Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL KEGIATAN SIMULASI

USAHA KESEHATAN JIWA SEKOLAH (UKJS)

OLEH :

KELOMPOK III

1. Anantasya Yolanda
2. Fajar Ramadhan
3. Febri Muthia
4. Hesti Wulandari
5. Karmila
6. Mia Yunita
7. Rati Azari
8. Yumiko Pastika

PROGRAM STUDI

S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBATIJAYA PADANG

2019
Lembar Pengesahan Pembimbing

Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Ns. Yola Yolanda, M.Kep J Ns. Rizka Ausrianti, M.Kep J

NIDN: NIDN:

Koor. Mata Kuliah Manajemen Psikososial

Ns. Ulfa Suryani, S.Kep, M.Kep, Sp.J

NIDN:
A. Pendahuluan
Remaja adalah generasi penerus bangsa, dimana baik buruknya suatu bangsa
ke depan tergantung bagaimana kondisi remaja sebagai generasi muda saat ini.
Secara kuantitatif yang dikatakan remaja adalah mereka yang usianya antara 12-
21 tahun. Jika kita lihat pada rentang usia itu, maka nampaklah bahwa dalam
kaidah pendidikan formal mereka sedang menikmati bangku SMP, SMA dan
kuliah di perguruan tinggi. Predikat siswa/siswi disandang bagi yang masih SMP
dan SMA, sedang predikat mahasiswa/mahasiswi disandang bagi yang kuliah di
perguruan tinggi. Artinya di pundak siswa SMP, SMA dan Mahasiswa lah
Indonesia 10-20 tahun ke depan nasib positif dan negatifnya. Jika keseluruhan
sikap dan prilaku mereka positif, maka harapan bangsa ini begitu cerah. Tapi jika
sikap dan prilaku mereka hari ini negatif, sungguh suram masa depan bangsa ini
di masa mendatang.
Sering idealita bertolak belakang dengan realita. Era globalisasi cukup
mewarnai kehidupan remaja kita terutama mereka yang masih di bangku SMP
dan SMA. Tentu kita tidak menafikan prestasi siswa-siswa yang gemilang, tapi
berbagai kenakalan remaja juga sering menghiasi media bangsa ini, baik cetak
maupun elektronika. Mulai dari tawuran antar siswa, terjerat narkoba sampai
terjerumus dalam pergaulan seks bebas. Data yang diungkap badan narkotika
nasional, hampir 3 juta remaja di Indonesia terjerat narkoba. Sementara itu,
kenakalan remaja dalam bentuk pergaulan bebas hingga ke seks bebas lebih
memprihatinkan lagi.
Jika melihat rentang usia itu berarti mereka masih di bangku SMP dan SMA.
Jika kita merenung sejenak, itu adalah angka yang didapatkan saat tahun 1988,
bagaiman kondisi saat ini ? Sekali lagi ditegaskan bahwa nasib bangsa ada di
tangan mereka, remaja khususnya siswa-siswi SMP dan SMA saat ini. Jika
mereka tidak dibentengi oleh serangan seks bebas dan obat-obat terlarang /
narkoba, maka hancurlah masa depan negeri ini. Oleh karena itu kami atas nama
tim 3 klinik keperawatan akupuntur jember dengan penuh rasa peduli
menawarkan solusi ke bapak / ibu pimpinan institusi sekolah baik SMP maupun
SMA beserta dewan guru lainnya berupa pembinaan siswa dalam bentuk
penyuluhan bahayanya seks bebas. Semua usaha ini semata-mata dilakukan demi
menyelamatkan aset bangsa yang sangat berharga ini.
B. Tujuan Pembelajaran
a) Tujuan Umum

Memberikan wawasan dan pengetahuan serta menanamkan sejak dini


tentang dampak negatif perilaku seks bebas pada Masyarakat pada umumnya
dan para remaja pada hususnya.

b) Tujuan Khusus

- Memberikan wawasan tentang dampak perilaku seks bebas


- Menjelaskan perkembangan dan konsep diri pada remaja
- Mengajarkan cara relaksasi nafas dalam
- Mengajarkan cara hipnotis lima jarti
- Mengajarkan cara senam otak
C. Strategi Pelatihan
Kegiatan UKS Jiwa akan dilaksanakan selama dua jam (2 x 45 menit) untuk
setiap sekolah

D. Jadwal Kegiatan
Kegiatan
No Waktu
Mahasiswa Siswa (Remaja)
1 5 menit Persiapan :
Menyiapkan pelaksanaan kegiatan Menyiapkan diri
(sarana dan prasarana yang memulai kegiatan
dibutuhkan di dalam kelas) UKS Jiwa

2 75 menit Pelaksanaan :
a. Memberikan penjelasan tentang a. Menyimak
perubahan-perubahan pada diri
remaja b. Menyimak
b. Memberikan penjelasan tentang
konsep diri pada Remaja (citra
diri/harga diri) c. Menyimak
c. Memberikan penjelasan tentang
masalah-masalah pada diri
remaja (tanda-tanda cemas dan
krisis percaya diri) d. Berpartisipasi
d. Memberikan kesempatan dalam diskusi
kepada remaja untuk berdiskusi
terkait materi UKS Jiwa remaja e. Berpartisipasi
e. Melakukan simulasi atau dalam kegiatan
demonstrasi langsung cara demonstrasi
mengatasi masalah pada remaja
menggunakan komunikasi
terbuka dan teknik relaksasi

3 10 menit Evaluasi
a. Memberi kesempatan pada a. Mengungkapkan
remaja untuk mengungkapkan perasaan (self
perasaan setelah mengikuti evaluation)
kegiatan b. Berpartisipasi
b. Memberi kesempatan pada aktif
remaja untuk mengulangi
teknik/cara mengatasi c. Menyepakati
masalahnya rencana tindak
c. Rencana tindak lanjut lanjut
d. Menyepakati
terminasi
d. Terminasi kegiatan

E. Metode Pelatihan
Metode yang digunakan untuk membuat makalah ini adalah metode
Observasi dan hasil wawancara yang dideskripsikan. Dengan Subyek
penelitian kami Adalah sebagai berikut :
• Subjek penelitian
a. Remaja yang berusia 17 tahun
b. Pernah melakukan perilaku seks bebas seperti : kissing, necking, petting
sampai intercourse
F. Evaluasi
1. Persiapan
a. Koordinasi dengan Puskesmas Nanggalo, Dinas Pendidikan, Sekolah-
sekolah SMP/sederajat, SMA/SMK/sederajat di wilayah Kelurahan
Katulampa dalam hal persiapan administrasi dan fasilitas lainnya
b. Mahasiswa menyiapkan sarana dan prasarana serta mempersiapkan
diri dalam hal pelaksanaan kegiatan UKS Jiwa
c. Menyebarkan surat izin ke sekolah-sekolah SMP/sederajat,
SMA/SMK/sederajat di wilayah Surau Gadang yang akan dijadikan
tempat pelaksanaan UKS Jiwa
2. Proses Pelaksanaan
a. 100% siswa (remaja) berperan aktif dalam diskusi
b. 100% siswa (remaja) berperan aktif dalam demosntrasi
c. Seluruh materi dapat tersampaikan
d. 100% siswa (remaja) mengalami peningkatan nilai pre dan post test

3. Evaluasi Hasil
Siswa (remaja) mampu mengenali perubahan-perubahan pada dirinya,
mengidentifikasi masalah yang terjadi pada dirinya dan penanganannya

G. Waktu/Tempat
1. Hari/Tanggal : Jumat/ 15 november 2019
2. Waktu : jam 10.00 Wib
3. Tempat : SMAN 12 Padang

H. Target/Sasaran
Para siswa atau siswi yang berada di SMAN 12 Padang khususnya remaja
yang berusia 12-18 tahun.
I. Setting tempat

Keterangan :

: dosen pembimbing : audiens

: presentator : fasilitator

: moderator : observer
J. Pengorganisasian
Ketua : Karmila
Sekretaris : Rati Azahri
Bendahara : Mia Yunita
Sie Acara : Yumiko Pastika
Sie Ilmiah : Hesti Wulandari
Sie Humas : Anantasya Yolanda
Sie Perlengkapan : Fajar Romadhan
Sie Dokumentasi : Fajar Romadhan
Sie Konsumsi : Febri Muthia
SUSUNAN ACARA

1. Moderator : Karmila
Tugas moderator
 Membuka acara
 Memperkenalkan anggota dan dosen pembimbing
 Menjelaskan tujuan melakukan penyuluhan
 Menjelaskan kegiatan
 Mengisi Koesioner sebelum dilakukan tindakan
a. Menjelaskan koesioner
b. Membagikan koesioner
c. Mengumpulkan koesioner
2. Presentator : Mia Yunita
Tugas presentator
a. Menjelaskan tentang konsep Diri remaja
b. Menjelaskan tentang Seks Bebas
3. Demonstrasi (Latihan)
a. Teknik Relaksasi Nafas Dalam : Rati azari dan yumiko pastika
b. Teknik Hipnotis Lima Jari : hesti wulandari dan fajar ramadan
c. Senam Otak : Anatasya yolanda dan febri muthia
4. Fasilitator : hesti wulandari
Fajar ramadan
Rati azari
Tugas fasilitator:
a. Menyiapkan alat yang digunakan untuk penyuluhan seperti spidol
atau pena, kertas, leaflet
b. Membagikan kuisinoer
c. Mendukung jalannya acara
5. Observer : anatasya yolanda
Tugas observer : Mencatat dan mengobservasi jalannya kegiatan atau
acara
6. Mengisi koesioner sesudah dilakukan tindakan
- Menjelaskan koesioner
- Membagikan koesioner
- Mengumpulkan koesioner

7. mengevaluasi kembali tentang materi yang diajarkan

8. Pemberian Doorprize dan SK UKJS

9. Penutup
10. Dokumentasi
Lampiran Materi

PERKEMBANGAN REMAJA USIA SEKOLAH (12-18 TAHUN)

Usia sekolah merupakan tahap dimana Remaja mulai membangun


kemampuan bersosialisasi, tidak bergantung pada orang tua dan menjalin
hubungan dengan teman sebaya
Remaja adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik, psikis dan
psikososial.(Dariyo, 2004)

Perkembangan psikososial remaja adalah kemampuan remaja untuk


mencapai identitas dirinya yang meliputi peran, tujuan pribadi, dan keunikan atau
ciri khas diri. Kemampuan ini tercapai melalui serangkaian tugas perkembangan
yang harus diselesaikan oleh remaja. Jika tidak dapat mencapai kemampuan
tersebut, remaja akan mengalami kebingungan peran yang berdeampak pada
rapuhnya kepribadian sehingga terjadi gangguan konsep diri.

Karakteristik perilaku remaja :

TUGAS PERKEMBANGAN PERILAKU REMAJA


Perkembangan yang normal:  Menilai diri secara objektif
Pembentukan identitas diri  Merencanakan masa depannya
 Dapat mengambil keputusan
 Menyukai dirinya
 Berinteraksi dengan lingkungannya
 Bertanggung jawab
 Mulai memperlihatkan kemandirian
Dalam keluarga
 Menyelesaikan masalah dengan
meminta bantuan orang lain yang
Menurutnya mampu
Penyimpangan perkembangan :  Tidak menemukan ciri khas
Bingung peran ( kekuatan dan kelemahan ) dirinya
 Merasa bingung, bimbang
 Tidak mempunyai rencana untuk
masa depan
 Tidak mampu berinteraksi dengan
lingkungannya
 Memiliki perilaku anti sosial
 Tidak menyukai dirinya
 Sulit mengambil keputusan
 Tidak mempunyai minat
 Tidak mandiri
KONSEP DIRI REMAJA

Individu sejak kecil telah dipengaruhi dan dibentuk oleh berbagai


pengalaman yang dijumpai dalam hubungannya dengan individu lain, terutama
orang terdekat, maupun yang didapatkan dalam peristiwa-peristiwa kehidupan.
Hal ini setelah dewasa akan mempengaruhi cara pandang individu terhadap
dirinya yang membentuk konsep dirinya

A. Pengertian

Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan


yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain (Stuart and Sundeen, 2005). Termasuk persepsi
individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungannya, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan
serta keinginannya. Hal yang senada dikatakan oleh Centi (1993) bahwa konsep
diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang berisikan mengenai bagaimana
individu melihat dirinya sendiri sebagai pribadi, merasa tentang dirinya sendiri,
menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang diharapkan.

Konsep tentang diri merupakan hal yang penting bagi kehidupan individu
karena konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai
situasi (Calhoun & Cocella, 1990).Konsep diri juga diangggap sebagai pemegang
peranan kunci dalam pengintegrasian kepribadian individu, didalam memotivasi
tingkah laku, serta didalam pencapaian kesehatan mental (Burns, 1993) Dari
beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep diri belum ada
saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari hasil pengalaman unik melalui eksplorasi diri
sendiri, hubungan dengan orang terdekat dan berarti bagi dirinya serta dengan
realitas dunia.Konsep diri dapat didefinisikan sebagai pengetahuan, pikiran,
perasaan dan keyakinan tentang dirinya untuk bertingkah laku sebagaimana yang
diharapkan.
B. Komponen-Komponen Konsep Diri

Konsep diri terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut (Stuart &Laraia,


2009)

1) Citra tubuh : kumpulan dari sikap individu yang disadari atau tidak
disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang,
serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Pada remaja
penampilan fisik merupakan salah satu kontribusi pada kepercayaan diri
remaja
2) Ideal diri : persepsi individu bagaimana ia seharusnya berperilaku,
berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu.
Karakteristik remaja yang selalu mencoba hal yang baru tetapi lingkungan
sering memberikan standard yang tinggi terhadap remaja membuat remaja
menjadi kurang percaya diri, karena dia harus mencari identitas akan
menjadi seperti siapakah dia.

3) Harga diri : penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh


dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal
dirinya (Suliswati dkk,2002 ; Stuart & Sundeen,2009). Penentuan harga diri
seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain (dicintai, dihormati dan
dihargai) yang timbul sejak kecil dan berkembang sesuai dengan
meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri anak diberi kesempatan
untuk sukses, beri penguatan / pujian yang wajar bila anak mendapat
sukses, menanamkan harapan jangan terlalu tinggi, berikan dorongan untuk
menyalurkan aspirasi dan cita-cita serta bantu untuk membentuk pertahanan
diri. Harga diri yang tinggi perasaan yang berakar dalam penerimaan diri
sendiri tanpa syarat. Walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan
kegagalan tetap merasa sebagai orang yang penting dan berharga.

Menurut Suliswati (2003) harga diri sangat mengancam pada masa


pubertas, sedangkan pada masa dewasa harga diri menjadi stabil
memberikan gambaran yang jelas tentang dirinya dan cenderung lebih
mampu menerima keberadaan dirinya. Hal ini dapat dikaitkan dengan
kematuran seseorang, dimana semakin dewasa seseorang maka semakin
lebih baik cara berfikirnya. Banyaknya perubahan yang terjadi baik fisik
maupun psikososial, serta banyaknya keputusan yang harus dibuat
menyangkut dirinya, sehingga remaja harus mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan tersebut.

Kondisi lain yang dapat mengancam harga diri remaja menurut Hawari
(2001) adalah tuntutan yang harus dipilihnya, posisi peran, kemampuan
meraih sukses serta kemampuan berpartisipasi atau penerimaan lingkungan.
Apabila remaja tidak dapat melakukan penyesuaian dengan kondisi
tersebut, akan menyebabkan kurangnya percaya diri, akhirnya harga diri
rendah.

4) Penampilan peran : serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh


lingkungan social berhubungan dengan fungsi individu diberbagai
kelompok social. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang
tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima peran yang terpilih atau
yang dipilih individu.

5) Identitas personal: penilaian individu terhadap dirinya sebagai satu


kesatuan yang utuh, berlanjut, konsisten dan unik. Hal ini berarti individu
tersebut otonom, berbeda dengan orang lain termasuk persepsinya terhadap
jenis kelamin. Pembentukan identitas dimulai sejak lahir dan berkembang
melalui siklus kehidupan terutama pada periode remaja.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Perubahan konsep diri seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.


Menurut Stuart dan Sundeen (2005) factor-faktor tersebut yaitu :

1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan kepada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistis.

2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran meliputi peran yang sesuai


jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai dengan
kebudayaan.

3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri meliputi ketidakpercayaan orang


tua, tekanan dari kelompok teman sebaya, dan perubahan dalam struktur
sosial.

Memperhatikan penjelasan diri diatas dapat diambil kesimpulan bahwa


faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah orang tua, teman sebaya,
perubahan dalam struktur social, jenis kelamin, ideal diri.

KRISIS PERCAYA DIRI DAN CEMAS PADA REMAJA

A. KRISIS PERCAYA DIRI PADA REMAJA


1. Ciri-ciri remaja sehat dengan konsep diri positif
a. Menilai diri secara objektif
b. Merencanakan untuk mengaktualisasikan kemampuannya
c. Berinteraksi dengan keluarga dan orang lain sesuai otoritasnya
d. Menyukai dirinya
e. Berfikir dan mempunyai rencana pribadi
f. Memilih gaya hidup dan minat yang baik menurutnya
g. Memperlihatkan keyakinan dan nilai yang sesuai dengan pikirannya
h. Mulai memperlihatkan kemandirian dikeluarga
i. Menyelesaikan masalah dengan meminta bantuan orang yang
menurutnya mampu
2. Ciri-ciri remaja yang mengalami konsep diri negative :
a. Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi
mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok
b. Menyimpan rasa takut / kekhawatiran terhadap penolakan
c. Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan
memandang rendah kemampuan diri sendiri – namun di lain pihak
memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri
d. Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negative
e. Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani
memasang target untuk berhasil
f. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena
undervalue diri sendiri)
g. Menempatkan / memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena
menilai dirinya tidak mampu.
h. Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib,
sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan / penerimaan serta
bantuan orang lain)
B. CEMAS PADA REMAJA
Remaja terkadang tidak menyadari, bahwa mereka pernah merasakan
suatu kecemasan.Salah satunya pada saat ulangan atau ujian nasional. Contoh
kasus : Adi adalah pelajar dari suatu SMA di daerahnya. Adi akan menghadapi
ujian nasional namun Adi merasa cemas dalam menghadapi ujian tersebut. Adi
khawatir apabila nilai ujian rendah dan tidak sesuai dengan harapan dan
keinginan diri serta orang tuanya. Adi khawatir akan mengecewakan orang
tuanya dan akan menghukum dirinya.
Kecemasan terbagi menjadi tiga macam yaitu:

1. Cemas ringan yang disebabkan oleh ketegangan yang dirasakan


remaja dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan remaja menjadi
lebih waspada.
2. Cemas sedang memungkinkan remaja untuk memusatkan pada hal
yang dirasakan saat ini penting dan mengesampingkan hal yang lain
sehingga perhatian remaja hanya pada hal yang selektif namun masih
dapat melakukan sesuatu dengan terarah.
3. Cemas berat adalah jika remaja mengalami pengurangan lapang
persepsi (persepsi menyempit) sehingga cenderung memusatkan pada
sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal
lain. Semua perilaku yang dilakukan remaja adalah untuk mengurangi
ketegangan, sehingga remaja memerlukan banyak pengarahan untuk
dapat memusatkan pada suatu area lain.

Respon-respon cemas yang ditunjukkan remaja:

a. Respon fisik: b. Respon kognitif:

1) Sering napas pendek 1) Lapang persepsi menyempit


2) Nadi dan tekanan darah naik 2) Tidak mampu menerima
3) Mulut kering rangsang luar
4) Anoreksia 3) Berfokus pada apa yang
5) Diare/konstipasi menjadi
6) Gelisah 4) Perhatiannya
7) Berkeringat
8) Tremor
c. Respons perilaku :
9) Sakit kepala
10) Sulit tidur 1) Gerakan tersentak-sentak
2) Bicara berlebihan dan cepat
3) Perasaan tidak aman

C. Respon emosi
Dengan kondisi remaja yang mengalami krisis percaya diri, banyak
remaja yang mengatasi emosi dengan cara yang positif atau negative.

Cara positif :

1. Berbicara ke orang tua atau guru


2. Berbicara dengan sahabat atau saudara
3. Menghabiskan waktu di tempat bermain
4. Menghabiskan waktu dengan computer
5. Melakukan kegiatan positif lain : olah raga, social, dll
Cara negative :

1. Menarik diri
2. Menjadi mudah tersinggung
3. Menunjukkan perubahan perilaku
4. Menunjukkan perubahan selera dan kebiasaan
5. Bergabung dengan geng
6. Minggat dari rumah
7. Banyak makan
8. Merokok
9. Minum-minuman keras
10. Berjudi
11. Seks bebas
12. Mengkonsumsi obat terlarang
13. Bersikap posesif
14. Menyiksa diri
15. Berusaha bunuh diri
16. Tidur
17. Menangis.
Emosi-emosi negative yang ditunjukkan oleh remaja di atas sesungguhnya
adalah salah satu bentuk dari rasa cemas yang remaja rasakan di saat mereka
merasakan konsep diri negative.
LAMPIRAN MATERI

PERILAKU SEKS BEBAS


A. Definisi Seks Bebas
Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan
bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang
dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini
sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah
individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang
benar.
Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang
minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin
berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Padahal
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan
mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik.
Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan
masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya.
Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para
ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16
tahun sampai dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan
sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan
dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini
pun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak
kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta
perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orang tuanya. Sedangkan
mahasiswa sudah bisa dikatakan cukup dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas
dengan pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah
calon suami yang berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya jika kita
mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat ini
pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam
memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinaan
disebabkan oleh pacaran. Bila kita menengok ke belakang tentang kebudayaan
Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hal
yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak
dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia, demikian juga dengan
budaya Islam.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominasi oleh para remaja
dan mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih
banyak lagi jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya mereka
melakukan seks bebas dengan alasan mencari uang adalah alasan sampingan, itu
semua karena mereka pun menyukai seks bebas tersebut tanpa berpikir akibat
buruk yang akan mereka tanggung. Pengertian pacaran dalam era globalisasi
informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu.
Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa
kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu
menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan
masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya. Dengan
adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik selamanya maka seorang
remaja ataupun mahasiswa akan lebih berpikir ulang untuk melakukan seks bebas.
B. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas
Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki
dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini.
Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah
ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam
pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita
HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di
luar nikah. Hal ini dikarenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki
tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja,
namun sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku
pernah melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara
umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius.
Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa
kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah
bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan
remaja ini ingin di puji dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa
memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah bergaul
adalah bukan berarti kita harus memilih-milih dalam bergaul, kita boleh saja
bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap
berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku,
karena gaul tidak harus melakukan seks bebas. Oleh karena itu kita sebagai remaja
harus membiasakan berpikir panjang ke depan sebelum melakukan sesuatu hal,
apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya bagi diri kita,
keluarga dan orang lain.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja
mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya
pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidakstabilan
emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Jauhilah
pergaulan bebas dan hal-hal negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri
kita sendiri.
Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai
dengan tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhindar dari hal-
hal tersebut. Ingatlah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa di masa
depan, oleh karena itu jika kita melakukan hal-hal yang negatif tersebut mau jadi
apa negara kita nanti. Maka mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan diri
kepada Tukan YME untuk mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar
yang paling utama di dalam diri kita sendiri.
C. Akibat dari Seks Bebas
Selain memiliki hukum haram, seka bebas memiliki akibat atau dampak yang
sangat negatif bagi si pelaku. seks bebas juga dapat menghilangkan rasa malu,
padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan
dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. Selain itu seks
bebas juga dapat berakibat:
1. Hilangnya kehormatan
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan
maupun sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan
aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada
seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia,
terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan
jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga
kehormatannya.
2. Prestasi cenderung menurun
Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks
bebas, maka pikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa
ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam
mengikuti proses belajar disekolah ataupun di perkuliahan akan menurun.
Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lain sebagainya dapat
menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.
3. Hamil di luar nikah
Hamil di luar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi si
pelaku. Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan
mengeluarkan si pelaku jika ketahuan peserta didiknya ada yang hamil.
Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil di luar nikah akan menimbulkan
rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.
4. Aborsi dan bunuh diri
Terjadinya hamil di luar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan
pikiran si pelaku, guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar
tidak merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat
berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.
5. Tercorengnya nama baik keluarga
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-
banggakan juga di idam-idamkan hamil di luar nikah. Nama baik keluarga
akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan
luka yang mendalam dihati keluarga.
6. Tekanan batin
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat
penyesalan tersebut si pelaku akan sering murung dan berpikir yang tidak
rasional.
7. Terjangkit penyakit
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit
kelamin yang mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim.
Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko
terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
8. Ketagihan
Seks bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk
melakukan hal kotor tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya karna
keinginan yang tidak terkontrol.
9. Gangguan kejiwaan
Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan
atau stres, disebabkan karna ketidakmampuan menerima kehidupan,
kurangnya persiapan mental untuk hamil serta takut terhadap hukuman
Tuhan.
D. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas
Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahasiswa dapat dicegah
dengan beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan YME
Mendekatkan diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari
perbuatan mungkar.
2. Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika
Antara lain: pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga,
kerja sama guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.
3. Menanamkan nila ketimuran
Kalangan remaja dan mahasiswa kita kebanyakan sudah tak
mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai
ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga
membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran
spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat
keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini,
harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali
untuk terjun ke seks bebas.
4. Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual
Melalui pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat
merangkang seksual seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang
berlainan jenis.
5. Pendidikan
Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan
intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat
mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan
mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga
diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu
mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
6. Pendidikan sex (sex education)
Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi
seks manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah
membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi
dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan
legal.
Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya
memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat
pergaulan bebas, Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar
dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja
saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan
anak-anaknya.
7. Penyuluhan tentang seks bebas
Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda
khususnya remaja dan mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan
bebas. Sehingga mereka dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang akan
membawa mereka pada seks bebas.
8. Menegakkan aturan hukum
Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang
sering digunakan oleh para kaula muda untuk berpacaran.
9. Jujur pada diri sendiri
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik
untuk diri masing-masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari.
Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya
mereka yang melakukan seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka
lakukan adalah salah.
10. Memperbaiki cara berkomunikasi
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina
hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap
kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi
yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya
terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.
11. Pacaran sehat
Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan seks, karena tidak
sedikit mereka yang melakukan seks bebas bersama kekasihnya. Di situlah
kita tanamkan budaya pacaran sehat tanpa seks. Berpacaran sehat itu
seperti: tidak berhubungan seks, pacar sebagai pemberi motivasi.

12. Menjauhkan diri dari berduaan di tempat sepi


Seks bebas bisa terjadi dengan dukungan suatu tempat, jadi apabila
seorang remaja atau mahasiswa yang masih polos akan mudah dirayu yang
berujung pada seks bebas. Apabila sepasang remaja atau mahasiswa
berdua di tempat yang sepi maka ada orang ketiga yaitu setan yang dapat
menjerumuskan terjadinya seks bebas.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan mahasiswa dikarenakan banyak
faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut
membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan mahasiswa yang
bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu contohnya dalam berpacaran. Para
remaja dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan serta etika sehingga
dalam berpacaran lebih banyak dampak negatif dibandingkan dampak positif
seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah tentang seks bebas menyebabkan
mereka berpikir bahwa melalui seks bebaslah tersalurnya cinta dan kasih sayang.
Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam
perkembangan yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun
lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para remaja kehilangan bangku
sekolahnya, sama halnya juga para mahasiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna
hamil di luar nikah. Selain itu, hamil di luar nikah dapat berujung pada
pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh diri karena tidak siapnya
menerima kenyataan (hamil di luar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan
norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orang tua
dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya,
memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh
sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa
terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk
menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa
diandalkan untuk kebaikan negara ke depan..
B. Saran
1. Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi
tetap memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja
dengan dalam memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi
pacaran agar terhindar dari seks bebas.
2. Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,
belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan
ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul
dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada
perilaku seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan tentang segala
perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar
juga ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam
rangka menyalurkan energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada
penyaluran dorongan biologis secara langsung, misalnya dengan kegiatan.
Keolahragaan, pencinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat
mengembangkan potensi dan bakat masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Kuswanto dan Bamabang Siswanto.(2003).Sosiologi .Solo:Tiga Serangkai

Erfani,T.2011.pergaulan bebas artikel inkonsistensi Pancasila.Fakultas


Tekhnik Universitas Jember.

Baumer, E.P., and South, S.J. 2001 “Communict effects on youth sexual activity”
Journal of Marriage and Family vol 63 pp 540-554.

Bell, R.L. 1996 Marriage and family interaction The Dorsey Press Illinois.

Cynthia, T. 2003 Hubungan antara konformitas kelompok dengan perilaku


seksual pra nikah pada remaja Skripsi (Tidak Diterbitkan) Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma Depok.

Gunarsa, S.D. 1985 Dasar dan teori perkembangan anak BPK Gunung Mulia
Jakarta.

Mangunwidjaya, Y.B. 1986 Menumbuhkan sikap religius pada anak Gramedia


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai