Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila adalah Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang secara
resmi tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 dan ditetapkan oleh PPKI
tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945 diundangkan dalam
Berita Republik Indonesia tahun II NO.7
Maka setiap warga negara perlu dan seharusnya mempelajari, mendalami,
menghayati dan selanjutnya untuk diamalkan dalam rangka bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Terutama di dunia pendidikan sejak dari Taman Kanak-
kanak hingga Perguruan Tinggi. Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan maka
sudah seharusnya setiap siswa maupun mahasiswa untuk mempelajari pncasila
dibangku pendidikan sejak pra sekolah (taman kanak-kanak), pendidikan dasar
hingga pendidikan tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana periodisasi tahap-tahap perkembangan sejarah Indonesia?
2. Bagaimana karakteristik setiap periode sejarah Indonesia untuk mencari
kesinambungan sejarah?

1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan periodesasi tahap-tahap perkembangan sejarah Indonesia
2. Membandingkan kerakteristik setiap periode sejarah Indonesia untuk
mencari kesinambungan sejarah Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia sebelum disyahkan
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada Bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum Bangsa Indonesia mendidik negara,
yang berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-
nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri
negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
Selain itu secara epistemologis sekaligus sebagai pertanggung jawaban
ilmiah, bahwa Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia juga sebagai
pandangan hidup bangsa, jiwa, dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian
luruh bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara.
Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses
yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-
kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah
mulai nampak pada abad ke VII. Seperti timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah
wangsa Syailendra di Palembang, kemudian Airlangga dan Majapahit di Jawa
Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang
kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada sumpah
pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa
Indonesia dalam mendirikan negara tercapai dengan diproklamasikannya
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

a. Zaman Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan
ditemukannya prasasti berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut
dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman

2
keturunan dari Kudungga. Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut
mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada para Brahmana. Para
Brahmana membangun yupa itu sebagai tanda terimakasih kepada raja yang
dermawan. Masyarakat Kutai menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan
ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta memberikan sedekah kepada
para Brahmana.

b. Zaman Sriwijaya
Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu, pertama
zaman Sriwijaya di bawah Wangsa Syailendra (600-1400) yang bercirikan
kedatuan. Kedua negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525) bercirikan
keprabuan, kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan Indonesia lama.
Ketiga, negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang
negara Proklamasi 17 Agustus 1945).
Pada abad ke VII muncul suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan
Sriwijaya dibawah kekuasaan Wangsa Syailendra. Hal ini dimuat dalam prasasti
Kedukan Bukit Dikaki Bukit Siguntang dekat Palembang yang bertarikh 605 Caka
atau 683 M. Bahasa melayu kuno dan huruf pallawa. Kerajaan ini adalah kerajaan
Maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya, kunci-kunci lalu lintas laut
disebelah barat dikuasainya seperti selat sunda (686) dan selat malaka (775). Cita-
cita tentang kesejateraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada
kerajaan Sriwijaya, yang berbunyi “marvuat vanua Criwijaya siddhayatra
subhiksa” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).

c. Zaman Kerajaan-kerajaan Sebelum Majapahit


Muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih
berganti. Kerajaan Kalingga pada abad ke VII, Sanjaya pada abad ke VIII yang
ikut membantu membangun candi Kalasan untuk Dewa Tara bersama dengan
dinasti Syailendra (VII dan IX). Dalam periode kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah
tersebut adalah dibangunya candi Borobudur (agama Budha IX), dan candi

3
Prambanan (agama Hindu X). Di daerah Jawa Timur muncullah kerajaan-kerajaan
Isana (IX), Darmawangsa (X), Airlangga (XI).
Agama yang diakui oleh kerajaan adalah agama Budha, Wisnu, dan
Syiwa. Menurut prasasti Kelagen, Raja Airlangga mengadakan hubungan dagang
dan bekerja sama dengan Benggala, Chola dan Champa yang merupakan nilai
kemanusiaan. Demikian pula Airlangga megalami penggemblengan lahir dan
batin di hutan dan tahun 1019 para pengikutnya, rakyat dan para Brahmana
memohon Airlangga bersedia menjadi raja, sebagai nilai-nilai sila keempat. Pada
tahun 1037, raja Airlangga memerintah untuk membuat waduk demi
kesejahteraan pertanian rakyat yang merupakan sila ke lima. Di wilayah Kediri
Jawa Timur berdiri pula kerajaan Singasari (XIII), yang kemudian sangat erat
hubungannya dengan kerajaan Majapahit.

d. Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit dengan masa kejayaan
pada pemerintahan Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu
oleh laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara.
Dengan luas wilayah dari semenanjung melayu (Malaysia) sampai Irian Barat
melalui Kalimantan Utara.
Empu Prapanca menulis Negarakertagama (1365), yang terdapat istilah
Pancasila. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma yang dapat kita jumpai
seloka persatuan nasional yaitu, “Bhineka Tunggal Ika” Tan Hana Dharma
Mangrua”. Dengan arti walau berbeda tetap satu jua adanya sebab tidak ada
agama yang memiiki Tuhan yang berbeda.
Di saat Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia
dan banyak meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara
kebangsaan Indonesia 17 Agustus 1945. Kemudian disebabkan keadaan dalam
negeri sendiri seperti perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad XV,
maka sinar kejayaan Majapahit mulai memudar dan akhirnya mengalami
keruntuhan dengan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada permulaan abad XVI
(1520).

4
e. Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit runtuh, agama Islam mulai berkembang di Indonesia.
Bersamaan dengan itu berkembanglah kerajaan Islam seperti kerajaan Demak.
Kemudian mulai berdatangan orang-orang Eropa antara lain Portugis yang
mencari pusat tanaman rempah-rempah. Namun lama kelamaan mulai
menunjukkan peranannya dengan perdagangan mengikat dan praktek penjajahan.
Pada akhir abad XVI Belanda datang pula ke Indonesia dengan
mendirikan perkumpulan dagang yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische
Compagnie) atau Kompeni. Praktek VOC yang memaksa, menimbulkan
perlawanan rakyat di bawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1945) dengan
menewaskan Gubernur Jendral J.P Coen namun perlawannya tidak berhasil.
Bangsa Belanda kemudian mulai menduduki daerah Makasar setelah
Sultan Agung mangkat, yang kemudian menimbulkan perlawanan rakyak
Makasar di bawah pimpinan Hasanudin (1667). Kemudian daerah Banten dengan
pimpinan Sultan Ageng Tirtoyoso (1684), Untung Suropati di Jawa Timur dengan
perlawanan Trunojoyo (akhir XVII). Demikian pula Ibnu Iskandar pimpinan
armada dari Minangkabau.
Penjajahan Belanda mulai meluas dan menimbulkan ledakkan perlawanan
rakyat dari berbagai wilayah nusantara. Namun dikarenakan tidak adannya
kesatuan dan persatuan di antara mereka, maka perlawanan tersebut senantiasa
kandas dan menimbulkan banyak korban jiwa.

f. Kebangkitan Nasional
Kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional (1908)
dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusoda dengan Budi Utomonya. Gerakan
inilah adalah awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang
memiliki kehormatan akan kemerdakan dan kekuatannya sendiri.
Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 merupakan ppelopor
pergerakan nasional. Organisasi pergerakan nasional antara lain : Syarekat
Dagang Islam (SDI) 1909, kemudian mengubah bentuknya menjadi Gerakan

5
Politik dengan mengganti namanya menjadi Sarekat Islam (SI) 1911 di bawah
H.O.S.Cokroaminoto.
Berikutnya muncul Indische Partij (1913) yang dipimpin oleh 3 serangkai
yaitu, Douwes Dekker, Ciptomangunkusumo, Suwardi Suryodiningrat (Ki Hajar
Dewantoro). Dalam situasi yang mengguncangkan muncullah Partai Nasional
Indonesia (PNI) 1927 yang dipelopori oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo,
Sartono dan tokoh lainnya.
Perjuangan nasional Indonesia dititik beratkan pada kesatuan nasional
dengan tujuan yang jelas yaitu, Indonesia Merdeka. Tujuan diekspresikannya
dengan kata-kata yang jelas kemudian diikuti dengan tampilnya golongan muda
seperti, Muh Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbopranoto, serta tokoh muda
lainnya. Perjuangan rintisankesatuan nasional kemudia diikuti dengan Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isinya Satu bahasa, satu Bangsa,
Bangsaku tanah air Indonesia. Lagu Indonesia Raya pada saat itu pertamakali
dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran
berbangsa.
PNI dibubarkan oleh pengikutnya dan diganti dengan Partai Indonesia atau
Partindo pada tahun1931. Kemudian golongan demokrat antara lain Moh. Hatta
dan St. Syahrir mendirikan PNI baru yaitu Pendidikan Nasional Indonesia tahun
1933 dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan
sendiri.

g. Zaman Penjajahan Jepang


Janji Belanda tentang kemerdekaan Indonesia dikelak ternyata hanya suatu
kebohongan belaka. Bahkan sampaiakhir pendudukan pada tanggal 10 Maret 1940
kemerdekaan Indonesia tidak pernah terwujud.
Fasis Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda ” Jepang Pemimpin
Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia” Dalam perang melawan sekutu
Jepang terdesak oleh karena itu agar mendapat dukungan bangsa Indonesia, maka
jepang menjanjikan Indonesia merdeka dikelak kemudian hari. Untuk mendapat
dukungan dari bangsa Indonesia maka dibentuklah BPUPKI atau Dokuritzu

6
Zyunbi Tioosakai yang diketuai oeh Dr.K.R.T. Radjiman Wediodiningrat yang
beranggotakan 60 orang.

Sidang BPUPKI pertama


Sidang BPUPKI dilaksanakan selama empat hari berturut-turut dan dan
mendapatkan tiga usulan Dasar Negara yang disampaikan oleh Mr. Muh Yamin
tanggal 29 Mei 1945, Prof. Soepomo tanggal 31 Mei 1945 dan Ir. Soekarno
tanggal 1 Juni 1945.

Sidang BPUPKI kedua (10-16 Juli 1945)


Hari pertama sebelum sidang ini digelar diumumkan penambahan 6
anggota baru. Pada sidang ini panitia kecil yang populer disebut “Panitia
Sembilan” menyampaikan rancangan Preambule dan akhirnya disetujui oleh
Panitia kecil Badan Penyelidik. Keputusan lain sidang ini adalah membentuk
panitia kecil yaitu:
1. Panitia perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno
2. Panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta
3. Panitia pembelaan tanah air yang diketuai oleh Abikusno
Tjokrosoejoso
Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI
Kemenangan sekutu dalam Perang Dunia membawa hikmah bagi bangsa
Indonesia. Pada pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk PPKI atau Dokuritzu
Dzunbi Iinkai. Panitia ini terdiri atas 21 orang termasuk Ketua dan Wakil Ketua.
PPKI dalam susunan kepanitiaanya berbeda dengan BPUPKI, yaitu tidak
duduk seorangpun bangsa jepang demikian pula dalam kantor tata usahanya. Pada
tanggal 14 agustus 1945 di Kemayoran Ir. Soekarno mengumumkan dimuka
orang banyak bahwa bangsa Indonesia akan merdeka secepat mungkin dan
kemerdekaan bangsa Indonesia bukan merupakan hadiah dari Jepang melainkan
merupakan perjuangan dari bangsa Indonesia sendiri.

7
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
Setelah jepang menyerah kepada sekutu maka kesempatan itu digunakan
sebaik-baiknya oleh para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia, namun terdapat
perbedaan pendapat antara golongan pemuda dan golongan tua. Perbedaan itu
memuncak dengan diamankannya Ir Soekarno dan Moh Hatta ke Rengasdengklok
agar tidak mendapat pengaruh dari jepang. Untuk mempersiapkan proklamasi
maka pada tengah malam Soekarno-Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda
untuk merumuskan redaksi naskah proklamasi.
Kemudian pada pagi harinya tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan
Timur no 56 Jakarta tepat pada hari jumat legi jam 10 pagi WIB. Bung Karno
didampingi Bung Hatta membacakan naskah proklamasi.

Sidang PPKI
PPKI Mengadakan sidang sebanyak empat kali, yaitu :
1. Sidang Pertama (18 Agustus 1945)
a) Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi :
- Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai Pembukaan UUD 1945
- Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan
Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai
perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta,
kemudian berfungsi sebagai UUD 1945
b) Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
c) Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
badan musyawarah darurat
2. Sidang Kedua (19 Agustus 1945)
a) Tentang daerah Propinsi, dengan pembagian sebagai berikut :
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi,
Maluku, dan Sudan Kecil.
b) Untuk sementara waktu kedudukan Kooti dan sebagainya diteruskan
seperti sekarang

8
c) Untuk sementara waktu kedudukan kota dan Gemeente diteruskan
seperti sekarang
3. Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)
Pada sidang ketiga PPKI dilakukan pembahasan terhadap agenda
tetang ‘Badan Penolong Keluarga Korban Perang’. Adapun keputusan
yang dihasilkan adalah terdiri atas delapan pasal. Salah satu dari pasal
tersebut yaitu pasal 2 dibentuklah suatu badan yang disebut ‘Badan
Keamanan Rakyat’(BKR)
4. Sidang Keempat (22 Agustus 1945)
Pada sidang keempat PPKI membahas agenda tentang Komite
Nasional Partai Nasional Indonesia, yang pusatnya berkedudukan di
Jakarta.

Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)


Sebagai hasil dari KMB maka ditandatangani suatu persetujuan
atau mantelresolusi oleh ratu Belanda Yuliana dan wakil pemerintah kota RI
dikota Deen Hag pada tanggal 27 Desember 1949, maka berlaku pula secara
otomatis anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi RIS.

Terbentuknya Negar Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950


Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaraan indonesia adalah
sebagai suatu taktik secara politis untuk teteap konsisiten terhadap deklarasi
proklamasi yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yaitu negara persatuan
dan kesatuan sebagai termuat dalam alinea 4.
Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 mei
1950, maka seluruh negara bersatu dalam negara kesatuan, dengan knstitusi
sementara yang berlaku sejak 17 agustus 1950.

9
Dekrit presiden 5 Juli 1959
Pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan
dan keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang
politik, ekonomi, sosial maupun hankam. Isi dekrit presiden sebagai berikut :
1. Membubarkan Konstituante
2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945
Tidak berlakunya kembali UUDS 1945
3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Berdasrkan Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di
Negara Republik Indonesia hingga saat ini.

Masa Orde Baru


Suatu tatanan masyarakat serta pemerintah sampai meletusnya
pemberontakan G 30 S PKI dalam sejarah indonesia disebut Orde Lama. Maka
tatanan masyarakat dan pemerintahan setelah meletusnya G30 S PKI sampai
tahun 1998 disebut Orde Baru, yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan
yang menuntut diaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.

Masa Reformasi- Sekarang


Runtuhnya rezim otoriter Orde Baru telah membawa harapan baru bagi
tumbuhnya demokrasi di Indonesia. Bergulirnya reformasi yang mengiringi
keruntuhan rezim tesebut menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi
Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis, karena dalam
fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi yang akan dibangun. Selain itu
dalam fase ini pula bisa saja terjadi pembalikan arah perjalanan bangsa dan negara
yang akan menghantar Indonesia kembali memasuki masa otoriter sebagaimana
yng terjadi pada periode orde lama dan orde baru.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah ada dalam kehidupan
masyarakat sejak zaman dahulu. Tergambarkan dalam sejarah kehidupan pada
zaman kerajaan hingga saat ini. (Setelah kami berusaha untuk menguraikan
pembahasan mengenai filsafat pancasila, kami dapat menyimpulkan bahwa nsur –
unsur Pancasila memang telah di miliki dan di jalankan oleh bangsa Indonesia
sejak dahulu.

3.2 Saran
Bagi penulis :
-kami menyarankan kepada diri kami sebagai penulis untuk lebih banyak
membaca dan mengetahui banyak referensi dari materi yang dikaji
Bagi pembaca :
-kami menyarankan kepada pembaca untuk kritis dalam berpikir sehingga
banyak referensi yang di dapatkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi Azra.2000.Demokrasi Asasi Manuisa dan Masyarakat Madani. Jakarta: Tim


ICCE UIN
Kaelan.1996.Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan.Yogyakarta:Sosial Agency Baru
Kaelan.1998.Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan.Yogyakarta:Paradigma
Tim ICCE UIN Jakarta.2003.Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).
Jakarta:UIN Syarif Hadayatullah

12

Anda mungkin juga menyukai