahan dari Guru
Beberapa guru fisika diIndonesia tidak kompeten dan kurang menguasai bahan karena mereka
bukan lulusan fisika dan bukan lulusan pendidikan fisika,untuk mengatasi hal ini beberapa
langkah dapat dilakukan antara lain :
1. Guru yang ada ditingkatkan pemahamannya dengan penataran atau studi
lanjut dala bidang fisika
2. Mempersiapkan guru fisika dari lulusan pendidikan fisika sendiri untuk
diangkat menjadi guru-guru baru.
METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN PENELITIAN
Pemahaman konsep
Mempelajari konsep-konsep tentang fluida statis dan dinamis agar mampu
mengerjakan soal dengan baik
Pembuatan soal
Membuat soal sebanyak mungkin sebagai bahan untuk penelitian untuk
disebarkan atau untuk dilakukan testing terhadap siswa atau mahasiswa
Penyaringan soal atau memilah soal
Menyaring atau memilah soal-soal yang akan diujikan pada mahasiswa dari
kategori soal yang mudah,sedang dan susah
Penyebaran soal
Menyebarkan soal atau mengujikan soal yang telah dipilah atau disaring untuk
diujuikan kepada mahasiswa atau siswa untuk mengetahui miskonsepsi yang
terjadi pada mahasiswa
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari rabu,28 september 2016 pada pukul
14.50-15.50 WIB,diruangan 12.2.21 gedung 12,FMIPA UNIMED,dengan jumlah
soal 7 dan jumlah orang yang diujikan 10 orang
4.3 HASIL PENELITIAN
Data
NAMA SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8
NORA X
SERGIO
SARI X
SARIPA X X X
MIRIAM X
RIRIS X X
SERTINA X X
TORRI X
TRESIA X
DESSY X
JUMLAH 2 1 2 5 0 3 0 0
SOAL
YANG
SALAH
Keterangan : = benar
x = salah
Jadi soal yang miskonsepsi pada materi fluida statis dan dinamis adalah soal NO 4
SOAL YANG MISKONSEPSI
NO 4.
Mengumpulkan data
Ahmad mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari sebuah
kran seperti gambar berikut!
Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan
aliran air di kran adalah 10 m/s tentukan:
a) Debit air
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Jawaban
Data :
A2 = 2 cm2 = 2 x 10−4 m2
v2 = 10 m/s
a) Debit air
Q = A2v2 = (2 x 10−4)(10)
Q = 2 x 10−3 m3/s
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Data :
V = 20 liter = 20 x 10−3 m3
Q = 2 x 10−3 m3/s
t=V/Q
t = ( 20 x 10−3 m3)/(2 x 10−3 m3/s )
t = 10 sekon
4.4 PENYEBAB MISKONSEPSI
A.Miskonsepsi dari sudut Filsafat Konstruktivisme
1. Prakonsepsi atau Konsep Awal Siswa
2. Pemikiran Asosiatif Siswa
3. Pemikiran Humanistik
4. Reasoning yang Tidak Lengkap/Salah
5. Intuisi yang Salah
6. Tahap Perkembangan Kognitif Siswa
7. Kemampuan Siswa
8. Minat Belajar
B.Guru/pengajar
C.Buku Teks
1. Buku Teks
3. Kartun (cartoon)
D. Konteks
1. Pengalaman
2. Bahasa sehari-hari
3. Teman Lain
4. Keyakinan dan Ajaran agama
E. Metode Mengajar
4.5 SOLUSI MEMINIMALKAN MISKONSEPSI PADA SOAL FLUIDA
Dalam hal ini kelompok kami menggunakan metode demonstrasi dimana berupa
praktikum.
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang yang menyajikan bahan
pelajaran secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat
mempelajari secara proses. Adapun percobaan yang kami lakukan untuk mengurangi
miskonsepsi mahasiswa pada materi FLUIDA STATIS DAN DINAMIS yaitu dengan
cara praktikum atau eksperimen dengan judul :
Pengembangan Praktikum Fluida Statis dan Dinamis Sebagai Salah Satu Cara
Mengurangi Miskonsepsi
B.Prosedur percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengukur luas penampang ember menggunakan penggaris
3. Menaruh atau meletakkan ember dibawah mulut keran
4. Memutar keran agar air dapat dialirkan secara bertahap kemudian saat
bersamaan menyalakan stopwatch agar dapat dihitung waktu yang
diperlukan untuk mengisi air pada ember sampai penuh
5. Setelah air penuh kemudian mematikan keran dan stopwatch secara
bersamaan kemudian melakukan perhitungan
6. Mengulangi percobaan 1 sampai 2 kali
2.KONSEP ATAU LANDASAN TEORITIS
A. Definisi Fluida
Aliran fluidaatau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat
karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul
dalamfluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida
mempunyai hambatan yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat
mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar
diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun volumenya,
sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair
mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan padanya gaya
yang sangat besar.Gas tidak mempunyai bentuk maupun volume yang tetap,gas akan
berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas tidak mempertahankan suatu
bentuk yang tetap, keduanyamempunyai kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian
kedua – duanya sering secara kolektif disebut sebagai fluida (Anonim, 2013).
B.Sifat-Sifat Fluida
Untuk mengerti aliran fluida maka harus mengetahui beberapa sifat dasar fluida. Adapun sifat
– sifat dasar fluida yaitu: kerapatan (density) ρ, (specific gravity) (s.g), tekanan (pressure) P,
kekentalan (viscosity) µ.
1.Kerapatan (Density)
Kerapatan (density) ρ suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan
dalam massa per satuan volume. Sifat ini ditentukan dengan cara menghitung perbandingan
massa zat yang terkandung dalam suatu bagian tertentu terhadap volume bagian tersebut.
(1)
Volume jenis (v) adalah volume yang ditempati oleh sebuah satuan massa zat dan karena itu
merupakan kebalikan dari kerapatan:
(2)
berat jenis γ adalah gaya gravitasi terhadap massa yang terkandung dalam sebuah satuan
volume zat, maka:
γ = ρ.g (3)
Laju aliran massa yang mengalir dapat diketahui dengan persamaan dibawah
ini:
(4)
Laju aliran adalah volume fluida yang dikeluarkan tiap detiknya. Laju aliran dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan berikut:
(5)
ρ1 . A1 . V1 = ρ2 . A2 . V2
3.Viskositas
Viskositas adalah ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan-
perubahan bentuk. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya
kenaikan temperatur, hal ini disebabkan gaya-gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan
akanmengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan berturunnya viskositas dari zat cair tersebut. Viskositas dibagi menjadi dua
yaitu:
a. Viskositas dinamik atau viskositas mutlak atau absolute viscosity. Viskositas
dinamik adalah sifat fluida yang menghubungkan tegangan geser dengan gerakan
fluida. Viskositas dinamik tampaknya sama dengan ratio tegangan geser terhadap
gradien kecepatan.
(7)
b. Viskositas kinematik
(8)
(Anonim,2013)
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Konsepsi siswa atau mahasisiwa selalu berbeda dengan konsepsi fisikawan
Konsepsi fisikawan pada umumnya akan lebih canggih,lebih komplek,lebih
rumit ,melibatkan lebih banyak hubungannya antara konsep daripada
konsepsi.Kalau konsepsi siswa atau mahasiswa adalah sama dengan konsepsi
fisikawan yang disederhanakan ,konsepsi siswa itu tidak dapat disebut salah
Dalam laporan ini yang terdapat miskonsepsi hanya 1 soal yaitu tentang debit
air dimana banyak yang salah memahami konsep yang berkaitan dengan debit
air sehingga muncul permasalahan dalam soal dan sulit dipecahkan,dan cara
yang digunakan untuk mengurangi miskonsepsi adalah eksperimen dan
pemahaman konsep.
5.2 SARAN
Demikian laporan identifikasi mini riset tentang fluida ini kami lampir kan
,laporan ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami harap saran dan kritik
untuk laporan ini agar dapat diperbaiki kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
http://asfarsyafar.blogspot.com
Kanginan, Marthen. 2013. Fisika SMA. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://fisikadedek.blogspot.com/2013/05/fluida-statik-dan-dinamis.html