PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan periodesasi tahap-tahap perkembangan sejarah Indonesia
2. Membandingkan kerakteristik setiap periode sejarah Indonesia untuk
mencari kesinambungan sejarah Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Zaman Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan
ditemukannya prasasti berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut
dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman
2
keturunan dari Kudungga. Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut
mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada para Brahmana. Para
Brahmana membangun yupa itu sebagai tanda terimakasih kepada raja yang
dermawan. Masyarakat Kutai menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan
ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta memberikan sedekah kepada
para Brahmana.
b. Zaman Sriwijaya
Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu, pertama
zaman Sriwijaya di bawah Wangsa Syailendra (600-1400) yang bercirikan
kedatuan. Kedua negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525) bercirikan
keprabuan, kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan Indonesia lama.
Ketiga, negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang
negara Proklamasi 17 Agustus 1945).
Pada abad ke VII muncul suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan
Sriwijaya dibawah kekuasaan Wangsa Syailendra. Hal ini dimuat dalam prasasti
Kedukan Bukit Dikaki Bukit Siguntang dekat Palembang yang bertarikh 605 Caka
atau 683 M. Bahasa melayu kuno dan huruf pallawa. Kerajaan ini adalah kerajaan
Maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya, kunci-kunci lalu lintas laut
disebelah barat dikuasainya seperti selat sunda (686) dan selat malaka (775). Cita-
cita tentang kesejateraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada
kerajaan Sriwijaya, yang berbunyi “marvuat vanua Criwijaya siddhayatra
subhiksa” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).
3
Prambanan (agama Hindu X). Di daerah Jawa Timur muncullah kerajaan-kerajaan
Isana (IX), Darmawangsa (X), Airlangga (XI).
Agama yang diakui oleh kerajaan adalah agama Budha, Wisnu, dan
Syiwa. Menurut prasasti Kelagen, Raja Airlangga mengadakan hubungan dagang
dan bekerja sama dengan Benggala, Chola dan Champa yang merupakan nilai
kemanusiaan. Demikian pula Airlangga megalami penggemblengan lahir dan
batin di hutan dan tahun 1019 para pengikutnya, rakyat dan para Brahmana
memohon Airlangga bersedia menjadi raja, sebagai nilai-nilai sila keempat. Pada
tahun 1037, raja Airlangga memerintah untuk membuat waduk demi
kesejahteraan pertanian rakyat yang merupakan sila ke lima. Di wilayah Kediri
Jawa Timur berdiri pula kerajaan Singasari (XIII), yang kemudian sangat erat
hubungannya dengan kerajaan Majapahit.
d. Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit dengan masa kejayaan
pada pemerintahan Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu
oleh laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara.
Dengan luas wilayah dari semenanjung melayu (Malaysia) sampai Irian Barat
melalui Kalimantan Utara.
Empu Prapanca menulis Negarakertagama (1365), yang terdapat istilah
Pancasila. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma yang dapat kita jumpai
seloka persatuan nasional yaitu, “Bhineka Tunggal Ika” Tan Hana Dharma
Mangrua”. Dengan arti walau berbeda tetap satu jua adanya sebab tidak ada
agama yang memiiki Tuhan yang berbeda.
Di saat Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia
dan banyak meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara
kebangsaan Indonesia 17 Agustus 1945. Kemudian disebabkan keadaan dalam
negeri sendiri seperti perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad XV,
maka sinar kejayaan Majapahit mulai memudar dan akhirnya mengalami
keruntuhan dengan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada permulaan abad XVI
(1520).
4
e. Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit runtuh, agama Islam mulai berkembang di Indonesia.
Bersamaan dengan itu berkembanglah kerajaan Islam seperti kerajaan Demak.
Kemudian mulai berdatangan orang-orang Eropa antara lain Portugis yang
mencari pusat tanaman rempah-rempah. Namun lama kelamaan mulai
menunjukkan peranannya dengan perdagangan mengikat dan praktek penjajahan.
Pada akhir abad XVI Belanda datang pula ke Indonesia dengan
mendirikan perkumpulan dagang yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische
Compagnie) atau Kompeni. Praktek VOC yang memaksa, menimbulkan
perlawanan rakyat di bawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1945) dengan
menewaskan Gubernur Jendral J.P Coen namun perlawannya tidak berhasil.
Bangsa Belanda kemudian mulai menduduki daerah Makasar setelah
Sultan Agung mangkat, yang kemudian menimbulkan perlawanan rakyak
Makasar di bawah pimpinan Hasanudin (1667). Kemudian daerah Banten dengan
pimpinan Sultan Ageng Tirtoyoso (1684), Untung Suropati di Jawa Timur dengan
perlawanan Trunojoyo (akhir XVII). Demikian pula Ibnu Iskandar pimpinan
armada dari Minangkabau.
Penjajahan Belanda mulai meluas dan menimbulkan ledakkan perlawanan
rakyat dari berbagai wilayah nusantara. Namun dikarenakan tidak adannya
kesatuan dan persatuan di antara mereka, maka perlawanan tersebut senantiasa
kandas dan menimbulkan banyak korban jiwa.
f. Kebangkitan Nasional
Kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional (1908)
dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusoda dengan Budi Utomonya. Gerakan
inilah adalah awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang
memiliki kehormatan akan kemerdakan dan kekuatannya sendiri.
Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 merupakan ppelopor
pergerakan nasional. Organisasi pergerakan nasional antara lain : Syarekat
Dagang Islam (SDI) 1909, kemudian mengubah bentuknya menjadi Gerakan
5
Politik dengan mengganti namanya menjadi Sarekat Islam (SI) 1911 di bawah
H.O.S.Cokroaminoto.
Berikutnya muncul Indische Partij (1913) yang dipimpin oleh 3 serangkai
yaitu, Douwes Dekker, Ciptomangunkusumo, Suwardi Suryodiningrat (Ki Hajar
Dewantoro). Dalam situasi yang mengguncangkan muncullah Partai Nasional
Indonesia (PNI) 1927 yang dipelopori oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo,
Sartono dan tokoh lainnya.
Perjuangan nasional Indonesia dititik beratkan pada kesatuan nasional
dengan tujuan yang jelas yaitu, Indonesia Merdeka. Tujuan diekspresikannya
dengan kata-kata yang jelas kemudian diikuti dengan tampilnya golongan muda
seperti, Muh Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbopranoto, serta tokoh muda
lainnya. Perjuangan rintisankesatuan nasional kemudia diikuti dengan Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isinya Satu bahasa, satu Bangsa,
Bangsaku tanah air Indonesia. Lagu Indonesia Raya pada saat itu pertamakali
dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran
berbangsa.
PNI dibubarkan oleh pengikutnya dan diganti dengan Partai Indonesia atau
Partindo pada tahun1931. Kemudian golongan demokrat antara lain Moh. Hatta
dan St. Syahrir mendirikan PNI baru yaitu Pendidikan Nasional Indonesia tahun
1933 dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan
sendiri.
6
Zyunbi Tioosakai yang diketuai oeh Dr.K.R.T. Radjiman Wediodiningrat yang
beranggotakan 60 orang.
7
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
Setelah jepang menyerah kepada sekutu maka kesempatan itu digunakan
sebaik-baiknya oleh para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia, namun terdapat
perbedaan pendapat antara golongan pemuda dan golongan tua. Perbedaan itu
memuncak dengan diamankannya Ir Soekarno dan Moh Hatta ke Rengasdengklok
agar tidak mendapat pengaruh dari jepang. Untuk mempersiapkan proklamasi
maka pada tengah malam Soekarno-Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda
untuk merumuskan redaksi naskah proklamasi.
Kemudian pada pagi harinya tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan
Timur no 56 Jakarta tepat pada hari jumat legi jam 10 pagi WIB. Bung Karno
didampingi Bung Hatta membacakan naskah proklamasi.
Sidang PPKI
PPKI Mengadakan sidang sebanyak empat kali, yaitu :
1. Sidang Pertama (18 Agustus 1945)
a) Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi :
- Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai Pembukaan UUD 1945
- Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan
Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai
perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta,
kemudian berfungsi sebagai UUD 1945
b) Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
c) Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
badan musyawarah darurat
2. Sidang Kedua (19 Agustus 1945)
a) Tentang daerah Propinsi, dengan pembagian sebagai berikut :
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi,
Maluku, dan Sudan Kecil.
b) Untuk sementara waktu kedudukan Kooti dan sebagainya diteruskan
seperti sekarang
8
c) Untuk sementara waktu kedudukan kota dan Gemeente diteruskan
seperti sekarang
3. Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)
Pada sidang ketiga PPKI dilakukan pembahasan terhadap agenda
tetang ‘Badan Penolong Keluarga Korban Perang’. Adapun keputusan
yang dihasilkan adalah terdiri atas delapan pasal. Salah satu dari pasal
tersebut yaitu pasal 2 dibentuklah suatu badan yang disebut ‘Badan
Keamanan Rakyat’(BKR)
4. Sidang Keempat (22 Agustus 1945)
Pada sidang keempat PPKI membahas agenda tentang Komite
Nasional Partai Nasional Indonesia, yang pusatnya berkedudukan di
Jakarta.
9
Dekrit presiden 5 Juli 1959
Pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan
dan keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang
politik, ekonomi, sosial maupun hankam. Isi dekrit presiden sebagai berikut :
1. Membubarkan Konstituante
2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945
Tidak berlakunya kembali UUDS 1945
3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Berdasrkan Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di
Negara Republik Indonesia hingga saat ini.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah ada dalam kehidupan
masyarakat sejak zaman dahulu. Tergambarkan dalam sejarah kehidupan pada
zaman kerajaan hingga saat ini. (Setelah kami berusaha untuk menguraikan
pembahasan mengenai filsafat pancasila, kami dapat menyimpulkan bahwa nsur –
unsur Pancasila memang telah di miliki dan di jalankan oleh bangsa Indonesia
sejak dahulu.
3.2 Saran
Bagi penulis :
-kami menyarankan kepada diri kami sebagai penulis untuk lebih banyak
membaca dan mengetahui banyak referensi dari materi yang dikaji
Bagi pembaca :
-kami menyarankan kepada pembaca untuk kritis dalam berpikir sehingga
banyak referensi yang di dapatkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12