Anda di halaman 1dari 111

ht

tp
s:
//j
ak
ar
ta
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//j
ak
ar
ta.
bp
s.
go.
id
STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT
PROVINSI DKI JAKARTA 2017
Welfare Statistics of DKI Jakarta 2017

NOMOR ISSN : 2087.6637


NOMOR PUBLIKASI : 31520.16.01
KATALOG BPS : 4101002.31
Jumlah Halaman : ix + 99 Halaman

. id
go
Naskah : Bidang Statistik Sosial

.
ps
BPS Provinsi DKI Jakarta
.b
Penanggungjawab : Thoman Pardosi
ta
ar

Editor : Satriono
k

Penulis : Siti Alifah


// ja

Mega Cahya Kristianti


s:
tp
ht

Pengolah Data : Mega Cahya Kristianti


Tim Pembuat Infografis : Fisilia
Agus Sucipto
Urip Sabani
Mega Cahya Kristianti
Gambar Kulit : Solihatin

Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik


Provinsi DKI Jakarta
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi
buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
Prohibited to announce, distribute, communicate, and/or copy part or all of this book for commercial purpose without
permission from BPS-Statistics Indonesia
KATA PENGANTAR

Publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017 akan dapat
memberikan informasi dan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan rakyat di DKI Jakarta
pada tahun 2017. Data yang ditampilkan meliputi kondisi kependudukan, kesehatan,
pendidikan, fertilitas dan Keluarga Berencana (KB), keadaan perumahan serta teknologi dan
informasi di DKI Jakarta.

Publikasi ini dibuat berdasarkan data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
2017. Susenas merupakan survei Rumah Tangga yang diselenggarakan setiap tahun oleh
Badan Pusat Statistik (BPS). Publikasi ini menyajikan data dalam bentuk tabel disertai uraian
singkat. Pada bagian akhir publikasi disajikan tabel menurut Kabupaten/Kota Administrasi.

id
Dengan demikian diharapkan pengguna data dapat melihat perbedaan tingkat kesejahteraan

o.
masyarakat antar Kabupaten/Kota Administrasi.
g
s.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam terwujudnya
bp

publikasi ini, baik langsung maupun tidak langsung, diucapkan terima kasih. Kritik dan saran
t a.

sangat diharapkan untuk perbaikan penerbitan pada masa yang akan datang. Semoga
ar
ak

bermanfaat.
//j
s:
tp

Jakarta, Desember 2017


ht

BADAN PUSAT STATISTIK


PROVINSI DKI JAKARTA
Kepala,

THOMAN PARDOSI

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ……........................................................................ vi

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang................................................................... 1


1.2. Ruang Lingkup................................................................... 2
1.3. Sumber Data...............…................................................... 2

id
1.4. Sistematika Penulisan….................................................... 4

g o.
s.
BAB II. METODE SURVEI ..................................................................... 7
bp

2.1. Ruang Lingkup .................................................................. 7


a.

2.2. Kerangka Sampel .............................................................. 7


t
ar

2.3. Desain Sampel .................................................................. 7


2.4. Metode Pengumpulan Data .............................................. 8
ak

2.5. Pengolahan Data .............................................................. 8


//j

2.6. Konsep dan Definisi .......................................................... 8


s:
tp

BAB III. ULASAN SINGKAT..................................................................... 17


ht

3.1. Kependudukan................................................................... 17
3.2. Kesehatan.......................................................................... 21
3.3. Pendidikan.......................................................................... 26
3.4. Fertilitas dan Keluarga Berencana...................................... 29
3.5. Perumahan ......................................................................... 32
3.6. Teknologi dan Informasi....................................................... 38
3.7. Sosial Ekonomi.................................................................... 41

BAB IV. PENUTUP ..................................................................................... 47


LAMPIRAN.................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 100

ii
DAFTAR TABEL

Halaman

3.a Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan


yang Tidak Berobat Jalan Menurut Kabupaten/Kota, 2017… 25

3.b Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut Status


Pendidikan dan Jenis Kelamin di DKI Jakarta, 2017…………... 27

3.c Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut Pendidikan


yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di DKI Jakarta, 2017……. 28

3.d Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai di DKI


Jakarta, 2017 ........................................................................... 32

id
o.
3.e Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di
DKI Jakarta, 2017 ………………………….…..….…..….…..….. g 34
s.
bp

3.f Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Per Kapita Per Bulan


a.

Menurut Jenis Pengeluaran dan Kabupaten/Kota di DKI


t
ar

Jakarta, 2017 ………………...................................................... 37


ak
//j
s:
tp
ht

iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

3.1.1 Penduduk Menurut Kelompok Umur di DKI Jakarta, 2017……

3.1.2 Piramida Penduduk DKI Jakarta Tahun 2017 .......................... 20

3.2.1 Grafik Penolong Persalinan di DKI Jakarta, 2011-2017 (%) ... 24

3.2.2 Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan


dan Terganggunya Aktivitasnya Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2017………………………….. 24

3.3.1 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas yang Melek


Huruf Menurut Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2014-2017….. 29

3.4.1 Persentase Perempuan Usia 10 Tahun ke atas yang Pernah

id
Kawin menurut Usia Perkawinan Pertama di DKI Jakarta,

o.
2017 .......................................................................................... 30
g
s.
3.4.2 Persentase Wanita Usia Subur 15-49 tahun yang ber-KB
bp

Menurut Alat/Cara KB yang Digunakan di DKI Jakarta, 2014-


a.

2017 (%) ................................................................................... 31


t
ar

3.5.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Perkapita


ak

dan Kabupaten/Kota, 2017 ....................................................... 33


//j
s:

3.5.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan


tp

Rumah di DKI Jakarta, 2017 .................................................... 34


ht

3.5.3 Persentase Rumah Tangga yang Mempunyai Septic Tank


Sebagai Tempat Pembuangan Akhir Tinja Menurut
Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2017 ...................................... 36

3.6.1 Persentase Penduduk 5 Tahun ke Atas yang Menguasai


Ponsel/HP Menurut Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2017…... 39

3.6.2 Persentase Penduduk Umur 5 Tahun ke atas yang


Mengakses Internet Menurut Media Akses Komputer Desktop,
Laptop/Notebook/tablet, HP/Ponsel Menurut Kabupaten/Kota
di DKI Jakarta, 2017 ................................................................. 41

3.7.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Pernah/Tidaknya


Membeli/Menerima Raskin dalam Tiga Bulan Terakhir dan
Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2017 ...................................... 42

3.7.2 Persentase Anggota Rumah Tangga Menurut


Menerima/Tidaknya Kredit Usaha Setahun Terakhir dan
Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2017 ...................................... 43
iv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

I. KEPENDUDUKAN

Tabel 1. Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Administrasi dan Jenis


Kelamin di DKI Jakarta, 2017 ................................................... 51

Tabel 2. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia, Jenis Kelamin


dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017……... 52

Tabel 3. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia dan


Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 .................. 53

Tabel4. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia dan

id
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 .................. 54

Tabel5. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia dan g o.


s.
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 .................. 55
bp
a.

Tabel6. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Status


t
ar

Perkawinan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Administrasi


di DKI Jakarta, 2017 ................................................................. 56
ak
//j
s:

II. KESEHATAN
tp
ht

Tabel7. Persentase Balita Usia 0-23 Bulan Menurut Pengalaman


diberi ASI dan Kabupaten/Kota Adminitrasi di DKI Jakarta,
2017 .......................................................................................... 57

Tabel8. Persentase Baduta 0-23 Bulan Menurut Lamanya


Memperoleh ASI dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017 ............................................................................ 58

Tabel9. Persentase Balita 0-59 Bulan yang pernah Mendapatkan


Imunisasi Menurut Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017 ............................................................................ 59

Tabel10. Persentase Wanita Pernah Kawin 15-49 Tahun Menurut


Penolong Kelahiran Terakhir Baduta 0-23 Bulan dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017………… 60

Tabel11. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan


Selama Sebulan yang Lalu Menurut Jenis Keluhan dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017…………... 61

v
Tabel12. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan
dan Terganggu Aktivitasnya Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 …………... 62

III. PENDIDIKAN

Tabel 13 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Status


Pendidikan dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta,
2017 .......................................................................................... 63

Tabel 16 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut


Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota
Administrasi di DKI Jakarta, 2017 ............................................ 66

Tabel 19 Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Jenis Kelamin,

id
Kemampuan Membaca dan Menulis dan Kabupaten/Kota

o.
Administrasi di DKI Jakarta, 2017 ............................................ 69
g
s.
Tabel 21 Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun Menurut Kelompok
bp

Usia Sekolah dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI


a.

Jakarta, 2017 ........................................................................... 71


t
ar

Tabel 24 Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun yang Masih Sekolah


ak

Menurut Kelompok Usia Sekolah dan Kabupaten/Kota


//j

Administrasi di DKI Jakarta, 2017 ............................................ 73


s:
tp

Tabel 27 Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun yang Masih Sekolah


ht

Menurut Kelompok Usia Sekolah, Pendidikan yang Sedang


Diduduki dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta,
2017 ......................................................................................... 75

IV. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA

Tabel 30 Persentase Wanita Usia 10 Tahun ke atas yang Pernah


Kawin Menurut Usia Perkawinan Pertama dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 ................. 80

Tabel 31 Persentase Wanita Usia 15 – 49 Tahun Berstatus Kawin


Menurut Status Penggunaan Alat/Cara KB dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 ................ 80

Tabel 32 Persentase Wanita Usia 15 - 49 Tahun Berstatus Kawin dan


Sedang Menggunakan Alat KB Menurut Alat/Cara KB yang
Digunakan dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta,
2017 .......................................................................................... 81

vi
Tabel 33 Persentase Wanita Usia 15-49 Tahun yang Pernah Kawin
Menurut Tempat Memperoleh Alat KB dan Kabupaten/Kota
Administrasi di DKI Jakarta, 2017 ........................................... 82

V. PERUMAHAN

Tabel 34 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah dan


Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017…………...
83
Tabel 35 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan
Bangunan Tempat Tinggal dan Kabupaten/Kota Administrasi
di DKI Jakarta, 2017 …............................................................. 83

Tabel 36 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas dan


Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017………….. 84

id
o.
Tabel 37 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 ………….. g 84
s.
bp

Tabel 38 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas


a.

dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017……... 85


t
ar

Tabel 39 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Air Minum dan


ak

Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017……………. 85


//j
s:

Tabel 40 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan


tp

Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017……………. 86


ht

Tabel 41 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak ke Penampungan


Tinja Terdekat dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017……………........................................................... 86

Tabel 42 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Buang Air


Besar dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 87

Tabel 43 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Jamban/Kakus


dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 87

Tabel 44 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan


Akhir Kotoran/Tinja dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017 ………………...................................................... 88

Tabel 45 Persentase Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Per Kapita


Sebulan Menurut Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017 ............................................................................ 88

vii
Tabel 46 Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar/Energi
Utama Untuk Memasak dan Kabupaten/Kota Administrasi di
DKI Jakarta, 2017 …................................................................. 89

Tabel 47 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan


Utama dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 89

VI. TEKNOLOGI DAN INFORMASI

Tabel 48 Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Telepon


Rumah dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta,
2017.......................................................................................... 90

Tabel 49 Persentase Rumah Tangga Menurut Penguasaan Telepon


Seluler/HP dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta,
2017.......................................................................................... 90

id
Tabel 50 Persentase Penduduk 5 Tahun ke atas Menurut Nomor HP

o.
Aktif yang Dikuasai Menurut Kabupaten/Kota Administrasi di
g
DKI Jakarta, 2017 ................................................................... 91
s.
bp

Tabel 51 Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan


a.

Komputer/Laptop dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI


t
ar

Jakarta, 2017 ............................................................................ 91


ak

Tabel 52 Persentase Penduduk 5 Tahun ke atas Menurut Media Akses


//j

Internet dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta,


s:

2017 ......................................................................................... 92
tp
ht

Tabel 53 Persentase Penduduk 5 Tahun ke atas Menurut Akses


Internet di Luar Rumah dan Kabupaten/Kota Administrasi DKI
Jakarta, 2017 ............................................................................ 93

Tabel 54 Persentase Penduduk 5 Tahun ke atas Menurut Pencarian


Informasi Melalui Internet dan Kabupaten/Kota Administrasi di
DKI Jakarta, 2017 ..................................................................... 94

VII. SOSIAL EKONOMI

Tabel 55 Persentase Rumah Tangga Menurut Riwayat Pernah


Menerima/Membeli Raskin dan Kabupaten/Kota Administrasi
di DKI Jakarta, 2017 ................................................................. 96

Tabel 56 Persentase Anggota Rumah Tangga Menurut


Menerima/Tidaknya Kredit Usaha Setahun Terakhir dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 …………… 96
viii
Tabel 57 Persentase Anggota Rumah Tangga Penerima Kredit Usaha
Setahun Terakhir dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017 ........................................................................... 97

Tabel 58 Persentase Rumah Tangga Menurut Terima/Tidaknya


Beasiswa Setahun Terakhir dan Kabupaten/Kota Administrasi
di DKI Jakarta, 2017 ................................................................ 98

Tabel 59 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Beasiswa


Setahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota Administrasi di
DKI Jakarta, 2017 .................................................................... 98

Tabel 60 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Jaminan Sosial


Setahun Terakhir dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017 ........................................................................... 99

Tabel 61 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kartu

id
Perlindungan Sosial (KPS)/ Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)

o.
Menurut Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017 99
g
s.
bp
t a.
ar
ak
//j
s:
tp
ht

ix
ht
tp
s:
//j
ak
ar
ta.
bp
s.
go
. id
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang paradigma pembangunan secara global, di


DKI Jakarta sebagai ibukota negara mana pada masa itu secara umum negara-
merupakan barometer pencapaian hasil negara di dunia mulai memprioritaskan
pembangunan di negara ini. Luas wilayah pembangunan manusia sebagai indikator
DKI Jakarta relatif sempit, namun potensi keberhasilan pembangunan di negaranya.
yang dimiliki sangat besar, jumlah Pada tahun 1980-an sudah ada indikator
penduduk, sumber daya ekonomi, yang digunakan untuk mengukur
infrastruktur dan sebagainya. Jumlah keberhasilan manusia, yakni Indeks Mutu
penduduk yang besar dapat menjadi aset hidup (IMH/Physical quality Life Index), dan

id
pembangunan, namun di sisi lain dapat pada tahun 1990-an UNDP

o.
menjadi beban pembangunan, jika kualitas mengembangkan indikator baru untuk
g
s.
sumber daya manusianya (SDM) relatif mengukur hasil pembangunan manusia,
bp

rendah. Oleh karenanya sumber daya yakni Indeks Pembangunan Manusia


a.

manusia merupakan salah satu potensi (IPM/Human Development Index). Untuk


t
ar

penting yang perlu mendapat perhatian. menunjang data dan analisis hasil
ak

pembangunan manusia tersebut diperlukan


//j

Secara nasional strategi pem-


s:

bangunan ditekankan pada perbaikan berbagai statistik dan indikator


tp

kualitas hidup masyarakat untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang dinilai dapat
ht

tingkat pertumbuhan ekonomi yang memberikan gambaran keberhasilan

memadai. Pada tahun 1980-an, untuk pembangunan manusia pada berbagai

mencapai tujuan pembangunan tersebut, aspek kehidupan, seperti pendidikan,

aspek pembangunan ekonomi cenderung kesehatan, kependudukan, perumahan,

mendapatkan prioritas yang lebih besar teknologi informasi dan sebagainya.

dibandingkan aspek pembangunan Pembangunan yang dilaksanakan


manusia. di DKI Jakarta mengacu pada tujuan

Paradigma pembangunan mulai pembangunan nasional yaitu menciptakan

mengalami pergeseran sejak era 1990-an. manusia Indonesia seutuhnya. Proses

Pada era 1990-an pembangunan manusia pembangunan mencakup upaya masyarakat

menjadi fokus sasaran pembangunan untuk memenuhi kebutuhannya, tidak saja

nasional (human centered development). berupa kebutuhan fisik seperti makanan,

Pergeseran paradigma ini tidak terlepas dari pakaian dan perumahan, tetapi juga

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017 1


kebutuhan non fisik, seperti pendidikan, perumahan, teknologi dan komunikasi serta
keamanan, hiburan, status sosial, dan informasi lainnya.
kesempatan kerja. Dalam rangka
1.3. Sumber Data
mempercepat terpenuhinya kebutuhan
tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Statistik dan indikator yang

telah melaksanakan berbagai program di diperlukan untuk perencanaan, pemantauan

bidang-bidang yang strategis, misalnya dan evaluasi program pembangunan

kesehatan, pendidikan dan perumahan. selayaknya tersedia secara berkala, oleh

Untuk mencapai keberhasilan berbagai karena itu diperlukan data kependudukan

program yang dilaksanakan, diperlukan beserta karakteristik sosial ekonominya

perencanaan yang cermat dan terarah. yang bersumber dari survei tahunan. Data
ini digunakan untuk mengetahui
Data dan informasi menjadi mutlak

id
perkembangan setiap tahun dari

o.
diperlukan sebagai bahan untuk
pelaksanaan berbagai program pemerintah,
mengevaluasi sasaran pembangunan yang g
s.
dan dampaknya pada keadaan sosial
bp

telah dicapai. Selain itu, data juga


ekonomi masyarakat yang menjadi sasaran
a.

digunakan untuk memonitor pembangunan


t

program tersebut.
ar

yang sudah berhasil dilakukan dan yang


ak

belum. Hasil pembangunan akan menjadi Survei Sosial Ekonomi Nasional


//j

optimal apabila seluruh masyarakat (Susenas) merupakan salah satu survei


s:

tahunan yang diselenggarakan oleh BPS


tp

merasakan manfaatnya. Di sisi lain,


ht

penyediaan data yang lengkap, cermat, untuk mengumpulkan data terkait dengan
tepat waktu dan berkesinambungan juga kesejahteraan masyarakat. Publikasi
merupakan faktor penunjang proses Statistik Kesejahteraan Rakyat 2017 ini
pembangunan yang sangat menentukan disusun berdasarkan data hasil Susenas
keberhasilan pembangunan. bulan Maret 2017.
Susenas merupakan survei yang
1.2. Ruang Lingkup
mempunyai cakupan data sosial paling luas.
Publikasi ini berisi data dan ulasan Data yang dikumpulkan antara lain
singkat mengenai berbagai variabel dan menyangkut bidang-bidang pendidikan,
indikator yang berkaitan dengan kesehatan, ketenagakerjaan, perumahan
kesejahteraan masyarakat di Provinsi DKI dan lingkungan perumahan, kriminalitas,
Jakarta pada tahun 2017. Variabel-variabel sosial budaya, pengeluaran rumah tangga,
tersebut meliputi variabel kependudukan, serta teknologi informasi dan komunikasi.
kesehatan, pendidikan, fertilitas,
2 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017
Sejak tahun 2011 sampai dengan modul (sasaran) digunakan untuk
2014 pelaksanaan Susenas dilakukan per memantau hasil-hasil pembangunan di
triwulan. Pengumpulan data kor dilakukan sektor tertentu (pendidikan, kesehatan,
bersamaan dengan data modul konsumsi perumahan dan sebagainya).
(pengeluaran rumah tangga). Sementara Dalam kor Susenas terdapat
data sasaran (modul) yang dilakukan secara pertanyaan-pertanyaan tentang keadaan
berkala per tiga tahunan, dilakukan pada dan perilaku anggota masyarakat yang erat
pelaksanaan Susenas triwulan III (Bulan kaitannya dengan berbagai aspek kesejah-
September). teraan, seperti apakah melakukan
Sejak Tahun 2015 Susenas perjalanan, apakah masih sekolah, apakah
dilakukan dua kali setiap tahun. Semester mengalami gangguan kesehatan,
pertama dilaksanakan pada bulan Maret, apakah pernah berobat jalan atau rawat

id
o.
dan semester kedua dilaksanakan pada inap dan lain-lain. Pertanyaan yang khusus
bulan September. Susenas Maret g
menyangkut Balita antara lain siapa
s.
bp

mencakup sampel yang cukup besar penolong kelahiran dan berapa lama
a.

sehingga mampu mengestimasi sampai disusui. Melalui kor juga dikumpulkan data
t
ar

level kabupaten/kota dengan tentang jenjang pendidikan dan kegiatan


ak

mengumpulkan data Kor dan Konsumsi/ ekonomi anggota rumah tangga. Khusus
//j

pengeluaran rumah tangga. untuk penduduk wanita, ditanyakan tentang


s:
tp

Data modul terdiri dari Modul Sosial umur saat perkawinan pertama dan
ht

Budaya dan Pendidikan, Modul Perumahan penggunaan alat/cara KB. Untuk


dan Kesehatan, serta Modul Ketahanan keterangan rumah tangga dihimpun data
Sosial. Susenas menyediakan perangkat mengenai keadaan dan fasilitas perumahan
data kor yang sangat luas. Data kor dapat serta pengeluaran/konsumsi rumah tangga.
digunakan untuk memantau taraf Pertanyaan mengenai teknologi informasi
kesejahteraan masyarakat, merumuskan dan komunikasi mulai ditanyakan sejak
program pemerintah yang khusus ditujukan tahun 2005.
untuk meningkatkan kesejahteraan Susenas juga mencakup
masyarakat melalui sektor-sektor pertanyaan yang ditujukan untuk
pembangunan, dan menganalisis dampak mengevaluasi program-program pemerintah
berbagai program pembangunan yang seperti: Program Ketersediaan Jaminan
ditujukan untuk meningkatkan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),
kesejahteraan penduduk. Sementara data Program Beras untuk Masyarakat Miskin

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017 3


(Raskin), Program Keluarga Harapan 1.4. Sistematika Penulisan
(PKH), Program Nasional Pemberdayaan Penyajian pada publikasi ini pada
Masyarakat (PNPM) Mandiri, Program umumnya berupa tabel yang disertai ulasan
Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun singkat (analisis deskriptif) terhadap
program-program yang dikelola oleh pihak beberapa data dari masing-masing variabel
swasta/korporasi atau masyarakat. yang ada dalam ruang lingkup penulisan.
Secara umum pertanyaan- Adapun tabel-tabel yang berisikan data
pertanyaan dalam Susenas kor secara rinci menurut kabupaten/kota
dimaksudkan untuk mendapatkan informasi administrasi disajikan pada bagian akhir dari
yang diperlukan untuk memonitor hal-hal publikasi ini (lampiran tabel).
yang mungkin berubah tiap tahun, berguna Secara garis besar data/variabel
untuk perencanaan jangka pendek, serta kesejahteraan rakyat dalam publikasi ini

id
o.
pertanyaan yang dapat dikaitkan dengan dikelompokkan menjadi tujuh bagian.
pertanyaan modul. Pertanyaan yang Bagiang pertama merupakan data
s.
bp

dimasukkan dalam modul diperlukan untuk kependudukan, mencakup antara lain


a.

menganalisis masalah yang tidak perlu jumlah penduduk menurut jenis kelamin,
t
ar

dimonitor tiap tahun atau menganalisis umur, dan status perkawinan. Bagian
ak

fenomena yang ingin diintervensi kedua, menyajikan kondisi kesehatan


//j

pemerintah. penduduk yang menyangkut keluhan


s:
tp

Data Susenas memiliki potensi kesehatan, penolong kelahiran balita,


ht

yang sangat besar untuk menggambarkan kondisi balita dan pemanfaatan fasilitas
kesejahteraan masyarakat. Beberapa kesehatan. Di bagian ketiga ditampilkan
indikator yang dihasilkan, antara lain tingkat kondisi pendidikan penduduk yang
partisipasi sekolah, persentase akseptor KB, mencakup partisipasi sekolah, status
rata-rata umur perkawinan pertama, rata- pendidikan, tingkat pendidikan, dan angka
rata jumlah anak yang dilahirkan, melek huruf. Gambaran mengenai fertilitas
persentase penduduk yang memanfaatkan dan keluarga berencana disajikan pada
fasilitas kesehatan, persentase Balita yang bagian keempat. Kemudian pada bagian
diberi ASI, persentase rumah tangga yang kelima disajikan data mengenai perumahan
memperoleh air bersih, atau mempunyai dan pemukiman, pada bagian keenam
WC dengan tangki septik, dan rata-rata disajikan data mengenai teknologi informasi
pengeluaran per kapita. dan pada bagian bagian ketujuh disajikan

4 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


data mengenai sosial ekonomi rumah pada saat pengumpulan data di lapangan,
tangga. yang selanjutnya dari data lapangan
Pada bab terakhir disampaikan tersebut dilakukan pengolahan sehingga
penutup dari penulisan ini yang memuat menghasilkan data statistik kesejahteraan
ikhtisar dari seluruh bagian data yang telah rakyat yang disajikan pada publikasi ini.
diuraikan dimuka. Dengan demikian
pembaca dapat dengan mudah melihat
gambaran secara singkat kondisi
kesejahteraan rakyat di Provinsi DKI Jakarta
secara umum pada tahun 2017.
Bagian paling akhir dari publikasi ini
dilampirkan daftar pertanyaan (kuesioner)

id
o.
kor (Daftar VSEN17.K). Pembaca dapat
melihat alur pertanyaan yang digunakan g
s.
bp
t a.
ar
ak
//j
s:
tp
ht

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017 5


BAB II
METODE SURVEI

1.RUANG LINGKUP

Susenas Maret 2017 dilaksanakan


di seluruh wilayah Jakarta dengan
jumlah sampel 5.200 rumah tangga.

2.KERANGKA SAMPEL
Terdiri atas tiga jenis:
- Daftar wilayah pencacahan

id
- Daftar Blok Sensus (BS)

.
3.DESAIN SAMPEL go- Daftar rumah tangga biasa
s.
bp

Tiga tahap, yaitu :


a.

- Memilih wilayah pencacahan (wilcah)


t
ar

secara pps (Probability Proportional to Size)


ak

- memilih blok sensus secara pps


- memilih 10 rumah tangga biasa
//j
s:

secara sistematik dari setiap


4. METODE PENGUMPULAN DATA
Blok Sensus terpilih
tp
ht

Pengumpulan data dari rumah


tangga terpilih dilakukan melalui
wawancara tatap muka antara
5. PENGOLAHAN DATA pencacah dengan responden

Proses pengolahan data meliputi tahap


perekaman data, pemeriksaan konsistensi
antar-isian dalam kuesioner sampai dengan
tahap tabulasi, sepenuhnya dilakukan
dengan menggunakan komputer.
6.KONSEP & DEFINISI
Blok Sensus, Rumah Tangga dan
Anggota Rumah Tangga, Status
Perkawinan, Kesehatan, Pendidikan,
Fertilitas dan KB, Perumahan,
Teknologi dan Informasi, Sosial
dan Ekonomi
BAB II. METODE SURVEI

2.1 Ruang Lingkup


2.3 Desain Sampel
Susenas Maret 2017 dilaksanakan
Desain sampel dilakukan dengan tiga
di seluruh wilayah Jakarta dengan jumlah
tahap, yaitu:
sampel 5.200 rumah tangga. Rumah
 Tahap pertama, memilih wilayah
tangga sampel tidak termasuk rumah
pencacahan (wilcah) secara pps
tangga yang tinggal dalam blok sensus
(Probability Proportional to Size) dengan
khusus dan rumah tangga khusus seperti
muatan banyaknya rumah tangga
asrama, penjara, dan sejenisnya tetapi
SP2010. Kemudian wilcah tersebut
rumah tangga yang berada di blok sensus

id
dialokasikan secara acak ke dalam dua

o.
biasa. Seluruh rumah tangga sampel
g
semester.
s.
tersebut dicacah dengan kuesioner kor
bp

(VSEN2017.K), dan modul konsumsi  Tahap kedua, memilih blok sensus


a.

(VSEN2017.KP). secara pps dengan muatan banyaknya


t
ar

rumah tangga SP2010 RBL1 dari


2.2 Kerangka Sampel
ak

wilayah pencacahan terpilih di setiap


//j

Kerangka sampel yang digunakan


s:

semester, antara lain:


untuk Susenas 2017 terdiri atas tiga jenis,
tp

- Satu BS pada setiap wilayah


ht

pertama adalah daftar wilayah pencacahan


pencacahan terpilih untuk Susenas
dilengkapi dengan banyaknya rumah
Semester I
tangga hasil listing Sensus Penduduk 2010
(SP2010), muatan Blok Sensus (BS) - Satu BS pada setiap wilayah
dominan (pemukiman biasa, mewah, pencacahan terpilih Susenas
kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit, Semester II
dan klasifikasi desa/kelurahan  Tahap ketiga, memilih sepuluh rumah
(perkotaan/urban) dan perdesaan/rural). tangga biasa secara sistematik dari
Kedua adalah daftar Blok Sensus (BS) setiap Blok Sensus terpilih untuk
pada setiap wilayah pencacahan, dan Susenas berdasarkan hasil
ketiga adalah daftar rumah tangga biasa pemutakhiran rumah tangga Susenas
hasil listing SP2010 dalam BS yang telah setiap semester (semester 1 dan
dimutakhirkan pada setiap menjelang semester 2).
pelaksanaan survei.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017 7


2.4 Metode Pengumpulan Data jawaban dengan jawaban yang lainnya.
Proses perekaman data (entry data)
Tahun 2017, pengumpulan data
dilakukan di BPS kabupaten/kota.
Susenas Kor dilaksanakan 2 kali yaitu
bulan Maret, dan September 2017. Jumlah 2.6 Konsep dan Definisi
sampel semester I (Bulan Maret) sebanyak 2.6.1 Blok Sensus
5.200 rumah tangga, sementara jumlah
Blok Sensus (BS) adalah bagian
sampel Semester II (Bulan September)
desa/kelurahan yang merupakan daerah
sebanyak 1.300 rumah tangga.
kerja seorang petugas pencacah survei-
Pengumpulan data dari rumah survei yang dilaksanakan BPS. Sesuai
tangga terpilih dilakukan melalui dengan rancangan sampel, BS terpilih
wawancara tatap muka antara pencacah Susenas 2017 sudah ditentukan oleh BPS

id
dengan responden. Untuk pertanyaan- RI. Setiap BS harus memenuhi kriteria

o.
pertanyaan dalam kuesioner yang ditujukan sebagai berikut:
g
s.
kepada individu diusahakan agar individu
bp

1. Seluruh BS dalam setiap kelurahan


yang bersangkutan yang menjadi
a.

membagi habis wilayah kelurahan


responden. Keterangan tentang rumah
t
ar

bersangkutan.
tangga dikumpulkan melalui wawancara
ak

dengan kepala rumah tangga, suami/istri 2. BS harus mempunyai batas-batas


//j
s:

kepala rumah tangga atau anggota rumah yang jelas/mudah dikenali, baik batas
tp

tangga lain yang mengetahui karakteristik alam maupun buatan. Batas Satuan
ht

yang ditanyakan. Lingkungan Setempat (SLS seperti:


RT, RW, dusun, lingkungan dsb)
2.5 Pengolahan Data
diutamakan sebagai batas BS bila
Proses pengolahan data meliputi batas SLS tersebut jelas (batas alam
tahap perekaman data, pemeriksaan atau buatan).
konsistensi antar-isian dalam kuesioner
3. Satu BS harus terletak dalam satu
sampai dengan tahap tabulasi, sepenuhnya
hamparan.
dilakukan dengan menggunakan komputer.
Sebelum tahap ini dimulai, terlebih dahulu Ada 3 jenis BS yaitu: blok sensus

dilakukan cek awal atas kelengkapan isian biasa, blok sensus khusus, dan blok sensus

daftar pertanyaan, penyuntingan terhadap persiapan.

isian yang tidak wajar, termasuk hubungan Blok sensus biasa (B) adalah BS yang
keterkaitan (konsistensi) antara satu muatannya antara 80 sampai 120 rumah

8 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


tangga atau bangunan sensus tempat satu. Ada beberapa macam bentuk rumah
tinggal atau bangunan sensus bukan tangga biasa, diantaranya :
tempat tinggal atau gabungan keduanya 1) orang yang tinggal bersama isteri dan
dan sudah jenuh. anaknya;
Blok sensus khusus (K) adalah BS yang 2) orang yang menyewa kamar atau
mempunyai muatan sekurang-kurangnya sebagian bangunan sensus dan
100 orang, kecuali lembaga mengurus makannya sendiri;
pemasyarakatan yang muatannya tidak
3) keluarga yang terpisah di dua
dibatasi. Tempat- tempat yang bisa
bangunan sensus, tetapi makannya
dijadikan blok sensus khusus, antara lain:
dari satu dapur, asal kedua bangunan
- Asrama militer (tangsi) sensus tersebut masih dalam satu blok

id
- Daerah perumahan militer dengan pintu sensus;

o.
keluar masuk yang dijaga.
g
4) rumah tangga yang menerima
s.
bp

Blok sensus persiapan (P) adalah BS pondokan dengan makan (indekos)


a.

yang kosong seperti sawah, kebun, yang pemondok nya kurang dari 10
t
ar

tegalan, rawa, hutan, daerah yang orang;


ak

dikosongkan (digusur) atau bekas 5) pengurus asrama, panti asuhan,


//j

permukiman yang terbakar. BS khusus dan


s:

lembaga pemasyarakatan, dan


tp

BS persiapan bukan merupakan bagian sejenisnya yang tinggal sendiri maupun


ht

dari kerangka sampel Susenas. bersama anak, isteri serta anggota


2.6.2 Rumah Tangga dan Anggota rumah tangga lainnya, makan dari satu
Rumah Tangga dapur yang terpisah dari lembaga yang
Rumah tangga dibedakan menjadi diurusnya;
dua, yaitu rumah tangga biasa dan rumah 6) masing-masing orang yang bersama-
tangga khusus. sama menyewa kamar atau sebagian
a. Rumah tangga biasa adalah seorang bangunan sensus tetapi mengurus
atau sekelompok orang yang mendiami makannya sendiri-sendiri.
sebagian atau seluruh bangunan
b. Rumah tangga khusus adalah
fisik/sensus, dan biasanya makan bersama
dari satu dapur. Yang dimaksud dengan 1) orang-orang yang tinggal di asrama,
makan dari satu dapur adalah mengurus tangsi, panti asuhan, lembaga
kebutuhan sehari-hari bersama menjadi pemasya-rakatan, atau rumah tahanan

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017 9


yang pengurusan kebutuhan sehari- bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya
harinya dikelola oleh suatu yayasan dianggap sebagai suami isteri.
atau lembaga dan; Cerai Hidup adalah berpisah sebagai
2) kelompok orang yang mondok dengan suami/ isteri karena bercerai dan belum
makan (indekos) dan berjumlah lebih kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka
dari 10 orang. yang mengaku cerai walaupun belum resmi
secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk
Rumah tangga khusus tidak dicakup dalam
mereka yang hanya hidup terpisah tetapi
Susenas.
masih berstatus kawin, misalnya
Anggota rumah tangga adalah semua
suami/isteri ditinggalkan oleh isteri/suami
orang yang biasa bertempat tinggal di suatu
ke tempat lain karena sekolah, bekerja,
rumah tangga, baik yang berada di rumah
mencari pekerjaan, atau untuk keperluan

id
pada saat pencacahan maupun sementara

o.
lain. Wanita yang mengaku belum pernah
tidak ada. Anggota rumah tangga yang
g
kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai
s.
telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan
bp

hidup.
anggota rumah tangga yang bepergian
a.

Cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami


t

kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan


ar

(bagi perempuan) atau isterinya (bagi laki-


ak

pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan


laki) dan pada saat pencacahan belum
//j

atau lebih, tidak dianggap sebagai


s:

kawin lagi.
anggota rumah tangga. Orang yang telah
tp

tinggal di suatu rumah tangga 6 bulan atau 2.6.4 Kesehatan


ht

lebih atau yang telah tinggal di suatu rumah Keluhan kesehatan adalah keadaan
tangga kurang dari 6 bulan tetapi berniat seseorang yang merasa terganggu aktivitas
menetap di rumah tangga tersebut sehari-harinya oleh kondisi kesehatan,
dianggap sebagai anggota rumah tangga. kejiwaan, kecelakaan, atau hal lain.
2.6.3 Status Perkawinan Seseorang yang menderita penyakit kronis
dianggap mempunyai keluhan kesehatan
Kawin adalah mempunyai isteri (bagi laki-
walaupun pada waktu survei (satu bulan
laki) atau suami (bagi perempuan) pada
terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh
saat pencacahan, baik tinggal bersama
penyakitnya.
maupun terpisah. Dalam hal ini dicakup
tidak saja mereka yang kawin sah secara
hukum (adat, agama, negara dan
sebagainya) tetapi juga mereka yang hidup

10 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


2.6.5 Pendidikan kehidupan walaupun mungkin hanya bebe-
rapa saat saja seperti jantung berdenyut
Sekolah adalah kegiatan bersekolah di
dan menangis. Anak yang pada waktu lahir
sekolah formal mulai dari pendidikan dasar,
tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan
menengah dan tinggi, termasuk pendidikan
disebut lahir mati.
yang disetarakan (paket A, B dan C).
Medis Operasi Wanita (MOW/sterilisasi
Tidak/belum pernah sekolah adalah tidak
wanita/tubektomi) adalah operasi yang
atau belum pernah sekolah di sekolah
dilakukan pada wanita untuk mencegah
formal, misalnya tamat/belum tamat taman
terjadinya kehamilan, yaitu mengikat
kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke
saluran telur agar wanita itu tidak dapat
SD.
mempunyai anak lagi. Operasi untuk
Masih bersekolah adalah sedang

id
mengambil rahim atau indung telur kadang-
mengikuti pendidikan di pendidikan dasar,

o.
kadang dilakukan karena alasan-alasan
menengah atau tinggi. Sejak tahun 2011,
g
s.
lain, bukan untuk memberikan perlindungan
Paket A, B, atau C termasuk kategori masih
bp

agar wanita tidak mempunyai anak lagi.


sekolah dalam konsep/definisi yang dipakai
a.

Yang dicatat sebagai sterilisasi di sini


t

Susenas.
ar

hanya operasi yang ditujukan agar seorang


ak

Tidak bersekolah lagi adalah pernah wanita tidak bisa mempunyai anak lagi.
//j

mengikuti pendidikan dasar, menengah


s:

Medis Operasi Pria (MOP/sterilisasi pria/


tp

atau tinggi, tetapi pada saat pencacahan


vasektomi) adalah suatu operasi ringan
ht

tidak bersekolah lagi.


yang dilakukan pada pria dengan maksud
Tamat sekolah adalah menyelesaikan untuk mencegah terjadinya kehamilan pada
pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir pasangannya.
suatu jenjang sekolah di sekolah negeri
IUD (intra uterus device)/AKDR (alat
maupun swasta dengan mendapatkan
kontrasepsi dalam rahim)/spiral adalah
tanda tamat/ijazah. Seseorang yang
alat yang dibuat dari plastik halus/tembaga,
belum mengikuti pelajaran pada kelas
ber-ukuran kecil, berbentuk spiral, T, kipas,
tertinggi tetapi telah mengikuti ujian dan
dan lainnya, dipasang di dalam rahim untuk
lulus dianggap tamat sekolah.
mencegah terjadinya kehamilan.

2.6.6 Fertilitas dan KB Suntikan KB adalah salah satu cara


pencegahan kehamilan dengan jalan
Anak Lahir Hidup adalah anak yang pada
menyuntikkan cairan tertentu ke dalam
waktu dilahirkan menunjukkan tanda-tanda

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017 11


tubuh, misalnya satu, tiga atau enam bulan 2.6.7 Perumahan
sekali (cara ini disebut juga depo provera).
Luas lantai adalah luas lantai yang
Pil KB adalah pil yang diminum untuk ditempati dan digunakan untuk keperluan
mencegah terjadinya kehamilan. Pil ini sehari-hari. Bagian-bagian yang digunakan
harus diminum secara teratur setiap hari. bukan untuk keperluan sehari-hari tidak
Orang dikatakan sedang menggunakan pil dimasukkan dalam perhitungan luas lantai
KB, apabila sejak haid terakhir, ia minum pil seperti lumbung padi, kandang ternak,
KB setiap hari. lantai jemur (lamporan semen), dan ruang
Kondom/karet KB adalah alat yang terbuat khusus untuk usaha (misalnya warung).
dari karet, berbentuk seperti balon, yang Dinding adalah sisi luas/batas dari suatu
dipakai oleh laki-laki selama bersenggama bangunan atau penyekat dengan rumah

id
dengan maksud agar tangga atau bangunan lain.

o.
isterinya/pasangannya tidak hamil. Orang
Atap
g adalah penutup bagian atas
s.
dikatakan sedang menggunakan kondom
bangunan yang melindungi orang yang
bp

apabila sejak haid terakhir pasangannya


mendiami dari teriknya matahari, hujan
a.

selalu menggunakan kondom waktu


t

dan sebagainya. Untuk bangunan


ar

berkumpul, termasuk saat kumpul terakhir


ak

bertingkat, atap yang dimaksud adalah


(jadi ia terlindung).
//j

bagian teratas dari bangunan tersebut.


s:

Norplan implant/susuk KB adalah enam


tp

Air Leding adalah sumber air yang berasal


batang logam kecil yang dimasukkan ke
ht

dari air yang telah diproses menjadi jernih


bawah kulit lengan atas untuk mencegah
sebelum dialirkan kepada konsumen
terjadinya kehamilan. Orang dikatakan
melalui instalasi berupa saluran air. Sumber
menggunakan susuk KB apabila susuk KB
air ini diusahakan oleh PAM/PDAM/BPAM
terakhir dipasang ditubuhnya kurang dari 5
(Perusahaan Air Minum/Perusahaan
(lima) tahun sebelum pencacahan.
Daerah Air Minum/Badan Pengelola Air
Lainnya antara lain intravag (tisue KB yang Minum).
dimasukkan ke dalam vagina sebelum
Air Sumur/perigi terlindung bila lingkar
kumpul).
mulut sumur/perigi tersebut dilindungi oleh
Alat/cara tradisional antara lain pantang tembok paling sedikit setinggi 0,8 meter di
berkala/sistem kalender, senggama atas tanah dan sedalam 3 meter di
terputus, tidak campur, jamu dan urut. bawah tanah dan di sekitar mulut ada lantai

12 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


semen sejauh 1 meter dari lingkar mulut informasi/berita, komunikasi,e-mail/chatting,
sumur atau perigi. dll.

Kloset/dudukan leher angsa adalah 2.6.9 Sosial dan Ekonomi


jamban/kakus yang di bawah dudukannya
Pelayanan kesehatan gratis adalah
terdapat saluran berbentuk huruf "U"
pemeriksaan kesehatan/berobat, pemerik-
(seperti leher angsa) dengan maksud
saan KB, pemasangan alat KB, melahirkan,
menampung air untuk menahan agar bau
termasuk rawat inap yang tidak dikenakan
tinja tidak keluar.
pungutan biaya atau hanya dikenakan
Plengsengan adalah jamban/kakus yang di biaya administrasi saja.
bawah dudukannya terdapat saluran rata
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan
yang dimiringkan ke pembuangan kotoran.
Masyarakat) adalah program bantuan

id
Cemplung/cubluk adalah jamban/kakus sosial untuk pelayanan kesehatan bagi

o.
yang di bawah dudukannya tidak ada
g
masyarakat miskin di seluruh Indonesia.
s.
saluran langsung ke tempat pembuangan
bp

Sasaran dari program Jamkesmas adalah


penam-pungan akhir.
a.

masyarakat sangat miskin, miskin, dan


t
ar

Lainnya adalah tidak mempunyai tempat mendekati miskin/tidak mampu.


ak

untuk duduk/jongkok termasuk yang tidak Jamkesmas merupakan pengganti


//j

mempunyai jamban/kakus. ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Keluarga


s:
tp

Miskin).
2.6.8 Teknologi dan Informasi
ht

Kartu sehat adalah kartu yang dikeluarkan


Internet (Interconnected Network) adalah
oleh Departemen Kesehatan dengan
sebuah sistem komunikasi global yang
maksud membantu masyarakat miskin
menghubungkan komputer-komputer dan
(tidak mampu).
jaringan-jaringan komputer di seluruh
Surat miskin/SKTM (Surat Keterangan
dunia.
Tidak Mampu) adalah surat yang
Yang dimaksud dengan mengakses
dikeluarkan oleh kelurahan dengan maksud
internet apabila seseorang meluangkan
untuk memperoleh keringanan biaya bagi
waktu untuk mengakses internet, sehingga
penduduk.
ia dapat memanfaatkan atau menikmati
Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin)
fasilitas internet seperti: mencari
adalah salah satu program pemerintah
literatur/referensi, mencari/mengirim
untuk rakyat miskin yang diselenggarakan

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017 13


oleh BULOG dengan menjual beras dengan Dana Sehat adalah kepesertaan jaminan
harga murah bersubsidi. kesehatan kelompok/komunitas yang
ditandai dengan memiliki kartu dana sehat
Program Nasional Pemberdayaan
dan dikelola oleh kelompok/komunitas
Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah
tersebut.
program nasional dalam rangka
menanggulangi kemiskinan berbasis JKN/BPJS Kesehatan merupakan
pemberdayaan masyarakat. program pelayanan kesehatan terbaru yang
merupakan kepanjangan dari Jaminan
Kredit Usaha Rakyat (KUR), merupakan
Kesehatan Nasional yang sistemnya
fasilitas pembiayaan yang dapat diakses
menggunakan sistem asuransi. Sementara
oleh UMKM dan Koperasi terutama yang
BPJS adalah singkatan dari Badan
memiliki usaha yang layak namun belum
Penyelenggara Jaminan Sosial. BPJS ini

id
bankable.

o.
adalah perusahaan asuransi yang kita
JPK PNS/Veteran/Pensiun (Askes)
g
kenal sebelumnya sebagai PT Askes.
s.
adalah jaminan pemeliharaan kesehatan
bp

Sesuai Undang-undang Nomor 40 tahun


bagi PNS/Veteran/Pensiunan yang ditandai
a.

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial


t

dengan memiliki kartu kepesertaan yang


ar

Nasional (SJSN), maka seluruh masyarakat


ak

dikelola PT Askes (Persero). Indonesia akan dijamin kesehatannya. Dan


//j

JPK Jamsostek adalah jaminan juga kepesertaanya bersifat wajib tidak


s:
tp

pemeliharaan kesehatan untuk tenaga kerja terkecuali juga masyarakat tidak mampu
ht

swasta di sektor formal yang ditandai karena metode pembiayaan kesehatan


dengan memiliki kartu kepesertaan yang individu yang ditanggung pemerintah.
dikelola PT Jamsostek.

Tunjangan/penggantian biaya kesehatan


oleh perusahaan adalah jaminan
kesehatan yang ditandai dengan
kepemilikan kartu identitas sebagai
pegawai perusahaan di mana perusahaan
tempat pegawai tersebut bekerja mengganti
biaya/memberi tunjangan kesehatan
karyawannya.

14 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


BAB.III
ULASAN SINGKAT
Wanita usia 10 tahun keatas yang pernah Wanita usia 15-49 Tahun Berstatus Kawin
kawin menurut usia perkawinan (%) Menurut Status Penggunaan Alat/Cara KB (%)

3,16 % < 16 Thn


47,37
Sedang menggunakan
2,53 % 16 Thn

11,98 % 17-18 Thn

49,49 % 19-24 Thn

.id
go
41,50
s.
Tidak menggunakan lagi
32,93 % 25 Thn +
bp
a.

11,13
t

Tidak pernah menggunakan


ar
ak
//j

Wanita Usia 15-49 Tahun Berstatus Kawin dan Sedang Wanita Usia 15-49 Tahun yag Pernah Kawin
s:
tp

Menggunakan Alat/Cara KB yang Digunakan (%) Menurut Tempat Memperoleh Alat KB (%)
ht

MOW 5,44 16,01 Rumah Sakit

0,38
MOP 26,02 Puskesmas

AKDR/IUD 16,69 0,00 TKBK

49,98 0,31 POLINDES


SUNTIK KB

SUSUK 4,10 0,65 Posyandu

PIL 18,57 4,16 Rumah Bersalin

KONDOM 3,11 6,65 Praktek Dokter

INTRAVAG 0,02 31,92 Praktek Bidan

P.BERKALA 1,25 14,06 Apotik

LAINNYA 0,49 0,33 Lainnya


BAB III. ULASAN SINGKAT

3.1. Kependudukan Administrasi Kepulauan Seribu sebanyak


23.826 jiwa (0,23%).
Perpindahan penduduk dari desa ke
Setiap tahunnya jumlah penduduk DKI
kota (urbanisasi), khususnya ke Jakarta, ibu
Jakarta menunjukkan tren yang terus
kota Indonesia terus terjadi. Jakarta ibarat
meningkat. Pada tahun 2000 jumlah penduduk
sebuah magnet yang menarik ribuan
DKI Jakarta mencapai 8,4 juta jiwa, tahun 2010
pendatang baru untuk pindah dari daerah
bertambah menjadi 9,6 juta jiwa dan pada
asalnya. Jakarta masih mampu menyihir para
tahun 2017 mencapai 10,35 juta jiwa.
pendatang itu untuk masuk, meski berbagai
Peningkatan jumlah penduduk ini relatif kecil

id
kisah pilu kehidupan selalu terdengar dari ibu

o.
dibandingkan dengan tiga dasa warsa
kota ini.
g
sebelumnya. Pertumbuhan penduduk pada
s.
bp

Kepadatan penduduk di Jakarta periode 2000-2010 relatif naik yaitu 1,43


a.

menyebabkan pemerintah harus bekerja ekstra persen per tahun. Namun selama periode
t
ar

dalam membuat kebijakan. Berkaitan dengan 2010-2017 laju pertumbuhan penduduk mulai
ak

hal itu, tentu saja pemerintah membutuhkan melandai dengan capaian 1,05 persen pada
//j

data statistik kependudukan seperti komposisi tahun 2017, sehingga jumlah penduduk pada
s:
tp

penduduk menurut umur, jenis kelamin, dan tahun 2017 mencapai 10,35 juta jiwa atau
ht

distribusi penduduk antar wilayah selama tujuh tahun terakhir terjadi kenaikan
kabupaten/kota. penduduk sebesar 0,73 juta jiwa.
Berdasarkan hasil Susenas, Penduduk Pada satu sisi pertumbuhan penduduk
DKI Jakarta Tahun 2017 mencapai 10.350.023 yang besar merupakan penanda perputaran
jiwa. Bila dibandingkan dengan tahun 2016, perekonomian yang tinggi, namun di sisi lain
meningkat sebesar 0,95 persen atau sebesar memberikan tantangan tersendiri dalam
97.386 jiwa. Penduduk ini tersebar di 5 Kota ketersediaan lapangan kerja, penyediaan lahan
administrasi dan 1 Kabupaten, 44 Kecamatan perumahan, ruang terbuka hijau, juga masalah
dan 267 Kelurahan. Jumlah penduduk terbesar kebersihan dan kesehatan.
terdapat di Kota administrasi Jakarta Timur
Dengan luas wilayah 662,33 km2 dan
sebanyak 2.886.804 jiwa (27,88 %), sedangkan
jumlah penduduk yang terus meningkat dari
penduduk terkecil terdapat di Kabupaten
tahun ke tahun, berakibat pada meningkatnya
kepadatan penduduk di DKI Jakarta. Pada

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


17
tahun 2000, kepadatan penduduk DKI Jakarta penduduk usia 65 tahun ke atas, semakin
mencapai 12.603 jiwa/km2, meningkat menjadi tinggi persentase penduduk usia 65 tahun ke
atas, semakin tinggi angka ketergantungan
14.506 jiwa/km2 pada tahun 2010 dan pada
(dependency ratio).
tahun 2017 menjadi 15.629 jiwa/km2.
Komposisi penduduk menurut
Pada tahun 2017, lebih dari
kelompok umur, terlihat sebagian besar
seperempat penduduk DKI Jakarta bertempat
penduduk DKI Jakarta berada pada kelompok
tinggal di Kota Administrasi Jakarta Timur (2,88
usia produktif 15-64 tahun, yaitu sebesar 71,35
juta jiwa atau 27,88 persen), kemudian diikuti
persen dari total penduduk (Gambar 3.1.1).
Kota Administrasi Jakarta Barat (2,52 juta jiwa
Sementara proporsi penduduk yang berusia di
atau 24,35 persen). Jumlah penduduk di Kota
bawah 15 tahun sebanyak 24,66 persen, dan
Administrasi Jakarta Pusat merupakan yang
proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun ke

id
terkecil di antara lima kota administrasi lainnya

o.
atas) hanya sebesar 3,97 persen. Semakin
(920 ribu jiwa atau 8,89 persen).
g
kecil proporsi penduduk non-produktif, maka
s.
Rendahnya jumlah penduduk di Kota
bp

semakin rendah angka ketergantungan


Administrasi Jakarta Pusat disebabkan karena
a.

penduduk usia non-produktif terhadap usia


t

sebagian besar lahan permukiman di wilayah


ar

produktif.
Jakarta Pusat telah beralih fungsi menjadi
ak

Pada tahun 2017, angka


//j

pusat kegiatan ekonomi/bisnis dan


ketergantungan (dependency ratio) di DKI
s:

pemerintahan sejak dua dasawarsa terakhir.


tp

Jakarta adalah sebesar 40,14 persen. Artinya,


Jumlah Penduduk di Kabupaten
ht

dari 100 orang usia produktif mempunyai


Kepulauan Seribu sekitar 23 ribu atau 0,23
tanggungan sekitar 40 orang usia tidak
persen dari total penduduk DKI Jakarta. Ini
produktif. Rendahnya proporsi penduduk usia
merupakan jumlah penduduk yang paling
tidak produktif dibandingkan dengan penduduk
sedikit di DKI Jakarta di antara enam wilayah
usia produktif akan menghasilkan Bonus
kabupaten/kota administrasi se-DKI Jakarta.
Demografi.
Komposisi penduduk menurut umur,
Bonus demografi adalah suatu
dapat dibedakan atas penduduk umur muda
fenomena dimana struktur penduduk sangat
(0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun), dan
menguntungkan dari sisi pembangunan karena
umur tua (65 tahun ke atas). Apabila penduduk
jumlah penduduk usia produktif sangat besar,
usia muda (0-14 tahun) mempunyai
sedang proporsi usia muda sudah semakin
pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi,
kecil dan proporsi usia lanjut belum banyak.
maka akan menambah beban tanggungan
Oleh karena itu, bonus demografi dapat
penduduk usia produktif. Begitu pula dengan
18 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017
menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia, menyiapkan kejadian ini, yakni akan terjadinya
dengan syarat pemerintah harus menyiapkan bonus demografi, seperti penyediaan lapangan
generasi muda yang berkualitas tinggi SDM kerja dan peningkatan kualitas SDM, baik
nya melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan, dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan
penyediaan lapangan kerja dan investasi, dan gizi yang memadai, maka akan terjadi
sehingga akan terjadi peningkatan tabungan permasalahan, yaitu terjadinya penggangguran
masyarakat dan tabungan nasional. Namun, yang besar dan akan menjadi beban Negara.
jika bangsa Indonesia tidak mampu

Gambar 3.1.1 Penduduk Menurut Kelompok Umur di DKI Ja


2017

id
1200000

g o.
1000000
s.
bp
Jumlah Penduduk

800000
t a.
ar

600000
ak
//j
s:

400000
tp

Bonus demografi perlu cara untuk demografi harus bisa dimanfaatkan dengan
ht

200000
mengatasinya, agar Indonesia bisa meraih nilai sebaiknya yang barometernya produktivitas.
positif pada bonus demografi.
0 Hal yang tentu Bonus demografi yang terjadi di Indonesia
menjadi penting adalah 0-4 5-9 10-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-
mempersiapkan merupakan modal yang baik dalam membantu
masyarakat saat terjadinya bonus demografi. kelompok
perkembangan sektor umur
ekonomi kreatif di tanah
Pada tahun 2030 hingga rujukan dari Bank air. Melihat kondisi saat ini, ekonomi kreatif
Dunia, Indonesia menjadi negara terbesar ke-7 semakin berkembang di Indonesia. Hal ini akan
dalam hal jumlah penduduk. Usia produktif semakin berkembang jika bonus demografi
tentu sangat berkaitan dengan kepemudaan. disiapkan dengan baik.
Oleh karena itu, peran pemuda sangat penting Rasio Jenis Kelamin (RJK) dipengaruhi
dalam membangun bangsa ini terlebih dalam oleh tingkat kelahiran, tingkat kematian dan
bonus demografi. Setelah usia produktif migrasi antara penduduk laki-laki dengan
memang siap mental dan cara kerjanya, maka penduduk perempuan. Sejak lima tahun
pada bidang ekonomi tentunya bonus terakhir, penduduk laki-laki lebih banyak
Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017
19
dibandingkan perempuan. Tetapi pada tahun jenis kelamin dapat dilihat pada piramida
2017, perbandingan penduduk laki-laki hampir penduduk (Gambar 3.1.2).
sama dengan penduduk perempuan yakni Komposisi penduduk menurut
sebesar 100,84 Jika dilihat menurut kelompok umur di tingkat kabupaten/kota
kabupaten/kota administrasi, tampak pola yang administrasi tidak jauh berbeda dengan
sama terjadi di Jakarta Selatan. Sedangkan di keadaan di tingkat provinsi, yaitu sebagian
Jakarta Timur dan Jakarta Barat penduduk laki- besar berada pada kelompok usia produktif.
laki lebih banyak dibanding penduduk Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
perempuan (RJK= 101,78 dan RJK=102,28), lampiran Tabel 2.
dan sebaliknya di Kepulauan seribu, Pusat dan
Penduduk DKI Jakarta usia 10 tahun
Utara penduduk perempuan lebih banyak
ke atas dilihat dari status perkawinannya,
dibanding laki-laki (RJK=99,89; 99,75 dan

id
didominasi oleh penduduk dengan status
98,41).

o.
kawin. Penduduk laki-laki dengan status kawin
Komposisi penduduk menurut g
s.
mencapai 56,99 persen dan perempuan 55,84
bp

kelompok umur berdasarkan jenis kelamin persen. Sementara penduduk berstatus belum
a.

memiliki pola yang sama, yakni mayoritas


kawin pada laki-laki sebesar 39,12 persen,
t
ar

berada pada kelompok umur produktif (15-64 lebih banyak dibanding perempuan yang
ak

tahun), penduduk usia anak dan lansia memiliki sebesar 31,94 persen. Persentase penduduk
//j

proporsi yang sangat kecil. Pada laki-laki,


s:

yang berstatus cerai lebih besar pada


tp

proporsi penduduk usia produktif relatif lebih penduduk perempuan, yaitu sebesar 12,22
ht

banyak dibandingkan proporsi penduduk usia persen dengan persentase lebih besar pada
produktif pada perempuan. Begitu juga pada cerai mati. Hal ini bisa dikaitkan dengan usia
kelompok usia anak (kurang dari 15 tahun) hidup perempuan yang lebih panjang
proporsi penduduk laki-laki lebih banyak
dibandingkan laki-laki. Sementara pada
dibandingkan Perempuan. Akan tetapi, pada penduduk laki-laki persentase penduduk
kelompok Lansia, perempuan mempunyai dengan status cerai sebesar 3,88 persen.
proporsi yang lebih banyak dibandingkan laki- Fenomena yang relatif sama ditemui di seluruh
laki. Hal ini nampaknya berkaitan dengan wilayah kabupaten/kota administrasi.
tingginya angka harapan hidup perempuan Gambaran lebih rinci mengenai kependudukan
dibandingkan laki-laki. Untuk informasi lebih di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017 dapat dilihat
rinci, komposisi penduduk menurut umur dan pada Lampiran Tabel 1 sampai denganTabel 6.

20 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


id
g o.
s.
bp
a.

3.2 Kesehatan
t
ar
ak

Pembangunan kesehatan adalah pengetahuan tentang cara-cara hidup sehat.


//j

bagian dari pembangunan nasional yang Oleh karena itu promosi kesehatan hendaknya
s:
tp

bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dapat berjalan secara integral dengan berbagai
ht

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang aktivitas pencapaian MDGs dan mewujudkan
agar terwujud derajat kesehatan masyakarat jaminan kesehatan masyakarat semesta.
yang setinggi-tingginya. Pembangunan
Tujuan pembangunan kesehatan
kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh
adalah meningkatkan kesadaran untuk hidup
potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat,
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
swasta maupun pemerintah. Pembangunan
kesehatan masyarakat yang optimal melalui
kesehatan harus diimbangi dengan intervensi
terciptanya masyakarat, bangsa dan negara
perilaku yang memungkinkan masyakarat lebih
Indonesia yang ditandai penduduk yang hidup
sadar, mau dan mampu melakukan hidup
dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
sehat sebagai prasyarat pembangunan yang
memiliki kemampuan untuk menjangkau
berkelanjutan (sustainable development).
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
Untuk menjadikan masyakarat mampu hidup
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
sehat, masyakarat harus dibekasi dengan
yang optimal di seluruh wilayah Indonesia.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


21
Adapun tujuan utama dari pembangunan periode mestruasi ibu sehingga dapat
kesehatan yaitu : peningkatan kemampuan membantu ibu menjarangkan kehamilannya
masyakarat untuk menolong dirinya sendiri secara alami.
dalam bidang kesehatan, perbaikan mutu
Lampiran Tabel 7 memperlihatkan
lingkungan hidup yang dapat menjamin
persentase bayi berumur 0-23 bulan menurut
kesehatan, peningkatan status gizi masyakarat,
pengalamannya memperoleh ASI. Penyajian
penguruangan kesakitan (morbiditas) dan
hanya untuk Balita umur 0-23 bulan
kematian (mortalitas), dan pengembangan
dimaksudkan agar gambaran diperoleh tentang
keluarga sehat sejahtera.
praktek pemberian ASI tidak bias
Untuk menciptakan generasi yang (underestimate) karena pengaruh balita kurang
sehat, cara yang paling mudah dan murah bisa dari 2 tahun yang cenderung masih belum

id
dimulai dari rumah, yaitu melalui pemberian tuntas tahapan menyusuinya.

o.
ASI terhadap bayi yang baru lahir hingga usia 2
g Dari sekitar 340.548 anak usia 0-23
s.
tahun. Pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi
bulan yang pernah diberi ASI, diantaranya
bp

merupakan hal yang vital bagi tumbuh


disusui selama 0-6 bulan sebanyak 38,45
a.

kembang dan kesehatan bayi. Begitu


t

persen dan selama 7-23 bulan sebanyak 61,55


ar

pentingnya manfaat ASI membuat pemerintah


ak

persen.
pun membuat peraturan tetang ASI ekslusif
//j
s:

selama 6 bulan yang tertuang dalam Peraturan Program imunisasi merupakan


tp

Pemerintah No. 33 tahun 2012. Dalam PP salah satu program prioritas Kementerian
ht

tersebut, mendapatkan ASI merupakan hak Kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata
seorang bayi. komitmen pemerintah untuk mencapai
Milenium Development Goals (MDGs).
Banyak sekali manfaat yang diberikan
Imunisasi merupakan investasi kesehatan
ASI pada bayi diantaranya memenuhi seluruh
masa depan karena pencegahan penyakit
kebutuhan nutrisi yang bayi perlukan selama
melalui imunisasi merupakan cara
bulan-bulan pertama kehidupan hingga balita
perlindungan terhadap infeksi yang paling
usia 1-2 tahun, mempercepat tumbuh kembang
efektif dan jauh lebih murah dibanding
bayi yang dapat membantu perkembangan
mengobati seseorang apabila telah jatuh
sensorik dan kognitif pada bayi, meningkatkan
sakit dan harus di rawat di rumah sakit.
daya tahan tubuh bayi. Selain pada bayi, ASI
Tujuan utama program imunisasi
ternyata memberikan manfaat bagi ibu
adalah menghindarkan bayi dari serangan
diantaranya lebih cepat pulih dari rasa lelah
penyakit, memperkecil kemungkinan
dan sakit pasca persalinan, dan menunda

22 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


tejadinya penyakit menular, dan dokter/bidan salah satu alasannya adalah
meningkatkan kesehatan Nasional. Terdapat faktor ekonomi.
beberapa macam imunisasi yang baik bagi Lampiran Tabel 2.3 menunjukkan
balita, antara lain: imunisasi BCG, DPT, polio persentase wanita usia subur (15-49 tahun)
dan campak yang baik bagi balita. Dari sekitar berstatus pernah kawin di DKI Jakarta
853.017 balita di DKI Jakarta sebanyak 96,99 menurut penolong proses kelahiran terakhir.
persennya pernah diimunisasi. Data mengenai Persentase wanita menurut tenaga penolong
imunisasi secara rinci dapat dilihat pada persalinan berturut-turut adalah bidan 48,89
Lampiran Tabel 9. persen, dokter kandungan 45,88 persen, dan
Salah satu indikator yang dapat dokter umum 3,26 persen. Untuk penolong
menggambarkan derajat kesehatan kelahiran dengan bantuan perawat dan tenaga
masyarakat adalah Angka Kematian Ibu yang kesehatan lainnya masing-masing

id
o.
terkait kehamilan, kelahiran (Maternal Mortality persentasenya tidak mencapai satu persen.
Ratio). Semakin tinggi MMR, dapat dikatakan g
Sementara, tempat melahirkan yang paling
s.
bp

bahwa derajat kesehatan masyarakat semakin banyak dipilih adalah rumah sakit atau rumah
a.

rendah. Hasil penelitian menunjukkan sakit bersalin dan klinik/bidan/praktek dokter.


t
ar

penyebab tertinggi kematian ibu melahirkan


ak

adalah hipertensi dan perdarahan. Kasus


//j

kematian ini biasanya disebabkan


s:
tp

keterlambatan menuju fasilitas kesehatan atau


ht

penolong persalinan bukan oleh tenaga medis.


Oleh karena itu, pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan berupaya dalam
meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan1.

Hal ini menunjukkan bahwa peran


penolong kelahiran sangat penting bagi
keselamatan bayi dan ibu yang melahirkan.
Namun demikian tidak semua masyarakat
mampu membiayai persalinan dengan dibantu
oleh tenaga kesehatan yang terlatih seperti

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


23
id
o.
Lampiran Tabel 11 menunjukkan sama dengan penduduk perempuan, masing-
g
masing sebanyak 12,30 persen, dan 12,39
s.
besarnya penduduk yang mempunyai keluhan
bp

kesehatan dalam sebulan yang lalu. Penduduk persen.


a.

DKI Jakarta yang mempunyai keluhan


t
ar

kesehatan sekitar 2.799.444 jiwa (27,05 %).


ak

Dari jumlah tersebut, sekitar 1.385.523 jiwa


//j
s:

(49,49%) diantaranya adalah laki-laki dan


tp

1.413.922 juta jiwa adalah penduduk


ht

perempuan (50,50 %).

Berdasarkan Lampiran Tabel 11


tersebut, persentase penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan tertinggi berada
di Jakarta Utara, yaitu sebesar 29,60 persen.
Sementara keluhan paling sedikit ada di
Jakarta Timur, sebesar 23,91 persen.
Penduduk yang terganggu aktivitasnya
karena penyakit yang diderita ada sebanyak
12,34 persen. Jika dilihat berdasarkan jenis
kelamin, penduduk laki-laki yang terganggu
aktivitas akibat penyakit yang diderita hampir

24 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


Berdasarkan penduduk yang sebanyak 68,43 persen. Kemudian 26,05
mengalami keluhan kesehatan dan terganggu persen penduduk yang terganggu aktivitasnya
aktivitasnya, ada berbagai reaksi yang belum merasa perlu melakukan berobat jalan.
dilakukan masyarakat dalam menyikapi Kabar baiknya adalah sedikit sekali penduduk
gangguan yang dideritanya. Sebanyak 52,96 yang merasa tidak berobat jalan karena alasan
persen penduduk yang mengalami gangguan tidak adanya sarana transportasi yakni hanya
kesehatan dan terganggu aktivitas sehari- 0,18 persen, begitupula yang beralasan karena
harinya memilih berobat jalan. Beberapa tidak ada biaya baik biaya berobat maupun
tempat alternatif untuk berobat jalan adalah transpor, masing-masing sebesar 0,54 persen
Rumah Sakit Pemerintah/swasta, Praktik dan 0,19 persen.
dokter/bidan, klinik, puskesmas, Posyandu,
Praktek pengobatan alternatif dan lainnya.

id
o.
Tabel 3.a menunjukkan alasan utama
penduduk DKI Jakarta tidak berobat jalan g
s.
bp

adalah karena sudah mengobati sendiri yaitu


t a.
ar

Tabel 3.a Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan yang Tidak Berobat Jalan
ak

Menurut Kabupaten/Kota, 2017


//j

Kabupaten/Kota
s:
tp

Alasan Tidak Berobat Jalan Kep. Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
ht

Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Tidak ada biaya berobat 0,72 0,00 0,45 0,22 0,31 1,92 0,54

Tidak ada biaya transport 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,14 0,19

Tidak ada sarana transportasi 0,00 0,26 0,00 0,32 0,16 0,29 0,18

Waktu tunggu pelayanan lama 0,00 0,94 4,83 1,18 1,49 2,07 2,29

Mengobati sendiri 51,60 60,89 70,66 69,73 72,95 67,56 68,43

Tidak ada yang mendampingi 0,00 0,81 0,00 0,14 0,22 0,00 0,25

Merasa tidak perlu 47,68 34,16 22,93 25,77 22,30 25,68 26,05

Lainnya 0,00 2,93 1,12 2,65 2,57 1,36 2,07

Sumber : Susenas Maret 2017

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


25
3.3 Pendidikan
Sumber daya manusia berperan perempuan, karena laki-laki dianggap sebagai
sangat penting terhadap kemajuan suatu tulang punggung keluarga.
bangsa, oleh karena itu perlu diupayakan
Dari seluruh penduduk usia 10 tahun
peningkatannya demi tercapainya keberhasilan
ke atas, sebanyak 17,19 persen yang masih
pembangunan. Salah satu peningkatan sumber
bersekolah dan 81,96 persen sudah tidak
daya manusia adalah peningkatan kualitas
bersekolah lagi (Tabel 15). Jumlah penduduk
melalui bidang pendidikan. Pentingnya
10 tahun ke atas yang masih sekolah ada
pendidikan tercermin dalam UUD 45 dan
sebanyak 1.468.172 orang. Berdasarkan
RPJM, dimana dinyatakan bahwa pendidikan
jumlah penduduk 10 tahun yang masih
merupakan hak setiap warga negara, yang
sekolah, 454.730 bersekolah di SD sederajat
bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan

id
(30,97 %), 398.435 di SLTP sederajat
bangsa.

o.
(27,14 %), 334.314 (22,77 %) di SLTA
Dari sekitar 8.538.746 jiwa penduduk g
s.
sederajat dan sisanya sebanyak 280.693 masih
bp

DKI Jakarta yang berumur 10 tahun ke atas,


bersekolah pada jenjang D1 ke atas (19,11 %).
a.

72.575 jiwa diantaranya tidak/belum pernah


t

Jika dilihat menurut kabupaten/kota


ar

sekolah atau sekitar 0,85 persen. Sebagian


ak

besar dari penduduk yang tidak/belum pernah administrasi, seluruh wilayah mempunyai
//j

sekolah ini adalah penduduk perempuan, yaitu sebaran yang hampir sama. Penduduk usia 10
s:

tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah


tp

sebanyak 49.998 jiwa atau 68,89 persen dari


ht

total penduduk yang tidak/belum pernah berkisar antara 0,43 persen sampai 1,53

sekolah. Data ini memperlihatkan masih persen. Sebanyak 16,02 persen sampai 22,40

adanya preferensi gender, dimana kesempatan persen penduduk yang berstatus masih

mengenyam pendidikan bagi penduduk sekolah, dan untuk penduduk yang tidak

perempuan masih lebih rendah dibandingkan sekolah lagi berkisar antara 76,08 persen

dengan penduduk laki-laki. Kesenjangan antara sampai dengan 83,94 persen. Untuk lebih

laki-laki dan perempuan untuk mendapatkan jelasnya komposisi penduduk usia 10 tahun ke

pendidikan ini disebabkan karena masih ada atas menurut status sekolah antara laki-laki

masyarakat yang memegang budaya patriar- dengan perempuan dan kabupaten/kota

ki, yaitu lebih memprioritaskan pendidikan anak administrasi dapat dilihat pada Lampiran Tabel

laki-laki dalam pendidikan dibandingkan 13 sampai Tabel 15.

26 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


Tabel 3.b Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut Status Pendidikan dan Jenis Kelamin di
DKI Jakarta, 2017

Status Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan


Pendidikan Jumlah % Jumlah % Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tidak/Belum pernah 22 577 0,53 49 998 1,17 72 575 0,85
Sekolah
Masih Sekolah 748 856 17,53 719 317 16,86 1 468 172 17,19

Sekolah Dasar 232 182 5,44 222 548 5,22 454 730 5,33

SLTP 200 983 4,71 197 452 4,63 398 435 4,67

SLTA 175 027 4,10 159 287 3,73 334 314 3,92

Diploma 140 662 3,29 140 030 3,28 280 693 3,29
Universitas
3 500 173 81,94 3 497 826 81,97 6 997 999 81,96

id
Tidak Sekolah lagi

o.
TOTAL 4 271 606 100,00 4 267 142 100,00 8 538 746 100,00
g
s.
bp

Penduduk dengan tingkat pendidikan 1.512.445 orang (17,86 persen). Selengkapnya


a.

yang relatif tinggi diharapkan akan memiliki dapat dilihat pada Tabel 3.c di bawah ini.
t
ar

produktivitasnya yang tinggi pula bila Seperti telah diuraikan di muka bahwa
ak

dibandingkan dengan penduduk yang laki-laki cenderung mendapatkan pendidikan


//j

berpendidikan rendah. Diharapkan melalui yang lebih tinggi dibandingkan dengan


s:
tp

tingkat pendidikan yang tinggi masyarakat perempuan. Hal ini didukung oleh data yang
ht

mampu meningkatkan taraf kehidupannya, terdapat pada Tabel 3c dimana terlihat persen-
yang dapat meningkatkan kesejahteraan tase penduduk laki-laki yang telah
masyarakat secara umum. mendapatkan pendidikan SLTA ke atas lebih
tinggi dibandingkan dengan perempuan pada
Tabel 3.c menunjukkan bahwa
jenjang pendidikan yang sama.
penduduk 10 tahun ke atas yang tidak/belum
Lampiran Tabel 19 menyajikan
punya ijazah adalah sekitar 854.478 orang
kemampuan penduduk dalam membaca dan
(10,09 persen), tamat SD sederajat sekitar
menulis (baca tulis). Ini merupakan
1.399.250 orang (16,53 persen), tamat SLTP
keterampilan dasar yang dibutuhkan penduduk
sekitar 1.519.643 orang (17,95 persen), tamat
untuk dapat menuju hidup yang lebih baik.
SLTA/SMK sekitar 3.180.355 jiwa (37,57
Kemampuan membaca dan menulis tercermin
persen) dan tamat Diploma I hingga S3 sekitar
dari angka melek huruf. Angka Melek Huruf
merupakan persentase penduduk 10 tahun

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


27
ke atas yang dapat membaca dan menulis antara 99,54 persen hingga 99,83 persen dan
huruf latin, huruf arab, atau huruf lainnya. persebarannya relatif merata. Tampak bahwa
Pada tahun 2017, Angka Melek Huruf angka melek huruf tertinggi terdapat di Kota
di DKI Jakarta mengalami peningkatan bila Jakarta Selatan (99,83 %), sementara yang
dibandingkan tahun sebelumnya. Hampir terendah terdapat di Kab. Kepulauan Seribu
seluruh penduduk DKI Jakarta usia 10 tahun ke (99,54 %). Secara keseluruhan angka melek
atas dapat membaca dan menulis yaitu sekitar huruf di DKI Jakarta termasuk dalam kategori
99,67 persen, meningkat 0,02 persen tinggi dibandingkan dengan angka melek huruf
dibandingkan tahun 2016. Hanya 0,33 persen di provinsi lainnya di Indonesia.
atau 27.014 jiwa penduduk usia 10 tahun ke Penduduk usia 10 tahun ke atas
atas yang tidak dapat membaca dan menulis berdasarkan jenis kelamin, angka melek huruf
baik huruf latin, arab maupun lainnya. penduduk perempuan terendah berada di Kota

id
o.
Gambar 3.3.1 menyajikan persentase Kepulauan Seribu, yaitu 99,08 persen.
penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat g
Sementara Angka Melek Huruf penduduk laki-
s.
bp

membaca dan menulis menurut kabupaten/kota laki terendah berada di Jakarta Timur yakni
a.

di DKI Jakarta. Rentang angka melek huruf dari 99,59 persen.


t
ar

enam wilayah kota di DKI Jakarta berkisar


ak
//j
s:

Tabel 3.c Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan
tp

Jenis Kelamin di DKI Jakarta, 2017


ht

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan


(1) (2) (3) (4)
Tidak/Belum Punya Ijazah 9,02 11,18 10,09
SD/MI Sederajat 15,01 18,05 16,53
SLTP/MTs Sederajat 17,21 18,69 17,95
SMU/SMK Sederajat 40,71 34,40 37,57
Diploma I/II 0,45 0,82 0,64
Diploma III/Sarjana Muda 3,87 4,46 4,16
DIV/S1 12,10 11,52 11,81
S2/S3 1,63 0,88 1,25
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Susenas Maret 2017

28 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


id
g o.
s.
Lampiran Tabel 21 sampai Tabel 23, Berdasarkan data penduduk usia 7-24
bp

memperlihatkan penduduk masih sekolah pada tahun yang masih sekolah, terlihat bahwa
a.

kelompok usia 7-12 tahun sampai 19-24 penduduk kelompok usia 7-12 tahun sebagian
t
ar

tahun. Penduduk yang masih sekolah usia 19- besar bersekolah di SD sederajat (97,96 %).
ak

24 tahun, merupakan yang terendah yaitu Penduduk usia 13-15 tahun sebagian besar
//j
s:

242.802 jiwa atau 12,50 persen dari 1.941.752 bersekolah di SMP sederajat (82,66 %).
tp

jiwa penduduk kelompok usia 7-24 tahun yang Sementara penduduk usia 16-18 tahun
ht

masih bersekolah. Sedangkan partisipasi sebagian besar bersekolah di SMA sederajat


sekolah pada usia 7-12 tahun merupakan yang (83,27 %) dan untuk penduduk usia 19-24
tertinggi yaitu 983.916 jiwa atau 50,67 persen. tahun sebagian besar duduk di jenjang D4/S1
Adapun pada kelompok usia 13-15 tahun (75,06 %). Rincian selengkapnya dapat dilihat
penduduk yang masih sekolah sebanyak pada Lampiran Tabel 27 - Tabel 29.
414.412 jiwa (21,34 %) dan 16-18 tahun
penduduk yang masih sekolah sebanyak
300.622 jiwa (15,48 %).

3.4. Fertilitas dan Keluarga Berencana

Jumlah anak dalam suatu keluarga Semakin banyak jumlah anak maka kebutuhan
dapat menjadi salah satu faktor yang hidup yang harus ditanggung oleh kepala
mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga. keluarga akan menjadi semakin besar. Dengan
Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017
29
demikian perencanaan jumlah anak dalam Sementara persentase jumlah wanita yang
setiap keluarga perlu diperhatikan agar tercapai usianya pada saat perkawinan pertama kurang
keluarga sejahtera. Melalui program Keluarga dari 17 tahun sekitar 5,69 persen. Wanita
Berencana pemerintah berusaha untuk dengan usia perkawinan pertamanya 17-18
meningkatkan kesejahteraan masyarakat tahun sebanyak 11,88 persen, dan penduduk
melalui perencanaan jumlah anak. Salah satu wanita dengan usia perkawinan pertama 25
faktor yang mempengaruhi jumlah anak adalah tahun ke atas mencapai 32,93 persen.
umur pada saat perkawinan pertama. Tabel 30 Gambaran rinci persentase perempuan yang
memberikan gambaran mengenai jumlah pernah kawin menurut umur pertama
wanita usia 10 tahun ke atas yang pernah perkawinan dapat dilihat pada Gambar 3.4.1.
kawin menurut usia saat perkawinan pertama.
Secara umum teridentifikasi bahwa

id
o.
modus usia perkawinan pertama wanita di DKI
Jakarta adalah 19-24 tahun dimana g
s.
bp

persentasenya mencapai 49,49 persen.


t a.
ar
ak
//j
s:
tp
ht

30 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


Selain umur perkawinan pertama pada gilirannya dapat menunjang penurunan angka
perempuan, faktor lain yang dapat kelahiran.
mempengaruhi jumlah kelahiran (fertilitas) Berdasarkan alat/cara KB yang
adalah penggunaan alat KB. Salah satu usaha digunakan, sebagaimana terlihat pada gambar
yang dapat dilakukan untuk mengatur jumlah 3.4.2 bahwa suntikan KB merupakan alat
anak adalah dengan mengikuti program kontrasepsi yang paling populer digunakan
Keluarga Berencana (KB). Program KB ini (49,98 persen), disusul oleh pil KB (18,57
bertujuan untuk mengendalikan jumlah persen). Alat kontrasepsi non hormonal jenis
penduduk melalui pengaturan usia kehamilan, IUD/spiral dipilih oleh sebanyak 16,69 persen
pengaturan jarak kehamilan, dan perencanaan Wanita Usia Subur (WUS), MOW/tubektomi
jumlah anak yang dilahirkan. digunakan oleh 5,44 persen WUS dan
Pada tahun 2017 tercatat 47,37 persen MOP/vasektomi dipilih oleh 0,36 persen WUS.

id
o.
penduduk wanita berusia 15-49 tahun yang Susuk KB/ implan masih diminati oleh 4,10
berstatus kawin sedang menggunakan KB dan g
persen WUS, Kondom pria/Karet KB sebanyak
s.
bp

11,13 persen yang sudah tidak menggunakan 3,11 persen, dan 0,02 persen menggunakan
a.

lagi. Data ini didukung dengan persentase intravag/kondom wanita. Sementara itu masih
t
ar

wanita usia 15-49 tahun yang tidak pernah ada sebanyak 1,74 persen wanita usia subur
ak

menggunakan KB yaitu sebesar 41,50 persen. yang menggunakan cara KB tradisional


//j

Tampaknya program KB di DKI Jakarta perlu (pantang berkala, urut, jamu, metode menyusui
s:
tp

mendapatkan perhatian yang lebih besar agar dan sebagainya).


ht

peserta KB dapat ditingkatkan, yang pada

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


31
Sebanyak 31,92 persen wanita usia Sebanyak 32,94 persen rumah tangga
subur yang ber-KB memperoleh KB dari rumah di DKI Jakarta menempati rumah dengan luas
praktik bidan. Sebanyak 26,02 persen lantai 20-49 m2 dan masih terdapat 19,65
memperoleh KB dari puskesmas, 14,06 persen persen rumah tangga tinggal di rumah yang
dari apotek/toko obat dan kurang dari 10 luas lantainya kurang dari 20 m2. Sebanyak
persen dari praktek doktek kandungan, rumah 23,54 persen rumah tangga luas lantai
bersalin, dan lain-lain. Secara rinci data ini bisa rumahnya 50-99 m2 dan sisanya 23,87 persen
dilihat pada lampiran Tabel 33. rumah tangga yang mendiami rumah dengan
luas lantai lebih dari 99 m2.
3.5 Perumahan

Kebutuhan dasar (basic needs) bagi Tabel 3.d Persentase Rumah Tangga Menurut
Luas lantai di DKI Jakarta, 2017
manusia adalah sandang, pangan, dan papan
Luas Lantai Rumah Tangga (%)

id
atau perumahan. Fasilitas perumahan dapat

o.
m2
juga menggambarkan tingkat kesejahteraan
g
s.
dari pemiliknya. Berbagai fasilitas rumah (1) (2)
bp

0-19 19,65
tinggal dapat mencirikan tingkat kesejahteraan
a.

penghuninya, antara lain luas lantai, jenis 20-49 32,94


t
ar

lantai, jenis atap, jenis dinding, sumber


ak

50-99 23,54
penerangan, fasilitas air minum, sumber air
//j

100-149 11,37
s:

minum, dan fasilitas buang air besar. Lebih


tp

rinci kondisi fisik perumahan penduduk DKI 150+ 12,50


ht

Jakarta pada tahun 2017 digambarkan dalam Jumlah 100,00


Lampiran Tabel 34 sampai 47 (Perumahan).

Luas lantai rumah berkaitan dengan Berdasarkan UU No. 1 tahun 2011


tingkat kesehatan penghuninya, luas lantai tentang perumahan, luas hunian minimum
yang sempit dapat mengurangi konsumsi rumah adalah 36 m2, dan luas lantai perkapita
oksigen dan mempercepat penularan penyakit. minimum adalah 7,2 m2 (kemendagri.go.id).
Pada Tabel 3.d disajikan luas lantai rumah Jika dilihat dari Gambar 3.5.1, sebagian besar
(dalam m2) yang ditempati oleh rumah tangga rumah tangga di DKI Jakarta mempunyai luas
di DKI Jakarta. per kapita di atas 7,2 m2 dengan persentase
75,21 persen.

32 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


id
Gambar 3.5.2 memperlihatkan bahwa marmer/keramik/granit untuk lantai rumah

g o.
pada tahun 2017 sebagian besar rumah tangga (82,90 %) dan masih ada rumah tangga yang
s.
di DKI Jakarta bertempat tinggal di rumah milik berlantai tanah (0,24 %). Dengan masih
bp

sendiri, yaitu sebanyak 48,33 persen dari adanya rumah tangga yang tinggal di rumah
t a.
ar

seluruh rumah tangga yang ada. Sebanyak dengan lantai tanah perlu mendapatkan
ak

36,27 persen mengontrak, 13,25 persen bebas perhatian pemerintah, karena tanah merupakan
//j

sewa, 1,78 persen rumah dinas dan 0,36 media yang sangat mudah dalam menyebarkan
s:

persen rumah milik orang tua/keluarga dan kuman penyakit. Akibatnya selain dapat
tp
ht

rumah dengan status lainnya. menurunkan derajat kesehatan penghuninya


Jenis atap rumah dapat juga dijadikan juga akan berdampak pada rendahnya kualitas
indikator kesejahteraan suatu rumah tangga. kesehatan masyarakat secara umum.
Lampiran Tabel 5.3 memberikan gambaran
Lampiran Tabel 38 menyajikan
bahwa sebagian besar rumah di DKI Jakarta
persentase rumah tangga di Provinsi DKI
beratapkan asbes (50,07 %) dan genteng
Jakarta menurut jenis dinding terluas. Tampak
(43,40 %), sedangkan sisanya (6,54 %)
bahwa 94,76 persen rumah penduduk
beratapkan beton, kayu/sirap, dan jenis atap
menggunakan dinding tembok dan sisanya
lainnya. Lampiran Tabel 37 memberikan
menggunakan dinding kayu, bambu atau
gambaran rumah tangga menurut jenis lantai
lainnya. Data ini menunjukkan sebagian besar
terluas. Terlihat bahwa sebagian besar rumah
rumah tangga di DKI Jakarta tinggal di
tangga di DKI Jakarta menggunakan
bangunan permanen.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


33
Indikator perumahan lainnya adalah persen rumah tangga di DKI Jakarta pada
sumber air minum yang digunakan rumah tahun 2017 menggunakan air kemasan/

id
tangga. Air merupakan kebutuhan yang sangat bermerk sebagai sumber utama air minum. Air

o.
pokok bagi manusia terutama untuk minum. isi ulang digunakan sebagai sumber utama air
g
s.
Untuk menjaga kesehatan, manusia dianjurkan minum oleh 34,35 persen rumah tangga, 14,62
bp

minum rata-rata 8 liter air putih per hari, persen rumah tangga menggunakan sumur
a.

karena itu pengadaan air minum yang bersih bor/pompa, dan 10,93 persen rumah tangga
t
ar

pada setiap rumah tangga perlu mendapat menggunakan leding, dan 0,64 persen
ak

perhatian pemerintah. menggunakan sumur terlindung. Adapun untuk


//j
s:

Tabel 3.e Persentase Rumah Tangga Menurut sumur tak terlindung maupun sumber air
tp

Sumber Air Minum di DKI Jakarta, minum lainnya persentase penggunaannya


ht

2017
kurang dari satu persen (0,05 persen). Jika
Sumber Air Minum Persentase Rumah
Tangga (%) diamati dari tahun ke tahun, penggunaan
(1) (2) sumber air minum dari leding semakin
Air Kemasan Bermerk 40,81 berkurang, sementara pengguna air mineral
Air Isi Ulang 34,35 (kemasan dan isi ulang) semakin meningkat.
Leding 10,93 Jarak sumber air tanah ke
Sumur Bor/Pompa 13,09 penampungan kotoran/tinja mempengaruhi
Sumur Terlindung 0,64 kualitas air bersih yang digunakan. Mengingat
Sumur Tak Terlindung 0,01 kotoran manusia, hewan dan limbah rumah
Air Hujan 0,04 tangga/industri merupakan sumber penyakit,
Jumlah 100,00
maka jarak sumber air minum terhadap tempat
Tabel 3.e menyajikan rumah tangga penampungan air menjadi sangat penting.
menurut sumber air minum. Sebanyak 40,81 Jarak sumber air minum yang berasal dari

34 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


pompa, sumur atau sumber lainnya selain Pada tahun 2017, hampir seluruh
leding dan air kemasan, ke tempat rumah tangga di Jakarta menggunakan
penampungan kotoran yang dikatakan baik dari jamban/kakus berupa leher angsa, yaitu
segi kesehatan adalah lebih dari 10 meter. sebesar 98,64 persen, sisanya sebanyak 0,91
persen rumah tangga menggunakan
Di DKI Jakarta pada tahun 2017
plengsengan, 0,28 persen menggunakan
sebanyak 49,52 persen rumah tangga memiliki
cemplung/cubluk dan 0,17 persen tidak
jarak sumber air minum ke tempat
memakai jamban/kakus.
penampungan tinja minimal 10 meter atau
lebih. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Sementara dilihat dari tempat
Tabel 41. Selanjutnya pada Lampiran Tabel 42 pembuangan akhir kotoran/tinja terlihat bahwa
disajikan rumah tangga menurut fasilitas buang penduduk DKI Jakarta sudah memiliki
air besar. Pada tahun 2017 tercatat 83,69

id
kesadaran yang tinggi menggunakan sanitasi

o.
persen rumah tangga memiliki fasilitas buang yang layak/memadai, yakni menggunakan
air besar (BAB) sendiri, 12,50 persen memiliki g
s.
septic tank sebagai tempat pembuangan akhir
bp

fasilitas bersama, 3,63 persen menggunakan tinja. Sebanyak 93,00 persen rumah tangga di
a.

fasilitas MCK umum, 0,02 persen ada fasilitas DKI Jakarta pembuangan akhirnya
t
ar

buang air besar tapi tidak digunakan dan hanya menggunakan septic tank. Namun jika diamati
ak

0,16 persen yang tidak memiliki fasilitas BAB. menurut kabupaten/kota, terlihat bahwa
//j

Biasanya rumah tangga yang menggunakan


s:

Kabupaten Kepulauan Seribu memiliki


tp

fasilitas BAB bersama, MCK komunal dan persentase terendah rumah tangga yang
ht

umum adalah rumah tangga yang tinggal pembuangan akhir tinja menggunakan septic
dikontrakan atau di daerah yang padat dan tank, yakni sebesar 79,43 persen. Gambaran
kumuh. selengkapnya penggunaan septic tank ini dapat
dilihat pada Gambar 3.5.3 berikut ini.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


35
Fasilitas perumahan selanjutnya (Angle Laws). Menurut Hukum Angle ”semakin
adalah rumah tangga menurut jenis tinggi tingkat kesejahteraan seseorang, maka

id
o.
jamban/kloset. Dari data yang ada, tampak semakin besar proporsi pengeluaran yang
bahwa sebagian besar rumah tangga di DKI g
dialokasikan untuk konsumsi non makanan”.
s.
bp

Jakarta menggunakan jamban leher angsa, Dengan pendekatan asumsi tersebut data
a.

yakni sebanyak 98,64 persen rumah tangga. pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan
t
ar

Sisanya sebanyak 0,91 persen menggunakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan
ak

jamban plengsengan, 0,28 persen masyarakat di suatu wilayah. Pada tahun 2017,
//j

menggunakan jamban cemplung/cubluk dan rata-rata rumah tangga di DKI Jakarta


s:
tp

sebanyak 0,17 persen tidak menggunakan mengalokasikan sebanyak 60,09 persen


ht

kloset (langsung ke tempat pembuangan akhir, pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi
seperti kali/sungai, danau, atau kebun dan non makanan, sedangkan sisanya sebanyak
ruang terbuka lainnya. 39,91 persen untuk konsumsi makanan.
Secara nominal, rata-rata pengeluaran rumah
Untuk melihat tingkat kesejahteraan
tangga per kapita per bulan di DKI Jakarta
penduduk dari aspek pengeluaran/konsumsi
untuk non makanan sebesar Rp 1.306.994,-
rumah tangga, dapat digunakan ”hukum angle”
dan untuk makanan sebesar Rp 868.238,-.

36 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


Tabel 3.f Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga per Kapita per Bulan Menurut Jenis Pengeluaran dan
Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2017

Jenis Pengeluaran (Rp) Total Makanan +


Kabupaten/ Non Makanan
Makanan Non Makanan
(Rp)
Kota Administrasi
Nilai Persentase Nilai Persentase Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kep. Seribu 774.533 65,68 404.675 34,32 1.179.208


Jakarta Selatan 851.494 37,21 1.437.139 62,79 2.288.633
Jakarta Timur 848.148 44,39 1.062.375 55,61 1.910.523
Jakarta Pusat 832.948 40,60 1.218.675 59,40 2.051.624
Jakarta Barat 890.905 38,05 1.450.214 61,95 2.341.119

id
Jakarta Utara 910.955 39,46 1.397.483 60,54 2.308.438

o.
DKI Jakarta 868.238 39,91 1.306.994 60,09 2.175.232
g
s.
Sumber: Susenas Maret 2017
bp
t a.
ar

Jika diamati antar kabupaten/kota, nampaknya terkait dengan kondisi sosial


ak

terlihat bahwa Kabupaten Kepulauan Seribu ekonomi wilayah Kepulauan Seribu yang relatif
//j

memiliki pola konsumsi rumah tangga yang lebih rendah dibandingkan wilayah kota
s:

berbeda dengan kota lainnya di DKI Jakarta. Di lainnya. Selain kondisi geografis yang relatif
tp
ht

seluruh kota di DKI Jakarta proporsi sulit, karena terdiri dari pulau-pulau yang
pengeluaran rumah tangganya lebih banyak dipisahkan oleh lautan, kendala transportasi
untuk non makanan (di atas 50 %), dengan yang tidak semudah daerah daratan seperti di
kisaran antara 55 persen hingga 62 persen. Di wilayah kota, mengakibatkan pergerakan
Kepulauan Seribu kebalikannya, proporsi untuk ekonomi di wilayah ini lebih lambat
makanan sebesar 65,68 persen dan non dibandingkan wilayah kota.
makanan sebesar 34,32 persen. Hal ini

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


37
3.6. Teknologi dan Informasi tangga dengan kepemilikan telepon rumah
Perkembangan dunia modern berada pada kisaran 13-15 persen.
membawa masyarakat ke era teknologi dan Di sisi lain (Lampiran Tabel 49)
informasi. Alat komunikasi untuk saat ini mengenai penguasaan/kepemilikan telpon
menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan seluler (HP) pada penduduk 5 tahun ke atas
masyarakat, terutama di perkotaan. Aktivitas diperoleh gambaran sebesar 76,99 persen
yang sangat tinggi bagi sebagian masyarakat menguasai/ memiliki HP dan 23,01 persen
kota, menjadikan alat komunikasi, seperti tidak menguasai/memiliki HP. Hal ini
telepon, sebagai sarana penunjang untuk mengindikasikan adanya pergeseran pola
mempermudah dan mempercepat waktu dalam hidup masyarakat dalam kemajuan jaman dan
menjalankan berbagai aktivitas, baik di bidang teknologi. Pemanfaatan HP praktis mudah
pekerjaan maupun hubungan antar manusia. dibawa kemana-mana, selalu update informasi

id
Kebutuhan akan alat komunikasi, seperti terkini, memberi kemudahan dalam banyak hal

g o.
telepon sudah menjadi kebutuhan yang utama dan menjadi gaya hidup masyarakat modern
s.
pada masyarakat Kota Jakarta. Fenomena di dalam jejaring sosial.
bp

era teknologi informasi, semakin banyak


a.

Jika diamati antar kabupaten/kota,


t
ar

penduduk yang menggunakan telepon seluler


terlihat bahwa Jakarta Selatan memiliki
ak

dibandingkan dengan telepon rumah.


proporsi tertinggi yang menguasai HP yaitu
//j

Lampiran Tabel 48 memperlihatkan


s:

80,04 persen, disusul Jakarta Timur 77,37


tp

bahwa pada tahun 2017 di DKI Jakarta rumah


persen, Jakarta Utara 76,31 persen, Jakarta
ht

tangga yang memiliki telepon rumah sebanyak


Barat 75,76 persen, dan Jakarta Pusat 73,82
14,58 persen, sedangkan sisanya 85,42 persen
persen, sementara Kabupaten Kepulauan
tidak memiliki telepon rumah. Untuk
Seribu memiliki proporsi terendah yaitu 52,44
kabupaten/kota, Kepulauan Seribu merupakan
persen.
satu-satunya kabupaten yang rumah
tangganya tidak memiliki telepon rumah.
Sedangkan untuk kotamadya proporsi rumah

38 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


id
o.
Sumber: Susenas Maret 2017

g
s.
bp

Penggunaan komputer/laptop/note-
Banyaknya provider telepon seluler
a.

book sebagai alat komunikasi dan sumber


dan persaingan antar provider menjadi daya
t
ar

informasi menjadi hal penting dalam kehidupan


tarik tersendiri bagi masyarakat untuk membeli
ak

masyarakat perkotaan seperti Kota Jakarta.


nomor HP. Penguasaan nomor HP aktif juga
//j

Kebutuhan komputer/laptop/notebook bagi


s:

menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat


rumah tangga juga dirasakan semakin
tp

kota besar dalam mendukung aktifitas


ht

meningkat baik untuk kebutuhan usaha/


kehidupannya dalam bekerja, berkomunikasi,
komersial, pribadi maupun sarana hiburan.
dan bersosialisasi. Di DKI Jakarta penduduk 5
Lampiran Tabel 51 memperlihatkan sekitar
tahun ke atas yang menguasai satu nomor HP
35,40 persen rumah tangga di Jakarta telah
aktif memiliki proporsi tertinggi yaitu 79,85
memiliki komputer/laptop/notebook. Proporsi
persen. Kemudian yang menguasai dua nomor
rumah tangga yang memiliki komputer/laptop/
HP aktif sebanyak 19,00 persen, tiga nomor HP
notebook tertinggi di Jakarta Selatan (41,08 %)
aktif yaitu 1,05 persen, empat nomor HP aktif
dan di Kabupaten Kepulauan Seribu yang
yaitu 0,05 persen dan yang menguasai lima
memiliki proporsi terendah (12,51 %)
atau lebih nomor HP aktif yaitu 0,04 persen
(Lampiran Tabel 50).

Penggunaan internet sebagai sarana vital dari kehidupan sosial mayarakat kota.
informasi dan komunikasi telah menjadi bagian Jejaring sosial maupun situs-situs lainnya,

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


39
seperti pendidikan, hiburan, berita, dan lain-lain Sementara akses internet melalui
telah menjamur sehingga intensitas media selain HP/ponsel terlihat bahwa Jakarta
masyarakat dalam mengakses internet Utara yang menduduki posisi teratas untuk
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. akses internet melalui komputer desktop
Berbagai media akses yang digunakan seperti (25,70 %), Jakarta Utara juga menduduki posisi
komputer desktop, laptop/notebook/tablet, teratas untuk akses internet melalui
HP/ponsel, dan lainnya. laptop/notebook/tablet (61,65 %), dan lainnya
(0,79 %). Sedangkan Kabupaten Kepulauan
Lampiran Tabel 52 akses internet
Seribu berada pada posisi terbawah yakni
penduduk berumur 5 tahun ke atas di DKI
kurang dari 20 persen (Lampiran Tabel 52).
Jakarta menurut media akses menunjukkan
persentase yang bervariasi. Di mana akses Akses internet dapat dilakukan

id
internet yang banyak digunakan melalui dimanapun penduduk tersebut berada, hal ini

o.
HP/ponsel yaitu sebesar 92,87 persen, dapat dilihat dari tempat mengaksesnya. Pada
g
s.
laptop/notebook/tablet sebesar 35,78 persen, Lampiran Tabel 53 akses internet yang banyak
bp

komputer desktop sebesar 18,78 persen, dan dilakukan penduduk DKI Jakarta yaitu di rumah
a.

media lainnya sebesar 0,79 persen. dengan persentase 92,18 persen yang
t
ar

Tingginya persentase akses internet merupakan akses internet dengan persentase


ak

terbesar dibandingkan akses internet di tempat


//j

melalui media HP/ponsel dibandingkan media


s:

lain dikarenakan HP bentuknya yang kecil, lain. Jakarta Selatan merupakan wilayah
tp

ringan, smart, mudah dibawa serta mempunyai dengan akses internet di rumah dengan
ht

banyak manfaat positif. Dari hasil Susenas persentase tertinggi yaitu 97,93 persen dan
2017 penduduk 5 tahun ke atas yang yang terendah di Jakarta Utara yaitu 86,72
mengakses internet melalui HP menduduki persen.
persentase tertinggi di Kabupaten Kepulauan
Seribu yaitu 97,31 persen, diurutan ke dua
Kota Jakarta Selatan sebesar 95,40 persen,
Jakarta Pusat sebesar 93,73 persen, Jakarta
Timur sebesar 93,18 persen, Jakarta Timur
Barat sebesar 92,84 persen dan Jakarta Utara
sebesar 88,25 persen.

40 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


id
g o.
s.
bp

Sumber: Susenas Maret 2017


t a.

Akses internet di tempat kerja/kantor Akses internet yang banyak dilakukan


ar
ak

dan di tempat umum juga mempunyai proporsi penduduk DKI Jakarta yaitu akses ke sosial
//j

yang tinggi yaitu masing masing 40,67 persen media/jejaring sosial (80,92 %), pencarian
s:

dan 39,47 persen. Sedangkan akses internet di informasi/ berita (73,49 %), hiburan (49,58 %),
tp
ht

bukan rumah sendiri sebesar 27,73 persen, mengirim/menerima e-mail (31,01 %),
sekolah/kampus sebesar 13,97 persen dan di mengerjakan tugas sekolah (18,35 %),
kendaraan bergerak hanya sebesar 22,33 pembelian/penjualan barang/jasa (14,72 %),
persen. fasilitas finansial/E-banking (11,35 %) dan
Pemanfaatan oleh penduduk mencari hal-hal lain (2,29 %).
diantaranya adalah untuk mendapatkan
informasi/ berita, mengerjakan tugas sekolah,
mengirim/menerima e-mail; sosial media/
jejaring sosial dan pembelian/penjualan
barang/jasa, hiburan (game, nonton TV, radio),
fasilitas finansial (E-Banking) dan hal-hal lain
3.7. Sosial Ekonomi
diantaranya bantuan pertolongan, transfer data,
navigasi, kemudahan dalam berbisnis dan lain Tingkat kesejahteraan rakyat dapat

lain. digambarkan melalui kondisi sosial ekonomi

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


41
rumah tangga. Semakin baik kondisi sosial Bantuan beras murah (beras untuk
ekonomi masyarakat, dapat diasumsikan orang miskin/raskin) yang diberikan pemerintah
semakin baik tingkat kesejahteraan untuk kalangan yang tidak mampu
masyarakat. Secara umum kondisi sosial memperlihatkan sebanyak 242.017 rumah
ekonomi masyarakat dapat dibagi dalam tiga tangga atau sebesar 8,56 persen di DKI
kelompok yaitu kelompok masyarakat dengan Jakarta pernah membeli beras murah, lihat
pendapatan rendah (kelompok bawah), Lampiran Tabel 55.
kelompok masyarakat dengan pendapatan
Jika diamati antar kabupaten/kota
sedang (kelompok menengah), dan kelompok
terlihat bahwa proporsi tertinggi rumah tangga
masyarakat dengan pendapatan tinggi
yang pernah membeli beras murah terdapat di
(kelompok atas). Bagi masyarakat kelas
Kabupaten Kepulauan Seribu (28,10 %), diikuti
bawah, pemerintah telah menggulirkan

id
Jakarta Pusat (15,78 %), Jakarta Utara
berbagai program bantuan dan program per-

o.
(15,54%), Jakarta Timur (6,62%), dan Jakarta
lindungan sosial yang tujuannya untuk me-
g
s.
Barat (6,59 %). Sementara Jakarta Selatan
ningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
bp

memiliki persentase terendah, rumah tangga


masyarakat pada kelompok ini. Jenis program
a.

yang membeli beras raskin (4,26 %).


t
ar

bantuan tersebut antara lain: pemberian raskin,


ak

bantuan modal usaha, bantuan pendidikan,


//j

bantuan kesehatan dan sebagainya.


s:

Gambar 3.7.1 Presentase Rumah Tangga Menurut Pernah/Tidaknya Membeli/Menerima Raskin dalam
tp

3 bulan terakhir dan Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2017


ht

Sumber: Susenas Maret 2017

42 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


Bantuan modal usaha bagi usaha kecil perusahaan leasing (33,90 %), program
menengah juga digulirkan pemerintah guna koperasi (12,55 %), perorangan (13,62 %),
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan program bank selain KUR (15,47 %), selain
masyarakat. Jika dirinci menurut sumber kredit usaha rakyat (15,47 %) dan PNPM (2,97
pemberi bantuan modal usaha yang utama, %), dan KUBE/KUB (3,57 %).
terlihat bahwa bantuan modal usaha kredit dari

Gambar 3.7.2 Presentase AnggotaGgAJJambarJakarta,


Rumah Tangga Menurut
2017Menerima / Tidaknya Kredit Usaha
Setahun Terakhir dalam Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2017

Kepulauan Seribu 98.76


1.24
Jakarta Selatan 98.39
1.61

id
Jakarta Timur 98.72
1.28

o.
99.02
g
Jakarta Pusat 0.98 s.
Jakarta Barat 98.99
1.01
bp

Jakarta Utara 98.68 Tidak Pernah


0.32
a.

99.55 Menerima
t

DKI Jakarta 0.45


ar

Pernah Menerima
ak

0 20 40 60 80 100
//j

Sumber: Susenas Maret 2017


s:

Gambaran lebih lengkapnya dapat dilihat pada


tp
ht

Lampiran Tabel 59.


Adapun rumah tangga yang menerima
bantuan pendidikan, baik dari pemerintah, Rumah tangga di DKI Jakarta yang

swasta, perorangan maupun luar negeri ada menerima jaminan sosial selama tahun 2015 -

sebanyak 2,82 persen. Jika rumah tangga 2016 sebagai berikut; untuk rumah tangga

penerima bantuan pendidikan dirinci menurut penerima jaminan pensiun sebesar 6,15

jenis bantuan yang diterima ada sebanyak persen, rumah tangga penerima jaminan hari

68,62 persen yang menerima Program tua sebesar 4,84 persen, yang menerima

Indonesia Pintar (PIP) untuk SD sederajat, PIP asuransi kecelakaan kerja sebesar 6,92

untuk SMP sederajat 33,23 persen, PIP untuk persen, dan yang menerima jaminan/asuransi

SMA sederajat sebesar 19,12 persen. kematian 4,19 persen. Sementara rumah
tangga yang menerima pesangon PHK
sebanyak 2,21 persen.

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


43
Untuk masyarakat golongan bawah
yang memiliki keterbatasan ekonomi,
pemerintah memberikan bantuan sosial berupa
kartu perlindungan sosial (KPS)/kartu keluarga
sejahtera (KKS). Hal ini dimaksudkan agar
rumah tangga pada kelompok terbawah dapat
terbantu dan dapat bertahan hidup demi
kelangsungan rumah tangganya.
Pada Lampiran Tabel 61 diperoleh
gambaran bahwa persentase rumah tangga
yang menerima bantuan berupa KPS/KKS di
DKI Jakarta sebesar 5,21 persen (147.368

id
o.
rumah tangga) dimana sebesar 2,44 persen
(69.055 rumah tangga) sebagai penerima yang g
s.
bp

dapat menunjukkan kartu KPS/KKS sedangkan


a.

sebesar 2,77 persen (78.313 rumah tangga)


t
ar

penerima kartu KPS/KKS namun tidak dapat


ak

menunjukkan kartu penerima KPS/KKS.


//j
s:
tp
ht

44 Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


ht
tp
s:
//ja
kar
ta
.b
ps
. go
. id

40,
81%
IV. PENUTUP

Dari uraian data dan analisis danterganggu aktivitasnya hanya sebesar


deskriptif mengenai kesejahteraan 12,34 persen.
penduduk DKI Jakarta pada tahun 2017 Sementara pada sisi lain wanita
dapat disimpulkan hal-hal berikut: usia subur yang proses melahirkannya
Penduduk sebagai sumber daya ditolong oleh tenaga medis (Dokter dan
manusia yang berpotensi menjadi asset Bidan) sebesar 98,03 persen. Dengan
dan modal dasar (human capital) demikian dapat dikatakan bahwa
pembangunan di DKI Jakarta, memiliki masyarakat DKI Jakarta telah memiliki
komposisi yang menggembirakan dari pengetahuan dan kesadaran untuk memilih

id
o.
aspek umur. Hal ini terlihat dari struktur persalinan yang aman bagi keselamatan
umur penduduk DKI Jakarta yang g
ibu dan bayinya.
s.
bp

didominasi oleh penduduk usia produktif Pada bidang pendidikan, dapat


a.

(15-64 tahun), yakni sebanyak 71,35 dilihat bahwa rata-rata tingkat pendidikan
t
ar

persen. Penduduk muda (0-14 tahun) penduduk DKI Jakarta relatif baik. Hal ini
ak

sebanyak 24,66 persen dan penduduk tercermin dari relatif tingginya persentase
//j

Lansia (65 tahun ke atas) sebanyak 3,97 penduduk berusia 10 tahun ke atas yang
s:
tp

persen. Jika potensi ini dimanfaatkan menamatkan pendidikan Diploma/


ht

secara maksimal maka apa yang disebut Universitas, yaitu sebesar 17,86 persen.
dengan bonus demografi di DKI Jakarta Selain itu persentase penduduk DKI
dapat menjadi pendorong pertumbuhan Jakarta usia 10 tahun ke atas yang buta
ekonomi yang berdampak pada aksara (tidak bisa membaca dan menulis)
peningkatan produktivitas penduduk dan juga relatif rendah, yakni sebesar 0,32
diharapkan mampu meningkatkan persen.
kesejahteraan rakyat secara umum. Dilihat dari aspek kependudukan,
Secara umum pembangunan terlihat bahwa prevalensi pengguna KB di
bidang kesehatan di DKI Jakarta DKI Jakarta masih belum maksimal. Hal ini
memberikan gambaran yang relatif baik. terlihat dari persentase pengguna
Hal ini tercermin dari persentase penduduk kontrasepsi di DKI Jakarta yang sebanyak
yang mengalami keluhan kesehatan 47,37 persen perempuan usia 15-49 tahun
berstatus kawin sedang menggunakan

Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017


47
KBpada referensi survei.Sementara 41,50 Mayoritas rumah tangga di
persen tidak pernah menggunakan alat DKIJakarta menggunakan sumber air
/cara KB, dan sebanyak 11,13 persen minum yang berasal dari air minum
pernahmenggunakan alat/cara KB dan kemasan (mineral bermerk), yaitu sebesar
pada saat referensi waktu survei sudah 40,81 persen. Sumber air minum berikutnya
tidak menggunakan lagi. adalahair isi ulang (34,35%), leding
Dengan melihat penggunaan (10,93%), dan sumber lainnya seperti
alat/cara KB, terungkap bahwa alat KB sumur, pompa, dan lainnya sebesar 13,91
favorit yang banyak digunakan perempuan persen.
status kawin di DKI Jakarta adalah KB Dengan mengacu pada Hukum
suntik, yaitu sebanyak 49,98 persen. Angle pada pola konsumsi rumah tangga di
Urutan berikutnya adalah pil KB sebanyak DKI Jakarta, yang merupakan salah satu

id
18,57 persen dan IUD/Spiral sebanyak indikator yang dapat mencerminkan

g o.
16,69 persen, pengguna alat KB kondom kesejahteraan masyarakat, dapat dilihat
s.
relatif kecil, yakni hanya sebesar 3,11 bahwatingkat kesejahteraan penduduk DKI
bp

persen. Jakarta termasuk baik.Ini tercermin dari


t a.

Hal lain yang patut menjadi tingginya persentase pengeluaran rumah


ar
ak

perhatian adalah masih ditemui penduduk tangga untuk komoditi non makanan
//j

yang melakukan perkawinan pada usia dini, dibandingkan dengan pengeluaran untuk
s:

yakni sebanyak 3,16 persen perempuan di komoditi non makanan. Lebih dari separuh
tp
ht

DKI Jakarta kawin pertamakali pada usia di pengeluaran rumah tangga digunakan
bawah 16 tahun. Namun demikian secara untuk jenis konsumsi bukan makanan, yaitu
umum, rata-rata usia perkawinan sebesar 60,09 persen, sisanya sebanyak
perempuan berada pada usia 19-24 tahun. 39,91 persen untuk makanan.
Pada aspek perumahan, terlihat Pemanfaatan teknologi informasi
bahwa sebagian besar rumah tangga di pada penduduk DKI Jakarta relatif tinggi.
DKI Jakarta tinggal di rumah dengan luas Hal ini terungkap dari tingginya persentase
lantai kurang dari 50 m2 (52,59%). Hanya rumah tanggayang menguasai handphone,
sebagian kecil rumah tangga di DKI Jakarta yakni sebesar 76,99 persen. Sebaliknya
yang tinggal di rumah dengan luas lantai penggunaan telepon rumah di DKI Jakarta
lebih dari 150 m2, yaitu sebesar cenderung berkurang dari tahun ke tahun,
12,50persen. pada tahun 2017 hanya sebesar 14,58
persen.

48
Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2017
ht
tp
s:
//j
ak
ar
ta.
bp
s.
go.
LAMPIRAN id
TABEL RINCI
Tabel 1. Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Administrasi dan Jenis Kelamin
di DKI Jakarta, 2017
Jenis Kelamin Rasio
Kabupaten/Kota
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan Jenis
Administrasi
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Kepulauan Seribu 11 907 49,97 11 919 50,03 23 826 100,00 99,89

Jakarta Selatan 1 113 332 50,11 1 108 463 49,89 2 221 795 100,00 100,44

Jakarta Timur 1 456 162 50,44 1 430 642 49,56 2 886 804 100,00 101,78

Jakarta Pusat 459 649 49,94 460 799 50,06 920 448 100,00 99,75

id
Jakarta Barat 1 274 208 50,56 1 245 811 49,44 2 520 019 100,00 102,28

o.
Jakarta Utara 881 442 49,60 .g
895 689 50,40 1 777 131 100,00 98,41
ps
.b
ta

DKI Jakarta 5 196 700 50,21 5 153 323 49,79 10 350 023 100,00 100,84
ar

Sumber: Susenas Maret 2017


ak
//j
s:
tp
ht

51
Tabel 2. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia, Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Jenis Kelamin/
Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
Kelompok
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
Umur
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Laki-laki (L)
0 - 14 32,18 24,70 26,07 23,83 24,65 25,37 25,13
15 - 64 64,49 71,15 70,31 71,30 71,97 71,17 71,12
65+ 3,33 4,15 3,62 4,87 3,38 3,46 3,76
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

id
o.
Perempuan (P)
.g
ps
0 - 14 33,03 23,76 25,28 22,15 24,11 24,09 24,20
.b

15 - 64 63,14 71,71 70,85 71,72 71,92 72,28 71,60


ta

65+ 3,83 4,53 3,87 6,13 3,97 3,62 4,20


ar

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ak
//j

Sumber: Susenas Maret 2017


s:
tp
ht

52
Tabel 3. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia dan Kabupaten/Kota
Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Laki-laki

Kelompok Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Umur Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

0-4 10,22 8,87 9,49 8,1 9,03 9,39 9,11


5-9 11,57 8,50 8,99 8,74 8,48 8,69 8,69
10 - 14 10,4 7,32 7,59 6,98 7,14 7,29 7,32
15 - 19 7,62 6,46 6,48 6,47 6,98 6,77 6,65
20 - 24 6,25 7,45 7,24 7,59 8,4 8,18 7,76

id
25 - 29 7,85 9,59 9,39 9,4 10,41 10,3 9,83

o.
30 - 34 8,29 10,12 10,1 9,52 10,6 10,59 10,25
.g
ps
35 - 39 8,00 9,4 9,29 9,02 9,31 9,2 9,28
.b

40 - 44 7,74 8,28 8,04 8,15 7,78 7,57 7,96


ta

45 - 49 6,51 6,95 6,8 7,28 6,57 6,32 6,74


ar

50 - 54 5,35 5,54 5,57 5,91 5,23 5,21 5,45


ak

55 - 59 4,04 4,27 4,37 4,61 3,89 4,01 4,19


//j

60 - 64 2,83 3,09 3,02 3,34 2,79 3,02 3,01


s:
tp

65 - 69 1,74 2,06 1,87 2,26 1,67 1,81 1,89


ht

70 - 74 0,83 1,17 1,01 1,41 0,94 0,95 1,05


75+ 0,76 0,93 0,74 1,2 0,77 0,7 0,82

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

53
Tabel 4. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia dan Kabupaten/Kota
Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Perempuan

Kelompok Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Umur Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

0-4 10,23 8,63 9,26 7,75 8,89 8,88 8,84


5-9 12,09 8,18 8,75 7,74 8,29 8,32 8,36
10 - 14 10,70 6,95 7,27 6,65 6,92 6,89 7,00
15 - 19 6,17 6,62 6,53 6,41 7,34 7,29 6,87
20 - 24 5,91 8,19 8,07 8,32 9,55 9,53 8,72

id
25 - 29 8,44 9,66 9,74 9,27 10,61 10,83 10,08

o.
30 - 34 8,27 9,85 9,81 9,04 10,00 10,26 9,87
.g
ps
35 - 39 8,90 9,24 9,10 8,69 8,77 8,71 8,95
.b

40 - 44 7,44 7,99 7,84 7,95 7,38 7,22 7,66


ta

45 - 49 6,89 6,82 6,71 7,04 6,2 6,15 6,54


ar

50 - 54 4,67 5,63 5,63 5,99 5,15 5,24 5,48


ak

55 - 59 3,42 4,46 4,42 5,17 4,02 4,16 4,35


//j

60 - 64 3,04 3,25 3,00 3,84 2,89 2,89 3,08


s:
tp

65 - 69 1,76 2,11 1,83 2,71 1,79 1,76 1,95


ht

70 - 74 1,02 1,28 1,09 1,78 1,13 1,00 1,18


75+ 1,05 1,14 0,95 1,64 1,05 0,86 1,06

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

54
Tabel 5. Persentase Penduduk Menurut Menurut Kelompok Usia dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Laki-laki+Perempuan

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Kelompok Umur
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

0-4 10,23 8,75 9,38 7,93 8,96 9,13 8,97


5–9 11,83 8,34 8,87 8,24 8,39 8,50 8,53
10 – 14 10,55 7,14 7,43 6,82 7,03 7,09 7,16
15 – 19 6,89 6,54 6,51 6,44 7,16 7,03 6,76

id
20 – 24 6.08 7,82 7,65 7,96 8,97 8,86 8,24

o.
25 – 29 8,15 9,62 9,56 9,34 10,51 10,57 9,96
30 – 34 8,28 9,98 .g
9,96 9,28 10,30 10,43 10,06
ps
35 – 39 8,45 9,32 9.20 8,86 9,05 8,95 9,11
.b

40 – 44 7,59 8,13 7,94 8,05 7,58 7,39 7,81


ta
ar

45 – 49 6,70 6,89 6,76 7,16 6,39 6,23 6,64


ak

50 – 54 5,01 5,59 5,60 5,95 5,19 5,23 5,46


//j

55 – 59 3,73 4,36 4,39 4,89 3,95 4,09 4,27


s:

60 – 64 2,93 3,17 3,01 3,59 2,84 2,96 3,05


tp

65 – 69 1,75 2,09 1,85 2,49 1,73 1,79 1,92


ht

70 – 74 0,92 1,22 1,05 1,60 1,04 0,97 1,12


75+ 0,90 1,03 0,84 1,42 0,91 0,78 0,94
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Susenas Maret 2017

55
Tabel 6. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Status Perkawinan,
Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Jenis Kelamin/ Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Kelompok Umur Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Laki-laki
Belum kawin 35,38 39,97 39,11 40,64 40,02 35,98 39,12
Kawin 61,67 55,69 57,31 55,22 56,30 60,02 56,99
Cerai Hidup 0,28 1,72 0,90 1,52 1,49 1,55 1,38

id
Cerai Mati 2,67 2,63 2,68 2,62 2,19 2,44 2,50

o.
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
.g
ps
Perempuan
.b

Belum kawin 27,16 33,37 30,98 31,11 32,20 31,82 31,94


ta
ar

Kawin 61,55 54,47 57,05 53,25 55,82 56,96 55,84


ak

Cerai Hidup 2,49 2,94 3,00 4,04 4,06 3,00 3,34


//j

Cerai Mati 8,80 9,22 8,97 11,60 7,92 8,23 8,88


s:

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


tp
ht

L+P
Belum kawin 31,28 36,67 35,07 35,83 36,15 33,87 35,53
Kawin 61,61 55,08 57,18 54,23 56,06 58,47 56,42
Cerai Hidup 1,38 2,33 1,94 2,79 2,76 2,29 2,36
Cerai Mati 5,73 5,93 5,80 7,15 5,03 5,37 5,69
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

56
Tabel 7. Persentase Baduta Usia 0-23 Bulan Menurut Pengalaman diberi ASI dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kep. Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Pernah diberi ASI
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Laki-laki
Ya 83,43 96,98 88,63 85,04 96,30 98,52 94,03

Tidak 16,57 0,00 6,68 14,96 3,70 0,00 3,87

Tidak Tahu 0,00 3,02 4,70 0,00 0,00 1,48 2,10


Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

id
o.
Perempuan
Ya 100,00 88,33 .g
80,37 92,46 84,69 92,86 86,42
ps
Tidak 0,00 7,85 19,63 7,54 11,26 7,14 11,66
.b

Tidak Tahu 0,00 3,81 0,00 0,00 4,05 0,00 1,92


ta
ar

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ak

Laki-laki + Perempuan
//j

91,45 91,73 84,46 89,05 90,96 95,86 90,15


s:

Ya
tp

Tidak 8,55 4,77 13,22 10,95 7,18 3,35 7,85


ht

Tidak Tahu 0,00 3,50 2,32 0,00 1,86 0,79 2,01

Jumlah 100, 00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

57
Tabel 8. Persentase Baduta 0-23 Bulan Menurut Lamanya Memperoleh ASI dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Lama Pemberian ASI Kep. Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
(Bulan) Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Laki-laki
0-6 Bulan 45,21 39,11 36,50 32,30 44,50 30,00 37,74

7-11 Bulan 19,44 22,22 26,79 22,88 33,22 29,53 28,24

12 bulan ke atas 35,35 38,67 36,71 44,82 22,28 40,47 34,02

id
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

o.
Perempuan .g
ps
0-6 Bulan 67,32 38,42 35,41 29,01 49,87 35,77 39,19
.b

7-11 Bulan 11,94 22,38 30,12 29,31 18,05 19,91 23,35


ta

20,74 39,20 34,47 41,68 32,08 44,32 37,46


ar

12 bulan ke atas
ak

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


//j
s:

Laki-laki + Perempuan
tp

0-6 Bulan 56,92 38,71 35,98 30,46 46,80 32,62 38,45


ht

7 Bulan ke atas 15,47 22,31 28,39 26,49 26,72 25,16 25,85

12 bulan ke atas 27,61 38,98 35,63 43,06 26,48 42,22 35,70


Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

58
Tabel 9. Persentase Balita 0-59 Bulan yang Pernah Mendapatkan Imunisasi Menurut
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kep. Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Imunisasi
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Laki-laki
Pernah 93,10 96,54 95,12 100,00 97,74 96,05 96,59
Tidak Pernah 3,86 0,00 3,81 0,00 0,55 3,23 1,82
Tidak Tahu 3,04 3,46 1,07 0,00 1,71 0,73 1,59
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

id
o.
Perempuan
Pernah 95,08 98,21 .g
98,21 96,05 95,52 96,99 97,16
ps
Tidak Pernah 1,97 0,00 1,79 1,56 2,23 2,08 1,55
.b
ta

Tidak Tahu 2,95 1,79 0,00 2,40 2,26 0,93 1,28


ar

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ak
//j

Laki-laki + Perempuan
s:

Pernah 94,09 97,36 96,63 98,06 96,65 96,51 96,87


tp

Tidak Pernah 2,91 0,00 2,82 0,76 1,37 2,66 1,69


ht

Tidak Tahu 3,00 2,64 0,55 1,17 1,98 0,83 1,44


Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

*Diolah berdasarkan Balita yang mempunyai kartu imunisasi dan tidakmempunyai


Sumber: Susenas Maret 2017

59
Tabel 10. Persentase Wanita Pernah Kawin 15-49 Tahun Menurut Penolong Kelahiran
Terakhir Baduta 0-23 Bulan dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017

Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Penolong Kelahiran Kep.Seribu
Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Dokter kandungan 19,16 39,88 53,72 45,57 42,84 45,52 45,88


Dokter umum 2,92 2,40 2,97 4,90 4,28 2,71 3,26

id
Bidan 77,93 56,58 42,42 49,53 48,85 49,44 48,89

o.
Perawat 0,00 1,13 0,00 0,00 4,03 1,46 1,55
Tenaga kesehatan lainnya 0,00 0,00
.g0,90 0,00 0,00 0,86 0,41
ps
Dukun beranak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
.b
ta

Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


ar

Tidak ada 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


ak

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


//j
s:

Sumber: Susenas Maret 2017


tp
ht

60
Tabel 11. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama
Sebulan yang Lalu Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Administrasi
di DKI Jakarta, 2017

Jenis Kelamin/ Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Kep.Seribu
Keluhan Kesehatan Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Laki-laki
Ya 35,95 26,33 23,55 28,56 28,34 28,70 26,66
Tidak 64,05 73,67 76,45 71,44 71,66 71,30 73,34
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

id
o.
Perempuan
.g
ps
Ya 37,76 26,72 24,28 30,10 28,41 30,50 27,44
.b

Tidak 62,24 73,28 75,72 69,90 71,59 69,50 72,56


ta

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ar
ak

Laki-laki+ Perempuan
//j
s:

Ya 36,86 26,52 23,91 29,33 28,37 29,60 27,05


tp

Tidak 63,14 73,48 76,09 70,67 71,63 70,40 72,95


ht

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

61
Tabel 12. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Terganggu
Aktivitasnya Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Jenis Kelamin
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Laki-laki 18,73 12,30 9,57 13,20 13,95 13,87 12,30


Perempuan 19,71 12,46 10,65 15,74 12,76 12,72 12,39
Jumlah 19,22 12,38 10,10 14,47 13,36 13,29 12,34
Sumber: Susenas Maret 2017

id
o.
.g
ps
.b
ta
ar
ak
//j
s:
tp
ht

62
Tabel 13. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Status Pendidikan dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Laki-laki

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Status Pendidikan
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Tidak/ belum pernah 0,54 0,14 0,73 0,36 0,72 0,52 0,53
sekolah

Masih Sekolah 22,25 17,22 18,45 16,52 17,90 16,36 17,53


SD Sederajat 7,98 5,09 5,58 4,75 5,49 5,61 5,44

id
SLTP Sederajat 7,95 5,01 4,08 4,08 4,73 4,66 4,71

o.
SLTA Sederajat 5,73 3,90 4,73 4,22 4,35 3,68 4,10
.g
ps
D 1 - Universitas 0,58 3,22 3,67 3,47 3,33 2,42 3,29
.b
ta

Tidak Bersekolah Lagi 77,21 82,64 81,67 83,12 81,38 83,12 81,94
ar
ak
//j

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


s:

Sumber: Susenas Maret 2017


tp
ht

63
Tabel 14. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Status Pendidikan dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Perempuan

Kep. Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Status Pendidikan
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Tidak/ belum pernah 2,52 0,72 1,29 0,83 1,38 1,42 1,17
sekolah

Masih Sekolah 22,55 17,29 18,28 14,44 16,79 15,68 16,86


SD Sederajat 7,30 5,39 6,42 5,18 5,29 5,01 5,22

id
SLTP Sederajat 10,35 4,68 4,88 3,75 5,02 3,91 4,63

o.
SLTA Sederajat 4,14 3,74 2,73 2,45 3,56 3,88 3,73
.g
ps
D 1 - Universitas 0,75 3,49 4,24 3,06 2,91 2,89 3,28
.b
ta

TidakBersekolah Lagi 74,93 81,99 79,84 84,74 81,83 82,90 81,97


ar
ak

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


//j
s:

Sumber: Susenas Maret 2017


tp
ht

64
Tabel 15. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Status Pendidikan dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Laki-laki Perempuan

Kep. Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Status Pendidikan
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Tidak/ belum pernah 1,53 0,43 1,01 0,59 1,04 0,97 0,85
sekolah

Masih Sekolah 22,40 17,26 18,17 15,47 17,35 16,02 17,19

id
SD Sederajat 7,65 5,24 6,00 4,97 5,39 5,30 5,33

o.
SLTP Sederajat 9,15 4,84 4,48 3,92 4,87 4,28 4,67
SLTA Sederajat 4,94 3,82 .g
3,73 3,32 3,96 3,78 3,92
ps
D 1 - Universitas 0,66 3,35 3,96 3,26 3,13 2,66 3,29
.b
ta
ar

Tidak Bersekolah Lagi 76,08 82,31 80,76 83,94 81,61 83,01 81,96
ak
//j

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


s:
tp

Sumber: Susenas Maret 2017


ht

65
Tabel 16. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Laki-laki

Pendidikan Tertinggi Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


yang Ditamatkan Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Tidak punya ijasah SD 21,14 8,06 9,39 7,06 9,71 9,50 9,02
Paket A 0,00 0,00 0,07 0,11 0,19 0,00 0,08
SD/MI/SDLB 28,45 14,98 11,08 16,27 17,42 16,72 14,94
Paket B 0,17 0,06 0,00 0,05 0,25 0,06 0,09
SMP/MTs/SMPLB 18,76 14,67 15,57 17,91 20,84 16,96 17,12

id
o.
Paket C 2,95 0,12 0,07 0,15 0,32 0,19 0,17
SMA/MA/SMLB 19,35 29,67 .g
28,72 30,92 28,12 30,34 29,23
ps
SMK/MAK 3,94 10,61 13,98 10,90 9,08 11,34 11,30
.b

D1/D2 0,62 0,58 0,46 0,44 0,17 0,71 0,45


ta

D3/Akademi 0,30 4,53 5,27 3,73 2,41 2,95 3,87


ar

D4/S1 4,34 14,61 13,13 11,08 10,25 10,54 12,10


ak

S2 0,00 1,77 2,03 1,31 1,11 0,63 1,44


//j
s:

S3 0,00 0,32 0,24 0,07 0,13 0,05 0,18


tp
ht

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

66
Tabel 17. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Perempuan

Pendidikan Tertinggi Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


yang Ditamatkan Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Tidak punya ijasah SD 20,44 10,24 9,81 10,89 13,31 11,57 11,18
Paket A 0,35 0,00 0,37 0,25 0,21 0,03 0,18
SD/MI/SDLB 37,54 16,79 14,78 19,53 21,47 17,99 17,87
Paket B 0,00 0,04 0,24 0,00 0,23 0,06 0,14
SMP/MTs/SMPLB 17,30 15,26 18,25 16,40 19,15 23,48 18,56

id
o.
Paket C 1,52 0,19 0,39 0,00 0,42 0,07 0,26
SMA/MA/SMLB 15,26 26,32 .g
27,75 25,42 22,19 26,19 25,59
ps
SMK/MAK 2,86 9,79 8,28 9,80 8,48 6,90 8,55
.b

D1/D2 0,23 0,72 1,04 1,19 0,42 0,98 0,82


ta

D3 0,36 5,35 5,03 5,81 3,25 3,46 4,46


ar
ak

D4/S1 4,14 13,97 12,97 10,16 10,24 8,72 11,52


//j

S2 0,00 1,19 0,88 0,46 0,60 0,49 0,77


s:

S3 0,00 0,14 0,21 0,09 0,00 0,05 0,11


tp
ht

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

67
Tabel 18. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Laki-laki + Perempuan

Pendidikan Tertinggi Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


yang Ditamatkan Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Tidak punya ijasah SD 20,79 9,15 9,60 8,99 11,49 10,54 10,09
Paket A 0,17 0,00 0,22 0,18 0,20 0,02 0,13
SD/MI/SDLB 32,94 15,89 12,91 17,91 19,42 17,36 16,40
Paket B 0,08 0,05 0,12 0,03 0,24 0,06 0,11
SMP/MTs/SMPLB 18,04 14,96 16,90 17,15 20,01 20,25 17,84

id
o.
Paket C 2,24 0,15 0,22 0,07 0,37 0,13 0,22
SMA/MA/SMLB 17,33 28,00 .g
28,24 28,15 25,19 28,25 27,42
ps
SMK/MAK 3,41 10,20 11,15 10,35 8,78 9,10 9,93
.b

D1/D2 0,43 0,65 0,74 0,82 0,30 0,85 0,64


ta

D3 0,33 4,94 5,15 4,78 2,82 3,21 4,16


ar

D4/S1 4,24 14,29 13,05 10,62 10,25 9,63 11,81


ak

S2 0,00 1,48 1,46 0,88 0,86 0,56 1,11


//j
s:

S3 0,00 0,23 0,23 0,08 0,06 0,05 0,14


tp
ht

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

68
Tabel 19. Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Kemampuan Membaca dan
Menulis dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Jenis Kelamin/
Kep. Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
Kemampuan Membaca
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
dan Menulis
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Laki-laki
Dapat membaca dan
100,00 99,97 99,59 99,82 99,74 99,76 99,76
menulis
Tidak Dapat membaca
0,00 0,03 0,41 0,18 0,26 0,24 0,24
dan menulis
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

id
o.
Perempuan
.g
ps
Dapat membaca dan
.b

99,08 99,69 99,66 99,64 99,43 99,66 99,61


menulis
ta
ar

Tidak Dapat membaca


0,92 0,31 0,34 0,36 0,57 0,34 0,39
ak

dan menulis
//j

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


s:
tp
ht

Laki-laki+ Perempuan
Dapat membaca dan
99,54 99,83 99,62 99,73 99,59 99,71 99,68
menulis
Tidak Dapat membaca
0,46 0,17 0,38 0,27 0,41 0,29 0,32
dan menulis
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

69
Tabel 20. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Kemampuan Membaca dan
Menulis dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Jenis Kelamin/
Kemampuan Kep. Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
Membaca dan Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
Menulis
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Laki-laki
Dapat membaca dan 100,00 99,97 99,55 99,86 99,72 99,78 99,75
menulis
Tidak Dapat 0,00 0,03 0,45 0,14 0,28 0,22 0,25
membaca dan
menulis

id
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

o.
Perempuan .g
ps
Dapat membaca dan 99,27 99,67 99,62 99,67 99,44 99,63 99,59
.b

menulis
ta

Tidak Dapat 0,73 0,33 0,38 0,33 0,56 0,37 0,41


ar

membaca dan
ak

menulis
//j
s:

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


tp
ht

Laki-laki+ Perempuan
Dapat membaca dan 99,64 99,82 99,59 99,76 99,58 99,70 99,67
menulis
Tidak Dapat 0,36 0,18 0,41 0,24 0,42 0,30 0,33
membaca dan
menulis
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

70
Tabel 21. Persentase Penduduk Usia 7 - 24 Tahun Menurut Kelompok Usia Sekolah
dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Laki-laki

Kep. Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Kelompok Usia
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

7 – 12 38,74 34,42 38,25 34,60 35,44 36,43 36,12


13 – 15 25,67 16,36 15,61 14,36 14,85 15,15 15,41
16 – 18 11,66 16,33 14,69 15,58 14,47 13,38 14,81
19 – 24 23,95 32,89 31,45 35,46 35,24 35,03 33,66

id
o.
Jumlah 100,00 100,00 100,00 .g
100,00 100,00 100,00 100,00
ps
Sumber: Susenas Maret 2017
.b
ta
ar

Tabel 22. Persentase Penduduk Usia 7 - 24 Tahun Menurut Kelompok Usia Sekolah
ak

dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017


//j
s:

Perempuan
tp
ht

Kelompok Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Usia Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

7 – 12 45,78 35,86 35,26 37,24 31,21 31,62 33,93


13 – 15 20,22 15,26 16,72 12,51 13,34 13,83 14,70
16 – 18 11,80 13,50 14,16 12,78 16,97 16,56 15,02
19 – 24 22,20 35,38 33,86 37,47 38,48 37,99 36,34

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

71
Tabel 23. Persentase Penduduk Usia 7 - 24 Tahun Menurut Kelompok UsiaSekolah dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Laki-laki + Perempuan

Kelompok Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Usia Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

7 - 12 42,19 35,15 36,75 35,95 33,35 33,97 35,02


13 - 15 23,00 15,80 16,17 13,41 14,10 14,47 15,06
16 - 18 11,72 14,89 14,42 14,15 15,71 15,01 14,92
19 - 24 23,09 34,16 32,66 36,49 36,84 36,55 35,01

id
o.
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017 .g


ps
.b
ta
ar
ak
//j
s:
tp
ht

72
Tabel 24. Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun yang Masih Sekolah Menurut
Kelompok Usia Sekolah dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta,
2017

Laki-laki

Kelompok Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Usia Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

7 - 12 50,18 48,17 51,63 49,62 50,44 54,40 50,89


13 - 15 33,23 22,40 20,74 20,75 20,45 21,82 21,22
16 - 18 11,17 17,33 14,09 17,61 16,58 13,91 15,65
19 – 24 5,42 12,10 13,54 12,02 12,53 9,87 12,24

id
o.
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
.g
ps
Sumber: Susenas Maret 2017
.b
ta
ar
ak

Tabel 25. Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun yang Masih Sekolah Menurut Kelompok
//j

Usia Sekolah dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017


s:
tp
ht

Perempuan

Kelompok Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Usia Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

7 - 12 56,35 50,43 48,68 57,09 49,33 51,70 50,44


13 - 15 24,37 21,45 23,13 18,28 20,58 21,33 21,47
16 - 18 13,12 15,17 14,77 11,63 17,20 15,71 15,31
19 - 24 6,16 12,94 13,41 13,01 12,89 11,26 12,78

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


` Sumber: Susenas Maret 2017

73
Tabel 26. Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun yang Masih Sekolah Menurut
Kelompok Usia Sekolah dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017

Laki-laki + Perempuan

Kelompok Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Usia Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

7 - 12 53,25 49,31 50,17 53,31 49,92 53,07 50,67


13 - 15 28,83 21,92 21,93 19,53 20,51 21,58 21,34
16 - 18 12,14 16,24 14,43 14,66 16,87 14,80 15,48
19 - 24 5,79 12,53 13,48 12,51 12,70 10,55 12,50

id
o.
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
.g
ps
Sumber: Susenas Maret 2017
.b
ta
ar
ak
//j
s:
tp
ht

74
Tabel 27. Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun yang Masih Sekolah Menurut Kelompok
Usia Sekolah, Pendidikan yang Sedang Diduduki, dan Kabupaten/Kota
Administrasi di DKI Jakarta, 2017
Laki-laki
Kelompok Usia/
Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
Pendidikan yang
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
Sedang Diduduki
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
7 – 12
Paket A 0,00 2,28 0,00 0,37 0,00 0,00 0,48
SDLB 0,00 0,12 1,43 1,87 0,00 2,05 0,95
SD 78,30 87,68 93,83 95,43 95,21 91,91 92,72
MI 17,89 7,71 2,50 0,00 3,69 3,02 3,75
Paket B 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMPLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMP 1,20 2,22 2,24 2,32 1,09 3,02 2,09
MTS 2,61 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01

id
13 – 15

o.
SD 18,68 1,44 2,09 0,00 5,29 2,41 2,69
MI 0,00 0,00 0,00 .g 0,00 0,00 0,00 0,00
ps
Paket B 0,00 0,00 0,00 0,90 0,00 1,13 0,26
SMPLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
.b

SMP 46,05 86,63 78,82 79,14 81,99 77,00 80,87


MTs 20,26 2,95 2,17 2,18 1,69 2,69 2,39
ta

Paket C 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


ar

SMLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


SMA 6,47 2,20 13,28 12,36 8,41 8,26 8,73
ak

MA 4,07 0,00 0,80 0,00 0,00 0,00 0,25


//j

SMK 4,47 6,78 2,84 5,42 2,62 8,05 4,73


s:

MAK 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,46 0,08


tp
ht

16 – 18
SMP 2,68 7,95 8,74 4,42 11,56 11,61 9,31
MTs 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Paket C 11,59 1,78 0,00 0,00 2,28 0,00 1,05
SMLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMA 32,97 57,62 61,57 60,29 40,65 43,95 52,31
MA 44,63 2,06 1,95 0,00 2,30 2,26 2,02
SMK - 25,31 25,35 25,52 36,90 37,92 30,23
MAK 8,14 - - - - - 0,02
D1/D2 - - - - - 2,35 0,34
D3 - - - - 1,12 - 0,30
D4 - - - - - - 0,00
S1 - 5,29 2,39 9,76 5,19 1,91 4,42
19 – 24
Paket A 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,64 0,22
SMP 30,04 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,04
MTs 0,00 0,00 0,00 0,00 1,63 0,00 0,42
Paket C 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMA 16,37 4,03 5,94 1,42 11,88 3,40 6,41
MA 8,15 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01

75
SMK 10,00 0,00 4,42 5,45 6,82 5,18 4,33
MAK 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
D1/D2 - - 3,47 - - 4,09 1,65
D3 - 9,00 12,33 2,72 3,75 9,53 8,25
D4 - 2,27 3,88 6,18 2,44 - 2,85
S1 35,43 83,06 69,96 72,90 73,45 76,16 74,55
S2 - 1,64 - 11,33 0,04 - 1,27
S3 - - - - - - 0,00

Sumber: Susenas Maret 2017

Tabel 28. Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun yang Masih Sekolah Menurut
Kelompok Usia Sekolah, Pendidikan yang Sedang Diduduki, dan

id
Kabupaten Kota/Administrasi di DKI Jakarta, 2017

o.
Perempuan .g
ps
Kelompok Usia/
.b

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Pendidikan yang
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
ta

Sedang Diduduki
ar

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


ak

7 – 12
//j

Paket A 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


s:

SDLB 0,00 0,39 0,00 0,00 1,90 2,07 0,87


tp

SD 76,56 94,46 96,34 98,95 93,24 88,44 94,08


ht

MI 14,29 3,63 2,68 0,00 3,06 4,50 3,06


Paket B 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMPLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMP 8,37 1,52 0,98 1,05 1,80 4,98 1,99

13 – 15
Paket A 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SDLB 0,00 0,00 1,04 0,00 0,00 0,00 0,33
SD 3,80 2,37 0,88 0,00 2,58 5,46 2,28
MI 0,00 0,00 0,52 0,00 0,00 4,01 0,82
Paket B 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,21 0,36
SMPLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMP 71,58 71,32 81,86 86,23 87,05 66,48 78,48
MTs 18,26 6,24 1,10 2,77 2,60 2,35 2,94
Paket C 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMA 6,36 10,81 11,35 5,28 5,41 9,13 9,09
MA 0,00 1,36 1,40 0,00 0,00 0,00 0,74
SMK 0,00 7,90 1,86 5,72 2,37 10,36 4,95
MAK 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

76
16 – 18
SMP 17,02 21,27 5,90 11,85 23,38 3,18 13,77
MTs 5,19 0,00 0,00 0,00 0,00 2,26 0,39
Paket C 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMA 29,42 38,62 54,53 56,24 28,46 54,04 44,21
MA 25,57 0,00 5,32 0,00 0,00 2,36 1,98
SMK 22,81 31,54 29,93 28,63 43,42 33,17 34,25
MAK 0,00 0,00 1,19 0,00 0,00 0,00 0,34
D1/D2 0,00 0,00 0,00 0,00 1,14 0,00 0,30
D3 0,00 1,10 0,00 0,00 0,00 2,92 0,73
D4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
S1 0,00 7,46 3,14 3,27 3,59 2,08 4,02

19 – 24
SMP 31,21 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
MTs 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

id
Paket C 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

o.
SMA 5,33 3,85 4,97 0,00 10,74 2,02 1,26
MA 6,94 0,00
.g
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
ps
SMK 16,80 8,19 0,00 0,00 9,45 0,00 4,07
MAK 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
.b

D1/D2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


ta

D3 0,00 11,41 26,74 13,56 7,78 12,82 15,70


ar

D4 0,00 3,29 0,00 1,63 1,71 0,00 1,27


ak

S1 39,72 70,44 68,30 84,81 63,53 85,16 71,46


S2 0,00 2,82 0,00 0,00 6,80 0,00 2,22
//j

S3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


s:
tp

Sumber: Susenas Maret 2017


ht

77
Tabel 29. Persentase Penduduk Usia 7-24 Tahun yang Masih Sekolah Menurut
Kelompok Usia Sekolah, Pendidikan yang Sedang Diduduki, dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Laki-laki + Perempuan

Kelompok Usia/ Pendidikan Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta


DKI Jakarta
yang Sedang Diduduki Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


7 – 12
Paket A 0,00 1,10 0,00 0,18 0,00 0,00 0,24
SDLB 0,00 0,26 0,74 0,88 0,88 2,06 0,91
SD 77,39 91,18 95,04 97,29 94,30 90,25 93,39
MI 16,00 5,60 2,59 0,00 3,40 3,73 3,42
Paket B 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMPLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

id
SMP 4,97 1,86 1,64 1,65 1,42 3,96 2,04

o.
MTS 1,65 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
13 - 15 .g
ps
Paket A 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
.b

SDLB 0,00 0,00 0,54 0,00 0,00 0,00 0,16


SD 12,42 1,90 1,46 0,00 4,01 3,89 2,49
ta

MI 0,00 0,00 0,27 0,00 0,00 1,95 0,40


ar

Paket B 0,00 0,00 0,00 0,48 0,00 1,66 0,31


SMPLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
ak

SMP 56,78 79,06 80,41 82,42 84,37 71,88 79,69


//j

MTs 19,42 4,58 1,61 2,45 2,12 2,53 2,66


Paket C 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
s:

SMLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


tp

SMA 6,42 6,46 12,27 9,09 7,00 8,68 8,91


ht

MA 2,36 0,67 1,11 0,00 0,00 0,00 0,49


SMK 2,59 7,34 2,32 5,56 2,50 9,17 4,84
MAK 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,24 0,04

16 - 18
Paket A 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SDLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SD 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
MI 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Paket B 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMPLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMP 10,38 14,24 7,30 7,33 17,21 7,21 11,48
MTs 2,79 0,00 0,00 0,00 0,00 1,18 0,19
Paket C 5,36 0,94 0,00 0,00 1,19 0,00 0,54
SMLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMA 31,06 48,65 58,00 58,71 34,82 49,22 48,38
MA 34,39 1,09 3,66 0,00 1,20 2,31 2,00
SMK 12,25 28,25 27,67 26,74 40,02 35,44 32,18
MAK 3,77 0,00 0,60 0,00 0,00 0,00 0,17
D1/D2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,54 1,12 0,32
D3 0,00 0,52 0,00 0,00 0,59 1,52 0,51
D4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

78
S1 0,00 6,32 2,77 7,22 4,42 2,00 4,23

19 - 24
Paket A 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,78 0,11
SDLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SD 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
MI 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Paket B 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMPLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMP 30,66 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,04
MTs 0,00 0,00 0,00 0,00 0,85 0,00 0,21
Paket C 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMLB 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SMA 10,53 3,94 5,46 0,69 11,34 2,68 5,81
MA 7,51 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
SMK 13,60 4,28 2,24 2,65 8,07 2,46 4,20
MAK 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
D1/D2 0,00 0,00 1,76 0,00 0,00 1,94 0,82

id
D3 0,00 10,26 19,43 8,29 5,67 11,26 11,98

o.
D4 0,00 2,80 1,97 3,84 2,09 0,00 2,06
S1 37,70 76,47 .g69,14 79,01 68,72 80,88 73,00
ps
S2 0,00 2,26 0,00 5,51 3,26 0,00 1,75
.b

S3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


ta

Sumber: Susenas Maret 2017


ar
ak
//j
s:
tp
ht

79
Tabel 30. Persentase Wanita Usia 10 Tahun ke atas yang Pernah Kawin Menurut
Usia Perkawinan Pertama dan Kabupaten/Kota Administrasi di
DKI Jakarta, 2017

Umur Perkawinan Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Pertama Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

< 16 Tahun 19,49 2,99 2,19 3,48 3,45 4,15 3,16

16 Tahun 5,16 2,14 2,36 1,99 3,31 2,40 2,53

17 - 18 Tahun 26,45 10,47 9,52 10,84 14,51 14,02 11,88

id
o.
19 - 24 Tahun 35,75 49,60 49,90 50,77 47,57 51,06 49,49
.g
ps
25 Tahun ke Atas 13,14 34,79 36,04 32,92 31,16 28,37 32,93
.b
ta
ar

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ak

Sumber: Susenas Maret 2017


//j
s:
tp
ht

Tabel 31. Persentase Wanita Usia 15-49 Tahun Berstatus Kawin Menurut Status
Penggunaan Alat/Cara KB dan Kabupaten/Kota Administrasi di
DKI Jakarta, 2017

Status Penggunaan Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


alat/cara KB Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sedang menggunakan 55,86 48,68 46,06 42,86 50,85 45,16 47,37

Tidak menggunakan lagi 15,06 12,02 9,40 20,64 11,45 7,77 11,13

Tidakpernah
menggunakan 29,09 39,30 44,53 36,50 37,70 47,07 41,50

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

80
Tabel 32. Persentase Wanita Usia 15-49 Tahun Berstatus Kawin dan Sedang
Menggunakan Alat KB Menurut Alat/Cara KB yang Digunakan dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Alat/Cara KB yang Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Digunakan Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

MOW/ Tubektomi 2,69 4,38 7,91 2,61 4,83 5,05 5,44

MOP/ Vasektomi 0,00 0,16 0,78 0,86 0,18 0,00 0,36

AKDR/ IUD/ Spiral 2,83 18,00 17,07 23,41 14,76 14,60 16,69

id
o.
Suntikan KB 79,98 50,05
.g
48,56 48,40 52,31 48,79 49,98
ps
.b

SusukKB/implan 3,86 1,83 3,29 4,91 5,42 5,81 4,10


ta
ar

Pil KB 9,74 19,26 17,74 14,86 17,78 22,09 18,57


ak
//j

Kondom/Karet KB 0,90 5,50 3,52 1,71 1,63 2,42 3,11


s:
tp
ht

Intravag/kondom 0,00 0,00 0,00 0,24 0,00 0,00 0,02


wanita/diafragma

Pantang berkala 0,00 0,53 0,90 1,78 2,56 0,48 1,25

Lainnya 0,00 0,28 0,23 1,22 0,54 0,75 0,49

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

81
Tabel 33. Persentase Wanita Usia 15-49 Tahun yang Pernah Kawin Menurut
Tempat memperoleh Alat KB dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Tempat
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1,63 12,95 19,25 15,32 16,37 14,68 16,01


Rumah Sakit

Puskesmas/ 47,69 31,75 18,04 42,86 21,22 31,00 26,02


Pustu/Klinik

id
o.
TKBK/TMK/ 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Muyan .g
ps
Polindes/ 0,90 0,00 0,46 0,00 0,00 1,04 0,31
.b

Poskesdes
ta
ar

Posyandu/Pos 0,00 0,00 0,81 1,71 0,42 1,11 0,65


ak

KB/PPKBD
//j
s:

Rumah Bersalin 0,00 6,01 4,36 4,71 3,76 1,92 4,16


tp
ht

Praktik Dokter 14,91 7,31 7,85 4,09 7,17 3,53 6,55


Umum/
Kandungan/

Praktek Bidan/ 33,42 24,51 34,92 19,86 38,97 31,04 31,92


Perawat

Apotek/toko 1,44 16,86 14,14 10,83 12,09 15,07 14,06


obat

0,00 0,61 0,18 0,61 0,00 0,60 0,33


Lainnya

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017
Keterangan
TKBK : Tim KB Keliling
TMK : Tim Medis Keliling
MUYAN : Mobil Unit Pelayanan KB

82
Tabel 34. Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah dan Kabupaten/
Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Luas Lantai (m2)
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


0 – 19 4,93 16,25 11,44 35,76 19,40 28,69 19,65
20 - 49 27,66 35,30 35,13 30,62 30,94 30,53 32,94
50 - 99 48,81 23,21 26,02 18,62 26,83 17,95 23,54
100 - 149 10,34 12,46 13,62 6,49 10,04 10,91 11,37
150+ 8,26 12,79 13,78 8,51 12,79 11,93 12,50

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

id
o.
Sumber: Susenas Maret 2017

.g
ps
.b

Tabel 35. Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Bangunan


ta

Tempat Tinggal dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017


ar
ak
//j
s:

Stastus Penguasaan Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Bangunan Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
tp
ht

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Milik Sendiri 89,04 47,56 50,94 37,32 53,09 44,22 48,33


Kontrak/Sewa 5,94 38,52 36,36 35,08 33,94 37,50 36,27
Bebas Sewa 4,64 12,38 9,47 26,24 11,15 16,21 13,25
Dinas 0,00 0,74 2,98 1,12 1,73 1,64 1,78
Milik Ortu/sanak/saudara 0,38 0,81 0,25 0,25 0,09 0,43 0,36

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

83
Tabel 36. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas dan Kabupaten/
Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Jenis Atap Terluas
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


Beton 0,60 3,93 2,15 8,07 2,91 9,02 4,47
Genteng 30,39 50,33 48,45 43,82 45,64 23,50 43,40
Asbes 66,07 43,46 46,70 43,40 50,69 66,40 50,07
Seng 1,95 1,37 1,90 4,71 0,76 0,73 1,58
Kayu/sirap 0,99 0,55 - - - 0,14 0,15
Lainnya - 0,36 0,79 - - 0,21 0,34

id
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

o.
Sumber: Susenas Maret 2017
.g
ps
.b
ta

Tabel 37. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas dan
ar

Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017


ak
//j
s:

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


tp

Jenis Lantai Terluas


Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
ht

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


Marmer/Granit/Keramik 76,80 88,39 89,96 80,98 83,08 86,40 86,50
Parket/vinil/permadani 0,60 0,23 - 0,47 - 0,11 0,11
Ubin/tegel/teraso 6,71 7,42 5,60 10,45 9,42 2,81 6,88
Kayu/papan 6,00 0,73 0,16 5,05 3,12 5,03 2,30
Semen/bata merah 7,87 2,81 4,05 2,84 4,05 5,37 3,90
Tanah 1,03 0,27 0,23 0,20 0,23 0,27 0,24
Lainnya 0,99 0,15 - - 0,10 - 0,06

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

84
Tabel 38. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas dan Kabupaten/Kota
Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta


Jenis Dinding Terluas DKI Jakarta
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

89,99 95,47 98,29 90,80 93,91 91,62 94,76


Tembok
Plesteran anyaman 0,29 0,49 0,23 0,21 0,16 0,58 0,33
bambu/kawat
6,60 2,46 1,37 8,13 5,78 7,79 4,41
Kayu
2,39 0,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03
Anyaman bambu

id
o.
0,00 0,00 0,00 0,08 0,00 0,00 0,01
Batang kayu
0,00 0,00 .g 0,06 0,00 0,00 0,00 0,02
ps
Bambu
.b

0,72 1,48 0,05 0,79 0,15 0,00 0,45


Lainnya
ta
ar

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ak
//j

Sumber: Susenas Maret 2017


s:
tp
ht

Tabel 39. Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Air Minum dan Kabupaten/Kota
Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Fasilitas Air Minum
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sendiri 100,00 85,30 87,23 76,36 87,74 84,02 85,63

Bersama 0,00 13,22 11,53 21,81 9,65 14,58 12,66

Umum 0,00 0,92 0,51 1,38 0,71 0,94 0,79

Tidak Ada 0,00 0,56 0,73 0,45 1,90 0,46 0,92

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

85
Tabel 40. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Kabupaten/Kota
Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Fasilitas Air Minum
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Air kemasan bermerk 27,51 46,27 41,24 48,53 37,28 33,97 40,81
Air isi ulang 48,18 21,51 35,64 28,19 37,91 46,80 34,35
Leding 1,96 2,15 2,30 18,89 20,04 19,06 10,93
Sumur bor/pompa 0,77 28,80 19,61 3,66 4,47 0,00 13,09
Sumur dan Mata Air 0,90 1,17 1,17 0,64 0,00 0,00 0,64
Terlindung

id
Sumur dan Mata Air 0,00 0,00 0,04 0,10 0,06 0,09 0,05

o.
Tidak Terlindung
.g
ps
Air Hujan 20,67 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,04
.b

Lainnya 0,00 0,11 0,00 0,00 0,23 0,08 0,09


ta
ar

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ak

Sumber: Susenas Maret 2017


//j
s:
tp

Tabel 41. Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak ke Penampungan Tinja Terdekat
ht

danKabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Jarak Sumber Air


Minum ke Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
Penampungan Tinja Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
Terdekat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

< 10 m 30,68 42,01 40,36 59,03 33,31 0,00 41,11

>= 10 m 69,32 46,99 53,95 29,08 48,37 100,00 49,52

Tidak Tahu 0,00 11,00 5,69 11,89 18,32 0,00 9,36

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

86
Tabel 42. Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilisas Buang Air Besar dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Fasilitas BAB
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


Sendiri 82,14 89,46 89,42 64,63 81,82 80,32 83,69

Bersama 6,69 8,34 8,15 24,39 14,99 14,81 12,50

Umum 3,14 2,20 2,43 10,62 2,93 4,44 3,63

Ada, Tidak 0,14 0,00 0,00 0,10 0,05 0,00 0,02


digunakan

id
Tidak Ada 7,89 0,00 0,00 0,26 0,20 0,43 0,16

o.
Jumlah 100,00 100,00 100,00 .g
100,00 100,00 100,00 100,00
ps
.b

Sumber: Susenas Maret 2017


ta
ar
ak

Tabel 43. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Jamban/Kakus dan


//j

Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017


s:
tp
ht

Jenis Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Jamban/Kakus Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


77,38 99,06 99,24 99,09 98,10 97,91 98,64
Leher Angsa

12,73 0,86 0,50 0,62 1,48 0,86 0,91


Plengsengan

1,74 0,08 0,26 0,00 0,21 0,77 0,28


Cemplung/Cubluk

8,16 0,00 0,00 0,29 0,21 0,45 0,17


Tidak pakai

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

87
Tabel 44. Persentase Rumah Tangga Menurut Pembuangan Akhir Kotoran/Tinja dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Jenis Jamban/Kakus
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


Tangki/SPAL 88,27 94,11 95,72 98,76 95,29 91,72 94,83

Kolam/sawah/sungai/dana 3,29 3,98 3,62 0,49 3,70 7,24 4,06


u/laut

Lubang Tanah 3,58 1,20 0,30 0,75 0,64 0,44 0,65

id
Pantai/Tanah Lapang/Kebun 3,65 0,11 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03

o.
Lainnya 1,20 0,59 .g
0,36 0,00 0,37 0,59 0,42
ps
.b
ta

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ar
ak

Sumber: Susenas Maret 2017


//j
s:
tp
ht

Tabel 45. Persentase Rata-Rata Pengeluaran Rumah Tangga Per Kapita Sebulan
Menurut Jenis Pengeluaran dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta,
2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Jenis Pengeluaran
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


Makanan 65,68 37,21 44,39 40,60 38,05 39,46 39,91

Bukan Makanan 34,32 62,79 55,61 59,40 61,95 60,54 60,09

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

88
Tabel 46. Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar/Energi Utama Untuk
Memasak dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Bahan Bakar Masak Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
Utama Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Listrik 0,12 1,04 1,68 2,33 0,92 0,15 1,16

Gas/elpiji 99,38 86,91 90,90 73,29 87,12 86,77 86,77

Gas Kota 0,00 0,33 1,68 2,24 0,00 0,10 0,76

id
Minyak Tanah 0,00 1,05 1,15 3,45 1,38 2,50 1,63

o.
Kayu Bakar 0,00 0,28 .g
0,00 0,00 0,00 0,00 0,06
ps
.b

Lainnya 0,00 0,00 0,06 0,00 0,06 0,00 0,03


ta

Tidak Memasak 0,50 10,40 4,53 18,69 10,52 10,47 9,59


ar
ak
//j

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


s:
tp

Sumber: Susenas Maret 2017


ht

Tabel 47. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Utama dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Sumber
Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
Penerangan
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
Utama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Listrik PLN 100,00 100,00 99,81 99,86 99,85 99,44 99,80

Listrik non PLN - - 0,19 0,14 0,15 0,56 0,20

Bukan Listrik - - - - - - -

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

89
Tabel 48. Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Telepon Rumah dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kepemilikan Telepon Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Rumah Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Ada 0,12 15,80 13,07 14,55 15,63 14,19 14,58

Tidak Ada 99,88 84,20 86,93 85,45 84,37 85,81 85,42

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

id
o.
Sumber: Susenas Maret 2017
.g
ps
.b
ta

Tabel 49. Persentase Penduduk 5 Tahun ke Atas Menurut Penguasaan Telepon


ar

Seluler/HP dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017


ak
//j

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


s:

Telepon Seluler/ HP
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
tp
ht

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Ada 52,44 80,04 77,37 73,82 75,76 76,31 76,99

Tidak Ada 47,56 19,96 22,63 26,18 24,24 23,69 23,01

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

90
Tabel 50. Persentase Penduduk 5 Tahun Ke Atas Menurut Nomor HP Aktif yang Dikuasai
Menurut Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2016

Nomor yang Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Dikuasai Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 84,04 81,00 79,68 81,51 76,75 82,88 79,85

2 14,17 17,59 19,15 16,58 22,92 16,47 19,00

3 1,19 1,28 1,17 1,31 0,93 0,59 1,05

id
o.
4 0,25 0,12 0,00 0,25 0,00 0,03 0,05
.g
ps
.b

5+ 0,34 0,00 0,00 0,35 0,00 0,03 0,04


ta
ar
ak

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


//j

Sumber: Susenas Maret 2016


s:
tp
ht

Tabel 51. Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Komputer/Laptop dan


Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017
Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
Komputer/Laptop DKI Jakarta
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Ada 12,51 41,08 39,02 28,70 32,59 30,28 35,40

Tidak Ada 87,49 58,92 60,98 71,30 67,41 69,72 64,60

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

91
Tabel 52.Persentase Penduduk 5 Tahun ke Atas Menurut Media Akses Internet dan
Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Media
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Komputer Desktop

Ya 3,40 21,12 19,29 16,10 12,07 25,70 18,78

Tidak 96,60 78,88 80,71 83,90 87,93 74,30 81,22

Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

id
o.
Laptop/Note Book/ Tablet

Ya 10,32 39,69 .g
35,17 33,56 33,40 35,96 35,78
ps
Tidak 96,60 78,88 80,71 83,90 87,93 74,30 81,22
.b

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ta

Total
ar
ak

HP/Ponsel
//j

Ya 97,31 95,40 93,18 93,73 92,84 88,25 92,87


s:

Tidak 2,69 4,60 6,82 6,27 7,16 11,75 7,13


tp

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ht

Lainnya

Ya 0,19 0,37 1,01 2,70 0,41 0,59 0,79

Tidak 99,81 99,63 98,99 97,30 99,59 99,41 99,21

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

92
Tabel 53. Persentase Penduduk 5 Tahun ke Atas Menurut Akses Internet di Luar Rumah
dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Akses Internet
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Rumah
Ada 94,62 97,58 91,27 93,54 91,45 86,98 92,29
Tidak 5,38 2,42 8,73 6,46 8,55 13,02 7,71
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bukan Rumah
Sendirii
Ya 27,43 38,13 24,45 21,86 32,69 14,36 27,73
72,57 61,87 75,55 78,14 67,31 85,64 72,27

id
Tidak
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

o.
Jumlah

Tempat .g
ps
Kerja/Kantor
.b

Ya 17,26 44,17 39,94 43,51 39,72 36,95 40,67


ta

Tidak 82,74 55,83 60,06 56,49 60,28 63,05 59,33


ar

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ak

Sekolah/Kampus
//j

Ya 13,55 16,72 13,35 13,17 12,98 12,91 13,97


s:

Tidak 86,45 83,28 86,65 86,83 87,02 87,09 86,03


tp

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ht

Tempat Umum
Ya 76,34 54,12 40,40 28,23 36,31 26,85 39,47
Tidak 23,66 45,88 59,60 71,77 63,69 73,15 60,53
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100.00 100,00
Kendaraan Bergerak
Ya 25,51 30,60 21,50 19,84 20,75 15,42 22,33
Tidak 74,49 69,40 78,50 80,16 79,25 84,58 77,67
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

93
Tabel 54. Persentase Penduduk 5 Tahun ke Atas Menurut Pencarian Informasi
Melalui Internet dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Pencarian Informasi melalui Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
Akses Internet Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Mendapat Informasi/Berita
Ya 69,99 77,54 73,64 71,46 70,83 72,27 73,49
Tidak 30,01 22,46 26,36 28,54 29,17 27,73 26,51

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Mengerjakan Tugas Sekolah


Ya 28,71 19,46 17,44 18,76 16,61 17,10 18,35

id
o.
Tidak 71,29 80,54 80,56 81,24 83,39 82,90 81,65

Jumlah 100.00 100,00.g 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ps
Mengirim/Menerima E-Mail
.b

Ya 22,18 36,01 29,07 37,41 25,18 32,28 31,01


ta

Tidak 77,82 63,99 70,93 62,59 74,82 67,72 68,99


ar

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ak

Sosial Media/jejaring Sosial


//j

82,38 81,17 83,52 80,55 80,76 76,47 80,92


s:

Ya
tp

Tidak 17,62 18,83 16,48 19,45 19,24 23,53 19,08


ht

Jumlah 100,00 100,00 100,0 100,0 100,00 100,00 100.00

Pembelian/Penjualan
Barang /Jasa
Ya 19,80 27,55 19,73 22,59 17,27 19,94 21,27
Tidak 80,20 72,45 80,27 77,41 82,73 80,06 78,73

Jumlah 100,00 100,00, 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Susenas Maret 2017

94
Lanjutan tabel 54

Pencarian Melalui Akses Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
Internet Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Hiburan
Ya 53,23 53,37 48,30 56,57 50,69 41,08 49,58

Tidak 46,77 46,63 51,70 43,43 49,31 58,92 50,42

Jumlah 100,00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Fasilitas Finansial (E-


Banking)
Ya 3,68 13,94 11,58 11,40 9,54 9,84 11,35

id
Tidak 96,32 86,06 88,42 88,60 90,46 90,16 88,65

o.
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
.g
ps
Lainnya
.b

Ya 13,17 28,90 18,96 16,46 9,68 15,40 18,32


ta

Tidak 86,83 71,10 81,04 83,54 90,32 84,60 81,68


ar

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


ak
//j

Sumber: Susenas Maret 2017


s:
tp
ht

95
Tabel 55. Persentase Rumah Tangga Menurut Riwayat Pernah Menerima/Membeli
Raskin Dalam Tiga Bulan Terakhir dan Kabupaten/Kota Administrasi
di DKI Jakarta, 2017

Raskin 3 Bulan Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Terakhir Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Membeli 28,10 4,26 6,62 15,78 6,59 15,54 8,56

Tidak Membeli 71,90 95,74 93,38 84,22 93,41 84,46 91,44

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

id
o.
.g
ps
Tabel 56. Persentase Anggota Rumah Tangga Menurut Menerima/Tidaknya Kredit
Usaha Setahun Terakhir dan Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2017
.b
ta

Pernah/Tidak Pernah
ar

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Menerima Kredit
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
ak

Usaha
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
//j
s:
tp

Pernah Menerima 0,45 1,32 1,01 0,98 1,28 1,61 1,24


ht

Tidak Menerima 99,55 98,68 98,99 99,02 98,72 98,39 98,76

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

96
Tabel 57. Persentase Anggota Rumah Tangga Penerima Kredit Usaha Setahun
Terakhir Menurut Jenis Kredit dan Kabupaten/Kota Administrasi di DKI
Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Jenis Kredit Usaha
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

KUR 14,56 6,85 12,52 5,58 5,08 3,81 6,93

Selain KUR 36,87 12,69 14,00 4,25 15,73 23,22 15,47

BPR 14,97 7,31 6,56 10,82 4,90 6,79 6,71

id
0,00 18,57 12,23 13,64 11,26 7,74 12,55

o.
Kredit Koperasi

Perorangan (Dengan 2,64 13,91


.g
13,43 16,54 18,20 7,57 13,62
ps
Bunga)
.b
ta

Kredit Pegadaian 0,00 4,66 4,55 6,28 4,70 5,16 4,88


ar
ak

Kredit dari Perusahaan 16,09 28,34 33,39 34,62 37,20 36,40 33,90
Leasing
//j
s:

KUBE 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,24 0,28


tp
ht

BUMDES 0,00 0,47 0,00 0,00 0,00 2,17 0,59

Kredit Lainnya 14,88 7,20 3,32 8,26 2,93 5,90 5,08

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

97
Tabel 58. Persentase Rumah Tangga Menurut Terima/Tidaknya Beasiswa Setahun
Terakhir dan Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2016

Pernah/Tidak Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Menerima Beasiswa Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Pernah Menerima 10,28 4,53 3,19 4,75 1,19 1,33 2,82

Tidak Menerima 89,72 95,47 96,81 95,25 98,81 98,67 97,18

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

id
Sumber: Susenas Maret 2016

o.
.g
ps
.b
ta
ar

Tabel 59. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Beasiswa Setahun Terakhir
ak

Menurut Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, 2016


//j
s:
tp

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Jenis Beasiswa
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
ht

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

BSM SD Sederajat 51,66 63,63 68,95 57,08 88,40 51,51 65,83

BSM SMP Sederajat 32,72 34,92 11,10 38,00 3,73 21,55 23,58

BSM SMA Sederajat 34,78 30,70 26,73 27,15 7,87 26,93 26,26

Sumber: Susenas Maret 2016

98
Tabel 60. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Jaminan Sosial Setahun
Terakhir Menurut Kabupaten/Kota Administrasi di DKI Jakarta, 2017

Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Jenis Jaminan Sosial
Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Jaminan 3,23 6,11 9,79 5,12 3,63 4,45 6,15


Pensiun/Veteran

Jaminan Hari Tua 3,23 6,51 4,81 5,54 2,06 6,20 4,84

Asuransi Kecelakaan 8,79 6,80 8,89 6,25 4,07 8,18 6,92


Kerja

id
o.
Jaminan/Asuransi 6,14 4,91 5,21 3,47 1,59 5,56 4,19
Kematian
.g
ps
Pesangon Pemutusan 2,25 1,35 2,82 2,92 0,90 3,73 2,21
.b

Hubungan Kerja (PHK)


ta

Sumber: Susenas Maret 2017


ar
ak

Tabel 61. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kartu Perlindungan Sosial
//j

(KPS)/ Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Menurut Kabupaten/Kota


s:

Administrasi di DKI Jakarta, 2017


tp
ht

Penerima Kepulauan Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta DKI


Seribu Selatan Timur Pusat Barat Utara Jakarta
KPS/KKS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Ya, dapat menunjukkan 3,35 2,06 2,22 3,30 1,47 4,11 2,44
kartu

Ya, tidak dapat 3,58 2,61 1,27 4,13 3,63 3,42 2,77
menunjukan kartu

Tidak 93,08 95,32 96,51 92,56 94,90 92,47 94,79

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas Maret 2017

99
Daftar Pustaka

Ritonga, Razali. (2014). Bonus Demografi. Diperoleh 26 September 2015, dari


www.bps.go.id/KegiatanLain/view/id/85,

Badriul, Hegar. (2013, Agustus). Indonesia Menyusui. IDAI:diperoleh pada 26 September 2015, dari ,
http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/nilai-menyusui.html

BPS. 2015. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2014. Jakarta:Badan Pusat Statistik (BPS)

http://infoimunisasi.com/penyakit/polio/imunisasi-upaya-paling-eefektif-pencegahan-pd3i/ oleh dr. Julitasari

www.jakarta.go.id/v2/uploads/embed/renstra/files/ pages 0063.pdf, diakses pada 26 September 2015

id
g o.
s.
bp
t a.
ar
ak
//j
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//j
ak
ar
ta
.b
ps
.g
o.id

Anda mungkin juga menyukai