Kel 8 Pemfis
Kel 8 Pemfis
Dosen Pengampu:
1. Yellyanda, Ners, M.Kep
2. Sovia, Ners, M.Kep
3. Mohd Syukri, Ners, M.Kep
Dr. Sri Daryani
Oleh Kelompok 8:
1. Aquardo Leovalentino S (PO71201180004)
2. Putrision Simamora (PO71201180024)
3. Lisa KurniaWati (PO7120117178)
4. Reza Nurmala Sari (PO71201180027
Puji syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT , karena berkat rahmat serta hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pemeriksaan fisik sistem reproduksi
pada wanita dan pria” dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi.
Meskipun banyak hambatan dan kendala dalam proses pengerjaannya,tetapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan Terimakasih atas bantuan dari banyak pihak yang telah ikut
serta dalam pengerjaan makalah ini. Kami juga mengucapkan Terimakasih kepada Dosen bidang
study Komunikasi yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan Makalah
ini, serta tidak terlepas juga kami mengucapkan Terimakasih kepada orang tua yang telah
memberikan segala fasilitas dan sarana untuk pengerjaan makalah ini
Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat
keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sebagai masukan bagi kami. Akhir kata kami berharap
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami sebagai penulis pada
khususnya. Atas segala perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ..
1.2Rumusan Masalah
1.3Manfaat Penulisan Makalah
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Sistem Organ Reproduksi
A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria
B. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
2.2 Anamnesa Umum Sistem Reproduksi
2.3 Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi
2.4 Indikasi Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi
2.5 Kontraindikasi Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi
BAB III PEMBAHASAN
3.1 SOP Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi pemeriksaan fisik
2. Memahami tujuan pemeriksaan fisik
3. Mengetahui metode dan langkah pemeriksaan fisik
4. Mengetahui tentang pemeriksaan fisik per system
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar)
dan testis (buah zakar).
1.Penis
Penis terdiri dari:
Akar (menempel pada didnding perut)
Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).Lubang uretra (saluran tempat
keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis.Dasar glans penis disebut
korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang
mulai dari korona menutupi glans penis.
2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi
testis.Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma
terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang
sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih
dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).
3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum.Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.Testis menghasilkan Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi
testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).
2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula
seminalis.
1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.Saluran ini
berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus
ejakulatorius.Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas
deferens dan membentuk korda spermatika.
2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air
kemih dari kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi
bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan
dengan pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis,
perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi
hampir sama dengan kelenjar prostat.
4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan
bagi sperma.Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen.Cairan lainnya yang membentuk
semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.Fungsi Vesika
seminalis adalah mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian
besar cairan semen.
5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan
belakang dari testis.Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan
dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum
menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis
merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm,
berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat
spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di
ejakulasi, dan memproduksi semen.
6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan
masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya
bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan
bermuara di prostate.Panjang duktus deferens 50-60 cm..
2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong.Kedua bibir ini bertemu di
bagian bawah dan membentuk perineum.Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang
merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris.Labia mayora bagian dalam tanpa rambut,
merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada
wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara
à kedua labia mayora sangat berdekatan.
3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa
rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis,
sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu
membentuk fourchette
4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.Glans clitoridis
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif.Analog
dengan penis pada laki-laki.Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata
tidak melebihi 2 cm.
5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula
terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar
Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen
6. Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian
besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti
bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang
dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada
bagian posterior.
7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot
muskulus levator ani dan muskulus coccygeus.Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari
sphincter ani.
2. Genetalia Interna
1. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan
vulva.Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus
levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.Vagina terletak antara kandung kemih dan
rektum.Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung)
vagina menjadi:
Forniks anterior -Forniks dekstra
Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH
4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a.Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
b.Alat hubungan seks (koitus).
c.Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).
2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan
rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian
bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang
merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
a.Korpus uteri : berbentuk segitiga
b.Serviks uteri : berbentuk silinder
c.Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
b)Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan
dalam.Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim.Lapisan tengah
ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena.Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian
pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya
bertambah.Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang
merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum
(dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut
isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
c)Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium.Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh
perubahan hormonal dalam siklus menstruasi.Pada saat konsepsi endometrium mengalami
perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel
serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga
dapat membasahi vagina.Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot
rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang
menyangga uterus adalah:
1) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
2) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
3) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
4) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
5) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
6) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus
saat hamil dan persalinan.
3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara
3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi,
dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula
yang siap melakukan implantasi.
4. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba
uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.Setiap bulan sebuah folikel
berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus
menstruasi.Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum.Ketika
dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila
habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel
primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone
terpenting pada wanita.Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan
akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche. Awal-awal
menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut
ovulasi.Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan
tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30
hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ
reproduksi wanita.
ANAMNESA
1. Keluhan Utama pasien Wanita yang pergi ke dokter gikenologi atau poli kandungan :
1) Keputihan (Leucorrhoe) atau inpeksi genitalia
2) Perdarahan pervagina
3) Tumor abdomen atau payudara
4) Kehamilan
1. Riwayat Kesehatan
Data riwayat kesehatan yang dikumpulkan meliputi pola sehat sakit riwayat
kesehatan sekarang penggunaan PQRST :
Kapan pasien mengalami Menstruasi
Periode Menstruasi
Menggunakan Kontrrasepsi
Apakah pasien Merokok ?
Menggunakan Alkohol
Apakah pasangan nya menderita inpeksi alat kelamin ?
Bagaimana intensitas melakukan hubungan seks?
3. Riwayat Perkembangan
Pertanyaan-pertanyaan juga diajukan dengan pertimbangan perkembangan
terutama bila pengkajian dilakukan pada anak-anak, remaja, dewasa, atau
usialanjut dimana mempunyai ciri-ciri perkembangan yang berbeda. Pengkajian
pada wanita hamil memerlukan keterampilan khusus yang lebih mendalam.
Sesuai dengan struktur anatominya, pengkajian alat kelamin pada wanita dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pengkajian alat kelamin bagian dalam dan pengkajian alat kelamin
bagian luar.
1. Keadaan pulpa bagian luar : Kotor atau bersih, Keadaan rambut pubis. Terdapat ulkus
atau pembengkakan
2. Cairan yang keluar dari pulpa : Pus, darah, leucorrhoea.
2. Pengkajian Bagian Dalam
PEMBAHASAN
3.1 SOP Pemeriksaan Fisik Sistem Reproduksi Pada Wanita Dan Pria
Alat
Sarung tangan
Spekulum
Lubrikan
Spatula
Swab
Sikat endosetvikal
Kaca slide dan penutupnya
Sitologik fiksatif
Botol kultur atau plat
Senter
Cermin
Teknik
Inspeksi
Palpasi
Untuk memperbaiki blade spekulum logam pada posisi terbuka, eratkan tekanan ibu jari.
Selama manuver memposisikan spekulum, ingatkan klirn untuk rileks. Serviks akan terletak
lebih posterior pada uterus yang anteversi atau antefleksi dan lebih anterior pada uterus yang
retroversi atau retroflesi.
Serviks harus tampak merah muda bercahaya. Tetapi, serviks dapat tampak pucat pada klien
yang anemia atau menopause. Kehamilan memberi warna ungu kebiruan (tanda Chadwick).
Serviks dengan diameter kira-kira 2 sampai 3 cm. Masuk sekitar 1-3 cm kedakam vagina. Posisi
seviks berhubungan dengan posisi uterus, serviks harus berada digaris tengah.
Jika klien tidak mempunyai serviks, misalnya setelah histerektomi lengkap, usap manset
vaginal dan dapatkan spesimen vagina dengan lidi kapas dari area vagina posterior. Jika klien
mempunyai mukosa yang kering, ujung lidi kapas tersebut dapat dibasahi dengan larutan salin
normal. Siapkan spesimen slide seperti yang dijelaskan sebelumnya, beri label pada slide untuk
menunjukkan dari mana spesimen itu diambil.
Pindahkan spesimen semua area servikal ke slide dan semprot dengan fiksatif sitologis.
(perhatian: jika spesimen terlalu tebal, spesimen tersebut tidak akan adekuat untuk pemeriksaan
mikroskopik).
9. Setelah mengumpulkan semua spesimen, buka kaitan ibu jari spekulum dan mulai untuk
menarik spekulum. Dengan perlahan putar bilah dengan gerakan terbuka yang sedang,
inspeksi dinding vagina utuk abnormalitas , seperti lesi, rabas, pembengkakan, warna
abnormal, dan ada atau tidak adanya rugae. Wanita dengan kadar estrogen yang cukup
mempunyai dinding vagina yang mrrah muda, lembab dan rugose.
10. Akhirnya, tutup bilah spekulum segera setelah ujung distalnya mencapai area perbatasan
antara meatus uretral dan introitus (untuk mengindari trauma pada area tersebut), pastikan
bahwa tidak ada mukosa, kulit, atau rambut yang tertinggal pada bilah yang tertutup
sebelum menariknya. Letakkan spekulum didlam larutan perendam atau wadah atau
buang jika spekulum tersebut bersifat sekali dipakai.
1. Setelah menginspeksi serviks dan mengambil usap papanicolaou dan spesimen lainnya,
palpasi secara bimanual genitalia interna sebagai berikut. Gunakan tangan dominan anda
secara interna dengan pendekatan yang nyaman, tetapi coba tangan anda yang lain jika
hal ini trrasa aneh.
2. Pakai sarung tangan bersih dan beri lubrikan. Lubrikan berada dalam bentuk tube atau
kemasan timah dan dapat diperas ke atas kasa sekali pakai atau kertas segi empat untuk
mempermudah penggunaan, jangan pernah menyentuh tube dengan jari anda yang sudah
memakai sarang tangan; biarkan lubrikan untuk menetes dengan sendirinya ke jari anda.
Buang paket tersebut setelah sekali penggunaan.
Setelah melubrikasi telunjuk dan jari tengah anda yang memakai sarung tangan, masukkan
jari tersebut kedalam vagina dengan menggunakan tekanan kearah bawahdan posterior,. Dengan
ibu jari yang terabdupsi danj dua jari lain yang fleksi, palpasi pada setiap bagian dari dinding
vagina dengan permukaan telapk tangan dari jari-jari anda, putar jari anda bila perlu Rugae,
temuan normal, terasa seperti bubungan kecil yang berada konsentris disekeliling dinding vagin.
Perhatikan adanya nodul, nyeri tekan, atau abnormalitas lain. Wanita drngan lubang vagina yang
kecil mungkin perlu untuk diperiksa dengan satu jari.
11. masukkan jari anda lebih dalam sampai servik sampai tersentuh permukaan palmar jari-
jari anda. Pegang servik dengan perlahan diantara jari-jari anda dan rasakan permukaan
nya. Urutkan jari-jari anda disekeliling nya. Dengan perlahan gerakan serviks dari sisi
kesisi 1 sampai 2 cm (hal ini seharusnya tidak menyakiti klien,
12. ), kaji bentuk ukuran, bentuk, posisi, konsistens, koteraturan kontur,mobilitas, dan
sensitifitas dari permukaan serviks. Permukaan servik hsrus terasa tegas, lembut,
bergerak, dan tidak ada nyeri tekanketika digerakkan dan disentuh. Servik pada wanita
yang lebih tua lebih kecil dan biasanya kosong, seperti pada anak-anak prapubertas,
servik wanita hamil biasanya lembut dan membesar. Lubang harus memuat jarimtelunjuk
anda sekitar 1 cm.
13. Posisikan tangan anda untuk memriksa uterus. Letakkan tangan eksterna anda diatas
abnomen anara umbilikus dan simfisis pubis. Kemudian, masukkan jari pertama dan
kedua dari tangan anda yang memeriksa kedalam vagina dan tekan jari yang
membengkok yang tetap berada diluiar vagina kearah perineum, sampai kebawah dan
kebelakang serviks dan angkat uterus ke arah abdomen dan kearah tangan eksterna anda,
yang sedang memberikan tekanan ke arah jari-jari interna. Jaga agar pergelangan tangan
tetap lurus untuk ,empertahankan agar tangan dan lengan bawah anda yang berada
didalam juga tetap berada pada garis lurus. Kemudian, stabilkan siku tangan yang
memeriksa diatas lutut yang diangka, atau diatas pinggul jika tidak teredia pijakan.
14. Setelah memasukkan tangan anda yang memriksa kedalam vagina, periksa posisi,ukuran,
bentuk, konsistensi, nyeri tekan, mobilitas, dan keteraturan permukaan uteru. Jika jari-jari
interna anda dapat bergerak dibawah dan dibelakang servik tanpa menemukan hambatan
pada kavum Douglasi (kekosongan yang di bentuk oleh peritonium yang menutupi
dinding uterus posterior bagian bawah dan vagina bagian atas). Perhatikan juga apakah
uterus berada digaris tengah atau menyimpang kekiri atau kekanan pelvis.
15. Tentukan apakah uterus berukuran normal, membesar atau tidak matur.
16. Kaji area adneksal kanan dan kiri(ovarium dan tuba falopii). Letakkan jari-jari interna
anda dalam-dalam kebawah dan keatas, kearah tangan eksterna diatas kuadran kanan
bawah dan ngkat jari interna anda pada saat tangan eksterna anda menyapu kebawah dan
kedalam simfisi pubis.