Kelompok 2 :
FAKULTAS KESEHATAN
MALUKU
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah Bapa di Sorga, Yesus Kristus Penyelamat, dan
Roh Kudus yang selalu menjaga, melindungi, memelihara sehingga penulis mampu
menyelesaikan Makalah ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN pada pasien
dengan OTITIS MEDIA” sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini tentunya tak lepas dari bantuan moril maupun material
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian Makalah ini .
Penulis
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah. Telinga tengah adalah organ
yang memiliki penghalang yang biasanya dalam keadaan steril. Tetapi pada suatu keadaan
jika terdapat infeksi bakteri pada nasofariong dan faring, secara alamiah terdapat mekanisme
pencegahan penjalaran bakteri memasuki telinga tengah oleh enzim pelindung dan bulu-bulu
halus yang dimiliki oleh tuba eustachii.
Otitis media sebenarnya adalah diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak – anak di
bawah usia 15 tahun. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba eustachii seperti
obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi jaringan
disekitarnya (eg : sinusitis, hipertrofi adenoid) atau reaksi alergik ( eg : rhinitis alergika) dan
sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang
menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Gejala yang sering ditimbulkan pada
otitis media biasanya ialah rasa nyeri, pendengaran berkurang, demam, pusing, juga kadang
disertai mendengar suara dengung (tinitus).
Sebagaimana halnya dengan kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), otitis media
juga merupakan salah satu penyakit langganan anak. Di Amerika Serikat, diperkirakan 75%
anak mengalami setidaknya satu episode otitis media sebelum usia tiga tahun dan hampir
setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25% anak
mengalami minimal satu episode sebelum usia sepuluh tahun.4 Di negara tersebut otitis media
paling sering terjadi pada usia 3-6 tahun.
b. Rumusan masalah
1. Mengetahui apa itu ANATOMI DAN FISIOLOGI ?
2. Mengetahui apa itu LANDASAN TEORITIS PENYAKIT ?
BAB II
PEMBAHASAN
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan
kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani
terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini
sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah
merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah)
dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara
di bagian mastoid tulang temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli
dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara.
Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga
tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara
dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi
oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur
berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini
terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan
fistula perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan
telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi
otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi
sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan
tekanan atmosfer.
Labirintus membranosus
1) Utrikulus.
2) Sakulus.
3) Duktus semi sirkularis.
B. LANDASAN TEORITIS PENYAKIT
1. Definisi
Otitis berarti peradangan dari telinga, dan media berarti tengah. Jadi otitis media berarti
peradangan dari telinga tengah. Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Gangguan telinga yang
paling sering adalah infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak dan juga pada
orang dewasa (Soepardi, 1998).
Ada 3 ( tiga ) jenis otitis media yang paling umum ditemukan di klinik, yaitu :
1) Otitis media akut
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum
telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999).
2) Otitis media serosa
Otitis media serosa / efusi adalah keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah
tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif. Secara teori, cairan ini sebagai akibat tekanan
negative dalam telinga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii.
3) Otitis media kronik
Otitis Media Kronik adalah peradangan kronik yang mengenai mukosa dan struktur
tulang di dalam kavum timpani.Otitis Media Kronik sendiri adalah kondisi yang
berhubungan dengan patologi jaringan irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode
berulang Otitis Media Akut yang tak tertangani.
2. Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri-bakteri saluran pernafasan bagian atas dan bakteri piogenik
seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, pneumococcus, haemophylus
influenza, escherecia coli, streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas
aerugenosa.
Penyebab lainnya yaitu virus. Virus dapat dijumpai tersendiri atau bersamaan dengan
bakteri patogenik yang lain. Virus yang paling sering dijumpai pada anak-anak, yaitu respiratory
syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 30-40%). Kira-kira 10-15%
dijumpai parainfluenza virus, rhinovirus atau enterovirus. Virus akan membawa dampak buruk
terhadap fungsi tuba Eustachius, menganggu fungsi imun lokal, meningkatkan adhesi bakteri,
menurunkan efisiensi obat antimikroba dengan menganggu mekanisme farmakokinetiknya
(Kerschner, 2007).
3. Patofisiologi
4. Manifestasi klinis
Klien Tn. Y (20 th) datang ke RS dengan keluhan nyeri telinga, ketajaman pendengaran
menurun sejak seminggu terakhir. Hasil pengkajian perawat menunjukkan TD=120/80 mmHg,
S= 37 C, adanya tinnitus (telinga berdenging), otalgia (nyeri telinga), otore( keluar cairan di
telinga), vertigo, pusing, gatal pada telinga. Dengan otoskop tuba eustachius tampak bengkak,
merah, suram.Klien punya riwayat ISPA lama.Klien merasa cemas, menarik dan malu pada
lingkungan karena penyakitnya menimbulkan bau.
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Nama : Tn. Y
Umur : 20 tahun
Alamat : Jl. Wolter monginsidi, lateri
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
2. Anamnesa
1. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada telinga, sulit mendengar, dan terdengar berdenging. Klien juga
merasakan pusing dan gatal pada telinga sejak seminggu terakhir.
B. PEMERIKSAAN FISIK
2) Dada
- Paru : simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi,
- Jantung : DBN
3) Leher
- Trakea : tidak ada deviasi trakea
- Kelenjar tiroid : tidak membesar
- Kelenjar limfonidi : tidak membesar
3. Pola Eliminasi
BAB dan BAK klien tidak tergangu. Klien rutin BAB 1 kali dalam sehari dan klien BAK 3-4 kali
dalam sehari.
9. Pola Seksualitas
Klien belum menikah dan pola seksualitas klien tidak mengalami gangguan.
C. ANALISA DATA
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1 DO: cidera biologis Nyeri akut
Keluar cairan dari telinga
Klien tampak meringis
TTV : TD: 120/80 mmHg
S: 370C
N: 92 x/mnt
P: 22 x/mnt
DS:
Klien mengeluh nyeri pada
telinga
Klien mengeluh telinganya
berden
2 DO: kerusakan di syaraf Perubahan
Pendengaran klien terganggu pendengaran. persepsi/sensoris
Keluar cairan dari telinga
pemeriksaan otoscope tuba
eustachius tampak bengkak,
merah, dan suram
Uji weber didapatkan suara
lebih jelas terdengar di telinga
sebelah kanan ( telinga yang
sakit )
DS:
Klien merasa terganggu
pendengarannya
Klien merasa telinganya
berdenging
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Berikan informasi
mengenai sumber-
sumber dan alat-lat
yang tersedia yang
dapat membantu klien.
F. IMPLEMENTASI
G. EVALUASI
1 08.30 S : Px Mengatakan :
Masih nyeri
O : Px Tampak :
Meringgis kesakitan
Mengeluh soal bau yang berasal dari telinganya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP
A.