Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“OBSERVASI MIKROSKOPIK MIKROBA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1
MYHANI ROSA (1915041002)
RAFAEL ERLANGGA (1915041012)
SONA ERLANGGA (1915041016)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TEKNIK


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikroskop adalah alat yang memiliki peranan penting dalam dunia


penelitian karena dengan alat tersebut kita dapat mengamati benda-benda yang
sangat kecil (mikro). Alat ini membantu kita untuk mengamati sel mikroorganisme
yang tidak dapat dilihat jika hanya dengan mata biasa (observasi langsung).
Mikroskop dapat memberikan gambaran secara jelas dan detail dengan cara
memperbesar ukuran sel yang diamati sehingga nantinya dapat diamati secara
visual.

Keterampilan menggunakan mikroskop dapat membantu kita mengamati


dan membandingkan struktur sel hewan dengan sel tumbuhan. Kemahiran dan
ketelitian sipemakai dalam menggunakan mikroskop sangat diperlukan. Hal ini
dapat dicapai dengan mengenali baik-baik bagian-bagiannya, fungsinya, serta cara
penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam menggunakan mikroskop
maka akan semakin baik pula hasil pengamatan mikroskopis yang kita lakukan
dengan menggunakan mikroskop. Mikroskop sederhana yang biasa kita gunakan
umumnya menggunakan cahaya dari alam atau juga dapat menggunakan cahaya
lampu sebagai sumber cahaya pengganti matahari. Cahaya masuk kemudian
dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung, cermin inilah yang akan
mengarakan cahaya dari luar kedalam mikroskop. Namun setiap mikroskop pada
dasarnya terdiri atas bagian-bagian optik dan bagian-bagian merkanik. Dua nilai
penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi.
Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan
ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra, yaitu jarak
minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai dua
buah titik.

Namun, banyak yang belum mengetahui tentang penggunaan mikroskop


yang baik dan benar. Untuk itu dibutuhkan suatu praktikum atau percobaan agar
kita dapat mengetahui bagaimana penggunaan mikroskop yang baik dan benar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami melakukan praktikum “Observasi
Mikroskopik Mikroba” sesuai dengan dasar teori dan metodologi yang sudah ada.

2
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut kami dapat merumuskan masalah


sebagai berikut:

1) Mahasiswa mengetahui teknik-teknik penggunaan mikroskop dengan baik


dan benar.
2) Memahami dan terampil menggunakan mikroskop untuk melihat sediaan
sederhana.
3) Mahasiswa dapat mendeskripsikan objek hasil pengamatan.
4) Mahasiswa mampu mengenali bagian-bagian dari mikroskop.

1.3. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan praktikum yang kami lakukan adalah:

1) Mahasiswa mengetahui teknik-teknik penggunaan mikroskop dengan


baik dan benar.
2) Memahami dan terampil menggunakan mikroskop untuk melihat sediaan
sederhana.
3) Mahasiswa dapat mendeskripsikan objek hasil pengamatan.
4) Mahasiswa mampu mengenali bagian-bagian dari mikroskop.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mikroskop

2.1.1. Sejarah Mikroskop

Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap


mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad renik.
Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds,
tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat
mikroskop amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632-
1723), menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan
mikroskop tersebut dia dapat melihat organisme sekecil mikroorganisme (Kusnadi,
2003).

2.1.2. Pengertian Mikroskop

Pengertian mikroskop bisa dipahami sebagai alat optik yang berguna untuk
alat bantu dalam melihat dan mengamati benda -benda yang ukurannya sangat kecil
sehingga tidak mampu dilihat dengan hanya mata telanjang. Jadi, secara sederhana
mikroskop adalah alat bantu untuk melihat benda -benda berukuran sangat kecil,
atau mikro.

Kata mikroskop sendiri berasal dari bahasa latin yakni “mikro” yang artinya
kecil dan kata “scopein” yang artinya melihat. Jadi, mikroskop diartikan sebagai
alat untuk melihat benda kecil. Benda -benda kecil tersebut dilihat dengan cara
diperbesar ukuran bayangan benda tersebut hingga berkali-kali lipat dari ukuran
sebenarnya. Dengan mikroskop, bayangan benda mampu diperbesar hingga 40 kali,
100 kali, bahkan sampai 1000 kali lipat. Perbesaran yang semakin tinggi ini dapat
semakin meningkat lagi seiring dengan teknologi yang juga semakin berkembang.
Bahkan, saat ini sudah ditemukan pula mikroskop electron yang cukup canggih.
Mikroskop electron memiliki kemampuan luar biasa dalam memperbesar ukuran
benda, yakni dengan skala hingga 1.000.000 kali ukuran benda yang sesungguhnya.

Secara terkhusus, ada pula cabang ilmu yang mempelajari objek -objek
berkuran sangat kecil atau mikroskopik yang dilakukan dengan menggunakan
mikroskop. Cabang ilmu tersebut adalah ilmu mikroskopi.

Dua nilai penting sebuah mikroskop adalah daya pembesaran dan


penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar
objeknya terlihat dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan
ukuran kejelasan citra; yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan
masih dapat dibedakan sebagai dua titik berbeda dan terpisah (Campbell, 2000).

4
2.1.3. Fungsi Mikroskop

Telah disebutkan bahwa kehadiran mikroskop ini sangat membantu para


peneliti dan ilmuan sebab fungsi mikroskop yang memang sangat besar. Fungsi
mikroskop sendiri utamanya adalah untuk melihat serta mengamati objek -objek
yang memiliki ukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat hanya dengan
menggunakan mata telanjang.

Beberapa jenis mikroskop juga dibuat agar dapat mengamati objek dengan
menghasilkan bayangan yang lebih detail. Namun, pada dasarnya fungsi mikroskop
tetap menginduk pada fungsi utamanya untuk mengamati benda -benda kecil.

2.1.4. Bagian Bagian Mikroskop

Untuk bisa menjalankan perannya dalam memperbesar bayangan benda -


benda kecil, mikroskop dibuat dengan berbagai bagian -bagiannya. Bagian -bagian
mikroskop ini perlu kita ketahui agar kita bisa mengenal bagaimana mikroskop
dapat berfungsi dan digunakan.

Secara umum, bagian mikroskop dibagi dalam dua kelompok, yakni bagian
optik dan bagian non optik atau mekanik.

1. Bagian – Bagian Optik Mikroskop

Pada bagian optik mikroskop, terdiri dari lensa okuler, lensa objektif,
kondensor, diafragma, dan cermin. Berikut keterangannya.

a) Lensa Okuler, adalah lensa yang terdapat pada bagian ujung atas tabung
mikroskop. Pada lensa okuler inilah, para pengamat melihat objek yang
diperbesar bayangannya. Lensa okuler ini berperan dalam memperbesar
kembali bayangan yang dihasilkan lensa objektif. Biasanya, lensa okuler
mempunyai perbesaran 6, 10 atau 12 kali.
b) Lensa Objektif, adalah lensa yang berada dekat dengan objek yang diamati.
Pada mikroskup umumnya terdapat 3 lensa objektif, yakni dengan
kemampuan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Untuk menggunakan lensa
objektif ini, terlebih dahulu pengamat harus mengoleskan minyak emersi
pada bagian objek. Fungsi minyak emersi adalah sebagai pelumas serta
memperjelas bayangan benda. Minyak ini diperlukan karena ketika
dilakukan perbesaran 100 kali, letak lensa dan objek yang diamati sangat
dekat, bahkan kadang bersentuhan.
c) Kondensor, adalah bagian mikroskop yang dapat diputar, baik naik atau
turun. Fungsi kondensor adalah untuk mengumpulkan cahaya yang
dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.

5
d) Diafragma, adalah bagian yang fungsinya untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai preparat atau objek yang
diamati.
e) Cermin, adalah bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan
cahaya yang diterima oleh mikroskop. Cermin mengarahkan cahaya dengan
cara memantulkan cahaya yang didapatnya tersebut.

2. Bagian – Bagian Mekanik (Non-Optik) Mikroskop

a) Revolver, adalah bagian yang fungsinya untuk mengatur perbesaran lensa


objektif yang diinginkan oleh pengamat.
b) Tabung Mikroskop, adalah bagian yang fungsinya untuk menghubungkan
lensa objektif dan lensa okuler pada mikroskop.
c) Lengan Mikroskop, adalah bagian yang fungsinya sebagai tempat pengamat
ketika memegang mikroskop.
d) Meja Benda, adalah bagian yang fungsinya untuk tempat meletakkan objek
yang hendak diamati. Pada meja benda ini terdapat pula penjepit objek yang
berguna untuk menjaga objek agar tetap ditempat yang diinginkan.
e) Makrometer (pemutar kasar), adalah bagian yang fungsinya untuk
menaikkan atau menurunkan tabung dengan cepat, agar pengamat dapat
mengatur kejelasan gambaran objek yang didapatkan.
f) Mikrometer (pemutar halus), adalah bagian yang fungsinya untuk
menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat dan berguna untuk
melakukan pengaturan agar mendapatkan kejelasan dari gambaran objek
yang diinginkan.
g) Kaki Mikroskop, adalah bagian mikroskop yang fungsinya sebagai
penyangga untuk menjaga mikroskop agar tetap pada tempat yang
diinginkan. Kaki mikroskop juga berguna sebagai tempat memegang
mikroskop jika mikroskop hendak dipindahkan.

2.1.5. Macam – Macam Mikroskop

Berdasarkan pada sumber energi yang dimanfaatkan, mikroskop dibagi ke


dalam dua jenis, yakni mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Berikut
penjelasannya.

1. Mikroskop Cahaya

Sesuai namanya, Mikroskop cahaya adalah jenis mikroskop yang dapat


digunakan dengan memanfaatkan cahaya sebagai sumber energinya. Pada
mikroskop cahaya, digunakan lensa yang berperan untuk memusatkan cahaya ke
objek yang hendak diamati. Cahaya yang digunakan sebagai sumber energi ini
dapat berasal dari cahaya matahari atau pun dari cahaya lampu.

6
Mikroskop yang pertama kali ditemukan adalah jenis mikroskop cahaya ini.
Mikroskop cahaya juga menjadi jenis mikroskop paling umum yang digunkaan di
sekolah -sekolah di Indonesia sebagai alat belajar.

Mikroskop cahaya umumnya mempunyai tiga lensa objektif dengan


masing-masingnya, mampu melakukan pembesaran lemah (4 atau 10 kali),
pembesaran sedang (40 kali) dan pembesaran kuat (100 kali). Selain itu, ada juga
lensa okuler dengan pembesaran 10 kali. Dengan bekal lensa tersebut, mikroskop
cahaya umumnya mempunyai pembesaran maksimal 1000 kali dari ukuran
sebenarnya.

Ada pula jenis mikroskop cahaya yang hanya mempunyai satu lensa okuler
atau monokuler dan yang hanya mempunyai dua lensa okuler atau binokuler atau
mikroskop stetero. Umumnya, mikroskop monokuler hanya dapat melihat panjang
dan lebar dari objek saja. Sedangkan mikroskop binokuluer dapat melihat objek
secara 3 dimensi, yakni secara panjang, lebar dan tinggi objek.

2. Mikroskop Elektron

Mikroskop Elektron bisa dikatakan sebagia penemuan mikroskop baru yang


lebih canggih atau modern. Jenis mikroskop ini memanfaatkan elektron sebagai
sumber energinya. Mikroskop Elektron menggunakan magnet sebagai pengganti
lensa. Elekron inilah yang berguna untuk memusatkan sumber energi menuju objek
yang diamati.

Dengan menggunakan mikroskop electron, bayangan objek yang diamati


dapat diperbesar hingga satu juta kali ukuran objek sebenarnya. Bahkan,
kemampuan memperbesar bayangan objek ini masih dapat terus berkembang
seiring majunya teknologi yang ditemukan.

Mikroskop electron sendiri juga ada dua jenis, yakni Mikroskop Transmisi
Elektron (TEM) dan Mikroskop Elektron Scanning. Mikroskop TEM cara kerjanya
adalah dengan menembuskan elektron terhadap objek, sehingga gambaran
bayangan objeknya terlihat pada layar. Sedangkan Mikroskop Elektron Scanning
bekerja dengan menampilkan gambaran tiga dimensi dari objek. Mikroskop ini
mampu memberikan gambaran permukaan, jaringan, dan struktur dari objek yang
diamati.

7
2.2. Sel

Sel adalah bagian terkecil yang menyusun setiap makhluk hidup. Sel
merupakan unit terkecil yang menyusun setiap organisme serta dapat untuk
melaksanakan fungsi hidup sendiri dan berkembang biak dengan cara berreplikasi
atau memperbanyak diri. Sel adalah penyusun tubuh organisme.

1. Membran sel, merupakan permukaan luar setiap sel dibatasi oleh selaput
halus dan elastis. Berfungsi mengatur keluar masuknya zat pada sel
2. Sitoplasma, merupakan material yang di dalamnya terdapat beberapa
organel-organel sel. Sebagian besar bahan sitoplasma yaitu air. Berfungsi
sebagai tempat penyimpanan bahan kimia yang vital.
3. Nukleus, adalah organel terbesar dalam sel, terdapat di semua sel eukariotik,
kecuali pada sel-sel pembuluh floem dewasa dan sel darah merah mamalia
dewasa. Berfungsi sebagai pengendali sel.
4. Mitokondria, adalah benda-benda bulat atau berbentuk batang yang
memiliki ukuran berkisar antara 0,2 µm sampai 5 µm. Berfungsi sebagai
tempat pembentukan energi
5. Ribosom, adalah struktur yang paling kecil dengan garis tengah kurang
lebih 20 cm, berbentuk bulat, dan tersuspensi dalam sitoplasma. Berfungsi
sebagai tempat pembuatan protein.
6. Retikulum endoplasma, adalah sistem membran yang sangat luas yang
berada di dalam sel. Berfungsi sebagai sistem transpor substrat dan juga
hasil-hasil dari sitoplasma ke luar sel dan sitoplasma ke nukleus.
7. Badan Golgi, terdapat di dalam semua sel, kecuali pada sperma dewasa dan
sel darah merah. Berfungsi sebagai tempat sintesis polisakarida, misalnya
pada mukus.
8. Lisosom, merupakan struktur yang agak bulat dan juga dibatasi oleh
membran tunggal. Berperan penting untuk menghancurkan selsel yang tidak
berfungsi lagi.
9. Periksisom, besarnya hampir sama dengan lisosom yaitu (0,3 – 15 µm), dan
dibatasi oleh membran tunggal. Berperan dalam proses perubahan lemak
menjadi karbohidrat, dan dalam perubahan purin dalam sel.
10. Mikrotubulus, merupakan silinder protein yang terdapat pada sebagian
besar sel hewan dan tumbuhan. Berguna sebagai tempat saluran bagi arus
zat sitoplasma di dalam sel dan merupakan komponen stuktural yang
penting dari silia dan juga flagela.
11. Mikrofilamen, merupakan serat tipis panjang yang berdiameter 5 – 6 nm,
terdiri atas protein yang disebut dengan aktin. Berperan penting dalam
gerakan atau aliran sitoplasma. Mikrofilamen yaitu ciri-ciri yang penting
dalam sel yang berubah-ubah bentuknya.

8
2.3. Semut

Semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae, bangsa


Hymenoptera. Semut memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar
hidup di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial,
dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per
koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu
semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat
menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut
kadangkala disebut "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang
membentuk sebuah kesatuan.

Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan
metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain
yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang
berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara
mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang
abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua
node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa
terwujud).

Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau


kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat
menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang
belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-
lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam
sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah
tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di
sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya
mirip dengan jantung. sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf
ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan
cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.

Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga
lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih
kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga
punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya
dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk,
bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal
semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga
terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi.
Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi
feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna

9
sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada
bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang
digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang,
dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat
semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu
sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.

Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya
terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada
permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap.
Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut
yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.

Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang


penting, termasuk organ reproduksi. Beberapa spesies semut juga memiliki sengat
yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa
dan melindungi sarangnya. Spesies semut seperti Formica yessensis memiliki
kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk
pertahanan.

2.4. Putik Bunga

Putik adalah alat perkembangbiakan atau alat kelamin betina pada tanaman.
Karena itu, bunga yang hanya memiliki putik disebut dengan bunga betina. Putik
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (style), dan
ovarium (ovary). Dari kepala putik sampai ovarium, memiliki ukuran panjang
sekitar 5 cm. Kepala putik bersifat lengket sehingga memudahkan serbuk sari
mudah menempel di atasnya. Di bawah kepala putik, terdapat tangkai putik yang
berbentuk ramping. Di bagian paling bawah adalah ovarium, disebut juga bakal
buah, yaitu tempat bakal biji tersimpan. Ovarium berbentuk lonjong membesar, di
dalamnya tersimpan bakal biji. Pada saat proses pembuahan, bakal biji inilah yang
akan berkembang menjadi biji, sedangkan ovarium berkembang menjadi buah.

Fungsi utama putik adalah sebagai alat reproduksi betina bunga dalam
proses penyerbukan dan pembuahan. Untuk memulai proses pembuahan, bunga
membutuhkan elemen reproduksi lainnya, yaitu bagian jantan, di mana ini adalah
tugas dari benang sari. Benang sari adalah struktur yang menahan serbuk sari.
Serbuk sari adalah gamet jantan tanaman, yaitu sel sperma tanaman yang digunakan
untuk membuahi sel telur dan menghasilkan zigot. Beberapa jenis tumbuhan bisa
melakukan penyerbukan sendiri. Tetapi, ada juga yang memerlukan bantuan angin,
manusia, air, atau hewan, agar serbuk sari berpindah ke putik dan menempel
padanya. Ini yang menjadi alasan kepala putik bersifat lengket agar serbuk sari
mudah melekat padanya dan membantu membuahi ovula yang tersimpan dalam
ovarium.

10
2.5. Tempe

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai
atau beberapa bahan lain yang menggunakan kapang Rhizopus oryzae. Sediaan
fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".

Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa


kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe
kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B, dan zat besi. Berbagai macam
kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk
menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang


yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat.
Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki
rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.

Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:

1. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya


roti)
2. rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk
menyerap makanan
3. sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan
memiliki sporangium globuler di ujungnya

2.6. Bakteri Bacillus

Bacillus adalah genus bakteri Gram-positif berbentuk batang yang anggota


dari filum Firmicutes. Spesies Bacillus dapat bersifat aerob obligat (bergantung
pada oksigen) maupun anaerob fakultatif (mampu menjadi anaerob saat oksigen
tidak ada). Bakteri Bacillus yang dikultur akan menunjukkan hasil positif untuk uji
enzim katalase ketika oksigen ditemukan atau telah digunakan.

Genus Bacillus meliputi spesies yang hidup bebas (nonparasitik) dan


patogen parasitik. Dalam kondisi lingkungan yang tidak mendukung, Bacillus dapat
menghasilkan endospora berbentuk oval yang memungkinkan mereka berada alam
keadaan tidak aktif untuk jangka waktu yang lama. Endospora bukanlah spora sejati
yang merupakan sarana menghasilkan keturunan. Pembetukan endospora awalnya
mendefinisikan genus Bacillus, tetapi tidak semua spesies di dalamnya memiliki
hubungan kekerabatan yang dekat sehingga mereka dipindahkan ke genus lain
dalam filum Firmicutes

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat - Alat:

 Kaca Preparat
 Kaca Penutup
 Mikroskop Cahaya
 Tisu Kertas
 Jarum Ose
 Lampu Bunsen

3.1.2. Bahan - Bahan:

 Tempe
 Putik Bunga
 Semut Monomorium minimum (ukuran kecil dan sudah mati)
 Bakteri Bacillus
 Aquades
 Alkohol

3.1.3. Cara Kerja:

1. Tempatkan spesimen semut pada permukaan kaca preparat yang bersih


dan steril.
2. Tutup spesimen dengan kaca penutup.
3. Amati dengan mikroskop dengan pembesaran 50 X dan 100 X
menggunakan mikroskopik brightfield. Foto hasilnya.
4. Ulangi langkah 1-3 dengan mengganti spesimen semut dengan tempe
(ambil bagian yang putih nya) dan putik bunga dengan ditambahkan
aquades sebelum ditutup dengan kaca penutup.
5. Untuk bakteri bacillus, sebelum diamati spesimen dipreparasi terlebih
dahulu. Bakteri diambil dengan jarum ose yang sudah dicelupkan ke
alkohol dan dipanaskan menggunakan bunsen.
6. Bakteri diratakan menggunakan jarum ose sampai membentuk lapisan
film tipis di kaca preparat
7. Amati dengan mikroskop dengan pembesaran 50 X, 100 X, dan 400 X.
Foto hasilnya

12
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

Pada praktikum “Obsevasi Mikroskopik Mikroba” yang menjadi objek


pengamatan kami yaitu:

1. Semut Monomorium minimum


2. Bagian putik tumbuhan bunga kertas
3. Tempe (Rhizopus Oryzae)
4. Bakteri Bacillus

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui struktur spesimen yang dilihat


dari mikroskop. Berikut ini hasil pengamatan kelompok kami pada saat praktikum
dan perbandingan dari literatur yang kami dapatkan.

4.1. Struktur Semut hitam kecil (Monomorium minimum)

Magnifikasi Spesimen Berdasarkan


Spesimen di Mikroskop
(Perbesaran) Literatur
50 X (10 okuler X
5 objektif)
100 X (10 okuler
X 10 objektif)

4.2. Struktur Putik tumbuhan bunga kertas

Magnifikasi Spesimen Berdasarkan


Spesimen di Mikroskop
(Perbesaran) Literatur
50 X (10 okuler X 5
objektif)
100 X (10 okuler X 10
objektif)

4.3. Struktur Rhizopus Oryzae yang didapat dari tempe

Magnifikasi Spesimen Berdasarkan


Spesimen di Mikroskop
(Perbesaran) Literatur
50 X (10 okuler X
5 objektif)
100 X (10 okuler
X 10 objektif)

13
4.4. Struktur bakteri bacillus

Magnifikasi Spesimen Berdasarkan


Spesimen di Mikroskop
(Perbesaran) Literatur
50 X (10 okuler X
5 objektif)
100 X (10 okuler
X 10 objektif)
400 X (10 okuler
X 40 objektif)

14
DAFTAR PUSTAKA

https://wahyunifkip.wordpress.com/2012/04/22/makalah-tentang-mikroskop-2/

https://portal-ilmu.com/pengertian-fungsi-bagian-mikroskop/

https://id.wikipedia.org/wiki/Semut

https://kitchenuhmaykoosib.com/bagian-bagian-sel/

https://id.wikipedia.org/wiki/Tempe

https://baguzt88.wordpress.com/2013/02/23/jaringan-dan-struktur-jamur-tempe/

15

Anda mungkin juga menyukai