Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ARRANGED BY:
OLGA PUTRI SHOLICHA
KEBUN MANDAU 4
2019
URAIAN KEGIATAN HARVESTING
Asisten Manager : Bapak Swandi Haloho (Div. 12), Bapak Riadi (Div. 15)
Pak Novrizal as a
PM 15 E, Div. 6, 1. Mempelajari tentag aplikasi EFB
06/11/2019 Mandor perawatan
KM 2 mekanisasi dengan menggunakan
Div. 6, KM 2; Pak Grabber dan Badang sekaligus Kalibrasi
Roni as a staff of Div.
6, KM. 2
MCL Bu Maria as an 1. Mempelajari tentang kandungan yang
07/11/2019
Assistant of Quality terdapat di EFB dan BPC
control
Pak S. Haloho as an 1. Asistensi Laporan mingguan selama si
08/11/2019 Div. 12, KM 4; KM 4
Kantor KMS assistant manager of
KM4; Pak Haryono as a
Manager of KM 4
HASIL KEGIATAN
a. EFB adalah kepanjangan dari empty fruit bunch atau dalam bahasa Indonesia adalah Tandan
Buah Kosong (Tankos). Tankos merupakan Tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
merupakan limbah utama dari industri pengolahan kelapa sawit. Pengaruh positif dari
pemanfaatan limbah cair tersebut antara lain peningkatan produksi kelapa sawit dan
perbaikan sifat kimia dan fisika tanah. Tankos sangat baik untuk dimanfaatkan menjadi
pupuk organik. Potensi tankos sebagai pupuk berkaitan dengan materi tankos yang
merupakan bahan organik dengan kandungan hara cukup tinggi. Aplikasi Tankos pada lahan
kelapa sawit memberikan dampak yang positif terhadap pengurangan pupuk anorganik, jadi
perlu ditekankan bahwa keberadaan Tankos adalah sebagi pupuk tambahan bukan untuk
menggantikan pupuk yang sudah ada (Pupuk Anorganik). Sehingga dapat memanfaatkan
limbah dan mengurangi dampak negatifnya. Untuk Tankos sendiri dibedakan menjadi 2
macam yaitu Tankos Biasa, dimana untuk menghasilkannya tankos hanya mengalami proses
pengepressan sebanyak satu kali sehingga bentuknya masih utuh dan kandungan CPO
didalamnya masih sekitar 6% dan Tankos Press, dimana utnuk menghasilkannya tankos
mengalami proses pengepressan senbanyak 2 atau double press sehingga sudah tidak ada
kandungan minyak, bentuknya hacur dan menyerupai serat oleh karena itu output dari
Tankos Press disebut dengan Fibre. Menurut kebanyakan sumber yang bekerja di lapangan
mengatakan bahwasannya manfaat Tankos biasa lebih banyak daripada tankos press karena
kadar minyak yang masih terkandung didalamnya memberikan manfaat lebih berupa
kelembapan dan unsur hara.
b. BPC merupakan kepanjangan dari belt press cake merupakan limbah
Solid basah merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan TBS di PMKS yang
mengalami sistem decanter. Pemanfaatannya sama seperti JJK yaitu sebagai bahan
pengganti pupuk anorganik. Pemanfaatan solid basah sebagai bahan pengganti pupuk
anorganik di lapangan akan menekan penggunaan dan biaya pupuk anorganik. Sumber
utama dihasilkannya solid basah adalah pada saat proses pemurnian minyak (sterilisasi).
Pada proses ini minyak akan dipisahkan dari lumpur (sludge) melalui proses pengendapan
(Pahan, 2008). Sludge terdiri dari padatan, cairan, dan sedikit minyak.
2. By Product of MPOM
Dalam proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit yang terjadi
di MPOM, setiap ton TBS yang diolah di pabrik akan menghasilkan 220 kg tandan kosong, 670
kg limbah cair, 70 kg cangkang, dan 30 kg palm kernel cake (Limbah yang dihasilkan MPOM
adalah Tandan kosong (Tankos), decanter solid (DS), palm oil mill effluent (POME), fibre dan
cangkang. Apabila diporsentasekan maka akan menjadi sebagai berikut, basis satu ton tandan
buah segar (TBS) yang diolah akan dihasilkan minyak sawit kasar (CPO) sebanyak 0,21 ton
(21%) serta minyak inti sawit (PKO) sebanyak 0,05 ton (5%) dan sisanya merupakan limbah
dalam bentuk tandan buah kosong, serat, dan cangkang biji yang jumlahnya masing-masing
23%, 13,5%, dan 5,5% dari tandan buah segar. Cangkang dan fibre dimanfaatkan di pabrik
sebagai umpan boiler sedangkan Tankos, DS dan POME dikembalikan ke lahan sebagai pupuk
organik karena mengandung unsur hara dalam jumlah yang besar. Pada gambar dibawah ini
merupakan ilustrasi proses pengolahan sisa produksi hingga menjadi BPC.
Keterangan :
Lingkaran merah merupakan Pokok sawit, Segitiga hitam merupakan titik pengaplikasian
EFB, dan kotak biru merupakan area penanaman sawit.
b. BPC per 4 pokok
Sistem pengaplikasian EFB dilakukan berselang-seling, apabila dalam 1 baris terdapat 20
pohon maka aka nada 10 titik yang diletakkan berselang-seling. Berikut merupakan
Ilustrasinya.
Keterangan :
Lingkaran merah merupakan Pokok sawit, Segitiga hitam merupakan titik pengaplikasian
EFB, dan kotak biru merupakan area penanaman sawit.
9. Method of Application
a. Grabber + Badang
Jumlah unit yang digunakan saat pengaplikasian adalah 1 unit grabber dan 3 unit badang.
Tugas grabber adalah untuk mencapit EFB dari lokasi penumpukan EFB ke Badang dalam
kapasitas yang besar yaitu kurang lebih 100 kg sekali capit. Grabber melakukan 4-5 kali
capit yang membutuhkan 1-2 menit hingga badang terisi penuh. Sedangkan tugas badang
adalah untuk mendistribusikan EFB dari lokasi penumpukan ke lokasi titik di dalam lahan
sawit. Jumlah EFB yang harus diaplikasikan ke setiap titk adalah 405 kg dan membutuhkan
waktu untuk 1 kali round trip adalah 3-4 menit (titik terdekat) dan 7-8 menit (titik terjauh).
Basis untuk badang 21 titik, dan grabber 63 titik.
b. Grabber + Quick
Jumlah unit yang digunakan saat pengaplikasian adalah 1 unit grabber dan 2 unit badang.
Tugas grabber adalah untuk mencapit BPC dari lokasi penumpukan BPC ke Quick dalam
kapasitas yang besar yaitu kurang lebih 110 kg sekali capit. Grabber melakukan 4 kali capit
yang membutuhkan 1 menit hingga Quick terisi penuh. Sedangkan tugas Quick adalah untuk
mendistribusikan Quick dari lokasi penumpukan ke lokasi titik di dalam lahan sawit. Jumlah
BPC yang harus diaplikasikan ke setiap titk adalah 440 kg dan membutuhkan waktu untuk 1
kali round trip adalah 3-4 menit (titik terdekat) dan 7-8 menit (titik terjauh). Butuh campur
tangan operator quick untuk memindahakan BPC dari Bak Quick ke titik secara manual.
Basis Quick 21 titik, dan quick 42 titik
10. The Different Between Using Conventional Method (Angkong) and Mechanical
a. Target/Productivity per day for grabber, quick truck, and badang
Basis untuk badang 21 titik, quick truck 21 titik, dan grabber 63 titik
b. Target/Productivity per day for manual application
2 hari bisa selesai 1 hektar dengan mempekerjakan pekerja kontrak sebanyak 2-3 orang.
Sehingga total biaya untuk pengaplikasian BPC per Ha adalah Rp. 1,102,500 per Hektar.
Quantity Unit
Application 2 Palm/Point
Dosage/Palm 202.5 Kg
405 Kg
Palm/Ha 148 Palm
Price Unit
33,000 IDR/Ton
EFB Transport Cost
33 IDR/Kg
Price/Palm 6,682.50 IDR
Price/Ha 989,010 IDR
Operating Hr 8 Hr/Day
Com. Days 25 Day/Month
Maintenance Time 2 Months
Technician Cost 200,000 IDR/2 Month
Oil Filter 219,328 IDR/2 Month
Fuel Filter 572,925 IDR/2 Month
Maintenance Cost 992,253 IDR/2 Month
Total 19,845.06 IDR/Day
Sehingga total biaya untuk pengaplikasian BPC per Ha adalah Rp. 1,760,309.94 per Hektar.
Quantity Unit
Dosage/Palm 110 Kg
Palm/Ha (SPH) 140 Palm
Price Unit
BPC Transport 15,000 IDR/Ton
Cost 15 IDR/Kg
Price/Palm 1,650 IDR
Price/Ha 231,000 IDR
Operating Hr 8 Hr/Day
Com. Days 25 Day/Month
Maintenance
Time 2 Months
400 Hr
IDR/2
Cost 1,090,870 Month
2,727 IDR/Hr
21,816 IDR/Day
Sehingga total biaya untuk pengaplikasian BPC per Ha adalah Rp. 904,442.64 per Hektar.
Untuk meningkatan produktivitas Grabber, Badang, dan Quick maka dilakukan perawatan
secara rutin terhadap mesin, filter bahan bakan, filter oli, dan pergantian rutin oli sehingga dapat
menjaga peforma alat yang dimiliki.