DISUSUN OLEH :
AINHY NARULITA
(PO713202171053)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan Hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang diberi judul
“PENGAMBILAN SPESIMEN URINE” tepat pada waktunya. Makalah ini kami buat
berdasarkan tugas yang diberikan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak sekali
kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari
pembaca sekalian yang bersifat membangun.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
Sekarang ini, banyak penyakit yang bertambah dan merajalela dalam kehidupan
masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi primadona penyakit yang
paling sering menyerang manusia.
Oleh karena itu, bagi orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya
dokter,Perawat, Bidan harus mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan
spesimen klinik. Sebagai mahasiswi, tentunya juga harus memahami betul cara
pengelolaan/penanganan spesimen.
Salah satu hal paling penting yang mendasari cara pengelolaan spesimen yaitu
harus diperhatikan tujuan pengambilan spesimen. Spesimen diambil apakah untuk
pemeriksaan mikrobiologi/patologi klinik/patologi anatomi/parasitologi. Hal ini
harus diperhatikan sebab prosedur pengelolaan spesimen pada setiap bidang
pastilah berbeda. Misalnya, antikoagulan EDTA digunakan dalam laboratorium
patologi klinik, tidak boleh untuk pemeriksaan mikrobiologi karena dapat mematikan
kuman.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN SPESIMEN
Cara kerja
URIN rutin
Urin bersih diperlukan untuk pemeriksaan urinalisa rutin. Untuk pemeriksaan urinalisa
rutin diperlukan:
Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena urin pertama cenderung
konsentrasinya lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan memiliki pH lebih rendah.
Jumlah minimal 10mL
Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat melakukannya sendiri, dengan
menampung urin pada wadah yang disediakan, kecuali klien yang lemah, mungkin
memerlukan bantuan.
Spesimen harus bebas dari feses Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1
jam), bila tidak dapat diperiksa dengan segera, urin harus dimasukan dalam lemari
es. Bila urin berada dalam suhu ruangan untuk periode waktu lama maka kristal urin
dan sel darah merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.
persiapkan peralatan
bersihkan area urinarius dengan sabun dan air atau dengan tisue khusus lalu
keringkan biarkan urin yang keluar pertama dimaksudkan untuk mendorong dan
mengeluarkan bakteri yang ada didistal, beberapa waktu kemudian tampung urin
yang ditengah. Hati-hati memegang wadah penampung agar wadah tersebut tidak
menyentuh permukaan perineum. Jumlah yang diperlukan 30-60mL.
a. Pria
pegang penis dengan satu tangan dan bersihkan ujung penis dengan gerakan
memutar dari arah tengah keluar dan menggunakan swab antiseptik
bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan kapas
setelah klien mulai mengeluarkan aliran urin buang urin pertama, pada bagian
tengah baru ditampung. letakan wadah pengumpul dibawah aliran urin dan
kumpulkan 30 – 60 ml
b. wanita
buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang tidak dominan
bersihkan daerah tersebut dengan kapas ,dari bagian depan ke belakang
bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan kapas
dengan tetap memisahkan labia, klien harus mulai mengeluarkan urin , dan
setelah aliran keluar, bagian tengah urine, letakan wadah spesimen dibawah
aliran urin dan kumpulkan 30 – 60 ml
lemari pendingin atau diberi preservatif (zat aktif tertentu) yang mencegah
pertumbuhan bakteri atau mencegah perubahan/kerusakan struktur urin.Biasanya
urin ditampung di tempat kecil lalu dipindahkan segera ke penampungan yang lebih
besar.
Spesimen urin rutin yang diambil secara acak dapat dikumpulkan dari urin
klien saat berkemih secara alami atau dari kateter foley atau kantong
pengumpul urin yang mengalami diversi urinarius
Spesimen harus bersih digunakan pada pemeriksaan urinalisis
Anjurkan klien untuk minum 30 menit sebelum prosedur dilakukan,dan hanya
120 mL urin yang dibutuhkan untuk pemeriksaan yang akurat
Setelah spesimen dikumpilkan ,perawat m,emasang tutup dengan ketat
padsa wadah spesimen,membersihkan setiap urin yang keluar mengenai
bagian wadah,meletakan wadah pada kantong plastik,dan kirim spesimem
yang telah diberi label ke labor.
Urin steril dapat diperoleh dengan mengambil urin melalui area kateter yang khusus
disiapkan untuk pengambilan urin dengan jarum suntik.Klem kateter selama kurang
lebih 30 menit jika tidak diperoleh urin waktu pengambilan. Untuk kultur urin
diperlukan 3 mL, dan 30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urin, hati-hati dalam
pengambilan agar tidak terkontaminasi.
Pengambilan specimen urin
1) Pengambilan Spesime
* Wadah Spesimen
2) Wadah spesimen urine harus bersih dan kering.
3) Dapat terbuat dari plastik atau botol gelas.
4) Mulut wadah lebar dan dapat ditutup rapat.
5) Wadah berwarna terang.
Bahan Pengawet
1) Formalin 37%.
2) Ethylene Diamine Tetra Acetat (EDTA).
Identitas Spesimen.
diberi nomor dan kode, sedangkan identitas lengkap dapat dilihat pada buku
registrasi yang berisikan nomor, tanggal, nama responden, umur, jenis kelamin, jenis
pemeriksaan,
a. Pengiriman Spesimen
1) Setelah spesimen urine terkumpul masing-masing dalam wadah/botol kecil,
kemudian dimasukan dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan diberi es
sebagai pengawet sementara (cool box).
2) Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah terbalik
atau tumpah.
3) Pengiriman harus secepat mungkin sampai ke laboratorium (tidak lebih dari 3
hari).
b. Pemeriksaan Spesimen
Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk memeriksa kadar Timah hitam
dalam urine, antara lain metoda Dithizone dan metoda Spektrofotometrik Serapan
Atom.
Pemilihan metoda pemeriksaan disesuaikan dengan kemampuan sumber daya
yang tersedia, baik tenaga, bahan pemeriksaan ataupun peralatan.