Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI

LABORATORIUM
DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA

RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA


MEDAN
2019

JL Bilal, No. 24 Kelurahan Pulo Brayan Darat 1 Kec. Medan Timur

Telp. (061) 6610072-6631380

Fax. 061- 6618457

Website : www.rsuimelda.com, Email : ritonga.imelda@gmail.com


SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA
No: 192/SK-DIR/RSU-IPI/PAP/VIII/2019

TENTANG
PENETAPAN PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI
LABORATORIUM DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA

MENIMBANG : a. Bahwa sebagai bahan acuan dalamupayameningkatkanmutupelayanan di


RSU Imelda Pekerja Indonesia,maka perlu di susun Pedoman Pelayanan
Instalasi Laboratoriumdi RSU Imelda Pekerja Indonesia;
b. Bahwa untuk pelayanan penyelenggaraan Pelayanan Instalasi
Laboratorium di RSU Imelda Pekerja Indonesia yang bermutu dan
sesuai dengan standar pelayanan yang diharapkan, maka untuk pedoman
pelaksanaannya telah disusunPedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium
di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan.
c. Bahwa untuk pelaksanaan poin (a) dan (b) tersebut di atas perlu
ditetapkan dengan suatu surat keputusan.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008
Tentang Rekam Medis;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/MENKES/Per/III/2008 tentang
persetujuan tindakan kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien;
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 30
Tahun 2019 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
7. Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 445/654/DIS PM
PPTSP/6/VI.3/VIII/2017 Tentang pemberian Perpanjangan Izin
Operasional Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Dengan
Klasifikasi Kelas B;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PENETAPAN PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN


INSTALASI LABORATORIUM DI RSU IMELDA PEKERJA
INDONESIA
PERTAMA : Bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan di RSU Imelda Pekerja Bahwa
seluruh kegiatan yang dilaksanakan di RSU Imelda Pekerja Indonesia
yang berhubungan dengan Pelayanan Instalasi Laboratorium agar
mengacu kepada Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium di RSU
Imelda Pekerja Indonesia (pedoman terlampir)
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkannya dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Medan
Tanggal : 12 Agustus 2019
RSU Imelda Pekerja Indonesia

dr. Hedy Tan, MARS, MOG, SpOG

Direktur

Revisi Ke-1 Tahun 2019


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
RahmatNya sehingga penyusunan Pedoman ini sebagai Panduan di Pelayanan
InstalasiLaboratorium RSU.IMELDA PEKERJA INDONESIA dapat tersusun
menjadi sebuah pedoman.

Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium ini tentunya banyak memberi


manfaat bagi kita yang terlibat dalam pelayanan pasien secara langsung maupun
tidak langsung sehingga pelayanan laboratorium yang diberikan dapat terlaksana
dengan baik.

Dengan adanya Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium RSU


IMELDA PEKERJA INDONESIA tentunya ada acuan resmi untuk seluruh
petugas, khususnya petugas di Laboratorium dalam memberikan pelayanan
laboratorium kepada pasien. Kami merasa perlu untuk menetapkan pedoman ini
sebagai panduan pelayanan Instalasi Laboratirum yang baku.

Kami sangat menghargai dan mengucapkan terima kasih atas upaya


Kepala Instalasi Laboratorium beserta staf dalam menyusun panduan pelayanan
laboratorium menjadi sebuah pedoman kecil. Semoga bermanfaat.

Medan, 12 Agustus 2019

Tim Penyusun

i
KATA SAMBUTAN

Pertama-tama, Saya ucapkan selamat atas terbitnya “PEDOMAN UNIT


PELAYANAN LABORATORIUM”. Pedoman ini sudah sangat ditunggu oleh
para Teman sejawat yang bekerja di Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Imelda
Pekerja Indonesia.

Seperti kita telah ketahui bersama bahwa pedoman ini merupakan revisi
dari “Standart Unit Pelayanan laboratorium”. Pedoman ini tidak hanya merivisi
tetapi juga melengkapi dan penyempurnakan pedoman yang sudah ada, karena
pedoman ini berisikan Pelayanan Laboratorium, Kualifikasi SDM, Standart
fasilitas dan Tata laksana pelayanan Instalasi laboratorium.

Saya harap “PEDOMAN UNIT PELAYANAN LABORATORIUM”,


dapat menjadi pedoman bagi semua yang bekerja di Instalasi Laboratorium,
sehingga pelayanan laboratorium yang aman, berkesinambungan, terjangkau dan
merata dapat tercapai.

Medan,12 Agustus 2019

Direktur RSU IMELDA

Dr. Hedy Tan,MARS,MOG,SPOG

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .................................................................................. i
KATA SAMBUTAN ..................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................. 2
C. Ruang lingkup .................................................................................. 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN ....................................................... 4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia .................................................. 4
B. Distribusi Ketenagaan Dan Pengaturan Jaga ................................... 5
C. Pengaturan Jaga ................................................................................ 6
BAB III STANDAR FASILITAS ............................................................. 7
1. Denah Ruang ................................................................................... 7
2. Standar Fasilitas .............................................................................. 7
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ........................................... 10
A. Pendaftaran Pasien ......................................................................... 10
B. Jenis Pelayanan .............................................................................. 11
C. Inform Consent ............................................................................... 13
D. Pelaksanaan Pemeriksaan ............................................................... 13
BAB V LOGISTIK................................................................................... 16
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ..... ................................................ 18
A. Keselamatan Pasien ...................................................................... 18
B. Tujuan ........................................................................................... 18
C. Tata Laksana ................................................................................. 18
BAB VII KESELAMATAN KERJA ...................................................... 22
A. Keselamatan Kerja ......................................................................... 22
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU .................................................... 23
BAB IX PENUTUP .................................................................................. 24

iii
i
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu Instalasi yang terlibat langsung pelayanan pasien di Rumah

Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesiadalam bentuk pelayanan Laboratorium,

Instalasi Laboratorium diharapkan dapat memberikan pelayanan yang paripurna

sebagaimana harapan para klinisi. Pemeriksaan Laboratorium pada era teknologi

digital saat ini tentunya banyak kemudahan yang ditawarkan untuk pelayanan

laboratorium, namun kemudahan tersebut tidak akan banyak manfaatnya bila

tidak disertai dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang terlibat

dalam pelayanan tersebut dan ketentuan ketentuan ketat yang mengatur

operasional laboratorium.

Agar pelayanan laboratorium dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan

Buku Pedoman Pelayanan Laboratorium yang sesuai dengan kebutuhan Instalasi

LaboratoriumRSU IMELDA PEKERJA INDONESIA dengan tujuan agar hasil

pemeriksaan laboratorium yang diberikan oleh instalasi memenuhi standard

kualitas menurut ketentuan ketentuan laboratorium dan memenuhi rasa kepuasan

dan kenyamanan pasien sebagai subjek pelayanan. Selain kepuasan dan

kenyamanan pasien juga harus dibarengi dengan rasa aman, baik untuk pasien

maupun untuk SDM yang terlibat pelayanan.

Buku Pedoman Pelayanan Laboratorium ini hanya mencakup ketentuan-

ketentuan atau prosedur yang bersifat umum dan tidak memuat proses teknis

laboratorium yang detail karena ketentuan yang lebih detail disusun dalam

bentuk Standar Prosedur Operasional (SPO).

1
Instalasi Laboratorium selain memberikan pelayanan kepada pasien juga

memiliki pelayanan BDRS.

1.2 Tujuan Pedoman

1.2.1 Tujuan umum : Penulisan pedoman ini bertujuan untuk acuan pelaksanaan

pelayanandi Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Imelda

Indonesia .

1.2.2 Tujuan Khusus :

 Sebagai acuan untuk pelayanan Instalasi Laboratorium yang

ada di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia.

 Sebagai tolak ukur dalam menilai penampilan kerja pada

sarana pelayanan Instalasi Laboratorium.

 Sebagai pedoman dalam upaya pengembangan Instalasi

Laboratoriumlebih lanjut yang disesuaikan dengan tingkat

kebutuhan pelayanan diRumah Sakit Imelda Pekerja

Indonesia yang ada dan merencanakan kebutuhan pelayanan

Instalasi Laboratorium di masayang akan datang .

1.3.Ruang Lingkup Pelayanan

Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia

mempunyai ruang lingkup mulai dari pelayanan pemeriksaan Hematologi, Kimia

klinik, Imunoserologi dan Mikrobiologi.

2
1.4.Landasan Hukum

1. Undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

2. Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

3. Permenkes RI No. 585/Menkes/SK/IX/1989 Tentang PersetujuanTindakan

Medis.

4. Kepmenkes Nomor 04/MRNKES/SK/I/2002 Tentang Laboratorium Kesehatan

Swasta.

5. Permenkes RI No.83 Tahun 2014 Tentang Unit Tranfusi Darah,Bank Darah

Rumah Sakit,Dan Jejaring Pelayanan Tranfusi Darah

3
BAB II

POLA KETENAGAAN

21. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Pola Ketenagaan dan kualifikasi personil pada setiap Instalasi Laboratorium di

Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Mempunyai struktur organisasi Instalasi

Laboratorium yang mengatur penyelenggaraan pelayanan Instalasi Laboratorium.

Jumlah tenaga disesuaikan dengan beban kerja yang ada saat ini dan melihat

kompetensi dari masing – masing petugas Instalasai Laboratorium.

Jenis dan jumlah tenaga yang dibutuhkan di Instalasi Laboratorium digolongkan

berdasarkan jenis sarana pelayanan kesehatan, sesuai dengan Peraturan Kepmenkes

RI no. 943 Tahun 2002 . Untuk Rumah Sakit Tipe B maka jumlah tenaga yang

dibutuhkan seperti yang tersebut dalam tabel ini.

No JENIS TENAGA PERSYARATAN JUMLAH ALASAN

01 Dr. Patologi Klinik Memiliki SIP 1 Orang Kepmenkes RI

no.943 Tahun

2002

02 Analis - D3 Analis SMAK – D3 8 Orang Disesuai

Analis dengan

kebutuhan

03 Tenaga D – III 1 Orang Kepmenkes RI

AdministrasiLaboratorium no.943 Tahun

2002

4
Adapun penyusunan kebutuhan tenaga kerja laboratorium dengan berdasarkan
perhitungan kebutuhan dan distribusi tenaga laboratorium.

Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Laboratorium

Adapun uraian perhitungannya adalah sebagai berikut :

Jam Kerja 8 Jam : 480 menit

Persiapan Alat : 30 menit.

Waktu Efektif = Jam Kerja 8 jam(480 menit) – Persiapan Alat (30 menit)

= 450 menit

Menetapkan unit kerja kita ambil contoh unit kerja teknis (hematologi, kimia klinik,
imunoserologi, mikrobiologi) dan waktu pemeriksaan diambil dengan rata-rata lama
pemeriksaan 60 menit.

Jumlah pasien perhari : 75 Orang

Waktu yang dibutuhkan untuk lama pemeriksaan laboratorium =

Jumlah Pasien x rata-rata waktu pemeriksaan laboratorium

75 orang x 60 menit = 4500 menit

Tenaga yang dibutuhkan untuk laboratorium =

Waktu yang dibutuhkan lama pemeriksaan laboratorium= 4500 menit

Jam kerja efektif 450 menit

= 10 Orang

2.2 Distribusi Ketenagaan

Pendistribusian ketenagaan di Instalasi Laboratorium RSU Imelda Pekerja

Indonesi dapat di kategorikan dalam beberapa kategori di bawah ini :

5
a.Tenaga Medis

Terdiri dari : Dokter Spesialis dan Analis ada 3 Shift.

b.Teknisi Listrik dan Air sebagai penanggung jawab apabila ada masalah listrik

padam dan air mati di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia dibagi atas 1 Shift

dari Pukul08.00 Wib s/d 16.00 Wib, selanjutnya apabila shift kerja selesai petugas

siapon call.

c. Tenaga Kebersihan/cleaning service

Tenaga kebersihan yang betugas diruangan Laboratorium terdiri dari 1 shift .

2.3 Pengaturan Jaga

Pelayanan Instalasi Laboratoriumdibuka 24 Jam dengan 3 shift pertukaran petugas ,

yaitu:

 Pagi jam 08.00 s/d 16.00 wib


 Sore jam 16.00 s/d 23.00 wib
 Malam jam 23.00 s/d 08.00 wib.

6
BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1.Denah Ruang Secara keseluruhan

Rumah sakit imelda pekerja indonesia ( RSU IPI ) memiliki bangunan dengan luas

9.363 m2 di tanah seluas 10.643 m2 dan ruangan Instalasi Laboratorium Ukuran

ruangan 9m (P) x 5m (L)

Keterangan Denah :

Instalasi Laboratorium

Ukuran ruangan 9m (P) x 5m (L) yang terdiri dari :

a.Ruang Kerja dilengkapi Alat Hematologi, Kimia Klinik & Imuno-serologi.

b. Ruang Dokter & Penyimpanan Reagen (kulkas).

c. Ruang Sampling (Pengambilan sample darah)

d. Ruang Mikrobiologi (Untuk Pemeriksaan Urinalisa,Feces dan BTA) yang

dilengkapi 2 Toilet.

e. Ruang Komputer

f.Ruang BDRS

3.2.StandarFasilitas

Instalasi Laboratorium harus memiliki fasilitas dan peralatan yang diperlukan

untuk meyelenggarakan kegiatan di Instalasi Laboratorium di Rumah Sakit Imelda

Pekerja Indonesia ,dibagi menjadi 2 Yaitu :

7
a. Secara umum

Instalasi Laboratorium di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia mempunyai

standar Fasilitas yang telah disesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 sebagai berikut :

1. Letak Instalasi Laboratorium berdekatan dengan Instalasi gawat Darurat

yang berada pada lantai 1 ( Satu ).

2. Instalasi Laboratorium dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran .

3. Instalasi laboratorium memiliki BDRS.

4. Suhu setiap ruangan Pemeriksaan Laboratorium berkisar antara 20 – 24 c

dan kelembaban ruangan berkisar pada 40 – 60 %.

5. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin dan mudah dibersihkan.

6. Mempunyai Sistem penerangan yang cukup

7. Mempunyai aliran air bersih dan tidak mengandung racun.

8. Tersedianya peralatan keamanan kerja yang diperlukan oleh petugas

Laboratorium( APD )

b. Secara Khusus

Ada ruangan pemeriksaan atau ruang tempat peralatan untuk melakukan pelayanan

pemeriksaan Di Instalasi Laboratorium yang disesuaikan dengan standar permenkes

,fasilitas ruangan tersebut diantaranya :

 Ada fasilitas ruangan yang diperlukan untuk kegiatan pelayanan

laboratorium yaitu ruangan pengambilan sampling, penerimaan

spesimen, ruang kerja dan ruang pengolahan hasil serta ruangan

BDRS.Ruangan-ruangan tersebut harus di tata menurut alur kegiatan

dan fasilitas ruangan yang ada harus dirawat dengan baik.

8
 Ada fasilitas pendukung yang diperlukan untuk menjamin kelancaran

dan mutu pelayanan laboratorium yaitu fasilitas air bersih,sumber

listrik, penerangan dan ventilasi/petukaran udara atau pengatur suhu

dan ini digunakan dengan efektif dan efisien.

 Ada peralatan laboratorium untuk melaksanakan pemeriksaan.Setiap

alat yang dipergunakan untuk kegiatan laboratorium harus mempunyai

penanggung jawab dalam penggunaan dan pemeliharaan peralatan

laboratorium.

 Ada peralatan keamanan kerja dilaboratorium sekurang-kurangnya

adalah jas laboratorium.

9
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Pendaftaran Pasien.

Pasien yang datang sebelum dilakukan pemeriksaan harus mendaftar terlebih

dahulu.Pelaksana pendaftaran pasien adalah petugas administrasi atau analis, syarat

untuk pendaftaran :

 Pasien rawat jalan /rujukan dari dokter /klinik luar RS membawa lembar

pendaftaran dan surat permintaan pemeriksaan laboratorium yang sudah diisi

secara lengkap dengan data klinis dan ditanda tangani oleh dokter pengirim.

 Pasien rawat inap atau dari IGD membawa lembar surat permintaan

pemeriksaan laboratorium yang sudah diisi lengkap dan ditanda tangani oleh

dokter pengirim.

Pendaftaran pasien dicatat menggunakan buku register pasien laboratorium dan

ditransaksi ke komputer melalui program SIRS, adapun hal –hal yang dicatat

dibuku register meliputi :

a. Nama pasien

 Nomor rekam medik

 Id.number laboratorium

 Umur / jenis kelamin

 Jenis pemeriksaan, dan data klinis

 Dokter pengirim /DPJP

 Jenis Asuransi /cara pembayaran

10
 Asal Ruangan

Pasien yang datang ke laboratorium bisa berasal dari dokter internal Rumah Sakit

maupun Eksternal Rumah Sakit ( Rumah Sakit luar, Praktek dokter, klinik dan lain-

lain.

4.2 Jenis Pelayanan Laboratorium RSU. Imelda Pekerja Indonesia

1. Hematologi :

 Darah Lengkap

 Pemeriksaan Malaria

 Pemeriksaan Golongan darah

 Pemeriksaan Bloding time dan Clothing time (BTCT).

2. Kimia Klinik

 Pemeriksaan Faal Hati :

Pemeriksaan Bilirubin Total/Direct,SGOT,SGPT,ALP, Gamma GT, Protein

Total, Albumin, Globulin.

 Pemeriksaan Faal Ginjal :

Pemeriksaan Ureum, Creatinin, Asam Urat.

 Pemeriksaan Frofil Lifid :

Pemeriksaan Cholesterol Total,HDL,LDL dan Trygliserida.

 Profil Jantung :

Pemeriksaan CKMB,Troponin I.

 Pemeriksaan KGD

 Pemeriksaan Hba1c

 Pemeriksaan Elektrolit

 Pemeriksaan AGDA (Analisa Gas Darah).

11
3. Urinalisa dan Feces

 Pemeriksaan Urine Lengkap

 Pemeriksaan Sedimen Urine

 Pemeriksaan Protein Urine

 Pemeriksaan Reduksi Urine

 Pemeriksaan Protein Bence Jones

 Pemeriksaan Feces Lengkap

 Pemeriksaan Darah Samar

4. Imunologi & Serologi

 Pemeriksaan Widal

 Pemeriksaan VDRL dan TPHA

 Pemeriksaan Tes kehamilan

 Pemeriksaan IgG & Igm anti Dengue

 Pemeriksaan Narkoba

 Pemeriksan HIV

 Pemeriksaan CD4

 Pemeriksaan T3,T4 & TSH

 Pemeriksaan Anti HCV dan HbsAg

5. Mikrobiologi

 Pemeriksaan BTA (Ziehl Nielsen).

6. Heamostatis

 Pemeriksaan APTT,PT,TT,D-dimer

7. BDRS

 Pemeriksaan golongan darah

 Uji crossmatching.

12
4.3 Inform Concent

Pemeriksaan laboratorium yang memerlukan inform concent adalah pemeriksaan

HIV. Inform concent di isi dengan lengkapsebelum pemeriksaan laboratorium,

pengisian inform concent ini dilakukan oleh petugas medis/perawat di ruangan rawat

jalan/rawat inap.

4.4 Pelaksanaan pemeriksaan

1. Pemeriksaan Darah

a. Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan,meliputi :

 Identitas pasien : Nama pasien,Umur/jenis kelamin dan nomor rekam medik.

 Jenis permintaan pemeriksaan

 Diagnosa penyakit / Data Klinis.

 Jenis asuransi /cara pembayaran

b. Kemudian mempersilahkan pasien masuk ke ruangan sampling untuk

dilakukan pengambilan darah.

c. Lakukan identifikasi pasien,meliputi nama,umur dan jenis kelamin.

d. Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya.

e. Pengambilan darah selesai pasien dipersilahkan untuk menunggu di ruang

tunggu laboratorium.

f. Hasil laboratorium selesai dan dicetak di printer.

g. Jika sudah dicetak hasil laboratorium,kemudian hasil diberikan pada

pasien/keluarga maupun perawat ruangan . Dibuat buku ekspedisi

pengambilan hasil laboratoriumditanda tangani dan nama jelas yang

mengambil hasil laboratorium.

2. Pemeriksaan urine

a. Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan,meliputi :

13
 Identitas pasien : Nama pasien,Umur/jenis kelamin dan

nomor rekam medik.

 Jenis permintaan pemeriksaan

 Diagnosa penyakit / Data Klinis.

 Jenis asuransi /cara pembayaran.

b. Siapkan pot urine untuk tempat penampungan urine pasien

c. Kemudian mempersilahkan pasien masuk ke ruangan laboratorium dan

memberikan pot urine untuk menampung urinenya di toilet.

d. Lakukan identifikasi pasien,meliputi nama,umur dan jenis kelamin.

e. Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya.

f. Pengambilan urine selesai, pasien dipersilahkan untuk menunggu di ruang

tunggu laboratorium.

g. Hasil laboratorium selesai dan dicetak di printer.

h. Jika sudah dicetak hasil laboratorium ,kemudian hasil diberikan pada

pasien/keluarga maupun perawat ruangan . Dibuat buku ekspedisi

pengambilan hasil laboratorium ditanda tangani dan nama jelas yang

mengambil hasil laboratorium.

Penyerahan Hasil Pemeriksaan .

1. Pasien Rawat jalan dan Rujukan luar Rumah Sakit.

Hasil pemeriksaan laboratorium diberikan dengan prosedur sebagai berikut :

 Pasien datang ke Instalasi Laboratorium dengan menunjukkan bukti

pembayaran .

14
 Petugas laboratorium memanggil nama pasien tsb dan meminta tanda tangan

dan nama terang untuk di tulis di buku pengambilan hasil laboratorium khusus

Rawat jalan.

 Petugas laboratorium mencocokkan identitas pasien dengan bukti kwitansi .

 Petugas laboratorium kemudian memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien

atau keluarganya.

 Petugas laboratorium mempersilahkan pasien atau keluarganya untuk kembali

membawa hasil tersebut ke dokter pengirimnya.

b. Pasien Rawat Inap.

Hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien rawat inap tidak diberikan saat

selesai diperiksa,karena menunggu expertise dokter spesialis patologi

klinik.Hasil pemeriksaan diberikan dengan prosedur sebagai berikut :

 Petugas ruangan rawat inap menghubungi ke bagian laboratorium untuk

melakukan pemeriksaan laboratorium.

 Petugas laboratorium datang ke ruangan rawat inap untuk melakukan

sampling/pengambilan darah.

 Petugas laboratorium menyiapkan hasil pemeriksaan laboratorium,

yang akan di ambil oleh petugas ruangan rawat inap dan harus

dilaporkan hasilnya ke dokter yang menangani pasien.

 Petugas ruangan mencocokkan identitas pasien /hasil pemeriksaan yang

diberikan oleh petugas laboratorium sudah sesuai / belum,kemudian

petugas ruangan tanda tangan dengan nama jelas di buku pengambilan

hasil laboratorium.

 Petugas laboratorium memberikan hasil pemeriksaan ke petugas

ruangan rawat inap tersebut.

15
BAB V

LOGISTIK

Pengadaan Logistik merupakan tempat pengamprahan barang kebutuhan

Instalasi Laboratorium, Pemesanan dilakukan oleh petugas yang telah di tetapkan pada

ruangan instalasi laboratorium.Pengamprahanbarang laboratorium dengan

meggunakan kartu Stok yang telah ditetapkanolehmanagement Rumah Sakit Imelda

Indonesia .

Adapun tahap – tahap pengamprahan pengadaan logistik, terdiri dari :

1. Pengadaan reagen dan alat kesehatan mempunyai tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaan adalah merencanakan untuk memesan alat dan reagen

sesuai dengan kebutuhan pasien.

b. Pemesanan adalah pengajuan amprahan ke bagian logistikinstalasi

farmasi dengan pengisian format yang ditetapkan

c. Penyimpanan dibagi 2 yaitu :

- Alat-alat kesehatan disimpan di lemari .

- Reagensia disimpan di lemari es penyimpanan.

d. Laporan adalah laporan di tulis di buku pengamprahan alat dan

dilakukan setiap bulannya.

2. Pengadaan alat rumah tangga mempunyai tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaan adalah penetapan jumlah barang kebutuhan rumah tangga

sesuai dengan stok dan kebutuhan di ruangan laboratorium

b. Pemesanan adalah pengajuan amprahan ke bagian kebutuhan rumah

tangga / bagian penyimpanan barang dengan pengisian format yang

ditetapkan

16
c. Penyimpanan adalah penyimpanan alat rumah tangga di simpan lemari

alat rumah tangga.

d. Laporan adalah laporan ditulis dalam buku amprahan yang dilaporkan

setiap mengamprah alat rumah tangga.

3.Pengadaan alat tulis kantor mempunyai tahapan sebagai berikut :

e. Perencanaan adalah penetapanjumlah barang yang harus di pesan sesuai

dengan kebutuhan diruang laboratorium.

f. Pemesanan adalah pengajuan amprah ke bagian penyimpanan barang

alat kantor dengan pengisian format yang ditetapkan.

g. Penyimpanan adalah penyimpanan alat kantor yang diamprah di lemari

h. Laporan adalah ditulis dibuku pengamprahan dengan menuliskan

tanggal terakhir ampra dan dilaporkan setiap pengamprahan.

CONTOH KARTU STOK PENERIMAAN DAN PENGELUARAN

BARANG

Nama Barang : .............. No.Lot : .....................

Kemasan : ............... Isi satuan :

TGL NAMA BARANG JUMLAH JUMLAH JUMLAH KET

MASUK KELUAR STOK

17
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

6.1.Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien (Patien safety) Rumah Sakit adalah suatu sistem dimana

rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: Assesmen

resiko, indentifikasi dan pengolahan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,

pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

serta inplementasi solusi untuk menimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut

diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya

dikakukan.

6.2 Tujuan

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.

2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan

masyarakat.

3. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak

terjadipengulangankejadian yang tidak diharapkan.

6.3 Tata laksana Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang

dilakukan melalui assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaaan hal yang

berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan

belajardari insiden dan tindak Ianjutnya serta implementasi solusi untuk

meminimalkantimbulnya risiko di RSU. Imelda Pekerja Indonesia kegiatan ini

18
dilakukan melalui: monitoring indikator mutu pelayanan tiap unit kerja

terutama yang terkait dengan pelaksanaan patien safety, tindakan preventif,

pengendalian proses/produk tidak sesuai, tindakan korektif dan audit mutu

internal.

6.3.1 Monitoring indikator mutu pelayanan

Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indikator mutu

pelayanan rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada

Pedoman Mutu Pelayanan, Pedoman mutu pelayanan laboratorium secara

rinci ada pada bab.VIII ( Pengendalin Mutu) Indikator Mutu merupakan

milik unit kerja, ditentukan periode pengambilan data dan analisisnya.

Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian tidak diinginkan,

pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen seperti diatur

pada tindakan preventif.

6.3.2 Tindakan preventif

Tindakan preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat

mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang

seharusnya dilakukan. Tindakan preventif dilakukan melalui pencegahan

kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang memenuhi standartK3 (

Keselamatan Kesehatan Kerja ).

6.3.3 Pengendalian proses/produk tidak sesuai

Pengendalian adalah identifikasi dan pengelolaaan hal yang berhubungan dengan

risiko pasien. Kejadian tidak diinginkan yang menyangkut keselamatan pasien juga

merupakan salah satu mekanisme pengendalian proses/produk tidak sesuai.

19
Identifikasinya melalui: audit mutu internal, audit mutu eksternal, temuan oleh

manajemen, laporan pelanggan. Laporan identifikasi tersebut ditindaklanjuti melalui:

rapat tertututup direksi dan kepala bidang, ketua komite dan unit terkait untuk

menemukan akar permasalahan dan jalan keluarnya kepala bidang melakukan

perbaikan sesuai dengan tindakan korektif.

6.3.4 Tindakan korektif

Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari

insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya

risiko tindakan korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan dalam pertemuan

tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi . Hasil inspeksi harus

menunjukan telah dilakukannya tindakan koreksi.

6.3.5 Audit mutu internal

Audit mutu internal dilakukan tiap 6 bulan. Audit mutu eksternal tiap

tahun. Audit mutu dilakukan untuk menilai proses dan sasaran mutu, termasuk

didalamnya pelaksanaan keselamatan pasien melalui indikator mutu

pelayanan.

6.4 Hal – hal yang harus diperhatikan dalam keselamatan pasien di Instalasi

Laboratorium, Meliputi :

1. Identitas Pasien ( Pelabelan nama harus dengan benar ) dengan menggunakan SIRS

Untuk menghindari tertukarnya sampel darah dan hasil pasien.

2. Tingkatkan kebersihan tangan ( Hand Hygiene ) sebelum dan sesudah melakukan

tindakan.

20
3. Petugas laboratorium memastikan kembali alat – alat yang hendak di gunakan

telah sesuai prosedur, untuk mencegah terjadinyahal – hal yang tidak di inginkan

pada pasien.

4. Memastikan tindakan laboratorium yang dilakukan sesuai dengan surat pengantar

( SP )dari dokter pengirim.

5. Gunakan spuit sekali pakai untuk pencegahan nosokomial.

6. Memperhatikan hasil crossmatching dengan baik agar tidak terjadi kesalahan

dalam melakukan pengolahan darah.

21
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Pelaksanaan keselamatan kerja adalah salah satu bentuk upaya untuk

menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas daripencemaran lingkungan,

sehingga dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan kerja bagi pekerja di rumah sakit diupayakan melalui kegiatan- kegiatan

seperti sebagai berikut:

1. Setiap Petugas Laboratorium melakukan tindakan terlebih dahulu memakai APD (

Alat pelindung Diri ) Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan di Rumah

Sakit Imleda Pekerja Indonesia.Untuk pencegahan penularan dari pasien ke

petugas untuk kasus penyakit pasien yang menular.

2. Setiap petugas kesehatan di Instalasi Laboratorium Melakukan Pemeriksaan

kesehatan berkala, Khususnya untuk Pemeriksaan Hepatitis B dan Hepatitis C

perenam bulan sekali.

3. Tersedianya ruangan untuk istirahat petugas dengan kondisi yang nyaman.

4. Tersedianya tempat pembuangan sampah secara standar yakni sampah infeksi,

non infeksi,Sampah benda tajam dengan lokasi dan tempat yang mudah untuk di

gunakan oleh petugas.

22
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu di Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Imelda Pekerja

Indonesia Medan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan pasien

.Sesuai dengan program mutu rumah sakit maka pengukuran indikator mutu

pelayanan di Instalasi Laboratorium meliputi pengukuran indikator waktu

tunggu hasil laboratorium untuk kasus – kasus tertentu ( respon time ).

Indikator manajemen adalah pengukuran terhadap aktifitas dan efisiensi

manajemen di rumah sakit. Efektivitas dan Efisiensi tersebut meliputi

kepemimpinan, evaluasi kinerja SDM, struktur tugas, peningkatan motivasi

kerja, penyediaan dan pemanfaatan sumber daya baik SDM, Fasilitas maupun

Dana. Di Instalasi laboratorium pengukuran indikator manajemen adalah

pendayagunaan SDM yakni keseimbangan antara jumlah dan kualitas SDM dan

beban kerja yang harus dilaksanakan .

Indikator sasaran keselamatan pasien adalah indikator yang mengukur hal – hal

yang berkaitan dengan keselamatan pasien dalam mendapatkan pelayanan.

Indikator yang di ukur di Instalasi Laboratorium adalah Identitas Pasien (

Pelabelan nama harus dengan benar ) untuk menghindari tertukarnya hasil

laboratorium.

23
BAB IX

PENUTUP

Pelayanan Instalasi laboratorium merupakan satu bagian dari pelayanan

medikyang ada di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia. Dalam upaya mencapai

pelayanan Laboratorium yang bermutu dan aman, sehingga diperlukan pengelolaan

manajemen danteknis yang prima serta didukung oleh sarana/prasarana, sumber daya

manusia dan peralatan yang baik dan terdapat pelayanan Bank Darah di unit

Laboratorium .

` Agar seluruh sarana pelayanan Laboratorium mempunyai mutu yang sama

dalam menyelenggarakan pelayanan laboratorium, maka diperlukanstandar pedoman

pelayanan laboratorium yang dapat dipakai sebagai acuan di Rumah Sakit Imelda

Pekerja Indonesia(RSU IPI). Selanjutnya kebutuhan akan pembaharuan –

pembaharuan standart ini sangat diperlukanuntukdijadikan revisi terhadap pedoman

ini sesuai dengan kebutuhan di masa yang akan datang .

24

Anda mungkin juga menyukai