Anda di halaman 1dari 9

PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH (DC) BERBASIS MIKROKONTROLLER

ATMega8535

Yogie Novriandi*, Noveri Lysbetti M**, Edy Ervianto**


*Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Email :yogie.novriandi@gmail.com

ABSTRACT

Automatically braking the DC machine needs to be done given the enormous losses
suffered due to motor overload. The use of a microcontroller in a series of motor braking is
needed for braking the motor automatically has advantages such as precise, fast, and cost-
effective. It because the excess is then required circuit automatically controlling braking motors
using microcontroller ATMega8535.

Keywords : DC Machine, Braking, Microcontroller, Direct Current

1.1 Latar Belakang lewat alat tersebut. Untuk pengereman


Dalam bentuk spesifik pembahasan secara elektromagnetik dapat dilakukan
mengenai motor, dapat dikatakan bahwa langsung pada sistem motor tersebut.
hampir semua industri memerlukan motor Pengereman secara elektromagnetik
sebagai penggeraknya, dan yang seperti meliputi tiga cara yakni : Regeneratif,
telah kita ketahui bahwa selama ini Dinamis, dan Plugging.
pembahasan mengenai motor lebih banyak Motor arus searah apabila dibebani
mengacu pada sistem starting, pengaturan baik secara mekanik maupun secara elektrik
putaran, dan sistem pengaman motor. Selain arus yang dibutuhkan juga semakin besar.
hal-hal tersebut sebenarnya ada hal lain yang Semakin besar beban yang dibebankan pada
perlu diperhatikan yaitu tentang system motor, semakin besar pula arus yang
pengeremannya. Dalam hal ini timbul dibutuhkan oleh motor. Bertambah besarnya
pertanyaan apakah perlu pengereman pada arus yang mengalir pada motor, apabila
motor. Pada dasarnya pengereman pada telah melampui batas kemampuan dari
motor perlu dilakukan, sebab apabila terjadi motor dan apabila hal ini dibiarkan terus
gangguan dalam proses produksi sedangkan menerus, maka akan menyebabkan
motornya tetap berjalan dikhawatirkan dapat kerusakan padamotor yang digunakan.
merusak motor tersebut dan alat-alat Untuk mengantisipasi kerusakan motor
lainnya, terlebih lagi bila terjadi kecelakaan akibat arus yang mengalir mencapai arus
yang melibatkan operator motor, maka maksimal motor, maka sangat perlu
motor harus secepat mungkin dihentikan pengereman motor.
sebelum operator terluka lebih parah.
Pengereman dapat dilakukan secara 1.2 Perumusan Masalah
mekanik atau secara elektromagnetik. 1. Bagaimana merancang pengereman
Pengereman secara mekanik biasanya motor arus searah menggunakan tahanan
dilakukan bila motor digunakan pada suatu dengan pemograman ATMega8535.
alat tertentu dan pengereman dan dilakukan

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


2. Bagaimana membuat pengereman motor BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
arus searah menggunakan tahanan Bab ini berisikan hasil pengujian dan
dengan pemograman ATMega8535. analisa lamanya selang waktu yang terjadi
3. Bagaimana menguji pengereman motor pada pengereman motor yang menggunakan
arus searah menggunakan tahanan pemograman ATMega8535.
dengan ATmega8535.
BAB V PENUTUP
1.3 Tujuan Bab ini berisikan kesimpulan dan
Adapun tujuan dari Penulisan ini saran, daftar pustaka, dan lampiran.
untuk merancang alat sebagai model
pengereman motor arus searah dan II. Tinjauan Pustaka
memahami penggunaan tahanan depan pada 2.1 Umum
pemograman ATmega8535. Pada prinsip sederhananya, motor
arus searah ialah suatu mesin listrik yang
1.4 Manfaat mengubah energi listrik pada arus searah
Dengan melakukan penelitian ini (DC) menjadi energi gerak atau energi
diharapkan kita dapat mengetahui mekanik, dimana energi gerak tersebut
bagaimana mekanisme dan cara kerja dari berupa putaran pada bagian yang disebut
pengereman motor arus searah ( DC ) rotor.
dengan menggunakan tahanan geser pada
pemograman ATmega8535 dan kita dapat 2.1.1 Konstruksi Motor Arus Searah
menggunakan pemanfaatan dari proses Secara fisik pada motor arus searah
penelitian ini. terdiri dari 2 bagian utama yaitu :
1. Stator (bagian yang diam) terdiri dari
1.5 Sistematika Penulisan rangka, komponen magnet dan
BAB I PENDAHULUAN komponen sikat.
Bab ini menjelaskan mengenai latar 2. Rotor (bagian yang berputar) terdiri
belakang, tujuan, manfaat, permasalahan dari jangkar, kumparan jangkar dan
dan batasan masalah, dan juga sistematika komutator.
penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisikan kajian literatur
serta teori-teori penunjang lainnya yang
digunakan sebagai landasan teori dari
penyelesaian Skripsi ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 2.1.(a) : Konstruksi motor arus


Bab ini berisikan waktu dan tempat searah bagian stator
pelaksanaan, rancang bangun alat, dan
pengujian yang dilakukan tehadap Bagian-bagian motor:
pengereman motor arus searah dengan 1. Rangka
menggunakan tahanan pada pemograman 2. Kutub medan
ATMega8535. 3. Sikat
4. Kumparan Medan
5. Jangkar

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


6. Kumparan Jangkar Jika konduktor yang dialiri arus
7. Komutator tersebut ditempatkan di dalam medan
8. Celah Udara magnet seragam, maka interaksi kedua
medan akan menimbulkan medan yang tidak
2.1.2 Prinsip Kerja Motor Arus Searah seragam seperti yang ditunjukkan pada
Setiap konduktor yang dialiri arus gambar 2.2(c). sehingga kerapatan fluksi
mempunyai medan magnet disekelilingnya. akan bertambah besar di atas sebelah kanan
Kuat medan magnet yang timbul tergantung konduktor (dekat kutub selatan) dan
pada besarnya arus yang mengalir dalam dibawah sebelah kiri konduktor (dekat kutub
konduktor. utara). Sedangkan fluksi menjadi berkurang
di atas sebelah kiri konduktor dan di bawah
× sebelah kanan konduktor. Kerapatan fluksi
= ............................................. 2.1 yang tidak seragam ini menyebabkan
Dimana : konduktor sebelah kiri akan mengalami gaya
H = Kuat medan magnet (lilitan ke atas, sedangkan konduktor di sebelah
ampere/meter) kanan akan mengalami gaya ke bawah.
N = Banyak lilitan (lilitan) Kedua gaya tersebut akan menghasilkan
I = Arus yang mengalir pada penghantar torsi yang akan memutar jangkar dengan
(ampere) arah putaran searah putaran jarum jam.
l = Panjang penghantar (meter)
2.1.3 Jenis-jenis Motor Arus Searah
Jenis-jenis motor DC ditentukan
berdasar penguat magnet untuk
medan stator, antara lain :
a. Motor DC shunt (parallel)
b. Motor DC seri
c. Motor kompon
d. Motor dengan penguat terpisah
e. Motor dengan magnet permanen untuk
medan stator.

2.2 Pengereman Motor Arus Searah


Gambar 2.2 Pengaruh penempatan a. Pengereman Dinamik
konduktor pengalir arus dalam medan Pengereman dinamik yaitu dengan
magnet memasang beban RL pada terminal setelah
tegangan sumber dimatikan. Karena motor
pada gambar 2.2(a) menunjukkan arus searah tidak dapat berhenti secara
sebuah medan magnet seragam yang mendadak, maka setelah tegangan sumber
dihasilkan oleh kutub-kutub magnet utara dimatikan kecepatan putaran motor masih
dan selatan yang arahnya dari kutub utara relatif tinggi. Pada saat yang demikian ini
menuju kutub selatan. Sedangkan gambar motor tersebut tidak berfungsi sebagai motor
2.2(b) menggambarkan sebuah konduktor melainkan berfungsi sebagai generator.
yang dialiri arus searah dan meghasilkan Untuk menghentikan putaran motor setelah
medan magnet di sekelilingnya. tegangan sumber dimatikan pada terminal
motor dihubungkan dengan beban RL.
Dengan adanya beban RL tersebut, maka

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


putaran jangkar akan turun cepat. Hal yang
perlu diperhatikan bahwa harga RL dipilih
sedemikian rupa sehingga IL tidak terlalu 2.4 Relay
besar (biasanya dua kali arus jangkar beban Relay adalah peralatan yang prinsip
penuh). kerjanya sama seperti saklar namun dalam
relay ini mempunyai dua keadaan yaitu
b. Pengereman Regeneratif normaly close (NC) dan normaly open
Pengereman regeneratif pada (NO). Normaly close (NC) adalah keadaan
prinsipnya sama dengan pengerman jika dalam lilitan koil relay belum diberi
dinamik. Sedikit perbedaan yaitu dalam catu teganngan makasaklar terhubung “ON”
sistem pengereman regeratif daya yang dan jika diberi catu tegangan maka saklar
tersimpan dalam putaran (dalam hal ini akan OFF.Sedangkan normaly open (NO)
tegangan sumber sudah lebih kecil dari pada berkebalikan dengan NC jika belum
ggl induksinya) dikembalikan kejala-jala. dibericatu tegangan maka saklar akan OFF
Sistem ini biasanya digunakan dalam kereta dan jika diberi catu tegangan maka saklar
api listrik. akan ON.

c. Pengereman Plugging
Pada pengereman secara plugging
dilakukan pembalikan polaritas tegangan
pada jangkar atau pada penguat medan.
Dengan cara ini motor cepat berhenti
berputar, malah cenderung berbalik arah.
Berikut merupakan gambar pengereman
menggunakan sistem Plugging. Gambar 2.8 Pensaklaran pada relay
Keterangan:
2.3 Mikrokontroller ATMega8535 1. Normally Close (NC)
2. Normally Open (NO)
3. Catu
4 dan 5 : Catu tegangan koil

2.5 Resistor
Pada dasarnya Resistor adalah
komponen Elektronika Pasif yang memiliki
nilai resistansi atau hambatan tertentu yang
berfungsi untuk membatasi dan mengatur
arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika. Resistor atau dalam bahasa
Indonesia sering disebut dengan Hambatan
atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan
Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi
Resistor adalah OHM (Ω).

Jenis-jenis resistor :
1.Resistor tetap

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


Resistor tetap merupakan resistor Penjelasan masing-masing blok sebagai
yang mempunyai nilai hambatan tetap. berikut :
Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau
panduan logam. Pada resistor tetap nilai a. Power supply berfungsi sebagai sumber
Resistansi biasanya ditentukan dengan kode tegangan untuk keseluruhan system.
warna. Resistor jenis ini terdiri dari berbagai
b. Mikrokontroller berfungsi sebagai otak
jenis seperti resistor kawat, resistor karbon,
dari rangkaian pengereman karena sebagai
resistor keramik/porselin, resistor film
tempat mengolah data yang masuk.
karbon, resistor film metal.
c. Motor DC sebagai motor yang digunakan
2.Resistor Variabel dalam system rangkaian pengereman ini.
Resistor variabel (variable resistor
atau varistor) adalah resistor yang nilai d. Beban yang digunakan sebagai proses
tahanannya dapat berubah atau dapat diubah. pembebanan dari pengereman motor arus
Resistor jenis ini terdiri dari potensiometer, searah. Beban disini berupa resistor.
trimpot, PTC, NTC, LDR, VDR.

III. Metodologi Penelitian 3.2 Perancangan Alat


3.1 Umum
Pengereman itu sendiri dapat 3.2.1 Rangkaian Pengereman Arus
dilakukan secara mekanis dan elektris. Searah
Dimana prinsip kerja pengereman mekanis Dalam prakteknya, untuk
itu adalah dengan menjepit bagian yang penggunaan normal maka besar tahanan
berputar pada motor, agar motor tersebut depan (RD) sudah dibuat tetap ( karena
semakin melambat putarannya dan akhirnya sudah dihitung-pilih sebelumnya pada
berhenti. Namun permasalahan yang ukuran yang tepat). Namun, untuk
dihadapi dalam pengereman mekanis ini kepentingan praktikum maka besar tahanan
adalah jika motor yang sedang direm itu depan sengaja dibuat bervariasi (lebih dari
berputar dengan cepat maka gesekan yang satu) agar peserta praktikum dapat
terjadi pada rem akan membuat temperatur mensimulasikan pengaruhnya, seperti
pada rem sangat panas sehingga pada gambar berikut.
keadaan ini rem membutuhkan waktu yang
lama untuk melepaskan panas tersebut agar
menjadi rem menjadi dingin dan dapat
dioperasikan kembali.

Mikrokontrolle
r

Power Motor DC Beban


Supply
Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5
Gambar 3.2 pengereman motor arus searah
dengan berbagai nilai tahanan

3.2.2. Rangkaian Tombol pengereman


Sebagai interface masukkan untuk
memilih tahanan pengeraman serta kendali
starting motor, braking motor dan reset.

Gambar 3.4 Rangkaian LED pemilihan nilai


tahanan

3.2.4 Rangkaian Relay

Gambar 3.3 Rangkaian tombol pengereman Saat kontrol 1 mendapat logika rendah (0V)
tahanan pengereman tidak terparalel (tidak
3.2.3 Rangkaian LED terhubung) dengan jangkar motor.
Sebaliknya saat Saat kontrol1 mendapat
Sebagai interface keluaran untuk logika tinggi (5V) maka tahanan
menginformasikan tahanan pengereman pengereman 1 terparalel (terhubung)
yang di pilih. dengan jangkar motor.
Saat kontrol 2 mendapat logika rendah (0V)
tahanan pengereman 2 tidak terparalel (tidak
terhubung) dengan jangkar motor.
Sebaliknya saat Saat kontrol2 mendapat
logika tinggi (5V) maka tahanan

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


pengereman 2 terparalel (terhubung) 3. Hidupkan Power supply, kemudian atur
dengan jangkar motor.
tegangan pada 100 V.
Saat kontrol 3 mendapat logika rendah (0V) 4. Matikan power supply sementara,
tahanan pengereman 3 tidak terparalel (tidak
terhubung) dengan jangkar motor. kemudian lakukan pengecekan pada susunan
Sebaliknya saat Saat kontrol3 mendapat kabel.
logika tinggi (5V) maka tahanan
pengereman 3 terparalel (terhubung) 5.Hidupkan modul pengereman, dan di ikuti
dengan jangkar motor. dengan menghidupkan power supply.
Saat kontrol 4 mendapat logika rendah (0V) 6. Tekan tombol start pada power supply,
tahanan pengereman 4 tidak terparalel (tidak
dan tekan tombol starting ( tombol hijau).
terhubung) dengan jangkar motor.
Sebaliknya saat Saat kontrol4 mendapat 7.sekarang motor dalam keadaan running
logika tinggi (5V) maka tahanan
atau menyala. Selanjutnya, tekan dan pilih
pengereman 4 terparalel (terhubung)
dengan jangkar motor. tombol pengereman 1 untuk memilih nilai
tahanan yang digunakan sebagai breaking.
Bab IV Pengujian dan Analisa
8. Selanjutnya, tekan tombol breaking (
4.1 Umum
tombol kuning) untuk eksekusi pengereman
Pengereman dinamis merupakan
pengereman dimana motor dilepas dari motor.
sumber tegangan kemudian dihubungkan ke 9. Lakukan langkah 7 dan 8 untuk nilai
suatu tahanan sehingga motor akan
mengalami perlambatan dan akhirnya tahanan yang berbeda.
berhenti. Penggunaan mikrokontroller pada 10. Bila terjadi error, tekan tombol reset
proses ini sebagai salah satu cata
mengotomatisasikan kerja dari peralatan. untuk mengakhiri eksekusi.
11. Bila pengereman berhasil, maka lihat
4.2 Peralatan Pengujian
pada LCD untuk membaca nilai arus
1. 1 unit Motor Arus searah (DC) shunt DL
10200 pengeremannya dari ke empat nilai tahanan.
2. 1 unit power supply 12. pembacaan waktu pengereman
3. 1 unit modul rangkaian pengereman
4. 1 unit Volt Meter dilakukan dengan menggunakan stop watch
5. 1 stop watch saat kita akan mulai menekan tombol
breaking.
4.3 Prosedur Pengujian
1. Peralatan dirangkaian sesuai dengan
rangkaian.
2. tekan selector starting dan breaking untuk
memilih proses breaking.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


4.4 Data hasil Pengujian a. Untuk Tegangan 100 V
Untuk V=100V
Nilai Arus Waktu
Tahanan Pengereman vs
Tahanan Pengereman pengereman
Arus Pengereman
R (ohm) (A) (s)
1.5
R1 = 560 0.17 A 2.70 s 1
0.5 Arus
ohm 0 Pengereman
R2 = 200 0.42 A 1.75 s 56 Ohm 100 200 560
Ohm Ohm Ohm
ohm
R3 = 100 0.77 A 0.95 s
ohm
R4 = 56 1.09 A 0.90 s
Tahanan Pengereman vs
ohm
Waktu Pengereman
3
2
Untuk V=200V
Nilai Arus Waktu 1 Waktu
0 Pengereman
Tahanan Pengereman pengereman
56 Ohm 100 200 560
R (ohm) (A) (s) Ohm Ohm Ohm

R1 = 560 0.40 A 1.89 s


ohm
b. Untuk Tegangan 200 V
R2 = 200 0.97 A 1.44 s
ohm
Tahanan Pengereman vs
R3 = 100 1.64 A 0.72 s
Arus Pengereman
ohm
4
R4 = 56 2.31 A 0.58 s 2
0 Arus
ohm 56 Ohm 100 200 560 Pengereman
Ohm Ohm Ohm

4.5 Grafik pengujian Pengereman Motor


DC Shunt dengan Mikrokontroller

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul Kadir, Mesin Arus Searah.


Tahanan Pengereman vs Djambatan, Jakarta.1984

Waktu Pengereman 2. Sumanto,Mesin Arus Searah.


2 Offset,Yogyakarta,1995
1
Waktu 3. Sutarno,Jurnal Teknik Elektro Vol 2
0 PengeremanNo.1.Pengereman Dinamik Motor Induksi
56 Ohm 100 200 560 dengan Injeksi Arus Searah
Ohm Ohm Ohm (DC).Yogyakarta.2010

4. Metode Pengereman pada motor listrik


Bab V Kesimpulan dan Saran http://elektronika-dasar.web.id/teori-
elektronika/metode-pengereman-pada-
5.1 KESIMPULAN motor-listrik/ Akses 23 juli 2013
Dari penelitian dan pengujian yang
telah dilakukan maka didapat kesimpulan:
1. Semakin besar nilai tahanan maka arus
pengereman pengereman akan semakin
kecil. Hal ini berlaku untuk kedua percobaan
dengan nilai tegangan yang berbeda.
Apabila semakin besar nilai tahanan, maka
waktu pengereman akan semakin lama.
2. Waktu pengereman yang lama disebabkan
nilai tahanan yang besar. Sehingga untuk
mempercepat pengereman dibutuhkan nilai
tahanan yang kecil, untuk membuat motor
cepat berhenti.

5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan
adalah :
1.Penggunaan kualitas dari nilai tahanan
pada resistor batu sangat di utamakan.
2. Di dalam penggunaan mikrokontroller ada
baiknya jika terlebih dahulu dilakukan
pengecekan sambungan kabel agar tidak
terjadi error saaat dilakukan pengujian.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9

Anda mungkin juga menyukai