Anda di halaman 1dari 8

SOAL-SOAL

1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan alinemen horisontal jalan.


2. Sebutkan jenis kurva tikungan dan jelaskan dasar pemilihan masing-masing bentuk
kurva.
3. Jelaskan apakah yang dimaksud diagram superelevasi dan jelaskan mengapa diperlukan
superelevasi.
4. Jelaskan mengapa diperlukan pelebaran pada tikungan dan pada kondisi bagaimana
diperlukan.
5. Jika diketahui sudut perpotongan tangens di titik PI sebesar 10o dan klasifikasi jalan
adalah Tipe II, Kolektor, dengan vol.LL rencana 15.000 smp. Rencanakanlah kurva
tikungan pada segmen jalan tersebut.
6. Sebuah tikungan SS dengan jari-jari 200 meter akan ditingkatkan menjadi tikungan FC,
rencanakanlah kurva tikungan tersebut jika diketahui tipe jalan I, Primer, dengan volume
lalu Lintas 25.000 smp.

PENYELESAIAN
1. Alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal dikenal juga
dengan sebutan "situasi jalan". Alinyemen horizontal terdiri dari garis-garis lurus yang
dihubungkan dengan garis-garis lengkung yang akan terlihat jalan berupa garis lurus,
belokan ke kiri dan belokan ke kanan.
2. Jenis kurva tikungan, antara lain :
a. Full Circle
Full circle adalah jenis tikungan yang terbaik dimana mempunyai jari-jari besar
dengan sudut yang kecil. Pada pemakaian bentuk lingkaran penuh, batas besaran R
minimum ditetapkan sesuai dengan tabel. Jari-Jari minimum lengkungan yang tidak
memerlukan bagian peralihan.
PH

Ts
Es

M
TC CT
Lc
Rc θs θs Rc
Keterangan gambar :
PH = Perpotongan Horizontal
Rc = Jari-jari tikungan (m)
∆ = Sudut tangent (0)
TC = Tangen Circle
CT = Circle Tangen
Ts = Jarak antara TC dan PH
Lc = Panjang bagian tikungan
Es = Jarak PH ke lengkung peralihan

b. Spiral – Circle – Spiral (S-C-S)


Lengkung spiral pada tikungan jenis S-C-S ini adalah peralihan dari bagian tangen ke
bagian tikungan dengan panjangnya diperhitungkan perubahan gaya sentrifugal.
Adapun jari-jari yang diambil adalah sesuai dengan kecepatan rencana.

PH ∆

Xs Ts Busur Lingkaran
Es

H SC CS H
k k
Rc

TS θs θc θs ST
∆/2 ∆/2
Spiral

Keterangan gambar :
TS = Titik perubahan dari tangent ke spiral
ST = Titik perubahan dari spiral ke tangent
L = Panjang bagian spiral ke tengah
Ls = Panjang total spiral dari TS sampai ST
∆ = Sudut lengkungan
Rc = Jari-jari tikungan
Ts = Panjang tangent total yaitu jarak antara PH dan TS
Es = Jarak eksternal total yaitu jarak antara PH dan titik tangen busur
Lingkaran

c. Spiral – Spiral (S – S)
Penggunaan lengkung spiral-spiral apabila hasil perhitungan pada bagian lengkung S
– C – S tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan. Bentuk tikungan ini
dipergunakan pada tikungan yang tajam.

Es
Ts
k P SC = CS P

Ts θs θs Ts

Rc Rc Rc

3. Diagram superelevasi adalah diagram yang menggambarkan


pencapaian superelevasi dari lereng normal ke superelevasi penuh, sehingga dengan
menggunakan diagarm ini dapat ditentukan bentuk penampang melintang setiap titik
pada lengkung horisontal yang direncanakan. Superelevasi atau kemiringan melintang
jalan pada tikungan sangat perlu untuk diperhatikan. Karena hal ini akan mempengaruhi
pengguna jalan pada saat melintasi tikungan. Superelevasi ini ditentukan oleh jari-jari
lengkung horizontal jalan dan kecepatan rencana. Semakin tajam suatu tikungan, maka
semakin besar kemiringan melintangnya (superelevasi).

4. Pelebaran pada tikungan dimaksudkan untuk mempertahankan konsistensi geometrik


jalan agar kondisi operasional lalu lintas ditikungan sama dengan bagian lurus. Hal ini
juga untuk meminimalisasi kecenderungan terlemparnya kendaraan ke arah luar dalam
gesekan manikung. Pelebaran pada tikungan diperlukan apabila tingkat kecepatan
kendaraan tinggi yang menyebabkan semakin tajam tikungan yang terjadi.
5. Perencanaan Kurva tikungan:
Diketahui: Tipe Jalan = II
Hirarki Jalan = Kolektor
Vol. LL = 15.000 SMP
Sudut tangen = 10°

Hitung: Rencanakan Kurva Tikungan

Penyelesaian: Waktu tempuh = 3 detik


emaks = 10% = 0,1
en = 2% = 0,02
VR = 60 Km/jam
a. Menghitung koefisien gesek maksimum (fmax)
fmax = 0,192 – (0,00065 x VR)
= 0,192 – (0,00065 x 60)
= 0,153

b. Menghitung jari-jari tikungan minimum (Rmin)


𝑉𝑅 2
Rmin =
127 (emax + fmax )
602
=
127 (0,1 + 0,153)
= 112,041 m

c. Menentukan jari-jari desain jalan (Rd) berdasarkan Rmin


Rd = 120 m (tabel 3.3 jalan tipe II)

d. Menghitung derajat lengkung maksimum (Dmax)


181913,53 x (emax + fmax )
Dmax =
VR2
181913,53 x (0,1 + 0,153)
=
602
= 12,790

e. Cek syarat tikungan Full Circle (FC)


Rd > Rmin (tabel)
120 m > 500 m (tidak ok)

Rd > Rmin (hitungan)


120 m > 112,041 m (Ok)
Maka tikungan full circle tidak dapat digunakan

f. Menghitung derajat kelengkungan (Dd)


1432,4
Dd =
Rd
1432,4
=
120
= 11,940

g. Menghitung superelevasi desain (ed)


−em x Dd2 2 x em x Dd
ed = +
Dmax 2 Dmax
−0,1 x 11,942 2 x 0,1 x 11,94
= +
12,792 12,79
= 14,25636 163,5841
= - 0,0871 + 0,1867
= 0,09960
= 9,96 %

h. Menghitung panjang lengkung peralihan (Ls)


- Berdasarkan waktu tempuh maksimal (3 detik)
VR
Ls = xt
3,6
60
= x 3 = 50 m
3,6
- Berdasarkan rumus modifikasi short
𝑉𝑅 3 VR x ed
Ls = 0,022 x ( ) x -2,727 x ( ) , dipakai C = 0,4
Rd x C C
603 60 x 0,096
= 0,022 x ( ) x -2,727 x ( )
120 x 0,4 0,4
= 23 m

- Berdasarkan tingkat pencapaian


e m  e n   VR
Ls =
3,6 .  0,035
0,1−0,02
= (3,6 x 0,035) x 60

= 38,09 m

- Berdasarkan rumus landai relatif


Tabel IV.2, landai relatif (mmax)
VR 20 30 40 50 60 80 100
(km/jam)
mmax 50 75 100 115 125 150 -

Ls = (ed + en) x W/2 x mmax


= (0,0996 + 0,035) 2 x 3,5/2 x 125
= 58,89 m

- Berdasarkan superelevasi desain (ed)


Tabel IV.3
ed (%) 2 4 6 8 10
VR (km/jam) Ls Ls Ls Ls Ls
40 10 15 15 25 35
50 15 20 20 30 40
60 15 20 25 35 50
70 20 25 30 40 55
80 30 40 45 65 90
90 30 40 50 70 100
100 35 45 55 80 110
110 40 50 60 90 120
120 40 55 70 95 135

ed = 9,96%m maka Ls bisa didapatkan dengan interpolasi, ed = 8 - 10

Ls − 35 9,96 − 8
=
50 − Ls 10 − 9,96
0,04 (Ls – 35) = 1,96 (50 – Ls)
0,04Ls +1,96Ls = 98 + 1,4
Ls = 49,7 m

Kesimpulan: nilai Ls diambil yang terbesar yaitu: 58,89 m

i. Menghitung sudut spiral (Ɵs)


90 x Ls
Ɵs =
πR
90 x 58,89
=
3,14 x 120
= 14,07 0

j. Menghitung besar sudut circle (βc )


βc = ΔP1 – (2 x Ɵs)
= 100 – (2 x 14,070)
= -18,140
Syarat tikungan S-C-S
Βc > 0
Karena, βc < 0 maka jenis tikungan ini tidak dapat digunakan.

6. Diketahui :
- Tikungan SS Rc = 200 m
- Jalan Tipe I Primer maka, VR = 100 Km/jam
- Volume Lalu lintas Rencana = 25.000 SMP

Penyelesaian :
a. Menghitung koefisien gesek maksimum (fmax)
Jika Vr = 80-112 km/jam maka,
fmax = 0,24 – (0,000125 x VR)
= 0,24 – (0,000125 x 100)
= 0,24 – 0,0125 = 0.227

b. Menghitung jari-jari tikungan minimum (Rmin)


𝑉𝑅 2
Rmin = 127 (emax + fmax )

1002
= = 240,795 m
127 (0,1+ 0,227)

Kontrol
Rc = 200 ; Rmin = 240,795 m
Rc < Rmin
c. Menghitung derajat lengkung maksimum (Dmax)
181913,53 x (emax + fmax )
Dmax = VR2
181913,53 x (0,10+ 0,227)
= = 5,948 0
1002

d. Menghitung Derajat kelengkungan (Dd)


1432,4
Dd = Rd
1432,4
= = 7.162 0
200

e. Menghitung superelevasi desain (ed)


−em x Dd2 2 x em x Dd
Ed = Dmax2
+ Dmax
−0,1 x 7.1622 2 x 0,1 x 7.162
= +
5.952 5.95

= 0,09585
= 9,58 %

Anda mungkin juga menyukai