Anda di halaman 1dari 10

Unit 1

Relay dan Ultrasonic


1.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Relay dan sensor ultrasonic.
2. Mahasiswa dapat merangkai Relay dengan arduino.
3. Mahasiswa dapat merangkai sensor ultrasonic dengan arduino.
4. Mahasiswa diharapkan bisa mengetahui coding yang digunakan di Relay dan
di sensor ultrasonic.
5. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari Relay dan sensor ultrasonic.
1.2 Alat dan Bahan
Alat
1. Laptop
2. Obeng +
3. Penggaris
Bahan
1. Lampu : 1 buah
2. Fitting : 1 buah
3. Relay 5 Volt : 1 buah
4. Sensor ultrasonic : 1 buah
5. Arduino Uno : 1 buah
6. Kabel USB : 1 buah
7. Project Board : 1 buah
8. Kabel NYA secukupnya
9. Kabel Male-Female secukupnya
1.3 Dasar Teori
1.3.1 Relay
Saklar atau Switch yang komponen elektromagnetiknya memiliki 2
bagian yaitu Elektromagnetik (Coil) dan Mekanikal (seperangkat konytak
Saklar/Switch) dengan pengoperasikan secara listrik. Relay ini
menggunakan prinsip Elektromagnetik yang mana untuk menggerakan
saklar didalam relay dengan demikian arus listrik yang kecil (Low power)
bisa menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Relay mempunyai fungsi yang diantaranya untuk menjalankan logic
function (Fungsi logika), melindungi motor dari kelebihan tegangan, sebagai
time delay, dan mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan
bantuan signal tegangan rendah.

Gambar 1.1 Relay 5V

Relay mempunyai 4 bagian penting yaitu Elektromagnet (Coil),


Armature, Switch Contact Point (saklar), dan Spring. Pada Switch Contact
Point ini mempunyai 2 kontak point yaitu Normally close (NC) dan
Normally Open (NO), yang mana Iron Core (besi) dililitkan dikumparan
coil, fungsinya untuk mengendalikan Iron Core tersebut. Saat di kumparan
coil diberikan arus listrik akan menimbulkan gaya elektromagnetik yang
akan menarik Armature berpindah dari posisi Normally Close (Tertutup) ke
posisi Normally Open (Terbuka). Ini menjadikan saklar yang dapat
menghantarkan arus listrik di posisi Normally Open.
1.3.2 Sensor Ultrasonic
Sebuah sensor yang mempunyai fungsi mengubah besaran fisis alias
bunyi menjadi besaran listrik, dan sebaliknya. Prinsip kerja dari sensor
Ultrasonic yaitu berdasarkan pantulan gelombang suara sehingga dapat
digunakan untuk mengetahui definisi eksistensi atau jarak suatu benda
dengan frekuensi tertentu.
Gambar 1.2 Sensor Ultrasonic

Dari namanya sendiri sensor ini menggunakan gelombang Ultrasonic,


yang memiliki frekuensi sangat tinggi, mencapai 20.000 Hz yang dimana
tidak bisa didengar oleh telinga manusia. Bunyi Ultrasonic bisa merambat
melalui zat padat, cair, dan gas.
Gelombang Ultrasonic dikeluarkan melalui sebuah alat, yaitu
piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan
gelombang Ultrasonic (umumnya 40 kHz) ketika sebuah osilator diletakn
pada benda tersebut. Alat ini akan mengeluarkan gelombang Ultrasonic
suatu target. Setelah gelombang mengenai permukaan target, maka
permukaan yang dikenai tadi akan memantulakn kembali gelombang
tersebut. Gelombang tersebut akan ditangkap sensor, kemudian sensor akan
menghitung selisih antara waktu keluarnya gelombang dan waktu
gelombang yang ditangkap.
1.3.3 Arduino Uno
Merupakan sebuah board mikrokontroler yang dikontrol penuh oleh
Atmega328. Arduino Uno mempunyai 14 pin digital Input/Output (di antara
6 pin dapat digunakan sebagai Output PWM) 6 Input analog, 1 osilator
Kristal 16 MHz, 1 Power Jack, 1 ICPS header, 1 koneksi USB, dan 1 tombol
reset.
Mikrokontroler pada Arduino Uno dikontrol penuh oleh Mikroprosesor,
yang mana sudah dilengkapi dengan konverter sinyal analog ke digital
(ADC) sehingga tidak diperlukan penambahan ADC eksternal.
Gambar 1.3 Arduino Uno

1.4 Langkah-langkah
A. Relay
1. Pertama siapkan alat dan bahan-bahannya.
2. Buka software Arduino CC pada laptop dan buat program seperti di gambar
1.4

Gambar 1.4 Program Relay

3. Setelah selesai memprogram, rangkailah seperti di gambar 1.5

Gambar 1.5 Rangkaian Relay


4. Selesai merangkai, compile lah program yang di software Arduino CC,
jangan lupa lihat Portnya pada Tools.
5. Lalu buat output HIGH atau LOW, dan amati lampunya.
B. Sensor Ultrasonic
1. Pertama siapkan alat dan bahan-bahannya.
2. Buka software Arduino CC pada laptop dan buat program seperti di gambar
1.6

Gambar 1.6 Program Sensor Ultrasonic

3. Setelah selesai memprogram, rangkailah seperti digambar 1.7

Gambar 1.7 Rangkaian Sensor Ultrasonic

4. Selesai merangkai, compilelah program yang sudah verify, dan jangan lupa
lihat portnya pada Tools.
5. Lalu buat jarak 10 cm, 20 cm, 30 cm, dan 50 cm menggunakan penggaris.
6. Setelah dibuat, gunakan penggaris tersebut untuk mengukur sensor tersebut
dengan menghadapkan sisi penggaris ke transmitter sensor ultrasonic, lalu
amati lah nilainya di serial monitor di software Arduino CC (Ctrl + Shift +
M).
7. Setelah selesai di amati pada jarak 50 cm, arah kan transmitter sensor
ultrasonic ke langit-langit, dan amati.
1.5 Hasil praktikum
Tabel 1.1 Keadaan Relay dan Lampu
NO OUTPUT Keadaan Relay dan Lampu
1 HIGH Mati
2 LOW Menyala

Tabel 1.2 Keadaan Relay dan Lampu, Tanpa pinMode


NO OUTPUT Keadaan Relay dan Lampu
1 HIGH Mati
2 LOW Mati

Tabel 1.3 Jarak Sensor Ultrasonic


JARAK PING
10 cm 10 cm
20 cm 20 cm
30 cm 30 cm
50 cm 50 cm
Langit-langit 307 cm
Gambar 1.8 Keadaan Lampu Saat Output HIGH

Gambar 1.9 Keadaan Lampu saat Output LOW

Gambar 1.10 Rangkaian Sensor Ultrasonic


1.6 Analisa
Dari praktikum tersebut dapat di analisa bahwa:
1. Pada praktikum menggunakan relay ini, lampu yang terpasang pada relay dan
arduino uno akan menyala saat mendapat perintah LOW, dan lampu akan mati
ketika mendapat perintah HIGH, Karena kontak point yang dipakai
merupakan NC yang mana saat relay mendapat perintah LOW maka
rangkaiannya tertutup sehingga lampu dapat menyala dalam waktu tertentu,
dan pada saat relay menerima perintah HIGH maka rangkaian nya akan
terbuka, sehingga tegangan tidak dapat teraliri ke lampu sehingga lampu tidak
dapat menyala.
Pada saat PinMode pada program dihapuskan maka tidak ada yang terjadi dan
lampu tetap mati, karena pada “int Relay = 7;” relay hanya sebagai
pernyataan,belum sebagai menjalankan program cuman hanya sebuah
deglarasi.
2. Pada saat praktikum menggunakan ultrasonic dengan program tersebut
memiliki nilai pengukuran yang sama antara jara dari sebuah penggaris
dengan jarak yang digunakan pada sensor ultrasound, dan untuk jarak pada
langit-langit diukur dari bawah lantai dan memiliki jarak 307 cm.

1.7 Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada saat memprogram arduino uno jangan sampai melupakan aturan
penulisan pemograman serta pahami tiap fungsi serta tipe data dari sebuah
program.
2. Pada saat pemasangan rangkaian perhatikan input,output, serta ground pada
arduino ke rangkaian agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan
seperti kesalahan saat pemrograman, terjadinya error, dan kerusakan pada
arduino.
3. Relay pada rangkaian digunakan sebagai saklar penghubung antara arduino
dengan lampu agar perintah yang didapatkan dari arduino dapat dilaksanakan
melalui relay yang berhubungan dengan nyala dan matinya lampu tersebut.
4. Ultrasonic pada rangkaian digunakan sebagai sensor jarak untuk mengukur
jarak yang kita inginkan serta dalam program kita dapat memberikan perintah
dengan jarak tertentu yang telah kita tentukan, semisal seperti sensor jarak
pada smartphone pada saat melakukan panggilan, pada jarak tertentu
smartphone akan mematikan layar saat layar mendekati telinga.
Daftar Pustaka

Immersa. 2018. “Pengertian Relay, Fungsi, Dan Cara Kerja Relay”


https://www.immersa-lab.com/pengertian-relay-
fungsi-dan-cara-kerja-relay.htm (Diakses 22
September 2019)
PRODUCTION, AT-MO. 2016. “Cara Merangkai Relay 5v dan 12v buat Arduino
Uno (Relay SPDT) 5 pin” at-
moproduction.blogspot.com/2016/02/cara-
merangkai-relay-5v-dan-12v-buat.html?m=1
(Diakses 22 September 2019)
Buanakarya. “Cara Kerja sensor Ultrasonic dan Penerapannya”
https://www.google.com/amp/s/buanakarya.com/ca
ra-kerja-sensor-ultrasonik-dan-penerapannya/amp/
(Diakses 23 September 2019)
Electricityofdream. “Pengertian Kegunaan dan Fungsi Arduino”
electricityofdream.blogspot.com/2016/09/kegunaan
-dan-fungsi-arduino.html?m=1 (Diakses 23
September 2019)

Anda mungkin juga menyukai