Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“PENGAMBILAN SPESIMEN URIN”


Dosen Pembimbing : H. ABD. RAHMAN, S.Pd.,S.SiT.,S.Kep.,Ns.,M.Si

DISUSUN OLEH :

AINHY NARULITA
(PO713202171053)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PAREPARE
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan Hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang diberi judul
“PENGAMBILAN SPESIMEN URINE” tepat pada waktunya. Makalah ini kami buat
berdasarkan tugas yang diberikan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak sekali
kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari
pembaca sekalian yang bersifat membangun.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

PAREPARE, 04 November 2019

PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN

Sekarang ini, banyak penyakit yang bertambah dan merajalela dalam kehidupan
masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi primadona penyakit yang
paling sering menyerang manusia.

Penyakit infeksi yang ditimbul sering diakibatkan mikroorganisme yang bersifat


patogen. Dalam pemeriksaan penyakit infeksi, biasanya dilakukan pemeriksaan fisik
dan anamnese guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain dalam menegakkan
diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang menjadi penyebab suatu
penyakit adalah dengan cara pemeriksaan spesimen.

Oleh karena itu, bagi orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya
dokter,Perawat, Bidan harus mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan
spesimen klinik. Sebagai mahasiswi, tentunya juga harus memahami betul cara
pengelolaan/penanganan spesimen.

Yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan spesimen adalah: Cara


Pengambilan/Penyimpanan/Pengiriman specimen . Adapun tujuan dari pemahaman
cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil
yang akurat dalam pemeriksaan secara makroskopis/mikroskopis dan spesimen
tidak rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium.

Salah satu hal paling penting yang mendasari cara pengelolaan spesimen yaitu
harus diperhatikan tujuan pengambilan spesimen. Spesimen diambil apakah untuk
pemeriksaan mikrobiologi/patologi klinik/patologi anatomi/parasitologi. Hal ini
harus diperhatikan sebab prosedur pengelolaan spesimen pada setiap bidang
pastilah berbeda. Misalnya, antikoagulan EDTA digunakan dalam laboratorium
patologi klinik, tidak boleh untuk pemeriksaan mikrobiologi karena dapat mematikan
kuman.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN SPESIMEN

A. PENGAMBILAN SPESIMEN URINE


Tujuan :
menetukan apakah terdapat kelainan urin yang di urai secara makroskopis ( fisik ),
sedimen / endapan ( makroskopis – mikroskopis, unsure organic – non organic ),
kimiawi, bakterialogis, maupun imunologis.tergantung pada sampel atau jenis urin
yang diperiksa.

Cara kerja

 URIN rutin

Urin bersih diperlukan untuk pemeriksaan urinalisa rutin. Untuk pemeriksaan urinalisa
rutin diperlukan:
Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena urin pertama cenderung
konsentrasinya lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan memiliki pH lebih rendah.
Jumlah minimal 10mL
Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat melakukannya sendiri, dengan
menampung urin pada wadah yang disediakan, kecuali klien yang lemah, mungkin
memerlukan bantuan.
Spesimen harus bebas dari feses Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1
jam), bila tidak dapat diperiksa dengan segera, urin harus dimasukan dalam lemari
es. Bila urin berada dalam suhu ruangan untuk periode waktu lama maka kristal urin
dan sel darah merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.

 URIN TENGAH (midstream urin specimen)


Urin tengah merupakan cara pengambilan spesiman untuk pemeriksaan kultur urin
yaitu untuk mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih.
Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi dari bakteri di permukaan kulit, namun
pengambilan dengan menggunakan kateter lebih berisiko menyebabkan
infeksi.Perlu mekanisme khusus agar spesimen yang didapat tidak terkontaminasi.

persiapkan peralatan

a. sabun,lap basah,dan handuk


Di gunakan untuk membersihkan,membilas,dan mengeringkan perineum
b. larutan anti septik
c. air steril
d. wadah spesimen steril
e. sarung tangan steril dan non steril
f. Pispot
g. label spesimen yang lengkap
h. Membilas larutan antiseptic Pengambilan dilakukan dengan cara:

bersihkan area urinarius dengan sabun dan air atau dengan tisue khusus lalu
keringkan biarkan urin yang keluar pertama dimaksudkan untuk mendorong dan
mengeluarkan bakteri yang ada didistal, beberapa waktu kemudian tampung urin
yang ditengah. Hati-hati memegang wadah penampung agar wadah tersebut tidak
menyentuh permukaan perineum. Jumlah yang diperlukan 30-60mL.
a. Pria

 pegang penis dengan satu tangan dan bersihkan ujung penis dengan gerakan
memutar dari arah tengah keluar dan menggunakan swab antiseptik
 bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan kapas
 setelah klien mulai mengeluarkan aliran urin buang urin pertama, pada bagian
tengah baru ditampung. letakan wadah pengumpul dibawah aliran urin dan
kumpulkan 30 – 60 ml
b. wanita
 buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang tidak dominan
 bersihkan daerah tersebut dengan kapas ,dari bagian depan ke belakang
 bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan kapas
 dengan tetap memisahkan labia, klien harus mulai mengeluarkan urin , dan
setelah aliran keluar, bagian tengah urine, letakan wadah spesimen dibawah
aliran urin dan kumpulkan 30 – 60 ml

Mengurangi jumlah bakteri


 Mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptik
 Urin yang pertama keluar membuang mikroorganisme yang
dalam kondisi normal terakumulasi di meatus urinarius dan
mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen
 Memungkinkan akses kemeatus uretra
 Mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptik
 Urin yang pertama keluar membuang mikroorganisme yangt
dalam kondisi normal terakumulasi di meatus urinarius dan
mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen

15 pindahkan wadah spesimen sebelum aliran urin terhenti dan sebelum


melepaskan labia atau penis.klien meyelesaikan berkemih dalam
bedpend tau toilet mencegah spesimen terkontaminasi oleh flora kulit.
16. tutup wadah spesimen dengan aman dan kuat. mempertahankan
sterilitas bagian dalam wadah
17. bersihkan urin yang mengenai bagian luar wadah,dan letakan
dikantung plastikan specimen Mencegah transfer mikroorganisme
dengan orang lain.
18. pindahkan bedpen dan bantu klien untuk dapat posisi yang nyaman
meningkatkan lingkungan yang rileks
19. berikan label pada daftar specimen mencegah identifikasi yang tidak
akurat
20. lepaskan sarung tangan dan cuci tangan mencegah transfer
mikroorgani9sme dengan orang lain
21 kirim spesimen ke labort dalam 15 menit atau m,asukan dalam lemari
es bakteri dapat berkembang biak dalam urin
22. catat tanggal dan waktu pengambilan spesimen dalam
catatan keperawatan mendokumentasikan implementasi
yang diprogramkan dokter

 URIN TAMPUNG (timed urin specimen/waktu tertentu)

Beberapa pemeriksaan urin memerlukan seluruh produksi urin yang


dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam –
24 jam. Urin tampung ini biasanya disimpan di

lemari pendingin atau diberi preservatif (zat aktif tertentu) yang mencegah
pertumbuhan bakteri atau mencegah perubahan/kerusakan struktur urin.Biasanya
urin ditampung di tempat kecil lalu dipindahkan segera ke penampungan yang lebih
besar.

Adapun tujuan pemeriksaan yang menggunakan urin tampung adalah:


 mengkaji kemampuan ginjal mengkonsentrasikan dan mendilusi urin
 menentukan penyakit gangguan metabolisme glukosa,fungsi ginjal
 menentukan kadar sesuatu dalam urin (misal: albumin, amilase, kreatinin,
hormon tertentu)

Hal yang perlu dilakukan perawat:


 Periode pengumpulan jenis ini dimulai setelah klien berkemih
 beri wadah yang telah disiapkan oleh pihak laboratorium
 setiap kali berkemih ,urin dikumpul dalam sebuah wadah yang bersih lalu
segera masukan dalam wadah yang lebih besar
 setiap spesimen harus bebas dari feses atau tisu toilet
 perawat harus mengigatkan klien untuki berkemih nsebelum defekasi
 wadah pengumpil urin perlu dimasukan dalam lemari ES

SPESIMEN URIN ACAK

 Spesimen urin rutin yang diambil secara acak dapat dikumpulkan dari urin
klien saat berkemih secara alami atau dari kateter foley atau kantong
pengumpul urin yang mengalami diversi urinarius
 Spesimen harus bersih digunakan pada pemeriksaan urinalisis
 Anjurkan klien untuk minum 30 menit sebelum prosedur dilakukan,dan hanya
120 mL urin yang dibutuhkan untuk pemeriksaan yang akurat
 Setelah spesimen dikumpilkan ,perawat m,emasang tutup dengan ketat
padsa wadah spesimen,membersihkan setiap urin yang keluar mengenai
bagian wadah,meletakan wadah pada kantong plastik,dan kirim spesimem
yang telah diberi label ke labor.

SPESIMEN KATETER INDWELLING

Urin steril dapat diperoleh dengan mengambil urin melalui area kateter yang khusus
disiapkan untuk pengambilan urin dengan jarum suntik.Klem kateter selama kurang
lebih 30 menit jika tidak diperoleh urin waktu pengambilan. Untuk kultur urin
diperlukan 3 mL, dan 30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urin, hati-hati dalam
pengambilan agar tidak terkontaminasi.
 Pengambilan specimen urin
1) Pengambilan Spesime
* Wadah Spesimen
2) Wadah spesimen urine harus bersih dan kering.
3) Dapat terbuat dari plastik atau botol gelas.
4) Mulut wadah lebar dan dapat ditutup rapat.
5) Wadah berwarna terang.

 Bahan Pengawet
1) Formalin 37%.
2) Ethylene Diamine Tetra Acetat (EDTA).

 Cara Pengambilan Spesimen


1) Urine ditampung selama 24 jam
2) Urine yang telah ditampung diambil sebanyak 50 – 100 ml, kemudian tambahkan
dengan 2 ml formalin 27% atau 100 mg EDTA, kemudian kocok hingga homogen.

 Identitas Spesimen.
diberi nomor dan kode, sedangkan identitas lengkap dapat dilihat pada buku
registrasi yang berisikan nomor, tanggal, nama responden, umur, jenis kelamin, jenis
pemeriksaan,

a. Pengiriman Spesimen
1) Setelah spesimen urine terkumpul masing-masing dalam wadah/botol kecil,
kemudian dimasukan dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan diberi es
sebagai pengawet sementara (cool box).
2) Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah terbalik
atau tumpah.
3) Pengiriman harus secepat mungkin sampai ke laboratorium (tidak lebih dari 3
hari).
b. Pemeriksaan Spesimen
Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk memeriksa kadar Timah hitam
dalam urine, antara lain metoda Dithizone dan metoda Spektrofotometrik Serapan
Atom.
Pemilihan metoda pemeriksaan disesuaikan dengan kemampuan sumber daya
yang tersedia, baik tenaga, bahan pemeriksaan ataupun peralatan.

Anda mungkin juga menyukai