Anda di halaman 1dari 2

Bahkan ketika ia belum mampu merangkak

Cemara telah menaungi kakinya


Saat mulutnya belum kuasa mengurai kata
Riak ombak tepian telah mengajak bicara
Semilir angin danau menemani hidupnya
Menjelma di sentuhan lembut tangan
Yang mengurai cemara kehidupan

Ia besar di danau ini,


Lahir saat cemara tepian selesai disemai
Selepas badai menelan semua mimpi

Ia tumbuh di danau ini,


Dingin beku di pagi damai
Mengajak beranjak menyentuh mentari

Gelap sunyi di malam angan


Mengajak berjalan menyentuh rembulan
Menyapa bintang yang berkaca di tepian tenang

Renung tua renta di bawah cemara


Menanti jiwa yang tak kunjung tiba
Menua sendiri dalam dingin dan sunyi
Berselimut angin danau menghalau rindu

Kau yang mengutuk keterasingan


Meninggalkan dia yang kau jadikan alasan
Bukankah tulang yang melukis badan
Bukti dingin dihalau a

Panas mentari menghapus dingin dikenang


Binar bulan menyekat sunyi dalam bilik ingatan
Adakah hangat selalu tiba
Hingga dingin tak ada masa membuka luka
Ataukah gemerlap bintang selalu datang
Hingga sunyi tak mampu mengurai jalan pulang

Ia besar di danau ini

Anda mungkin juga menyukai