Anda di halaman 1dari 10

Analisis Perubahan Hutan dan Kejadian Banjir di Kecamtan Tompobulu,

Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan

I Putu Alvin Andika


Department of Geography, Faculty of Mathematics and Natural Science, University of Indonesia, Jalan
Margonda Raya, Pondok Cina, Kec. Beji, Kota Depok, 16424, Indonesia

E-mail : i.putu65@ui.ac.id

Abstrak

Luas hutan di Sulawesi Selatan mengalami penurunan signifikan. Banyaknya hutan yang berkurang menyebabkan
banyak kejadian longsor dan banjir terjadi di Kabupaten Maros, salah satunya Kecamatan Tompobulu. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk melihat perubahan hutan, lokasi dan kedalaman banjir, serta pengaruh perubahan
hutan terhadap banjir yang terjadi di Kecamatan Tompobulu. Penelitian ini menggunakan citra landsat 5 tahun
2008 dan citra landsat 8 tahun 2018, yang diolah dengan menggunakan supervised classification, data lokasi dan
kedalaman banjir yang didapatkan dari instansi serta dengan wawancara, dan analisis deskriptif untuk mengetahui
pengaruhnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banjir yang terjadi di Kecamatan Tompobulu terjadi pada dua
desa, yaitu Desa Tompobulu dan Desa Pucak. Berdasarkan hasil pengolahan citra, luas hutan Kecamatan
Tompobulu berkurang sebesar 721 hektar, Desa Pucak sebesar 41 hektar dan Desa Tompobulu sebesar 271 hektar.
Banjir yang terjadi di Desa Pucak terjadi pada bantaran sungai dan mmiliki kedalaman dari 30 cm hingga 1 m dan
banjir di Desa Tompobulu terjadi pada Dusun Tompobulu dengan kedalaman dari 1 m hingga 2 m. Hasil analisis
akhir menunjukkan bahwa banjir Di Desa Pucak tidak dipengaruhi oleh perubahan hutan dan banjir di Desa
Tompobulu dipengaruhi oleh perubahan luas hutan.

Analysis of Forest Change and Flood Occurrence in Tompobulu District, Maros


Regency, South Sulawesi Province

Abstract

Forest area in South Sulawesi suffers significant loss. The loss of forest causes many landslide and flood occurenc
in Maros Regency, one of which is Tompobulu Distrisct. The purpose of this research is to see forest cover change,
the location and depth of flood, and the impact of forest change towards the flood occurece, This research uses
2008 landsat 5 imagery and 2018 landsat 8 imagery, that are processed using supervised classification, location
and depth of flood acquired from institute and interview, and also descriptive analysis to see the impact of forest
change towards flood. The result of this research shows that the flood in Tompobulu district only occurred on
Pucak and Tompobulu Village. Based on image classification research, forest area in Tompobulu District suffer
a loss about 721 hectare, Pucak Village 41 hectare and Tompobulu Village 271 hectare. The flood that occurred
in Pucak Village only hits the river bank with depth from 30 cm to 1 m and flood in Tompobulu Village only hits
Tompobulu Hamlet with depth from 1 m to 2 m. The result of finald analysis shows the flood in Pucak Village is
not affected by forest change and flood in Tompobulu Village is affected by forest change.

Keywords : Flood, supervised classification, Forest, Forest Change, Forest Change impact
1. Pendahuluan

Luas hutan di Sulawesi Selatan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dari tahun 2001
hingga 2017, luas hutan di Sulawesi Selatan berkurang sebesar 261 kha (Global Forest Watch).
Penurunan luas hutan tersebut umumnya disebabkan oleh alih fungsi hutan oleh manusia
menjadi tambang atau pertanian. Kegiatan tambang banyak terdapat di Kabupaten Maros. Hal
ini disebabkan oleh adanya Kawasan karst di daerah tersebut. Adanya kegiatan tambang
menyebabkan terjadinya pembukaan lahan hutan sehingga hutan semakin berkurang.
Banyaknya hutan yang berkurang menyebabkan banyak kejadian longsor dan banjir terjadi di
Kabupaten Maros. Salah satu kecamatan yang sering mengalami banjir adalah Kecamatan
Tompobulu.

Pada tahun 2009, luas hutan di Kecamatan Tompobulu adalah 24.191 ha dan pada tahun 2015
menurun menjadi 18.769 (BPS). Hal ini disebabkan oleh perluasan pertanian serta pembukaan
lahan untuk tambang illegal. Pada tahun 2017, Kecamatan Tompobulu dilanda banjir dengan
beberapa mencapai ketinggian sampai 1 meter. Pada tahun 2019, terjadi banjir bah di
Kecamatan Tompobulu. Salah satu penyebab dari hal tersebut dikarenakan adanya pembabatan
hutan tidak teratur di Desa Bonto Somba dan Manurung. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan luas hutan, lokasi dan kedalaman banjir, serta melihat pengaruh
perubahan hutan terhadap kejadian banjir di Kecamatan Tompobulu.

2. Tinjauan Teoritis
2.1 Pengaruh Perubahan Hutan Terhadap Banjir

Banjir adalah suatu kejadian saat air menggenangi daerah yang biasanya tidak digenangi air
dalam selang waktu tertentu. Faktor utama yang mempengaruhi banjir adalah intensitas curah
hujan dan lamanya hujan terjadi. Kondisi topografi, kondisi tanah, serta kondisi tutupan lahan
juga memberikan pengaruh yang besar terhadap kejadian banjir (Krishna S. Pribadi, 2008).

Dalam kasus di Beijing, perubahan luas hutan selama 20 tahun dari 1991 dan 2011 dan banjir
20 tahun, area yang tergenang meluas dari 281 km2 pada tahun 1991 menjadi 612 pada tahun
2001 dan menjadi 1070 km2 pada tahun 2011. Di daerah komparatif, 16% wilayahnya berada
pada kedalaman lebih dari 2 m pada tahun 1991 dan presentase ni meningkat 65% pada tahun
2001 dan 90% pada tahun 2011. Selain itu, 33% dari area terebut terkena dampak arus banjir
sebesar 1,5 m/s pada tahun 1991, kemudian meningkat menjadi 53% pada tahun 2001, dan
meningkat lagi menjadi 62% pada tahun 2011 (Yang, Chen, Wang, & Xu, 2016).

3. Bahan dan Metode

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa data kedalaman banjir dan
lokasi kejadian banjir, dan data sekunder berupa citra landsat 5 tahun 2008 dan landsat 8 tahun
2018 serta lokasi dan kedalaman banjir. Lokasi dan kedalaman banjir didapatkan ketika survey
lapangan. Data tersebut didapatkan melalui pengumpulan data ke instansi terkait seperti Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Maros, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Maros, serta Kantor Kecamatan Tompobulu dan kantor desa di Kecamatan Tompobululu.
Selain itu, kedua data tersebut juga didapatkan dengan melakukan wawancara dengan pegawai
atau warga di instansi atau kantor desa di Kecamatan Tompobulu.

Data sekunder berupa citra landsat 5 tahun 2008 dan citra landsat 2018 diolah dengan
menggunakan software Arcmap 10.3 Kedua citra tersebut diolah dengan menggunakan metode
supervised classification, lebih tepatnya maximum likelihood classification. Setelah kedua citra
sudah terklasifikasi, dilakukan konversi ke dalam bentuk vector. Tujuan hal ini adalah untuk
melakukan perhitungan luas.

Setelah data luas perubahan hutan serta kejadian banjir didapatkan, analisis akhir dilakukan
dengan metode deskriptif kuantitatif. Data-data yang digunakan adalah perubahan luas hutan
yang dihasilkan melalui proses pengolahan citra serta informasi banjir dari hasil kegiatan
lapangan. Data-data tersebut kemudian digabungkan dan dijelaskan secara rinci untuk melihat
pengaruh dari perubahan luas hutan terhadap banjir yang terjad di Kecamatan Tompobulu,
Kabupaten Maros.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Perubahan Luas Hutan

Citra landsat 5 tahun 2008 dan citra landsat 8 tahun 2018 yang sudah diunduh sebelumya diolah
dengan menggunakan Maximum Likelihood Classification. Kelas tutupan lahan yang dibuat
ada 3, yaitu: hutan, non-hutan, dan badan air. Setelah hasil Maximum likelihood classification
didapatkan, kedua citra tersebut diubah menjadi bentuk vector. Tujuan dari hal tersebut adalah
untuk menghitung luasan yang dimiliki. Konversi ke dalam bentuk vector dilakukan dengan
menggunakan raster to polygon.

Gambar 4.1.1 Tutupan lahan Kecamatan Tompobulu 2008 (kiri) dan 2018 (kanan).

Setelah data vector didapatkan, dilakukan perhitungan luas hutan dengan menggunakan
calculate geometry. Hasil dari perhitungan tersebut menunjukkan luas hutan Kecamatan
Tompobulu pada tahun 2008 adalah 14.241 hektar dan pada tahun 2018 adalah 13.520 hektar.
Luas hutan Kecamatan Tompobulu berkurang sebesar 721 hektar. Berdasarkan hasil
pengolahan, perubahan banyak terjadi di sekitar bagian barat daya. Perubahan hutan banyak
terjadi pada ketinggian 0 – 300 mdpl.

4.1.1 Perubahan Luas Hutan Desa Pucak

Perubahan luas hutan di Desa Pucak didapatkan dari luas hutan Kecamatan Tompobulu yang
sudah dihasilkan sebelumnya. Shapefile tutupan lahan di Kecamatan Tompobulu dipotong
dengan menggunakan clip sesuai dengan shapefile Desa Pucak.
Gambar 4.1.1.1 Tutupan Lahan Desa Pucak Tahun 2008 (kiri) dan 2018 (kanan).

Berdasarkan hasil pengolahan, didaptkan luas hutan di Desa Pucak mengalami pengurangan.
Pada tahun 2008 luas hutan Desa Pucak adalah 104 hektar dan tahun 2018 menurun menjadi
41 ha.

Gambar 4.1.1.2 Perubahan luas hutan Desa Pucak (kiri:2008, kanan:2018).

Jika dilihat dari hasil pengolahan, perubahan luas hutan di Desa Pucak banyak terjadi di
bagian selatan. Perubahan hutan terjadi pada ketinggian 100 – 275 mdpl.

4.1.2 Perubahan Luas Hutan Desa Tompobulu

Perubahan luas hutan di Desa Tompobulu didapatkan dari luas hutan Kecamatan Tompobulu
yang sudah dihasilkan sebelumnya
Gambar 4.1.2.1 Tutupan Lahan Desa Tompobulu (Kiri:2008, kanan:2018)

Berdasarkan hasil pengolahan, didapatkan luas hutan di Desa Tompobulu mengalami


penurunan. Pada tahun 2008, luas hutan di Desa Tompobulu 1147 hektar dan berkurang
menjadi 873 hektar. Perubahan hutan banyak terjadi pada bagian tengah Desa Tompobulu.

Gambar 4.1.2.2 Perubahan Luas Hutan Desa Tompobulu (kiri:2008, kanan :2018).

Jika dilihat dari hasil pengolahan, perubahan luas hutan banyak terjadi pada bagian tengah Desa
Tompobulu. Perubahan luas hutan di Desa Tompobulu banyak terjadi pada ketinggian 0 – 100
mdpl.

4.2 Lokasi Banjir dan Kedalaman Banjir

Lokasi banjir dan kedalaman banjir didapatkan dari hasil kegiatan di lapangan. Informasi
mengenai banjir di Kecamatan Tompobulu didaptkan dari hasil wawancara dengan pegawai
Dinas Pekerjaan Umum, Pak Camat Kecamatan Tompobulu, dan Pegawai Kantor Desa di
Kecamatan Tompobulu. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Camat Nurul Salam, banjir
yang terjadi di Kecamatan Tompobulu tidak terjadi di semua desa. Menurut beliau, banjir
terjadi setiap tahun di Kecamatan Tompobulu, namun tahun ini merupakan yang terparah.
Banjir tahun 2019 di Kecamatan Tompobulu terjadi di Desa Pucak dan Desa Tompobulu.

4.2.1. Banjir Desa Pucak

Informasi mengenai banjir di Desa Pucak didapatkan dari wawancara dengan Dinas Pekerjaan
Umum dan Kantor Desa Pucak. Banjir di Desa Pucak hanya terjadi di bantaran sungai. Air
yang berada pada sungai mengalami kenaikan hingga mencapai jembatan dan menggenangi
pertanian di sekitarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Laras, pegawai Kantor Desa
Pucak, banjir disebabkan oleh derasnya hujan yang terjadi pada hari-hari sebelumnya. Banjir
tersebut merupakan kiriman dari Bendungan Leko Pancing yang berada pada Kecamatan
Tanralili.

Gambar 4.2.1.1 Wilayah banjir Desa Pucak

Gambar di atas memperlihatkan banjir yang terjadi yang terjadi di Desa Pucak. Sungai yang
berada pada Desa Pucak naik hingga menyentuh jembatan. Banjir yang terjadi menggenangi
sawah di sebelahnya hingga 1 meter namun hanya menggenangi jalan dengan kedalaman
hingga sebetis.
4.2.2. Banjir Desa Tompobulu

Informasi mengenai banjir di Desa Tompobulu didapatkan dari hasil wawancara dengan
pegawai Kantor Desa Tompobulu, Pak Hasan. Dari hasil wawancara, didapatkan bahwa banjir
di Desa Tompobulu hanya terjadi di Dusun Tompobulu. Pak Hasan menjelaskan bahwa banjir
di Desa Tompobulu tahun ini merupakan yang terparah. Menurut beliau, banjir ini disebabkan
oleh derasnya hujan pada hari-hari sebelumnya serta adanya aktivitas tambang di sekitarnya
yang menyebabkan luas hutan menjadi berkurang. Banjir yang menggenangi Dusun
Tompobulu dimulai dari sekolah dasar hingga jembatan perbatasan.

Gambar 4.2.1 Banjir Dusun Tompobulu, Desa Tompobulu.

Gambar di atas memperlihatkan wilayah banjir yang terjadi di Dusun Tompobulu, Desa
Tompobulu. Banjir yang menggenangi Dusun Tompobulu, Kecamatan Tompobulu memiliki
kedalaman dari 1 m hingga lebih. Banjir pada Jembatan pertama hingga SD memilki ketinggian
dari 1.5 m hingga 2 m. Banjir pada jembatan perbatasan desa hanya memiliki ketinggian sekitar
1 m.

4.3 Pengaruh Perubahan Hutan Terhadap Banjir

4.3.1 Pengaruh perubahan hutan dan banjir di Desa Pucak


Berdasarkan hasil pengolahn citra, luas hutan di Desa Pucak sangat sedikit. Selain itu,
perubahan luas hutan yang terjadi dari tahun 2008 – 2018 sangat sedikit. Daerah bantaran
sungai lebih didominasi oleh sawah daripada hutan.

Jika dilihat wilayah banjir dan tutupan lahan, perubahan hutan yang terjadi di sekitar wilayah
banjir tersebut sangat sedikit. Wilayah hutan lebih banyak terdapat pada bagian selatan Desa
Pucak. Selain itu, hasil wawancara dengan pegawai Kantor Desa Pucak menjelaskan bahwa
banjir tersebut disebabkan oleh sungai serta kiriman dari meluapnya Bendungan Leko Pancing.
Oleh karena sedikitnya perubahan luas hutan yang terjadi di Desa Pucak serta wilayah banjir
yang tidak dekat dengan hutan, serta hasil wawancara, maka disimpulkan bahwa banjir di Desa
Pucak tidak dipengaruhi oleh perubahan luas hutan.

4.3.2 Pengaruh perubahan hutan dan banjir di Desa Tompobulu

Berdasarkan hasil pengolahan citra, luas hutan di Desa Tompobulu dari tahun 2008 -2018
mengalami pengurangan sebesar 314 hektar.

Dari hasil pengolahan citra serta wilayah banjir yang terjadi, terdapat perubahan hutan di
sekitar daerah sungai tersebut. Menurut hasil wawancara dengan pegawai Kantor Desa
Tompobulu, terdapat perubahan hutan akibat adanya tambang serta adanya hujan deras yang
terjadi di wilayah tersebut. Adanya perubahan luas hutan menyebabkan banjir air tidak dapat
ditahan sehingga langsung menuju sungai sehingga menyebabkan luapan. Di Desa Tompobulu,
perubahan luas hutan yang terjadi mempengaruhi banjir.

5. Kesimpulan

Luas hutan di Kecamatan Tompobulu mengalami penurunan selama 10 tahun terakhir. Banjir
yang melanda Kecamatan Tompobulu pada tahu 2019 ini hanya terjadi pada 2 desa yaitu Desa
Pucak dan Tompobulu. Banjir yang terjadi pada Desa Pucak hanya terjadi di bantaran sungai
serta memiliki kedalaman dari sebetis hingga 1 meter. Di Desa Tompobulu, banjir yang terjadi
hanya sekitar jembatan pertama, SD, serta jembatan perbatasan desa dengan kedalaman dari 1
meter hingga 2 meter. Berdasarkan hasil analysis deskriptif, perubahan hutan di Desa Pucak
mempengaruhi terjadinya banjir sementara banjir di Desa Tompobulu dipengaruhi oleh
perubahan luas hutan.
6. Daftar Pustaka

https://www.dnr.illinois.gov/education/documents/forest_watch_final.pdf

https://wri-indonesia.org/sites/default/files/keadaan_hutan_catatan_glosarium_referensi.pdf

(n.d.). Retrieved from Global Forest Watch:


https://www.globalforestwatch.org/dashboards/country/IDN/26
Alih Fungsi Hutan di Indonesia Capai 3,2 Juta Ha Per Tahun. (2011, June 3). Retrieved from
Kantor Berita Politik: https://www.rmol.co/read/2011/06/03/29078/Alih-Fungsi-
Hutan-di-Indonesia-Capai-3,2-Juta-Ha-Per-Tahun-
GAK MAU BANJIR? AYO BIKIN HUTAN. (2010). Retrieved from Harfam:
http://harfam.co.id/gak-mau-banjir-ayo-bikin-hutan/
III, C. A. (2003). Flooding.
Kompas.com. (2010, August 26). Retrieved from Lahan dan Hutan Kritis, Air Krisis:
https://regional.kompas.com/read/2010/08/26/16374722/lahan.dan.hutan.kritis.air.kris
is
Kondisi Hutan di Sulawesi Selatan Kian Kritis. (2012, November 27). Retrieved from
Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2012/11/27/05141483/kondisi.hutan.di.sulawesi.sel
atan.kian.kritis

Pudjiharta, A. (2008). PENGARUH PENGELOLAAN HUTAN PADA HIDROLOGI


(Influences of Forest Management on Hydrology). Info Hutan, V(2), 141–150. Retrieved
from http://forda-mof.org/files/05_Pudjiharta_klm(edited).pdf

Pribadi, Krishna S, Engkon K Kertapati, Diah Kusumaastuti, Hamzah Latief, Hendra Grandis,
Imam A. Sadinun, Soebagiyo Soekarnen, Herman Aji Wibowo, Retno Dewi, Ayu Krishna
Juliawati, Novya Ekawati, Bayu Novianto. 2008. Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga
Bencana. Bandung: Pusat Mitigasi Bencana-Institut Teknologi Bandung.

Yang, X., Chen, H., Wang, Y., & Xu, C.-Y. (2016). Evaluation of the effect of land use/cover
change on flood characteristics using an integrated approach coupling land and flood
analysis. Hydrology Research, 47(6), 1161–1171. https://doi.org/10.2166/nh.2016.108

Anda mungkin juga menyukai