Anda di halaman 1dari 16

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK

“APOTEK MAGHRIBI”
Jalan KH. Maghribi, Dusun Duduhan, Desa Mentoro, Kecamatan Pacitan,
Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

DISUSUN OLEH:
Anik Mukarromah I4C017060
Putri Wulansari I4C017062
Ach. Khairul Hidayat I4C017074

PACITAN
SEPTEMBER 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Visi dan Misi...................................................................................................4
C. Tujuan ............................................................................................................4
D. Aspek Lokasi..................................................................................................5
E. Layout Apotek.................................................................................................8
F. Analisa Peluang Pemasaran.............................................................................8
G. Aspek Potensi Pasar dan Pemasaran...............................................................9
H. Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia SDM........................................10
I. Aspek Permodalan dan Bisnis........................................................................14
J. Kesimpulan....................................................................................................17

2
STUDY KELAYAKAN
“APOTEK MAGHRIBI”
Jalan KH. Maghribi, Kelurahan Duduhan, Kecamatan Mentoro,
Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 73 tahun 2016
tentang standar pelayanan kefarmasian, yang dimaksud apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
Apoteker. Sedangkan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
Apotek bukan merupakan badan usaha yang hanya mencari
keuntungan saja, akan tetapi diatur dalam Permenkes Nomor 73 tahun
2016 terdapat standar pelayanan kefarmasian, yaitu sebuah tolak ukur
yang digunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian
merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Standar
pelayanan kefarmasian di apotek meliputi pengelolaan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian dan pencatatan dan
pelaporan) serta melakukan pelayanan farmasi klinik (pengkajian resep,
dispensing, pelayanan informasi obat, konseling, home pharmacy care,
pemantauan terapi obat dan monitoring efek samping obat) (Permenkes
RI, 2016).
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat untuk
menjamin ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang berkualitas,
maka perlu adanya apotek sebagai sarana kefarmasian yang menjamin
mayarakat untuk mendapatkan obat yang bermutu, berkualitas dan
terjamin. Apotek hendak dibangun di Jalan. KH. Maghribi, Dusun

3
Mentoro, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan. Jawa Timur. Memiliki
luas wilayah 77,11 km2 dengan jumlah penduduk 79.608 jiwa. Kondisi
pendidikan, sosial dan ekonomi masyarakat cukup baik (BPS Kabupaten
Pacitan, 2017).

B. Visi Dan Misi


1. Visi
Menjadi tempat pengabdian apoteker guna meningkatkan kesehatan
dan pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi yang rasional dan
menjamin masyarakat memperoleh obat yang bermutu, berkhasiat,
aman dan berkualitas.
2. Misi
1. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang cepat dan tepat sesuai
dengan konsep Pharmaceutical Care
2. Memberikan pelayanan konseling kepada pasien mengenai
indikasi, cara menggunakan, penyimpanan dan efek samping obat
terutama pada pasien yang melakukan swamedikasi
3. Menjalin kerjasama dengan distributor farmasi yang berijin resmi
dalam pengadaan obat untuk menjamin kualitas dan legalitas obat
4. Menjadi apotek yang mampu bersaing secara kreatif dan inovatif
dalam pengembangan bisnis apotek.

C. Tujuan
1. Sebagai sarana pelayanan kefarmasian tempat praktek kefarmasian
oleh apoteker yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2. Sebagai sarana pelayanan kefarmasian yang dapat memenuhi
kebutuhan obat yang terjamin dan terjangkau oleh masyarakat
3. Sebagai sarana pelayananan kefarmasian yang mampu memberikan
informasi, edukasi dan konseling pada masyarakat sehingga tercapai
pengobatan yang rasional
4. Mencegah dan ikut serta dalam upaya memerangi peredaran obat
illegal di pasaran sehingga masyarakat mendapatkan obat yang
bermutu, aman, dan berkhasiat.

D. Aspek Lokasi
Apotek Maghribi akan di dirikan di Jalan KH. Maghribi, Kelurahan
Duduhan Kecamatan Mentoro, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

4
1. Denah Lokasi

2. Data Pendukung
Berdasarkan kajian BPS Kabupaten Pacitan, diperoleh :
a. Letak Geografis
Kabupaten Pacitan berada pada 7,55o-8,17o LS dan 110,55o-111,25o
BT, letaknya yang strategis yaitu di sebelah utara Kab. Ponorogo, Jawa
Timur dan Kab. Wonogiri, Jawa Tengah. Kemudian di sebelah timur
Kab. Trenggalek, Jawa Timur, sebelah barat Kab. Wonogiri, Jawa
Tengah, dan sebelah selatan Samudera Hindia.
(https://pacitankab.bps.go.id/statictable/2014/12/23/3/letak-geografis-
kabupaten-pacitan.html)
b. Kepadatan Penduduk
Apotek Maghribi berada di Kabupaten Pacitan dengan jumlah
penduduk 552.307 jiwa dengan luas wilayah 1.389,87 Km2. Apotek
Maghribi terletak di Kelurahan Duduhan Kecamatan Mentoro,
Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. dengan jumlah penduduk 79.608 jiwa
dan luas wilayah 77,11 Km2.
c. Tingkat Pendidikan, Sosial, dan Ekonomi
Tingkat pendidikan masyarakat disekitar Apotek Maghribi relatif
tinggi, dimana Apotek yang akan dibangun terletak di lingkungan
pertokoan, fasilitas kesehatan, serta pendidikan. Keadaan ekonomi da

5
daerah tersebut juga relatif cukup baik, dilihat dari pemukiman
penduduk yang sudah cukup maju.
d. Pola Penyakit
Berikut merupakan data pola penyakit di UPTD Puskesmas Pacitan,
Dusun Duduhan, Desa Mentoro, Kec. Pacitan, Kab. Pacitan untuk
semua golongan umur :

(https://puskesmas-pacitan.id/data-kesakitan-di-setiap-wilayah-upt-
puskesmas-pacitan/)
e. Pelayanan Kesehatan Lain
Pelayanan kesehatan lain yang berada dalam radius 1 km dari Apotek
Maghribi adalah sebagai berikut :
1. Klinik Medikal Mandiri
2. Puskesmas Pacitan
3. Rumah Sakit Medikal Mandiri
4. Klinik PKU Muhammadiyah Pacitan
f. Apotek Terdekat
1. Apotek Basa Farma
2. Apotek Wangi Farma
3. Apotek Arjowingangun
g. Fasilitas Umum dan Pusat Keramaian
1. SMP N 4 Pacitan
2. SD N Mentoro
3. SD N Menadi
4. SD N Purworejo
5. Balai Desa Mentoro
6. Balai Desa Menadi
7. Balai Desa Purworejo
8. Pertamina Gas Station Mentoro

6
9. Pasar Arjowinangun
10. Pasar Kelapa Pacitan
11. Minimarket Jl. Maghribi
12. Beberapa Pertokoan, perumahan, rumah makan dan lain-lain.
h. Keamanan
Lokasi Apotek Maghribi terbilang relatif aman, yaitu dekat dengan Pos
Penjagaan Polres Pacitan dan dapat dilihat dari banyaknya warung
makan, perkantoran, fasilitas kesehatan, serta pendidikan yang berada
di daerah sekitar apotek.

i. Kemudahan Akses Transportasi


Lokasi Apotek memiliki akses transportasi yang mudah dikarenakan
merupakan jalur angkutan umum, tidak macet, jalan utama dan dekat
dengan traffic lights.

E. Layout Bangunan

F. Analisa Peluang Pemasaran


Perencanaan strategi peluang pemasaran mengidentifikasi beberapa
faktor lingkungan apotek kedalam SWOT yaitu strength (kekuatan), weakness
(kelemahan), opportunity (peluang) dan threat (ancaman).
1. Strength (kekuatan)

7
 Lokasi apotek strategis, karena dekat dengan pelayanan kesehatan
(1km) seperti Klinik Medikal Mandiri, Puskesmas Pacitan, RS Medikal
Mandiri, Klinik PKU Muhammadiyah Pacitan.
 Lokasi apotek strategis karena dekat dengan fasilitas umum dan pusat
keramaian seperti SMPN 4 Pacitan, SDN Mentoro, SDN Menadi, SDN
Purworejo, SPBU Mentoro, Balaidesa Mentoro, Balaidesa Menadi,
Balaidesa Purworejo, Pasar Arjowinangun, Pasar Kelapa Pacitan,
Minimarket, beberapa pertokoan (fotokopi, toko baju, counter hp, dll),
perumahan dan rumah makan.
 Apoteker melakukan praktek konsultasi obat
 Modal berasal dari pribadi
2. Weakness (kelemahan)
 Apotek masih baru, sehingga belum dikenal masyarakat
 Belum menjalin kerjasama dengan klinik setempat dalam peresepan
 Sarana dan prasarana tambahan belum mendukung karena
keterbatasan modal seperti Televisi
 Bangunan apotek merupakan sewa, bukan milik pribadi
3. Opportunity (peluang)
 Lokasi apotek strategis karena dekat dengan fasilitas pelayanan
kesehatan dan pusat keramaian
4. Threat (ancaman)
 Adanya 3 apotek dengan jarak 200 meter, diantaranya Apotek Basa
Farma, Apotek Wangi Farma dan Apotek Arjowinangun.
Berdasarkan analisis SWOT, disimpulkan bahwa apotek memiliki
banyak kekuatan dan kelemahan, untuk itu langkah agar tetap bisa menjaga
stabilitas apotek adalah dengan membuat inovasi dan kreasi sehingga dapat
menarik konsumen untuk membeli di apotek.
G. Aspek Potensi Pasar Dan Pemasaran
1. Analisis Potensi Pasar
 Memperkirakan jumlah konsumen yang datang ke apotek berdasarkan
data jumlah penduduk
 Memperkirakan jumlah kendaraan dan masyarakat yang melintas
disekitar jalanan apotek sehingga mengetahui kapan waktu jalanan
ramai. Analisis ini juga dapat digunakan untuk menentukan jam
buka/tutup apotek dan shift kerja karyawan.
 Menyediakan obat sesuai dengan data 10 penyakit terbanyak di
masyarakat (epidemiologi) yang diperoleh dari puskesmas setempat.

8
 Menyediakan cek kesehatan gratis seperti cek tekanan darah,
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
 Menyediakan jasa cek guka darah, kolesterol dan asam urat
2. Strategi Pemasaran
 Mengadakan suatu event saat pembukaan apotek sehingga akan menarik
masyarakat untuk menonton dan secara tidak langsung masyarakat akan
tahu bahwa ada apotek baru disitu.
 Mendesain bangunan apotek semenarik mungkin, misalnya
menggunakan warna cat yang menarik dan penataan ruangan kekinian
serta adanya poster kesehatan
 Menjalankan sistem no pharmacists no service
 Menjamin menyediakan obat yang berkualitas, bermutu, aman dan
berkhasiat.
 Memberikan pelayanan yang ramah, cepat dan tepat
 Ruangan di apotek bersih, rapi dan nyaman
 Memberikan pelayanan konseling obat dengan ramah
 Jam kerja di apotek mulai pukul 07.000 – 21.00 wib, buka mulai hari
senin-minggu untuk mempercepat kembalinya modal
 Menyiapkan brosur/leaflet tentang kesehatan dan obat
 Menyediakan tempat parkir yang cukup luas dan bebas biaya parkir

H. Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting
dalam pengelolaan bidang kefarmasian ketika akan mendirikan sebuah
Apotek. Untuk dapat mengelola sebuah Apotek secara optimal diperlukan
tenaga kerja yang kompeten sehingga dapat berjalan secara efektif dan
efisien, agar tercapai tujuan Apotek. Apotek Maghribi akan merekrut 5
Karyawan dengan susunan :
1. Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
2. Apoteker Pendamping : 1 orang
3. Tenaga Teknis Kefarmasian : 2 orang
4. Non Tenaga Teknis Kefarmasian : 1 orang
Yang menjadi dasar pertimbangan dalam perekrutan karyawan tersebut
adalah :

9
1. Jam Kerja : Pukul 07.00 – 21.00 WIB, Senin s/d Minggu (Hari libur
nasional tutup). Masing-masing dibagi menjadi 2 shift yaitu, shift pagi
pukul 07.00-14.00 WIB dan shift sore pukul 14.00-21.00 WIB.
2. Jumlah pasien yang berkunjung setiap hari. Diperkirakan setiap hari
menerima sebanyak 30 pasien, dimana target penyiapan obat per resep
untuk non racikan adalah 15 menit dan racikan adalah 30 menit.
3. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dan
merupakan aset terbesar dari Apotek.
Kerjasama dan kepercayaan antar karyawan harus dijaga dengan baik
sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif serta nyaman.
Sehingga produktifitas kerja karyawan akan meningkat, pasien puas terhadap
pelayanan yang diberikan, serta pendapatan apotek juga akan meningkat.
Oleh karena itu, diperlukan struktur organisasi, pembagian tugas, wewenang,
hak dan kewajiban, serta rasa memiliki yang tinggi terhadap Apotek dari
karyawan. Sehingga dapat terwujud keberhasilan dalam bisnis apotek yang
akan dibuat.

1) Struktur Organisasi

Pemilik Modal Apotek


(PMA)
Apoteker Pengelola Apotek Putri Wulansari, S.Farm., Apt
(APA)
Apoteker Pendamping
(Aping)

Tenaga Teknis Non Tenaga


Kefarmasian Teknis
(TTK) Kefarmasian

2) Job Description
a. Apoteker Pengelola Apotek

10
Tugas dan kewajiban pengelola apotek antara lain :
1. Memimpin seluruh kegiatan apotek
2. Bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup Apotek
3. Mengatur, melaksanakan dan mengawasi administrasi yang
meliputi: administrasi kefarmasian, administrasi keuangan,
administrasi penjualan, administrasi barang dagangan atau
inventaris, administrasi personalia, administrasi bidang umum.
4. Memiliki kewajiban dan bertanggungjawab penuh untuk mengelola
Apotek yang meliputi beberapa bidang antara lain :
a) Pelayanan Kefarmasian
b) Administrasi
c) Tenaga Kerja atau Personalia
d) Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
Apotek
5. Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan dan
memberikan hasil yang optimal pada Apotek yang dipimpinnya
sesuai dengan rencana kerja.
b. Apoteker Pendamping
Tugas dan kewajiban Apotek Pendamping antara lain :
1. Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA bila APA
berhalangan hadir selama jam kerja apotek.
2. Melakukan standar pelayanan kefarmasian di Apotek.
3. Bertanggung jawab penuh kepada APA dan melaksanakan tugas
dan fungsi sebagai apoteker pendamping, seperti melakukan
pengelolaan sediaan farmasi, seperti perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pengendalian, pemusnahan, pelaporan,
dan pencatatan
4. Berwenang mengelola seluruh kegiatan di apotek sesuai dengan
petunjuk dan atau instruksi dari APA.
c. Tenaga Teknis Kefarmasian (Asisten Apoteker)
Tugas dan kewajiban Tenaga Teknis Kefarmasian :

11
1. Bertanggung jawab kepada apoteker dengan tugasnya, artinya
bertanggung jawab atas kebenaran segala tugas yang
diselesaikannya, tidak boleh ada kesalahan, kekeliruan,
kekurangan, kehilangan dan kerusakan.
2. Melaksanakan pekerjaan yang seusai dengan profesinya sebagai
asisten apoteker (Tenaga Teknis Kefarmasian), yaitu meliputi :
a) Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan
resep) sesuai petunjuk pimpinan apotek.
b) Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sedían racikan
dan meracik.
c) Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.
d) Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi
(narkotik, psikotropik, statistik resep dan OGB, OWA) dan
waktu kadaluarsa.
e) Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu
kelancaran kegiatan pembelian.
f) Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani
faktur, mencatat ke dalam buku pembelian (komputer) dan
menjaga agar daftar harga tetap up to date.
g) Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang
pelayanan dan peracikan obat.
h) Mengelompokkan dan menata obat sesuai metode penataan.
i) Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir,
reseptir dan lain sebagainya.
d. Non Tenaga Teknis Kefarmasian
1. Membantu kelancaran kegiatan apotek (misal : fotokopi,
membayar rekening apotek, membeli kebutuhan apotek, dan
lainnya).
2. Menjamin keamanan dan kebersihan diseluruh lingkungan apotek
dan mengelola sampah apotek dengan penuh tanggung jawab.
3. Bertanggung jawab atas perbaikan apotek (perbaikan kantor).

12
I. Aspek Permodalan Dan Bisnis

1. Modal Tetap

Bangunan dan Perlengkapan Apotek Biaya


Tanah dan Gedung (Sewa per tahun) Rp. 12.000.000,-
Renovasi Bangunan Rp. 15.000.000,-
Desain Interior dan Furniture (Lampu, Cat Rp. 10.000.000,-
Ruangan, kursi)
Perlengkapan Apotek
Lemari Es (Polytron) Rp. 1.500.000,-
AC (Panasonic) Rp. 1.300.000,-
Mesin Telepon Rp. 150.000,-
Komputer (Monitor LCD) + CPU Rp. 3.000.000,-
Printer Rp. 700.000,-
Mesin Kasir Rp. 800.000,-
Wi-Fi (per tahun) Rp. 3.600.000,-
Program pengolahan data Apotek (Software) Rp. 2.000.000,-
Dispenser Rp. 150.000,-
Galon (isi ulang / per tahun) Rp. 432.000,-
Kotak P3K + isi Rp. 200.000,-
Alat pemadam kebakaran Rp. 130.000,-
TOTAL Rp. 13.962.000,-
Peralatan Peracikan
Timbangan miligram @ 1.600.000,- (1 buah) Rp. 1.600.000,-
Timbangan gram @ 1.000.000,- (1 buah) Rp. 1.000.000,-
Mortir + Stamper poselen @ 50.000,- (2 buah) Rp. 100.000,-
Spatula stainless @ 10.000,- (2 buah) Rp. 20.000,-
Batang Pengaduk @ 8.000,- (2 buah) Rp. 16.000,-
Beker Glass 100 ml @ 30.000,- (1 buah) Rp. 30.000,-
Gelas ukur 10 ml @ 40.000,- (1 buah) Rp. 40.000,-
Gelas ukur 25 ml @ 55.000,- (1 buah) Rp. 55.000,-
TOTAL Rp. 2.861.000,-
Biaya Perizinan Rp. 2.000.000,-
Total Modal Tetap Rp. 55.823.000,-

2. Modal Operasional (Gaji Pegawai dan Biaya Lain)

Gaji Pegawai Biaya


Apoteker Pengelola Apotek (1) Rp. 3.000.000,-
Apotek Pendamping (1) Rp. 2.000.000,-

13
Tenaga Teknis Kefarmasian (2) @1.500.000,- Rp. 3.000.000,-
Non Tenaga Teknis Kefarmasian (1) Rp. 800.000,-
TOTAL Rp. 8.800.000,-
Biaya Lain-lain
Listrik, air, telepon Rp. 500.000,-
Pemeliharaan Gedung Rp. 100.000,-
ATK, dll. Rp. 100.000,-
TOTAL Rp. 700.000,-
Gaji Pegawai + Biaya Lain-lain Rp. 9.500.000,-
THR (dalam 1 tahun)
Apoteker Pengelola Apotek (APA) Rp. 2.500.000,-
Apoteker Pendamping (APING) Rp. 2.000.000,-
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) @Rp. Rp. 3.000.000,-
1.500.000,-
Non TTK Rp. 1.000.000,-
TOTAL Rp. 8.500.000,-
Gaji Pegawai + Biaya Lain + THR (dalam 1 Rp. 122.500.000,-
tahun)

a. Perkiraan Pendapatan Proyeksi Pendapatan Tahun 1

Penjualan obat resep :


25 resep x 30 hari x 12 bulan x Rp. 450.000.000,-
Rp. 50.000,- (Harga per resep)
Penjualan obat bebas :
30 hari x 12 bulan x Rp. 500.000,- Rp. 180.000.000,-
Penjualan Obat Wajib Apotek (OWA) :
30 hari x 12 bulan x Rp. 300.000,- Rp. 108.000.000,-
Total Rp. 738.000.000

b. Proyeksi Pendapatan Tahun II


Rp. 738.000.000,- x 110% = Rp. 811.800.000,-
*) Asumsi terjadi peningkatan sebesar 10% per tahunnya
c. Proyeksi Pendapatan Tahun III
Rp. 811.800.000,- x 110% = Rp. 892.980.000,-
d. Proyeksi Pengeluaran Rutin Tahun I

14
Pembelian obat resep :
e. Perkiraan Profit Tahun 1

Omset tahun pertama = Rp. 738.000.000,-

HPP = 80% x Rp. 738.000.000,- = Rp. 590.400.000,-

Laba Kotor = Omset – HPP

= Rp. 738.000.000,- Rp. 590.400.000,-

= Rp. 147.600.000,-

Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya Operasional

= Rp. 147.600.000,- - Rp. 122.500.000,-

= Rp. 25.100.000,-

PPH = Laba Bersih x 10%

= Rp. 25.100.000,- x 10%

= Rp. 2.510.000,-

Profit = Laba Bersih – PPH

= Rp. 25.100.000,- - Rp. 2.510.000,-

= Rp. 22.590.000,-

f. Perkiraan Profit Tahun II

Omset tahun kedua = Rp. 811.800.000,-

HPP = 80% x Rp. 811.800.000,- = Rp. 649.440.000,-

Laba Kotor = Omset – HPP

= Rp. 811.800.000,- - Rp. 649.440.000,-

= Rp. 162.360.000,-

Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya Operasional

15
= Rp. 162.360.000,- - Rp. 122.500.000,-

= Rp. 39.860.000,-

PPH = Laba Bersih x 10%

= Rp. 39.860.000,- x 10%

= Rp. 2.510.000,-

Profit = Laba Bersih – PPH

= Rp. 25.100.000,- - Rp. 2.510.000,-

= Rp. 22.590.000,-

J. Kesimpulan
Setelah dilakukan penyusunan studi kelayakan untuk pendirian
Apotek Maghribi, dapat dilihat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi
dalam pendirian Apotek. Beberapa aspek tersebut dapat diketahui bahwa
Apotek Maghribi memiliki potensi yang besar dalam dalam hal bisnis
Apotek dan tentunya pelayanan kesehatan sesuai dengan logo Apotek
Maghribi yaitu, “Melayani sepenuh hati”. Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa Apotek Maghribi layak untuk didirikan.

16

Anda mungkin juga menyukai