Momon
Badan Perencanaan Pembanguna Daerah Provinsi Sumatera Barat
Jl. Khatib Sulaiman No. 25 Padang
e-mail: momon2008@gmail.com
Dikirim: 3 Maret 2013; direvisi: 16 April 2013; disetujui: 19 Juni 2013
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah Memberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan untuk
mengantisipasi kemacetan (penurunan kinerja persimpangan) yang disebakan oleh pengoperasian Pasar
Tradisional dan Pasar Modern. Penelitian ini menggunakan analisis kinerja simpang bersimpang MKJI
Tahun 1997 dengan memasukkan data primer yaitu data gerakan membelok di persimpangan. Dari hasil
analisis dapat disimpulkan bahwa Strategi 1 (satu) dan 2 (dua) dapat meningkatkan kinerja jaringan
pada lengan persimpangan yang macet (jl. Sawahan) ditandai dengan DS dari 1.03 meter menjadi 0.66
meter dan 063 meter, Panjang Antrian dari 199 detil/smp menjadi 173 (strategi 2) dan tundaan dari
142.9 detik/smp menjadi 28 detik/smp dan 33 detik/smp.
Kata Kunci : Trip Rate, Simpang Bersinyal, Kinerja Persimpangan
Abstract
The aim of this research is giving recommendation to decision maker For overcoming jammed
(decreasing performance intersection) that caused by traditional and modern market operational. This
research use intersection performance analysis MKJI 1997 with primary data, turning moving
intersection data. From the result of analysis, it can be concluded that first strategy and second strategy
can improve network performance in crowded intersection arm (jl. Sawahan) that is revealed by DS
from 1.03 metres to 0.66 metres and 0.63 metres, the length of queue from 199 detil/smp to 173 (strategi
2) and cancel time from 142.9 second/smp to 28 second/smp and 33 second/smp.
Keyword : Trip Rate, Signal intersection, Performance intersection
124 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2013: 123 - 132
prediksi permintaan transportsi dalam menyusun Derajat kejenuhan diperoleh dari persamaan
alternatif pemecahan masalah. sebagai berikut :
Persimpangan dengan Lampu Lalu Lintas DS = Q/C = (Q x c)/(S x g) (4)
Didalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), 6. Panjang Antrian
analisis persimpangan dengan lampu lalu lintas Jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal
didasarkan pada beberapa prinsip utama sebagai hijau (NQ) dihitung sebagai jumlah smp yang
berikut : tersisa dari fase hijau sebelumnya (NQ1)
1. Geometrik ditambah jumlah smp yang datang selama fase
Perhitungan dikerjakan secara terpisah untuk merah (NQ2)
setiap pendekat. Satu lengan simpang dapat NQ= NQ1) + (NQ2) (5)
terdiri dari lebih dari satu pendekat, misalnya 7. Tundaaan
dibagi dalan dua atau lebih seu-pendekat. Ini
bisa terjadi pada kasus apabila pergerakan
belok kanan dan/atau belok kiri menerima
sinyal hijau pada fasa yang berbeda daripada
lalu lintas lurus, atau jika lengan simpang
tersebut dibagi oleh pulau-pulau. (6)
2. Arus Lalu Lintas Dimana :
Perhitungan dilakukan berdasarkan lalu lintas DT = Tundaan lalu lintas rata-rata pada
jam-jaman untuk satu atau lebih perioda, pendekat j (det/smp)
didasarkan pada arus lalu lintas rencana jam GR = Rasio hijau (g/c)
puncak untuk kondisi pagi, siang atau sore hari. DS = Derajat kejenuhan
Arus lalu lintas (Q) untuk setiap pergerakan C = Kapasitas (smp/jam
(belok kiri, lurus dan belok kanan) NQ= Jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau
dikonversikan dari kendaraan per jam ke satuan sebelumnya
mobil penumpang (smp) per jam dengan
menggunakan ekivalen mobil penumpang( METODE PENELITIAN
emp) untuk jenis pendekat terlindung dan
terlawan. Jenis dan Sumber Data
3. Model Dasar Data yang telah dikumpulkan baik yang melalui
Kapasitas pendekat untuk persimpangan dengan survey sebagai data primer maupun data sekunder.
lampu lalu lintas dapat dinyatakan sebagai Data primer yang telah dikumpulkan adalah data
berikut : volume lalu lintas yang terklasifikasi di
C = S x g/c (1) persimpangan. Mulut persimpangan yang dilakukan
dimana : survey antara mulut persimpangan jalan Sawahan-
C = kapasitas (smp/jam) Jalan Sutomo-Jalan Andalas. Selain itu juga
S = arus jenuh (smp/jam hijau) dilakukan pengumpulan data keluar masukk
g = waktu hijau (detik) kendaraan dan orang di Pasar Simpang haru .
c = waktu siklus (detik) Data sekunder yang telah dikumpulkan adalah
4. Waktu Sinyal data mengenai luas tanah Pasar Tradisional dan
Waktu sinyal untuk kondisi pengkontrolan Modern Simpang Haru dan peruntukkannya, luas
waktu tetap ditentukan berdasarkan Metoda bangunan/ruang dan peruntukkannya.
Webster untuk meminimumkan waktu tunda
kendaran seluruhnya di persimpangan. Pertama- Pengumpulan Data
tama waktu siklus ( c ) ditentukan, dan setelah 1. Data Primer
itu waktu hijau pada setiap fasa. Pengumpulan data primer dilakukan dengan
c = (1,5 x LTI +5)/(1 - ΣFrcrit) (2) melakukan perhitungan gerakan kendaraan
dimana : membelok, baik yang belok kanan, lurus
c = waktu siklus (detik) maupun belok kiri. Pencacahan dilaksanakan
LTI = waktu hilang per siklus (detik) dengan menggunakan tenaga surveyor yang
FR = arus dibagi arus jenuh (Q/S) ditempatkan mulut persimpangan. Untuk
Frcrit = nilai tertinggi dari FR dari seluruh kendaraan yang keluar masuk kendaraan dan
pendekat dari suatu fasa sinyal orang dilaksanakan di dekat pintu masuk pasar
ΣFrcrit = jumlah dari FRcrit dari seluruh fasa (eksisting) bagian depan dan dibagian samping
pada siklus pasar.
5. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Pengumpulan data primer ini dilakukan pada
Kapasitas pendekat ( C ) diperoleh dengan hari Minggu dan Senin dengan mengambil pada
mengalikan arus jenuh dan rasio hijau (g/c) jam puncak pagi 07.00 - 09.00, siang 11.00 –
untuk setiap pendekat. 13.00 dan sore 16.00 -18.00. Data arus lalu
C = S x g/c (3) lintas dan kendaraan dan orang yang keluar
14,1 m 15,1 m
c. Jalan Andalas
15,6 m
126 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2013: 123 - 132
dilengkapi fasilitas separator pada bagian tengah ruas haru. Hasil survey yang digunakan adalah nilai
jalan sehingga memungkinkan terjadinya friksi tingkat tarikan perjalanan di Pasar haru pada kondisi
antara jalan yang berlawanan arah, hal ini dapat exsisting. Dari hasil survey dilakukan diperoleh
memperlama delay pada persimpangan. Kondisi tarikan perjalanan yang masuk pada pasar simpang
perkerasan lengan persimpangan pada ruas jalan haru.
langkiau belum dilakukan pemasangan traffic light
dan belum dilakukan pengaspalan dengan perkerasan Tabel 1. Jumlah Bangkitan/Tarikan Kendaraan
lentur. Apabila Mall Simpan Haru beroperasi maka (smp/jam)
ruas jalan terjadi peningkatan volume lalu lintas
akibat bangkitan dan tarikan yang ditimbulkan oleh Waktu Perjalanan
Pagi Siang Sore
Mall tersebut. Hal ini perlu dilakukan rekayasa lalu
Jumlah 41.5 51,75 42,5
lintas untuk mengantisipasi kemacetan di Perjalanan
persimpangan. (smp/jam)
Disamping itu, dilokasi persimpangan juga Sumber : Hasil Analisa
terlihat minimnya fasilitas kesemalatan seperti rambu
larangan berhenti, rambu larangan parkir, rambu Dari tabel diatas menunjukkan bahwa bangkitan
tempat prmberhentian angkot. Hal ini akan dan tarikan yang tertinggi pada pasar simpang haru
menyebabkan pengemudi kendaraan bermotor bisa terjadi pada siang hari yaitu pada jam 11.00 Wib –
berhenti disembarangan tempat sehiingga 12.00 Wib. Dari hasil perhitungan, jumlah perjalanan
menimbulkan kemacetan di persimpangan. tarikan pada pasar simpang haru sebesar 51,75
Data yang dikumpulkan dari survey gerakan smp/jam untuk siang. Untuk peak pagi sebesar 41,5
membelok dan bangkitan perjalanan (keluar masuk smp/jan dan peak sore 42,5 smp/jam. Jika
pasar) selanjutnya dilakukan tabulasi sesuai dengan dibandingkan dengan jumlah petak toko yang
kebutuhan untuk analisis. Analisis yang dilakukan beroperasi di pasar simpang haru maka diperoleh trip
adalah analisis persimpangan dan bangkitan rate pada saat jam sibuk. Saat sekarang petak toko
perjalanan yang disebabkan oleh Pembangunan Pasar yang beroperasi pada pasar simpang haru
Tradisional dan Pasar Modern (Mall) Simpag Haru. diperkirakan sebesar 90 petak toko. Dari jumlah
tersebut maka dapat diperoleh trip rate sebaga
Volume Lalu Lintas di Persimpangan berikut :
Penghitungan volume lalu-lintas di
persimpangan dilakukan guna mengetahui kondisi Tabel 2. Trip Rate Pasar Simpang Haru (Kondisi
volume jam puncak dimana volume jam puncak Eksisting)
menjadi menjadi rancangan perbaikan kineja
persimpangan. Adapun volume lalu lintas di No Waktu Perjalanan
persimpangan dapat sebagai berikut: Pagi Siang Sore
Bangkitan/Tarikan Pasar Simpag Simpang Haru Trip rate 0,46 0,57 0,47
(Eksisting). Jumlah tarikan perjalanan diambil dari Sumber : Hasil Analisa
hasil survey tarikan yang dilakukan di pasar simpang
Waktu Perjalanan
No
Pagi Siang Sore
Jumlah Perjalanan (smp)/jam 217,75 271,53 223
Jika 446 petak toko yang dibangun oleh Kinerja Arus Lalu Lintas Di Persimpangan
pada Pasar Tradisional dan Modern tersebut maka Data-data persimpangan dan bangkitan dan tarikan
diperoleh hasil jumlah perjalanan yang akan masuk yang telah dilakukan pengolahan, menjadi dasar
pada tersebut. Dari hasil perhitungan maka diperoleh untuk melihat kinerja persimpangan baik sebelum
hasil pada tabel 3. dan sesudah pengoperasian Pasar Tradisional dan
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa perkiraan PAsar Modern. Ukuran kinerja persimpangan adalah
total tarikan yang tertinggi pada pasar tradisional dan perbandingan volume dan kapasitas (DS), Tundaan
pasar moder simpang haru terjadi pada siang hari dan Panjang Antrian.
sebesar 271,53 smp/jam. Untuk peak pagi sebesar 1. Kinerja Persimpangan Eksisting (Tahun
217,75 smp/jam dan peak sore 223 smp/jam. 2013)
Tambahan perrjalanan ini dimasukan pada volume Berdasarkan hasil survey traffic counting pada
lalu lintas tahun 2014 s/d 2018 ketikan pasar tersebut periode waktu untuk perancangan adalah jam
beroperasi. Jumlah perjalanan yang dimasukan 17.00 – 18.00 Wib, volume lalu lintas yang
adalah perjalanan pada sore hari karena jam puncak telah dikonversikan kedalam smp/jam dapat
pada saat jam survei adalah sore hari dilihat pada Tabel 4.
Pada mulut persimpangan jalan Sawahan-
Jalan Sutomo-Jalan Andalas mempunyai
pemfasean dengan 3 (tiga) fase. Sedangkan
128 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2013: 123 - 132
waktu siklus yang diberlakukan pada penanganan untuk mengantisipasi dampak
persimpangan tersebut adalah 91 detik. Dari adalah sebagai berikut :
waktu fasesebut maka dapat diketahui kinerja 1. Strategi 1 (pertama)
lalu lintas pad kondisi eksisting Pada strategi 1 (pertama) perbaikan yang
2. Kondisi Kinerja Persimpangan Simpang dilakukan adalah :
Haru (Tabel 6) - Melakukan sterilisasi ruas jalan
3. Volume Lalu Lintas Pada Lengan sawahan dari parkir on street
Persimpangan Jam Puncak sore (smp/jam) sehingga menambah lebar efektif
Tahun 2014 s/d 2018. jalan
Jika terjadi pertumbuhan kendaraan yang - Mengatur fase persimpagan dengan
melawati jalan Pasar Tradisional dan Modern 3 menerapkan 4 (empat) fase untuk
% (lima persen) per tahun, maka kondisi 5 menghindari resiko kecelakaan
tahun mendatang setelah Pasar Tradisional dan - Waktu siklus 120 detik
Modern selesai dan dioperasikan akan - Melakukan pemasangan traffic light
meningkat, kondisi dan volume lalu-lintas di pada lengan persimpangan jalan
ruas jalan Pasar Tradisional dan Modern langkiau.
diperkirakan seperti berikut; 2. Strategi 2 (kedua)
Pada strategi 1 (pertama) perbaikan yang
Pt = Po (1+i)n (7) dilakukan adalah :
di mana: - Melakukan sterilisasi ruas jalan
Pt = Volume Lalu-lintas tahun rencana. sawahan dari parkir on street
Po = Volume Lalu-lintas tahun target sehingga menambah lebar efektif
I = Tingkat pertumbuhan. jalan
n = Tahun rencana. - Mengatur fase persimpagan dengan
menerapkan 3 (tiga) fase dengan
Dari persamaan tersebut di atas, maka menerapkan early cut off pada mulut
pembebanan terhadap ruas jalan Pasar Raya persimpangan sawahan dan andalas
dapat diketahui sebagaimana Tabel 6. - Waktu siklus 120 detik
Jika dilakukan perhitungan dengan
- Melakukan pemasangan traffic light
menggunakan data proyeksi dari 2014 s/d 2018,
pada lengan persimpangan jalan
maka dengan menggunakan pemfasean 3 (tiga)
langkiau.
dan waktu siklusnya 91 detik maka dampak
Dari hasil perhitungan pada
kinerja persimpangan akibat pembangunan
persimpangan bersinyal pasar simpang,
Pasar Tradisonal dan Pasar Modern (Mall)
maka dapat diketahui Sebelum dan
adalah sebagai berikut Lampiran Tabel 7.
Sesudah pengoperasian Pasar Tradisional
4. Strategi Penanganan
dan Pasar Modern (Mall) Simpang Haru
Untuk mengantisipasi dampak buruknya kinerja
pada Tahun 2018. Adapun hasilnya adalah
persimpangan pada 5 tahun yang akan datang
sebagai berikut :
maka dilakukan beberapa strategi-strategi
Tabel 8. Perbandingan Kinerja Lalu Lintas Sebelum Pengoperasian dan
Setelah Pengoperasian Beserta Penanganan
Setelah Pengoperasian
Sebelum Pengoperasian
Strategi 1 (pertama) Strategi 2 (Kedua)
Lengan
No Panjang Tundaan Panjang Tundaan Panjang Tundaan
Simpang
DS Antrian Rata-Rata DS Antrian Rata-Rata DS Antrian Rata-Rata
(m) (det/smp) (m) (det/smp) (m) (det/smp)
1 2 4 5 6 7 8 10 11 12 13
1 Lengan
0.38
Langkiau 44.1 49.1 0.53 56 53.8
7
(U)
2 Lengan
70.00 31.10 0.66 97.7 49.6 0.63 129 41.10
Sutomo (S) 0.59
3 Lengan
Sawahan 199 142.9 0.66 208 28.5 0.63 173 33.00
(B) 1.03
4 Lengan
68.00 30.90 0.66 96 49 0.63 94.00 47.50
Andalas (T) 0.58
Sumber : Hasil Analisa
130 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2013: 123 - 132
Trasional dan Pasar Modern Simpang Haru e. Pintu masuk dari arah jalan jalan Sawahan
pada jalan langkiau dibuka hanya 1 (satu) pintu pintu masuk,
g. Memasang rambu Traffic Ligth pada 4 sedangkan untuk pintu keluar menujun jalan
(empat) mulut perimpangan sawahan ditiadakan untuk menghindari
h. Memasangan rambu dan marka panah untuk konflik
sirkulasi di dalam Pasar Trasional dan f. Pintu masuk dari arah jalan jalan Sawahan
Pasar Modern Simpang Haru (sirkulasi dibuka hanya 1 (satu) pintu pintu masuk,
arah lihat gambar) sedangkan untuk pintu keluar menujun jalan
i. Melakukan pengaspalan jalan di ruas jalan sawahan ditiadakan untuk menghindari
langkiau dengan lebar 10 meter panjang 100 konflik
meter g. Untuk menghindari penurunan kinerja pada
j. Memasang marka pemisah lajur pada mulut persimpangan maka pada mulut
masing-masing mulut persimpangan kecuali persimpangan Ruas Jalan Sawahan,
jl. Langkiau Sutomo, Andalas dan Ruas Jalan Langkiau
k. Melakukan pemasangan separator pada kiri jalan terus
Ruas Jalan Sawahan sepanjang ± 90 meter, h. Pada jam sibuk, kendaraan yang hendak
Ruas Jalan Sutomo sepanjang ± 70 dan masuk dan keluar Pasar Trasional dan Pasar
Ruas Jalan Andalas untuk ± 70 menghindari Modern Simpang Haru khususnya pada Jl.
friksi pada lalu lintas yang berlawan arah Sawahan harus diatur dengan menempatkan
sehingga mengurangi gangguan tercepatan petugas pengatur lalu lintas
serta mengurangi kecelakaan lalu lintas i. Untuk loading dan unloading kendaraan
l. Rambu peringatan hati hati dengan papan barang dilakukan pada malam hari pada saat
tambahan (akses keluar masuk Pasar diluar jam sibuk
Modern Simpang Haru bagi pengendara j. Petugas keamanan Pasar Tradisional dan
yang melewati dan masuk Pasar Trasional Modern membantu petugas PT. KAI untuk
dan Pasar Modern Simpang Haru sebanyak mengatur pintu perlintasan pada saat kereta
1 unit pada ruas jalan Sawahan api lewat
m. Membuat lay bay (celukan) tempat
menaikan/menurunkan penumpang di sisi DAFTAR PUSTAKA
utara Jl. Sawahan (depan Pasar) atau sisi
timur jalan langkiau dengan panjang 10 Black, J.A. 1981. Urban Transport Planning: Theory
meter dan lebar 5 meter and Practice. London: Cromm Helm.
n. Memperbesar jari-jari tikungan di lengan Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
persimpangan antara Jl. Sawahan dan 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Sutomo (dekat Muhammadyiah). Perbaikan (MKJI). Jakarta.
geometrik jari-jari tikungan dilakukan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun
apabila upaya manajemen lalu lintas tidak 2006. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.
bisa lagi menanggulangi permasalahan Jakarta
belok kiri langsung serta volume belok kiri Papacostas, C.S. 1987. Fundamental of
langsung sudah mengganggu arus yang Transportation Engineering. Prentice Hall Inc,
merging dari arah Andalas Englewood Cliffs. New Jersey.
o. Membuat Pos Penjagaan di dekat pintu Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan
masuk jalan Sawahan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung