Pemeriksaan Diagnostik Imaa
Pemeriksaan Diagnostik Imaa
Infark miokardium klasik disertai oleh trias diagnostik yang khas, (price,Silvia 2006)
Pertama :
Gambaran klinis khas yang terdiri dari nhyeri dada yang berlangsung lama dan hebat, biasanya
disertai mual, keringat dingin, muntah dan perasaan seakan-akan menghadapi ajal.
Tetapi 20% - 60% kasus infark yang tidak faal bersifat tersembunyi atau asimtomatik
Sekitar setengah dari kasus ini benar-benar tersembunyi an tidak diketemukan postmoterm
Kedua :
Meningkatnya kadar enzim-enzim jantung yang dilepaskan oleh sel-sel miokardium yang nekrosis :
Enzim – enzim yang dilepaskan terdiri dari keratin, fosfokinase (CK atau CPK), Glautamat
oksaloasetat transaminase (SGOT dan GOT) dan laktat dehidrogenase (LDH)
Pola peningkatan enzim ini merupakan pembantu diagnosis yng sangat berharga, tetapi
interpretasinya terbatas oleh fakta bahwa peningkatan enzim yang terukur bukan merupakan
indikator spesifik kerusakan miokardium, terdapat proses-proses lain yang jug dapat
menyebabkan peningkatan enzim, sehingga dapat menyesatkan interpretasi
Pengukuran isoenzim, yaitu fraksi-fraksi enzim yang khas, dilepaskan oleh miokardium yang
rusak, meningkatkan ketepatan diagnostik
Pelepasan isoenzim, MB-CK merupakan petunjuk enzimatik dan infark miokardium yang
paling spesifik
Ketiga :
Perubahan-perubahan ini tampak pada hantaran yang terletak di atas daerah miokardium
yang mengalami nekrosis
Sedang beberapa waktu segmen ST dan gelombang T akan kembali normal; hanya
gelombang Q tetap bertahan sebagai bukti elektrokardiograf adanya infark lama
Tetapi hanya 50% atau 75% pasien infark miokardium akut yang menunjukan pemulihan
elektrokardiografis klasik ini
Pada 30% pasien yang di diagnosis dengan infark tidak terbentuk gelombang Q. (price, Silvia.
2006)