Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM REPRODUKSI

Dosen Pengampu:
1. Yellyanda, Ners, M.Kep
2. Sovia, Ners, M.Kep
3. Mohd Syukri, Ners, M.Kep
Dr. Sri Daryani

Oleh Kelompok 8:
1. Aquardo Leovalentino S (PO71201180004)
2. Putrision Simamora (PO71201180024)
3. Lisa KurniaWati (PO7120117178)
4. Reza Nurmala Sari (PO71201180027

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT , karena berkat rahmat serta hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pemeriksaan fisik sistem reproduksi
pada wanita dan pria” dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi.
Meskipun banyak hambatan dan kendala dalam proses pengerjaannya,tetapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan Terimakasih atas bantuan dari banyak pihak yang telah ikut
serta dalam pengerjaan makalah ini. Kami juga mengucapkan Terimakasih kepada Dosen bidang
study Komunikasi yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan Makalah
ini, serta tidak terlepas juga kami mengucapkan Terimakasih kepada orang tua yang telah
memberikan segala fasilitas dan sarana untuk pengerjaan makalah ini
Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat
keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sebagai masukan bagi kami. Akhir kata kami berharap
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami sebagai penulis pada
khususnya. Atas segala perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

Jambi, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ..
1.2Rumusan Masalah
1.3Manfaat Penulisan Makalah
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Sistem Organ Reproduksi
A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria
B. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
2.2 Anamnesa Umum Sistem Reproduksi
2.3 Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi
2.4 Indikasi Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi
2.5 Kontraindikasi Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi
BAB III PEMBAHASAN
3.1 SOP Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan
dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan
berakhir pada anggota gerak.Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat
menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin
menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan
sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan
tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.

1.2 Rumusan Masalah


1. Sistem reproduksi pria dan wanita
2. Definisi dari pemeriksaan fisik
3. Tujuan dari pemeriksaan fisik

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi pemeriksaan fisik
2. Memahami tujuan pemeriksaan fisik
3. Mengetahui metode dan langkah pemeriksaan fisik
4. Mengetahui tentang pemeriksaan fisik per system
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Sistem Organ Reproduksi Pria Dan Wanita


A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar)
dan testis (buah zakar).

1.Penis
Penis terdiri dari:
 Akar (menempel pada didnding perut)
 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).Lubang uretra (saluran tempat
keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis.Dasar glans penis disebut
korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang
mulai dari korona menutupi glans penis.

Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:


2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.Jika rongga tersebut terisi
darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi
testis.Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma
terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang
sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih
dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum.Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.Testis menghasilkan Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi
testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).

2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula

seminalis.
1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.Saluran ini
berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus
ejakulatorius.Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas
deferens dan membentuk korda spermatika.

2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air
kemih dari kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi
bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan
dengan pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis,
perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi
hampir sama dengan kelenjar prostat.

4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan
bagi sperma.Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen.Cairan lainnya yang membentuk
semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.Fungsi Vesika
seminalis adalah mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian
besar cairan semen.
5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan
belakang dari testis.Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan
dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum
menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis
merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm,
berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat
spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di
ejakulasi, dan memproduksi semen.

6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan
masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya
bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan
bermuara di prostate.Panjang duktus deferens 50-60 cm..

B. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita


1. Genetalia Eksterna (vulva) terdiri dari:

1. Tundun (Mons veneris)


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini
mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas.Bagian yang dilapisi lemak, terletak di
atas simfisis pubis.

2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong.Kedua bibir ini bertemu di
bagian bawah dan membentuk perineum.Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang
merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris.Labia mayora bagian dalam tanpa rambut,
merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada
wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara
à kedua labia mayora sangat berdekatan.

3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa
rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis,
sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu
membentuk fourchette

4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.Glans clitoridis
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif.Analog
dengan penis pada laki-laki.Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata
tidak melebihi 2 cm.

5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula
terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar
Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen
6. Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian
besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti
bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang
dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada
bagian posterior.

7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot
muskulus levator ani dan muskulus coccygeus.Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari
sphincter ani.

2. Genetalia Interna

1. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan
vulva.Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus
levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.Vagina terletak antara kandung kemih dan
rektum.Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung)
vagina menjadi:
 Forniks anterior -Forniks dekstra
 Forniks posterior -Forniks sisistra

Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH
4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a.Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
b.Alat hubungan seks (koitus).
c.Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).

2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan
rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian
bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang
merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
a.Korpus uteri : berbentuk segitiga
b.Serviks uteri : berbentuk silinder
c.Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.

Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat


dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3
cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil.Uterus dapat menahan
beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a)Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar.Menutupi bagian luar uterus.Merupakan penebalan
yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.Peritoneum meliputi tuba dan
mencapai dinding abdomen.

b)Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan
dalam.Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim.Lapisan tengah
ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena.Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian
pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya
bertambah.Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang
merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum
(dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut
isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.

c)Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium.Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh
perubahan hormonal dalam siklus menstruasi.Pada saat konsepsi endometrium mengalami
perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel
serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga
dapat membasahi vagina.Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot
rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang
menyangga uterus adalah:
1) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
2) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
3) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
4) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
5) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
6) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus
saat hamil dan persalinan.

3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara
3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi,
dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula
yang siap melakukan implantasi.

4. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba
uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.Setiap bulan sebuah folikel
berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus
menstruasi.Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum.Ketika
dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila
habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel
primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone
terpenting pada wanita.Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan
akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche. Awal-awal
menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut
ovulasi.Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan
tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30
hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ
reproduksi wanita.

2.2 Anamnesa Sistem Reproduksi

ANAMNESA

1. Keluhan Utama pasien Wanita yang pergi ke dokter gikenologi atau poli kandungan :
1) Keputihan (Leucorrhoe) atau inpeksi genitalia
2) Perdarahan pervagina
3) Tumor abdomen atau payudara
4) Kehamilan

1. Riwayat Kesehatan
Data riwayat kesehatan yang dikumpulkan meliputi pola sehat sakit riwayat
kesehatan sekarang penggunaan PQRST :
 Kapan pasien mengalami Menstruasi
 Periode Menstruasi
 Menggunakan Kontrrasepsi
 Apakah pasien Merokok ?
 Menggunakan Alkohol
 Apakah pasangan nya menderita inpeksi alat kelamin ?
 Bagaimana intensitas melakukan hubungan seks?

2. Riwayat Penyakit Keluarga


Ajukan pertanyaan apakah anggota keluarga yang menderita gangguan system
reproduksi pembedahan pada system reproduksi, atau yang menderita gangguan
sistemik diabetes militus, Obesitas, penyakit jantung.

3. Riwayat Perkembangan
Pertanyaan-pertanyaan juga diajukan dengan pertimbangan perkembangan
terutama bila pengkajian dilakukan pada anak-anak, remaja, dewasa, atau
usialanjut dimana mempunyai ciri-ciri perkembangan yang berbeda. Pengkajian
pada wanita hamil memerlukan keterampilan khusus yang lebih mendalam.

2.3 Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi

Pemeriksaan fisik system reproduksi Pada wanita

Sesuai dengan struktur anatominya, pengkajian alat kelamin pada wanita dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pengkajian alat kelamin bagian dalam dan pengkajian alat kelamin
bagian luar.

1. Pengkajian Bagian Luar


1) Beri kesempatan pada pasien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum pengkajian
dimulai. Bila diperlukan urine untuk spesemen lab, kumpulkan pada saat ini.
2) Anjurkan pasien membuka celana, bantu mengatur posisi litotomi dan selimuti bagian
yang tidak diamati.
3) Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan jumlahnya dan
bandingkan sesuai perkembangan pasien.
4) Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, visura, leukoplakia, dan
eksoriasi.
5) Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia mayora, labia minora, klitoris, dan
meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus, keluaran, pembengkakan atau
nodula.

 Inspeksi genilatia Eksterna :

Pada posisi litotomi, genitalia eksterna dapat dilihat dengan jelas

1. Keadaan pulpa bagian luar : Kotor atau bersih, Keadaan rambut pubis. Terdapat ulkus
atau pembengkakan
2. Cairan yang keluar dari pulpa : Pus, darah, leucorrhoea.
2. Pengkajian Bagian Dalam

Langkah kerja pengkajian sebagai berikut :

1) atur posisi pasien secara tepat.


2) lumasi jari telunjuk anda dengan air steril dan masukkan kedalam vagina dan identifikasi
serfik mengenai kelunaan nya, serta permukaannya. Tindakan ini berguna untuk
mempergunakan dan memilih speculum yang tepat. Cabut jari bila sudah selesai.
3) Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan lumasi dengan air hangat
terutama bila akan diambil specimen.
4) Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekan kan kebawah kearah perianal.
5) Yakinkan tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan dengan tangan satunya masukkan
speculum dengan sudut 45 derajat dan hati-hatilah sehingga tidak menjepit rambut pubis
atau labia.
6) Bila speculum sudah berada divagina, keluarkan dua jari anda,dan putar speculum
kearah posisi horizontal dan pertahankan penekanan tetap pada sisi bawah atau posterior.
7) Buka paruh speculum, lokasikan pada servic dan kunci paruh sehingga tetap membuka.
8) Bila servic sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati servic
mengenai ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warna nya.
9) Bila diperlukan specimen sitology maka ambilah dengan cara usapan menggunakan
aplikator dari kafas.
10) Bila sudah selesai, kendorkan screwe speculum, tutup speculum dan tarik keluar secara
perlahan-lahan
11) Lakukan palpasi secara bimanual, bila diperlukan dengan cara kenakan sarung tangan
steril, lumati jari-jari telunjuk dan jari tengah kemudian masukkan ke lubang vagina
dengan menekan kearah posterior dan raba dinding vagina untuk mengetahui adanya
nyeri tekan dan nodula.
12) Palpasi servic dengan dua jari anda, dan perhatikan posisi, ukuran, konsistensi,
regularitas, mobilitas dan nyeri tekan. Normalnya servik dapat digerakkan tanpa rasa
nyeri.
13) Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan menghadap ke atas. Tangan yang diluar taruh
diperut dan tekankan kebawah.Palpasi uterus mengenai ukuran, bentuk, konsistensi, dan
mobilitas.
14) Palpasi ovarium dengan cara geser dua jari yang ada dalam vagina pada fornik lateral
kanan. Tangan yang diperut tekankan kebawah kea rah kuadran kanan bawah. Palpasi
ovarium kanan mengenai ukuran, mobilitas, bentuk, ukuran, konsistensi dan nyeri
tekan(normalnya tidak teraba). Ulangi untuk ovarium sebelahnya.

2.4 Indikasi Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi

Mutlak dilakukan pada setiap klien,terutama pada :


1. Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk dirawat
2. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat
3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

2.5 Kontraindikasi Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi


BAB 111

PEMBAHASAN

3.1 SOP Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi Pada Wanita Dan Pria

A. Pengkajian fisik sistem reproduksi pada wanita

Alat

 Sarung tangan
 Spekulum
 Lubrikan
 Spatula
 Swab
 Sikat endosetvikal
 Kaca slide dan penutupnya
 Sitologik fiksatif
 Botol kultur atau plat
 Senter
 Cermin

Teknik

 Inspeksi
 Palpasi

Pengkajian dengan menggunakan spekulum

1. Untuk menghindari mengagetkan pasien, sentuh dulu pahanya sebelum menyentuh


genitalia, dan jelaskan prosedur. Kemudian perlahan rentangkan labia mayora dengan
tantgan kiri, masukkan telunjuk kanan kedalam vagina kira-kira 4 samapi 5 cm, putar
bantalan jari keatas, dan peras uretra dan kelenjar skene dengan sangat perlahan dengan
memberikan tekanan keatas pada kedua sisi uretra dan kemudian langsungn diatasnya.
2. Rotasi jari telunjuk keatas dan menggunakan ibu jari ke atas menggunakan ibu jari dan
jari telunjuk,palpasi area kelenjar Bartholini (pada posisi jam 5 dan dan 7) didalam
dinding vagina pada introitus. Area tersebut harus terasa lembut, tanpa pembengkakan,
masa atau nyeri tekan.
3. Letakkan jari teunjuk dan jari tengah pada kedua sisi lubang vagina dan rentangkan jari
untuk melebarkan lubang tersebut. Untuk memeriksa penopang pelvik, minta klien untuk
mengejan. Sedikit penonjolan otot merupakan hal yang normal. Kaji tonus vagina dengan
meminta klien mengerutkan otot vagina dikeliling dua jari anda. Tonus harus lebih besar
pada wanita yang belum melahirkan anak melalui vagina. Kemudian palpasi perineum
diantara ibu jari dan jari telunjuk. Jaringan arus terasa lembut dan tebal pada wanita
nulipara dan lebih tebal dan kaku pada wanita multipara.
4. Letak kan telunjuk dan jari tengah dari satu tangan kedalam orifisium vagina untuk
merentangkan nya sekitar 2,5 cm. Beri tekanan kebawah dengan jari sambil memasukkan
spekulum yang tertutup pada sudut 45 derajat. Manuver ini melewati uretra yang sensitif
yang berdekatan dengan vagina interior. Tahan agar bilah spekulum tetap tertutup dengan
telunjuk dan jari tengah tangan yang memegang spekulum, dan masukkan spekulum pada
sudut 45 derajat. Pastikan untuk tidan mencubit atau menarik kulit atau rambut.
5. Setelah blade melewati introitus, putar spekulum ke bidang horizontal dan pindah kan
jari, beri tekanan kearah bawah. Pertahankan tekanan kearah bawah dan posterior pada
bilah spekulum sampai alat tersebut sudah benar- benar masuk.
6. Buka bilah spekulum dan cari serviks. Jika anda tidak dapat melihatnya, ubah posisi
spekulum menjadi lebih anterior, posterior atau lateral sampai seluruh servik terlihat.
Spekulum mungkin harus dikeluarkan kembali, serviks terletak secara digital, dan
spekulum dimasukkan kembali. Beritahu klien kapan spekulum akan dikeluarkan dan
dimasukkan kembali.

Untuk memperbaiki blade spekulum logam pada posisi terbuka, eratkan tekanan ibu jari.
Selama manuver memposisikan spekulum, ingatkan klirn untuk rileks. Serviks akan terletak
lebih posterior pada uterus yang anteversi atau antefleksi dan lebih anterior pada uterus yang
retroversi atau retroflesi.

Serviks harus tampak merah muda bercahaya. Tetapi, serviks dapat tampak pucat pada klien
yang anemia atau menopause. Kehamilan memberi warna ungu kebiruan (tanda Chadwick).
Serviks dengan diameter kira-kira 2 sampai 3 cm. Masuk sekitar 1-3 cm kedakam vagina. Posisi
seviks berhubungan dengan posisi uterus, serviks harus berada digaris tengah.

7. Setelah menginspeksi serviks, dapatkan spesimen endoservikal dengan memasukkan


swab berujung kapas, sikat endoservikal, atau spatula berujung gerigi yang panjang
sekitar 0,5 cm kedalam lubang serviks dan memutar alat tersebut 360 derajat searah
jarum jam. Kemudian usapkan spesimen keatas kaca slide dengan gerakan lembut seperti
mengecat, tekanan yang terlalu banyak akan merusak sel-sel. Kemudian semprot slide
tersebut dengan fiksasi sitologis.
8. Ambil lagi spesimen dari ektoservik (lapisan luar dari serviks) dengan spatula berujung
lengkung yang lebut. Prosedur kedua nya adalah sama:letakkan spatila berujung
lengkung pada lubang, beri tekanan sambil memutar 360 derajat, pindah kan usupan
tersebut ke slide, dan semprot slide dengan fiksatif.

Jika klien tidak mempunyai serviks, misalnya setelah histerektomi lengkap, usap manset
vaginal dan dapatkan spesimen vagina dengan lidi kapas dari area vagina posterior. Jika klien
mempunyai mukosa yang kering, ujung lidi kapas tersebut dapat dibasahi dengan larutan salin
normal. Siapkan spesimen slide seperti yang dijelaskan sebelumnya, beri label pada slide untuk
menunjukkan dari mana spesimen itu diambil.

Spesimen dinding vagina mungkin diperlukan untuk mengevaluasi indeks kematangan


(pengaruh estrogen dan progesteron pada sel). Ambil spesimin ini dengan ,mengusap kan spatula
berujung tumpul sepanjang sepertiga tengah dinding vagina.

Pindahkan spesimen semua area servikal ke slide dan semprot dengan fiksatif sitologis.
(perhatian: jika spesimen terlalu tebal, spesimen tersebut tidak akan adekuat untuk pemeriksaan
mikroskopik).

9. Setelah mengumpulkan semua spesimen, buka kaitan ibu jari spekulum dan mulai untuk
menarik spekulum. Dengan perlahan putar bilah dengan gerakan terbuka yang sedang,
inspeksi dinding vagina utuk abnormalitas , seperti lesi, rabas, pembengkakan, warna
abnormal, dan ada atau tidak adanya rugae. Wanita dengan kadar estrogen yang cukup
mempunyai dinding vagina yang mrrah muda, lembab dan rugose.
10. Akhirnya, tutup bilah spekulum segera setelah ujung distalnya mencapai area perbatasan
antara meatus uretral dan introitus (untuk mengindari trauma pada area tersebut), pastikan
bahwa tidak ada mukosa, kulit, atau rambut yang tertinggal pada bilah yang tertutup
sebelum menariknya. Letakkan spekulum didlam larutan perendam atau wadah atau
buang jika spekulum tersebut bersifat sekali dipakai.

Pengkajian dengan cara palpasi bimanual

1. Setelah menginspeksi serviks dan mengambil usap papanicolaou dan spesimen lainnya,
palpasi secara bimanual genitalia interna sebagai berikut. Gunakan tangan dominan anda
secara interna dengan pendekatan yang nyaman, tetapi coba tangan anda yang lain jika
hal ini trrasa aneh.
2. Pakai sarung tangan bersih dan beri lubrikan. Lubrikan berada dalam bentuk tube atau
kemasan timah dan dapat diperas ke atas kasa sekali pakai atau kertas segi empat untuk
mempermudah penggunaan, jangan pernah menyentuh tube dengan jari anda yang sudah
memakai sarang tangan; biarkan lubrikan untuk menetes dengan sendirinya ke jari anda.
Buang paket tersebut setelah sekali penggunaan.

Setelah melubrikasi telunjuk dan jari tengah anda yang memakai sarung tangan, masukkan
jari tersebut kedalam vagina dengan menggunakan tekanan kearah bawahdan posterior,. Dengan
ibu jari yang terabdupsi danj dua jari lain yang fleksi, palpasi pada setiap bagian dari dinding
vagina dengan permukaan telapk tangan dari jari-jari anda, putar jari anda bila perlu Rugae,
temuan normal, terasa seperti bubungan kecil yang berada konsentris disekeliling dinding vagin.
Perhatikan adanya nodul, nyeri tekan, atau abnormalitas lain. Wanita drngan lubang vagina yang
kecil mungkin perlu untuk diperiksa dengan satu jari.
11. masukkan jari anda lebih dalam sampai servik sampai tersentuh permukaan palmar jari-
jari anda. Pegang servik dengan perlahan diantara jari-jari anda dan rasakan permukaan
nya. Urutkan jari-jari anda disekeliling nya. Dengan perlahan gerakan serviks dari sisi
kesisi 1 sampai 2 cm (hal ini seharusnya tidak menyakiti klien,
12. ), kaji bentuk ukuran, bentuk, posisi, konsistens, koteraturan kontur,mobilitas, dan
sensitifitas dari permukaan serviks. Permukaan servik hsrus terasa tegas, lembut,
bergerak, dan tidak ada nyeri tekanketika digerakkan dan disentuh. Servik pada wanita
yang lebih tua lebih kecil dan biasanya kosong, seperti pada anak-anak prapubertas,
servik wanita hamil biasanya lembut dan membesar. Lubang harus memuat jarimtelunjuk
anda sekitar 1 cm.
13. Posisikan tangan anda untuk memriksa uterus. Letakkan tangan eksterna anda diatas
abnomen anara umbilikus dan simfisis pubis. Kemudian, masukkan jari pertama dan
kedua dari tangan anda yang memeriksa kedalam vagina dan tekan jari yang
membengkok yang tetap berada diluiar vagina kearah perineum, sampai kebawah dan
kebelakang serviks dan angkat uterus ke arah abdomen dan kearah tangan eksterna anda,
yang sedang memberikan tekanan ke arah jari-jari interna. Jaga agar pergelangan tangan
tetap lurus untuk ,empertahankan agar tangan dan lengan bawah anda yang berada
didalam juga tetap berada pada garis lurus. Kemudian, stabilkan siku tangan yang
memeriksa diatas lutut yang diangka, atau diatas pinggul jika tidak teredia pijakan.
14. Setelah memasukkan tangan anda yang memriksa kedalam vagina, periksa posisi,ukuran,
bentuk, konsistensi, nyeri tekan, mobilitas, dan keteraturan permukaan uteru. Jika jari-jari
interna anda dapat bergerak dibawah dan dibelakang servik tanpa menemukan hambatan
pada kavum Douglasi (kekosongan yang di bentuk oleh peritonium yang menutupi
dinding uterus posterior bagian bawah dan vagina bagian atas). Perhatikan juga apakah
uterus berada digaris tengah atau menyimpang kekiri atau kekanan pelvis.
15. Tentukan apakah uterus berukuran normal, membesar atau tidak matur.
16. Kaji area adneksal kanan dan kiri(ovarium dan tuba falopii). Letakkan jari-jari interna
anda dalam-dalam kebawah dan keatas, kearah tangan eksterna diatas kuadran kanan
bawah dan ngkat jari interna anda pada saat tangan eksterna anda menyapu kebawah dan
kedalam simfisi pubis.

Anda mungkin juga menyukai