Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (Helvie, 1998)
dalam Mubarak, dkk. (2009: 67).
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari
waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah
gaya hidup modern. Pemilihan maknan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang
tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal
yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini
dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab
berbagai penyakit non infeksi. Hal ini juga menjadi indikator bergesernya dari
penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab
kematian di Indonesia. Untuk lebih mengenal dan mengetahui penyait ini, maka saya
akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan
darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (Anindya, 2009)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan keperawatan keluarga
dengan Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pegkajian keperawatan keluarga dengan Hipertensi.
b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan keluarga dengan Hipertensi.
c. Dapat merumuskan intervensi keperawatan keluarg dengan Hipertensi.
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga dengan Hipertensi.
e. Dapat melakukan evaluasi keperawatan keluaraga dengan Hipertensi.
C. Studi Literature
Metode yang digunakan dalam penelitian makalah ini adalah metode
deskriptif berbentuk studi kasus melakukan pendekatan proses keperawatan,
adapun teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

1
1. Studi doumentasi
Mempelajari data-data status kesehatan klien dengan catatan-
catatan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksan secara lagsung dan spesifik mengkaji keadaan umum
klien secara menyeluruh melalui metode head to toe dengan inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi untuk mendapatkan data mengenai keadaan
klien sehingga dapat menentukan diagnosa dan intervensi yang sesuai
dengan kebutuhan klien.
3. Observasi
Pengumpulan data yang diperoleh dengan pengamatan langsung
dengan cara berkunjung ke keluarga yang menjadi subjek asuhan
keperawatan.
4. Wawancara dan pastisifasi aktif
Merupakan kegiatan aktif penulisan melakukan langsung asuhan
keperawatan dengan menanyakan data yang diperlukan pada klien, keluarga
dan tenaga kesehatan yang terkait.
5. Studi perpustakaan
Merupakaan kegiatan untuk mendapatkan teori konsep dan model
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
D. Sistemika penulisan
1. BAB I : PENDAHULUAN berisi latar belakang, tujuan penulisan, studi
literature, sistemika penulisan yang digunakan dalam askep ini.
2. BAB II : TUJUAN TEORITIS berisi konsep penyakit, konsep keluarga dan
konsep asuan keperawatan keluarga sesuai dengan penyakit Hipertensi.
3. BAB III : KASUS DAN PEMBAHASAN berisi kasus mengenai askep
keluarga tentang Hipertensi dari mulai pengkajian sampai evaluasi.
4. BAB IV : PENUTUP berisi kesimpulan dan saran.
5. DAFTAR PUSTAKA berisi referensi buku yang diambil.
6. LAMPIRAN berisi hal-hal yang mendukung dan melengkapi asuhan
keperawatan keluarga ini.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbilitas
dan angka kematian (mortalitas) (adib,2009).
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara
umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi didalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko tekanan stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Faqih, 2007).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, 2006)
2. Etiologi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi essensial
(primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada
kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat
hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor
makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi
garam dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemingkinan
menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor faktor lain yang mendorong
terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan (obesitas), pola makan,
merokok (M.Adib, 2009).
3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor itu bermula jaras saraf
simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keuar dari pusat vasomotor
duhantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron masing – masing ganglia
melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pusat ganglia ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan

3
kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan
dimana sistem saraf simpatis erangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang yang mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin yang pada akhirnya
menyebabkan vasokonstriksi korteks adrenal serta mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi tersebut juga menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I, yang kemudian diubah menjadi angiotensi II, yaitu
suatu vasokonstrikor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada penderita hipertensi yaitu : sakit
kepala, jantung berdebar debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau
mengangkat beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, wjah memerah, hidung
berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari, telinga berdenging
(tinnitus), vertigo, mmual, muntah, gelisah (Ruhyanudin, 2007).
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang krena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala – gejala yang mudah diamati antra lain
yaitu : gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah,
tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas,
easa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang – kunang, mimisan (keluar
darah dari hidung).
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Urinalis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah.
Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau disebabkan
oleh hipertensi.
b. Glukosa darah
Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa.
c. Koleterol, HDL dan kolesterol total serum

4
Membantu memperkirakan risiko kardiovaskular di masa depan
d. EKG
Untuk menetapkan adanya hipertropi ventrikel kiri.
e. Hemoglobin/hematokrit
Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan sel – sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor – faktor risiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
f. BUN/kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
g. Glukosa hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
h. Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi diuretic.
i. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium dapat meningkatkan hipertensi
j. Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya
pembentukan plak atero matosa (efek kardiovaskular)
k. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
l. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)
m. Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau adanya
diabetes.
n. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi
o. Foto dada
Dapat menunjukkan abstraksi klasifikasi pada area katup, deposit pada dan
atau takik aorta, pembesaran jantung.
p. CT Scan
Mengkaji tumor serebral, ensepalopati, atau feokromositama (doenges, 2000;
John, 2003; sodoyo, 2006).

5
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (Helvie, 1998) dalam
Mubarak, dkk. (2009: 67). Depkes R.I (1988) dalam Setiadi (2008: 3),
mendefinisikan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yaitu terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tingggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004: 1), keluarga adalah kumpulan
dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional
dan individu mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari
keluarga.
Menurut Bailon dan Maglaya(1989) dalam Efendi dan Makhfudli (2009: 179),
keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan lainnya
dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh pertalian darah,
kelahiran, perkawinan dan adopsi yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan yang mempunyai peran masing-masing, dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
2. Karakteristik Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2009: 68) karakteristik keluarga adalah :
a. Terdiri atas dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah tetap
memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial, sebagai suami, istri, anak, kakak, dan adik.
d. Mempunyai tujuan menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
3. Tipe Keluarga

6
Tipe keluarga menurut Suprajitno (2004: 2) bergantung pada konteks keilmuan dan
orang yang mengelompokkan adalah :
a. Secara tradisional
a. Keluarga inti (Nuclear family ) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (Extended family ) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek,
paman, bibi).
b. Secara modern
Sesuai dengan perkembangan social, maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya, diantaranya menurut Mubrak, dkk.(2009 : 70-71) adalah :
1) Traditional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam suatu rumah ditetapkan
oleh sanksi – sanksi legal dalm suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami
atau istri, tinggal dalam pembentukan suatu rumah dengan anak – anaknya,
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun dari hasil perkawinan baru,
satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
3) Niddle Age atau Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah atau kedua – duanya bekerja
dirumah, anak – anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau
perkawinan atau meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya
atau salah satu bekerja diluar rumah.
5) Single parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak – anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
6) Dual carier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
7) Commuter married

7
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu – waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak ada keinginan
untuk kawin.
9) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Anak – anak atau orang – orang dewasa tinggal dalam suatu panti –panti.
11) Communal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan
anak – anaknya dan bersama – sama dalam penyediaan fasilitas.
12) Group Marriage
Suatu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak – anak.
13) Unmarried parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, dan kemudian anaknya
diadopsi.
14) Cohibing coiple
Dua orang atau suatu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
15) Gay and Lesbian Family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
4. Struktur Keluarga
Menurut Setiadi (2008: 6-7) struktur keluarga terdiri dari bermacam – macam,
diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu dihubungkan melalui jalur garis
bapak.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu dihubung melalui jalur garis
ibu.

8
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama saudara istri.
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama saudara suami.
e. Keluarga kawinan
Keluarga kawinan adalah suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan – hubungan dengan suami istri.
5. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004: 13), secara umum fungsi
keluarga adalah sebagi berikut :
a. Fungsi afektif ( the affective function ) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi
(socialization and social placement function ) adalah fungsi mengembangkan
dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi (the reproductive function ) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (the economic function ) adalah keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function )
adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
6. Tugas Keluarga
Menurut Bailon dan Maglaya (1998) dalam Efendi dan Makhfudli (2009: 185-186),
keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan,
meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan,
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena

9
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
Orang tua perlu mengenal masalah kesehatan dan perubahan – perubahan
yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau
keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga perlu dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan
yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Membuaat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah
kesehatan yang dialaminya, perawat harus mengkaji hal-hal sebagai berikut :
1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.
2) Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan.
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhada masalah yang dialaminya.
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat penyakit
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan.
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan pada keluarganya yang sakit, keluarga harus
mengetahui hal-hal berikut ;
1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplokasi, prognosis dn
perawatannya)
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3) Keberadaan fasillitas yang diperlukan untuk perawatan.
4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang
bertanggungjawab, sumber keuangan atau financial, fasilitas fisik, dan
psikososial).
5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga atau menciptakan suasana rumah yang
sehat

10
Ketika memodifikasi lingkkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat,
keluarga harus mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan
atau manfaat pemeliharaan lingkungan, pentingnya hygiene sanitasi, upaya
pencegahan penyakit, dan sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene
sanitasi.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi keluarga
7. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duvall (1985) dalam Setiadi (2008: 14-18), tahap perkembangan keluarga
adalah :
a. Keluarga baru (Bergaining Family )
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan, dan menjadi
orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama <30 bulan ( child bearing )
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Tugas perkembangan tahap ini antara lain :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual, dan
kegiatan).
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab.
4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Konseling KB post partum 6 minggu.
6) Menata ruang untuk anak.
7) Memfasilitasi role bearing.
8) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah Tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini antara lain :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

11
2) Membantu anak bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.
4) Pembagian waktu, individu, pasangan, dan anak.
5) Pembagian tanggung jawab.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu simulasi tumbuh dan kembang anak.\
d. Keluarga dengan anak usia sekolah Tugas keluarga pada tahap ini antara lain :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan
lingkungan lebih luas.
2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikutsertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun) Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini antara lain :
1) Perkembangan tahap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
bertanggung jawab).
2) Memelihara komunitas terbuka (cegah gep komunikasi).
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga
untuk memnuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (anak satu meninggalkan rumah) Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
1) Memperluas keluarga inti menjadi kelurga besar.
2) Mempertahankan keintiman .
3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak –
anaknya.
g. Keluarga usia pertengahan ( middle age family) Tugas keluarga pada tahap ini
antara lain :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
sosial dan waktu santai.

12
2) Memulihkan hubungan antara generasi muda dan tua.
3) Keakraban dengan pasangannya.
4) Memelihara hubungan atau kontak dengan anak dan keluaraga.
5) Persiapan masa tua atau pensiun.
h. Keluarga lanjut usia Tugas perkembangan keluarga pada saat ini antara lain :
1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga sesuai dengan Kasus Kelolaan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan proses dinamis yang terorgnisasi yang meliputi tiga aktivitas
dasar yaitu: pengumpulan data secara sistematis, memilih, dan mengatur data yang
diperlukan dan mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka
kembali.Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, ukuran atau
penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma nilai, prinsip,
aturan, harapan, teori dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan.
a. Data umum
1) Nama Kepala Keluarga :
2) Usia :
3) Alamat dan telepon :
4) Pekerjaan kepala keluarga :
5) Pendidikan kepala keluarga :
b. Komposisi keluarga
No Nama Umur Alamat Jenis Hubungan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dengan
KK

c. Genogram
Untuk mengidentifikasi komposisi keluarga
d. Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe/bentuk keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis tipe/bentuk keluarga tersebut.

13
e. Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan. Kalau ada perbedaan dalam
keluarga bagaimana beradaptasi terhadap perbedaan tersebut, apakah berhasil
atau tidak dan kesulitan-kesulitan yang masih dirasakan sampai saat ini
sehubungan dengan proses adaptasi dan sebagainya.
f. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan. Apakah berasal dari agama dan kepercayaan yang
sama, kalau tidak bagaimana proses adaptasi dilakukan dan bagaimana
hasilnya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik oleh kepala
keluarga maupun oleh anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga
serta barang-barang yang dimilki keluarga. Tingkat status sosial ekonomi ;
adekuat bila keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan primer maupun
sekunder dan keluarga mempunyai tabungan; marginal bila keluarga tidak
mempunyai tabungan dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, miskin bila
keluarga harus dibantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
h. Aktivitas Rekresasi Keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama
untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi. Sebagai sering rekreasi
dilakukan dan apa kegiatan yang dilakukan baik oleh keluarga secara
keseluruhan maupun oleh anggota keluarga. Eksplorasi perasaan keluarga
setelah berekreasi, apakah keluarga puas/tidak. Rekreasi dibutuhkan untuk
memperkokoh dan mempetahankan ikatan keluarga, memperbaiki perasaan
masing-masing anggota keluarga curah pendapat/sharing, menurunkan
ketegangan dan untuk bersenang-senang.
i. Riwayat Dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dengan balita dengan tugas perkembangan keluarga:
- Menanamkan nilai2 dan norma kehidupan.

14
- Mulai menanamkan keyakinan beragama.
- Mengenalkan kuitur keluarga.
- Memenuhi kebutuhan bermain anak.
- Membantu anak dlm sosialisasi dgn ling. Sekitar.
- Menanamkan tanggung jawab dlm lingkup kecil.
- Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Anak tidak diimunisasi,Ny. V saat ini tidak memakai KB, keluarga tidak
pernah berobat ke puskesmas, Ny. V menderita hipertensi dan dia
mengatakan tidak pernah control ke puskesmas.
j. riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai bagaimana keluarga terbentuk, contohnya apakah
pacaran sebelum menikah dijodohkan, terpaksa, dll, riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan keluarga
serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
k. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri.
b. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Situasi lingkungan ; Rumah semi permanen terdapat satu buah jendela di
sebelah pintu masuk, terdiri dari dua kamar tidur yang hanya memiliki satu pintu
saja, dinding samping berhimpitan dengan tetangga dan udara dalam rumah
lembab. Pembuangan sampah : Tak ada data, hanya sampah mainan yang
berserakan di dalam rumah . Sumber air minum, tempat pembuangan tinja dan
tempat pembuanga limbah : Tak ada data
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Kehidupan antar anggota keluarga setiap keputusan ada di tangan kepala
keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan dari anggota keluarga yang lain
c. Mobilitas geografis keluarga
Tidak ada data
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat
Tn. E jarang berinteraksi dengan tetangganya.

15
e. Sistem pendukung keluarga
Tidak ada data
Denah Rumah

Tetangga
Tempat
Tidur

c. Struktur keluarga\
a. Pola komunikasi keluarga
Setiap keputusan ada di tangan kepala keluarga dan tanpa memerlukan
persetujuan dari anggota keluarga yang lain.
b. Struktur kekuatan keluarga
Tidak ada data
c. Struktur peran
Tidak ada data
d. Nilai atau norma budaya
Tidak ada data
d. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Tidak ada data
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. E jarang berinteraksi dengan tetangganya
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Imunisasi : Anak tidak diimunisasi, karena ayah takut anaknya panas dan ibunya
tidak memakai KB, keluarga tidak pernah berobat kepuskesmas dan jika ada
salah satu anggota kelurga yang sakit hanya menggubnakan obat-obatan alami
atau membeli diwarung. Istri Tn.E (Ny.V) sedang hamil trimester kedua, dari
sebelum menikah Ny. V menderita hipertensi, Ny, V mengatakan tidak pernah
kontrol ke puskesmas, Ny. V juga pernah mengalami keguguran saat
mengandung anak pertama, dan kelahiran anak kedua dibantu oleh dukun.
e. Stres dan Koping Keluarga

16
1) Stressor Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
Anak tidak diimunisasi, karena ayah takut anaknya panas
2) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Setiap keputusan ada ditangan keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan
dari anggota yang lain
3) Strategi Koping
Setiap keputusan ada ditangan keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan
dari anggota yang lain
4) Strategi Adaptasi Disfungsional
Dari hasil pengkajian didapatkan adanya cara-cara keluarga mengatasi
masalah secara maladaptive.
6. Harapan Keluarga
Tidak Ada Data
7. Data Tambahan
a. Nutrisi
Tidak Ada Data
b. Eliminasi
Tidak Ada Data
c. Istirahat Tidur
Tidak Ada Data
d. Aktivitas Sehari-hari
Tidak ada Data
e. Merokok
Tidak ada Data
8. Pemeriksaan Fisik
Tidak Ada Data

Analisa Data

No Data Dx Keperawatan
1 Data subyektif Resiko terjadinya gangguan
Ayah mengatakan anaknya tidak diimunisasi, penyakit yang bisa dicegah
karena takut anaknya panas dengan imunisasi pada An L
(1 th) di keluarga Tn E b/d

17
Data obyektif : - ketidaktahuan keluarga Tn E
mengenal masalah kesehatan
keluarga
2 Data subyektif Kurang pengetahuan
Keluarga mengatakan tidak pernah berobat ke Keluarga Tn E b/d
Puskesmas dan jika salah satu anggota keluarga ketidakmampuan keluarga Tn
yang sakit hanya menggunakan obat – obatan E menggunakan fasilitas
alami atau membeli di warung. pelayanan kesehatan di
Istri Tn.E ( Ny.V ) sedang hamil trimester kedua, sekitarnya.
dari sebelum menikah Ny.V menderita hipertensi,
Ny.V mengatakan tidak pernah control ke
Puskesmas Ny.V juga pernah mengalami
keguguran saat mengandung anak I, dan kelahiran
anak ke II di bantu oleh dukun

Data Obyektif:-
3 Data subyektif Koping keluarga Tn E tidak
Keluarga mengatakan setiap keputusan ada di efektif b/d ketidakmampuan
tangan kepala keluarga dan tanpa memerlukan Tn E memutuskan tindakan
persetujuan dari anggota keluarga yang lain kesehatan yang tepat bagi
Dan Tn E jarang berinteraksi dengan tetangganya. keluarga
Data Obyektif: -

9. Diagnose keperawatan keluarga dan scoring


Diagnose keperawatan keluarga yang muncul antara lain :
1. Resiko terjadinya gangguan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi pada
An L (1 th) di keluarga Tn E b/d ketidaktahuan keluarga Tn E mengenal
masalah kesehatan keluarga
no Criteria Score Pembenaran

1 Sifat masalah : resiko 2/3 x 1 Masalah ini belum terjadi


namun terdapat data
bahwa An.L belum
diimunisasi.

18
2 Kemungkinan masalah untuk 2/2 x 2 Masalah masih mudah
diubah :mudah untuk diubah, dengan cara
memberikan penyuluhan
tentang pentingnya
imunisasi.
3 Potensial masalah untuk di 3/3 x 1 Masalah gangguan
cegah : tinggi penyakit belum terjadi, jadi
bisa dilakukan perawatan
kesehatan mulai dari
sekarang dan melakukan
imunisasi pada kehamilan
berikutnya.

4 Menonjolnya masalah : tidak ½x1 Karena masalah belum


segera diatasi terjadi maka tidak perlu
segera di atasi namun
harus dilakukan.

Total 4 1/3

2. Kurang pengetahuan Keluarga Tn E b/d ketidakmampuan keluarga Tn E


menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya.
no Criteria Score Pembenaran

1 Sifat masalah : actual 1/3 x 1 Keluarga tidak pernah


berobat ke Puskesmas dan
jika salah satu anggota
keluarga yang sakit hanya
menggunakan obat –
obatan alami atau membeli
di warung.
Istri Tn.E ( Ny.V ) sedang
hamil trimester kedua, dari

19
sebelum menikah Ny.V
menderita hipertensi, Ny.V
mengatakan tidak pernah
control ke Puskesmas Ny.V
juga pernah mengalami
keguguran saat
mengandung anak I, dan
kelahiran anak ke II di bantu
oleh dukun.
2 Kemungkinan masalah untuk 2/2 x 2 Masalah mudah untuk
diubah : mudah diubah dengan cara
memberikan penyuluhan
tentang pelayanan
kesehatan puskesmas.

3 Potensial masalah untuk di 3/3 x 1 Walaupun masalahnya


cegah : tinggi sudah terjadi, tetapi jika ada
salah satu keluarga yang
sakit dan ibu hamil lagi bisa
langsung dibawa ke
puskesmas setelah
keluarga tahu fungsi
puskesmas.

4 Menonjolnya masalah : ada ½x1 Masalah sudah terjadi, tapi


masalah tidak perlu segera keluarga menganggap ini
ditangani bukan masalah yang serius
jadi tidak segera ditangani.

Total 3 5/6

3. Koping keluarga Tn E tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn E memutuskan


tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

20
no Criteria score Pembenaran

1 Sifat masalah : actual 1/3 x 1 Setiap keputusan ada di


tangan kepala keluarga dan
tanpa memerlukan
persetujuan dari anggota
keluarga yang lain
Tn E jarang berinteraksi
dengan tetangganya.

2 Kemungkinan masalah untuk ½x2 Masalah masih mungkin


diubah : sedang untuk diubah, walaupun
agak susah mengubah
koping negative ke positif.

3 Potensial masalah untuk 2/3 x 1 Masalah sudah terjadi,


dicegah : cukup tetapi keluarga masih
belum mampu mengambil
keputusan yang tepat untuk
kesehatan mereka.

4 Menonjolnya masalah : ada ½x1 Keluaga merasakan ada


masalah tidak perlu segera masalah, tapi menurut
ditangani mereka tidak serius, jadi
tidak perlu segera
ditangani.

Total 2 1/2

10. Prioritas Diagnosa Keperawatan


a. Resiko terjadinya gangguan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi pada
An L (1 th) di keluarga Tn E b/d ketidaktahuan keluarga Tn E mengenal
masalah kesehatan keluarga
b. Kurang pengetahuan Keluarga Tn E b/d ketidakmampuan keluarga Tn E
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya

21
c. Koping keluarga Tn E tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn E memutuskan
tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

11. intervensi
a. Resiko terjadinya gangguan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi pada
An L (1 th) di keluarga Tn E b/d ketidaktahuan keluarga Tn E mengenal
masalah kesehatan keluarga

Diagnosa
N Tujuan Evaluasi Intervensi
Keperawatan
o
Tujuan Tujuan Khusus Kriteria Standar
Umum
Risiko
2 terjadinya Setelah 1. Selama 1x60 Respon Imunisasi adalah -Berikan
gangguan
4 diberikan menit kunjungan verbal pemberian kekebalan pengetahuan
penyakit yang askep pada Keluarga Tn.E tubuh terhadap suatu keluarga tentang
bisa dicegah keluarga mampu penyakit dengan imunisasi
dengan Tn.E , tidak mengenal memasukkan sesuatu ke -Diskusikan
imunisasi pada terjadi masalah dalam tubuh agar tubuh dengan
An.L (1th) di gangguan kesehatan yang tahan terhadap penyakit keluarga, tujuan
keluarga Tn.E penyakit terjadi pada An.L yang sedang mewabah keluarga harus
b/d ketidaktauan pada An.L yang tidak atau berbahaya bagi melakukan
keluarga Tn.E mendapatkan seseorang. imunisasi
mengenal imunisasi. -Diskusikan
masalah Dengan cara: dengan keluarga
kesehatan -Menyebutkan Tujuan imunisasi : Tujuan pentingnya
keluarga pengertian dari diberikannya suatu imunisasi bagi
imunisasi imunitas dari imunisasi anak untuk
-Menyebutkan adalah untuk mengurangi mencegah
tujuan imunisasi angka penderita suatu penyakit
-Menyebutkan penyakit yang sangat -Berikan
akibat jika anak membahayakan kesehatan penjelasan
tidak diimunisasi bahkan bisa menyebabkan apabila anak
kematian pada tidak mendapat

22
penderitanya. imunisasi
-Puji keluarga
atas jawaban
Akibat jika anak tidak di atau tindakan
imunisasi: yang tepat
Tidak mendapatkan
kekebalan terhadap
penyakit
2. keluarga Tn.E Respon Macam – macam -Beri penjelasan
mampu verbal imunisasi: imunisasi BCG, pada keluarga
memutuskan DPT, Polio, Campak, Tn.E tentang
imunisasi yang Hepatitis dll macam-macam
tepat bagi imunisasi
kesehatan An.L Efek pemberian imunisasi: -Diskusikan
Dengan cara: 1.BCG: bisul kecil yang dengan keluarga
-Menyebutkan kemudian menjadi luka Tn.E efek
macam-macam dan berbekas, jika ada pemberian
imunisasi bekas imunisasi ini imunisasi bagi
-Memberikan berhasil An.L
penyuluhan 2.DPT: anak menderita -Beri
tentang efek panas pada sore hari kesempatan
pemberian setelah di imunisasi keluarga untuk
imunisasi bagi 3.campak: panas dan mendiskusikan
kesehatan An.L kemerahan tentang
4.Hepatitis: umumnya tidak imunisas
ada
-Motivasi
keluarga untuk
menjadi
Respon akseptor
afektif imunisasi
-Jelaskan baik
buruknya dari
bermacam-

23
macam
imunisasi yang
dikenal oleh
keluarga

3. keluarga Tn.E Respon Tempat mendapatkan -Jelaskan


mampu psikomot imunisasi: beberapa
menggunakan or 1.Di Pos Pelayanan tempat
fasilitas Terpadu (Posyandu) pelayanan
kesehatan 2.Di Puskesmas, Rumah kesehatan yang
Dengan cara: Sakit Bersalin, BKIA, melayani
- Memanfaatkan Rumah Sakit Pemerintah. imunisasi
fasilitas 3.Di Praktek Bidan/Dokter -Libatkan ayah
kesehatan dan ibu untuk
terdekat untuk mengambil
akseptor keputusan
imunisasi imunisasi yang
terbaik untuk
anaknya
-Libatkan ayah
dan ibu untuk
mendiskusikan
tentang
imunisasi

b. Kurang pengetahuan Keluarga Tn E b/d ketidakmampuan keluarga Tn E


menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya

Diagnosa
n TUJUAN EVALUASI INTERVENSI
Keperawatan
o
TUPAN TUPEN KRITERIA STANDAR

24
Kurang
3 Setelah Setelah diberikan Verbal Keluarga 1.1 diskusikan
pengetahuan
2 diberikan askep GA dalam 1 mampu bersama
keluarga Tn E Askep GA kali kunjungan dan mengenal keluarga
b/d selama 1x durasi waktu 30 fasilitas tetang
ketidakmampua kunjungan menit keluarga kesehatan penggunaan
n keluarga Tn E keluarga mampu : seperti fasilitas
menggunakan mengetahui pelayanan pelayanan
1. Mengenal
fasilitas dan mampu medis, kesehatan
fasilitas
pelayanan menggunaka kesejahtera disekitarnya.
kesehatan.
kesehatan n fasilitas an sosial
disekitarnya pelayanan dan
kesehatan transportasi.

2. Mengunaka psikomotor Keluarga 1.2 keluarga


n fasilitas mampu mampu
kesehatan memanfaatk mendapatkan
an fasilitas perawatan
kesehatan segera dengan
disekitarnya mengunakan
seperti fasilitas
puskesmas, kesehatan yang
posyandu,dll ada.

c. Koping keluarga Tn E tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn E memutuskan


tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

Diagnosa
N Tujuan Evaluasi Intervensi
o
Keperawatan Tujuan Tujuan Kriteria Standar
Umum Khusus

25
5 Koping Setelah Selama 1x60 Respon verbal Keluarga -Diskusikan bersama
keluarga diberikan menit mampu keluarga tentang
Tn.E tidak askep kunjungan berdiskusi tindakan kesehatan
efektif b/d keluarga koping dengan yang tepat bagi
ketidakmam mampu keluarga anggota anggota keluarga
puan Tn.E memutuskan efektif keluarga
memutuska tindakan Dengan cara: yang lain.
n tindakan kesehatan
Keluarga
kesehatan yang tepat
mampu
yang tepat bagi keluarga
saling
bagi
berdiskusi
keluarga.
tetang
tindakan
kesehatan
yang tepat
bagi anggota
keluarganya.
Keluarga Respon Keluarga - berikan keluarga
mampu psikomotor berinteraksi kesempatan untuk
berinteraksi dengan bersosialisasi dengan
dengan tetangga tetangga dan
tetangga dan dan lingkungan sekitar
lingkungan lingkungan
sekitar sekitar

26
Keluarga Respon afektif Keluarga -motivasi keluarga
mampu mampu untuk mau
memutuskan memutuska menggunakan
untuk n untuk pelayanan kesehatan
menggunak menggunak - libatkan suami dan
an an istri untuk mengambil
pelayanan pelayanan keputusan
kesehatan kesehatan menggunakan
yang tepat pelayanan kesehatan
bagi yang terbaik bagi
keluarga keluarga

12. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


a. Resiko terjadinya gangguan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi pada
An L (1 th) di keluarga Tn E b/d ketidaktahuan keluarga Tn E mengenal
masalah kesehatan keluarga

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
2 Resiko Tgl. 11-11-2011 jam 08.00- S:
terjadinya 09.00
- Keluarga menjawab salam
gangguan
- Mengucapkan salam - Keluarga mengatakan anaknya
penyakit yang
- Memvalidasi keadaan belum mendapatkan imunisasi
bisa dicegah

27
dengan keluarga - Keluarga menyetujui pertemuan
imunisasi - Mengingatkan kontrak saat ini selama 60 menit tentang
pada An L (1 - Menjelaskan tujuan imunisasi
th) di - Keluarga mendengarkan
keluarga Tn E
b/d TUK 1:
- Keluarga mengatakan adalah
ketidaktahuan - Memberikan pengetahuan
pemberian kekebalan tubuh
keluarga Tn E tentang imunisasi
terhadap suatu penyakit
mengenal
dengan memasukkan
masalah
sesuatu ke dalam tubuh agar
kesehatan - Mendiskusikan dengan
tubuh tahan terhadap
keluarga keluarga apa tujuan
penyakit yang sedang
melakukan imunisasi
mewabah atau berbahaya
bagi seseorang O :
- keluarga mengatakan tujuan
-Memberikan penjelasan
dari diberikannya suatu
apabila anak tidak
imunitas dari imunisasi
mendapat imunisasi
adalah untuk mengurangi
angka penderita suatu
penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan
bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya.
- keluarga mengatakan Akibat
jika anak tidak di imunisasi:
Tidak mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit
O:
- Keluarga kooperatif dan aktif
saat diberikan penjelasan
-Keluarga mendengarkaan
penjelasan yang diberikan
A:

28
-Keluarga dapat menyebutkan
pengertian imunisasi ,tujuan dari
imunisasi dan dampak apabila
anak tidak mendapatkan
imunisasi
P : Ingatkan kembali keluarga
agar mau mengimunisasi
anaknya

TUK 2: S:
-Memberi penjelasan pada -Keluarga mampu menyebutkan
keluarga Tn.E tentang macam-macam imunisasi adalah
macam-macam imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak,
Hepatitis dll
-Mendiskusikan degan - Keluarga mengatakan Efek
keluarga Tn E efek pemberian imunisasi:
pemberian imunisasi bagi 1.BCG: bisul kecil yang kemudian
An L menjadi luka dan berbekas, jika
ada bekas imunisasi ini berhasil
2.DPT: anak menderita panas
pada sore hari setelah di
imunisasi
-Memberi kesempatan 3.campak: panas dan kemerahan
keluarga untuk 4.Hepatitis: umumnya tidak ada
mendiskusikan tentang
imunisasi
-Memotivasi keluarga untuk
menjadi akseptor imunisasi- -Keluarga sudah mau menjadi
Menjelaskan baik buruknya akseptor imunisasi
dari bermacam-macam
imunisasi yang dikenal oleh

29
keluarga
O:
- Keluarga kooperatif dan aktif
saat diberikan penjelasan
-Keluarga mendengarkaan
penjelasan yang diberikan
A:
- Keluarga mampu
menyebutkan macam-macam
imunisasi, Efek pemberian
imunisasi dan Keluarga
sudah mau menjadi akseptor
imunisasi
P:
Ingatkan kembali keluarga agar
mau mengimunisasi anaknya
TUK 3: S:
-Menjelaskan beberapa Keluarga mengatakan Tempat
tempat pelayanan mendapatkan imunisasi:
kesehatan yang melayani 1.Di Pos Pelayanan Terpadu
imunisasi (Posyandu)
2.Di Puskesmas, Rumah Sakit
Bersalin, BKIA, Rumah Sakit
Pemerintah.
3.Di Praktek Bidan/Dokter

-Melibatkan ayah dan ibu - Keluarga mengatakan akan


untuk mengambil keputusan berdiskusi bersama untuk
imunisasi yang terbaik untuk mengambil keputusan
anaknya imunisasi yang terbaik untuk
-Melibatkan ayah dan ibu anaknya
untuk mendiskusikan O:
tentang imunisasi Keluarga kooperatif dan aktif saat
diberikan penjelasan

30
-Keluarga mendengarkaan
penjelasan yang diberikan
A:
- Keluarga mengatakan
Tempat mendapatkan
imunisasi dan Keluarga
mengatakan akan berdiskusi
bersama untuk mengambil
keputusan imunisasi yang
terbaik untuk anaknya
P:
Ingatkan kembali keluarga agar
mau mengimunisasi anaknya

b. Kurang pengetahuan Keluarga Tn E b/d ketidakmampuan keluarga Tn E


menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


keperawatan
3 Kurang Tgl 12 – 11 -2011 S:
pengetahuan - Mengucapkan salam - Keluarga menjawab salam
Keluarga Tn E - Memvalidasi keadaan - Keluarga mengatakan paham
b/d keluarga akan penggunaan fasilitas
ketidakmampu - Mengingatkan kontrak kesehatan.
an keluarga Tn - Menjelaskan tujuan - Kelurga menyetujui pertemuan
E saat ini selama 30 menit.
menggunakan TUK I - Kelurga mengatakan paham
fasilitas - Mendiskusikan bersama tentang penggunaan fasilitas
pelayanan keluarga tetang kesehatan.
kesehatan di penggunaan fasilitas
sekitarnya pelayanan kesehatan
disekitarnya dengan
menggunakan lembar
balik.

31
- Keluarga mampu menjelaskan
- Menanyakan kembali kembali tentang penggunaan
kepada keluarga tentang fasilitas kesehatan.
penggunaan fasilitas O:
kesehatan. - Keluarga kooperatif dan aktif
saat dijelaskan
- Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan
A:
- Keluarga paham tentang
penggunaan fasilitas kesehatan
P :
- Lanjutkan ke TUK berikutnya
TUK 2 S:
Memotivasi keluarga untuk - Keluarga mengatakan sudah
menggunakan fasilitas pelayanan menggunakan fasilitas yang
kesehatan ada.
O:
- Keluarga mau memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
uang ada
A:
- Keluarga mampu memutuskan
untuk merawat anggota
keluarga yang sakit dengan
memanfaatkan pelayanan
kesehatan
P:
- Ingatkan kembali keluarga
untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
disekitarnya

32
c. Koping keluarga Tn E tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn E memutuskan
tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
5 Koping Tgl. 14-11-2011 jam 08.00-09.00 S:
keluarga Tn E
- Mengucapkan salam - Keluarga menjawab salam
tidak efektif
- Memvalidasi keadaan keluarga - Keluarga mengatakan keputusan ada
b/d
ditangan kepala keluarga dan jarang
ketidakmamp
berinteraksi dengan lingkungan sekitar
uan Tn E
- Keluarga menyetujui pertemuan saat
memutuskan - Mengingatkan kontrak
ini selama 60 menit tentang
tindakan
pengambilan keputusan
kesehatan
- Keluarga mendengarkan
yang tepat
- Keluarga paham tentang pelayanan
bagi keluarga. - Menjelaskan tujuan
kesehatan

TUK 1:
- Mendiskusikan bersama - Keluarga mau berdiskusi dengan
keluarga tentang tindakan anggota keluarga yang lain untuk
kesehatan yang tepat bagi memutuskan tindakan kesehatan
anggota keluarganya yang tepat bagi anggota
- Memberikan keluarga keluarganya
kesempatan untuk - Keluarga mampu berinteraksi
bersosialisasi dengan dengan tetangga dan lingkungan
tetangga dan lingkungan sekitar
sekitar
- Memotivasi keluarga untuk
mau menggunakan sarana - Keluarga mengatakan mau
pelayanan kesehatan menggunakan sarana pelayanan
kesehatan

- Melibatkan suami dan istri


untuk mengambil keputusan - Keluarga mengatakan akan
menggunakan pelayanan melibatkan keluarga dalam

33
kesehatan yang terbaik bagi mengambil keputusan
keluarga menggunakan pelayanan
kesehatan yang terbaik bagi
keluarga

O:
- Keluarga kooperatif dan aktif saat
dijelaskan
- Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan

A:

- Keluarga mau berdiskusi dengan


anggota keluarga yang lain.
- Keluarga mampu berinteraksi
dengan tetangga dan lingkungan
sekitar

- Keluarga mengatakan mau


menggunakan sarana pelayanan
kesehatan dan akan melibatkan
keluarga dalam mengambil
keputusan menggunakan
pelayanan kesehatan yang terbaik
bagi keluarga
P:
- Ingatkan kembali keluarga dalam
pengambilan keputusan harus
melibatkan semmua anggota
keluarga

34
BAB III

KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
1) Data Umum
a. Indentitas Kepala Keluarga
1) Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. I
2) Umur (KK) : 40 tahun
3) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) : Berdagang
4) Pendidikan Kepala Keluarga (KK) : SD
5) Alamat dan nomor telepon : Pasangrahan RT/RW
02/06 desa cimuja kabupaten Sumedang
b. Komposisi Anggota Keluarga

No Nama Umur Jenis Hub Pendidika Pekerjaan Status


Kelami denga n Kesehatan
n n KK saat ini
1. Tn. I 40 tahun L KK SD Berdagang Sehat
2. Ny. L 34 tahun p Istri SD Berdagang Sakit
3. An. S 15 tahun L Anak SMA Tidak Sehat
bekerja
4. An. R 8 tahun L Anak SD Tidak Sehat
bekerja

35
c. Genogram

Keterangan :
: Laki- Laki

: Perempuan

: Keluarga yang memiliki hipertensi

: Perempuan klien

: Garis pernikahan

36
: Garis keturunan

: Tinggal serumah

: Meninggal

d. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. I adalah tipe keluarga Nuclear family atau keluarga inti
yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
e. Suku Bangsa
Tn. I berasal dari suku sunda (Sumedang) dan Ny. L berasal dari suku
sunda (Sumedang). Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
sunda. Keluarga Tn. I sudah lama tinggal di Sumedang. Lingkungan
tempat tinggal klien dikelilingi dengan orang-orang dengan suku yang
sama yaitu sunda.
f. Agama
Keluarga Tn. I beragama islam dan menjalankan ajaran agama seperti
shalat, puasa, dan mengaji.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga Tn.I dan Ny.L sebagai pedagang, penghasilan
dalam satu bulan sekitar Rp. 4.000.000,-. Penghasilan tersebut
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dan
pengeluaran keluarga perbulan sekitar Rp.1.900.000,-.
Keperluan masak/makan : Rp. 60.000,- x 30 hari = 1.800.000,-
Listri : Rp. 100.000,-
+
Jumlah : Rp. 1.900.000,-
Untuk sisa digunakan untuk keperluan membayar uang sekolah anak
pertama dan kedua.
h. Aktifitas rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton tv
setiap sore sampai malam. Keluarga Tn. I jarang berpergian keluar
rumah tetapi untuk An. S dan An. R sering bermain dengan teman-
temannya ketika sudah pulang sekolah.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluaarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini

37
Pada saat ini keluarga Tn.I berada pada tahap 5 yaitu keluarga dengan
anak remaja. Yaitu dengan anak pertama berusia 15 tahun dan masih
sekolah. Tugas perkembangan :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang
tua.
d. Perubaha sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
b. Tahap Perkembangan yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn.I tidak ada yang belum terpenuhi
karena selalu terbuka kepada orang tua dan selalu bertanggung jawab
atas apa yang di perbuatanya
c. Riwayat Keluarga Inti
Pada riwayat kesehatan Tn.I, An.S dan An. R tidak mempunyai keluhan
atau mengalami penyakit serius kecuali Ny.L yang mempunyai penyakit
hipertensi.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya (Suami Istri)
Ny.L mengatakan memang di keluarganya memiliki riwayat hipertensi
dari nenek dan ibunya. Ny.L menyadari memiliki hipertensi sejak
memiliki anak ke 2.
3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi sebagai berikut :
a. Luas Rumah
6 x 10 = 60 M
b. Tipe Rumah
Tipe rumah yang ditempati oleh keluarga Tn.I adalah permanen.
c. Jumlah Ruangan
Pada rumah keluarga Tn.I terdapat 7 ruangan yaitu 1 ruang tamu, 3
kamar tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang keluarga.
d. Ventilasi Rumah
Pencahayaan dan ventilasi di dalam rumah memadai.
e. Jarak septic tank dengan sumber air

38
jarak pada septic tank dengan sumber air jauh sekitar 800 meter.
f. Sumber air minum yang digunakan
Untuk sumber air yang digunakan adalah dengan membeli aqua galon
g. Pengelolaan sampah
Untuk pengelolaan sumpah yang dilakukn oleh keluarga Tn.I adalah
dengan membakar sampah tersebut di belakang perkarangan rumah
tetapi terkadang sampah sering dibuang di tempat pembuangan
sampah.
h. Denah rumah

pint U
u
Kamar Dapur
mandi

Kamar
Kamar An.R
An.S

Ruang
Kamar keluarga
Tn.I dan
Tn.L

Ruang tamu

Pint
u

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

39
Keluarga Tn.I hidup di lingukungan pedesaan. Sebagian besar dari tetangga
di lingkungan tempat tinggal keluarga Tn.I adalah penduduk asli. Interaksi
antar tetangga biasa dilakukan pada sore hari. Untuk komunikasi kegiatan
RW keluarga Tn.I sering ikut serta seperti gotong royong dan ronda.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.I sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak berumah
tangga sampai sekarang.
d. Perkumulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan
masyarakat, dengan keluarga di dilingkungan sekitar saling berinteraksi
dengan baik. Waktu berumpulnya keluarga adalah pada malam hari ketika
makan malam.
e. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.I ada empat orang. Terdiri atas suami, istri, dan orang anak.
Semuanya saling mendukung satu sama lain.
f. Pola komunikasi keluarga
Diantara anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis ketika ada
suatu masalah keluarga selalu mencoba untuk mengkomunkasikannya.
g. Struktur kekuatan keluarga
1) Respon kekuatan keluarga bila mendapatkan masalah maka dari setiap
anggota keluarga dapat menerima dan berusaha memecahkan masalah
tersebut.
2) Kekuatan keluarga yang dilakukan adalah saling membantu memecahkan
masalah, memperhatikan dan mencoba menemukan jalan keluar. Dan
setiap anggota keluarga itu sendiri dapat saling menguatkan.
h. Struktur peran
- Tn.I sebagai kepala keluarga bertangung jawab dalam mengatur rumah
tangganya dan bekerja.
- Ny.L sebagai istri yang selalu menjadi ibu rumah tangga yang baik.
- An.S sebagai anak pertama dan masih SMA berumur 15 tahun
- An.R sebagai anak kedua dan masih SD berumur 8 tahun
i. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai
dalam agama islam yang dianutnya serta norma masyarakat sekitarnya.

40
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Dalam kehidupan kesehariannya keluarga Tn.I rukun dan tentram. Semua
keluarga saling memiliki dan menyayangi.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn.I selalu mengajarkan mengenai hubungan sosial. Keluarga
cukup aktif dalam kegiatan yang ada dalam masyarakat.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga dapat mengidentifikasi penyakit Ny.L meskipun secara awam, saat
Ny.L kelelahan sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan
cepat ketika Ny.L sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status
keshatan keluarga.
d. Fungsi reproduksi
Tn.I berusia 40 tahun dan Ny.L berusia 34 tahun. Ny.L sendiri masih haid
dan memungkinkan untuk memiliki keturunan lagi.
e. Fungsi ekonomi
Tn.I menjadi seorang pedagang, Ny.L pun seorang pedagang. Penghasilan
yang didapat bisa untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan sisanya
ditabungkan.
5. Stres dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga Tn.I mengatakan tidak pernah mengalami stress dalam jangka
panjang maupun pendek. Karena setiap permasalahan yang ada selalu
diselesaikan dan tidak diambil pusing.
b. Respon kelurga terhadap stress
- Strategi koping yang digunakan
Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi setiap masalah.
- Strategi adaptasi yang disfungsional
Cara yang dilakukan keluarga adalah dengan menghadapi
permasalahan tersebut.
6. Pemeriksaan fisik
No Pemeriksaan Tn.I Ny.L An.S An.R

1. Pemeriksaan

41
Umum
Penampilan CM CM CM CM
Umum
Tanda-Tanda
Vital
TD:… mmHg 120/80 150/100 120/80 110/80
Nadi:… x/mnt 74 94 72 84
Suhu:… C 36,5 36,8 36.5 37,0
RR:…. x/mnt 18 20 18 19

BB:… Kg 50 65 45 26
TB:…Cm 158 160 140 110

2. Kepala

Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris

Rambut Menyebar Menyebar Menyebar Menyebar

Kulit Kepala Bersih Bersih Bersih Bersih

Kelainan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

3. Mata

Konjungtiva Merah muda Merah muda Merah muda Merah muda

Kesimetrisan Simetris Simetris Simetris Simetris

Minus/Plus Normal Normal Normal Normal

4. Hidung

Tulang Simetris Simetris Simetris Simetris


Hidung
Lubang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Hidung secret secret secret secret

5. Telinga

42
Lubang Bersih Bersih Bersih Bersih
Telinga
Pendengaran Dapat Dapat Dapat Dapat
berkomunik berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi
asi dengan dengan baik dengan baik dengan baik
baik
6. Mulut

Bibir Merah muda Merah muda Merah muda Merah muda

Gigi Bersih Bersih Bersih Bersih

Gusi Tidak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak


bengkak
Tonsil Tidak Tidak bengkak Tidak bengkak Tidak bengkak
bengkak
7. Leher

Kelenjar Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


tyroid pembengka pembengkaka pembengkaka pembengkaka
kan n n n

8. Integument
dan kuku
Integument Tidak ada Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka
luka

Kuku Bersih Bersih Bersih Bersih

9. Thorak

Paru-paru Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


suara suara suara suara
tambahan tambahan tambahan tambahan

Jantung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran

43
10. Abdomen Simetris Simetris Simetris Simetris

11. Ekstremitas

Edema Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Kekuatan Kuat, dapat Kuat, dapat Kuat, dapat Kuat, dapat


bergerak bergerak baik bergerak baik bergerak baik
baik

Data Tambahan :
a. Nutrisi
Pada saat dikaji Tn.I, An.S, dan An.R dapat mengkonsumsi makanan
dengan baik sebab 3x1 sehari dengan 1 porsi habis, makanan yang
disediakan nasi + lauk pauk, pada klien Ny.L selalu merasakan mual dan
kurang nafsu makan.
b. Eliminasi
Pada saat dikaji keluarga Tn.I melakukan BAB dengan baik yaitu 1x sehari
disetiap pagi hari dan BAK tidak terhitung kira-kira 5-6x sehari.
c. Istirahat Tidur
Pada saat dikaji keluarga Tn.I melakukan istirahat tidur pada jam 22.00 WIB
dan semua kelurga tidak pernah tidur siang karena sibuk bekerja.
d. Aktivitas Sehari-hari
Pada saat dikaji, Tn.I dan Ny.Lsering menghabiskan waktunya untuk bekerja
sedangkan An.S dan An.R berdiam di rumah atau bermain bersama teman-
teman.
7. Harapan Kelurga
Keluarga Tn.I berharap agar tekanan darah Ny.L dalam batas normal dan dapat
mengontrolnya.
8. Kriteria tingkat kemandirian keluarga (KM)
No Kriteria Tingkat Kemandirian Keluarga

I II III IV

1. Menerima petugas
perawatan kesehatan √

44
masyarakat
2. Menerima pelayanan
keperawatan yang
diberikan sesuai √
dengan rencana
keperawatan
3. Tahu dan dapat
mengungkapkan
masalah keperawatan
secara benar
4. Melakukn tindakan
keperawatan
sederhana sesuai
yang dianjurkan
5. Memanfatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
secara aktif
6. Melaksanakan
tindakan pencegahan
sesuai anjuran
7. Melakukan tindakan
promotif secara aktif

Keluarga dinyatakan keluarg mandiri (KM I) jika keluarga tersebut memenuhi


kriteria 1 dan 2.

ANALISA DATA

No Data Diagnosa Keperawatn

1 DS : Resiko ketidakseimbangan nutrisi


 Ny.L mengatakan mual dan kurang dari kebutuhan tubuh pada
nafsu makan menurun Ny.L keluarga Tn.I b.d
DO : kekurangefektifan keluarga dalam
 Ny.L makan 2x sehari dengan membantu memenuhi kebutuhan

45
1/ porsi dan kadang tidak habis nutrisi anggota keluarga yang sakit
2

2. DS : Hipertensi pada Ny.L keluarga Tn.I b.d


 Ny.L mengatakan pusing ketidak mampuan keluarga dalam
 Ny.L mengatakan menderita mengenal karakteristik penyakit dan
penyakit hipertensi sejak perawatannya
mempunyai anak ke 2
 Karena merasa sudah sehat
Ny.L jarang lagi memeriksakan
kesehatannya
 Ny.L mengatakan jarang berolah
raga
 Ny.L suka mengonsumsi
makanan seperti ikan asin
DO :
 TD : 150/100 mmHg, Nadi
94x/mnt, RR : 20x/mnt, suhu :
36,8

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Resiko
a. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.L
keluarga Tn.I b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit
2. Diagnosa Aktual
a. Hipertensi pada Ny.L keluarga Tn.I b.d ketidak mampuan keluarga dalam
mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya
C. PERENCANAAN
1. Mentukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
1. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada
Ny.L keluarga Tn.I b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu
memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit

No Kriteria Nilai Bobot Hasil Pembenran

46
1. Sifat masalah Nafsu makan menurun
Skala : dan mual pada Ny.L
 Tidak/kurang 3 sudah terjadi dan perlu di
sehat lakukn tindaka segera.
 Ancaman 2 1 3/3x1=1
Kesehatan
 Keadaan 1
Sejahtera
2. Kemungkinan masalah Masalah dapat mudah di
dapat diubah ubah dengan keinginan
Skala : keluarga untuk mencapai
 Dengan Mudah 2 kesehatan.
 Hanya Sebagian 1 2 1/2x2=1
 Tidak dapat 0
3. Potensial maslah untuk Masalah dapat dicegah
dicegah untuk tidak memperburuk
Skala : keadaan dapat dilakukan
 Tinggi 3 1 3/3x1=1 Ny.L dan keluarg degan
 Cukup 2 memerbaiki perilaku
 Rendah 1 hidup sehat.
4. Menonjolnya masalah Keluarga menydari
Skala : adanya masalah tetap
 Masalah berat, 2 tidak didukung dengan
harus ditangani pemahaman yang ade
 Maslah tidak 1 1 2/2x1=1 kuat tentang karakteristik
perlu segera penyakit.
ditangani
 Masalah tidak 0
dirasakan
Hasil 4

a. Hipertensi pada Ny.L keluarga Tn.I b.d ketidak mampuan keluarga


dalam mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya

47
No Kriteria Nilai Bobot Hasil Pembenaran
1. Sifat masalah Adanya ancaman
Skala : kesehatan tetapi tidak
 Tidak/kurang perlu ditangani segera
sehat 3
 Ancaman
Kesehatan 2 1 2/3x1=2/3
 Keadaan
Sejahtera 1

2. Kemungkinan maslah Membawa Ny.L ke


dapat diubah pelayanan kesehatan
Skala : untuk mendapatkan
 Dengan mudah 2 pengobatan dan
 Hanya Sebagian 1 2 1/2x2=1 perawatan
 Tidak Dapat 0
3. Potensial masalah untuk Pencegahan bias dengan
dicegah dilakukan dengan
Skala : menjaga pola hidup dan
 Tinggi 3 pola makan
 Cukup 2 1 2/3x1=2/3
 Rendah 1
4. Menonjolnya masalah Karena penurunan
Skala : kondisi tubuh dan takut
 Masalah berat, 2 terjadi penyebaran maka
harus ditangani segera diatasi.
 Maslah tidak 1 1 2/2x1=1
perlu segera
ditangani
 Masalah tidak 0
dirasakan

48
Hasil 3 1/5

Maka Prioritas Diagnosa yang ada adalah:

1. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada


Ny.L keluarga Tn.I b.d kekurangefektifan keluarga dalam membntu
memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit
2. Hipertensi pada Ny.L keluarga Tn.I b.d ketidak mampuan keluarga
dalam mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya
2. Menyusun rencana tindakan keperwatan keluarga

No Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan


Keperawatan
1. Rabu Resiko Tujuan Panjang : 1) Beritahu kepada
30/10/2019 ketidakseimbangan Setelah dilakukan Ny.L dan keluarga
nutrisi kurang dari tindakan asuhan betapa pentingnya
kebutuhan tubuh keperawatan selama menjaga
pada Ny.L kunjungan 3 hari klien keseimbangan
keluarga Tn.I b.d mampu memahami nutrisi walaupun
kekurangefektifan tentang pentingnya saat sakit.
keluarga dalam nutrisi 2) Beritahu Ny.L dan
membntu Tujuan pendek : keluarga tentng
memenuhi Setelah dilkukan komposisi nutrisi
kebutuhan nutrisi tindakan asuhan yang simbang.
anggota keluarga keperawatan selama 3) Berikan
yang sakit 2x30 menit. Dihrapkan kesemptan kepada
klien mampu makan keluarga untuk
3x/hari porsi habis dan bertanya dan
minum 8 gelas/hari. mengulangi
Dengan kriteria hasil: penjelasan apa
1. Klien mampu yang sudah
makan dan diinformasikan.
minum secara 4) Beritahu keluarga
seimbang untuk lebih aktif

49
dalam membantu
pemenuhn
kebutuhan nutrisi
secara parsial.
5) Berikan motivasi
dan membantu
anggota keluarga
untuk membantu
Ny.L perlahan-
lahan memenuhi
kebutuhan nutrisi
sampai tujun
tercapai.
2. Kamis Hipertensi pada Tujuan Panjang : 1) Kaji pengetahuan
31/10/2019 Ny.L keluarga Tn.I Setelah dilakukan keluarga tentang
b.d ketidak tindakan asuhan penyakit
mampuan keluarga keperawatan selama Hipertensi.
dalam mengenal kunjungan 3x30 mnit 2) Berikan
karakteristik keluarga dapat mengenal pedidikan
penyakit dan karakteristik penyakit kesehatan tentang
perawatannya Hipertnsi. Hipertensi.
Tujuan Pendek : 3) Berikan masukan
Setelah dilakukan atau saran kepada
tindakan asuhan keluarga untuk
keperawatan selama membawa Ny.L
kunjungan 2x30 menit untuk berobat ke
keluarga dapat membuat pelayanan
keputusan yang tepat kesehatan sebagai
tentang upaya keputusan yang
pengobatan Ny.L ke baik.
sarana keshatan dn
bersdia memberikan
perawatan yang baik dan
benar.

50
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd Perawat
keperawatan

1. Jumat ketidakseimbangan 1) Memeritahu S : Ny.L


dan nutrisi kurang dari kepada Ny.L mengatakan
sabtu,1- kebutuhan tubuh dan keluarga masih mual dan
2/11/2019 pada Ny.L keluarga betapa belum biasa
Tn.I b.d pentingnya sepenuhnya Nenden
kekurangefektifan menjaga menghabiskan Fitriani
keluarga dalam keseimbangan porsi
membntu memenuhi nutrisi makannya.
kebutuhan nutrisi walaupun saat O:
anggota keluarga sakit.  keluarga
yang sakit 2) Memberitahu kooperatif
Ny.L dan dan aktif
keluarga tentng saat
komposisi dijelaskan.
nutrisi yang  Keluarga
simbang. mendenga
3) Memberikan rkan
kesemptan penjelasan
kepada yang
keluarga untuk diberikan
bertanya dan  Ny.L
mengulangi belum bias
penjelasan apa menghabis
yang sudah kan
diinformasikan. seluruh
4) Memberitahu porsi tapi
keluarga untuk 2/3 porsi
lebih aktif habis.
dalam

51
membantu A : Masalah
pemenuhn teratasi
kebutuhan sebagian
nutrisi secara P : Lanjutkan
parsial. Intervensi
5) Memberikan
motivasi dan
membantu
anggota
keluarga untuk
membantu
Ny.L perlahan-
lahan
memenuhi
kebutuhan
nutrisi sampai
tujun tercapai.
2. Jumat Hipertensi pada Ny.L 1) Kaji S:
dan keluarga Tn.I b.d pengetahuan  Ny.L masih
sabtu,1- ketidak mampuan keluarga sedikit
2/11/2019 keluarga dalam tentang pusing.
mengenal penyakit  Keluarga
karakteristik penyakit Hipertensi. dan klien
dan perawatannya 2) Berikan mengataka
pedidikan n belum Nenden
kesehatan sepenuhny Fitriani
tentang memahami
Hipertensi. apa yang
3) Berikan berkaitan
masukan atau dengan
saran kepada hipertensi.
keluarga untuk O:
membawa Ny.L  Kelurga
untuk berobat kooperatif

52
ke pelayanan dan aktif
kesehatan saat
sebagai dijelaskan
keputusan  Keluarga
yang baik. mendenga
rkan
penjelasan
yang
diberikan
 TD :
140/90
mmHg.
A : Masalah
teratasi
sebagian
P : Lanjutkan
intervensi

53
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
yang abnormal dengan diastole >90 mmHg dan sistol >140 mmHg yang
dipengaruhi oleh banyak faktor resiko. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan
besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi
primer merupakn penyebab kematian terbesasr dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan persentase 10% karena
penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan
penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala
(asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi
medis dan non-medis. Control pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk
mencegh komplikasi lebih lanjut.
Asuhan keperawatan keluarga yang diberikan meliputi pengkajian,penetapan
diagnosa keperawatan, menyusun perencanaan, mengimplementasikannya, dan
mengevaluasikannya.
B. Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi
hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara berlanjut,
meelakukan pola gaya hidup sehat seperti olah raga teratur, diet teratur sesuai
dengan kebutuhan dan lain-lain.
Setelah melakukan asuhan keperawatan keluarga Tn.I pada klien Ny.L
dengan Hipertensi penulis berharap agar pembaca dapat memperoleh ilmu
pengetahuan terkait asuhan keperawatan keluarga dengan penyakit Hipertensi.

54
Agar penulis lebih mempersiapkn lebih dahulu sebelum melakukan tindakan
dalam asuhan keperawatan dan memperluas pengetahuannya dan juga
hendaknya penulis tidak merasa puas dengan hasil yang didapat karena supaya
penulis lebih banyak lagi mencari ilmu-ilmu.

DAFTAR PUSTAKA

adib, M. (2009). Cara mudah memahami dan menghindari hipertensi, jantung dan stroke.
Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka.

Muttaqin, A. (2009). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem


kardiovaskuler. Jakarta: salemba Medika.

Nurarif, Amim Huda, dkk.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Medication

Setiawan, Ridwan. 2016. Teori & Praktek Keperawatan Keluarga. Semarang : Unnes Press.

Aris, S. 2009. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:

PT Intisari Mediatam.

55

Anda mungkin juga menyukai