Oleh:
Pembimbing:
dr. Mujiarto Winarji
Perusahaan yang menjadi survey kami adalah PTPN VII Unit Usaha Pematang
Kiwah, perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan karet, menggunakan
beberapa mesin yang menghasilkan bunyi. Sehingga perlu dilakukannya survey
untuk mengukur kebisingan dan meninjau kembali karena jika kebisingan terjadi
secara terus-menerus dapat menyebabkan adanya gangguan pekerjaan
(kebisingan). Oleh sebab itu kami tertarik untuk melakukan survey lebih lanjut.
TUJUAN SURVEI
1. Mengetahui apakah terdapat kebisingan di tempat kerja.
2. Mengetahui adanya kemungkinan risiko terjadi gangguan pendengaran di
tempat kerja.
METODE SURVEI
Survei lapangan dilakukan dengan menggunakan alat sound level meter yang
dilakukan di setiap bagian stasiun stasiun di pabrik karet pematang kiwah,
penghitungan dilakukan dengan jarak (±) 5 cm dari sumber suara mesin pada
pabrik pematang kiwah, pengukuran ini dilakukan sejajar tepat dengan posisi
para pekerja yang sedang bekerja dan setinggi telinga pekerja.
HASIL SURVEI
Dari hasil survei yang telah dilakukan dengan mengukur pengukuran
tingkat kebisingan menggunakan alat Sound Meter level (SML) di setiap stasiun-
stasiun pabrik karet dan survey melalui pengisian kuisioner untuk mengetahui
adanya kemungkinan resiko terjadinya gangguan pendengaran di Pabrik karet
Unit Pematang Kiwah Natar Lampung Selatan didapatkan:
LokasiKerja Tingkat Kebisingan
Bokar 51 dB
Timbang 57 dB
Slab cutter 81 dB
Hammer Hall I 87 dB
Hammer Hall II 89 dB
Macerator 87 dB
Creeper I s/d Finisher 84 dB
Roll creppe 84 dB
Timbangcreppe 79 dB
Predrying (12 hari) 70 dB
Shreeder 91 dB
Trolly 79 dB
Dryer 78 dB
TimbangBalle 75 dB
Press Balle 74 dB
Metal Detector 73 dB
Timbang Digital 73 dB
Ball Cutter 70 dB
Packing 74 dB
Pada pabrik ini terdapat beberapa mesin yang digunakan. Letak pabrik
berada di sebuah area dengan pengaruh kebisingan eksternal yang relatif kecil.
Kebisingan yang ada di unit ini merupakan kebisingan internal yakni berasal dari
mesin-mesin yang sedang beroperasi di dalampabrik.Kebisinganeksternaltidak ada
karena unit ini tidak berdekatan dengan jalan umum. Di antara beragam mesin,
terdapat mesin yang menghasilkan angka kebisingan diatas nilai ambang batas
(NAB) yaitu berada di shreeder mencapai kebisingan 91 dB (A), Hammer Hall I
mencapai kebisingan 87 dB (A), Hammer Hall II mencapai kebisingan 89 dB (A),
Macerator mencapai kebisingan 87 dB (A). Kebisingan pada unit ini hanya
dirasakan berlebihan pada titik-titik tertentu yaitu pada mesin yang menghasilkan
kebisingan kuat. Titik-titik tersebut berada pada daerah yang berdekatan dengan
mesin-mesin bersuara sangat kuat. Sedangkan daerah yang relatif jauh dari mesin-
mesin tersebut tidak begitu bising meskipun mesin yang ada sedang beroperasi.
Karena jika tidak berdekatan dengan mesin itu relatif tenang dengan kebisingan
di bawah NAB.
Apabila dilihat dari hasil kuesioner yang telah diberikan kepada para
pekerja diperoleh beberapa informasi tentang kondisi mereka selama mereka
berada di tempat kerja. Pengisian kuesioner yang dibagikan kepada pekerja
tersebut untuk mengetahui apakah pekerja terpapar oleh kebisingan di 4 stasiun
yang dianggap memiliki diatas nilai ambang batas (NAB). Kuesioner tersebut
dibagian kepada 18 responden yang bekerja di stasiun Shreeder, Hammer Hall I,
Hammer Hall II, dan Macerator, 18 responden diminta untuk menjawab 5
pertanyaan antara lain yaitu:
1. Apakah saat bekerja anda harus berteriak dengan rekan lainnya?
2. Apakah telinga anda berdenging? Setelah bekerja maupun dirumah?
3. Apakah sulit atau sering tidak mendengar pembicaraan keluarga dirumah?
4. Apakah anda sering membesar/mengecilkan volume TV atau radio?
5. Apakah anda sering meminta oranglain untuk mengulangi ucapan mereka?
Pengisian kuisioner dikerjakan oleh 18 karyawan di PTPN 7 Unit
Pematang Kiwah Natar Lampung Selatan, lalu didapatkan:
KESIMPULAN
Berdasarkan survei yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pabrik karet Pematang Kiwah PTPN VII tidak aman dari kebisingan
2. Terdapat kemungkinan resiko gangguan pendengaran di tempat kerja
3. Program K3 pada pabrik karet pematang kiwah belum berjalan dengan baik
SARAN
1. Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan melakukan
pengendalian secara teknis (engineering control), pengendalian secara
administratif dan dengan penggunaan alat pelindung pendengaran. Pengaturan
shift jam kerja sebaiknya dilakukan, agar sesuai serta tidak melebihi ambang
kebisingan.
2. Dilakukan pemeriksaan berkelanjutan terhadap responden yang memiliki
resiko tinggi gangguan pendengaran.
3. Pemeriksaan berkala pekerja mengenai fungsi pendengaran sebaiknya
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA