Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan
Materi tentang
1. Siklus Pengelolaann Keuangan Negara
2. Siklus Anggaran
3. Siklus Akuntansi
Sumber
1. Buku Akuntansi Pemerintah, Buku 1 Penerbit Salemba Empat
2. https://andichairilfurqan.wordpress.com/2012/05/25/siklus-pengelolaan-keuangan-
negara/
Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk
melaksanakannya. Menurut Undang-Undang ini, rencana pembangunan jangka panjang
Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Undang-Undang/Peraturan Daerah, sedangkan
rencana pembangunan jangka menengah Nasional/Daerah dan rencana pembangunan
tahunan Nasional/ Daerah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden/Kepala Daerah.
RPJP Nasional merupakan penjabaran tujuan Nasional kedalam Visi, misi dan Arah
pembangunan Nasional. Sedangkan RPJP Daerah mengacu pada RPJP Nasional dan
memuat tentang visi, misi dan arah dalam pembangunan Daerah.
RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden.
Penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan
Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi
makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah
kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif.
Sedangkan RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala
Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan
RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan
Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan
Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana
kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Perencanaan pembangunan Nasional dan Daerah diatas harus dilakukan secara terpadu,
dengan memperhitungkan kebutuhan rakyat dan memanfaatkan ketersediaan sumber
daya, informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan dunia global,
yang semata-mata ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
b. Penganggaran
1. Fungsi otorisasi,
2. Fungsi perencanaan,
3. Fungsi pengawasan,
Mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara telah sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
4. Fungsi alokasi,
5. Fungsi distribusi,
6. Fungsi stabilitasasi,
Mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Anggaran adalah alat akuntabilitas, pengendalian manajemen dan kebijakan ekonomi.
Sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan
dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan
bernegara. Dalam upaya untuk meluruskan kembali tujuan dan fungsi anggaran tersebut,
telah dilakukan pengaturan secara jelas peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses
penyusunan dan penetapan anggaran. Selain itu, dalam rangka reformasi bidang keuangan
negara, penyempurnaan penganggaran juga dilakukan melalui pendekatan berikut ini:
Dalam penyusunan anggaran dewasa ini digunakan pendekatan budget is a plan, a plan
is budget. Oleh karena itu, antara rencana kerja dan anggaran merupakan satu kesatuan,
disusun secara terintegrasi. Untuk melaksanakan konsep ini Pemerintah harus memiliki
rencana kerja dengan indikator kinerja yang terukur sebagai prasyaratnya.
2. Penyatuan Anggaran
Konsep yang digunakan dalam anggaran ini adalah alokasi anggaran sesuai dengan
hasil yang akan dicapai, terutama berfokus pada output atau keluaran dari kegiatan
yang dilaksanakan. Oleh karena itu, untuk keperluan ini diperlukan adanya
program/kegiatan yang jelas, yang akan dilaksanakan pada suatu tahun anggaran.
Dalam penerapan anggaran berbasis kinerja ini diperlukan adanya: indikator kinerja,
khususnya output (keluaran) dan outcome (hasil), standar pelayanan minimal yang
harus dipenuhi oleh pemerintah, standar analisa biaya, dan biaya standar keluaran yang
dihasilkan.
5. Klasifikasi anggaran
Tahap perencanaan pada pemerintah pusat dikoordinir oleh Bappenas sedangkan pada
pemerintah daerah dikoordinir oleh satuan kerja perencanaan daerah. Tahap penganggaran
dipimpin oleh Kementerian Keuangan pada Pemerintah Pusat, sedangkan pada pemerintah
daerah dikelola oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Setiap tahun, penyusunan
APBN/APBD dimulai dari penyusunan RKP dengan menyiapkan rancangan kebijakan
umum, program indikatif, dan pagu indikatif.
C. Akuntansi
Sistem dan prosedur akuntansi sangat diperlukan dalam pelaksanaan negara,
tujuannya adalah:
a. Untuk menetapkan prosedur yang harus diikuti oleh pihak-pihak yang terkait,
sehingga jelas pembagian kerja dan tanggung jawab di antara mereka.
b. Terselenggarannya pengendalian laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban entitas pelaporan dalam pengelolaan laporan keuangan.
Setiap entitas pelaporan terdiri dari dua bagian entitas akuntansi, yaitu pengguna
anggaran dan bendahara umum.
D. Pemeriksaan
Lembaga yang berwenang untuk melakukan pemeriksaan atas laporan
pertanggungjawaban tersebut adalah Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
Pemeriksaan keuangan oleh BPK akan Menghasilkan pernyataan pendapat (opini) tentang
tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Ada empat macam
opini yang diberikan pemeriksa, yaitu:
a. Wajar tanpa pengecualian
b. Wajar dengan pengecualian
c. Tidak wajar
d. Menolak memberikan opini
E. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan. Laporan
keuangan yang telah disampaikan adalah laporan keuangan yang sudah diperiksa oleh
BPK. Laporan keuangan disampaikan selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran
berakhir. Selain laporan keuangan juga dilampirkan ikhtisar laporan keuangan perusahaan
daerah dan satuan kerja lainnya yang pengelolaannya diatur secara khusus, seperti Badan
Layanan Umum (BLU)
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu
entitas dalam priode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran moneter. Pada umumnya siklus
anggaran terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Penyusun/Persiapan Anggaran
2. Ratifikasi Anggaran
3. Pelaksanaan Anggran
4. Pelaporan Evaluasi
Siklus dan peroses penganggaran di setiap negara berbeda satu dengan yang lainnya,
namun pada dasarnya mempunyai urut-urutan yang sama atas makna dan tujuannya. Menurut
buku panduan tentang“ Analisis dan Advokasi anggaran pemerintah daerah diiindonesia”
yang diterbitkan oleh The Asia Fondationdari Bank Penbangunan Asia (Asian Deveploment
Bank –ADB), Proses dapat dibagi ke dalam 4 (empat) tahapan, yaitu :
1. Penyusun anggaran
Tahapan penyusun anggaran terdiri dari pengumpulan aspirasi masyarakat media forum
pertemuan komunitas musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang). Proses
penyusun kegiatan oleh satuan kerja perangkat daerah (dinas/instansi) sampai dengan
persiapan draf usulan APBD yang diserahkan oleh kepala daerah (pihak eksekutif) untuk
dibahas dan setujui bersama. Dalam proses penyusun anggaran yang memerlukan waktu
beberapa bulan. Tim Anggaran Eksekutif yang beranggotakan unsur-unsur secretariat
Daerah, BAPPEDA Dan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Mempunyai fungsi
dan peranan yang sangat penting. Walaupun masyarakat dimintai pendapat dalam proses
penentuan program, namun pada akhirnya proses penyusunan program dilakukan secara
tertutup di masing-masing SatuanKerjaPerangkat Daerah (SKPD)
2. Penetapan Anggaran
Penetapan anggaran merupakan tahapan yang dimulai ketika pihak eksekutif menyerahkan
usulan anggaran kepada pihak eksekutif. Pada umumnya prose ini ditandai dengan pidato
dari kepala daerah (bupati/walikota) dihadapan anggota DPRD akan melakukan
pembahasan selama beberapa waktu terjadi diskusi antara pihak Panitia Anggaran
Legislatifdan Tim Anggaran Eksekutif. Pada kesempatan ini pihak legislative
berkesempatan untuk menanyakan dasar-dasar kebijakan eksekutif dalam membahas
usulan anggaran tersebut
3. Pelaksanaan Anggran
Pelaksanaan anggaran adalah tahapan yang dimulaisejak APBD disahkan melalui
peraturan daerah pada setiap akhir tahun sebelum tahun baru dimulai. Tahapan
pelaksanaan berlansung selama 1 (satu) tahun terhitung mulai awal tahun anggaran baru,
yakni pada bulan Januari setiap tahunnya. Tahapan pelaksanaan ini sepenuhnya menjadi
tanggungjawab pihak eksekutif melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
jumlahnya sesuai dengan struktur organisasi pemerintah daerah yang bersangkutan.
4. Tahapan Auditing (Pemekriksaan)
Tahap auditing mencakup antara lain penelaahan atas pelaksanaan anggaran untuk waktu
satu tahun anggaran yang bersangkutan. Tahapan pemeriksaan terdiri dari pemeriksaan
internal yang dilakukan oleh Badan Pengawas Daerah (BAWASDA) dan BPKP, serta
pemeriksaan eksternal oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Apabila dijabarkan secara rinci, setiap tahapan mempunyai siklus waktu yang berbeda
tahap 1 dan 2 (Penyusu Anggaran dan Penetapan Anggran) Memelukan waktu 12 bulan.
Tahap 3 (Pelaksanaan Anggaran) berlansung 12 bulan, dan tahap 4 (Auditing Anggaran)
memerlukan waktu 6 bulan. Dengan demikian proses anggaran di Indonesia memerlukan
waktu 30 bulan (dua setengah tahun). Dalam UU Nomor 25 Tahun 2004, SKB Nomor
0259/M. PPN Thun 2005 , dan PP Nomor 58 Tahun 2005 diberikan alokasi penjadwalan
waktu untuk tahap 1 dan 2 (Penyusunan Dan Penetapan Anggaran) yang mempunyai
sikluswaktu 12 bulan. Meskipunpada kenyataanya setiap pemerintahan kabupaten/kota
mempunyai variasiter sendiri dalam pengaturan waktunya. Table 4.2 menyajikan contoh
jadwal penyusunan dan penetapan anggaran pemerintah daerah.
Waktu Kegiatan
Februari MusrenbangtingkatkecamatandiselenggarakanbulanJanuari.
Selanjutnya, dilakukan forum Musyawarahtingkat SKPD.
Maret Musrenbangtingkatkabupaten/kota.
April -Mei Semua aktivitas/program kerja yang bersal dari masing-masing
SKPD dikoordinasikan dan dicantumkan dalam bentuk dokumen
yang disebut rencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD).
Juni-Agustus Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), yaitu kebijakan
tentang APBD yang disusun berdasarkan RKPD.
Penyusunan Prioritas Dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) bagi
setiap satuan kerja.
Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RK/SKPD)
Setiap unit kerja mempersiapkan estimasi anggaran yang terkait
dengan RK-SKPD dan menyampaikan kepada pemerintah daerah.
September Kompilasi anggaran yang diajukan oleh setiap SKPD.
Oktober FinalisasiAnggaran yang Dipersiapkan Oleh Panitia Anggaran
Eksekutif Dikoordinasikan Oleh Sekretaris Daerah.
Penyiapan rancangan Perda APBD untuk disetujui DPRD.
Pembahasan Oleh Unsur Legislatif Dan Eksekutif.
November Pembahasan dan pengesahan anggaran oleh DPRD
Desember Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang ditetapkan Oleh
Bupati/ Walikota.
SIKLUS AKUTANSI
Dari sudut pengguna akuntansi merupakan suatu fungsi yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efesien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
organisasi. Sementara dari proses kegiatannya, akutansi merupakan proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, penganalisisan, dan penafsiran data keuangan suatu unit
ekonomi tertentu dengan cara tertentu. Dengan demikian, akutansi harus mencakup
identifikasi data yang releven, proses atau analisis data, dan keputusan yang semuanya
tertuang dalam laporan keuangan.
Selanjutnya, neraca saldo disusun atas dasar saldo dari setiap akun buku besar.
Penyesuaian diperlukan untuk membuat akun-akun dalam buku besar mencerminkan kondisi
yang sebenarnya pada akhir priode akutansi. Setelah menjurnal memposting penyesuaian
yang diperlukan kemudian dibuat neraca saldo setelah penyesuaian. Dengan dasar
penyesuaian tersebut maka dapat disusun laporan keuangan. Dalam akutansi pemerintahan,
laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca , Laporan
ArusKas (LAK), Laporan Kinerja Keuangan, dan catatan atas laporan keuangan. Setelah
keempat laporan keuangan pokok tersebut ,dapat juga disusun laporan keuangan tambahan ,
seperti Laporan Operasional Dan laporan Ekuitas Dana.
Pada akhir priode akutansi, akun-akun harus ditutup dengan membuat ayat-ayat
menutup dalam jurnal penutup untuk kemudian diposting kebuku besar. Setelah semua ayat
jurnal penyesuaian dipindahkan ke akun buku besar dana kun nominal sudah ditutup, maka
hitung saldo dari setiap akun buku besar untuk menyusun neraca saldo setelah penutupan.
Selanjutnya, setelah itu dibuat ayat-ayat pembalik dalam jurnal pembalik agar neraca awal
dapat disusun.
Terdapat perbedaan antara siklus anggaran dan siklus akutansi penekanan siklus anggaran
adalah ketaatan terhadap aturan dan pencampaian target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Semetara itu penekanan siklus akutansi adalah pencatatan realisasi transaksi tanpa terlewat
satu transaksi pun. Anggaran ditetapkan dimasa lalu sehingga dipastikan dalam siklus
akutansi akan terdapat transaksi yang tidak dianggarkan sebelumnya. Hal ini wajar karena
anggaran merupakan prediksi untuk masa yang akan datang. Jarang terjadi prediksi yang
pasti tepat serratus persen, oleh karenanya pasti akan terdapat perbedaan antara pencatatan
anggaran dan akutansi. Pencatatan akutansi yang tidak dianggarkan sebelumnya disebut
dengan transaksi non anggaran. Transaksi non-anggaran dipastikan akan terjadi dalam siklus
akutansi. Titik singgung antara siklus anggaran dengan siklus akutansi adalah terletak pada
tahap pelaksanaan anggaran. Perbedaan antara siklus anggaran dan siklus akutansi ditunjukan
didalam table 4.3
Rentang Lebih dari 1 priode fiskal Satu priode fiskal (satu tahun)
waktu
Transaksi Hanya transaksi yang dianggarkan Mencatat semua transaksi, baik yang
yang dicatat dianggarkan maupun yang tidak
dianggarkan.