Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MINI RISET

IDENTIFIKASI TINGKAT MISKONSEPSI MAHASISWA TENTANG MATERI


FLUIDA STATIS DAN DINAMIS

OLEH :

M. Agus Lesmana P. Agung ( 4182250004 )

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
11.LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.5 HIPOTESIS PENELITIAN


BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.1 DEFENISI MISKONSEPSI
2.2 PENYEBAB MISKONSEPSI
2.3 CARA MENGATASI MISKONSEPSI
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
3.2 SUBJEK PENELITIAN
BAB IV : PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 PERSIAPAN PENELITIAN
4.2 PELAKSANAAN PENELITIAN
4.3 HASIL PENELITIAN
4.4 PENYEBAB MISKONSEPSI
4.5 SOLUSI MEMINIMALKAN MISKONSEPSI
BAB V : PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya sehingga
LAPORAN ini dapat saya selesaikan sehingga dapat tersusun dengan baik.Tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikiran.

Dan harapan saya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca dan saya juga mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan laporan ini
karna saya tahu makalah ini jauh dari sempurna.

Medan , Oktober 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada umumnya pembelajaran disekolah sekolah banyak menuai miskonsepsi antara


siswa dengan fisikawan,terkadang siswa beranggapan bahwa konsep yang selama ini
diketahui itulah adalah benar padahal seringkali konsep yang diketahui lebih bertentangan
dengan konsep fisikawan sehingga terjadi miskonsepsi .Dalam miskonsepsi yang terjadi
kerumitan soal atau kurangnya pemahaman dengan konsep menjadi faktor utama
timbulnya permasalahan miskonsespsi.
Konsepsi siswa atau mahasisiwa selalu berbeda dengan konsepsi fisikawan .Konsepsi
fisikawan pada umumnya akan lebih canggih,lebih komplek,lebih rumit ,melibatkan lebih
banyak hubungannya antara konsep daripada konsepsi.Kalau konsepsi siswa atau
mahasiswa adalah sama dengan konsepsi fisikawan yang disederhanakan ,konsepsi siswa
itu tidak dapat disebut salah.Tetap kalau konsepsi siswa bertentangan dengan konsepsi
dengan konsepsi para fisikawan ,itu kita menggunakan istilah miskonsepsi
(misconseption) .Biasanya miskonsepsi menyangkut kesalahan dalam pemahaman
hubungan antara konsep.Misalnya kesalahan dalam,hubungan fluida statis dan dinamis .
Dalam laporan ini kami akan membahas tentang pendalaman mahasiswa tentang materi
fluida statis dan dinamis,dan seberapa paham mahasiswa dalam memahami konsep fluida
statis dan dinamis,dimana materi fluida statis dan dinamis ini adalah salah satu materi
perkuliahan pada semester 1 yaitu pada matakuliah FISIKA UMUM 1.
Dalam laporan ini juga akan membahas tingkat kesulitan mahasiswa dalam
mengerjakan soal tentang fluida statis dan dinamis dan pada bagian mana yang sulit
dipahami mahasiswa sehingga soal yang diuji tidak dapat dipecahkan dan bagaimana
permasalahan tentang timbulnya miskonsepsi pada mahasiswa.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bisa muncul miskonsepsi pada mahasiswa?
2. Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi miskonsepsi pada mahsiswa?
3. Apa pengaruh miskonsepsi terhadap pemecahan soal yang dikerjakan oleh mahasiswa?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Mengetahui pengaruh miskonsepsi terhadap perkembangan pengetahuan mahasiswa
2. Mengetahui cara untuk meminimalisisrkan miskonsepsi pada mahasiswa
3. Mengetahui penyebab timbulnya miskonsepsi

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Untuk mengkaji lebih dalam tentang miskonsepsi
2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa tentang materi fluida statis dan
dinamis
3. Untuk Mempermudah memecahkan miskonsepsi

1.5 HIPOTESIS PENELITIAN

Adanya miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam materi fluida statis dan dinamis
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 DEFENISI MISKONSEPSI

Konsepsi siswa atau mahasisiwa selalu berbeda dengan konsepsi fisikawan .Konsepsi
fisikawan pada umumnya akan lebih canggih,lebih komplek,lebih rumit ,melibatkan lebih
banyak hubungannya antara konsep daripada konsepsi.Kalau konsepsi siswa atau
mahasiswa adalah sama dengan konsepsi fisikawan yang disederhanakan ,konsepsi siswa
itu tidak dapat disebut salah.Tetap kalau konsepsi siswa bertentangan dengan konsepsi
dengan konsepsi para fisikawan ,itu kita menggunakan istilah miskonsepsi
(misconseption) .Biasanya miskonsepsi menyangkut kesalahan dalam pemahaman
hubungan antara konsep.Misalnya kesalahan dalam,hubungan fluida statis dan dinamis .
Dalam bahasa inggris para peneliti menggunakan istilah-istilah yang berbeda.Di
samping istilah misconception juga ada peneliti yang menggunakan alternative
frameworks,alternative conceptions atau children theories.Ketiga istilah ini digunakan
untuk menghindari label salah dan untuk menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa
seringkalai merupakan bagian suatu teori siswa dengan sendirinya cukup logis dan
lumayan konsisten,walaupun tidak cocok dengan pendapat ilmuwan dan peristiwa-
peristiwa fisika.
Istilah-istilah tersebut juga digunakan untuk menunjukkan bahwa kebenaran dalam
ilmu tidak mutlak menurut filsafat ilmu sekarang.Maka para peneliti tidak mau
menggunakan label benar atau salah.Saya memilih istilah miskonsepsi karena a)istilah itu
komunikatif (orang awam pun dapat merasa apa yang dimaksudkan )dan b) dalam konteks
IPA di sekolah,miskonsepsinya jelas salah.
2.2 PENYEBAB MISKONSEPSI

A. Miskonsepsi dari sudut Filsafat Konstruktivisme


1. Prakonsepsi atau Konsep Awal Siswa
Banyak siswa sudah mempunyai konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu
bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal dibawah bimbingan
guru.Konsep awal ini sering kali mengandung miskonsepsi .Salah konsep awal
ini jelas akan menyebabkan miskonsepsi pada saat mengikuit pelajaran fisika
berikutnya,sampai kesalahan itu diperbaiki.

2. Pemikiran Asosiatif Siswa


Asosiatif siswa terhadap istilah-istilah sehari-hari kadang-kadang juga
membuatmiskonsepsi(Arons,1981;Gilbert,Osborne,1982;Marioni
1989).Contohnya,siswa mengasosiasikan gaya dengan aksi atau gerakan.Gaya
oleh banyak siswa dianggap menyebabkan gerakan.Maka jika siswa tidak
melihat suatu benda bergerak,mereka memastikan tidak ada gaya.Padahal
dalam fisikahal itu tidakselalu benar.

3. Pemikiran Humanistik
Siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan
manusiawi(Gilbert,Watss,Osborne,1982).Benda-benda dan situasi dipikirkan
dalam term pengalaman orang secara manusiawi.Tingkah laku benda dipahami
seperti tingkah laku manusia yang hidup,sehingga tidak cocok.

4. Reasoning yang Tidak Lengkap/Salah


Menurut Comins (1993),miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh reasoning atau
penalaran siswa yang tidak lengkap atau salah.Alasan yang tidak lengkap atau
salah.Alasan yang salah atau tidak lengkap disebabkan karena informasi yang
diperoleh atau data yang didapatkan tidak lengkap.

5. Intuisi yang Salah


Intuisi yang salah dan perasaan juga dapat menyebabkan miskonsepsi.Intuisi
adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang secara spontan
mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang sesuatu sebelum secara obyektif
dan raisional diteliti.

6. Tahap Perkembangan Kognitif Siswa


Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti
dapat menjadi penyebab adanya misknsepsi siswa.Secara umum,siswa yang
masih dalam tahap operational concrete bila mempelajari konsep bahan yang
abstrak sulit menagkpa dan sering salah mengerti tentang konsep bahan
tersebut.
7. Kemampuan Siswa
Siswa yang kurang berbakat fisika atau kurang mampu mempelajari fisika
,sering mengalami kesulitan konsep yang benar dalam proses belajar sehingga
bisa muncul miskonsepsi.

8. Minat Belajar
Berbagai studi menunjukkan bahwa minat siswa terhadap fisika juga
berpengaruh pada miskonsepsi.

B. Guru/pengajar
Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang dibawa oleh guru
fisika.Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti fisika secara tidak benar akan
menyebabkan siswa mendapat miskonsepsi

C. Buku Teks
1. Buku Teks
Buku teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi,entah karena bahasanya
sulit atau karena penjelasannya tidak benar,miskonsepsi tetap
diteruskan.Para peneliti menemukan bahwa beberapa miskonsepsi datang
dari buku teks(lona,1987;Renner,1990)
2. Buku Fiksi Sains (Science Fiction)
Banyak negera menerbitkan buku fiski sains untuk menarik anak-anak
menyukai bidang sains,termasuk fisika,karena tujuannya untuk menarik
anak maka seringkali pengarang membuat gagasan fisika secara sederhana
dan bahkan agak ekstrem yang kurang berdasarkan kaidah ilmu yang
sesungguhnya.
3. Kartun (cartoon)
Gambar-gambar kartun dala majalah sains sering kali dapat memunculkan
dan menyebabkan miskonsepsi pada siswa bila tidak mengindahkan hukum
dan teori fisika yang berlaku namun bila konsep fisikanya keliru atau tidak
tepat dapat membuat siswa miskonsepsi.
D. Konteks
1. Pengalaman
Pengalaman siswa dapat menyebabkan miskonsepsi ,seringkali siswa
mengagnggap bahwa pengalamannya benar dan akhirnya menimbulkan
miskonsepsi.
2. Bahasa sehari-hari
Beberapa miskonsepsi datang dari bahasa sehari-hari yang mempunyai arti
lain dengan bahasa fisika(Gilbert,Osborne,1982)
3. Teman Lain
Orang muda sangat senang belajar kelompok bersama teman kelompoknya
Sehingga saat teman nya mengungkapkan pendapatnya siswa lain nya
mudah saja menyetujuinya sehingga mempengaruhi dalam hal miskonsepsi
4. Keyakinan dan Ajaran agama
Commins(1993),dalam meneliti misknsepsi tentang astronmi,keyakinan
atau ajaran agama yang diyakini secara kurang tepat sering membuat siswa
tidak dapat menerima penjelasan ilmu pengetahuan.

E. Metode Mengajar
Beberapa metode mengajar yang digunkan guru terlebih yang menekan kan satuu segi
saja dari konsep bahan yang digeluti ,meskipun membantu siswa menangkap
bahan,tetapi sering mempunyai dampak jelek,yaitu memunculkan miskonsepsi siswa
.
2.3 CARA MENGATASI MISKONSEPSI

A. Mengungkapkan ,Mencari,Penyebab dan Bertindak

Guru perlu mengetahui kerangka berpikir siswa,dengan mengetahui cara berpikir ,cara
mengungkapkan dan bagaimana gagasan siswa,kita dapat mengetahui dengan tepat dimana
letak miskonsepsi siswa dan kita dapat membantunya

1. Siswa dibebaskan mengungkapkan gagasan dan pemikirannya mengenai


bahan yang sedang dibicarakan (Mestre,1989;Brouwer,1984).Hali ini dapat
dilakukan secara lisan atau tertulis.
2. Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang konsep yang biasanya
membuat siswa bingung dan siswa diminta menjawab secara jujur
3. Guru mengajak siswa berdiskusi tentang bahan tertentu yang biasanya
mengandung miskonsepsi
4. Guru mencari tahu penyebab miskonsepsi atau dari mana asal miskonsepsi
muncul
5. Guru melakukan wawancara pribadi atau umum dikelas
6. Mencari solusi atau jalan meminimalisir miskonsepsi

B. Penyebab kesalahan dari siswa

Diawal telah kita lihat bahwa penyebab miskonsepsi dari siswa dapat berupa
prakonsepsi,gagasan asosiatif,gagasan humanistic,reasoning yang tidak lengkap,intuisi yang
salah,tahap perkembangan kognitif siswa dan ketidakmampuan atau minat belajar siswa.Untuk
mengetahui penyebabnya kita perlu membangun konflik atau pengalaman anomaly yang
berarti pengalaman nyata yang dihadapkan pada siswa yang berbeda dengan konsep yang
mereka yakini benar.Agar data anomaly itu dapat diterima siswa dan dapat pelan-pelan
menyebabkan perubahan konsep siswa,data yang disajikan harus memenuhi beberapa criteria
(Chin,1993);

a. Data itu harus kredibel atau dapat dipercaya,untuk dapat dipercaya perlu
dibuktikan bahwa data itu memang terjadi berulang-ulang dan bukan
hanya sekali saja
b. Data-data itu juga mempunyai bermacam-macam bukti dan bukan hanya
satu macam saja.
C. Penyebab Kesalahan dari Guru
Beberapa guru fisika diIndonesia tidak kompeten dan kurang menguasai bahan karena mereka
bukan lulusan fisika dan bukan lulusan pendidikan fisika,untuk mengatasi hal ini beberapa
langkah dapat dilakukan antara lain :
1. Guru yang ada ditingkatkan pemahamannya dengan penataran atau studi
lanjut dala bidang fisika
2. Mempersiapkan guru fisika dari lulusan pendidikan fisika sendiri untuk
diangkat menjadi guru-guru baru.

D. Penyebab Kesalahan dari Buku teks


Kiranya perlu mendapatkan penekanan dalam buku teks adalah soal gambar,grafik,skema,table
dan konstanta.Hal-hal ini karena mudah ditangkap siswa perlu dilihat apakah benar atau tidak

E.Penyebab kesalahan dari konteks


Dapat diatasi dengan:
1. Setelah bediskusi dengan teman-teman,konsep yang ditemukan
diungkapkan didepan kelas
2. Guru mengkritisi konsep yang tidak benar dengan memberikan alas an dan
contohnya nyata untuk dimengerti siswa
3. Guru membetulkan konsep keliru

F.Penyebab Keslahan Dari Metode Mengajar


Beberapa siswa mengalami miskonsepsi dari metode mengajar yang digunakan guru.Maka
sangat penting,suatu metode mengajar yang dapat menimbulkan miskonsepsi,terlebih bila
sering perlu dikritisi dan dilihat kembali

G.Ulangan yang Tidak Tepat


Untuk mengatasi ini guru perlu memasukkan miskonsepsi dalam ulangan ,dan membiarkan
siswanya member alas an dengan pilihannya dan cara mengajarkannya sehingga miskonsepsi
siswa dapat sungguh-sungguh dihadapi
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan dengan cara kuantitatif ,alasan kami memilih metode ini
yaitu karena Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan
hasil analisis untuk mendapatkan informasi yang harus disimpulkan sehingga
mendapatkan data seefisien mungkin dan dengan menerapkan metode” the cycle
inquary” yaitu:
 Identifikasi masalah yang bermakna
Tindakan yang diperlukan untuk mengetahui inti dari persoalan, penyebab
memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan tersebut
 Mengembangkan pertanyaan dan memahami asumsi
Tindakan yang diperlukan untuk mengetahui latar belakang pengembangan
konsep dasar menjadi sebuah asumsi yang berhubungan satu dengan yang
lain.
 Mengumpulkan data
Kegiatan mencari data di lapangan yang digunakan untuk menjawab
permasalahan suatu penelitian
 Menganalisis data
Upaya atau cara untuk mengolah data untuk menjadi informasi sehingga
karateristik data tersebut bisa dipahami dan bemanfaat untuk permasalahan
dalam penelitian
 Menjelaskan data
Pemaparan suatu data yang diperoleh dengan berbagai proses sehingga
menjadi sebuah data yang dimengerti oleh orang lain
 Mengambil tindakan
Kegiatan mengambil langkah-langkah atau upaya untuk memperjelas
penerapan dari konsep ke dalam kehidupan sehari-hari

3.2 SUBJEK PENELITIAN


Penelitian dilakukan pada 10 orang mahasiswa Fisika UNIMED kelas ekstensi 2015
, yang berasal dari kelompok yang berbeda.
BAB IV

PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 PERSIPAN PENELITIAN

Persiapan penelitian dengan berbagai cara yaitu

 Pemahaman konsep
Mempelajari konsep-konsep tentang fluida statis dan dinamis agar mampu
mengerjakan soal dengan baik
 Pembuatan soal
Membuat soal sebanyak mungkin sebagai bahan untuk penelitian untuk
disebarkan atau untuk dilakukan testing terhadap siswa atau mahasiswa
 Penyaringan soal atau memilah soal
Menyaring atau memilah soal-soal yang akan diujikan pada mahasiswa dari
kategori soal yang mudah,sedang dan susah
 Penyebaran soal
Menyebarkan soal atau mengujikan soal yang telah dipilah atau disaring untuk
diujuikan kepada mahasiswa atau siswa untuk mengetahui miskonsepsi yang
terjadi pada mahasiswa

4.2 PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari rabu,28 september 2016 pada pukul
14.50-15.50 WIB,diruangan 12.2.21 gedung 12,FMIPA UNIMED,dengan jumlah
soal 7 dan jumlah orang yang diujikan 10 orang
4.3 HASIL PENELITIAN

Data

NAMA SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8
NORA      X  
SERGIO        
SARI      X  
SARIPA   X X  X  
MIRIAM    X    
RIRIS X  X     
SERTINA X   X    
TORRI    X    
TRESIA    X    
DESSY  X      
JUMLAH 2 1 2 5 0 3 0 0
SOAL
YANG
SALAH

Keterangan : = benar

x = salah

Jadi soal yang miskonsepsi pada materi fluida statis dan dinamis adalah soal NO 4
SOAL YANG MISKONSEPSI
NO 4.
Mengumpulkan data
Ahmad mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari sebuah
kran seperti gambar berikut!

Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan
aliran air di kran adalah 10 m/s tentukan:
a) Debit air
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Jawaban
Data :
A2 = 2 cm2 = 2 x 10−4 m2
v2 = 10 m/s
a) Debit air
Q = A2v2 = (2 x 10−4)(10)
Q = 2 x 10−3 m3/s
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Data :
V = 20 liter = 20 x 10−3 m3
Q = 2 x 10−3 m3/s
t=V/Q
t = ( 20 x 10−3 m3)/(2 x 10−3 m3/s )
t = 10 sekon
4.4 PENYEBAB MISKONSEPSI
A.Miskonsepsi dari sudut Filsafat Konstruktivisme
1. Prakonsepsi atau Konsep Awal Siswa
2. Pemikiran Asosiatif Siswa
3. Pemikiran Humanistik
4. Reasoning yang Tidak Lengkap/Salah
5. Intuisi yang Salah
6. Tahap Perkembangan Kognitif Siswa
7. Kemampuan Siswa
8. Minat Belajar

B.Guru/pengajar

C.Buku Teks

1. Buku Teks

2. Buku Fiksi Sains (Science Fiction)

3. Kartun (cartoon)

D. Konteks
1. Pengalaman
2. Bahasa sehari-hari
3. Teman Lain
4. Keyakinan dan Ajaran agama

E. Metode Mengajar
4.5 SOLUSI MEMINIMALKAN MISKONSEPSI PADA SOAL FLUIDA
Dalam hal ini kelompok kami menggunakan metode demonstrasi dimana berupa
praktikum.
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang yang menyajikan bahan
pelajaran secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat
mempelajari secara proses. Adapun percobaan yang kami lakukan untuk mengurangi
miskonsepsi mahasiswa pada materi FLUIDA STATIS DAN DINAMIS yaitu dengan
cara praktikum atau eksperimen dengan judul :

Pengembangan Praktikum Fluida Statis dan Dinamis Sebagai Salah Satu Cara
Mengurangi Miskonsepsi

A.Alat dan Bahan


1. Ember atau baskom (1 buah)
2. Fluida atau zat cair (air)
3. Keran
4. Stopwatch (1 buah)

B.Prosedur percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengukur luas penampang ember menggunakan penggaris
3. Menaruh atau meletakkan ember dibawah mulut keran
4. Memutar keran agar air dapat dialirkan secara bertahap kemudian saat
bersamaan menyalakan stopwatch agar dapat dihitung waktu yang
diperlukan untuk mengisi air pada ember sampai penuh
5. Setelah air penuh kemudian mematikan keran dan stopwatch secara
bersamaan kemudian melakukan perhitungan
6. Mengulangi percobaan 1 sampai 2 kali
2.KONSEP ATAU LANDASAN TEORITIS

A. Definisi Fluida

Aliran fluidaatau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat
karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul
dalamfluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida
mempunyai hambatan yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat
mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar
diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun volumenya,
sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair
mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan padanya gaya
yang sangat besar.Gas tidak mempunyai bentuk maupun volume yang tetap,gas akan
berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas tidak mempertahankan suatu
bentuk yang tetap, keduanyamempunyai kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian
kedua – duanya sering secara kolektif disebut sebagai fluida (Anonim, 2013).
B.Sifat-Sifat Fluida

Untuk mengerti aliran fluida maka harus mengetahui beberapa sifat dasar fluida. Adapun sifat
– sifat dasar fluida yaitu: kerapatan (density) ρ, (specific gravity) (s.g), tekanan (pressure) P,
kekentalan (viscosity) µ.

1.Kerapatan (Density)

Kerapatan (density) ρ suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan
dalam massa per satuan volume. Sifat ini ditentukan dengan cara menghitung perbandingan
massa zat yang terkandung dalam suatu bagian tertentu terhadap volume bagian tersebut.

(1)

Dimana: = volume fluida (m3)


m = massa fluida (kg)

ρ = rapat massa (kg/m3)

Volume jenis (v) adalah volume yang ditempati oleh sebuah satuan massa zat dan karena itu
merupakan kebalikan dari kerapatan:

(2)
berat jenis γ adalah gaya gravitasi terhadap massa yang terkandung dalam sebuah satuan
volume zat, maka:
γ = ρ.g (3)

2.Laju Aliran Massa

Laju aliran massa yang mengalir dapat diketahui dengan persamaan dibawah
ini:

(4)

Laju aliran adalah volume fluida yang dikeluarkan tiap detiknya. Laju aliran dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan berikut:

(5)

Dimana: Q = debit aliran (m3/s)

laju aliran melalui A1 dan A2 harus sama, dengan demikian:

ρ1 . A1 . V1 = ρ2 . A2 . V2

disebut persamaan kontinuitas. Jika ρ1 = ρ2, maka persamaan kontinuitas menjadi:


A1 . V1 = A2 . V2 (6)

3.Viskositas

Viskositas adalah ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan-
perubahan bentuk. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya
kenaikan temperatur, hal ini disebabkan gaya-gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan
akanmengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan berturunnya viskositas dari zat cair tersebut. Viskositas dibagi menjadi dua
yaitu:
a. Viskositas dinamik atau viskositas mutlak atau absolute viscosity. Viskositas
dinamik adalah sifat fluida yang menghubungkan tegangan geser dengan gerakan
fluida. Viskositas dinamik tampaknya sama dengan ratio tegangan geser terhadap
gradien kecepatan.

(7)
b. Viskositas kinematik

Viskositas kinematik adalah perbandingan antara viskositas dinamik dengan


kerapatan fluida.

(8)

(Anonim,2013)
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Konsepsi siswa atau mahasisiwa selalu berbeda dengan konsepsi fisikawan
Konsepsi fisikawan pada umumnya akan lebih canggih,lebih komplek,lebih
rumit ,melibatkan lebih banyak hubungannya antara konsep daripada
konsepsi.Kalau konsepsi siswa atau mahasiswa adalah sama dengan konsepsi
fisikawan yang disederhanakan ,konsepsi siswa itu tidak dapat disebut salah
Dalam laporan ini yang terdapat miskonsepsi hanya 1 soal yaitu tentang debit
air dimana banyak yang salah memahami konsep yang berkaitan dengan debit
air sehingga muncul permasalahan dalam soal dan sulit dipecahkan,dan cara
yang digunakan untuk mengurangi miskonsepsi adalah eksperimen dan
pemahaman konsep.

5.2 SARAN
Demikian laporan identifikasi mini riset tentang fluida ini kami lampir kan
,laporan ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami harap saran dan kritik
untuk laporan ini agar dapat diperbaiki kedepannya
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen FMIPA.2016.FISIKA SEKOLAH(MISKONSEPSI DAN REMIDIASI)


.MEDAN : UNIMED

http://asfarsyafar.blogspot.com
Kanginan, Marthen. 2013. Fisika SMA. Jakarta : Penerbit Erlangga

http://fisikadedek.blogspot.com/2013/05/fluida-statik-dan-dinamis.html

Anda mungkin juga menyukai