Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Nabi Muhammad SAW. Diutus ke bumi untuk menyempurnakan ahlak manusia.


Keluruhan ahlak merupakan cermin kepribadian seseorang. Di dalam Al-Qur’an telah
dijelaskan dalam ayat-ayat suci Allah SWT tentang ahlak-ahlak terpuji yang wajib
dijalankan oleh setiap mukmin yang beriman. Nabi Muhammad SAW. Bersabda
“orang yang paling baik islamnya dalah orang yang paling baik islamnya”, dengan
kata lain hanya ahlak mulia yang dipenuhi dengan sifat kasih sayang sajalah yang bisa
menjadi bukti kekuatan akidah dan kebaikan ibadah.
Sifat jujur merupakan salah satu ahlak yang tepuji bahkan menjadi sifat wajib
bagi setiap nabi dan rasul. Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu
yang diamanatkan, seseorang yang jujur disebut al-Amin. Sifat jujur merupakan
sesuatu yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, sehingga perilaku jujur
harus senantiasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar segala sesuatu yang
dilaksanakan senantiasa memperoleh ridah dari Allah SWT. Amin YaRabbal Alamin.

Majene, 16 Oktober 2019


Penyusun.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………….. 2
Daftar isi………………………………………………....………………… 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 4
A. Latar Belakang…………………………………………….....…….. 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 5
C. Tujuan Penulisan………………………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 6
A. Pengertian Perilaku Jujur……………………………...………... 6
B. Pembagian Perilaku Jujur…………………………………………. 7
C. Ayat Dan Hadis Tentang Perilaku Jujur……………………….. 8
D. Manfaat Perilaku Jujur……………………………………………. 12
E. Pesan Teladan Rasulullah Tentang Perilaku Jujur………………..……... 14
F. Contoh Perilaku Jujur………………………………….....……... 19
BAB III PENUTUP……………………………………………………. 20
A. Kesimpulan………………………………..……………………... 20
B. Saran……………………………………………………………. 20
DAFTAR PUSTAKA…………………………….....…..……………... 21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penulis kitab al-Manazil mengatakan bahwa jujur adalah istilah untuk
mengungkapkan hakikat sesuatu yang berwujud kejadian yang sesuai dengan
kenyataannya. Makna lain kejujuran adalah tercapainya sesuatu dengan sempurna,
beserta kekuatan dan seluruh elemennya.
Seorang hamba wajib berperilaku jujur ketika ia bermunajat kepada Tuhannya.
Misalkan ketika ia berikrar, “sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhan yang telah
menciptakan langit dan bumi,” tetapi ternyata hatinya tidak pernah mengingat Allah
SWT, dan sibuk dengan kepentingan duniawinya. Itu berarti dia telah mendustai
Allah SWT. Kejujuran bergantung pada keikhlasan seseorang. Jika amalannya tidak
murni untuk Allah Swt., tetapi demi kepentingan nafsunya berarti dia tidak jujur
dalam berniat, bahkan bisa dikatakan telah berbohong. Ini adalah perkara yang
berkaitan dengan niat yang tulus adalah pondasi untuk setiap amal.

Namun jika kita melihat realita disekitar kita, kejujuran kini menjadi sesuatu yang
langka. Banyak sekali orang-orang yang menyimpang dari jalan Allah dengan
kebohongan yang dilakukannya. Seperti para pejabat pemerintahan yang telah diberi
kepercayaan menjadi Al-Wakil bagi rakyat malah memanfaatkan amanat tersebut
untuk kepentingan pribadinya.
Oleh karna itu, perlu pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat perilaku jujur.
Karna sesungguhnya dalam ayat-ayat Al-qur’an dan Hadis telah dijelaskan pula
tentang sifat jujur. Bahkan Nabi Muhammad SAW banyak memberikan pesan-pesan
mulia melalui perilaku jujur beliau.
Kejujuran seseorang akan mendatangkan banyak mudarat baik bagi dirinya, orang
lain, maupun lingkungan disekitarnya, bahkan kejujuran bisa menjadi cirri khas
seseorang. Seperti Nabi Muhammad yang diberi gelar Al-Amin karna kejujuran
Beliau yang luar biasa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari makalah ini, rumusan masalah yang akan dikaji
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian perilaku jujur
2. Apa saja pembagian sifat jujur
3. Bagaiman Ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perilaku Jujur
4. Apa saja manfaat dari perilaku jujur
5. Apa saja contoh pesan-pesan mulia Nabi Muhammad SAW melalui perilaku jujur
6. Apa saja contoh perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan
perilaku jujur.

C. Tujuan Penulisan
Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan dari makalah ini antara
lain:
1. Sebagai bahan diskusi
2. Mengkaji pengertian Ahlak mulia Jujur
3. Menguraikan pembagian perilaku sifat jujur
4. Memaparkan ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perilaku jujur
5. Menguraikan Manfaat Perilaku Jujur
6. Memberikan contoh pesan teladan Nabi Muhammad SAW melalui perilaku jujur
7. Menguraikan contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sifat Jujur


Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau “shiddiq”
yang berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam
bahasa Arab ”al-kadzibu”. Secara istilah, jujur atau ash-shidqu bermakna:
(1). Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;
(2). Kesesuaian antara informasi dan kenyataan;
(3). Ketegasan dan kemantapan hati; dan
(4). Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.

Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan
sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur harus
dimiliki oleh setiap manusia, karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari cerminan
ahlak seseorang. Bahkan jujur dapat menjadi kepribadian sesorang atau bangsa,
sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia.
Sikap jujur, merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan kemajuan
perseorangan dan masyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu sendi
kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia dan antara satu
golongan dengan golongan yang lain.
Dampak dari sifat jujur adalah menimbulkan rasa berani, karena tidak ada orang
yang merasa tertipu dengan sifat yang diberikan kepada orang lain dan bahkan orang
merasa senang dan percaya terhadap pribadi orang yang jujur. Pepatah ada
mengatakan “berani karena benar, takut karena salah”.
Sifat Jujur tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan sempurna oleh
orang yang tidak kukuh imannya. Orang beriman dan takwa, karena dorongan iman
dan taqwanya itu merasa diri wajib selalu berbuat dan bersikap benar serta jujur.
Orang yang mempunyai sifat jujur akan dikagumi dan dihormati banyak orang.
Karena orang yang jujur selalu dipercaya orang untuk mengerjakan suatu yang
penting. Hal ini disebabkan orang yang memberi kepercayaan tersebut akan merasa
aman dan tenang. Jujur adalah sikap yang tidak mudah untuk dilakukan jika hati tidak
benar-benar bersih. Namun sayangnya sifat yang luhur ini belakangan sangat jarang
kita temui, kejujuran sekarang ini menjadi barang langka. Saat ini kita membutuhkan
teladan yang jujur, teladan yang bisa diberi amanah umat dan menjalankan amanah
yang diberikan dengan jujur dan sebaik-baiknya. Dan teladan yang paling baik, yang
patut dicontoh kejujurannya adalah manusia paling utama yaitu Rasulullah saw.
Kejujuran adalah perhiasan Rasulullah saw. dan orang-orang yang berilmu.

B. Pembagian Sifat Jujur

Kejujuran menjadi buah bibir banyak orang. kejujuran hadir dengan gaung yang
membahana. Kita seakan baru mengenal kata dan sifat mulia, “jujur”. Entah karena
seringnya ber dusta dan kebohongan oleh perilaku kita sendiri ataukah karena
seringnya kita dibohongi sehingga kita menjadi heboh dengan “kejujuran.” Padahal,
melakukan dan mengucapkan kebenaran telah diajarakan dalam Al-qur'an.
Melaksanakan dan melafalkan dengan penuh kejujuran telah diungkap oleh
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam. Padahal, mengamalkan dan melontarkan
kebenaran telah disinggung oleh para Ulama".
Para Ulama berkata, “Langkah awal kejujuran itu adalah menjauhi dusta di semua
ucapan. Kejujuran menjadi pintu masuk dalam perbuatan, niat, kenyataan hidup, dan
di semua lini kedudukan.”
Jujur bukan hanya dalam perkataan, namun kejujuran juga dinilai mulai dari niat
seseorang, perbuatan, bahkan pikiran seseorang.
Imam Al-Ghazali menyebut ada Lima Bentuk Kejujuran. Yaitu :
1. Jujur dalam ucapan
Tiap kata yang meluncur dari bibir dan lisan seseorang wajib memuat dan
mengandung kebenaran. Bukan gunjingan, gosip, dan fitnah.
Jujur dalam perkataan adalah bentuk kejmasyhur. Setiap hamba berkewajiban
menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata
sindiran karna hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan
demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu.
Jujur dalam perkataan hanya boleh dilanggar dalam 3 hal, yakni ketika Istri memuji
suaminya atau sebaliknya, ketika mengatakan orang yang dicari tidak ada ketika
orang tersebut hendak dihakimi namun tidak bersalah, dan ketika menyalahi kejujuran
untuk mendamaikan orang yang sedang berselisih hingga damai kembali.
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari-
Muslim)
2. Jujur dalam berniat
Tanda niat yang benar, salah satu tandanya, berbanding lurus dengan perbuatan di
lapangan kehidupan. Niat saja belum cukup jika tidak diiringi dengan kemauan dan
kejujuran bahwa dirinya akan berupaya sekuat tenaga mewujudkan niatnya tersebut.
Allah Swt. Mengingatkan orang-orang yang berjihad di jalan-Nya bahwa jika mereka
berniat mendapatkan Ridha-Nya, mengorbankan harta dan jiwanya demi tegaknya
Agama Islam berarti dia telah mempersembahkan yang terbaik bagi agama, dunia,
dan akhirat mereka.

Misalnya jika seseorang telah berniat dan berikrar bahwa ia senantiasa menyembah
kepada Allah SWT., namun ternyata ia jarang mengingat Allah karna kepentingan
Duniawinya maka dikatakan orang tersebut tidak jujur dalam niatnya.
3. Jujur dalam kemauan dan merealisasikannnya
Jujur dalam kemauan merupakan usaha agar terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam
menyampaikan kebenaran. Berpikir masak-masak sebelum bertindak, menimbang
baik-buruk dengan ‘kacamata’ Allah adalah tanda jujur dalam kemauan ini.
Pada saat seseorang telah jujur dalam kemauan, tidak ada hal yang ingin ia gapai
selain melakukan perkara yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kemauan atau tekad yang dimaksudkan adalah seperti perkataan seseorang, “jika
Allah memberiku harta, aku akan menginfakkan semuanya”. Keinginan seperti ini
adakalanya benar-benar jujur dan ada kalanya pula masih diselimuti kebimbangan.
Kejujuran dalam merealisasikan keinginan, seperti apabila seseorang bertekad dengan
jujur untuk bersedekah. Tekad tersebut bisa terlaksana juga bisa tidak karna tiba-tiba
ia memiliki kebutuhan mendesak, sehingga tekadnya hilang. Atau lebih
mengedepankan kepentingan nafsunya. Berkaitan dengan hal ini Allah Swt.
Berfirman:
”Di antara orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah Swt. Dan diantara itu ada yang gugur, dan ada pula yang
menunggu-nunggu dan mereka tidak sedikitpun mengubah (janjinya).” (Al-Ahzab
33/23.
4. Jujur dalam menepati janji
Janji adalah hutang, demikian kalimat yang sering terngiang. Karena hutang, maka
wajib untuk dibayar sesuai dengan nilainya. Menepati janji bukan sembarang sikap.
Menepati janji berarti mempertaruhkan harkat dan martabat dirinya di hadapan orang
lain demi memberi keyakinan pada orang tersebut bahwa ia sanggup untuk
membayarnya. Dengan sikap jujur, janji akan tertunai dan amanah akan dijalankan.
5. Jujur dalam perbuatan
Sebagaimana Al-Ghazali menyatakan makna jujur dalam niat dan perkataan, pada
traktak bentuk kejujuran yang kelima ini, Ghazali menggaris bawahi agar kita
melengkapi diri dengan jujur dalam perbuatan.
Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal
dalam kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-adanya.
Tidak berbasa-basi. Tidak membuat-buat. Tidak menambah dan mengurangi. Apa
yang ia yakini sebagai kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan kuat
bahwa Allah Subhannahu wa Ta'ala bersama orang-orang yang benar-benar sebenar-
benarnya.

C. Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perilaku jujur


Perilaku jujur bukan hanya diatur oleh aturan duniawi, namun di dalam Al-Qur’an
Allah Swt. Sudah secara khusus berfirman tentang kewajiban untuk berperilaku jujur.
Nabi Muhammad SAW. Juga mengungapkan perilaku jujur dalam Ucapan-ucapan
dan perbuatannya dalam bentuk Hadis. Diantaranya ebagai berikut :

D. Manfaat Perilaku Jujur


Sikap dan perilaku jujur membawa banyak manfaat bagi orang yan melaksanakannya,
diantaranya yaitu:
1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi tenang
karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya. Baginda Rasul SAW bersabda,
‘’Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu,
sesungguhnya jujur adalah ketenangan sedangkan dusta adalah keraguan.’’ (HR
Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).
2. Mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT. Rasulullah
SAW bersabda, ‘’Barang siapa meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah akan
mengantarkannya ke dalam golongan orang-orang syahid, walaupun ia mati di atas
kasurnya.’’ (HR Muslim) .
3. Selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa berat
akan tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya. Rasulullah SAW
telah bersabda, ‘’Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika engkau melihatnya
jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya ia merupakan keselamatan.’’ (HR Ibnu
Abi Ad-Dunya dari riwayat Manshur bin Mu’tamir).
4. Dijamin masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW,
‘’Berikanlah kepadaku enam perkara niscaya aku akan jamin engkau masuk surga:
jujurlah jika engkau bicara, tepatilah jika engkau berjanji, tunaikanlah jika engkau
diberi amanat, jagalah kemaluanmu, tundukkan pandanganmu, dan jagalah
tanganmu.’’ (HR Ahmad dari riwayat ‘Ubadah bin Ash-Shamit).
5. Dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ‘’Jika engkau
ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika engkau diberi amanah,
jujurlah jika engkau bicara, dan berbuat baiklah terhadap orang sekelilingmu.’’ (HR
Ath-Thabrani). Demikianlah, jujur penting sekali, terutama di masa ketika segala
aspek kehidupan dipenuhi kepalsuan dan dusta. Di manapun berada, kejujuran harus
di atas segalanya. Jujur adalah simbol profesionalisme kerja dan inti dari kebaikan
hati nurani seseorang.
6. Dampak sikap jujur dalam keluarga tentunya membuat anggota keluarga
tersebut menjadi nyaman, karena antar keluarga dapat berinteraksi tanpa beban dan
saling membantu apabila ada maslah dalam satu pihak keluarga.
7. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak merasa di bebani. Maksudnya bila
kita jujur tentunya tidak ada kebohongan yang harus di tutup-tutupi. Dalam hal lisan
secara otomatis dapat berbicara tanpa ada larangan atau pantangan yang harus
dibicarakan dan bisa mengungkapkan kata-kata secara leluasa dan mencritakan segala
yang terjadi. Sedangkan dalam hal perbuatan tidak ada yang harus disembunyi-
sembunyikan. Secara leluasa dapat bebas melakukan sesuatu tanpa takut ketahuan
oleh siapapun.
8. Timbul rasa percaya diri pada diri sendiri. Merasa optimis mampu melakukan
sesuatunya tanpa ada rasa ragu dalam benak dengan dasar-dasar yang kuat walaupun
hasil yang tidak memuaskan. Segala apapun, apabila dilakukan dengan rasa percaya
diri akan terasa senang karena dapat sebagai ukuran kemampuaannya. Tentunya
dimasa yang akan datang akan sangat mempengaruhi dalam kehidupan di dalam
banyak hal, mulai dari pekerjaan, hubungan keluarga, hubungan masyarakat,
hubungan pertemanan dan banyak lagi.
9. Bersikap jujur dalam kehidupan masyarakat tentunya akan banyak membawa
dampak positif. Misal saja jika kita jujur dalam hal pemilu pasti akan tidak ada lagi
yang suap menyuap. Fakta dalam masyarakat kalau ada pemilihan pemimpin baru,
entah itu Presiden atau Gubernur atau Bupati hingga sampai pemilihan ketua RTpun
banyak yang melakukan suap agar memenangkan dalam pemilihan. Bahkan yang
menerima itu termasuk sama dengan yang menyuap. Karena dengan menerima suap
tadi, maka dengan terpaksa harus memilih yang sudah diperintahkan orang yang
meyuap, dan bukan dari hati nurani sendiri.
10. Bagi seorang pelajar tentunya mempunyai angan-angan untuk mendapatkan
sebuah pekerjaan yang enak tetepi dapat menghasilkan uang banyak. Nah, dengan
mempunyai perilaku yang jujur tentunya akan mempermudah untuk mendapatkan dan
lebih-lebih menciptakan sebuah pekerjaan yang di inginkan. Hal ini dikarenakan
seseorang yang mempunyai sikap jujur maka ia akan mudah mengerti jika diberikan
sebuah persoalan-persolan yang ditugaskannya kepada seseorang tersebut.
Kemungkinan besar akan mempermudah menyelesaikan tugas-tugasnya dan cepat
tanggap dengan segala masalah-masalah yang menghadang.

E. Pesan-Pesan Teladan Nabi Muhammad SAW Melalui Perilaku Jujur


Seperti dikatakan pada awal pembahasan, bahwa Nabi Muhammad SAW telah
mencontohkan perilaku Jujur dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah-kisah teladan
yang memberikan pesan-pesan mulia bagi umatnya. Berikut beberapa kisah-kisah
teladan tentang perilaku jujur:
1. Kisah Teladan kejujuran Nabi Muhammad SAW
Pada masa sebelum kenabian Rasulullah Muhammad SAW, terjadi banjir di
Makkah yang mengakibatkan Baitullah Ka'bah rusak total. Penduduk Quraisy di
Makkah sepakat untuk merenovasi Ka'bah bersama-sama. Ketika renovasi sampai ke
tahap akhir, terjadi perselisihan dalam menentukan siapa yang akan meletakkan Hajar
Aswad di tempatnya. Setiap kabilah yang terlibat masing-masing merasa bahwa
golongan mereka paling pantas dan paling terhormat untuk melakukan tugas tersebut.
Perselisihan nyaris berlanjut ke arah baku hantam antar kabilah. Untunglah ada
seorang tua yang bijak yang mengusulkan agar masalah tersebut diselesaikan oleh
orang yang muncul pertama kali di pintu masjid. Mereka pun akhirnya sepakat.
Dengan berdebar-debar mereka pun menunggu.
Tak lama kemudian muncullah Muhammad di pintu itu. Setiap orang yang di tempat
itu pun akhirnya bernapas lega karena Muhammad terkenal dengan panggilan Al-
Amin karena ia selalu berkata jujur dan menjaga amanah dengan baik. Dan memang
setelah itu Muhammad membuat keputusan yang sangat adil yang mencakup setiap
keinginan para kabilah. Sifat jujur yang dimiliki Muhammad (sebelum kenabian)
membuat ia disenangi oleh kaumnya dan dipercaya dalam setiap urusan. Hal yang
sama juga terjadi setelah kenabian.
2. Kisah Teladan Tsabit Bin Ibrahim
Suatu hari, Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba ia
melihat sebuah apel jatuh keluar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang
merah ranum itu tergeletak di tanah membuat air liur Tsabit terbit, apalagi di hari
yang panas menyengat dan tengah kehausan. Maka tanpa berpikir panjang buah apel
itu dipungut dan dimakannya. Rasanya begitu lezat! Akan tetapi baru sertengahnya
dimakan dia teringat bahwa buah itu bukan miliknya dan dia belum mendapat izin
dari pemiliknya.
Tsabit segera pergi ke kebun itu. Ia menemui seseorang di sana. Tsabit berkata, "Aku
telah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap anda menghalalkannya".
Orang itu menjawab, "Aku bukan pemilik. Aku hanya tukang kebun di sini". Dengan
nada menyesal Tsabit bertanya, "Di mana rumah pemiliknya? Aku akan datang
menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini". Tukang kebun
itu berkata, "Apabila engkau ingin pergi ke sana maka engkau harus menempuh
perjalanan sehari semalam". "Tidak mengapa. Walaupun jauh aku akan tetap ke sana.
Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seizin pemiliknya.
Padahal Rasulullah penah bersabda : 'Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram,
maka ia layak menjadi umpan api neraka', " jawab Tsabit yang tekadnya sudah kuat.
Kemudian Tsabit pergi ke rumah pemilik kebun. Setiba di sana dia langsung
mengetuk pintu dan akhirnya ia berhasil bertemu langsung dengan sang pemilik
kebun yang umurnya sudah tua. Setelah memberi salam dengan sopan Tsabit berkata,
"Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan
yang jatuh keluar kebun tuan. Karena itu, maukah tuan menghalalkan yang sudah
kumakan itu ?". lelaki tua yang ada di hadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat.
Lalu dia berkata, "Tidak, aku tidak bisa menghalalkannya, kecuali dengan satu
syarat !". Tsabit merasa khawatir tidak dapat memenuhi syarat itu, maka ia segera
bertanya, "Apa syarat itu tuan ?". orang itu menjawab, "Engkau harus mau menikahi
puteriku !". Tsabit tidak memahami maksud lelaki itu, dia berkata, "Apakah karena
hanya makan setengah buah apelmu yang keluar dari kebunmu, aku harus menikahi
puterimu ?". Pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit, ia malah
menambahkan, katanya, "Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu
kekurangan-kekurangan puteriku. Dia seorang yang buta, bisu dan tuli. Lebih dari itu
ia adalah seorang yang lumpuh!".
Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam hatinya,
apakah perempuan seperti itu patut dia persunting gara-gara setengah buah apel yang
tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian si pemilik kebun berkata, "Selain syarat itu,
aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau makan". Namun Tsabit kemudian
menjawab dengan mantap, "Aku akan menerima pinangan dan pernikahan tersebut.
Aku telah bertekad untuk bertransaksi dengan Allah. Untuk itu aku akan memenuhi
kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepada-Nya karena aku amat berharap Allah
selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-
kebaikanku di sisi Allah Ta'ala".
Maka pernikahan pun dilaksanakan beberapa hari setelah itu. Ketika bertemu dengan
istri baru itu, Tsabit terkejut. Ternyata ia memperoleh istri yang begitu cantik. Istrinya
tidak buta, tidak bisu, tidak tuli dan tidak lumpuh. Akhirnya ia bertanya, "Ayahmu
mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa?". Istrinya menjawab, "Ayahku
benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah". Tsabit
bertanya lagi, "Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa ?". Sang istri
menjawab, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita
orang yang tidak membuat ridha Allah". "Ayahku juga mengatakan bahwa aku ini
bisu dan lumpuh, bukan?" tanya wanita itu. Tsabit pun mengangguk. Istri Tsabit
berkata, "Aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya menggunakan
lidahku untuk menyebut asma Allah Ta'ala saja. Aku dikatakan lumpuh karena tidak
pernah pergi ke tempat yang dapat menimbulkan kegusaran Allah". Tsabit sangat
bahagia setelah mendengar semua itu. Nah ketahuilah bahwa di kemudian harinya,
wanita inilah yang melahirkan seorang ahli fiqh Islam yang terkenal yaitu Abu
Hanifah.
Kejujuran yang terpancar dari pribadi Tsabit bin Ibrahim membuat sang pemilik
kebun memandang Tsabit memiliki nilai lebih di hadapannya. Ia merasa bahwa lelaki
seperti ini yang memiliki iman yang kuat jarang sekali dan sedikit jumlahnya. Oleh
sebab itu, sang pemilik berusaha agar Tsabit mau menikahi puterinya yang juga
shalehah.
3. Kisah Teladan Imam Syafi'i rahimahullah
Imam Syafi'i rahimahullah adalah salah seorang ahli fiqh di dunia Islam. Ketika ia
masih muda, suatu hari ia akan berangkat meninggalkan kampung halamannya untuk
belajar kepada seorang ulama besar di kota. Ibu Syafi'i kecil memberikan bekal uang
sebagai bekal untuk putranya di kota. Jumlah uang itu cukup banyak ! (Jika dihitung
Dengan kurs rupiah bisa sampai jutaan) Uang tersebut disimpan di saku baju Syafi'i
kecil yang sengaja dijahit di bagian dalam bajunya. Sang ibu pun berpesan agar
Syafi'i kecil senantiasa berkata jujur.
Syafi'i kecil berangkat bersama-sama dengan sebuah rombongan kabilah. Tiba-tiba di
tengah jalan, rombongan itu dicegat oleh gerombolan perampok. Semua harta yang
dibawa oleh rombongan kafilah tersebut dirampas habis. Akhirnya tibalah giliran
Syafi'i kecil digeledah. Ternyata perampok itu tidak berhasil menemukan apa-apa.
"Hei anak kecil, kamu bawa harta atau tidak ?" Tanya perampok. "Ya, aku bawa di
saku baju di balik bajuku !" jawab Syafi'i kecil dengan polosnya sambil menyebutkan
jumlah uang yang dibawanya. "Ah, mana mungkin anak kecil seperti kamu membawa
uang sebanyak itu !" tukas si perampok. "Sini biar aku geledah anak ini !" kata
pimpinan perampok. Betapa terkejutnya mereka ketika ternyata apa yang dikatakan
Syafi'i kecil itu benar. Uang tersebut akhirnya dirampas dan para perampok pun pergi.
Di tengah perjalanan, sang pimpinan perampok tampak gundah. Ia jadi tersentuh
hatinya ketika tadi menyaksikan kejujuran Syafi'i kecil. Ia mulai berpikir bahwa
sebenarnya yang ia dan teman-temannya lakukan adalah salah. Tak lama kemudian
para perampok pun kembali ke rombongan kabilah tadi. Setiap orang yang ada di
rombongan itu kaget ketika melihat rombongan perampok itu kembali. (Mereka pikir
akan dirampok lagi…….tapi, apa yang mau dirampok ?) Mereka sangat terkejut
ketika menyaksikan bahwa para perampok itu mengembalikan harta yang mereka
rampok tadi. Rupanya pimpinan perampok itu menjadi insyaf lalu ia mengajak
kawan-kawannya untuk insyaf juga. Subhanallah!
Kejujuran yang muncul dari Syafi'i kecil ternyata mampu meluluhkan hati para
perampok yang hatinya kriminal. Padahal bermula dari keimanan Syafi'i kecil kepada
Allah.
4. Kisah Teladan George Washington
Kalian pernah dengar George Washington ? Itulah orang yang mukanya ada di uang
dolar Amerika. Nah pada waktu kecil, George dihadiahi kapak kecil oleh ayahnya.
Saking gembira, George bermain di kebun rumahnya dan berbuat iseng pada pohon-
pohon di kebun, termasuk juga pada pohon kesayangan ayahnya. Tanpa diduga,
pohon kesayangan ayah George roboh. George terkejut dan amat ketakutan. Ia
membayangkan bahwa akan betapa marahnya sang ayah kalau tahu. Ia bingung, lebih
baik pura-pura tidak tahu atau jujur saja. Akhirnya dia berpikir bahwa mau tidak mau
ayahnya pasti akan tahu. Akhirnya George menemui sang ayah dan mengakui
kesalahannya. Tahukah kalian apa reaksi sang ayah ? Ia malah tersenyum dan berkata,
"George, ayah lebih baik kehilangan pohon kesayangan daripada harus mempunyai
anak yang tidak jujur." George pun bernagas lega.
Dari kisah ini kita mengetahui bahwa orang yang jujur dianggap sangat berharga
sekalipun dipandang dari kacamata orang tidak beriman. Setiap Orang Suka Orang
yang Jujur
5. Kisah Teladan Rasulullah dan kaum Quraisy
Pada saat Rasullullah hijrah bersama Abu Bakar Ash Shiddiq Ra., beliau
sengaja menyuruh Ali bin Abi Thalib ra untuk tetap tinggal di Makkah untuk
menyelesaikan amanah yang belum diselesaikan. Tahukah kalian amanah apakah itu ?
Ternyata Rasulullah selama ini masih dipercaya untuk menjaga barang-barang titipan
dari sejumlah penduduk di Makkah padahal saat itu Rasulullah sangat ditekan dan
dimusuhi. Hal ini memang wajar karena kebanyakan penduduk Mekkah adalah orang-
orang yang masih musyrik dan tentu saja tidak bisa dipercaya.
Sifat jujur yang dimiliki Rasulullah membuat orang Quraisy -mau tidak mau-
mempercayakan barang-barangnya sekalipun mereka tidak suka terhadap ajaran yang
dibawa oleh Muhammad.
6. Kisah Teladan Ammar Bin Yasir Ra.
Ammar bin Yasir Ra. adalah salah seorang shahabat Rasul yang dijamin masuk surga,
beserta ayah dan ibunya. Pada periode makkiyah, Ammar beserta kedua orang tuanya
mengalami penyiksaan yang sangat berat yang dilakukan oleh para musyrikin quraisy.
Ammar sampai harus menyaksikan ayah dan ibunya mati syahid dihadapannya akibat
siksaan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik itu. Ammar juga ikut disiksa. Ia
disuruh menyembah kepada berhala-berhala mereka yaitu Latta dan Uzza. Tanpa
sadar, Ammar pun mengikuti apa yang mereka suruh.
Setelah dilepaskan, Ammar pun segera pergi menghadap Rasulullah dan ia
menyatakan penyesalannya karena telah menyembah berhala ketika disiksa.
Kemudian turun firman Allah kepada Rasulullah yang menyatakan bahwa apa yang
dilakukan oleh Ammar bin Yasir dimaafkan oleh Allah, karena ia melakukan itu
karena terpaksa dan hatinya masih tetap beriman.
Kita mengetahui bahwa Allah mengetahui isi hati kita. Kita juga mengetahui
bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Itulah sebabnya mengapa
perbuatan yang dilakukan Ammar bin Yasir dimaafkan. Dia melakukan maksiat
karena terpaksa padahal hatinya tidak mau. Tapi sekali lagi jangan lupa kalau hal ini
hanya terjadi pada keadaan yang benar-benar darurat. Apalagi saat itu Ammar
terancam nyawa dan aqidahnya. Sekalipun kalau sekiranya ia sampai harus mati, ia
tetap mati dalam keadaan syahid seperti yang dialami oleh kedua ibu bapaknya.
Sedangkan orang yang mati syahid itu akan masuk surga tanpa hisab.
7. Kisah Teladan Rasulullah
Ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash Shiddiq sedang hijrah ke Madinah,
mereka bertemu dengan seseorang yang sedang berjalan menuju Mekkah. Pada waktu
itu mereka berdua sedang dikejar-kejar oleh musyrikin Mekkah untuk dibunuh.
Untunglah orang yang di depan mereka tidak mengenal siapa mereka. Orang yang di
depan mereka bertanya, "Kalian berasal dari mana?". "Kami berasal dari air!" jawab
Rasulullah. "Oh, sungai Tigris! Mereka berasal dari Persia" gumam orang itu sambil
melanjutkan perjalanan.
Tahukah kalian jawaban Rasulullah tadi dapat diartikan macam-macam. Bisa jadi dari
air itu berarti dari tempat yang banyak airnya, misal : sungai, danau atau mata air.
Padahal maksud Rasulullah adalah ia berasal dari air mani. Bukankah setiap manusia
mula-mula diciptakan dari air mani yang hina. Jadi, Rasulullah menyembunyikan
keberadaan dirinya dan Abu Bakar agar tidak ketahuan dengan cara yang tetap jujur.
Coba kalau misalnya orang tadi bertemu dengan orang ynag mengejar Rasulullah, lalu
ditanya, "Apakah kamu bertemu dengan dua orang yang datang dari Makkah?".
Sudah pasti jawaban orang itu : "Tidak!"
8. Kisah Teladan Rasulullah sebagai penunjuk jalan
Masih ketika hijrahnya Rasulullah SAW bersama Abu Bakar. Rasulullah dan Abu
Bakar biasa bertukar tempat untuk duduk di atas unta selama perjalanan. Kali ini
giliran Abu Bakar yang duduk di unta dan Rasulullah yang berjalan menuntun unta.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seseorang. Orang itu bertanya kepada
Abu Bakar, "Siapakah dia?" sambil menunjukkan tangannya ke arah Rasulullah. Abu
Bakar menjawab, "Ia adalah penunjuk jalanku."
Dengan cerdik Abu Bakar memberitahukan identitas Rasulullah sebagai sang
penunjuk jalan. Orang yang bertanya tentu saja berpikir bahwa ia adalah penunjuk
jalan biasa karena saat itu Abu Bakar sedang dalam perjalanan menuju Madinah.
Padahal sebenarnya bagi Abu Bakar, Rasulullah adalah penunjuk jalan yang selama
ini telah menunjukinya ke jalan yang lurus yaitu Islam.
F. Contoh Penerapan Perilaku Jujur Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Perilaku jujur bukan hanya dijadikan teori, namun harus dipahami dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari kita. Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-
hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat misalnya sebagai
berikut:
1. Meminta izin atau berpamitan kepada orang tua ketika akan pergi kemanapun,
sehingga orang tua kita akan percaya dan yakin bahwa kita pergi ketujuan yang baik.
2. Tidak meminta sesuatu diluar kesanggupan orang tua kita agar orang tua tidak
terbebani.
3. Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak
mengetahuinya, sehingga orang tua akan percaya dan kadang memberi kita uang yang
lebih lagi.
4. Melaporkan hasil belajar meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan.
5. Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan atau
ujian sekolah meskipun teman akrab.
6. Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau ketidakhadiran
ke sekolah, bukan dengan mengarang alasan.
7. Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain
meskipun barang tersebut tampak tidak begitu berharga.
8. Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang menghalangi.
9. Tidak menjanjikan sesuatu yang tidak dapat kita penuhi.
10. Mengembalikan barang temuan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang
bertanggung jawab.
11. Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati. Misalnya ketika
membayar makanan yang diambil tanpa mengurangi meskpiun si penjual tidak
mengetahui.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan
sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur harus
dimiliki oleh setiap manusia, karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari cerminan
ahlak seseorang. Bahkan jujur dapat menjadi kepribadian sesorang atau bangsa,
sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia.
Perilaku jujur mendatangkan banyak manfaat bagi kita yang melaksanaknnnya. Dan
Allah Swt. Pun telah menjelaskan kewajiban berperilaku jujur dalam Ayat-Ayat Al-
Qur’an maupun dalam Hadis Rasulullah Saw.
Rasulullah telah banyak mencontohkan sikap-sikap teladan melalui perbuatannya.
Sehingga kita sebagai umatnya harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
kita juga.

B. SARAN
Perilaku jujur sangat penting bagi kehidupan kita dalam berbagai aspek sehingga
perilaku jujur wajib menjadi sikap setiap orang. Berdasarkan pembahasan sebelumnya,
kita dapat membuat beberapa solusi sebagai perubahan perilaku kita, diantaranya:
1. Menanamkan pentingnya perilaku jujur
2. Senantiasa melaksanakan kejujuran dimanapun dan kapanpun
3. Mempertahankan kejujuran dalam keadaan apapun
Dengan melaksanakan Kejujuran kita akan merasakan kasih dan Ridha Allah Swt.
karna sesungguhnya Allah Swt. Mencintai orang-orang yang jujur.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://detakberita.com/pengertian-dan-hakikat-jujur-menurut-islam/
2. https://www.facebook.com/Kaze.Kate/posts/491625004212737
3. http://norhaya-jujur.blogspot.co.id/2011/08/c-macam-macam-kejujuran-dan-
makna.html
4. https://elhubeyyublog.wordpress.com/tag/manfaat-jujur/
5. http://tipstriksib.blogspot.co.id/2013/07/cerita-kisah-teladan-Nabi-Muhammad-
Rasulullah-SAW-dan-pemuda-yang-bertaubat.html
Komentar

Pic mil26 Juli 2018 02.55


Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

BALAS

Pic mil26 Juli 2018 02.55


Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Pic mil26 Juli 2018 02.56


Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Unknown23 September 2019 19.41


ijin share yha

BALAS

Posting Komentar
Postingan populer dari blog ini
Proposal Usaha Tanaman Hias - Aglaonema
Maret 15, 2017
BACA SELENGKAPNYA
Contoh Esai lolos seleksi Parlemen Remaja 2017
Juli 17, 2018
Welcome para pejuang Parlemen Remaja.
Esai yang baik itu penting dalam menentukan kelulusan kita sebagai peserta Parlemen
Remaja, karena bobot penilaiannya (waktu tahun 2017) sebesar 70% dan 30 % nya
dari CV.
Saya pernah mengikuti kegiatan Parlemen Remaja 2017, jadi nggak sotoy kan yah
kalau sering ngomongin ini, hehe. but its not important at all, so skip it. Saya juga
belum mahir dalam menulis, termasuk menulis esai, belum pernah dibimbing
langsung oleh mentor atau membaca buku khusus, so apa yang saya tulis ini ya bisa
dibilang tidak mengikuti format dari manapun, I just try to write what in my mind at
that time berbekal dari refrensi yang saya dapatkan di internet juga. Bahasanya juga
bisa dibilang disini sederhana dan mudah dipahami karena saya berusaha menjelaskan
gagasan saya secara utuh dengan menggunakan bahasa sendiri. anyway dalam
menulis jangan membiasakan copy dan paste karena kalau sampai tulisan kalian
redaksinya ada yang sama dengan orang lain, kalian akan dianggap tid…
BACA SELENGKAPNYA
Diberdayakan oleh Blogger
Gambar tema oleh badins

Arsip
Laporkan Penyalahgunaan

Anda mungkin juga menyukai