Anda di halaman 1dari 5

Puisi Eligi

Derai-Derai Cemara
Karya: Chairil Anwar

cemara menderai sampai jauh


terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku orangnya bisa tahan


sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan lagi

hidup hanyalah menunda kekalahan


tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
Puisi Sarenada
Serenada Biru

Alang-alang dan rumputan


bulan mabuk di atasnya.
Alang-alang dan rumputan
angin membawa bau rambutnya.

Mega putih
selalu berubah rupa.
Membayangkan rupa
yang datang derita.

Ketika hujan datang


malamnya sudah tua:
angin sangat garang
dinginnya tak terkira.

Aku bangkit dari tidurku


dan menatap langit kelabu.

Wahai, janganlah angin itu


menyingkap selimut kekasihku!
Puisi Ode
Teratai
Karya : Sanusi Pane

Dalam kebun di tanah airku


Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia


Daun berseri Laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia

Teruslah, O Teratai Bahagia


Berseri di kebun Indonesia

Biar sedikit penjaga taman


Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau turut menjaga Zaman
Puisi Satire

DI NEGERI AMPLOP

Oleh : (Gus Mus)

Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya “malu”

Samson tersipu – sipu, rambut keramatnya ditutupi topi “rapi – rapi”

David coverfil dan rudini bersembunyi “rendah diri”

Entah, andai Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya

Amplop – amplop di negeri amplop mengatur dengan teratur

Hal – hal yang tak teratur menjadi teratur

Hal – hal yang teratur menjadi tak teratur

Memutuskan putusan yang tak putus

Membatalkan putusan yang sudah putus

Amplop – amplop menguasai penguasa

Dan mengendalikan orang – orang biasa

Amplop – amplop membeberkan dan menyembunyikan

Mencairkan dan membekukan

Mengganjal dan melicinkan

Orang bicara bisa bisu

Orang mendengar bisa tuli

Orang alim bisa nafsu

Orang sakti bisa mati

Di negri amplop, amplop – amplop mengamplopi apa saja dan siapa saja
Puisi Kritik Sosial
HEMBUSAN ANGIN SURGA
Oleh Satya Zulfiqar Ipnu

Masih terngiyang suara merdu itu


Diantara detak jantung dan sunyinya lamunan malam
Diantara kerinduan dan bujukan cinta
Timbul tenggelam rasa duka dan cita
Mengalir pada arus yang sama
Sehingga sulit buatku untuk membedakannya
Semerbak wangi terbawa ke angkasa
Menghiasi cakrawala dan alam semesta
Melengkapi indahnya langit hingga terwujud dalam sebuah Aurora
Mengharap aku mampu menggapainya
Menggapai nirwana yang tegak berdiri diatas pusara masa
Terpaku aku berdiri diantara ilalang yang membentang
Terasa hembusan angin sejuk merasuk jiwa
Seolah berkata padaku dengan suara mesra
Ya inilah angin surga
Yang di hembuskan pada setiap manusia yang terluka dan berduka
Sayang manusia tak mampu merasakannya
Perih dan Getir menjadi halangan baginya
Butuh sebuah kebesaran jiwa untuk merasakan
Apa yang dinamakan Hembusan angin surga

Anda mungkin juga menyukai