BAB I Laura
BAB I Laura
DIREKTUR
Dr. Hi. LUKMAN PURA, Sp. Pd.MHSM,
1
1.2 Visi, Misi, Dan Motto Rumah Sakit Menggala
Visi :
Misi :
professional.
Menjadi pusat rujukan utama dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan
Anak.
Motto :
2
1.3 Pelayanan Rumah Sakit
sehat, masyarakat luas, dan institusi (asuransi, pendidikan, dunia usaha, kepolisian
lain-lain.
Bentuk pelayanan rumah sakit dibagi atas pelayanan dasar, pelayanan spesialistik
dan sub spesialistik dan pelayanan penunjang. Bentuk pelayanan ini akan sangat
(inpatient care), dan rawat darurat (emergency care). Rawat jalan merupakan
pertolongan kepada penderita yang masih cukup sehat untuk pulang ke rumah.
segera.
Rawat darurat dilakukan dengan prinsip-prinsip : revive, review dan repair. Setiap
pasien masuk rawat darurat khusus di rumah sakit kemungkinan dapat melalui 3
bagian sebelum masuk ke ruang rawat inap, atau kembali kerumah sendiri. Bagian-
bagian ini adalah : ruang triage, ruang tindakan dan ruang observasi.
3
a. Pelayanan spesialis bedah, terdiri dari 8 spesialis yakni : bedah syaraf, bedah
tumor, bedah urologi, bedah umum dan digestive, bedah orthopedic, bedah anak,
b. Pelayanan spesialis penyakit dalam terdiri dari 8 (delapan) sub spesialis yakni
c. Pelayanan spesialis kebidanan dan penyakit kandungan terdiri dari 7 (tujuh) sub
d. Pelayanan spesialis kesehatan anak terdiri dari 14 (empat belas) sub spesialis
e. Pelayanan spesialis telinga, hidung dan tenggorokan terdiri dari 6 (enam) sub
f. Pelayanan spesial mata, terdiri dari 5 sub spesialis, yakni : glaucoma, external eye
g. Pelayanan spesialis neurology, terdiri dari 6 (enam) sub spesialis, yakni : neuro
muscular, neuro fisiologi, neurologi anak, neuro opthalmologi, neuro radiologi dan
neuro restorasi.
4
h. Pelayanan spesialis kulit dan kelamin, terdiri dari 7 (tujuh) sub spesialis, yakni :
i. Pelayanan spesialis anaesthesi, terdiri dari 6 (enam) sub spesialis, yakni : thorax &
anaesthesia and labor painless, pain clinic and palliative care, dan intensive cara unit.
sentral merupakan pusat seluruh kegiatan pembedahan pasien di rumah sakit. Oleh
karena itu, ada prinsip-prinsip yang harus dipatuhi di dalam bedah sentral ini, yaitu :
cukup nyaman bagi tim, mencegah infeksi dan kontaminasi, dan membuat barrier
Selain itu juga di rumah sakit terdapat pelayanan penunjang, yaitu : penunjang
media dan kamar bedah). Pelayanan penunjang medis spesialistik, terdiri dari :
a. Pelayanan spesialis radiology, yang terbagi atas : sub spesialis radiology anak, sub
5
e. Pelayanan spesialis patologi anatomi.
Dari bentuk pelayanan rumah sakit tersebut di atas, maka jenis pelayanan rumah
pelayanan rawat jalan, (2) pelayanan rawat darurat, (3) pelayanan rawat inap, (4)
pelayanan bedah sentral, (5) pelayanan rawat intensif, dan (6) pelayanan rehabilitasi
medik.
(1) pelayanan radiology dan imaging, (2) pelayanan laboratorium, dan (3) pelayanan
farmasi.
c. Kelompok penunjang non medik, mencakup 6 (enam) jenis pelayanan, yakni (1)
pelayanan gizi rumah sakit, (2) pelayanan pemulasaran jenazah, (3) pelayanan
binatu, (4) pelayanan pemeliharaan dan perbaikan sarana, (5) pelayanan pelatihan
6
1.4 Dokter BLUD RS Menggala
A. Dokter Poli
NO POLIKLINIK DOKTER
7
B. Dokter Umum
NAMA
8
15. Dr. Dewi Agustina
A. Letak Geografis
Tulang Bawang. Berada di jalan utama jalur timur yaitu Jl. Lintas Timur
9
perbaikan yang berkesinambungan dari waktu ke waktu sesuai perkembangan
B. Sejarah
Berawal dari dibentuknya Rumah Sakit Mini Menggala yang diresmikan oleh
Plt. Gubernur Lampung Bp. Drs. Tursandy Alwi pada tanggal 25 Juni 2003 berlokasi
di bekas bangunan Puskesmas Menggala. Saat itu jumlah tenaga hanya 37 orang,
Nomor Registrasi 1808015 dan diberi nama “Rumah Sakit Umum Daerah
Sumatera, dengan diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI saat itu Ibu DR. Dr. Siti
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
10
Anemia aplastik adalah salah satu jenis kelainan darah yang disebabkan
oleh kegagalan sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah. Pada kondisi ini,
sumsum tulang tidak dapat memproduksi salah satu atau seluruh sel darah,
IAAS) disebut bahwa anemia aplastik apabila kadar hemoglobin < 10 g/dl atau
hematokrit < 30, hitung trombosit < 50.000/m3, hitung leukosit < 3500/m3 atau
granulosit < 1.5x10/1. Konsep anemia aplastik pertama kali diperkenalkan pada
Sel darah memiliki peran yang berbeda-beda, sel darah merah memiliki
peran sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh, sel darah putih bertugas
Penyakit ini merupakan penyakit langka yang bisa terjadi pada pria dan wanita
disegala usia.
Ada lebih dari 400 jenis anemia yang telah diteliti. Diantara lebih dari 400 jenis
anemia tersebut, ada anemia aplastik yang merupakan jenis anemia paling
serius. Anemia aplastik sendiri pun memiliki dua jenis yang berbeda, yaitu
Jika Anemia aplastik terjadi pada seseorang dengan kadar darah yang sangat
11
Anemia aplastik keturunan, Kondisi ini disebabkan oleh kelainan
genetik yang lebih banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Penderita
orang dewasa karena sistem imun yang terganggu. Gangguan itu bisa
tertentu.
Gejala yang muncul pada anemia aplastik tergantung pada jenis sel darah yang
terpengaruh. Gejala yang terlihat ketika jumlah sel darah merah berkurang
adalah kelelahan, sesak napas, pusing, kulit pucat, sakit dada, dan detak jantung
tidak teratur. Apabila produksi sel darah putih berkurang, maka anda akan
mendiagnosis anemia aplastik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tes
darah dan biopsi sumsum tulang. Dalam prosedur biopsi sumsum tulang,
tulang anda. Sampel tersebut akan diperiksa pada mikroskop untuk mengetahui
2.2 Etiologi
Penyebab hampir sebagian besar kasus anemia aplastik bersifat idiopatik dimana
penyebabnya masih belum bisa dipastikan. Namun ada faktor-faktor yang diduga
7APAT bicara terjadinya penyakit anemia aplastik ini. Faktor-faktor penyebab yang
a. Faktor genetik
12
Kelompok ini sering dinamakan anem besar besaran aplastik konstitusion dan
Anemia fanconi
Diskeratosis baaan
Sindrom P7 engar
b. Zat kimia
Zat-zat kimia yang sering menjadi penyebab anemia aplastik misalnya benen, arsen,
c. Obat-obatan
kloramfenikol pada bayi sejak pagi 2-3 bulan akan menyebabkan anemia aplastik.
Amerika medis juga telah membuat daftar obat-obat yang bisa menimbulkan anemia
aplastik. Obat-obat yang dimaksud anatara lain: Azath ioprine, Karbam azepine, karbon
13
Penekanan bergantung dosis obat, dapat kembali dan jarak sebelumnya ( obat-
d. Infeksi
Infeksi bisa menyebabkan anemia aplastik sementara atau permanen. Infeksi virus
E. Kelainan imunologik
Zat anti terhadap sel-sel hemopoetik dan lingkungan mikro bisa menyebabkan anemia
aplastik.
f. Radiasi
Radiasi juga dianggap sebagai penyebab anemia aplastik. Contoh radiasi antara
berbaring piyama sinar X yang berlebihan atau radioaktif yang sedang berlangsung
menyebabkan kerusakan sumsum tulang akut dan kronis juga anemia aplastik.
lainnya pada beberapa gejala. Berikut ini adalah beberapa gejala dan tanda anemia
aplastik adalah:
Kelelahan
Nyeri dada
Kulit pucat
Sesak napas
14
Memar yang tidak diketahui penyebabnya
Hepatosplenomegali
Pengidap anemia aplastik dapat mengalami gejala berikut ( saat dalam keadaan defisit
Demam
Mudah memar
Penyebab
beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan sumsum tulang belakang baik
sementara ataupun permanen. Berbagai faktor yang dapat menyebabkan anemia aplastik
adalah:
namun terapi ini juga dapat membunuh sel-sel sehat, termasuk sumsum
tulang belakang.
15
Penggunaan obat tertentu, Terdapat beberapa obat rheumatoid arthritis
dan Cytomeggalovirus
Anemia fanconi
Sindrom shwachman-diamond
Diskeratosis kongenital
Anemia diamond-blackfan
Faktor-faktor resiko
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena anemia aplastik adalah:
Tanda dan gejala lain pada anemia aplastik adalah mual ( sakit perut) dan ruam
kulit. Juga sesak napas, bengkak atau nyeri diperut atau pembengkakan dikaki yang
16
Gejala anemia aplastik juga sering kali ditandai dengan adanya darah dalam urien, juga
2.4 Patofisiologi
anemia aplastik belum diketahui secara tuntas. Ada 3 teori yang dapat
tulang yang tampak jelas pada pemeriksaan apusan aspirat sumsum tulang atau
CD34.
Kerusakan langsung pada sumsum tulang dapat ditimbulkan oleh paparan radiasi,
benzene dan kemoterapi sitotoksik. Dampak kerusakan ini bersifat dose-dependent dan
transien pada dosis konvensional. [2-5]
Defek Genetik
Sejumlah data telah membuktikan adanya hubungan defek genetik dengan anemia
aplastik. Defek genetik yang dimaksud adalah defek genetik yang menghilangkan
kapasitas sel hematopoietik untuk memperbaiki DNA seperti pada anemia Fanconi
(replication-dependent removal of interstrand DNA cross-links) dan diskeratosis
17
kongenital (telomere maintenance and repair) atau defek genetik yang mengganggu
jalur diferensiasi dan self-renewal seperti pada defisiensi GATA2. [2-5]
Selain itu, kegagalan sumsum tulang pada anemia aplastik dapat disebabkan pula oleh
sindrom yang mempengaruhi regulasi imun contohnya pada mutasi cytotoxic T-
lymphocyte–associated antigen 4 (CTLA-4), defisiensi adenosin deaminase 2
(DADA2). [2-5]
Kelainan Imunitas
Hampir sebagian besar kasus sporadis anemia aplastik tampaknya dimediasi oleh
kelainan pada imunitas. Bukti paling relevan untuk mekanisme ini ialah adanya
perbaikan hitung darah setelah pemberian imunosupresif siklosporin. Selain itu, anemia
aplastik berhubungan pula dengan kelainan imun seperti eosinofilik fasciitis, thymoma
dan seronegatif hepatitis. [2-5]
Patofisiologi gangguan imun terhadap anemia plastik diduga terletak pada sel T
sitotoksik, sel T-regulator, antigen histokompatibilitas dan otoantibodi. [2-5]
Berikut penjelasannya:
Tes darah. Pada kondisi normal, kadar sel darah merah, sel darah putih, dan
trombosit berada di batas tertentu. Seseorang diduga mengalami anemia aplastik
jika salah satu atau ketiga sel darah itu berada di bawah batas normal.
Biopsi sumsum tulang. Pada tahap ini, dokter akan mengambil sampel sumsum
tulang dari tulang panggul untuk diperiksa dengan mikroskop. Sumsum tulang
penderita anemia aplastik hanya mengandung sedikit sel darah.
Jenis pengobatan terhadap anemia aplastik tergantung kepada kondisi pasien dan
tingkat keparahannya. Berikut adalah jenis-jenis pengobatan pada anemia aplastik:
18
Transfusi darah. Metode ini digunakan untuk mengontrol perdarahan,
mengurangi gejala-gejala yang muncul, serta menyuplai sel darah yang tidak
bisa diproduksi sumsum tulang, agar kadar sel darah kembali normal.
Pengobatan ini berisiko menyebabkan peningkatan kadar zat besi di dalam darah
dan bisa mengganggu fungsi beberapa organ tubuh.
Transplantasi sel punca. Pada metode ini, dokter akan mencangkok sel punca
yang sehat dari pendonor untuk diberikan ke penderita anemia aplastik melalui
infus. Namun, tidak selamanya pengobatan ini berjalan lancar. Pada beberapa
kasus, tubuh pasien menolak sel punca yang dicangkok dari pendonor. Jika
dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya.
Imunosupresan. Metode ini bertujuan mengontrol aktivitas sistem imun yang
merusak sel punca dengan menggunakan obat-obatan, seperti cyclosporine atau
kortikosteroid. Umumnya, metode ini dilakukan jika penderita anemia aplastik
tidak bisa diobati dengan metode transplantasi sel punca.
Stimulan sumsum tulang. Agar sumsum tulang bisa kembali memproduksi sel
darah yang baru, dokter bisa memberikan obat stimulan seperti sargramostim,
filgrastim, pegfilgrastim, dan epoetin alfa. Metode ini sering dikombinasikan
dengan imunosupresan
Secara garis besar terapi untuk anemia aplastik terdiri atas beberapa terapi sebagai
berikut :
Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti yang telah dijelaskan di atas penting untuk
Anda untuk mencegah terjadinya gejala yang semakin parah dengan beristirahat yang
cukup, mengurangi olahraga berat untuk menurunkan risiko perdarahan, menjaga
kebersihan diri seperti mencuci tangan secara teratur untuk menghindari terjadinya
infeksi dan penularan penyakit. Semoga bermanfaat.
19
2.5 Klasifikasi
bahan kimia seperti senyawa benzena, ataupun hipersensitivitas terhadap obat atau
dosis obat yang berlebihan seperti kloramfenikol, fenilbutazon, sulfue, mileran, atau
nitroseurea. Selain itu, anemia aplastik didapat juga disebabkan oleh infeksi seperti
idiopatik, namun faktor herediter juga diketahui dapat menyebabkan terjadinya anemia
aplastik yang diturunkan. Beberapa etiologi anemia aplastik yang diturunkan antara lain
tepi, anemia aplastik dapat diklasifikasikan menjadi tidak berat, berat atau sangat berat.
a.Selularitas sumsum tulang < 25 %, atau selularitas < 50% dengan <30% sel –sel
hematopoetik
20
B. Anemia Aplastik Sangat Berat Sama seperti di atas kecuali hitung neutrofil < 200/μL
C. Anemia Aplastik Tidak Berat Sumsum tulang hiposeluler namun sitopenia tidak
Semakin berat derajat sitopenia tersebut, maka prognosis penyakit semakin buruk.
Sebagian besar kasus kematian pada anemia aplastik disebabkan oleh infeksi jamur,
2.6 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Secara garis besar terapi untuk anemia aplastik terdiri atas beberapa terapi sebagai berikut :
a. Tranfusi darah
b. Atasi komplikasi ( infeksi ) dengan antibiotik. Higine yang baik perlu untuk mencegah
timbulnya infeksi
c. Kortikosteroid, dosis rendah mungkin bermanfaat pada perdarahan akibat
trombositopenia berat.
d. Androgen, seperti fluokrimestron testosteron, metandrostenolon, dan nondrolon.
e. Transplatasi sumsum tulang
Transplantasi sumsum tulang merupakan terapi definitif yang memberikan harapan
kesembuhan, tetapi biayanya mahal.
21
2. Penatalaksanaan Keperawatan
pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari
terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi
d) Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah
dehidrasi.
e) Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer
akut yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau
kedua. Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan
berikutnya. Sisi penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang
vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus
22
f) Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda.
Latihan ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk
(http://niarahayu9.blogspot.com)
untuk pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan
1. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan mata
c) Pemeriksaan neurologik
d) Pemeriksaan otologik
2. Pemeriksaan khusus
a) ENG
c) Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan
b) EEG, EMG
http://fitrotzinbe.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-vertigo.html
23
2.8 Asuhan Keperawatan sesuai teori
a) Aktivitas / Istirahat
nyeri kepala, sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh,
b) Sirkulasi
c) Integritas Ego
e) Neurosensoris
24
Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera
f) Nyeri/ kenyamanan
vokal.
g) Keamanan
h) Interaksi sosial
i) Penyuluhan/ Pembelajaran
25
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah risiko
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
26
2. Berikan terapi ringan untuk keseimbangan pada
kesimbangan
2. Salah satu terapi ringan
berkurang.
4. Berikan pengobatan nyeri
meminimalkan resiko
jatuh.
meminimalisasi
terjadinya jatuh.
Kriteria Hasil :
27
2) Klien dapat termotivasi dalam melakukan aktivitas
Intervensi Rasional
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maslah kurang
Kriteria Hasil :
28
2) Nafsu makan meningkat
Intervensi Rasional
makan
2. Pantau input dan
pada klien
3. Ajarkan untuk makan
meningkatkan kebutuhan
Kriteria Hasil :
29
2) Tidak terjadi tinitus yang berkelanjutan
3) Pendengaran adekuat
Intervensi Rasional
pendengaran saat
3. Mempertahankan keadekuatan
terjadi tinitus
pendengaran
3. Ajarkan untuk
4. Memaksimalkan pendengaran
memfokuskan
pada klien
pendengaran saat
terjadi tinitus
4. Kolaborasi
penggunaan alat
bantu pendengaran
30
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
4. Kolaborasi pemberian
antidepresan
sedatif, neurotonik,
atau transquilizer
serta vitamin dan
mineral.
31
DAFTAR PUSTAKA
23.50 WIB
BAB III
3.1 KASUS
32
FOTMAT PENGKAJIAN
DATA BIOGRAFI
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Umur : 61 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : wiraswasta
Nama : Ny.S
Umur : 52 th
1. Keluhan Utama
33
Pusing seperti berputar-putar, panas dingin, tidak nafsu makan, tidak bisa tidur.
Kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh kepala
pusing berputar, nyeri kedua pipi hingga sekitar mata, sakit bertambah saat pasien
menunduk dan duduk, badan panas dingin, dan leher terasa cengeng/pegel-pegel.
Kemudian dibawa ke puskesmas dan hasilnya tidak ada perubahan dan akhirnya dibawa
ke RSUD Menggala melalui UGD. Pasien terpasang infus Rl 20tpm, dan diambil
Sebelumnya Tn.M belum pernah mengalami penyakit ini, namun dulu pernah
menderita penyakit hipertensi dan pernah berobat ke THT untuk operasi sinus
maksilaris.
Didalam keluarga Tn.M tidak ada yang memiliki penyakit yang sama seperti
yang Tn.M derita saat ini. Namun untuk hipertensi diduga didapatkan melalui
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien (Tn.M)
: Tinggal serumah
34
Kesehatan lingkungan Tn.M cukup terawat dan orang-orang disekitarnya paling
umum memiliki penyakit hipertensi namun untuk penyakit pusing hebat yang diderita
Klien mengatakan sehat itu sangat berarti bagi kehidupan. Tanpa kesehatan
orang tidak akan bisa melakukan kegiatan sehari-hari, maka keluarga Tn.M selalu
membawa anggota keluarga yang sakit ke tempat dokter untuk diperiksa, bahkan
2. Pola Nutrisi/Metabolik
masuk RS
35
Biochemical : Hct : 42 % Hb : 12,8 g/dL
Clinical sign :
Dietary history : Pasien tidak memiliki diet khusus. Selain itu pasien suka
3. Pola Eliminasi
Eliminasi Urin
36
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
cc
37
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Berpindah V
Ambulasi/ROM V
lingkungan kurang
tenang.
38
Klien dapat berbicara dengan lancar, melihat seperti berputar-putar, menjawab
pertanyaan dengan tepat saat ditanya, penciuman baik, lidah terasa pahit, merasa mual-
mual, dapat mengidentifikasi tes raba, merasa badannya panas dingin. Selain itu klien
Q :seperti ditarik-tarik,
S:9
b. Ideal diri
c. Harga diri
Tn.M mengatakan malu dengan istrinya karena tidak bisa menafkahi istrinya
d. Peran diri
Tn.M mengatakan saya tidak bisa bekerja lagi. Untuk saat ini justru istri saya
e. Identitas diri
39
Tn.M mengatakan terkadang masih melakukan hubungan dengan istrinya jika
Hubungan dengan kelurga harmonis dan tidak ada maslah yang mengakibatkan
kekacauan dalam rumah tanggannya. Hubungan dengan masyarakat sekitar juga baik
sehingga saat salah satu anggota warga ada yang sakit mereka saling menjenguk.
Saat terjadi nyeri pasien hanya mampu menahan nyeri dan berusaha untuk tidur.
Karena Tn.M sakit yang berusaha membayar biaya perawatan adalah istrinya.
Ny.M mengatakan yakin bahwa suaminya dapat sembuh, Ny.S selalu berdoa
1. Keadaan/Penampilan Umum
Kesadaran : Composmentis
TTV :
a) TD : 170/100 mmHg
b) Pernafasan :
- Frekuensi : 22x/menit
- Irama : teratur
c) Suhu : 38°C
d) Nadi :
- Frekuensi : 96x/menit
- Irama : teratur
- Kekuatan : kuat
40
2. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
a. Kepala, Rambut : warna hitam sedikit beruban, rambut lengket, dan kusam, tidak ada
b. Mata :
- Pupil : isokor
d. Mulut : bibir lembab, mukosa mulut sedikit kotor, tidak ada sariawan
Kuduk
g. Dada :
1) Paru-paru
-Auskultasi : Vesikuler pada seluruh area paru, tidak ada suara nafas tambahan,
41
2) Jantung
h. Abdomen :
-Auskultasi : 30x/menit
-Perkusi : thympani
i. Ekstremitas
Atas
Bawah
42
Analisa : tidak ada kelainan pada ekstremitas bawah.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jam Pemeriksaan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
43
VI. TERAPI MEDIS
Obat Peroral :
- Captopril 25 mg Antihipertensi
Mengobati
hipertensi ringan
s/d sedang
e)
- Sohobion 100 mg Vitamin B
Terapi defisiensi
Vit B1, B6, & B12
- Mertigo 6 mg Antineoplastik,
Mengobati vertigo
Imunosupresan
dan yang
berhubungan
dengan gangguan
keseimbangan
Obat Parenteral
Obat Topikal
44
VII. ANALISA DATA
45
2. Turgor kurang elastis
3. Pasien tampak lemas
4. Konjungtiva tidak anemis
D : Menghabiskan ¼ porsi
makan
46
6. Tidak ada pegangan menuju
kamar mandi
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Tidak adekuatnya intake makanan
47
Tgl/Jam Keperawatan
1. Senin/ Resiko jatuh b.d Setelah 1. Kaji tingkat 1. Mengidentifikasi
27Agustus Gangguan dilakukan aktivitas yang kategori aktivitas
2018 keseimbangan N tindakan dijalani pasien yang dijalani pasien.
10.00 VIII keperawatan selama di rumah
2. Karakteristik jalan
WIB selama 2x24 jam sakit. dapat menentukan
masalah resiko 2. Observasi keadaan pasien,
jatuh dapat perilaku jalan memerlukan bantuan
teratasi dengan pasien atau tidak
kriteria hasil sbb3. Observasi 3. Keadaan tempat
: tempat yang yang kurang baik
1. Tidak terjadi biasa dilalui dapat menimbulkan
jatuh atau cidera pasien untuk jatuh
fisik beraktivitas 4. Mengantisipasi
2. Pasien dapat 4. Naikkan terjadinya jatuh saat
beraktivitas dan restrain jika pasien banyak
atau ambulasi perlu bergerak
dengan tenang 5. Dampingi 5. Saat pasien akan
3. Pasien terjaga pasien saat jatuh ada yang
keamanannya berjalan membantu menopang
dalam 6. Beritahu tubuhnya
beraktivitas pasien dan 6. Pasien dan
4. TD : 140/90 keluarga akibat keluarga dapat
mmHg dari jatuh memahami bahaya
5. Pasien dapat 7. Beritahu pada jatuh
mengenali keluarga pasien7. Mengidentifkasi
lingkungan untuk tetap tanda-tanda
diruangan menjaga atau terjadinya jatuh
mengawasi 8. Pasien dapat
aktivitas pasien menggunakan
8. Ajarkan pada perantara untuk
pasien untuk berjalan seperti kursi,
menggunakan bed, dll
48
alat-alat 9. Keselamatan
alternatif dalam pasien saat
beraktivitas beraktifitas terjaga.
9. Kolaborasi
penggunaan alat
bantu untuk
beraktivitas
2. Selasa/28 Hipertermi b.d Setelah 1. Observasi VS1. Tanda-tanda kejang
agustus Ketidakefektifan dilakukan pasien 4 jam demam dapat
2018/ kerja tindakan 2x24 sekali diketahui dari VS
10.00 hipotalamus jam masalah 2. Lakukan 2. Agar tubuh terjadi
WIB hipertermi dapat kompres hangat vasodilatasi dan suhu
teratasi dengan 3. Anjurkan dapat turun
kriteria hasil sbb untuk memakai3. Memudahkan
: baju tipis sirkulasi udara untuk
1. Suhu turun 4. Anjurkan menurunkan suhu
menjadi 36- asupan cairan 4. Dehidrasi dapat
37,5°C oral memperparah
2. Pasien tidak 5. Kolaborasi hipertermi
merasa resah penggunaan 5. Obat penurun suhu
3. RR dalam obat antipiretik tubuh.
batas normal 18-
24x/menit dan
tidak mengalami
distres dalam
pernafasan
3. Rabu,29 Gangguan rasa Setelah 1. Kaji nyeri 1. Mengetahui skala
agustus nyaman (nyeri dilakukan (PQRST) nyeri dan keadaan
2018/ akut) b.d Agen tindakan 2. Kaji keluhan nyeri secara holistik
10.00 cidera biologi keperawatan pasien tiap hari2. Mengetahui tingkat
WIB selama 3x24 jam3. Berikan posisi penurunan nyeri
masalah nyaman sesuai untuk sembuh
keperawatan dengan 3. Posisi yang
49
gangguan rasa kebutuhan nyaman dapat sedikit
nyaman nyeri pasien mengubah persepsi
dapat 4. Ajarkan terapi nyeri yang dirasa
diminimalkan untuk pasien
dengan KH sbb : pengurangan 4. Kebiasaan
1. Pasien sudah nyeri mengubah posisi
tidak meringis (mengubah kepala secara
kesakitan posisi kepala) bertahap dapat
2. Skala nyeri 5. Ajarkan menurunkan nyeri
menjadi 6 tekhnik atau pusing.
3. TD : 140/70 relaksasi 5. Dengan teknik
mmHg 6. Kolaborasi relaksasi dapat
4. S : 36-37,50C dengan mengurangi rasa
5. N : 60- pemberian obat nyeri
100x/menit analgesik dan
6. Obat penghilang
6. RR : 18- mertigo rasa nyeri dan obat
24x/menit untuk vertigo
7. Pasien merasa
nyaman
X. TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI
50
N Tgl/jam No. Implementasi Respon klien TTD
Dx
o
51
S:-
O : suhu 37,9°C
Melakukan pemeriksaan TD : 170/100 mmHg
1, 2, TTV RR : 22x/menit
13.00 WIB 3,4 N : 86x/menit
S : Pasien mengatakan ya
52
Memberitahu pada pasien O : Pasien tampak kooperatif
11.30 WIB 1,2, dan keluarga untuk makan
3,4 makanan yang disukai
pasien
S : Pasien mengatakan ya
Melakukan pemeriksaan O : suhu 36,4°C
13.00 WIB TTV TD : 150/90 mmHg
4 RR : 20x/menit
N : 80x/menit
S : pasien mengatakan belum
bisa tidur
Mengobservasi intensitas O : mata pasien masih terlihat
4 tidur pasien berkantung, pasien tampak
mengantuk.
53
O : Ranitidin masuk 25mg/ml
Memberikan injeksi Paracetamol masuk
5 Ranitidin. Menganjurkan 500mg/oral
17.55 WIB untuk minum parasetamol
per oral.
54
N : 88x/menit
21.10 WIB 5 Memotivasi pasien untuk S : pasien mengatakan ya
tetap makan sesering O : Pasien tampak kooperatif.
mungkin.
55
Hari/Tgl/Jam No.D Evaluasi TTD
x
Senin, 27- 1 S : Pasien mengatakan belum bisa ke kamar mandi karena
08-2018 pusing
14.00 WIB O: Pasien tampak lemah
Kekuatan otot ekstremitas bawah 3
Pasien menggunakan bantuan minimal
A : Masalah resiko jatuh belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
56
S : Pasien mengatakan makan selalu tidak habis
O : makan hanya habis ¼ porsi saja (±150 cc/tiap kali
makan)
5 A : Masalah nutrisi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi (5,6,7)
57
Suhu 38,2 °C
A : Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi (3,5,6)
58
4 S : Pasien mengatakan sudah dapat tidur meskipun hanya 5
jam
O : Pasien tampak tidak mengantuk lagi, tidak ada kantung
mata
TD : 110/70 mmHg
A : Masalah gangguan pola tidur teratasi
P : Pertahankan intervensi
PATHWAY KONSEP
59
Otologi Neurologik Hipertensi Psikiatrik
Fisiologi
-Meniere, -Gangguan Visus (Depresi,
Ansietas
-Parese N VIII -MS Fobia,
Psikosomatis) Gangguan
-Otitis media -Ggn
Serebelum keseimbangan
Keseimbangan
terganggu
Gangguan proses fikir
Menyebar ke N. VIII
Resiko Jatuh
N.VIII terganggu
Sempoyongan
60
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
(Autoanamnesa) dan informasi dari keluarga pasien (Alloanamnesa) serta dengan data-
data dari rekam medik pasien yang selalu digunakan dalam segala aspek atau tindakan
keseimbangan di telinga bagian dalam atau mungkin di otak. Bentuk paling sering dari
vertigo adalah Benign Paroxymal Positional Vertigo (BPPV), yaitu adanya ilusi
gerakan yang disebabkan oleh gerakan kepala secara mendadak atau gerakan kepala ke
arah tertentu. Jenis seperti ini umumnya tidak berat dan dapat teratasi. Pada umunya
penderita akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau
lingkungan yang berputar. Selain itu, kadang ada juga yang disertai gejala mual
muntah, berkeringat, dan gerakan mata yang abnormal. Gejala ini bisa terjadi dalam
satuan menit atau jam, dapat bersifat konstan atau episodik (kadang-kadang). Ada pula
yang merasakan telinga berdenging, gangguan penglihatan, lemah, sulit bicara, atau
Namun pada pasien yang menjadi kasus kelolaan ini mengalami pusing yang
berputar-putar serta bagian sekitar mata seperti ditarik-tarik kedalam. Suhu tubuh yang
61
selalu tinggi dan derajat angkanya naik turun tapi tetap konstan termasuk kedalam
Selama sakit nafsu makan pasien turun, hal itu dikarenakan adanya mual muntah yang
dirasa pasien. Lima hari pasien hanya minum air putih dan enggan untuk
mengkonsumsi nasi. Herannya dengan kondisi lemah yang dialami pasien ini masih
dapat melakukan ADL secara mandiri, meskipun nyeri (pusing) yang dialami ini lebih
hebat dari nyeri yang dialami sebelumnya. Pasien juga memiliki riwayat pengobatan
1. Nistagmus
b) Tes kalorik
c) Saraf-saraf kranal
d) Neuroimaging seperti CT scan, MRI, dan ateriografi untuk mengetahui keadaan lesi
(Dewanto, dkk.2009)
62
Pada pasien kelolaan hanya dilakukan pemeriksaan rontgen dan laboratorium untuk
mendukung diagnosa pada pasien, karena dilihat dari tanda-tanda yang ada pasien
B. Diagnosa
Setiap pasien dengan vertigo pasti memiliki keluhan yang berbeda-beda antara
satu dengan yang lainnya. Namun sebagian besar pasien mengalami kejadian yang
sama. Untuk keluhan yang berbeda akan memunculkan diagnosa keperawatan yang
berbeda pula. Berikut adalah diagnosa keperawatan utama pada pasien dengan vertigo
Dari berbagai diagnosa diatas hanya ada satu yang sesuai dengan diagnosa keperawatan
pada pasien kasus kelolaan yaitu risiko terhadap cedera. Namun diagnosa lain bertolak
Diagnosa ini diambil karena pada pasien selalu aktif untuk melakukan ADL
sendiri seperti ke kamar mandi yang dilakukan secara mandiri tanpa ada seseorang yang
63
mengawalnya. Sehingga resiko kemungkinan untuk jatuh sangat besar terkait dengan
Pada pasien mengalami panas dan keluar keringat dingn serta suhu tubuh pasien
selalu tinggi.
Kemungkinan pada pasien terjadi cedera pada bagian syarafnya karena dari hasil
saraf nervus vestibularis sehingga timbul nyeri tiba-tiba dan terjadi vertigo.
Karena tingkat nyeri yang skalanya tinggi (skala nyeri pasien 9). Sangat
mengganggu pola tidur pasien. Pasienpun susah untuk memulai tidur. Bahkan tidur
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Tidak adekuatnya intake makanan.
diagnosa resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Selain itu disertai adanya intake
yang tidak stabil karena pasien hanya minum banyak dan tidak makan selama lima hari.
D. Intervensi
64
Sasaran pasien mencakup tetap bebas dari setiap cedera yang berkaitan dengan
ketidakseimbangan dan atau jatuh : menyesuaikan pada modifikasi gaya hidup untuk
mengatasi diagnosa yang muncul lebih dominan. Perawat lebih mengutamakan tindakan
lebih kecil presentase untuk mencapai keberhasilan, namun jika tetap dilakukan secara
muncul.
Pada pasien kasus kelolaan lebih diutamakan untuk mengatasi resiko jatuh
karena bahaya dari jatuh akan memunculkan komplikasi yang serius pada pasien serta
menambah keluhan yang dirasa pasien. Untuk mengatasi nyeri (pusing) dilakukan
setelah hipertermi dapat teratasi. Karena lebih mudah mengatasi hipertermi daripada
nyeri yang muncul. Untuk mengatasi nyeri (pusing) akan dilakukan proses terapi
sederhana. Gangguan pola tidur akan dilakukan tindakan pemberian lingkungan yang
nyaman dan resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh akan lebih ditekankan pada
pemberian pendidikan kesehatan pada pasien untuk mengubah kebiasaan makan serta
pemberian motivasi tetap makan karena kesembuhan dimulai dari nutrisi yang baik.
65
E. Implementasi
penatalaksanaanya terdiri dari terapi kausal, terapi simtomatik, terapi rehabilitasi yaitu
dilakukan bila proses reposisi kanalis tidak berhasil. Berikut contoh-contoh obat
antivertigo :
3x sehari.
diberikan 3x sehari.
sehar.
3x sehari.
3x sehari
(Dewanto, 2009.Hal.113-114)
Penatalaksanaan diet diberikan minuman atau makanan rendah natrium yaitu 2000 mg
per hari. Selan itu dianjurkan untuk menghindari alkohol, nikotin, dan kafein.
66
kantung endolimfatik, Labirinektomi (penghancuran telinga dalam), dan terakhir
dilakukan pembedahan Seksi saraf vertibular (saraf kranial ke-8). (Baughman, 2000)
Sedangkan pada pasien ini selain diberikan tindakan mandiri perawat pasien juga
67
F. Evaluasi
berikut dengan kolaborasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang dapat teratasi
meliputi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, hipertermi, gangguan pola tidur, dan
resiko jatuh pada pasien dapat diantsipasi. Sedangkan diagnosa yang belum dapat
teratasi adalah masalah nyeri atau pusing yang berputar-putar. Pasien mengatakan
bahwa nyerinya akan hilang sejenak setelah diberikan suntikan, namun setelah itu nyeri
68
A.Ruang Perawatan Bangsal Pria
69
4 9 4 9
5 10 5 10
10 1 6 1 6
2 7 2 7
TTV 3 8 3 8
4 9 4 9
5 10 5 10
11 1 6 1 6
Mengambil 2 7 2 7
Darah Pasiem 3 8 3 8
Untuk Cek 4 9 4 9
LAB 5 10 5 10
12 1 6 1 6
2 7 2 7
Mengantar 3 8 3 8
Resep 4 9 4 9
5 10 5 10
13 1 6 1 6
2 7 2 7
Nebulisisasi 3 8 3 8
4 9 4 9
5 10 5 10
14 1 6 1 6
2 7 2 7
Ganti Verban 3 8 3 8
4 9 4 9
5 10 5 10
15 1 6 1 6
Pasang NGT 2 7 2 7
3 8 3 8
4 9 4 9
5 10 5 10
16 1 6 1 6
2 7 2 7
Racik Obat 3 8 3 8
4 9 4 9
5 10 5 10
17 1 6 1 6
Perbaiki infus 2 8/6/2018 7 2 7
macet 3 9/6/2018 8 27/6/2018 3 8
4 12/6/2018 9 28/6/2018 4 9
5 21/6/2018 10 30/6/2018 5 10
18 1 20/6/2018 6 1 6
2 21/6/2018 7 2 7
Pemasangan 3 8 3 8
cateter 4 9 4 9
5 10 5 10
70
19 1 13/8/2018 6 1 6
2 20/6/2018 7 2 7
Pasang O2 3 21/6/2018 8 3 8
4 9 4 9
5 10 5 10
20 1 6/6/2018 6 25/6/2018 1 6
TTV 2 8/6/2018 7 27/6/2018 2 7
3 11/6/2018 8 28/6/2018 3 8
4 20/6/2018 9 29/6/2018 4 9
5 21/6/2018 10 5 10
71
No Materi Status Melihat Status Melakukan
No Tanggal No Tanggal No Tanggal No Tanggal
1 Mengantar 1 5/7/2018 6 12/7/2018 1 6
Pasien Operasi 2 6/7/2018 7 17/7/2018 2 7
3 9/7/2018 8 18/7/2018 3 8
4 10/7/2018 9 19/7/2018 4 9
5 11/7/2018 10 23/7/2018 5 10
2 1 6 1 2/7/2018 6 11/7/2018
Mengantar 2 7 2 5/7/2018 7 12/7/2018
resep obat 3 8 3 7/7/2018 8 13/7/2018
4 9 4 9/7/2018 9 14/7/2018
5 10 5 10/7/2018 10 16/7/2018
3 1 2/7/2018 6 9/7/2018 1 6
Mengganti 2 3/7/2018 7 10/7/2018 2 7
cairan infus 3 4/7/2018 8 11/7/2018 3 8
4 6/7/2018 9 12/7/2018 4 9
5 7/7/2018 10 13/7/2018 5 10
4 1 4/7/2018 6 11/7/2018 6
pemberian 2 6/7/2018 7 12/7/2018 7
terapi injeksi 3 7/7/2018 8 13/7/2018 3 8
4 9/7/2018 9 14/7/2018 4 9
5 10/7/2018 10 16/7/2018 5 10
5 1 2/7/2018 6 8/7/2018 1 6
Mengikuti visit 2 3/7/2018 7 9/7/2018 2 7
dr 3 4/7/2018 8 10/7/2018 3 8
4 5/7/2018 9 11/7/2018 4 9
5 6/7/2018 10 12/7/2018 5 10
6 1 2/7/2018 6 18/7/2018 1 6
Tindakan EKG 2 9/7/2018 7 27/7/2018 2 7
3 10/7/2018 8 30/7/2018 3 8
4 16/7/2018 9 4 9
5 17/7/2018 10 5 10
7 1 3/7/2018 6 11/72018 1 18/7/2018 6
2 4/7/2018 7 12/7/2018 2 19/7/2018 7
Porbedent 3 7/7/2018 8 13/7/2018 3 8
4 9/7/2018 9 16/7/2018 4 9
5 10/7/2018 10 17/7/2018 5 10
8 1 4/7/2018 6 12/7/2018 1 6
2 5/7/2018 7 13/7/2018 2 7
Up infus 3 6/7/2018 8 16/7/2018 3 8
4 10/7/2018 9 17/7/2018 4 9
5 11/7/2018 10 18/7/2018 5 10
9 1 3/7/2018 6 9/7/2018 1 6
2 4/7/2018 7 10/7/2018 2 7
TTV 3 5/7/2018 8 11/7/2018 3 8
4 6/7/2018 9 12/7/2018 4 9
5 7/7/2018 10 13/7/2018 5 10
10 1 6/7/2018 6 24/7/2018 1 6
72
2 13/7/2018 7 25/7/2018 2 7
Pemasangan 3 15/7/2018 8 30/7/2018 3 8
infus 4 19/7/2018 9 4 9
5 23/7/2018 10 5 10
13 1 4/7/2018 6 12/7/2018 1 6
2 5/7/2018 7 13/7/2018 2 7
Racik Obat 3 6/7/2018 8 16/7/2018 3 8
4 10/7/2018 9 17/7/2018 4 9
5 11/7/2018 10 18/7/2018 5 10
14 1 3/7/2017 6 19/7/2018 1 6
Perbaiki infus 2 4/7/2018 7 25/7/2018 2 7
macet 3 6/7/2018 8 27/7/2018 3 8
4 13/7/2018 9 28/7/2018 4 9
5 18/7/2018 10 5 10
16 1 4/7/2018 6 23/7/2018 1 6
Mengambil 2 10/7/2018 7 24/7/2018 2 7
Darah Pasien 3 14/7/2018 8 30/7/2018 3 8
Untuk cek 4 16/7/2018 9 4 9
LAB 5 18/7/2018 10 5 10
18 1 10/7/2018 6 31/7/2018 1 6
2 18/7/2018 7 2 7
Uff Cateter 3 19/7/2018 8 3 8
4 23/7/2018 9 4 9
5 24/7/2018 10 5 10
1 6 1 17/7/2018 6 24/7/2018
2 7 2 19/7/2018 7 25/7/2018
Mengantar
20 3 8 3 20/7/2018 8 26/7/2018
Resep Obat
4 9 4 21/7/2018 9 27/7/2018
5 10 5 23/7/2018 10 30/7/2018
1 14/7/2018 6 20/7/2018 1 6
2 16/7/2018 7 21/7/2018 2 7
22 TTV 3 17/7/2018 8 24/7/2018 3 8
4 18/7/2018 9 25/7/2018 4 9
5 19/7/2018 10 26/7/2018 5 10
1 14/7/2018 6 20/7/2018 1 6
2 16/7/2018 7 21/7/2018 2 7
Mengganti
23 3 17/7/2018 8 23/7/2018 3 8
cairan infus
4 18/7/2018 9 24/7/2018 4 9
5 19/7/2018 10 25/7/2018 5 10
1 16/7/2018 6 21/7/2018 1 6
2 17/7/2018 7 23/7/2018 2 7
24 Racik Obat 3 18/7/2018 8 24/7/2018 3 8
4 19/7/2018 9 25/7/2018 4 9
5 20/7/2018 10 23/7/2018 5 10
1 17/7/2018 6 24/7/2018 1 6
pemberian
25 2 18/7/2018 7 25/7/2018 2 7
terapi injeksi
3 19/7/2018 8 26/7/2018 3 8
73
4 20/7/2018 9 27/7/2018 4 9
5 21/7/2018 10 5 10
1 17/7/2018 6 1 6
2 20/7/2018 7 2 7
Mengantar
26 3 24/7/2018 8 3 8
Pasien USG
4 25/7/2018 9 4 9
5 31/7/2018 10 5 10
1 6 1 18/7/2018 6 2/7/2018
Membersihkan 2 7 2 20/7/2018 7 16/7/2018
dan
27 3 8 3 21/7/2018 8 17/7/2018
Merapihkan
4 9 4 23/7/2018 9 25/7/2018
Ruangan
5 10 5 24/7/2018 10 26/7/2018
1 6 1 19/7/2018 6
2 7 2 23/7/2018 7
28 Porbedent 3 8 3 24/7/2018 8
4 9 4 30/7/2018 9
5 10 5 31/7/2018 10
1 19/7/2018 6 26/7/2018 1 6
2 20/7/2018 7 27/7/2018 2 7
29 Uff Infus 3 23/7/2018 8 30/7/2018 3 8
4 24/7/2018 9 31/7/2018 4 9
5 25/7/2018 10 5 10
1 24/7/2018 6 31/7/2018 1 6
2 25/7/2018 7 2 7
30 Ganti Perban 3 26/7/2018 8 3 8
4 28/7/2018 9 4 9
5 30/7/2018 10 5 10
1 25/7/2018 6 1 6
2 25/7/2018 7 2 7
Transfusi
31 3 31/7/2018 8 3 8
Darah
4 9 4 9
5 10 5 10
1 26/7/2018 6 1 6
2 27/7/2018 7 2 7
Mengganti
32 3 28/7/2018 8 3 8
Cairan Infus
4 30/7/2018 9 4 9
5 31/7/2018 10 5 10
1 26/7/2018 6 1 6
2 27/7/2018 7 2 7
33 Racik Obat 3 28/7/2018 8 3 8
4 30/7/2018 9 4 9
5 31/7/2018 10 5 10
1 27/7/2018 6 1 6
Membersihkan 2 28/7/2018 7 2 7
dan
34 3 30/7/2018 8 3 8
Merapihkan
4 31/7/2018 9 4 9
Ruangan
5 10 5 10
74
1 28/7/2018 6 1 6
2 30/7/2018 7 2 7
pemberian
35 3 31/7/2018 8 3 8
terapi injeksi
4 9 4 9
5 10 5 10
1 27/7/2018 6 1 6
2 28/7/2018 7 2 7
36 TTV 3 3/7/2018 8 3 8
4 31/7/2018 9 4 9
5 10 5 10
75
4 9 4 9
5 10 5 10
7 1 6 1 6
2 7 2 7
Porbedent 3 8 3 8
4 9 4 9
5 10 5 10
8 1 6 1 6
2 7 2 7
Up infus 3 8 3 8
4 9 4 9
5 10 5 10
12 1 30/8/2017 6 13/9/2017 1 6
2 04/9/2017 7 18/9/2017 2 7
Racik Obat 3 05/9/2017 8 19/9/2017 3 8
4 06/9/2017 9 20/9/2017 4 9
5 11/9/2017 10 5 10
13 Mengantar 1 6 1 2/8/2018 6 27/8/2018
pasien ke OK 2 7 2 7/8/2018 7 28/8/2018
dan Radiologi 3 8 3 8/8/2018 8 29/8/2018
4 9 4 14/8/2018 9
5 10 5 16/8/2018 10
14 1 9/8/2018 6 1 6
2 12/8/2018 7 2 7
Pemasangan 3 15/8/2018 8 3 8
Infus 4 27/8/2018 9 4 9
5 29/8/2018 10 5 10
15 1 3/8/20178 6 15/8/2018 1 6
2 8/8/2018 7 16/8/2018 2 7
Pasang O2 3 9/8/2018 8 24/8/2018 3 8
4 13/8/2018 9 27/8/2018 4 9
5 14/8/2018 10 28/8/2018 5 10
17 1 1/8/2018 6 11/8/2018 1 6
Mengantar 2 2/8/2018 7 13/8/2018 2 7
Resep Obat 3 3/8/2018 8 14/8/2018 3 8
4 7/8/2018 9 15/8/2018 4 9
5 9/8/20181 10 16/8/2018 5 10
18 1 27/8/2018 6 1 6
Memperbaiki 2 28/8/2018 7 2 7
Infus Macet 3 29/8/2018 8 3 8
4 9 4 9
5 10 5 10
1 14/8/2018 6 25/8/2018 1 6
2 15/8/2018 7 27/8/2018 2 7
Mengganti
19 3 16/8/2018 8 28/8/2018 3 8
Cairan Infus
4 17/8/2018 9 28/8/2018 4 9
5 24/8/2018 10 5 10
20 Mengikuti 1 14/8/2018 6 27/8/2018 1 6
76
Visit dr 2 15/8/2018 7 28/8/2018 2 7
3 16/8/2018 8 29/8/2018 3 8
4 24/8/2018 9 4 9
5 25/8/2018 10 5 10
1 16/8/2018 6 29/8/2018 1 6
2 24/8/2018 7 2 7
21 Uff Infus 3 25/8/2018 8 3 8
4 27/8/2018 9 4 9
5 28/8/2018 10 5 10
1 12/8/2018 6 1 6
Mengambi 2 16/8/2018 7 2 7
22 Darah Untuk 3 28/8/2018 8 3 8
Cek LAB 4 29/8/2018 9 4 9
5 10 5 10
JUMLAH KEGIATAN
77
NO MATERI MELIHAT MELAKUKAN
2 Racik Obat 10
5 Porbedent 10
6 Tindakan EKG
7 TTV 19
8 Nebulisasi 1
10 Up infuse 10
11 Mengikuti visit dr 10
12 Transfusi Darah 9
14 Pasang kateter 2
15 Perbeden 7
16 Pasang O2 3
17 Uff Infus 10
18 Pemasangan NGT 3
78
19 Perbaiki infus macet 10
20 Menyiapkan obat 10
21 Ganti verban 2
5 Porbedent 10
6 Tindakan EKG 8
7 TTV 20
8 Nebulisasi 5
10 Up infuse 10
11 Mengikuti visit dr 10
12 Blended Training 6
13 Up drain 9
14 Uff kateter 1
79
15 Pemasangan Elastis Perban 3
16 Pasang O2 10
19 Transfusi Darah 5
21 Ganti verban 2
5 Porbedent 10
6 Tindakan EKG
7 TTV 4
80
8 Nebulisasi 5
10 Up infuse 10
11 Mengikuti visit dr 15
12 Blended Training 5
13 Pasang kateter 1
14 RJP 1
15 Pasang O2 6
17 Ganti Verban 2
19 Menyiapkan obat 10
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
81
Melalui kegiatan PRAKERIN yang telah saya lakukan di Rumah Sakit Umum
Daerah Menggala yang telah dilaksanakan tanggal 17 juni sampai dengan 12 september
maka dapat saya simpulkan :
Bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Menggala merupakan rumah salah satu
rumah sakit yang telah memberikan pelayanan terhadap semua masyarakat dan
semua kalangan tanpa membedakan derajat, serta Rumah Sakit Umum Daerah
Menggala membeikan sebuah pelayanan optimal dan prima.
Dari gejala klinis yang dialami pasien pada skenario, kelompok kami mendiagnosa
pasien mendertia BPPV karena memiliki gejala yang sama dengan BPPV. Vertigo
posisi paroksismal jinak (VPPJ) atau disebut juga Benign Paroxysmal Positional
Vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai. Gejala
yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-tiba pada perubahan posisi kepala.
Vertigo pada BPPV termasuk vertigo perifer karena kelainannya terdapat pada telinga
dalam, yaitu pada sistem vestibularis.
Penyebab utama BPPV pada orang di bawah umur 50 tahun adalah cedera
kepala. Pada orang yang lebih tua, penyebab utamanya adalah degenerasi sistem
vestibuler pada telinga tengah. BPPV meningkat dengan semakin meningkatnya
usia.
5.2 SARAN
LAMPIRAN
82
JENIS
NIS NAMA NISN
KELAMIN
0105 Laura oktika p perempuan 0023593083
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L L P P P P P L L P
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
P P P P L L P P P P
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
P L L P P P P P L L
JENIS
NIS NAMA NISN
KELAMIN
0087 Jesika Putri Perempuan 0005148915
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P P P P P L L P P P
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
P P L L P P P P P L
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
L P P P P P L L P P
31
P
JENIS
NIS NAMA NISN
KELAMIN
83
0105 Laura oktika p Perempuan 0023593083
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P P L L P P P P P L
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
L P P P P P L L P P
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
P P P L L P P P P P
Catatan …!
P = pagi L = libur
KETERANGAN PENJELASAN
NO NAMA TANGGAL A I S
1 LAURA OKTIKA P
84
2 LAURA OKTIKA P
3 LAURA OKTIKA P
4 LAURA OKTIKA P
5 LAURA OKTIKA P
Keterangan:
A : alpa
I : izin
S : sakit
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap penyakit yang sama memiliki manifestasi yang berbeda-beda. Seperti halnya
pada penyakit vertigo ini yang memunculkan diagnosa keperawatan yang berbeda
85
karena setiap diagnosa yang ditegakkan diambil dari dasar keluhan pasien. Teori dan
praktek adalah hal yang berhubungan, jika pada berbagai literatur telah disampaikan
mengenai penyakit vertigo yang memberikan tanda dan gejala sesuai penyakit. Ternyata
sebagian besar tanda dan gejala itu sama dengan realitas yang ada. Namun menurut
pendapat prof.Dr.Zullies Ikawati, Apt yang mengatakan bahwa vertigo dengan jenis
pusing yang berputar dapat diatasi dengan mudah mungkin beda penatalaksanaanya.
Bukti nyata pasien dengan vertigo BPPV tidak mudah untuk disembuhkan. Pasien
pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya dan sempat sembuh tapi tidak dapat
sembuh total. Pasien telah diberikan berbagai obat selama kurang lebih satu minggu
untuk mengatasi pusing yang dideritanya namun hasilnya pasien tetap merasa pusing,
meskipun pusing yang dideritanya sedikit turun.
B. Saran
Pasien dengan penyakit apapun pasti ada kalanya obat yang dapat menyembuhkan
penyakit tersebut. Oleh karenanya jika pasien dengan vertigo ini sulit untuk
disembuhkan hendaknya setiap tindakan keperawatan baik mandiri perawat maupun
kolaborasi harus dilakukan secara bertahap dan jangan sampai berhenti. Pasien vertigo
ini telah merasakan nyeri atau pusingnya sedikit turun setelah diberikan injeksi. Dari
informasi pasien tersebut kita dapat memberikan terapi obat injeksi sesuai yang telah
diberikan pada pasien agar nyeri yang dirasakan tidak kembali ke episode nyeri awal
yang dirasaka
DAFTAR PUSTAKA
Suddarth.Jakarta : EGC
86
Dewanto, George...[et al.].2009.Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit
Saraf.Jakarta : EGC
LEMBAR KONSUL
87
88