Anda di halaman 1dari 2

Kasus 1

Seorang bayi lahir secara sectio cesarea dari ibu G2P1A0 hamil 33 minggu, JPKTH, dengan
bekas sectio cesarea 1 kali, pre-eklampsia berat. Bayi lahir dengan APGAR score 7/9, ketuban
jernih, berat 2000 gram. Bayi lahir dalam kondisi aktif, menangis kuat dan tidak ada distres
napas. Bayi lalu diberikan perawatan rutin dan dilakukan rawat gabung bersama ibu.
• Pada perawatan hari ke-3, bayi tampak kuning. Dilakukan pemeriksaan skrining
golongan darah, bilirubin dan TSH pada bayi. Dari pemeriksaan laboratorium
didapatkan nilai bilirubin total 15 mg/dl, golongan darah bayi B+ dan golongan darah
Ibu O. Bayi kemudian dirawat dan diberikan terapi sinar dengan lampu LED selama 24
jam. Pasca terapi sinar diperiksakan bilirubin total dengan hasil 8 mg/dl.
• Pada hari perawatan ke-5 hari bayi dipulangkan setelah pemberian imunisasi polio.

Diagnosis ?
Biaya RS ?
Kasus 2
Seorang bayi lahir dari ibu G1P0A0 hamil 27 minggu, lahir SC dari seorang ibu yang mengalami
edema paru akibat preeklampsia berat. berat lahir 1000gr.
• Saat lahir, bayi tampak sianosis, tidak menangis dan tidak terdengar bunyi jantung.
Dilakukan upaya resusitasi ekstensif bertahap dengan menggunakan ventilasi tekanan
positif, kompresi dada, intubasi dan pemberian epinefrin via selang ETT. Nilai Apgar
pasca resusitasi adalah 1/2/4/7.
• Pasca resusitasi, bayi dirawat di nicu dan mendapat dukungan respirasi menggunakan
ventilator mekanik. Dilakukan pemasangan kateter vena dan arteri umbilikal untuk
akses nutrisi parenteral dan pemeriksaan laboratorium, serta dilakukan rontgen
thorax. Pemeriksaan lab menunjukkan hasil IT ratio dan laktat diatas normal dan
rontgen menunjukkan HMD grade III. Diberikan antibiotik ampisilin dan gentamisin.
• Hari perawatan ke 4, respirasi dan hemodinamik bayi dalam kondisi stabil, bayi mulai
diberikan priming menggunakan susu formula karena ASI ibu tidak tersedia
• Hari perawatan ke 6, perut bayi mulai tampak buncit, tegang, disertai keluarnya BAB
hitam seperti ter. Pasien direncanakan puasa selama 14 hari. Dilakukan rontgen
abdomen 2 posisi, didapatkan gambaran usus sesuai NEC gr II dan diberikan antibiotik
metronidazole, dilakukan dekompresi menggunakan NGT dan rectal tube.
• Hari perawatan ke 10, perut bayi makin buncit dan tegang. Didapatkan hipotensi dan
perfusi perifer > 3 detik. Dilakukan konsul ke bedah anak, rontgen abdomen ulang
septik workup ulang, diberikan inotropik dan antibiotik ampisilin, gentamisin diganti
dengan meropenem.
• Hari perawatan ke 11, klinis pasien memburuk, didapatkan gambaran perforasi usus
pada rontgen. Direncanakan operasi laparotomi eksplorasi, namun trombosit bayi
hanya 20.000. Direncanakan transfusi trombosit untuk perbaikan KU
• Hari perawatan ke-12, keadaan umum bayi semakin memburuk, tampak perdarahan
pada kulit dan saluran cerna. Pasien tampak pucat dan akhirnya mengalami gagal
napas dan tidak respon setelah dilakukan resusitasi selama 20 menit. Pasien
dinyatakan meninggal.

Diagnosis ?
Biaya ?

Anda mungkin juga menyukai