Anda di halaman 1dari 6

KESELAMATAN KEBAKARAN BERDASARKAN TIPE HUNIAN RUMAH SUSUN

Sepinia Indrawati - 199309142019032014


CPNS Formasi 2018 Batch III / Kelas C
Pengenalan Kelitbangan Bidang Perumahan dan Permukiman

I. PENDAHULUAN
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Tim Peneliti Puslitbang Perumahan dan
Permukiman Kementerian PUPR, hunian rusun di Indonesia umumnya memiliki bukaan yang
cukup luas, yaitu 20 – 25% untuk rusun di Bandung dan Jakarta dan 35 – 40% untuk Rusun
di Surakarta. Pada rusun sederhana, jenis bukaan ini menjadi pembeda dari satu rusun
dengan rusun yang lain. Perbedaan jenis bukaan pada rusun seperti posisi koridor dan tipe
bukaan ventilasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan privatisasi dan kenyamanan penghuni.
Namun demikian, dalam praktiknya di lapangan pengaturan bukaan tersebut membuat
keselamatan penghuni terhadap beban api dan kenyamanan termal disandarkan penuh pada
sistem pasif. Hal ini tentunya tidak tepat mengingat keselamatan terhadap kebakaran harus
dipenuhi oleh aspek proteksi aktif, pasif, serta manajemen keselamatan kebakaran. Dalam
tugas ini akan di bahas beberapa tipologi rusun beserta karakteristik dan pola/karakter aliran
asap saat kebakaran terjadi, serta evaluasi dan rekomendasi kelebihan dan kekurangan untuk
dapat dikembangkan sistem proteksi kebakaran yang lebih baik.

II. TIPOLOGI RUSUN DAN POTENSI KEBAKARAN


2.1. Rusun Tipe Single – Loaded
2.1.1. Definisi
Hunian vertikal tipe single loaded merupakan rusun dengan bukaan yang cukup
luas ke koridor dan juga sisi dapur. Tipe rusun single loaded dibentuk dengan menata
unit dalam arah memanjang dan dihubungkan oleh sebuah koridor di salah satu sisinya
yang berfungsi sebagai jalur transportasi horizontal. Pada umumnya, untuk tipe rusun
ini lokasi tangga sebagai sarana transportasi vertikal berada di bagian ujung atau tengah
dari masing – masing koridor. Beberapa contoh rusun single loaded diantaranya adalah
Rusun Kebon Kacang dan Rusun Pasar Jumat.

Gambar 2.1. Tipologi Hunian Rusun Single Loaded


Gambar 2.2. Contoh Rusun Single Loaded – Rusun Pasar Jumat

2.1.2. Karakteristik Bangunan dalam Menghadapi Kebakaran


Tipe bukaan yang luas serta terhubung langsung dengan bagian luar akan
memudahkan penghuni atau pihak lain dalam mengidentifikasi sumber api secara visual,
terutama bagi petugas kebakaran untuk menuju dan memadamkan titik api. Selain itu,
dalam proses evakuasi penghuni juga mudah karena akses tangga cenderung tidak
terganggu asap kebakaran.
Namun demikian, terlepas dari kelebihan yang dimiliki, dengan tidak adanya
kanopi penghalang asap akan memungkinkan adanya penyebaran kebakaran secara
vertikal melalui bukaan. Potensi penyebaran api yang lebih cepat terjadi karena adanya
paparan angin yang apabila dalam kecepatan kencang akan menyebabkan api cepat
membesar.

2.2. Rusun Tipe Semi Single – Loaded


2.2.1. Definisi
Jenis rusun tipe semi single loaded merupakan tipe rumah susun dengan
penggunaan void di tengah sebagaimana Gambar 2.3.

Gambar 2.2. Tipologi Hunian Rusun Tipe Semi Single Loaded


Pada tipe rumah susun ini terdapat twin single loaded yang saling berhadapan
yang dipisahkan oleh void. Beberapa rusun yang memiliki tipologi semi single loaded
diantaranya adalah Rusun Tebet, Rusun Semper, Rusun Sukapura, Rusun Rawa
Bebek, dan Rusun Tegal.

Gambar 2.2. Tampak dan Potongan Tipologi Rusun Tegal

Selain berbentuk persegi, tipologi rumah semi single loaded dapat berupa
lingkaran dengan void di tengahnya sebagaimana Rusun Rancacili Bandung.

Gambar 2.3. Tampak Atas Rusun Rancacili Bandung

2.2.2. Karakteristik Bangunan dalam Menghadapi Kebakaran


Konsep bangunan rusun dengan tipologi semi single loaded memungkinkan asap
lebih mudah untuk keluar dari bangunan saat kebakaran terjadi. Hal ini dikarenakan
adanya bukaan di bagian tengah untuk sirkulasi udara. Selain itu, dengan posisi adanya
void akan memudahkan proses identifikasi sumber api serta akses pagi petugas
pemadam kebakaran untuk mencapai titik api dan melakukan proses pemadaman.
Meskipun demikian, dengan kondisi koridor yang melingkar, akan memudahkan
api merambat ke seluruh bagian lantai terutama saat adanya paparan angin serta asap
yang akan memenuhi lantai karena arah bukaan (void) tidak langsung ke luar.
2.3. Rusun Tipe Double – Loaded
2.3.1. Definisi
Rusun dengan tipe double loaded merupakan rusun dengan jumlah terbanyak
yang ada di Indonesia. Hunian vertikal dengan tipologi double loaded atau disebut juga
central corridor merupakan hunian vertikal sistem koridor yang melayani unit-unit hunian
dari dua sisi. Untuk akses transportasi vertikal biasanya di bagian kanan dan kiri serta
tengah bangunan terdapat tangga akses.

Gambar 2.4. Tipologi Hunian Rusun Tipe Double Loaded

Beberapa rusun dengan dengan tipologi double loaded diantaranya adalah Rusun
ITB Jatinangor, Rusun Kemayoran, Rusun Bendungan Hilir II, dan Rusun Dupak
Bangunredjo.

Gambar 2.5. Gambar Irisan Rusun ITB Jatinangor

2.3.2. Karakteristik Bangunan dalam Menghadapi Kebakaran


Dengan jumlah bukaan yang terbatas dan lebih mengutamakan pada privasi
penghuni, saat terjadi kebakaran, api dan asap tidak cepat merambat ke lantai lain.
Posisi koridor yang diapit dua sisi hunian dari segi evakuasi akan menyebabkan sirkulai
orang akan sedikit terhambat. Selain itu asap dari kebakaran akan sulit keluar dari
bangunan karena minimnya bukaan, sehingga titik api sulit untuk diidentifikasi posisinya
dan penghuni yang mengevakuasi dirinya akan terpapar oleh asap beracun.
2.4. Rusun Tipe Cluster
2.4.1. Definisi
Rusun dengan tipe cluster pada umumnya memiliki jalur transportasi vertikal /
tangga di tengah bangunan. Bangunan ini dibandingkan dengan tipe bangunan rusun
lainnya lebih bisa menjaga privasi dari penghuninya.

Gambar 2.6. Tipologi Hunian Rusun Tipe Cluster

Rusun dengan tipologi cluster diantaranya adalah Rusun Pulo Mas, Rusun Tanah
Abang, Rusun Sarijadi, dan rusun flat Balai Sains Puslitbang Permukiman PU.

Gambar 2.6. Tampak Isiran Rusun BSB Puskim

2.4.2. Karakteristik Bangunan dalam Menghadapi Kebakaran


Saat terjadi kebakaran pada jenis rusun dengan tipologi ini, asap yang dihasilkan
dari benda yang terbakar akan mengalir dan keluar dari tangga di bagian tengah. Hal ini
menyebabkan unit akan lebih cepat dipenuhi asap karena kondisi bangunan cenderung
lebih tertutup. Meskipun akses pintu darurat relative mudah dijangkau, namun dengan
kepadatan tinggi dan kondisi unit yang mudah tertutup asap ini akan menyulitkan
penghuni menyelamatkan diri karena terpapar asap.
Secara penyebaran api, dengan sistem ini selama tidak ada pertumbuhan material
bahan bakar kebakaran, api akan lebih terfokus dan tidak mudah menyebar karena tidak
ada angin.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari masing – masing karakteristik bangunan dalam merespon kebakaran, masing –
masing tipe bangunan hunian vertikal / rusun memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.
Banyaknya bukaan pada suatu hunian menyediakan kenyamanan termal bagi penghuni,
namun hal ini memberi dampak yang sebaliknya bagi keselamatan penghuni terhadap bahaya
kebakaran. Yang perlu dihindari adalah banyaknya ventilasi silang pada hunian yang akan
memicu tingkat keparahan jika terjadi kebakaran. Selain sistem proteksi pasif, perlu dilakukan
optimalisasi terhadap sistem proteksi aktif dan manajemen pemeliharaannya. Hal ini
dikarenakan dalam rusun terhadap aktifitas tidur, sehingga aspek pendeteksian kebakaran
menjadi sesuatu hal yang kritis. Di sisi lain diperlukan juga manajemen keselamatan
kebakaran seperti kesiapsiagaan personil, baik petugas maupun penghuni dan tetangga.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Comfortable Low Energy Architecture (CLEAR). Building Types.
https://www.new-learn.info/packages/clear/interactive/matrix/b/building_types.html (diakses
pada 4 November 2019)

Tim Balai Litbang Sains Bangunan. (2019). Prototipe Model Teknologi Bangunan Hunian
Aman Kebakaran. Buku Output 2018 Penelitian Aman Kebakaran. Puslitbang Perumahan dan
Permukiman.

Anda mungkin juga menyukai