Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI KOMUNIKASI MEMBANGUN

KEMANDIRIAN PANGAN
Parlaungan Adil Rangkuti

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Kotak Pos 220 Bogor 16002
Telp.(0251) 8621210, Faks.(0251) 8623203, E-mail: fateta@fateta-ipb-ac-id

Diajukan: 7 April 2009; Diterima: 8 Mei 2009

ABSTRAK
Peran komunikasi pembangunan pertanian makin penting dalam mewujudkan swasembada pangan dan diversifikasi
pangan sebagai landasan terciptanya kemandirian pangan dan ketahanan pangan yang andal. Kemandirian pangan
hanya dapat terwujud jika pembangunan dilaksanakan atas prakarsa masyarakat sebagai bentuk kesadaran untuk
membangun usaha tani modern dengan didukung strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Adopsi inovasi
teknologi akan meningkatkan produktivitas dan kualitas produk, menekan susut, meningkatkan nilai tambah
dengan pendekatan pemberdayaan dan partisipasi petani serta memperkokoh kelembagaan dan daya saing. Dalam
pemberdayaan petani, pengembangan koperasi agribisnis komoditas tunggal seperti koperasi agribisnis padi atau
jagung akan mempermudah transformasi informasi paket teknologi dan manajemen usaha tani dari berbagai
sumber ke petani. Untuk membangun kemandirian pangan berbasis produksi lokal dan diversifikasi pangan dengan
dukungan sistem komunikasi yang efektif diperlukan kebijakan pemerintah dengan mengembangkan pusat-pusat
informasi pertanian pada sentra produksi sebagai kawasan pengembangan agribisnis (KPA). Sistem informasi
komunikasi berbasis koperasi dan modal sosial dengan pendekatan kemitraan dari semua stakeholders (pemerintah,
pengusaha, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga sosial kemasyarakatan dan sebagainya)
akan mempercepat terwujudnya kemandirian pangan daerah.
Kata kunci: Kemandirian pangan, keberdayaan petani, komunikasi pertanian

ABSTRACT
Communication strategy in developing food independency

Role of agricultural development communication is important to build food self-suffiency and diversification as
the main base of food independency and food security. Food independency will be accomplished if its development
comes from people initiative as an awareness to build modern farm industry with effective and efficient
communication strategy support. Adoption of innovation technology by means of communication will boost
productivity and product quality, decrease loss of production, increase value added of production with farmer
empowerment and participation approach, and strengthen farmers' institutions and competitiveness. To empower
the farmers, development of single commodity agribusiness cooperation such as rice or maize will facilitate
transformation of information on technology and farm management from variety of sources for the farmers.
Government policy to develop centers of agricultural information at production centers as agribusiness development
area is required to build food independency and food diversification based on local production with effective
communication system support. Communication information system based on cooperation and social capital with
stakeholders partnership approaches (government, businessmen, university, research and development institutions,
social institutions, etc) will accelerate accomplishment of food independency in suburb areas.
Keywords: Food independency, farmers empowerment, agriculture communication

K ecukupan beras sebagai bahan


pangan pokok selalu menjadi isu
politik dalam mendukung kebijakan
menyangkut makanan rakyat. Pernyataan
tersebut disampaikan pada acara pele-
takan batu pertama pembangunan gedung
pangan dengan menggalang komitmen
politik masyarakat internasional untuk
mengatasi kelaparan dan mengentaskan
pemerintah sejak awal kemerdekaan. Fakultas Pertanian Universitas Indonesia kemiskinan melalui Konferensi Tingkat
Presiden Pertama RI Soekarno memberi (yang pada tahun 1964 menjadi Institut Tinggi World Food Summit: five years
perhatian besar dalam pembangunan Pertanian Bogor) pada tanggal 27 April later pada bulan Juni 2002 di Roma, ltalia
pertanian, dan menyatakan bahwa perta- 1952 (Pakpahan 2004). Organisasi pangan (FAO 2003).
nian merupakan soal hidup atau mati dari dunia Food and Agriculture Organization Era komunikasi yang ditandai dengan
bangsa dan negara Indonesia karena (FAO) juga memberi perhatian terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan

Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009 39


teknologi (iptek), termasuk teknologi cultural Economist (ASAE) di Bali pada Swasembada Beras
komunikasi dan informasi, telah mencip- tahun 1986. Perhatian pemerintah terhadap
takan masyarakat informasi dan pengeta- kemandirian pangan yang makin besar di- Pemenuhan kebutuhan pangan nasional
huan yang berpengaruh pada pemba- tandai antara lain dengan tema Hari terutama beras telah menjadi perhatian
ngunan ekonomi dan sosial. Pertemuan Pangan se-Dunia tahun 2006 yaitu pemerintah sejak tahun 1950 dengan
ke-9 PBB pada tanggal 69 September 2004 Membangun Kemandirian Pangan Ber- digulirkannya program Rencana Kesejah-
di Roma, Italia menetapkan pentingnya basis Pedesaan, mengiringi tema Hari teraan Istimewa. Program tersebut diikuti
komunikasi pembangunan berkelanjutan Pangan Dunia yakni Investing in Agri- dengan gerakan massal pada tahun 1960-
berkaitan dengan tiga isu penting, yakni: culture for Food Security. Kemandirian an dengan memperkenalkan Gerakan
1) komunikasi dan sumber daya alam, 2) pangan dapat ditelaah melalui empat Swasembada Beras (SSB). Gerakan SSB
komunikasi untuk penelitian, penyuluhan aspek, yaitu kebijakan pangan nasional, dilaksanakan hingga tahun 1963 dilan-
dan pendidikan, serta 3) komunikasi untuk swasembada beras, ketergantungan jutkan dengan program Swasembada
daerah yang terisolir dan kelompok ter- pangan impor, dan pemberdayaan petani Bahan Makanan (SSBM) dan Bimbingan
abaikan. Pertemuan tersebut mereko- (Suryana 2008). Massal (Bimas) atas dasar hasil penelitian
mendasikan beberapa aspek yang terkait Institut Pertanian Bogor di Karawang,
dengan peningkatan peran komunikasi Jawa Barat (Adjid 1998).
pembangunan, antara lain pemberdayaan Kebijakan Pangan Nasional Usaha keras berbagai pihak tersebut
dan partisipasi masyarakat dalam pem- mengantarkan Indonesia mencapai swa-
bangunan, adopsi inovasi teknologi, dan Jumlah penduduk dunia yang bertambah sembada beras pada tahun 1984. Namun,
perubahan sosial yang terkait dengan sekitar 3075 juta/tahun pada tahun 2000 sejak tahun 1988 Indonesia kembali meng-
globalisasi dan kultur lokal. 2030, diperkirakan akan membutuhkan impor beras bahkan menjadi negara
Kemandirian pangan dapat diartikan tambahan serealia 1 miliar ton per tahun pengimpor beras terbesar di dunia pada
sebagai kemampuan dalam menjamin pada 2030, atau meningkat 59% diban- tahun 1998, yakni mencapai 5,40 juta ton
seluruh penduduk untuk memperoleh dingkan dengan produksi serealia tahun (Yudhohusodo 2004). Menurut Presiden
pangan yang cukup dengan mutu yang 2000 (Nainggolan 2007). Untuk memenuhi RI Susilo Bambang Yudhoyono, swa-
layak dan aman. Untuk mewujudkannya kebutuhan pangan dalam negeri perlu sembada beras dapat dicapai kembali pada
diperlukan dukungan kebijakan untuk dioptimalkan kinerja sistem ekonomi tahun 2008 dengan produksi padi sekitar
mempercepat pembangunan usaha tani pangan, yang meliputi subsistem pro- 60,28 juta ton. Selama periode 20032008,
tanaman pangan khususnya padi. Usaha duksi, distribusi, dan konsumsi. Ketiga produksi padi meningkat secara signifikan
tani tanaman pangan dilaksanakan oleh subsistem tersebut merupakan satu yakni 2,97%, dari 52,13 juta ton pada tahun
sekitar 21 juta rumah tangga petani kesatuan dan saling berinteraksi secara 2003 menjadi 60,28 juta ton pada tahun
berlahan sempit dengan aksesibilitas pada berkesinambungan dengan didukung 2008 (BPS 2008).
sumber permodalan, teknologi, dan sarana oleh input sumber daya alam, kelemba- Kondisi ini perlu dievaluasi dan di-
produksi yang terbatas. Tanpa fasilitasi gaan, budaya, dan teknologi. Proses ini waspadai karena keberhasilan swasem-
pemerintah, sulit bagi usaha tani tersebut akan berjalan efisien jika didukung oleh bada beras dipengaruhi berbagai faktor,
untuk meningkatkan efisiensi dan pro- partisipasi masyarakat dan sistem infor- yakni penggunaan teknologi untuk
duktivitasnya (Alimoeso 2008). masi komunikasi pertanian yang efektif. meningkatkan produktivitas dan kualitas
Salah satu masalah yang dihadapi Telah lama disadari bahwa pangan produk, pengembangan manajemen usaha
petani di pedesaan adalah rendahnya bukan saja berperan sebagai komoditas tani untuk meningkatkan nilai tambah dan
akses dan kemampuan dalam memperoleh ekonomi, tetapi juga menjadi komoditas daya saing, serta jaminan harga dasar.
informasi untuk mengembangkan usaha sosial dan bahkan politik. Kondisi kritis Karena banyak faktor yang mempengaruhi
tani padi dalam upaya meningkatkan akibat kekurangan pangan dan gizi dapat pencapaian swasembada beras, kondisi ini
produktivitas, kualitas poduk, daya saing, membahayakan stabilitas nasional dan akan selalu dibayangi oleh kekurangan
dan nilai tambah. Petani membutuhkan meruntuhkan pemerintah yang sedang beras setiap waktu. Pencukupan pangan
informasi secara tepat, cepat, dan mudah berkuasa. Oleh karena itu, pangan sebagai setiap daerah sesuai dengan karakteristik
agar usaha tani padi makin maju seiring kebutuhan dasar harus dapat dipenuhi wilayah merupakan pendekatan pemba-
dengan perkembangan teknologi dan setiap saat. Secara konstitusional, pangan ngunan swasembada beras yang perlu
manajemen agribisnis padi yang makin diartikan lebih mendasar yakni sebagai dipertimbangkan pemerintah terkait
kompetitif. salah satu hak asasi manusia sesuai dengan pelaksanaan otonomi daerah.
dengan pasal 27 UUD 1945 dan UU No.7
tahun 1996 tentang Pangan. Dalam
KEMANDIRIAN PANGAN mewujudkan ketahanan pangan, aspek Ketergantungan Pangan Impor
keamanan, mutu, dan keragaman pangan
Kebijakan yang berkaitan dengan keman- merupakan kondisi yang harus terpenuhi Pusat Data dan Informasi Pertanian (2007)
dirian pangan telah mewarnai kebijakan dalam pemenuhan kebutuhan pangan melaporkan, produktivitas rata-rata padi
pemerintah di bidang pertanian dan secara cukup, merata, dan terjangkau. nasional masih rendah yakni 4,62 t/ha.
pangan sejak tahun 1970-an dan menjadi Komitmen untuk mewujudkan kemandirian Sementara itu, impor bahan pangan lain-
sorotan sejak Kongres XI Perhimpunan pangan sesuai dengan Rencana Pemba- nya, terutama gandum makin meningkat,
Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) ngunan Jangka Panjang Nasional 2005 dari 3,52 juta ton pada tahun 2003 menjadi
dan Kongres Asian Society of Agri- 2025. 4,49 juta ton pada tahun 2006. Kecen-

40 Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009


derungan peningkatan impor bahan Kehilangan hasil Pola makan
pangan nonberas menunjukkan kondisi
ketidakmandirian pangan nasional atau Salah satu faktor yang mempengaruhi Pola makan masyarakat berubah secara
ketahanan pangan makin bergantung peningkatan produksi pangan, terutama cepat dengan meningkatnya konsumsi
pada bahan pangan impor. padi, adalah adopsi inovasi teknologi. bahan pangan impor seperti gandum (mi
Penerapan teknologi pascapanen telah instan), buah-buahan, dan daging.
berhasil menekan kehilangan hasil dari Menurut Pusat Data dan Informasi
Produksi padi 20,51% pada tahun 1995/1996 menjadi Pertanian (2007), pada tahun 1999 kon-
10,82% pada tahun 20052007. Menurut sumsi beras nasional sekitar 111,49 kg/
Revolusi hijau pada era 1960-an berhasil BPS (2008), susut saat panen yang semula kapita/tahun dan menurun menjadi 96,67
meningkatkan produktivitas padi secara mencapai 10,12%, saat ini hanya 1,20%, kg/kapita/tahun pada tahun 2006 atau
spektakuler, luas panen bertambah, dan terdiri atas susut panen 1,05% dan susut turun 4,82 kg/kapita/tahun. Konsumsi
kehilangan hasil menurun sehingga ber- penumpukan sementara 0,15%. Susut saat jagung, ubi kayu, dan ubi jalar meningkat
dampak terhadap kecukupan pangan perontokan menurun dari 4,78% pada pada tahun 2005, yakni masing-masing
dunia. Revolusi hijau berhasil mengem- tahun 1995/1996 menjadi 0,18% pada menjadi 4; 9,10; dan 3,60 kg/kapita/tahun.
bangkan berbagai teknologi, baik tekno- tahun 20052007. Namun, rendemen peng- Konsumsi daging sapi baru mencapai 0,42
logi budi daya, teknologi kimiawi maupun gilingan gabah menjadi beras menurun kg, daging ayam 3,79 kg, dan telur 5,15 kg/
mekanisasi pertanian. menjadi 62,74% pada periode 20052007, kapita/tahun.
Diketahui bahwa rata-rata produkti- lebih rendah dibandingkan dengan tahun Peningkatan konsumsi pangan non-
vitas padi nasional masih rendah yakni 1995/1996 yang mencapai 63,20%. Perban- beras dengan pola makan berimbang
4,40 t/ha, sedangkan di beberapa negara dingan susut panen dan konversi gabah/ dengan bahan pangan dari dalam negeri
seperti Australia telah mencapai 9,50 t/ha, beras pada tahun 1995/1996 dan 20052007 akan mendorong pengembangan komo-
Jepang 6,65 t/ha, dan Cina 6,35 t/ha. menurut kegiatan pascapanen disajikan ditas hortikultura, perikanan, dan peter-
Rendahnya produktivitas padi nasional pada Tabel 1. nakan. Di samping mempercepat adopsi
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) Susut pengeringan mengalami pe- inovasi teknologi dan manajemen agri-
alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian ningkatan 1,14% dan konversi gabah bisnis, pengembangan diversifikasi
(perumahan, industri), 2) peningkatan kering panen menjadi gabah kering giling pangan dan dukungan etika pola pangan
produktivitas mengalami stagnasi, 3) menurun 0,49%. Hal ini disebabkan merupakan faktor penting dalam memba-
fragmentasi lahan sehingga meningkatkan sebagian besar petani masih melakukan ngun kemandirian pangan berbasis
jumlah petani gurem, 4) tenaga kerja usia pengeringan gabah dengan sinar matahari pemberdayaan petani. Perkembangan
muda makin enggan bekerja di sektor (dijemur) dan hanya sedikit yang konsumsi beberapa bahan pangan tahun
pertanian, dan 5) adopsi inovasi teknologi menggunakan mesin pengering. Susut 1996 dan 2005 disajikan pada Tabel 2.
pertanian dan manajemen agribisnis penggilingan meningkat 1,06% dan
berjalan lambat. rendemen penggilingan menurun 0,46%
Potensi sumber daya pertanian Indo- karena mesin penggilingan relatif telah Pemberdayaan Petani
nesia sangat besar sehingga terbuka tua. Menurut BPS (2008), 32% penggiling-
peluang yang sangat luas untuk me- an padi kecil (PPK) berumur lebih dari 15 Pemberdayaan masyarakat bukan mem-
ningkatkan produktivitas dan kualitas tahun dan masih menggunakan konfigu- buat masyarakat menjadi makin bergan-
produk dengan memperhatikan karak- rasi sederhana dengan sistem satu fase tung pada program yang besifat pemberian
teristik daerah, baik fisik maupun sosial atau satu kali penyosohan. (charity) karena tujuan akhirnya adalah
budaya. Beberapa faktor kunci yang
berperan dalam mengembangkan usaha
tani tanaman pangan khususnya padi
adalah: 1) menjadikan pertanian sebagai
Tabel 1. Perbandingan susut dan konversi gabah/beras tahun 1995/1996
basis pembangunan ekonomi pedesaan,
dan 20052007.
2) membangun usaha tani modern berbasis
agribisnis, koperasi, dan karakteristik Susut dan konversi (%)
Kegiatan pascapanen Perubahan
potensi sumber daya lokal atau daerah, (%)
1995/1996 20052007
dan 3) mengembangkan sistem komuni-
kasi pembangunan pertanian untuk me- Pemanenan 9,52 1 1,20 1 -3,20
ningkatkan akses petani terhadap sumber Perontokan 4,78 1 0,18 1 -4,60
Pengeringan 2,13 1 3,27 2 +1,14
informasi. Usaha tani tradisional dengan Konversi GKP dan GKG 86,51 86,02 -0,49
berbagai kelemahannya perlu ditingkatkan Penggilingan 2,19 2 3,25 2 +1,06
dengan mengoptimalkan pendayagunaan Konversi GKP dan GKG (rendemen) 63,20 62,74 -0,46
potensi sumber daya alam dan pember- Penyimpanan 1,61 1,39 -0,22
dayaan petani dengan memanfaatkan Pengangkutan 0,19 1,53 +1,34
informasi teknologi tepat guna dan Total 20,42 10,82 9,60
manajemen profesional secara efektif. 1 2
Persentase terhadap GKP, Persentase terhadap GKG.
Sumber: BPS (2008).

Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009 41


Tabel 2. Konsumsi bahan pangan, Prinsip usaha tani ke depan harus dida- kesamaan (what is common to all)
1996 dan 2005. sarkan pada efisiensi dan daya saing merupakan aspek yang mendasar dalam
berdasarkan keunggulan kompetitif yang menjalin saling ketergantungan yang
Konsumsi (kg/kapita/tahun) layak dan menguntungkan. Namun, menguntungkan sehingga tercipta keku-
Bahan pangan
1996 2005 proses perubahan tersebut harus di- atan yang bersifat sinergis sebagai energi
Beras 111,49 96,67
dukung oleh kesiapan sosial setiap pelaku sosial masyarakat. Perpaduan potensi
Jagung 3,74 4 ekonomi dan kegiatan ekonomi. Pem- kapital fisik dan kapital sosial yang dimiliki
Ubi kayu 7,96 9,10 bangunan pertanian modern sebagai masyarakat merupakan kekuatan atau
Ubi jalar 2,96 3,80 tuntutan perkembangan iptek dan energi yang besar dalam pembangunan
Kacang tanah 1,14 0,99 globalisasi harus dipadukan dengan (Lawang 2005). Energi sosial masyarakat
Kacang kedelai 0,10 0,05
Telur 4,71 5,15
konsepsi dasar pembangunan ekonomi terdapat di antara unit-unit sosial yang ada
Susu murni 0,26 0,10 kerakyatan sebagai amanah konstitusi di masyarakat, keluarga, rukun tetangga,
Daging ayam 1,25 3,79 (UUD 1945), dan kelembagaan yang tepat himpunan, kelompok, asosiasi, atau unit
Daging sapi 0,62 0,42 bagi petani adalah koperasi. Keberadaan sosial lain. Energi sosial itu meliputi
Sumber: Pusat Data dan Informasi Pertanian koperasi unit desa (KUD) perlu ditata ulang seluruh elemen sosial, potensi kreatif
(2007). dengan pendekatan agribisnis dan sistem masyarakat, serta prakarsa dan gagasan
ekonomi kerakyatan (kebersamaan/ yang berkembang di masyarakat, yang
kekeluargaan) sesuai dengan kepentingan semuanya itu bisa digalang sebagai
usaha ekonomi petani. Koperasi komo- kekuatan pembangunan pertanian.
memandirikan masyarakat dan mem- ditas tunggal seperti koperasi agribisnis
bangun kemampuannya untuk memajukan padi, kedelai atau jagung berpeluang
diri ke arah kehidupan yang lebih baik untuk bangkit mandiri berbasis pada STRATEGI KOMUNIKASI
secara sinambung. Konsep pemberdayaan kepentingan dan kekuatan anggota.
muncul pada dekade 1970-an dan ber- Strategi komunikasi mendapat perhatian
kembang terus sehingga menjadi alternatif yang besar dalam rangka mendorong
konsep pembangunan terutama di negara- Peran modal sosial pembangunan nasional di banyak negara.
negara berkembang. Strategi adalah cara atau taktik untuk
Konsep pemberdayaan dalam wacana Negara-negara yang berhasil dalam pem- mencapai tujuan atau suatu perencanaan
pembangunan masyarakat selalu dikait- bangunan ternyata memberikan perhatian dan manajemen untuk mencapai tujuan,
kan dengan konsep mandiri, partisipasi, yang besar terhadap pembangunan di termasuk taktik operasionalnya. Secara
jaringan kerja, dan keadilan. Kemandirian bidang sosial. Menurut Mubyarto (2004), sederhana, strategi komunikasi dapat
pangan hanya dapat terwujud jika pemba- seorang pakar Bank Dunia menyatakan dirumuskan dengan mengkaji secara
ngunan dilaksanakan atas prakarsa masya- secara tegas bahwa pembangunan sosial mendalam teori Lasswell yang mencakup:
rakat sebagai bentuk kesadaran untuk merupakan pembangunan ekonomi, yang Who? Says what? ln which channel? To
membangun ketahanan pangan yang berarti pembangunan di bidang sosial whom? With what effect? Untuk berko-
andal. Petani padi yang umumnya berskala memiliki posisi sama penting dengan munikasi secara tepat sesuai dengan
kecil (gurem) hanya akan mempunyai daya pembangunan ekonomi. Kartasasmita media yang ada, dapat digunakan komuni-
saing jika mereka berada dalam suatu (1996) mengemukakan bahwa pendekatan kasi tatap muka dan komunikasi dengan
wadah atau lembaga ekonomi yang kuat pemberdayaan masyarakat harus dimulai media. Komunikasi tatap muka berperan
dan mampu memadukan potensi kapital dengan menciptakan suasana atau iklim dalam mengubah tingkah laku, dan
fisik dan sosial yang dimiliki (Soekartawi yang memungkinkan berkembangnya komunikasi bermedia untuk komunikasi
1993). potensi sumber daya sebagai modal sosial informatif (Muhammad 2004).
yang ada di masyarakat. Menurut Putnam
et al. (1993), ada tiga elemen utama dalam
Peran kelembagaan petani modal sosial, yaitu rasa saling percaya Peran Komunikasi Pertanian
(trust), norma yang disepakati dan ditaati
Sumber daya pertanian mencakup sumber (social norms), dan jaringan hubungan Revolusi teknologi informasi yang dimulai
daya alam, sumber daya manusia, kapital sosial (social network). Ketiga aspek ini sejak peluncuran satelit komunikasi pada
fisik dan teknologi, modal sosial dan penting artinya dalam membangun akhir tahun 1960-an, telah mendorong
kelembagaan. Sumber daya tersebut dapat komunikasi partisipatif dalam upaya pergerakan yang sinergis antara teknologi
dikembangkan sebagai kegiatan agribisnis mempercepat pemberdayaan masyarakat. telekomunikasi dengan teknologi kom-
untuk meningkatkan keberdayaan, keman- Bangsa Indonesia sebagai masyarakat puter dan internet. Perkembangan ter-
dirian, dan kesejahteraan petani. Dalam era yang majemuk terkandung makna kesa- sebut selanjutnya mempengaruhi orang
milinium ketiga atau globalisasi, yang tuan di antara kebinekaan (diversity) dan dalam berkomunikasi, bertukar informasi
ditandai adanya perubahan struktural kekhasan (uniqueness) sehingga kebine- maupun beraktivitas ekonomi sebagai
masyarakat yang sangat mendasar ter- kaan dalam persatuan menjadi tuntutan bagian dari perubahan peradaban dunia.
utama keterkaitan antarbangsa yang karakter komunitas yang dinamis untuk Teknologi komunikasi modern seperti
penuh dengan persaingan kompetitif, mewujudkan kepentingan bersama dengan surat kabar, radio, televisi, video, kompu-
bangsa Indonesia perlu memiliki keung- tidak mengorbankan kepentingan indi- ter, dan satelit menawarkan berbagai
gulan bersaing (competitive advantage). vidu. Oleh karena itu, apa yang menjadi kelebihan untuk mengatasi hambatan

42 Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009


transformasi informasi yang dibutuhkan harus mengutamakan pemecahan masalah untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja
petani. Karena itu, teknologi komunikasi hubungan kemampuan yang tidak se- di pedesaan.
menjadi suatu kebutuhan dalam menyam- imbang.
paikan informasi yang bermanfaat bagi
petani. Sistem Informasi Komunikasi
Teknologi komunikasi tidak hanya Adopsi Inovasi Teknologi Pertanian
membuat sesuatu menjadi lebih mudah
dan lebih cepat, atau lebih efisien, tetapi Berbagai teknologi dan inovasi pertanian Beberapa negara di Asia telah berhasil
juga membangun wawasan dan pengeta- telah dihasilkan dan layak secara teknis mengembangkan sistem informasi komu-
huan global petani tentang perkembangan dan ekonomis, namun belum tentu nikasi pertanian sebagai manifestasi
pertanian, baik lokal, nasional maupun teknologi dan inovasi tersebut diterima kemajuan iptek yang bersumber pada
internasional. Menurut Soekartawi (1988), dan diterapkan oleh petani. Oleh karena kreativitas inovatif suatu bangsa, misal-
pesan dalam komunikasi pertanian dapat itu, perlu pengkajian tentang adopsi nya program Thalad Thai di Thailand,
berupa informasi tentang: 1) peningkat- inovasi untuk merancang strategi yang gerakan Semaul Undong di Korea Selatan,
an produksi, 2) pemeliharaan kondisi efektif agar target sasaran dapat menerap- dan pembangunan pertanian modern
lahan, 3) penanganan pascapanen, 4) kan inovasi baru yang memiliki prospek pascaperang dunia kedua di Jepang. Di
adopsi teknologi baru, 5) kerja sama lebih baik. Adopsi inovasi pertanian pada Indonesia, sejak tahun 2004 Departemen
kelompok, 6) peningkatan pendapatan dasarnya menyangkut proses pengam- Pertanian mengembangkan Program
rumah tangga, dan 7) partisipasi dalam bilan keputusan oleh pengguna teknologi Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan
kegiatan pedesaan. Komunikasi pertanian atau ide-ide baru untuk menerima atau Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani).
bukan saja bertujuan untuk mempengaruhi menolaknya untuk mengembangkan Program ini dilaksanakan secara parti-
sikap dan perilaku komunikan seperti usaha taninya (Soekartawi 1993). sipatif oleh semua pemangku kepentingan
yang sering ditemui dalam penyuluhan Rogers dan Schoemaker (1971) menya- (stakeholders) pembangunan pertanian
pertanian yang lebih banyak dikuasai oleh takan bahwa adopsi merupakan upaya dalam bentuk laboratorium agribisnis.
kekuatan komunikator (komunikasi satu menyampaikan secara bertahap ide, Prima Tani bersifat integratif secara vertikal
arah), tetapi juga perlu memperhatikan praktek atau objek yang dapat dirasakan dan horizontal, dan diharapkan dapat
peran komunikan baik sebagai individu sebagai sesuatu yang baru oleh individu menghasilkan keluaran yang bermuara
maupun anggota masyarakat yang dikenal atau masyarakat tani. Secara sederhana, pada ketahanan pangan, daya saing
dengan komunikasi dua arah. adopsi inovasi terjadi melalui proses yakni: melalui peningkatan nilai tambah, dan
Menurut Kaye (1997), setiap manusia kesadaran, tumbuh minat, evaluasi, peningkatan kesejahteraan masyarakat.
akan mampu mengenali inti permasalahan mencoba, dan adopsi. Kecepatan proses Dari berbagai gerakan pembaharuan usaha
yang dihadapi bila memiliki informasi yang adopsi inovasi bervariasi, yaitu sangat tani tersebut, terlihat bahwa komunikasi
memadai, dan untuk memperolehnya dibu- cepat, lambat, atau menolak, dan dapat berperan sebagai salah satu program
tuhkan sumber daya dan akses terhadap dikategorikan menjadi kelompok peng- pendukung yang penting (Suryana 2008).
sumber informasi. Faktor-faktor yang perlu adopsi berdasarkan status sosial, status Setiap program pembangunan yang
diperhatikan dalam penyediaan informasi ekonomi, perilaku komunikasi, pendidikan, terkait dengan pembangunan pertanian
adalah relevansi, akurasi, kelengkapan, dan umur. Berdasarkan kecepatan adopsi, memerlukan perencanaan yang kompre-
ketajaman, ketepatan waktu, dan keter- kelompok pengadopsi dapat dibedakan hensif dengan koordinasi semua pihak
wakilan. Perkembangan peran komunikasi sebagai perintis (innovators), pengetrap melalui sistem informasi yang efektif dan
dalam pembangunan pertanian telah dini (early adopters), pengetrap majoritas efisien. Informasi bagi pengembangan
menimbulkan pergeseran paradigma, yakni awal (early majority), pengetrap majoritas usaha tani modern merupakan sumber
dari komunikasi satu arah menjadi dua arah akhir (late majority), dan penolak atau daya penting dalam kegiatan produksi dan
di mana komunikan dan komunikator kaum kolot (laggard). manajemen agribisnis untuk meningkat-
saling menghargai aspirasi dan kepen- Beberapa faktor produksi yang berkait- kan daya saing. Informasi yang dibutuh-
tingannya dalam proses komunikasi an dengan peningkatan produktivitas kan petani dapat disalurkan melalui sistem
tersebut. komoditas pangan meliputi varietas informasi dengan mengacu pada com-
Menurut Melkote (2007), pakar komu- unggul, lahan, teknik budi daya (keter- puter-based system untuk mendukung
nikasi Rogers memberikan kontribusi yang sediaan pupuk/pestisida serta alat dan operasi, manajemen, dan fungsi keputusan
besar dalam pengembangan komunikasi mesin pertanian), dan teknologi pasca- dalam organisasi. Akses petani terhadap
pembangunan pertanian melalui berbagai panen. Untuk meningkatkan produk- sumber informasi perlu ditingkatkan
penelitian tentang difusi inovasi, parti- tivitas dan kualitas bahan pangan, petani sehingga petani dapat mengambil kepu-
sipasi, pemberdayaan, dan perubahan sebagai tulang punggung pertanian tusan secara tepat.
sosial masyarakat. Pemberdayaan petani Indonesia membutuhkan teknologi yang Sistem informasi komunikasi pertanian
dan masyarakat pada lingkungan sosial, sederhana, murah, dan efisien. Namun, berperan untuk mengumpulkan, mengirim-
ekonomi, dan realitas politik berkaitan kemampuan petani untuk mengakses kan, memproses, dan menyimpan data
dengan pendidikan keahlian untuk teknologi alat dan mesin pertanian tentang sumber daya organisasi, program,
mengembangkan komunikasi antarpekerja (alsintan) seperti traktor roda dua dan dan pencapaian kinerja atau prestasi.
atau petani. Jika pengembangan komuni- empat, pompa air, alat tanam padi, pe- Informasi merupakan data yang memiliki
kasi berlanjut secara efektif dalam proses ngering, dan alat perbengkelan masih makna dan berguna, serta dapat dikomuni-
perubahan sosial, peneliti dan partisipan terbatas. Di sisi lain, alsintan dibutuhkan kasikan kepada penerima atau pengguna

Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009 43


(stakeholders) untuk membuat suatu pelaku ekonomi pertanian lainnya dalam dengan kebutuhan petani. Lembaga ini
keputusan. Setiap manajer dan partisipan posisi yang berimbang. Kemitraan juga mempunyai tiga kelompok kegiatan, yakni:
yang terkait dalam pengembangan usaha penting untuk membangun sistem agri- 1) melakukan uji lapangan bersama lem-
tani padi (koperasi, swasta, pemerintah, bisnis dengan posisi tawar dan daya saing baga penelitian, 2) melakukan penyuluhan
perguruan tinggi, lembaga penelitian dan yang tinggi serta untuk memperoleh nilai dua arah bersama dengan lembaga pene-
pengembangan), pada berbagai level tambah yang wajar bagi petani. Untuk litian, dan 3) menyalurkan informasi yang
memerlukan informasi yang relevan dalam membangun usaha tani padi dengan terkait langsung dengan kebutuhan pe-
rangka membuat keputusan yang efektif. dukungan koperasi pertanian, diperlukan tani melalui koperasi agribisnis. Dukungan
analisis potensi sumber daya lokal seba- pemerintah dalam mewujudkan kemandiri-
gai kawasan pengembangan agribisnis an pangan harus menjadi komitmen politik
Sistem Kemitraan yang didukung oleh studi kelayakan sebagai gerakan nasional dengan sistem
secara sosial, teknis maupun ekonomi. kemitraan yang dilandasi kesadaran
Pewujudan sistem informasi dalam men- Pengembangan koperasi pertanian yang pentingnya kemandirian pangan menuju
dukung program kemandirian pangan kokoh dapat mengantisipasi kekuatan ketahanan pangan yang andal. Bagan
memerlukan pemberdayaan petani melalui ekonomi kapitalis yang bertentangan strategi komunikasi kemandirian pangan
organisasi ekonomi yang mampu meng- dengan sistem ekonomi kerakyatan. dapat dilihat pada Gambar 1.
galang potensi faktor produksi yang Potensi dan karakteristik masing-masing
terbatas. Koperasi pertanian merupakan daerah dapat diperoleh melalui analisis
lembaga ekonomi yang sesuai bagi petani berdasarkan kawasan pengembangan
agribisnis komoditas unggulan. Keman- KESIMPULAN DAN
dan juga merupakan amanah konstitusi
UUD 1945 yang perlu ditata ulang seiring dirian pangan dapat dibangun berdasar- IMPLIKASI KEBIJAKAN
dengan perkembangan iptek dan tan- kan Kawasan Pengembangan Agribisnis
tangan global yang makin kompleks. (KPA) padi, dengan dukungan Koperasi Kesimpulan
Perpaduan prinsip agribisnis dan prinsip Agribisnis Padi, Pusat Informasi Agri-
ekonomi kerakyatan yang berbasis bisnis Padi, dan Sistem Kemitraan Kemandirian pangan bergantung pada
kekeluargaan dan kebersamaan dapat Agribisnis Padi yang melibatkan seluruh keberdayaan petani dalam meningkatkan
dikembangkan sebagai paradigma baru stakeholders secara terpadu. produktivitas, kualitas produk, dan nilai
dalam pengembangan koperasi yang Informasi dari lembaga formal dan tambah sehingga mempunyai posisi tawar
efektif dan efisien dan berpihak kepada nonformal untuk membangun usaha tani dan daya saing yang tinggi. Untuk
kepentingan anggota (petani). padi modern dapat disalurkan melalui mewujudkannya diperlukan dukungan
Untuk membangun koperasi yang Pusat Informasi Agribisnis padi yang ber- akselerasi adopsi inovasi teknologi per-
efektif dan efisien, model koperasi per- fungsi sebagai penyaring informasi sesuai tanian. Pemberdayaan petani padi dapat
tanian komoditas tunggal merupakan
alternatif yang dapat dikembangkan untuk
mempercepat pembangunan usaha tani
modern dengan dukungan sistem infor-
masi komunikasi pertanian. Koperasi
Peran institusi (litbang,
komoditas tunggal yang berorientasi pada perguruan tinggi, swasta)
keberdayaan dan kesejahteraan petani

serta kemandirian pangan, akan men-

dorong munculnya koperasi pertanian
 

 

Uji coba
yang andal. lapangan
Komunikasi pertanian menjadi makin  
penting untuk menghasilkan keseim-
Sumber informasi Pusat
bangan dalam perspektif pertukaran Informasi
Koperasi Pemberdayaan &
(pemerintah, Agribisnis partisipasi

informasi melalui jalur kelembagaan yang





perguruan tinggi, Agribisnis


Padi masyarakat
mapan, didukung dengan komunikasi dua swasta, LSM, dll) Pangan
arah, baik vertikal maupun horizontal dalam  
 
sistem sosial pertanian. Interaksi hori- Sistem
sontal harus dikembangkan menjadi
 

 

kemitraan
interaksi solidaritas dan kemitraan, yang 
terkait dengan kehidupan antaranggota, 

antarkelompok, atau antarlembaga dalam Kebijakan pemerintah


(gerakan kemandirian

masyarakat. Sinergi kapital masyarakat,


pangan)
baik kapital fisik maupun kapital sosial dari
seluruh partisipan melalui sistem kemit-
raan perlu diintegrasikan menjadi kekuatan
yang lebih efektif.
Penguatan koperasi pertanian dapat
mengembangkan sistem kemitraan dengan Gambar 1. Bagan strategi komunikasi kemandirian pangan.

44 Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009


dilakukan melalui pengembangan koperasi Implikasi Kebijakan kerakyatan untuk mengantisipasi pereko-
agribisnis dengan pendekatan kemandirian nomian global yang cenderung kapitalis
dan daya saing melalui pengembangan Swasembada beras dan diversifikasi (neoliberalisme).
sentra-sentra produksi komoditas pangan pangan sebagai basis kemandirian pangan Perlu dikembangkan strategi komuni-
unggulan atau kawasan pengembangan harus dikembangkan menjadi gerakan kasi pembangunan kemandirian pangan
agribisnis pangan. masyarakat dengan mendayagunakan dalam suatu sistem informasi komunikasi
Peran komunikasi pembangunan secara optimal potensi sumber daya lokal pembangunan usaha tani padi dalam
dalam transformasi teknologi dan mana- (fisik dan sosial) untuk menghindari setiap kawasan pengembangan agribisnis
jemen agribisnis belum efektif dan efisien. ketergantungan pada pangan impor. padi. Pengembangannya dapat dilakukan
Masih terjadi kesenjangan antara kema- Sistem agribisnis pangan (padi) dalam dengan pendekatan sistem kemitraan dan
juan iptek di tingkat penelitian dan wadah koperasi agribisnis padi perlu pemberdayaan secara terpadu (pemerin-
aplikasinya di lapangan. Sinergi dari dibangun sebagai bentuk pembangunan tah, swasta, koperasi, perguruan tinggi,
partisipan dalam membangun kemandirian kemandirian pangan yang berorientasi lembaga penelitian, LSM) berbasis
pangan juga belum berkembang. pada peningkatan efisiensi dan efektivitas koperasi dan sumber daya lokal.
serta pengembangan sistem ekonomi

DAFTAR PUSTAKA
Adjid, D.A. 1998. Membangun Pertanian Modern. and social change in developing countries. Traditions in Modern Italy. Princeton
Pengembangan Sinar Tani, Jakarta. Journal of Creative in Communication 1:1 University Press. Princeton, USA.
2006. Sage Publication, New Delhi. Tho-
Alimoeso, S. 2008. Ketahanan pangan nasional: Rogers, E.M. and F.F. Schoemaker. 1971.
usand Oaks, London.
Antara harapan dan kenyataan. Makalah Communication of Innovations, A Cross-
disampaikan pada Pameran Agrinex di Mubyarto. 2004. Kualitas manusia Indonesia. Cultural Approach. The Free Press, New
Jakarta, Maret 2008. Jurnal Ekonomi Rakyat. Edisi Agustus 2004. York. 476 pp.
Yayasan Agro Ekonomika, Bogor.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2008. Statistik Per- Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi
tanian. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Muhammad, A. 2004. Komunikasi Organisasi. Pertanian. UI Press, Jakarta. hlm. 137.
Bumi Aksara, Jakarta.
Food and Agriculture Organization (FAO). 2003. Soekartawi. 1993. Peranan pengembangan
Trade Reform and Food Security: Concep- Nainggolan, K. 2007. Perberasan sebagai bagian sumber daya manusia (PSDM) dalam proses
tualizing the Linkages. FAO, Rome. dari ketahanan nasional di bidang pangan. adopsi-inovasi untuk meningkatkan penda-
Seminar Sehari tentang Perberasan. Harian patan petani. Agro-Ekonomika 23(1): 23
Kartasasmita, G. 1996. Power and Empower- Umum Sinar Harapan dengan Tabloid Agrina, .
ment: Sebuah telaahan mengenai konsep Jakarta.
pemberdayaan masyarakat. Badan Perenca- Suryana, A. 2008. Penganekaragaman pangan
naan Pembanguan Nasional, Jakarta. Pakpahan, A. 2004. Petani Menggugat. Max dan gizi: Faktor pendukung peningkatan
Havelaar Indonesia Foundation, Jakarta. kualitas sumber daya manusia. Majalah
Kaye, H. 1997. Mengambil Keputusan Penuh Pangan. Media Komunikasi dan Informasi.
Percaya Diri. Mitra Utama, Jakarta. Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2007.
No. 52/XVII/OktoberDesember 2008,
Statistik Pertanian. Pusat Data dan Infor-
Lawang, R.M.Z. 2005. Kapital Sosial dalam Jakarta.
masi Pertanian, Departemen Pertanian,
Perspektif Sosiologik. Cetakan Kedua. UI Jakarta. Yudhohusodo, S. 2004. Membangun Kemandirian
Press, Jakarta. Pangan. Yayasan Padamu Negeri, Jakarta.
Putnam, R.D., R. Leonardi, and R.Y. Nanetti.
Melkote, R.S. 2007. Everett M Rogers and his 1993. Making Democracy Work: Civic
contribution to the field of communication

Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009 45

Anda mungkin juga menyukai