Ket
Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
Jan
Persediaan 1000 500 500.000
1
1000 500 500.000
10 Pembelian 800 550 440.000
800 550 440.000
100 500 50.000
18 Dijual 900 500 450.000
800 550 440.000
100 500 50.000
20 Pembelian 700 600 420.000 800 550 440.000
700 600 420.000
100 500 50.000 400 550 220.000
27 Dijual
400 550 275.000 700 600 420.000
Dari kartu persediaan tersebut, besarnya nilai persediaan akhir adalah :
400 @ Rp. 550 = Rp. 220.000
700 @ Rp. 600 = Rp. 420.000
1.100 Rp. 640.000
b. Metode LIFO:
Dalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang terakhir masuk
dari pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat terjadi penjualan.
Tgl Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
Ket
Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
Jan1 Persediaan 1000 500 500.000
1000 500 500.000
10 Pembelian 800 550 440.000
800 550 440.000
800 550 440.000 900 500 450.000
18 Dijual
100 500 50.000
900 500 450.000
20 Pembelian 700 600 420.000
700 600 420.000
500 600 300.000 900 500 450.000
27 Dijual
200 600 120.000
Dari kartu persediaan tersebut, besarnya nilai persediaan akhir adalah :
900 @ Rp. 500 = Rp. 450.000
200 @ Rp. 600 = Rp. 120.000
1.100 Rp. 570.000
c. Metode Rata-Rata Bergerak:
Metode rata-rata yang digunakan pada metode perpetual ini biasanya disebut dengan
Rata-rata bergerak. Dikatakan bergerak karena harga per unit persediaan selalu bergerak /
berubah sesuai dengan terjadinya perubahan / mutasi pada jumlah unit persediaan yang dimiliki
perusahaan. Berikut ini bentuk kartu persediaan dengan metode rata-rata bergerak:
Tgl Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
Dari harga perhitungan diatas maka besarnya nilai persediaan sebanyak 1.100 unit adalah
sebesar Rp. 611.820
LATIHAN
Pilihan ganda !
1. Persediaan adalah barang berwujud milik perusahan yang.............
a. Tersedia untuk dijual (barang jadi atau barang dagangan)
b. Masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, kemudian dijual (barang dalam
prose/pengolahan)
c. Akan dipergunakan untuk produksi barang barang jadi yang kemudian dijual
d. a, b, dan c benar
2. Metode penentuan harga pokok persediaan yaitu.................
a. Metode phisik dan perpetual
b. Metode garis lurus
c. Metode saldo menurun
d. Metode angka tahun
3. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian dengan menggunakan metode phisik
adalah...............
a. Persediaan barang Rp. xxx
Utang dagang/kas Rp. xxx
b. Pembelian Rp. xxx
Utang dagang/kas Rp. xxx
c. Piutang dagang/kas Rp. xxx
Penjualan Rp. xxx
d. Harga Pokok Penjualan Rp. xxx
Persediaan Rp. xxx
4. FIFO singkatan dari First In First Out yang artinya..........
a. Masuk pertama keluar pertama
b. Masuk terakhir keluar pertama
c. Masuk pertama keluar terakhir
d. Masuk terakhir keluar terakhir
5. Metode penilaian persediaan adalah kecuali............
a. Metode Harga pokok atau harga pasar mana yang lebih rendah
b. Metode taksiran laba kotor
c. Metode taksiran harga eceran
d. Metode garis lurus
6. Metode yang sering disebut dengan metode COMWIL adalah..........
a. Metode harga pokok atau harga pasar mana yang lebih rendah
b. Metode laba bersih
c. Metode taksiran harga eceran
d. Metode taksiran laba kotor
7. Persediaan barang dagangan terdapat pada jenis perusahaan dagang yang kegiatan utamanya
adalah........
a. Merusak barang dagangan
b. Membeli dan menjual barang dagangan
c. Mengirim barang dagangan
d. Menyimpan barang dagangan
8. Metode perhitungan persediaan dalam metode perpetual yaitu............
a. Rata-rata sederhana
b. Rata-rata tertimbang
c. Rata-rata bergerak
d. a dan b benar
9. Persediaan awal 1.000 unit harga per unit Rp. 500,00 pembelian 300 unit @ Rp. 550,00
penjualan 750 unit. Berapa besarnya harga pokok persediaan akhir jika menggunakan metode
phisik FIFO adalah.......
a. Rp. 290.000,00
b. Rp. 250.000,00
c. Rp. 300.000,00
d. Rp. 125.000,00
10. Berikut metode harga pokok persediaan di bawah ini, kecuali.........
a. FIFO c. FILO
b. LIFO d. Average
Essay !
1. Jelaskan perbedaan antara metode phisik dengan metode perpetual !
2. Berikut ini transaksi transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2008 pada PT. Pelangi.
Jan 5 pembelian 100 unit barang dagang dengan harga Rp. 25.000,00/unit dengan
Persediaan barang dagangan pada tanggal 1 januari 2008 sebanyak 80 unit dengan harga pokok
Diminta :
Hitunglah persediaan pada tanggal 31 januari 2008, apabila Perusahaan menggunakan metode
Perpetual.
3. PD. SEJAHTERA mencatat mutasi persediaan barang CX menurut system inventarisasi fisik.
Persediaan barang dinilai pada tiap akhir bulan, dengan data transaksi bulan Februari 2011
sebagai berikut .
Februari 1, Sediaan awal 4.000kg @4.550
Februari 4, Pembelian 5.000kg @4.800 kepada PT. Sentosa secara kredit faktur no.024
dengan beban angkut pembelian sebesar 200.000
Februari 8, Penjualan 6.600kg @7.200 kepada Toko Selamet secara kredit faktur no.031
Februari 15, Pembelian 4.000kg @5.000 kepada PD. Maju Lancar secara kredit faktur
no.012 dengan beban angkut pembelian 160.000
Februari 17, Penjualan 6.400kg @7.500 kepada Toko Koko secara tunai. Faktur no.04
Februari 19, Diterima pengembalian barang sebanyak 300kg atas penjualan tanggal 17
Februari faktur no. 06
Februari 22, Pembelian 4.000kg @5.300 kepada CV. Abadi secara kredit faktur no. 088
dengan beban angkut pembelian 150.000
Februari 23, Dikembalikan barang 800kg kepada CV. Abadi faktur no. 68
Februari 25, Diterima hasil penjualan atas transaksi tanggal 8 faktur no.42
Februari 26, Pembelian 3.000kg @5.200 kepada PT. Suka Jaya secara kredit faktur no.92
dengan beban angkut pembelian 120.000
Februari 27, Dibayar utang atas transaksi tanggal 4 februari faktur no. 04
Februari 28, Dibayar gaji karyawan 2.000.000
Setelah dilakukan pemeriksaan & perhitungan fisik, sisa barang CX pada tanggal 28 Februari
2011 digudang terdapat sisa sebanyak 6.500kg dengan masing-masing karung berisi 100kg
(neto), yang terdiri dari :
30 karung @5.300
25 karung @5.200
10 karung @5.000
Diminta : Tentukan nilai persediaan akhir barang CX tanggal 28 Februari 2011 dengan metode
FIFO, LIFO, Rata-rata Sederhana, Rata-rata Tertimbang dan Tanda Pengenal Khusus !
4. Sebutkan beberapa alasan mengapa perusahaan menggunakan metode taksiran laba kotor
didalam menentukan besarnya harga pokok persediaannya!
5. Sebutkan langkah-langkah untuk menentukan harga pokok persediaan dengan menggunakan
metode taksiran laba kotor !
6. Pada tanggal 1 April 2012, perusahaan mengalami kebakaran yang menghabiskan seluruh
gedung perusahaan termasuk persediaan yang tersimpan didalamnya,namun beberapa catatan
akuntansi terutama yang berhubungan dengan persediaan masih dapat diselamatkan. Berikut
ini informasi yang dikutip dari catatan akuntansi tersebut:
Persediaan 1 Januari Rp. 43.200.000,00
Pembelian Rp. 339.000.000,00
Potongan pembelian Rp. 6.500.000,00
Retur pembelian Rp. 3.100.000,00
Penjulan Rp. 478.000.000,00
Potongan penjualan Rp. 5.300.000,00
Retur penjualan Rp. 4.100.000,00
Biaya angkut pembelian Rp. 2.400.000,00
Biaya umum Rp. 28.900.000,00
Biaya penjualan Rp. 55.700.000,00
Diminta :Dengan metode laba kotor, hitunglah jumlah persediaan yang terbakar pada tanggal
1 April 2012 jika selama 4 tahun terakhir, prosentase rata-rata laba kotor terhadap penjualan
bersih adalah 30%