Anda di halaman 1dari 10

No Anatomi Bahu Deskripsi

1 A. OSTEOLOGI 1. Skapula (tulang belikat)


Skapula adalah tulang pipih triangular dengan tiga
tepi; tepi vertebra (medial) yang panjang terletak
parallel dengan kolumna vertebra; tepi superior yang
pendek melandai ke arah ujung bahu; dan tepi lateral.
2. Klavikula
Klavikula adalah tulang berbentuk S, yang secara
lateral berartikulasi dengan prosesus akromion pada
scapula dan secara medial dengan manubrium pada
takik klavikular untuk sendi sternoklavikular.

B. ARTIKULATIO I. Sendi Sternoklavikula


Sendi sternoklavikular merupakan satu-satunya
hubungan antara tulang aksial dengan ekstremitas
atas. Sendi sternoklavikular memberikan gerakan
elevasi ke atas 30-350, pergerakan anteroposterior 350
dan rotasi 44-500 dengan klavikula sebagai sumbu.
2. Sendi Akromioklavikular
Sendi akromioklavikular (AC) merupakan satu-
satunya hubungan antara klavikula dan skapula.
Terbentuk dari bagian distal klavikula yang
berartikulasi dengan akromion. Sendi AC terbungkus
oleh kapsul sendi diartrodial yang menyatukan kapsul
sendi dan ligamen caracoakromial: ligamen trapezoid
dan konoid .
3. Sendi Glenohumeral
Sendi glenohumeral adalah artikulasi utama dari
sendi bahu. Merupakan ball-and-socket joint
terbentuk dari permukaan fossa glenoid dan kepala
humerus. Kedalaman fossa glenoid bertambah
dengan lingkaran fibrokartilago. Lingkaran
fibrokartilago disebut glenoid labrum.

C. LABRUM Glenoid labrum adalah sebuah cincin yang tersusun


dari jaringan fibrosa yang padat. Kedalamannya rata-
rata 2.5 mm, tapi labrum menambah kedalamannya.
Walaupun labrum meningkatkan kedalaman dan
volume dari fossa glenoid, tetapi ini tidak
meningkatkan stabilitas dari sendi glenohumeral.

1. Korakoklavikular
D. LIGAMEN
Ligamen konoid dan trapezoid menyusun ligamen
korakoklavikula (CCL). Fungsinya untuk
mempertahankan artikulasi dari klavikula dengan
tonjolan dari skapula
No. Anatomi Bahu Deskripsi
1 D. LIGAMEN 2. Glenohumeral
Tiga ligamen glenohumeral terdiri dari:
1) Ligamen glenohumeral superior
(SGHL)
2) Ligamen glenohumeral tengah
(MGHL)
3) Ligamen glenohumeral inferior
(IGHL)
4) Korakohumeral

3. Ligamen korakohumeral (CHL) berorigo


pada batas bawah dan lateral dari processus
korakoid dari skapula dan berinsersio pada
tuberkulum mayor. Fungsi biomekanik dari
ligamen ini belum terlalu dipahami, tetapi
sepertinya memiliki fungsi sebagai suspensi
dari kepala humerus

E. ROTATOR CUFF Rotator cuff adalah kelompok dari empat otot


dan tendon yang bekerja sebagai satu unit
untuk menggengam tulang bahu bersama-
sama, yang memungkinkan pasien untuk
dapat mengangkat tangan mereka dan
mencapai sesuatu diatas kepala. Gerakan
berulang dan berlebihan, beradasarkan variasi
pasien dalam anatomi bahu dan trauma dapat
menyebabkan cedera rotator cuff.

F. BURSA Bursa subakromial terletak pada penampang


superior dari tendon supraspinatus. Bursa
SUBAKROMIAL/SUBDELTOID berperan sebagai bantalan dan mengurangi
gesekan pada gerakan antara akromion dan
otot-otot rotator cuff. Terkadang bursa
subakromial memanjang ke lateral dan
membentuk bursa subdeltoid.
No Kelainan Pada Bahu
Rotator Cuff Disease Deskripsi

1 Definisi Rotator cuff syndrom adalah kerusakan pada


rotator cuff, yang merupakan bagian dari bahu.
Rotator cuff adalah kelompok empat otot yang
berada di sekitar sendi bahu dalam pola seperti
manset. Rotator cuff menempel dari skapula,
atau tulang belikat, dengan humerus, atau tulang
lengan, dan berfungsi untuk menarik lengan ke
soket bahu, menstabilkan lengan, sehingga
gerakan melewati kepala dapat dilakukan.

Nyeri bahu adalah gangguan muskuloskeletal


2 Prevalensi ketiga yang paling umum. Perkiraan dari semua
gangguan bahu adalah 10 per 1.000 penduduk,
dengan kejadian puncak 25 per 1.000 penduduk
usia 42-46 tahun. Di antara usia 60 tahun atau
lebih, 21% ditemukan memiliki sindrom bahu,
sebagian besar yang disebabkan rotator cuff .
Namun demikian, kejadian yang sebenarnya
sindrom rotator cuff tidak pasti sejak sekitar 34%
dari populasi mungkin memiliki rotator cuff
yang robek tapi tidak ada rasa sakit.

3
Faktor Resiko Pekerja yang beresiko untuk terkena sindrom
rotator cuff adalah pekerja yang yang dibutuhkan
untuk memindahkan beban berat berulang kali di
atas kepala mereka, seperti pelukis, tukang las,
pekerja piring, dan pekerja rumah jagal. Sindrom
ini juga telah dilaporkan pada operator mesin
jahit. Hal ini juga dapat terjadi pada atlet yang
terlibat dalam olahraga seperti berenang, tenis,
angkat besi, dan bisbol di mana lengan berulang
kali mengangkat di atas kepala.

4 Klasifikasi Rotator cuff syndrome dibagi menjadi tiga tahap.


Pada tahap I, pembengkakan (edema) atau
terjadi perdarahan. Tahap I sering dikaitkan
dengan cedera penggunaan yang berlebihan.
Pada tahap ini, sindrom dapat membaik atau
malah bertambah parah. Pada tahap II. Ada
adalah peradangan pada tendon (tendinitis) dan
pengembangan jaringan parut (fibrosis). Tahap
II dapat diakibatkan oleh karena sering
mengangkat lengan sebatas atau melebihi tinggi
akronion. Posisi yang sedemikian ini bila
berlangsung terus-menerus juga akan
menyebabkan terjadinya iskemia pada tendon.
Tendinitis pada bahu yang sering terjadi adalah
tendinitis supraspinatus dan tendinitis bisipitalis.
Tahap III sering melibatkan robeknya tendon
atau robeknya otot dan sering menandakan
fibrosis dan tendinitis yang menahun.

5 Diagnosis  Anamnesis
Riwayat kesehatan yang lengkap, termasuk
kegiatan pekerjaan dan kegiatan rekreasi
yang akan diambil. Sebuah penjelasan yang
baik dari nyeri bahu termasuk timbulnya,
waktu, lokasi, radiasi, kualitas faktor sakit,
menjengkelkan, adanya gejala terkait, dan
hubungan dengan kegiatan apapun
membantu untuk mendiagnosis sindrom
rotator cuff.

 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan bahu dimulai dengan
pemeriksaan menyeluruh untuk setiap cacat,
bekas luka, edema, atau penurunan curah
otot (atrofi). Berikutnya, seluruh sendi bahu
dan semua kelompok otot yang berada
palpasi untuk mengetahui konsistensi otot.
 Pemeriksaan Penunjang

Anteroposterior view, axillary view,


supraspinatus view adalah komponen
penting dari evaluasi untuk menyingkirkan
endapan kalsium pada sendi, dan tulang atau
penyakit pada persendian. Jika gejala tidak
membaik setelah 3-6 minggu dilakukan
terapi konservatif, modalitas pencitraan
canggih lainnya bisa membantu, terutama
dalam mendiagnosis diduga robekan pada
rotator cuff.
No Kelainan Pada Bahu Deskripsi
Rotator Cuff Disease
5 Diagnosis  Penatalaksanaan
Selama fase akut sindrom rotator cuff,
pengobatan konservatif terdiri dari istirahat
dan modifikasi aktivitas, es, dan
penggunaan (NSAID) tujuannya adalah
untuk mengurangi peradangan dan rasa
sakit dan mengembalikan fungsi bahu yang
normal. Kegiatan menyebabkan rasa sakit
harus dilanjutkan secara bertahap ketika
rasa sakit hilang. Kadang-kadang suntikan
kortison ke dalam ruang di atas tendon
rotator cuff (injeksi kortikosteroid
subacromial) membantu meringankan
pembengkakan dan peradangan. Penerapan
es ke daerah lunak untuk 15 menit 3 sampai
4 kali sehari juga membantu dalam program
peregangan dan latihan penguatan untuk
meningkatkan rentang gerak.

Pemulihan sering tergantung pada tahap


6 Prognosis sindrom dan usia pasien Beberapa pasien
yang rotator cuff syndrome-nya disebabkan
oleh mengangkat bahu berulang dapat pulih
sepenuhnya jika pekerjaan berulang
dihentikan dan agresif, rencana perawatan
non bedah (pemberian es, penguatan dan
latihan untuk memperbaiki rentang gerak)
diikuti dengan seperti berbagai pengobatan
konservatif meningkat prognosis dari 33%
menjadi 90%, dengan waktu pemulihan
lebih lama dicatat pada orang tua.

Komplikasi Komplikasi utama dari sindrom rotator cuff


7
terjadi ketika robekan rotator cuff tidak
terdiagnosis. Gejala akan bertahan sampai
rotator cuff diperbaiki melalui pembedahan.
Komplikasi lain akibat perawatan yang
tidak memadai. Jika bahu tidak digunakan
(misal saat penggunaan arm sling), dapat
terjadi Frozen shoulder (adhesive
capsulitis).
No Kelainan Pada Bahu Deskripsi
Frozen Shoulder
1 Definisi Frozen shoulder adalah suatu gangguan
bahu yang sedikit atau sama sekali tidak
menimbulkan rasa sakit, tidak
memperlihatkan kelainan pada rontgen,
tetapi menunjukkan adanya pembatasan
gerak. Frozen shoulder dapat diidentikkan
dengan capsulitis adhesif dan periarthritis
yang ditandai dengan keterbatasan gerak
baik secara pasif maupun aktif pada semua
pola gerak.

Permulaan frozen shoulder biasanya


2 didahului oleh peristiwa traumatis fisik,
Epidemiologi
diikuti dengan periode waktu di mana sendi
bahu menjadi semakin lebih terbatas dan
menyakitkan. Namun, dalam sejumlah besar
kasus, tidak ada trauma fisik tertentu dapat
dikaitkan dengan disfungsi bahu. Statistik
terbaru menunjukkan bahwa frozen
shoulder mempengaruhi antara 2-5% dari
populasi, dengan rasio perempuan: laki-laki
dari 60:40.

3 Istilah kapsulitis adhesiva hanya digunakan


Etiologi
untuk penyakit yang sudah diketahui
dengan baik yang ditandai dengan nyeri dan
kekakuan progesif pada bahu yang biasanya
berlangsung sekitar 18 bulan.

Imobilisasi yang lama karena adanya nyeri


pada sendi shoulder menyebabkan statis
4 Patogenesa pembuluh vena dan menimbulkan reaksi
timbunan protein, akhirnya terjadi fibrosus
pada sendi glenohumeral. Fibrosus
mengakibatkan adhesi antar lapisan didalam
sendi, sehingga terjadi perlengketan kapsul
sendi dan terjadilah keterbatasan gerak pada
sendi bahu.
No Kelainan Pada Bahu Deskripsi
Frozen Shoulder
5 Patofisiologi Setiap nyeri yang timbul pada bahu dapat
merupakan awal kekakuan sendi bahu. Hal ini
sering timbul bila sendi tidak digunakan
terutama pada pasien yang apatis dan pasif
atau dengan nilai ambang nyeri yang rendah,
di mana tidak tahan dengan nyeri yang ringan
akan membidai lengannya pada posisi
tergantung. Lengan yang imobil akan
menyebabkan stasis vena dan kongesti
sekunder dan bersama-sama dengan
vasospastik, anoksia akan menimbulkan
reaksi timbunan protein, edema, eksudasi, dan
akhirnya reaksi fibrosis. Fibrosis akan
menyebabkan adhesi antara lapisan bursa
subdeltoid, adhesi ekstraartikuler dan
intraartikuler, kontraktur tendon
subskapularis dan bisep, perlekatan kapsul
sendi.

6 Manifestasi Klinis  Nyeri


Pasien berumur antara 40-60 tahun, dapat
memiliki riwayat trauma, sering kali ringan,
diikuti rasa sakit pada bahu dan lengan. Nyeri
berangsur-angsur bertambah berat dan pasien
sering tidak bisa tidur pada posisi yang
terkena, setelah beberapa bulan nyeri mulai
berkurang, tetapi sementara itu kekakuan
semakin menjadi, berlanjut terus selama 6-12
bulan. Setelah itu beberapa bulan kemudian
nyeri mulai berkurang, tetapi kekakuan
semakin menjadi. Setelah berapa bulan
kemudian pasien dapat bergerak, tetapi tidak
normal.

 Keterbatasan LGS
Frozen sholder karena capsulitis adhesiva
ditandai dengan adanya keterbatasan lingkup
gerak sendi glenohumeral pada semua
gerakanyang nyata, baik gerakan yang aktif
maupun pasif. Sifat nyeri dan keterbatasan
gerak sendi bahu terjadi pada semua gerakan
sendi bahu, tetapi sering menunjukkan pola
yang spesifik, yaitu pola kapsuler
No Kelainan Pada Bahu Deskripsi
Frozen Shoulder
6 Manifestasi Klinis  Penurunan kekuatan otot dan arofi otot
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
kesukaran penderita dalam mengangkat
lengannya, sehingga penderita akan
melakukan gerakan kompensasi dengan
shrugging mechanism

 Gangguan Aktifitas fungsional


Dengan beberapa adanya tanda dan gejala
klinis yanmg ditemukan pada penderita frozen
shoulder akibat capsulitis adhesiva seperti
adanya nyeri, keterbatasan LGS, penurunan
kekuatan otot, dan atrofi maka secara
langsung akan mempengaruhi aktifitas
fungsional yang dijalani. Secara klinis Frozen
shoulder dapat dibagi menjadi 3 stadium :
Stadium 1 (fase nyeri) : Stadium 2 (fase
frozen atau adhesive) : Stadium 3 (fase
regresi)

7 Bursitis Bursae adalah kantung kecil berisi cairan


yang terletak di persendian di seluruh tubuh,
termasuk bahu. Mereka bertindak sebagai
bantal antara tulang dan jaringan lunak di
atasnya, dan membantu mengurangi gesekan
antara otot yang meluncur dan tulang.
Terkadang, penggunaan bahu yang berlebihan
menyebabkan peradangan dan pembengkakan
bursa antara rotator cuff dan bagian dari blade
bahu yang dikenal sebagai akromion.
Hasilnya adalah suatu kondisi yang dikenal
sebagai bursitis subakromial. Bursitis sering
terjadi dalam hubungan dengan rotator cuff
tendinitis.

8 Tendinitis Tendinitis adalah suatu kondisi inflamasi


dengan adanya rasa nyeri pada insersi tendon
pada tulang. Tendinosis mengarah pada
temuan histologi degenerasi dari tendon.
Tendinopati adalah kata yang sering
digunakan untuk menggambarkan kondisi
klinis yang mengenai tendon, dimana
menyebabkan nyeri, pembengkakan, atau
terganggu nya fungsi
No Kelainan Pada Bahu Deskripsi
Frozen Shoulder-
Tendinitis Supraspinatus
1 Definisi Tendinitis suprapinatus adalah peradangan
pada tendon supraspinatus akibat gesekan
tendon terhadap tulang bahu (yang dibentuk
oleh caput humeri dengan bungkus kapsul
sendi glenohumeral sebagai alasnya, dan
akromion serta ligamentum coraco acromiale
sebagai penutup bagian atasnya) secara
berulang-ulang dalam waktu jangka yang
lama, terutama dalam pekerjaan overhead:
berenang, melukis, tenis.

Penyebab paling umum supraspinatus


2 Etiologi tendinitis adalah sindrom impingemen.
Penyebab lainnya adalah kalsifikasi, trauma,
infeksi, dan penyakit autoimun.

3 Manifestasi klinis pada penyakit ini adalah :


Manifestasi Klinis
a. Tendinitis subakut: rasa nyeri apda arkus
yang diakibatkan oleh kongesti vaskular,
pendarahan mikroskopik, dan edema.
b. Tendinitis kronik: rasa nyeri pada bahu
yang rekuren karena tendinitis dan
fibrosis
Disrupsi rotator cuff: rasa nyeri yang rekuren
dan sulit untuk bergerak yang diakibatkan
oleh robeknya rotator cuff.

4 Diagnosis Pada pemeriksaan klinis, bahu diinspeksi


untuk dilihat apakah simetris atau tidak,
apakah terdapat pembengkakan lokal, dan
atrofi otot. Dapat dijumpai adanya nyeri
tekan dibawah akromion dan di atas
tuberositas mayor. Manuver yang penting
untuk dilakukan adalah :
a. Painful arc
b. Neer’s sign
c. Hawkin’s sign
d. Supraspinatus Challenge Test (The
Empty Beer Can Sign)
No Kelainan Pada Bahu Deskripsi
Frozen Shoulder-
Tendinitis Supraspinatus
5 Penatalaksanaan Penatalaksanaan awal adalah menghindari
gerakan berulang-ulang yang dapat memicu
rasa nyeri. NSAIDs dapat menjadi pilihan
pertama pada gejala ringan sampai sedang,
jika tidak ada kontraindikasi. Gejala yang
sedang hingga berat dapat diberikan injeksi
kortikosteroid lokal subakromial.9,10
Secara umum penanganan fisioterapi yang
dapat diberikan adalah :
1. Diberi kompres hangat untuk mengurangi
spasme otot supraspinatus
2. Massage pada tendon supraspinatus dengan
menggunakan tehnik transver friction
3. Ultra sound (US)

Anda mungkin juga menyukai