OLEH :
KELOMPOK III
1. Anantasya Yolanda
2. Fajar Ramadhan
3. Febri Muthia
4. Hesti Wulandari
5. Karmila
6. Mia Yunita
7. Rati Azari
8. Yumiko Pastika
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
2019
Lembar Pengesahan Pembimbing
NIDN: NIDN:
NIDN:
A. Pendahuluan
Remaja adalah generasi penerus bangsa, dimana baik buruknya suatu bangsa
ke depan tergantung bagaimana kondisi remaja sebagai generasi muda saat ini.
Secara kuantitatif yang dikatakan remaja adalah mereka yang usianya antara 12-
21 tahun. Jika kita lihat pada rentang usia itu, maka nampaklah bahwa dalam
kaidah pendidikan formal mereka sedang menikmati bangku SMP, SMA dan
kuliah di perguruan tinggi. Predikat siswa/siswi disandang bagi yang masih SMP
dan SMA, sedang predikat mahasiswa/mahasiswi disandang bagi yang kuliah di
perguruan tinggi. Artinya di pundak siswa SMP, SMA dan Mahasiswa lah
Indonesia 10-20 tahun ke depan nasib positif dan negatifnya. Jika keseluruhan
sikap dan prilaku mereka positif, maka harapan bangsa ini begitu cerah. Tapi jika
sikap dan prilaku mereka hari ini negatif, sungguh suram masa depan bangsa ini
di masa mendatang.
Sering idealita bertolak belakang dengan realita. Era globalisasi cukup
mewarnai kehidupan remaja kita terutama mereka yang masih di bangku SMP
dan SMA. Tentu kita tidak menafikan prestasi siswa-siswa yang gemilang, tapi
berbagai kenakalan remaja juga sering menghiasi media bangsa ini, baik cetak
maupun elektronika. Mulai dari tawuran antar siswa, terjerat narkoba sampai
terjerumus dalam pergaulan seks bebas. Data yang diungkap badan narkotika
nasional, hampir 3 juta remaja di Indonesia terjerat narkoba. Sementara itu,
kenakalan remaja dalam bentuk pergaulan bebas hingga ke seks bebas lebih
memprihatinkan lagi.
Jika melihat rentang usia itu berarti mereka masih di bangku SMP dan SMA.
Jika kita merenung sejenak, itu adalah angka yang didapatkan saat tahun 1988,
bagaiman kondisi saat ini ? Sekali lagi ditegaskan bahwa nasib bangsa ada di
tangan mereka, remaja khususnya siswa-siswi SMP dan SMA saat ini. Jika
mereka tidak dibentengi oleh serangan seks bebas dan obat-obat terlarang /
narkoba, maka hancurlah masa depan negeri ini. Oleh karena itu kami atas nama
tim 3 klinik keperawatan akupuntur jember dengan penuh rasa peduli
menawarkan solusi ke bapak / ibu pimpinan institusi sekolah baik SMP maupun
SMA beserta dewan guru lainnya berupa pembinaan siswa dalam bentuk
penyuluhan bahayanya seks bebas. Semua usaha ini semata-mata dilakukan demi
menyelamatkan aset bangsa yang sangat berharga ini.
B. Tujuan Pembelajaran
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
D. Jadwal Kegiatan
Kegiatan
No Waktu
Mahasiswa Siswa (Remaja)
1 5 menit Persiapan :
Menyiapkan pelaksanaan kegiatan Menyiapkan diri
(sarana dan prasarana yang memulai kegiatan
dibutuhkan di dalam kelas) UKS Jiwa
2 75 menit Pelaksanaan :
a. Memberikan penjelasan tentang a. Menyimak
perubahan-perubahan pada diri
remaja b. Menyimak
b. Memberikan penjelasan tentang
konsep diri pada Remaja (citra
diri/harga diri) c. Menyimak
c. Memberikan penjelasan tentang
masalah-masalah pada diri
remaja (tanda-tanda cemas dan
krisis percaya diri) d. Berpartisipasi
d. Memberikan kesempatan dalam diskusi
kepada remaja untuk berdiskusi
terkait materi UKS Jiwa remaja e. Berpartisipasi
e. Melakukan simulasi atau dalam kegiatan
demonstrasi langsung cara demonstrasi
mengatasi masalah pada remaja
menggunakan komunikasi
terbuka dan teknik relaksasi
3 10 menit Evaluasi
a. Memberi kesempatan pada a. Mengungkapkan
remaja untuk mengungkapkan perasaan (self
perasaan setelah mengikuti evaluation)
kegiatan b. Berpartisipasi
b. Memberi kesempatan pada aktif
remaja untuk mengulangi
teknik/cara mengatasi c. Menyepakati
masalahnya rencana tindak
c. Rencana tindak lanjut lanjut
d. Menyepakati
terminasi
d. Terminasi kegiatan
E. Metode Pelatihan
Metode yang digunakan untuk membuat makalah ini adalah metode
Observasi dan hasil wawancara yang dideskripsikan. Dengan Subyek
penelitian kami Adalah sebagai berikut :
• Subjek penelitian
a. Remaja yang berusia 17 tahun
b. Pernah melakukan perilaku seks bebas seperti : kissing, necking, petting
sampai intercourse
F. Evaluasi
1. Persiapan
a. Koordinasi dengan Puskesmas Nanggalo, Dinas Pendidikan, Sekolah-
sekolah SMP/sederajat, SMA/SMK/sederajat di wilayah Kelurahan
Katulampa dalam hal persiapan administrasi dan fasilitas lainnya
b. Mahasiswa menyiapkan sarana dan prasarana serta mempersiapkan
diri dalam hal pelaksanaan kegiatan UKS Jiwa
c. Menyebarkan surat izin ke sekolah-sekolah SMP/sederajat,
SMA/SMK/sederajat di wilayah Surau Gadang yang akan dijadikan
tempat pelaksanaan UKS Jiwa
2. Proses Pelaksanaan
a. 100% siswa (remaja) berperan aktif dalam diskusi
b. 100% siswa (remaja) berperan aktif dalam demosntrasi
c. Seluruh materi dapat tersampaikan
d. 100% siswa (remaja) mengalami peningkatan nilai pre dan post test
3. Evaluasi Hasil
Siswa (remaja) mampu mengenali perubahan-perubahan pada dirinya,
mengidentifikasi masalah yang terjadi pada dirinya dan penanganannya
G. Waktu/Tempat
1. Hari/Tanggal : Jumat/ 15 november 2019
2. Waktu : jam 10.00 Wib
3. Tempat : SMAN 12 Padang
H. Target/Sasaran
Para siswa atau siswi yang berada di SMAN 12 Padang khususnya remaja
yang berusia 12-18 tahun.
I. Setting tempat
Keterangan :
: presentator : fasilitator
: moderator : observer
J. Pengorganisasian
Ketua : Karmila
Sekretaris : Rati Azahri
Bendahara : Mia Yunita
Sie Acara : Yumiko Pastika
Sie Ilmiah : Hesti Wulandari
Sie Humas : Anantasya Yolanda
Sie Perlengkapan : Fajar Romadhan
Sie Dokumentasi : Fajar Romadhan
Sie Konsumsi : Febri Muthia
SUSUNAN ACARA
1. Moderator : Karmila
Tugas moderator
Membuka acara
Memperkenalkan anggota dan dosen pembimbing
Menjelaskan tujuan melakukan penyuluhan
Menjelaskan kegiatan
Mengisi Koesioner sebelum dilakukan tindakan
a. Menjelaskan koesioner
b. Membagikan koesioner
c. Mengumpulkan koesioner
2. Presentator : Mia Yunita
Tugas presentator
a. Menjelaskan tentang konsep Diri remaja
b. Menjelaskan tentang Seks Bebas
3. Demonstrasi (Latihan)
a. Teknik Relaksasi Nafas Dalam : Rati azari dan yumiko pastika
b. Teknik Hipnotis Lima Jari : hesti wulandari dan fajar ramadan
c. Senam Otak : Anatasya yolanda dan febri muthia
4. Fasilitator : hesti wulandari
Fajar ramadan
Rati azari
Tugas fasilitator:
a. Menyiapkan alat yang digunakan untuk penyuluhan seperti spidol
atau pena, kertas, leaflet
b. Membagikan kuisinoer
c. Mendukung jalannya acara
5. Observer : anatasya yolanda
Tugas observer : Mencatat dan mengobservasi jalannya kegiatan atau
acara
6. Mengisi koesioner sesudah dilakukan tindakan
- Menjelaskan koesioner
- Membagikan koesioner
- Mengumpulkan koesioner
9. Penutup
10. Dokumentasi
Lampiran Materi
A. Pengertian
Konsep tentang diri merupakan hal yang penting bagi kehidupan individu
karena konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai
situasi (Calhoun & Cocella, 1990).Konsep diri juga diangggap sebagai pemegang
peranan kunci dalam pengintegrasian kepribadian individu, didalam memotivasi
tingkah laku, serta didalam pencapaian kesehatan mental (Burns, 1993) Dari
beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep diri belum ada
saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari hasil pengalaman unik melalui eksplorasi diri
sendiri, hubungan dengan orang terdekat dan berarti bagi dirinya serta dengan
realitas dunia.Konsep diri dapat didefinisikan sebagai pengetahuan, pikiran,
perasaan dan keyakinan tentang dirinya untuk bertingkah laku sebagaimana yang
diharapkan.
B. Komponen-Komponen Konsep Diri
1) Citra tubuh : kumpulan dari sikap individu yang disadari atau tidak
disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang,
serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Pada remaja
penampilan fisik merupakan salah satu kontribusi pada kepercayaan diri
remaja
2) Ideal diri : persepsi individu bagaimana ia seharusnya berperilaku,
berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu.
Karakteristik remaja yang selalu mencoba hal yang baru tetapi lingkungan
sering memberikan standard yang tinggi terhadap remaja membuat remaja
menjadi kurang percaya diri, karena dia harus mencari identitas akan
menjadi seperti siapakah dia.
Kondisi lain yang dapat mengancam harga diri remaja menurut Hawari
(2001) adalah tuntutan yang harus dipilihnya, posisi peran, kemampuan
meraih sukses serta kemampuan berpartisipasi atau penerimaan lingkungan.
Apabila remaja tidak dapat melakukan penyesuaian dengan kondisi
tersebut, akan menyebabkan kurangnya percaya diri, akhirnya harga diri
rendah.
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan kepada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistis.
C. Respon emosi
Dengan kondisi remaja yang mengalami krisis percaya diri, banyak
remaja yang mengatasi emosi dengan cara yang positif atau negative.
Cara positif :
1. Menarik diri
2. Menjadi mudah tersinggung
3. Menunjukkan perubahan perilaku
4. Menunjukkan perubahan selera dan kebiasaan
5. Bergabung dengan geng
6. Minggat dari rumah
7. Banyak makan
8. Merokok
9. Minum-minuman keras
10. Berjudi
11. Seks bebas
12. Mengkonsumsi obat terlarang
13. Bersikap posesif
14. Menyiksa diri
15. Berusaha bunuh diri
16. Tidur
17. Menangis.
Emosi-emosi negative yang ditunjukkan oleh remaja di atas sesungguhnya
adalah salah satu bentuk dari rasa cemas yang remaja rasakan di saat mereka
merasakan konsep diri negative.
LAMPIRAN MATERI
A. Kesimpulan
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan mahasiswa dikarenakan banyak
faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut
membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan mahasiswa yang
bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu contohnya dalam berpacaran. Para
remaja dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan serta etika sehingga
dalam berpacaran lebih banyak dampak negatif dibandingkan dampak positif
seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah tentang seks bebas menyebabkan
mereka berpikir bahwa melalui seks bebaslah tersalurnya cinta dan kasih sayang.
Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam
perkembangan yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun
lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para remaja kehilangan bangku
sekolahnya, sama halnya juga para mahasiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna
hamil di luar nikah. Selain itu, hamil di luar nikah dapat berujung pada
pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh diri karena tidak siapnya
menerima kenyataan (hamil di luar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan
norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orang tua
dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya,
memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh
sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa
terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk
menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa
diandalkan untuk kebaikan negara ke depan..
B. Saran
1. Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi
tetap memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja
dengan dalam memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi
pacaran agar terhindar dari seks bebas.
2. Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,
belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan
ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul
dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada
perilaku seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan tentang segala
perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar
juga ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam
rangka menyalurkan energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada
penyaluran dorongan biologis secara langsung, misalnya dengan kegiatan.
Keolahragaan, pencinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat
mengembangkan potensi dan bakat masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Baumer, E.P., and South, S.J. 2001 “Communict effects on youth sexual activity”
Journal of Marriage and Family vol 63 pp 540-554.
Bell, R.L. 1996 Marriage and family interaction The Dorsey Press Illinois.
Gunarsa, S.D. 1985 Dasar dan teori perkembangan anak BPK Gunung Mulia
Jakarta.