TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
halus.(Manjoer, 2010).
infeksi akut usus halus. Sinonim dari tifus abdominalis adalah tifoid,
demam yang lebih dari satu minggu gangguan pada pencernaan dan
gangguan kesadaran.
adalah suatu penyakit menular yang disebabkan karena infeksi akut yang
terjadi pada usus halus dan jika tidak segera diobati secara progresif
6
7
a. Antomi
limited.1999 )
lendir.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
8
tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik
2) Lambung
a) Lendir
b) Asam klorida
3) Usus Halus
pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut (yang
penyerapan.
kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). Vili dan
zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan
lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air,
4) Pankreas
dasar:
tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan
5) Hati
gizi gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar
umum.
kelebihan kolesterol.
oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal
berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali
7) Usus Besar
b) Kolon transversum
elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk
terjadilah diare.
ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu
pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar. Orang
dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi
b. Fisiologi Pencernaan
yang dicari orang ditentukan oleh selera. Mekanisme ini ada didalam
fungsi lain di samping menelan dan hanya diubah dalam beberapa detik
halus pada kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi yang
kemudian akan didorong ke usus besar dan akan dibsorbsi air, elektrolit
16
3. Etiologi
menghasilkan spore, hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun
suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 70ºC dan antiseptik.
ini di manusia akan menimbulkan tiga macam antibodi yang lazim disebut
jaringan limfoid usus halus (terutama plak peyer) dan jaringan limfoid
organ retikuloendotelial sistem (RES) terutama hati dan limpa. Di tempat ini
kuman difagosit oleh sel-sel fagosit retikulo entodtelial sistem (RES) dan
kuman yang tidak difagosit berkembang biak. Pada akhir masa inkubasi 5-9
Endotoksin ini merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh lekosit
pada jaringan yang meradang. Selanjutnya zat pirogen yang beredar di darah
berdegenerasi yang dikenal sebagai tifoid sel. Bila sel ini beragregasi maka
Kelainan utama yang terjadi di ileum terminale dan plak peyer yang
hiperplasi (minggu I), nekrosis (minggu II) dan ulserasi (minggu III). Pada
(Tambayong, 2007).
18
Clinical Pathway
Menurut Noer (2004), tanda dan gejala dari penyakit Tifus Abdominalis,
antara lain :
c. Pada kasus khas terdapat deman remiten pada minggu pertama, biasanya
menurun pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari.
d. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam yang
e. Lidah kotor, yaitu lidah kurang bersih, ujung dan tepi kemerahan jarang
h. Bradicardi relatif.
6. Pemeriksaan Penunjang
antara lain :
skunder.
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah
penanganan khusus.
d. Kultur
Kultur feses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
terjadinya demam.
7. Penatalaksanaan
Perawatan
Pasien tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi, observasi dan
pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas
demam atau kurang lebih selama 14 hari. Maksud tirah baring adalah untuk
kekuatan pasien.
Diet
Di masa lampau, pasien tifoid diberi bubur sarin, kemudian bubur kasar
dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kebutuhan pasien. Pemberian bubur
atau perforasi usus, karena ada pendapat, bahwa usus perlu diistirahatkan.
Banyak pasien tidak menyukai bubur saring, karena tidak sesuai dengan
selera mereka. Karena mereka hanya makan sedikit keadaan umum dan gizi
yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat
kasar) dapat diberikan dengan aman pada pasien tifoid. Karena ada juga
pasien demam tifoid yang takut makan nasi, maka selain macam/bentuk
makanan yang diinginkan, terserah pada pasien sendiri apakah mau makan
bubur saring, bubur kasar atau nasi dengan lauk pauk rendah selulosa.
Obat
b. Diit lunak atau diit pada rendah selulosa (pantang sayur dan buahan),
c. Obat-obat :
1) Antimikroba :
demam.
2) Antipiretik seperlunya.
8. Komplikasi
a. Komplikasi Intestinal
(b)Perforasi usus
b. Komplikasi Ekstra-Intestinal :
1) Komplikasi Kardiovaskuler
2) Komplikasi Darah
a) Komplikasi Paru
c) Komplikasi Ginjal
d) Komplikasi Tulang
23
e) Komplikasi Neuropsikiatrik
dalam praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien untuk
untuk mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan
1. Pengkajian
esensial dan relevan dari data yang tidak relevan, memvalidasi data penting,
(Christensen, 2009).
a. Pengumpulan Data
1) Anamnesis
a) Identitas Penderita
Identitas pasien meliputi usia yaitu sering terjadi pada usia diatas 1
b) Keluhan Utama
kadang-kadang diare.
alergi pada makanan tertentu, serta upaya yang telah dilakukan oleh
f) Riwayat psikososial
2) Pemeriksaan fisik
dilakukan, yaitu :
b) Pemeriksaan persystem
(2)Lambung
(5)Feses
atau anal.
c) Pemeriksaan Penunjang
antara lain :
(b)Pemeriksaan widal
2004).
flagela kuman).
simpai kuman).
demam tifoid. Pada infeksi yang aktif, titer uji widal akan
2. Diagnosa Keperawatan
2013).
masalah dan faktor pendukung belum ada tetapi sudah ada faktor yang
tertentu.
Adapun diagnosa yang muncul pada klien dengan diagnosa medis Tifus
tubuh.
halus.
30
delirium / psikosis.
tubuh.
tidur/tirah baring.
3. Rencana Keperawatan
metabolism
e dan
infeksi
yaitu SMART :
S (Spesific) bersifat spesifik dalam hal isi dan waktu misalnya klien dapat
bedres total.
c. Menentukan intervensi
d. Dokumentasi
dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan klien tetapi juga jenis
4. Tindakan Keperawatan
dalam situasi yang tepat, keamanan fisik dan fsikologi, dilindungi dan
dengan anggota perawat lain dan dengan anak / keluarga dan petugas
kesehatan lain. Selain itu, pada tahap ini perawat benar-benar di tuntut untuk
5. Evaluasi Keperawatan